Kehidupan umat manusia telah sampai di tahun 3100. Namun, kehidupan manusia di masa depan ini sangat jauh dari kata canggih dan modern. Sebaliknya, kehidupan umat manusia penuh dengan penderitaan akibat kutukan dari tiga belas hantu legenda.
Kutukan itu mengakibatkan kematian yang tak terhitung jumlahnya, kutukan yang menyebabkan banyak makhluk berkekuatan tinggi datang dan membantai milyaran manusia tak berdosa.
Beruntungnya, manusia mulai berevolusi dan memiliki sesosok malaikat penjaga yang mereka sebut dengan Angel. Umumnya Angel akan muncul pada manusia pada umur sembilan belas tahun.
Namun, tidak semua manusia memiliki Angel, hanya mereka yang terpilihlah yang memilikinya. Para manusia yang memiliki kekuatan Angel itulah yang selama ini bertugas untuk melindungi manusia dari gangguan-gangguan makhluk yang mengerikan.
Kutukan dan kekuatan ke 13 hantu legenda sangatlah kuat, bahkan kekuatan Angel milik manusia masih belum bisa untuk mengimbangi kekuatan ke 13 hantu legenda.
Kita akan berkenalan dengan karakter utama pada cerita ini, ia adalah Arthur, seorang remaja berumur 19 tahun. Ia sudah hidup sebatang kara semenjak umur 15 tahun, kedua orang tuanya sudah meninggal akibat di bunuh oleh makhluk kutukan yang di utus oleh salah satu hantu legenda.
Arthur sudah menyimpan dendam kepada para hantu legenda itu sejak lama, ia telah bersumpah kepada dirinya sendiri untuk membunuh ke 13 hantu legenda itu dengan kekuatan dari Angelnya sendiri.
Namun, justru karena hal itulah Arthur di kucilkan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka memandang Arthur dengan aneh, manusia yang memiliki kekuatan Angel seperti Arthur sulit untuk di terima orang-orang di sekitarnya.
"Hei lihatlah orang yang akan membunuh hantu legenda telah datang!"
"Wah! Ayo cepat kita sembunyi!"
Cacian dan hinaan seperti itu sudah sering Arthur dengar, ia yang saat ini hanya berjalan santai di depan tempat tinggal koloninya tidak luput dari hinaan seperti itu.
"Cih, orang yang tidak memiliki Angel seperti kalian tidak layak untuk menghinaku!" Arthur balik membalas ejekan itu dengan menjulurkan lidahnya.
"Hahaha, dasar manusia aneh!! Memangnya ada manusia yang miliki makhluk aneh sepertimu?"
"Angel milikku ini bisa melawan hantu apapun!!" Seru Arthur kepada orang yang mengejeknya.
Karena tidak ingin berdebat lebih jauh, Arthur lebih memilih untuk pergi. Jujur, ia sendiri sebenarnya juga sudah muak karena terus-menerus di caci maki oleh orang-orang di koloninya sendiri.
Namun, Arthur berusaha untuk memahami hal itu karena orang-orang yang mencacinya adalah orang-orang yang depresi akibat kehilangan orang yang mereka cintai, entah itu keluarganya ataupun temannya.
"Sungguh, mereka itu benar-benar menjengkelkan sekali, kenapa tidak ada satupun dari mereka yang mau mendukungku" Arthur menendang-nendang sebuah batu kecil sembari ia berjalan.
Arthur tengah berjalan sendirian menuju ke arah hutan, ia memang suka berjalan sendirian menuju ke hutan untuk mencari hantu dan membunuhnya agar para hantu itu tidak menggangu koloninya.
Arthur terus melangkahkan kakinya menuju ke dalam hutan, suasana mistis dan creepy sangat terasa begitu Arthur masuk lebih dalam ke hutan.
Ia paham betul kalau hutan ini sangat angker dan hutan ini juga merupakan rumah dari berbagai macam hantu, Arthur bertekad ingin memusnahkan semua hantu yang berada di hutan itu sebelum menghadapi ke 13 hantu legenda.
Manusia...
Arthur seketika berhenti ketika ia mendengar sebuah bisikan yang terdengar di telinganya. Arthur tau siapa yang melakukan bisikan itu, tidak ada manusia yang berani memasuki hutan ini kecuali dirinya, berarti sudah jelas kalau yang melakukan bisikan itu adalah salah satu hantu penunggu hutan.
