NovelToon NovelToon

Taubatnya Sang Mafia

Samuel Alponso

Dooor....

Dooor...

Door...

Seorang pria bertubuh kekar. Baru saja mencabut nyawa anak buahnya. Ia melakukan itu, tentu ada alasannya. Anak buah kepercayaannya itu telah berkhianat padanya. Ia dicurangi, harga dirinya serasa diinjak-injak. Ya, pria berbadan kekar itu sangat kejam. Dia seorang mafia. Terkenal sangat dingin dan kejam, apalagi di dunia hitamnya. Ia tak akan segan-segan membunuh siapapun terutama musuhnya. Tak ada yang dapat melawannya.

Gangster yang paling membahayakan di negaranya, suka menyebarkan kekerasan, melakukan penyelundupan, dan hobi melakukan pembunuhan. Siapapun yang menentang keinginannya, siap-siaplah menghadap Tuhan-NYA.

"Mark, siapkan semuanya. Aku harus meninggalkan Mansion ini. Semua aset kamu amankan. Jikalau aku mati, aku harap. Kamu tetap bisa selamatkan diri." Ujar pria itu dengan tegas. Aura pria yang bicara itu sungguh sangat mengerikan.

Dia adalah Samuel Alponso. Usianya baru 30 tahun, tapi ia sudah jadi bos mafia sejak usia 25 tahun. Tadinya ia hanya anak buah sebuah gengsters tapi, kecerdasannya membuatnya jadi raja kejahatan.

Di usianya yang baru 25 tahun, Samuel telah jadi bos mafia besar di negara itu. Dia ngurusin rumah prostitusi, klub malam, Narkoba, tempat perjudian, restoran, sampai pabrik bir. Dan jual organ dalam manusia.

Selain itu, Samuel mengakali dengan bikin obat palsu, kemudian dijual ke toko obat. Padahal, yang dijual itu adalah minuman keras Para gangster juga nyelundupin alkohol ilegal dari luar negara.

"Laksanakan..!" Mark keluar dari ruangan itu. Ia akan menyiapkan pesawat tempur. Samuel akan terbang ke pulau pribadi yang ia beli, dan tak masuk peta di negara kita ini. Ia akan tinggal di sana untuk sementara waktu, sebelum masalahnya aman. Tak butuh waktu 5 menit, untuk mengatur semuanya. Kini Mark sudah berada di ruang tempat Samuel Alponso berada.

Jasad anak buah yang berkhianat, masih terbujur kaku di lantai.

Dari bisnis miras bajakan dan penyelundupan, Samuel sudah dapat uang 300 juta dolar Amerika per tahun, setara dengan 4.005 triliun rupiah per tahun. Sungguh penghasilan yang membangongkan.

Samuel dalam kurung lika tahun ini, langsung menjadi celebrity gangster. Dia suka menampilkan kemewahan dan terekspos publik. Pers jadi suka ngikutin dia ke manapun.

Bos mafia Batak itu juga suka menampakkan dirinya orang yang dermawan. Dia suka ngasih tip gede ke pelayan, bagi-bagi batu bara dan pakaian kepada yang membutuhkan, bahkan bikin dapur umum buat para tunawisma yang bagi korban bencana alam.

Karena dianggap suka berbagi, Samuel kemudian dijuluki masyarakat sebagai Robin Hood Modern dan disukai banyak orang. Padahal, mereka belum tahu aja kalau Samuel Alponso adalah juga pembunuh berdarah dingin.

Samuel, merapikan jas nya. Padahal Jas nya sudah rapi sejak tadi. Ya, jika dilihat sekilas. Penampilan Samuel sangatlah rapi. Ia lebih cocok jadi seorang CEO. Tapi, nyatanya ia seorang mafia.

"Tetap selalu bersama. Ke mana pun bos pergi." Jawab Mark tegas. Ia sangat setia pada Samuel

Ia tak mau tinggal di mansion ini. Memang, Mark tak akan kena jerat hukum. Karena ia tak bersalah. Semua kesalahan ada pada bos nya.

Samuel terharu melihat kesetiaan Mark. Ia tersenyum penuh kebanggaan pada anak buahnya itu. Kemudian Samuel menoleh ke mayat yang terkapar di hadapannya.

