NovelToon NovelToon

Pengantin Bayaran Tuan Galak

Di jual.

"Er, kamu hari ini nggak usah dagang, cepat mandi dan kemas-kemas baju kamu yang bagus nya aja" kata ibu agak di dapur.

Erni yang sedang duduk dan membuat adonan donat itu seketika melihat ke arah ibu nya.

Ibu Eva nampak menor dengan bedak dan lipstik merah cabe nya, Erni yang masih bingung itu merasa semakin bingung.

"Emang kenapa bu? ada acara di rumah bibi?" tanya Erni.

"Nggak, tapi kamu mending jangan banyak tanya, cepat kamu ganti pakaian dan bersih-bersih" kata ibu Eva lagi.

Erni yang bingung masih bengong, hingga akhirnya dia mendengar suara ibu nya lagi.

"Cepat mandi! dandan yang cantik jangan buat ibu bapak malu!" teriak Ibu Eva menggema di ruang tengah.

Erni akhirnya memilih menyimpan adonan nya, lalu dia mandi di kamar mandi tapi saat akan mandi Erni hampir saja di intip oleh bapak tirinya.

Dan seperti biasanya bapak tirinya itu akan pergi jika sudah ketahuan, membuat Erni kesal karena jjka dia tidak berhati-hati sudah pasti dia habis di makan bapak tirinya.

Huh..

"Ibu tumben nggak minta aku dagang, aneh" gumam Erni sambil membuka pakian nya, lalu Erni pun mandi.

Beberapa menit berlalu..

Erni sudah memakai pakaian yang menurut nya bagus, dia juga membiarkan rambutnya terurai karena masih basah.

Tak lama kemudian Erni seperti mendengar suara mobil, dia yang kepo akhirnya mengintip keluar kamar.

Dan..

Erni melihat bapak dan ibu nya yang tersenyum mendapatkan sejumlah uang, bukan uang mainan atau uann palsu tapi uang sungguhan.

Bahkan Erni melihat kotak perhiasan di tangan ibu nya, membuat otak nya berputar setelah melihat hal itu.

"Jangan-jangan ibu mau jual aku" gumam Erni.

Dan saat Erni sedang menduga-duga seorang wanita kota yang seusia ibu nya mengeluarkan suaranya.

"Perbulan nya akan di kirim 5 juta, dan selama Erni menjadi istri putra kami dia tidak boleh kembali ke sini, atau pun ibu dan bapak ke kota menyusul nya"kata ibu Retno.

" Tidak masalah nyonya dan tuan, kami akan sanang jika putri kami Erni bisa tinggal nyaman dan punya suami seperti putra tuan dan nyonya" ucap ibu Eva ramah.

"Benar kata istri saya, Erni pasti bisa menjadi istri yang baik dan akan nurut banget sama anak nyonya dan tuan" timpal bapak Juned.

Deg..

Jantung Erni seperti berhenti saat itu juga.

Dia merasa jika dia sedang di jual dan ditukarkan dengan uang.

"Bagus kalau begitu, kami tidak punya waktu banyak apa kami boleh membawa Erni sekarang?" tanya pak Bambang.

"Tentu tuan" ibu Eva dan bapak Juned langung bangkit sambil membawa tas berisikan uang dan kotak perhiasan nya.

Keduna nya masuk ke dalam kamar, dan Erni yang baru duduk langsung di dekati ibu Erni.

"Kamu harus ikut mereka" kata bapak Juned.

"Tidak mau, aku anak ibu tapi kenapa ibu tega menjual aku?" Erni tak habis pikir dengan ibu nya yang begitu tega.

Ibu Eva yang mendengar itu bukan nya sedih malah menjewer telinga Erni, membuat Erni meringis.

"Dengar baik-baik ini waktu nya kamu bikin ibu seneng, masih untung ada mereka yang mau menerima kamu yang nggak punya bapak, kamu itu anak haram dan nggak punya bapak yang jelas jadi kamu harusnya bersyukur" kata ibu Eva malah balik marah.

"Lagian ibu jual kamu juga buat masa depan kamu, mereka orang kaya dan pasti mereka punya banyak uang, ibu nggak mau kamu nolak karena uang 300 juta ini mau ibu bapak gunakan untuk bayar hutang dan buat rumah baru" lanjut Ibu Eva lagi.

Erni rasanya ingin menangis dan kabur saja, tapi dia tidak bisa karena Erni tau jika dia kabur maka ibu nya yang akan di siksa bapak nya.

Hutang itu pun adalah hutang bapak tirinya yang hobby judi dan mabuk.

"Tapi bu aku nggak mau, aku akan cari uang buat bayar hutang bapak, tapi jangan jual aku" mohon Erni memegang tangan sang ibu.

Tapi dengan cepat di tepis kasar oleh Pak Juned.