"Keluarlah!! Tunjukkan dirimu sekarang!" Bukannya merasa takut dan kabur, Arthur justru menantang hantu itu untuk keluar dan menghadapinya.
Cari aku....
Suara bisikan itu kini berubah arah, seolah-olah sekarang bisikan itu datang dari sebelah kirinya.
Arthur dengan sigap memasang kuda-kudanya, ia sudah bersiap untuk memanggil Angelnya sekarang.
Aku melihatmu dari sini...
Lagi-lagi, suara bisikan itu berubah arah, kini suara itu seolah datang dari belakang Arthur. Arthur pun merubah posisinya, ia menajamkan pendengaran dan penglihatannya berusaha untuk mencari hantu yang menerornya itu.
Kena kau....
"Akhhh!!" Arthur terkejut ketika kakinya terjerat oleh helaian rambut yang sangat panjang.
Rambut itu menyeret kaki Arthur dan menggantungnya di atas pohon dengan posisi terbalik.
Setelah itu, muncullah sesosok yang sedari tadi meneror Arthur. Sesosok perempuan berambut panjang dengan menggunakan gaun putih telah muncul di hadapan Arthur yang sedang tergantung sekarang.
Hihihi manusia, akhirnya aku mendapatkan mangsa hari ini...
Suara menyeramkan dari hantu wanita itu seolah membuat seluruh bulu kuduk Arthur berdiri.
Arthur menatap ke arah hantu itu dengan wajah yang sedikit pucat, namun sebisa mungkin ia mencoba untuk menenangkan dirinya agar bisa memanggil Angelnya.
"Cih, aku sangat membenci hantu wanita sepertimu!!" Ucap Arthur kepada hantu wanita itu.
Aku juga sangat membenci manusia sombong sepertimu!! Aaaaaaaaaa!!!!!!!!
Hantu wanita itu berteriak dengan kencang, Arthur sontak menutup kedua telinganya agar gendang telinganya tidak pecah akibat suara keras yang di keluarkan oleh hantu tersebut.
"Ahhh, sialan!! Red Devil! " Arthur yang sudah tidak tahan langsung memanggil Angelnya untuk keluar.
Seketika, muncullah sesosok makhluk berwarna merah dan membawa sebuah trisula di tangannya.
Itulah Angel yang di miliki oleh Arthur, Angel yang selama ini terus menjaganya dan membantunya untuk memusnahkan hantu-hantu yang Arthur temui.
"Heh, ucapkan kata-kata terakhirmu!!" Arthur menatap tajam ke arah hantu yang berada di depannya tersebut.
Namun, sebelum Angel milik Arthur menyerang hantu wanita itu, sehelai rambut tiba-tiba mencekik leher Arthur dengan sangat kuat.
Aaaaaa.....
Hantu wanita itu kembali berteriak dengan kencang, sementara Arthur terus mencoba melepaskan rambut yang mencekik lehernya.
Perlahan-lahan, tenaga Arthur mulai hilang, cekikan yang ia rasakan amatlah kuat hingga membuatnya kesulitan bernafas.
Karena fokus Arthur yang teralihkan oleh rasa sakit, Red Devil pun juga ikut menghilang.
Kunci kekuatan pengguna Angel adalah fokusnya, tidak peduli se sengit apapun pertempuran yang di hadapi dalam melawan hantu, pengguna Angel tidak boleh kehilangan fokusnya sama sekali.
Karena jika fokusnya hilang, Angel mereka juga akan ikut hilang. Para hantu itu hanya bisa di lukai atau di bunuh menggunakan kekuatan Angel.
"S-sialan!!" Arthur hampir kehabisan nafas, namun rambut yang mencekik lehernya masih belum terlepas.
Hihihi....
Hantu wanita itu kembali tertawa ketika melihat Arthur mulai melemah.
"A-aku harus fokus kembali" Arthur mulai menenangkan dirinya sendiri agar bisa kembali fokus.
Arthur memang tidak boleh panik sekarang, walaupun saat ini nyawanya berada dalam posisi terancam. Arthur harus bisa mengembalikan fokusnya agar bisa memanggil Angelnya kembali.
Aku tidak akan membiarkanmu memanggil Angelmu lagi!!
Hantu wanita itu nampaknya mengetahui rencana Arthur. Oleh karena itu, hantu wanita itu langsung berpindah tempat menuju ke atas pohon untuk menghindari jangkauan serangan Arthur.
Sekarang kau tidak akan bisa menyentuhku...