"Lempar mayatnya ke penangkaran buaya. Pengkhianat harus merasakan gigitan dari buaya buas itu, walau ia telah jadi mayat" Teriak sang mafia bernama Samuel pada sang anak buah. Rahangnya masih mengeras, dengan muka yang memerah. Ia tak terima, telah dikhianati oleh anak buah kepercayaannya. Kerajaan bisnis yang ia bangun hancur sudah di tangan orang kepercayaannya.

"Siap Bos!" Jawab sang anak buah tegas. Jasad pria yang berlumur darah itu diseret menuju kumpulan buaya yang tak jauh dari mansion itu. Sang mafia sangat kecewa. Hingga mayat pria itu harus habis di makan hewan buas itu. Biasanya mereka berbisnis organ dalam manusia. Setiap pengkhianat organ dalamnya dijual. Tapi, kali ini berbeda. Kekecewaan yang mendalam, membuat sang bos tak ingin ada sisa dari jasad pria itu.

Samuel meraih sapu tangan yang disodorkan sang asisten. Ia usap lembut pistol yang ia gunakan mencabut nyawa amak buah yang berkhianat itu.

Sang asisten yang bernama Mark, hanya bisa menatap Samuel dengan penuh kekhawatirannya. Masalah besar telah di depan mata. Karena, anak buahnya telah berkhianat. Bisa dipastikan dalam hitungan jam Markas mereka ini akan di kepung pihak kepolisian.

Samuel menyeret langkahnya ke ruang kerjanya. Ia dudukkan bokongnya di kursi kerajaannya.

Hhufft..

Samuel menghela napas dalam dan panjang. Firasat telah ia rasakan. Sudah saatnya .asa kejayaan hancur. Ya, tak ada yang kekal di dunia ini. Semuanya ada massanya. Samuel, hanya bisa menjalankan bisnis gelapnya selama 5 tahun.

Sang anak buah telah berkhianat. Sehingga pihak kepolisian dengan gampang bisa mengumpulkan kejahatannya yang tersembunyi rapat.

Dari ratusan pembunuhan yang dilakukan Samuel. kasus terbesar yang melibatkan Samuel adalah Pembantaian Hari Idul Fitri. Ya, hari yang seharusnya penuh kasih sayang, penuh maaf antar sesama, malah justru penuh darah.

Waktu itu, mafia bernama Fredy, iri sama kesuksesan bisnis miras Samuel. Akhirnya Fredy berencana buat membunuh Samuel. Samuel tahu rencana Fredy, dan akhirnya menyusun rencana buat balas dendam kepada Fredy. Sebelum Fredy bertindak, Samuel harus terlebih dahulu beraksi.

Pada, 1Syawal 1441 H. Samuel menyuruh temannya yang bernama Albert buat nyamar jadi polisi. Albert masuk ke markas Freedy dan menembak mati 7 anak buahnya. Namun, Fredy lolos dari serangan itu. Tapi, saudari perempuannya diculik oleh Albert dan Memberikannya pada Samuel.

Samuel yang dendam berkarat pada Fredy menodai dengan brutal adiknya Fredy dan setelah itu. Ia minta anak buahnya melempar wanita itu ke hutan belantara. Ia sama sekali tak kasihan pada wanita itu.

Meskipun Samuel nggak ikut ke TKP, publik pada curiga kalau Samuel terlibat. Nama baik Samuel sebagai pengusaha yang dermawan berubah menjadi “Musuh Publik Nomor Satu”. Apalagi rumor yang beredar, kalau ia memper -kosa seorang wanita dan membuangnya dalam keadaan tragis.

Pembantaian Hari Raya Idul fitri itu, benar-benar bikin heboh seantero jagat raya. Presiden kita saat itu, ikut geram dengan kejahatan yang dilakukan oleh Samuel.

Pemerintah mencari cara buat memenjarakan Samuel. Pemerintah mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran yang pernah dilakukan Samuel hingga dua tahun lebih, dengan memanfaatkan anak buahnya Samuel. Finally, terkumpulah bukti-bukti kalau Samuel tidak pernah bayar pajak dan melanggar Prohibition. (Prohibition \= Melanggar hukum)

Atas kasus inilah, Samuel akan melarikan diri. Padahal, Samuel selalu menyetor uang pajak pada pemerintah, bahkan uang sogok pada kepolisian, agar polisi tak mau mencampuri bisnis haramnya. Tapi, pengkhianatan anak buahnya telah menghancurkannya.