"Sudah bu kalau dia tidak mau kita nikahkan dia sama juragan Bobon saja, biarin jadi istri ke 6 juga" kata pak Juned kesal.

Erni yang mendengar nama juragan Bobon menggeleng, bahkan dalam mimpi pun dia tak pernah sudi menikahi bandot tua yang hobby koleksi istri itu, bahkan terhitung dia sudah menikah 30 kali hanya untuk mengambil kegadi*an istri-istri nya.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya❤🤗🙏

The real kampung

Erni di bawa keluar dan langsung di perkenalkan pada pasangan kota itu, lalu setelah itu mereka pamit untuk langsung membawa Erni ke kota.

Tak ada wajah kesedihan atau penyesalan di wajah ibu dan bapak nya, yang dia lihat hanya wajah bahagia karena mendapatkan uang banyak.

"Kamu yang jualan donat di kampung ini kan?" tanya ibu Retno.

"Iya nyonya" balas Erni menunduk.

"Jangan panggil nyonya mulai sekarang kamu panggil kami Mami dan Papi karena setelah sampai di kota nanti kamu akan menjadi menantu kami" ucap Ibu Retno ramah.

Ehk..

Erni melirik ke arah ibu Retno yang memang duduk di sebelah nya.

"Menantu?" tanya Erni bingung.

Ibu Retno mengangguk cepat.

"Ya karena kamu akan kami nikahkan dengan putra kami" balas ibu Retno lagi.

Erni diam mencerna ucapan wanita yang menginginkan di panggil Mami itu.

Apa ini artinya dia di jual untuk di nikahkan, tapi yang dia herankan kenapa orang kota mencari calon menantu di kampung? apa pria itu sudah tak laku di kota makanya mencari pengantin wanita di kampung?.

"Atau jangan-jangan dia penyakitan" batin Erni yang berpikir keras.

Ibu Retno kemabli diam karena Erni tak banyak bertanya lagi.

Dia sangat yakin untuk menikahkan putranya dengan Erni, sebelum nya beberapa minggu lalu dia sudah melihat Erni dan mereka tertarik dengan Erni karena Erni pekerja keras dan poin utama nya Erni punya kepribadian yang lembut dan baik.

Beberapa jam berlalu..

Erni ketiduran karena waktu perjalanan yang lama, hingga akhirnya dia di bangunkan dengan keadaan dimana dia sudah sebuah di kamar.

"Non di panggil nyonya besar" kata seorang art yang membangunkan Erni.

"Em, nyonya besar? siapa?" tanya Erni bingung.

"Nyonya Retno" jawab art itu lagi.

Erni mencoba mengingat-ingat, apa mungkin wanita yang membawa nya dari kampung tadi siang?.

"Non" panggil art itu.

"Iya bi, maaf aku mau cuci muka dulu" kata Erni beranjak dari tempat tidur.

Dan saat akan ke kamar mandi Erni yang terbiasa keluar kamar nya malah berjalan ke arah pintu kamar nya.

"Non kamar mandi di sini bukan ke situ" ucap bibi.

Hah?

"Emang ada kamar mandi di kamar?" tanya Erni wajah nya banar-benar terlihat bingung.

"Si Non ada-ada aja, yang jelas ada lah ini buktinya kamar mandi ada di kamar, udah ahk si Non nya bercanda terus bibi keluar dulu kalau Non sudah selesai cuci muka nya lebih baik Non cepat datangin nyonya di ruang tengah" jelas art itu lalu pergi.

Erni hanya melihat art itu pergi lalu dia pun masuk ke dalam kamar mandi.

Hal pertama yang Erni lihat adalah tempat yang sangat asing, bahkan dia bingung mencari bak air untuk mencuci wajah nya.

"Ini ada bak mandi, tapi air nya dimana?" gumam Erni kebingungan.

Dia sangat asing dengan apa pun yang ada di kamar mandi, di kampung nya dia biasa mandi di kamar mandi yang ada di dekat dapur nya dan itupun air nya di tampung di bak berukuran sedang.

Selain itu kamar mandi nya juga tidak seluas kamar mandi ini, kamar mandi Erni sangat kecil dan hanya bisa untuk mandi dan mencuci itu pun harus cuci pake tangan bukan pakai mesin cuci seperti tatangga nya yang banyak duit.

.

.

"Bi Erni nya sudah dipanggil?" tanya ibu Retno.

"Sudah nyonya, katanya non Erni mau cuci muka dulu nyonya" balas art yang memiliki nama Wati itu.

"Suruh cepat bi, Lucas sudah hampir sampai" kata ibu Retno lagi.

Bi Wati mengangguk dan pergi ke kamar Erni, dan saat dia membuka pintu dia keheranan melihat Erni yang tak ada di dalam kamar.