"R-Red, Devil" ucap Arthur dengan terbata-bata.
Beruntungnya, Arthur bisa kembali fokus dan memanggil Angelnya kembali. Namun karena Angel milik Arthur adalah tipe melee, ia tentu saja tidak bisa menyerang hantu wanita kalau ia tidak mendekatinya.
Dengan posisi Arthur yang masih tercekik sekarang, mustahil ia bisa mendekati hantu itu tanpa melepaskan cekikannya terlebih dahulu.
Sia-sia saja, kematianmu sudah dekat...
Hihihi....
Hantu itu terus mengeluarkan suara tawa seramnya. Namun, Arthur adalah tipe orang yang pandai dalam pertarungan, ia mengeluarkan Angelnya bukan untuk menyerang hantu itu, melainkan untuk melepaskan rambut yang menjerat lehernya.
*Zing.....
Dalam sekejap mata, rambut yang melilit seluruh tubuh Arthur langsung terlepas ketika Red Devil mengayunkan trisulanya.
"Uhuk-uhukk" Arthur mencoba untuk mengatur nafasnya kembali setelah berhasil melepaskan diri.
Kau!!
Hantu itu terlihat tidak percaya rambut miliknya bisa di potong dengan mudah oleh Angel milik Arthur.
Aaaaaaa!!!!
Hantu wanita itu kembali berteriak dan menyerang Arthur dengan rambutnya. Namun, Arthur bisa dengan mudah menghindari rambut-rambut itu dan berlari ke arah hantu itu berdiri.
"Bersiaplah untuk pembalasanku!!" Seru Arthur ketika ia berlari.
Dengan di ikuti oleh Red Devil di belakangnya, Arthur berhenti dan mengayunkan tangannya, Red Devil pun melompat dan mencoba untuk mengayunkan trisulanya ke arah hantu wanita tersebut.
Namun, lagi-lagi sebelum trisula itu menyentuh tubuh hantu itu, tiba-tiba hantu itu kembali menghilang dari tempatnya.
Hihihi....
Mendengar suara tawa itu lagi, Arthur memejamkan matanya. Ia mencoba untuk menajamkan pendengarannya kembali, Arthur mencoba untuk merasakan setiap hawa yang ia rasakan saat ini.
"Disana!!!" Arthur berteriak dan menunjuk ke arah salah satu dahan pohon.
Arghh.....
Red Devil ikut berteriak dan melemparkan trisulanya ke arah dahan pohon tersebut. Trisula itu melesat melebihi kecepatan peluru dan hampir mustahil untuk di hindari.
**Jleb...
Aaaaaaa*!!!!
Di luar dugaan, trisula milik Red Devil berhasil menusuk tubuh hantu wanita itu yang sedang menghilang dan bersembunyi di dahan pohon.
Samar-samar, tubuh hantu wanita itu mulai terlihat kembali dengan trisula milik Red Devil yang menusuk perutnya. Perlahan-lahan, tubuh hantu wanita itu mulai hancur menjadi debu.
Arthur tersenyum, ia sudah berhasil mengalahkan hantu itu sekarang. Hantu wanita itu sebenarnya termasuk dalam kategori hantu Lemah karena bisa di kalahkan hanya dengan satu tusukan.
Namun, hantu wanita yang berada di kategori lemah itu hampir saja membunuh Arthur jika Arthur tidak cepat bertindak.
Setelah tubuh hantu wanita itu menghilang sepenuhnya, Arthur mulai berjalan kembali sembari memegangi lehernya. Ia berniat untuk keluar dari hutan angker itu sebelum matahari terbenam.
Karena jika sampai matahari terbenam, akan banyak hantu-hantu yang jauh lebih kuat akan keluar, dan Arthur merasa tidak mampu untuk melawan mereka semua dengan luka yang ia derita saat ini.
"Hei bocah aneh, ada apa dengan lehermu? Apa kau baru saja membunuh hantu menggunakan makhluk anehmu? Hahahaha..."
"Sudahlah, anak itu memang sudah aneh semenjak ia lahir!"
"Hahahaha..."
Ejekan dan cacian itu langsung menyambut Arthur ketika ia masuk ke sebuah apartemen tua tempat tinggal koloninya.
Ucapan-ucapan itu terdengar menyakitkan hati bagi beberapa orang, namun bagi Arthur itu adalah hal yang sangat biasa. Bahkan Arthur tak jarang menanggapinya dengan santai.