***

Bersambung.

Jangan lupa like, comentar positif, subcribe dan vote nya guys. Agar, author semangat! 😁

Buronan

Atas kasus inilah, Samuel akan melarikan diri. Padahal, Samuel selalu menyetor uang pajak pada pemerintahan, bahkan uang sogok pada kepolisian, agar polisi tak mau mencampuri bisnis haramnya. Tapi, pengkhianatan anak buahnya telah menghancurkannya.

"Bos sudah saatnya kita pergi."Ujar Mark, sang asisten dengan ekspresi datarnya. Ia tak menyangka masa mereka telah habis. Kejayaan mereka telah runtuh, akibat pengkhianatan sang anak buah.

Samuel beranjak dari tempat duduknya. Ia sama sekali tak menjawab ucapan sang asisten. Karena Samuel adalah tipe pria yang pelit bicara. Ia lebih banyak bertindak dari pada ngoceh. Bahkan, ia tak pernah curhat kesiapapun. Padahal jujur, ia sangat ingin memiliki teman cerita. Semua kegundahan dalam hatinya ia pendam.

Samuel dan asisten Mark, kini telah menaiki jet pribadinya, yang juga bisa berfungsi sebagai pesawat tempur. Baru juga lepas landas di ketinggian 20 meter. Dari atas sudah terlihat iring iringan mobil Polisi memasuki mansionnya. Ini adalah hunian termegah dan terbesar miliknya Samuel. Walau sebenarnya di setiap kota besar, dia memiliki rumah. Luas bangunannya ini 2 ha, sedangkan luas areal itu adalah 10 hektar. Di pekarangan mansion itu juga terdapat kebun binatang. Landasan pacu udara, serta tempat penyimpanan barang selundupan, dan juga gudang penyimpanan minuman ber alkohol yang ia produksi secara Ilegal.

Samuel tak mau menatap berlama-lama ke rumah utamanya itu. Ia kini fokus sedang memikirkan rencananya di tempat hunian barunya. Di sebuah pulau terpencil dan tak terbaca oleh peta.

"Bos, astaga. Kita dikuntit!" Lapor sang pilot dengan paniknya.

Samuel tak gentar akan laporan pilot handle nya itu. Ia tak takut ditangkap atau mati. Ia hanya berusaha menyelamatkan diri. Karena ia masih ingin hidup dan berbuat baik pada sesama. Jika ia harus mati juga di pesawat ini, dia sudah siap.

Serangan tembakan dilancarkan oleh Pesawat kepolisian ke pesawat tempurnya Samuel. Pilot yang handle bisa mengelakkan serangan tembakan itu. Tapi, sang pilot tak jamin mereka akan aman jika terus dapat serangan.

Ciuuss...

Asap terlihat jelas di atmosfer, serangan pesawat militer tidak tepat sasaran. Aksi di udara terlihat sangat tegang. Apalagi, di saat pesawat tempurnya Samuel, membalas serangan pesawat militer. Lawan tak seimbang. Ada tiga pesawat tempur yang menyerang pesawat nya Samuel.

"Siapkan semuanya. Kita terjun dari pesawat ini. Sandy, Mark, Lisa, dan Robert. Pakai parasut!" titah Samuel tegas. Semua anak buahnya sudah disiapkan mental untuk tidak takut mati. Samuel bisa prediksi, jumlah pesawat tempur akan bertambah untuk menaklukkan mereka

Pilot Sandy mengambil jalur yang cocok untuk mereka mendarat dengan terjun payung. Karena merkea sudah pastikan, pesawat yang mereka tumpangi sekarang, akan dihancurkan polisi militer. Tapi, pilot Sandy tetap saja melancarkan serangannya.

Puawrr...

Puaarr...

Kembali mereka diserang dengan tembakan dari pesawat militer.

Ciuuss...

Kali ini pesawat nya Samuel yang menyerang. Dan tepat sasaran. Satu pesawat tempur angkatan udara meledak.

"Yes...!" teriak Pilot senang.

Beda dengan Samuel, yang tak bangga akan keberhasilan mereka menghancurkan satu pesawat polisi itu. Ia sudah yakin, Kalau mereka akan kalah.

"Kita harus terjun. Lawan kita banyak. Ini tak sebanding lagi. Kalau kita tetap di sini. Kita hanya tinggal abu."

"Iya bos. Kami siap terjun!" sahut Mark dengan semangat pantang menyerah. Tangannya ia kepal dan acungkan.

"Siap....!" Teriak Samuel, mempertegas intruksinya

"Siap bos..!"

Mereka pun terjun payung secara terpisah. Tentu saja Pilot dan Co pilot yang terakhir terjun. Dan sekarang pesawat tempur mereka tak ada yang kendalikan.

Dan

Duarr

Pesawat yang Di tumpangi Samuel, kena tembak. Dan hancur. Apalagi sudah tak ada yang jadi pilotnya. Suara ledakan terdengar keras. Tekanan udaranya bahkan terasa ke Samuel dan anak buahnya saat ini. Yang membuat mereka kena melayang dengan tak seimbang.

Ternyata mengambil keputusan untuk terjun payung bukan solusi yang tepat dan aman. Polisi Militer tetap saja menembakkan serangan ke arah mereka saat ini. Bahkan Samuel bisa melihat Co pilotnya, Robert. Parasutnya telah rusak akibat kena tembakan, dari serangan Polisi Militer. Robert tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Dia pun terjun bebas dan tidak tahu kemana mendaratnya. Yang Jelas, saat ini mereka telah berada di atas hutan yang lebat. Tujuan untuk lari ke pulau yang tak terbaca peta masih sangat jauh.

Samuel yang lihai olah raga terjun payung, bisa mengelak dari serangan pesawat tempur itu. Keadaan Di udara semakin tegang. Di mana, semua anak buahnya Samuel, sepertinya sudah kena bidik polisi. Dan jatuh ke hutan belantara.

Samuel berang, Samuel emosi. Tak terima anak buahnya tewas dalam pelarian mereka. Sungguh, kali ini. Dewa fortuna tak memihak Samuel. Ia apes, sangat apes. Hari ini sepertinya tamatlah riwayatnya. Dan hanya akan tinggal nama.

Dooor

"Aauuww... !" teriak Samuel, sepertinya salah satu organ tubuhnya telah kena sasaran tembak polisi.

"Hahhaha... Kita akan dapat penghargaan. Mafia Sampret, telah tewas.... Yes...!" teriak para polisi yang ada di dalam pesawat tempur.

Para polisi membuat gelar Samuel, sebagai Mafia Sampret.

Kalau Samuel masih hidup dan ditemukan di dalam hutan itu. Dia akan diadili, dan kemungkinan besar akan di hukum mati, atau penjara seumur hidup.

Sepertinya Samuel, akan bertaubat di dalam penjara.

***

Bersambung

Terjatuh

Dooor

"Aauuww... !" teriak Samuel, sepertinya salah satu organ tubuhnya telah kena sasaran tembak polisi.

"Hahhaha... Kita akan dapat penghargaan. Mafia Sampret, telah tewas.... Yes...!" teriak para polisi yang ada di dalam pesawat tempur.

Para polisi membuat gelar Samuel, sebagai Mafia Sampret.

Kalau Samuel masih hidup dan ditemukan di dalam hutan itu. Dia akan diadili, dan kemungkinan besar akan di hukum mati, atau penjara seumur hidup.

Sepertinya Samuel, akan bertaubat di dalam penjara.

Braakk...

Braakk...

Samuel tak bisa lagi menyeimbangkan tubuhtnya. Karena parasut terjun payungnya sudah rusak parah. Hal itu membuatnya terjatuh, akibat gravitasi bumi. Tubuhnya terjatuh ke dahan dahan pohon yang tinggi dan besar besar itu.

"Aarrggkk... Arrgghkk...!_

Samuel tak bisa menahankan sakit di sekujur tubuhnya lagi. Ia hanya bisa berteriak untuk mengurangi rasa sakit itu. Otot tubuhnya membentur ke dahan-dahan pohon yang besar. Dan itu rasa nya, sangat menyakitkan sekali.