"Orang yang tidak mempunyai Angel seperti kalian hanya iri kepadaku" balas Arthur.
Arthur pun seketika langsung menerima tatapan yang sinis dari orang-orang yang mendengar ucapannya. Arthur tak peduli, ia tidak menghiraukan orang-orang yang memarahinya dan terus berjalan menuju ke kamarnya.
Lusuh, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kamar Arthur. Kamar yang isinya sangat berantakan dan terlihat jarang di bersihkan.
Maklum saja, umat manusia sedang bertahan hidup dari para hantu kutukan yang mengincar nyawa mereka, hingga banyak dari mereka yang tidak memikirkan kebersihan lingkungannya.
Koloni tempat tinggal Arthur termasuk koloni yang cukup besar, mereka menghuni apartemen tua yang tidak berpenghuni untuk menjadi tempat perlindungan.
Biasanya, dalam satu koloni ada beberapa orang yang mempunyai tugasnya masing-masing. Misalnya mencari makanan, memasak, dan khusus untuk mereka yang mempunyai Angel mereka akan ditugaskan untuk berjaga.
Arthur pun sebenarnya juga mempunyai tugas untuk berjaga, namun tugasnya itu sama sekali tidak di hargai oleh orang-orang di koloninya.
"Hmm, aku masih belum cukup kuat" ucap Arthur yang sedang mengambil sesuatu di lemarinya.
Arthur mengambil sebuah kotak obat-obatan, luka yang ia derita sebenarnya tidak terlalu parah. Namun, Arthur ingin mengobati luka itu untuk berjaga-jaga bila ia harus melawan hantu secara mendadak.
"Ahhhh, aku sial sekali! Padahal hanya melawan hantu lemah tapi aku bisa terluka seperti ini" Arthur mengoleskan sebuah cairan ke bagian tubuhnya yang terluka.
Setelah selesai mengobati lukanya dan mengembalikan kotak obatnya, Arthur langsung berbaring di kasurnya dan mengambil sebuah foto yang terletak di samping tempat tidurnya.
"Ayah, ibu" Arthur mulai meneteskan air matanya ketika melihat foto mendiang ayah dan ibunya.
Semenjak orang tuanya meninggal, Arthur hidup sebatang kara karena tidak mempunyai siapa-siapa lagi di dunia.
Beruntungnya, ketua koloni menemukannya dan mengizinkannya untuk masuk ke dalam koloni, apalagi setelah ketua koloni itu mengetahui kalau Arthur mempunyai kekuatan Angel.
Hanya segelintir orang di koloni yang menerima Arthur dan tidak mencacinya, termasuk ketua koloni tersebut.
"Ayah ibu aku berjanji, aku pasti akan memusnahkan ke 13 hantu legenda yang telah membuat kita menderita!!" Arthur mengusap air matanya dan mengembalikan foto orang tuanya kembali.
Kini, ia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Kekuatannya yang sekarang jelas belum cukup kuat untuk menghadapi hantu legenda, maka dari itu Arthur bertekad untuk menjadi lebih kuat.
Karena tidak mungkin untuk berlatih dengan kondisi tubuhnya yang sekarang, Arthur memutuskan untuk tidur sejenak mengembalikan tenaganya dan mengurangi rasa sakit di dadanya.
Tok tok tok...
Baru beberapa detik Arthur memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang mengejutkan Arthur. Arthur pun langsung bangun kembali, dengan perasaan malas dan sebal, ia berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Iya?" Tanya Arthur setelah membuka pintu.
"Arthur, ada tamu yang ingin bertemu denganmu" ucap orang yang mengetuk pintu tersebut.
"Mencari ku? Siapa dia?" Arthur pun terlihat kebingungan, sebab baru kali ini ada orang yang mencarinya.
"Lebih baik jika kau lihat sendiri, mari ikuti aku"
Arthur pun berjalan keluar dan menutup pintunya kembali, ia lalu berjalan mengikuti langkah orang yang ada di depannya.
Arthur di bawa menuju ke ruangan ketua koloni yang terletak di lantai paling atas. Dalam perjalanannya, Arthur berusaha untuk menebak-nebak siapa orang yang sedang mencarinya tersebut.
Sesampainya di ruangan ketua, Arthur langsung mengetuk pintu dan memanggil ketuanya.
Tok tok tok...
"Tuan Wilson, saya sudah sampai" pintu pun langsung terbuka setelah Arthur bersuara.