Praakk...

Praakk..

Samuel memang mengenakan baju yang safety. Ia bisa aman dari goresan benda tajam. Tetapi tubuhnya yang terbentur keras ke dahan pohon yang besar itu tentu saja membuat tulangnya patah dan retak. Tingginya tempat Ia terjatuh. Cukup membuat tekanan yang hebat, antara tubuhnya ke dahan pohon yang keras itu. Sepertinya tulangnya sudah hancur.

Aarrrggkk...

Samuel tak bisa menahan sakit di sekujur tubuhnya lagi. penglihatan sudah berkunang-kunang. Ditambah kakinya ternyata kena tembak. Hal itu membuat rasa sakit yang amat di kakinya. Kepalanya juga sakit seperti ditokok palu godam. Ia lemah, ia pasrahkan tubuhnya menghantam dahan-dahan yang dilalui tubuhnya saat jatuh. Ia menutup mata, pasrah jika harus mati. Karena ia tak tahu sampai kapan ia akan menyentuh tanah.

Ngik..

Ngik...

Ngik..

Suara jangkrik dan hewan lainnya, terdengar samar di telinganya Samuel.

" Tidak.... Hentikan.... Jangan Siksa aku....! Aku tak mau dibakar....!" teriaknya disaat sudah terbangun

Deg

Samuel membuka kedua matanya. Gelap....! Ia tak bisa melihat apapun. Bahkan cahaya bulan tak ada sama sekali.

"A,aku Di mana?" Samuel heboh sendiri. Ia bisa rasakan kalau saat ini, ia sedang tergantung di atas pohon. Tepatnya parasutnya nyangkut di dahan pohon saat ia terjun bebas. Sky pikir, dirinya akan terjatuh dan ia akan mati. Ternyata ia hanya pingsan. Dan saat ia pingsan. Ia mimpi, sedang berada di neraka. Dan Sepertinya ia sudah lama sekali tertidur. Tadi saat jatuh, masih sore dan sekarang sudah larut malam.

"Aarrrgkk.... Tidak....! ini lebih menyakitkan dari pada kematian... Aku lebih baik mati, dari pada terdampar di hutan belantara ini....!"

pria itu sempat-sempatnya berteriak di hutan yang gelap gulita itu. Sepertinya ia sudah sangat frustasi. Yang ia dengar hanya suara jangkrik, kodok dan hewan-hewan penghuni hutan itu. Bahkan ia juga mendengar auman dari Serigala dan harimau serta suara burung hantu. Sungguh suasana yang sangat mengerikan.

Kreekk... Suara dahan retak terdengar mengerikan di telinganya Samuel.

Dan benar saja, kini dahan tempat ia menggantung, Sepertinya akan patah. Hal itu membuat Sky sangat panik. Ia belum mau terjatuh ke bawah di saat gelap gulita begini. Ia tak tahu situasi di bawah. Walau ia dengar suara gemercik air. Tapi, ia tak tahu pasti, apa ia ada tergantung di dahan, yang landasannya sungai. Atau di darat, yang banyak batunya. Kalau ia terjatuh, terus kepalanya membentur batu, maka tamatlah riwayatnya.

Kreekk

Suara retakan dahan semakin jelas dan kuat terdengar. Bahkan tubuhnya sudah bergerak turun dari ketinggian semula.

"Tidak..... Ya Tuhan Yesus.... Ampuni Dosaku..!'

Praakk..

Praak...

Praakk...

Tubuhnya kembali membentur dahan dahan. . Parasut sudah lepas dari dahan yang menahannya.

Byyuuurr...

Ia pun terjatuh ke sebuah sungai yang airnya cukup deras. Ia yang tak bisa melihat keadaan sekitar. Tak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Jadilah ia terombang ambing dibawa arus sungai.

" Aauuggwwkk...!"

Di dalam air yang deras. Samuel meluapkan kesakitannya disaat tubuhnya terbentur ke batu. Hingga benturan untuk keempat kalinya di bagian kepalanya. Ia pun tak sadarkan diri lagi.

***

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!