Arthur pun langsung masuk sendirian ke dalam ruangan ketua karena hanya orang yang berkepentingan saja yang boleh masuk.
"Ah itu dia, Arthur kemarilah" ucap seorang pria berumur 40 tahun yang tidak lain adalah ketua koloni.
"Baik" Arthur menundukkan badannya dan menghampiri Wilson, ketua koloninya.
"Jadi tuan Fergie, ini adalah Arthur, satu-satunya anggota kami yang mempunyai Angel" ucap Wilson kepada pria tua yang berada di depannya.
Arthur pun menoleh ke arah pria tua yang sedang duduk di depan Wilson, pria tua itu juga menoleh ke arah Arthur dan tersenyum kepadanya.
"Halo, Arthur" sapa pria tua tersebut.
"Ah, halo, apa anda yang mencari saya?" Arthur sedikit gugup ketika berbicara dengan pria tua tersebut.
"Arthur, dia adalah tuan Fergie" Wilson memperkenalkan pria tua itu kepada Arthur.
"Iya benar, aku mencarimu" ujar pria tua bernama Fergie tersebut.
"Ada perlu apa anda mencari saya?" Sahut Arthur dengan sopan.
Fergie tidak langsung menjawab, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke jendela sembari menatap ke bawah.
"Aku ingin memulai sebuah pertempuran demi masa depan umat manusia, saat ini aku sedang mengumpulkan sebuah pasukan, yaitu orang-orang yang memiliki Angel sepertimu" tutur Fergie.
Arthur pun merasa sedikit kebingungan dengan maksud dari ucapan Fergie "tunggu, pertempuran melawan siapa?"
"Ketiga belas hantu legenda" jawab Fergie.
Arthur pun merasa kaget setelah mendengar kata itu, ia tidak menyangka kalau pria tua yang ingin menemuinya ini ternyata juga ingin melawan para hantu legenda.
"Hantu legenda?" Ucap Arthur yang tidak percaya.
"Iya, aku ingin melepaskan manusia dari kutukan makhluk mengerikan itu untuk selamanya!!" Seru Fergie kembali.
"Intinya Arthur, tuan Fergie ingin mengajakmu untuk melawan hantu legenda, bukankah itu juga merupakan impianmu?" Timpal Wilson sembari memegang bahu Arthur, nampak ia ingin membujuk Arthur agar mau menerima rekrutan Fergie.
Arthur sebenarnya sangat senang setelah mengerti dengan maksud Fergie, ia sebenarnya juga ingin menerimanya. Namun, Arthur merasa ragu untuk meninggalkan koloni karena hanya dialah pelindung bagi koloninya selama ini.
"Tuan Wilson, bagaimana dengan..."
"Arthur, tuan Fergie membahayakan nyawanya sendiri untuk menuju kesini, dan dia melakukannya demi dirimu" potong Wilson.
"Tuan, jika aku tidak disini maka koloni akan dalam bahaya" Arthur terlihat sangat peduli terhadap orang-orang di koloninya walaupun mereka semua kerap mencaci dan menghina dirinya.
"Tenang saja, jika kau berhasil membunuh semua hantu legenda maka dunia akan tentram kembali" tutur Wilson lagi.
Fergie hanya melihat hal itu dengan diam, ia tahu tindakannya ini bisa membahayakan keselamatan nyawa orang yang ada di dalam koloni. Namun, ia butuh pasukan sebanyak mungkin demi bisa mengalahkan hantu legenda.
"Pergilah Arthur, umat manusia sedang membutuhkan bantuanmu, aku yakin kau dan Angel mu bisa melakukannya" Wilson kembali mencoba untuk meyakinkan Arthur.
Kini, Arthur sedang dalam keadaan bimbang, ia bingung ingin memilih untuk pergi bersama Fergie atau tetap tinggal demi keselamatan koloninya.
Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, Arthur tau ia tidak bisa mengalahkan hantu legenda sendirian. Namun ia juga tidak tega meninggalkan koloninya tanpa penjagaan, jika ada hantu yang menyerang apartemennya maka bisa di pastikan tidak akan ada yang selamat.
"Nak, aku membutuhkanmu" ucap Fergie.
Arthur pun menoleh ke arah Fergie dan terlihat kalau orang tua itu benar-benar serius membutuhkan bantuannya.
Arthur mengambil nafas panjang, ia memejamkan matanya dan sudah bersiap untuk menentukan pilihannya.
"Baiklah, aku akan ikut denganmu, tuan Fergie".
Setelah menerima ajakan dari Fergie, Arthur saat ini sedang mengemasi barang-barangnya yang berada di kamar. Tidak banyak sebenarnya barang-barang yang dimiliki oleh Arthur, ia hanya membawa baju-bajunya dan foto orang tuanya.
"Hmm, aku rasa aku akan merindukan semua ini" Arthur memandangi kamarnya yang kumuh.
Arthur terus memandangi kamarnya sebelum ia keluar, mungkin saja ini adalah kali terakhirnya melihat tempat tinggalnya.
Setelah puas memandangi kamarnya, Arthur melangkah keluar sembari menutup kembali pintu kamarnya.
Arthur mulai berjalan menuju ke lantai bawah tempat dimana Fergie sudah menunggunya. Dalam perjalanannya, banyak orang-orang di koloninya yang memandangi Arthur.
Namun tidak ada suara cacian dan ejekan seperti biasanya, mereka hanya diam dan memandangi Arthur yang sedang berjalan seolah-olah merelakan kepergiannya.
"Itu dia" ucap Fergie setelah melihat Arthur sampai di lantai bawah.
Arthur pun memandang ke arah Fergie yang sedang berdiri di samping Wilson, Arthur terus berjalan hingga sampai di tempat Fergie dan Wilson berdiri.
"Arthur, hati-hati" Wilson memeluk tubuh Arthur sebelum remaja itu pergi.
"Baik, tuan Wilson, terima kasih untuk semuanya" Arthur pun membalas pelukan tersebut sembari meneteskan air matanya.
Ia sudah menganggap Wilson seperti ayahnya sendiri, tanpa Wilson, mungkin Arthur tidak akan bisa bertahan hidup sekarang.
"Mari, Arthur" Fergie mengajak Arthur untuk pergi sekarang.
Wilson dan Arthur pun melepaskan pelukan mereka, Arthur terkejut ketika melihat Wilson juga meneteskan air matanya.
"Saya pergi sekarang" Arthur membungkukkan badannya dan berjalan menyusul Fergie yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Arthur melangkahkan kakinya pergi menjauhi apartemen tuanya, ia merasakan langkah kakinya sangat berat untuk pergi dari koloninya.
"Kakak!! Terima kasih banyak sudah melindungi kami!!" Seru salah satu anak kecil.
Langkah Arthur seketika terhenti ketika ia mendengar teriakan tersebut, Arthur membalikkan badannya kebelakang dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat beberapa orang di koloninya sedang berkumpul bersama untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya.
Arthur tidak menyangka kalau masih ada cukup banyak orang yang menyayanginya dan menerima Arthur apa adanya.
Tidak terlalu banyak juga sebenarnya orang yang tidak menghina Arthur, bahkan mungkin hanya ada seperempat orang dari koloni itu yang tidak mencaci dan menghina Arthur.
"Kalian..." Arthur mulai terharu dan meneteskan air matanya kembali.
"Mereka sangat menyayangimu, jika misi kita sudah berhasil maka kau bisa kembali lagi ke sini" ucap Fergie sembari memegang bahu Arthur.
"Iya, demi mereka aku berjanji akan membunuh para hantu legenda" ucap Arthur sembari mengusap air matanya.
Arthur pun maju beberapa langkah, ia membalas lambaian tangan dari koloninya dan berteriak "kalian!! Aku pasti akan membunuh The Eternity!!".
"Iya!! Kami percaya kepadamu!" Seru salah satu pria dewasa yang ikut mengucapkan selamat tinggal kepada Arthur.
"Terima kasih banyak, terima kasih banyak sudah melindungi kami!" Timpal seorang perempuan.
"Jangan lupa kembali yaa!!"
Arthur pun berbalik dan kembali melangkahkan kakinya, kini ia sudah benar-benar siap untuk pergi.
Fergie pun juga ikut melangkah pergi bersama Arthur, mereka berdua kini sedang berjalan ke arah hutan angker untuk keluar dari wilayah itu.
"Tuan, anda tau kan kalau kita akan melewati hutan angker itu" ucap Arthur sembari menunjuk ke arah hutan yang sudah berjarak hanya beberapa meter di depannya.
"Memangnya kenapa?"
"Banyak hantu yang tinggal di situ, sedangkan saat ini aku sedang terluka, jadi aku mungkin tidak bisa melawan mereka" tutur Arthur, ia merasa ragu untuk melewati hutan angker tersebut.
Namun, Fergie terlihat tidak peduli, ia hanya terus memandang ke arah hutan itu tanpa rasa ragu sedikitpun.
Pada akhirnya, Arthur dan Fergie pun tetap masuk ke hutan itu. Mereka berdua seketika langsung di sambut oleh kabut misterius yang menyelimuti hutan itu.
"Aneh sekali, tidak biasanya hutan ini berkabut" ujar Arthur dengan wajah yang heran.
Selama ia keluar masuk ke hutan ini untuk memburu hantu, baru kali ini ia menemukan kabut yang menyelimuti hutan ini.
"Arthur, tetap di dekatku" Fergie menatap ke atas-atas pohon seperti sedang mencari sesuatu.
Arthur yang merasa kebingungan pun hanya menuruti perintah dari Fergie tersebut, ia sedikit memangkas jarak antara dirinya dan Fergie.
"Tuan, apa ini adalah ulah hantu?" Tanya Arthur kepada Fergie.
"Mungkin saja iya, kabut ini seperti kabut milik hantu wendigo" sahut Fergie.
Arthur pun merasa heran dengan nama hantu itu, karena selama ini dia belum pernah bertemu dengan hantu bernama wendigo.
"Wendigo?" Tanya Arthur kembali dengan wajah keheranan.
"Hantu bertanduk rusa, mereka suka berburu manusia untuk menjadikannya sebagai makanan" ujar Fergie.
"Apa mereka seperti itu?" Ucap Arthur yang menunjukan ke arah sesosok 3 mahluk yang muncul di depan mereka.
"Ah iya benar, mereka adalah wendigo" ucap Fergie dengan suara tenang.
Berbeda dengan Fergie yang masih tetap tenang, Arthur justru bersikap siaga dan memanggil Angelnya untuk keluar.
"Red Devil!!"
"Huh?" Fergie terlihat heran setelah melihat Angel milik Arthur.
"Serang dia Red Devil!!" Arthur berteriak dan memerintahkan Angelnya untuk maju dan menyerang ketiga wendigo tersebut.
Rawrrrr.....
Red Devil melesat dan menyerang satu wendigo yang sedang terbang. Namun, sebelum trisula milik Red Devil berhasil mengenainya, wendigo itu langsung menghilang tanpa jejak.
"Sial, dimana dia!!" Arthur melihat-lihat ke sekitarnya berusaha untuk mencari keberadaan dari wendigo tersebut.
"Tenang, kau tidak akan bisa menang melawan hantu jika kau panik" Fergie menasehati Arthur untuk tetap tenang dan tidak panik.
Huaaaaaaaa....
Belum sempat Arthur menemukan ketiga wendigo yang menghilang itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat kencang hingga membuat fokus Arthur kembali teralihkan sehingga Red Devil menghilang kembali.
"Sial, aku lengah!!"
"Fokusmu hilang, kendalikan dirimu kembali" Fergie tetap menasehati Arthur seolah-olah sedang melatihnya.
Arthur mengambil nafas dalam-dalam, ia memejamkan matanya dan menajamkan indra pendengarannya.
"Hari sudah malam, terlalu bahaya jika kita tetap berada di hutan ini" Fergie melepaskan jasnya dan menapakkan tangannya.
"Buddha"
Mahkluk berwujud patung Buddha tiba-tiba muncul di belakang Fergie setelah ia mengucapkan kata 'Buddha'.
Arthur terbelalak melihat sosok Buddha itu, ia tak percaya kalau pria tua yang sedang membawanya ini juga memiliki kekuatan Angel.
"Ingatlah Arthur, dalam pertarungan kau harus bisa menjadi setenang air, selincah api, secepat angin, dan sekuat tanah" ujar Fergie.
"Keempat elemen itu adalah poin penting dari sebuah pertarungan" lanjutnya.
Arthur tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia masih merasa tidak percaya bisa melihat sebuah Angel yang menawan seperti itu.
"Shock wave!!!" Bentak Fergie.
Buddha milik Fergie seketika langsung menapakkan kakinya ke tanah dan muncullah ketiga wendigo itu kembali.
Anehnya, tubuh wendigo itu langsung hancur menjadi debu setelah muncul ke permukaan. Sepertinya, kekuatan Angel milik Fergie lah yang mengakibatkan hal itu terjadi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!