Hingga dia mendengar suara di kamar mandi, bi Wati pun masuk dan alangkah terkejutnya dia melihat gadis itu sedang main air.

"Astaga Non, kenapa malah main air?" bi Wati menatap kebingungan ke arah Erni yang berdiri di bawah shower yang menyala.

"Bi tolong, air nya nggak mau mati" kata Erni sambil menghalangi wajah nya dengan tangan nya.

Air terus jatuh membuat Erni kebingungan untuk memastikan nya, karena jelas semua yang ada di kamar mandi ini begitu asing dengan nya.

Bi Wati mematikan shower nya dan baju nya sedikit basah terkena cipratan air, Erni nampak lega saat air nya di matikan.

"Makasih bi" kata Erni yang tubuhnya basah.

"Non kenapa main air di sini, kalau cuci muka aja kan bisa di wastafel bukan di shower" tanya Bi Wati yang bingung.

"Oh ini nama nya shower? dan wastafel? yang mana bi" tanya balik Erni.

Bi Wati menunjuk ke arah samping, dimana tempat wasfel dan Erni yang melihat itu malah dengan polos nya berkata..

"Cara ngeluarin air nya gimana bi, terus itu ada air anget nya nggak kaya tadi? aku putar-putar malah keluar air anget" jelas Erni polos.

"The real orang kampung" batin Bi Wati geleng-geleng kepala dengan kelakuan calon nona muda di tempat bekerja nya.

Karena kasihan bi Wati pun mengenalkan semua yang ada di kamar mandi pada Erni, dia juga mengajarkan cara mencuci wajah di wastafel, cara mengisi air bathub dan banyak lagi yang lain nya.

Erni belajar banyak, dia mencoba mengingat apa yang di ajarkan oleh bi Wati, dan dia sangat beruntung karena bi Wati mau dengan sabar membantu nya.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya kak❤🙏🤗

Kepolosan

Suara langkah kaki terdengar di ruang tamu, Erni yang mendengar itu perasaan nya benar-benar tak menentu.

Dia bahkan tak ada waktu untuk menangis meratapi nasib nya, dan kini dia hadapkan untuk bertemu dengan calon suaminya.

"Lucas sayang, duduklah" kata Ibu Retno.

Pria bernama Lucas itu langsung duduk, dan wajah nya begitu dingin.

Erni tak melihat ke arah pria itu, di hanya menunduk karena jujur saja dia merasa gugup.

"Mami mau aku pulang kan? aku pulang" kata Lucas dengan wajah dingin nya.

"Sopan sedikit, dia ibu mu dan dia mencemaskan mu" kata pak Bambang dengan nada tak suka nya.

Huh..

Lucas menghembuskan nafasnya kasar, lalu melirik Mami nya.

"Baiklah apa yang Mami mau?" tanya Lucas akhirnya.

"Menikahlah dengan gadis piliha Mami sayang, Mami mohon" ucap Ibu Retno penuh permohonan.

Apa!

Menikah?

Sejenak Lucas diam, hingga dia melihat sosok gadis yang sedari tadi menunduk itu.

"Bersama dia?" tanya Lucas menunjuk ke arah Erni.

"Ya, ini Erni dia gadis baik-baik dan Mami yakin dia akan menjadi istri yang baik untuk mu sayang" jelas Ibu Retno mengenalkan Erni.

Dan jujur saja Erni sedikit tersanjung saat dia mendangar kata-kata dari wanita yang di panggil Mami itu.

Tidak menyangka jika dia di dukung sebegitu nya, padahal dia hanya gadis kampung yang lusuh bahkan minim pendidikan.

"Kamu mau kan sayang?" tanya Ibu Retno.

Lucas sekali lagi melihat ke arah Erni dengan mata tajam nya, dan Erni masih tak mampu membalas menatap Lucas yang di pikir adalah Dewa karena jujur saja Lucas begitu tampan.

Bahkan tak ada satu pun jerawat di wajah nya, pria itu sempurna tapi kenapa pria itu tak bisa memilih pasangan nya sendiri dan orang tuanya malah menjodohkan nya dengan nya, bukan kah itu aneh?.

"Papi tidak mau penolakan, kami sudah cukup sabar dengan apa yang kau lakukan, pilihan mu hanya menurut" tegas Pak Bambang lagi.

Huh..

"Baiklah, terserah kalian urus saja pernikahan ku secepat mungkin" kata Lucas akhirnya.

"Ya itu memang akan kami lakukan, ya kan Mam" pak Bambang lega dengan persetujuan putra nya.

Ibu Retno mengangguk dan tersenyum bahagia, tidak ada kebahagiaan lain bagi nya selain melihat putra nya menikah.

Erni ragu-ragu menatap ke arah Lucas, dan di saat bersamaan Lucas juga menatap ke arah nya yang membuat mata mereka beradu.

"Ibu dan Bapak tidak membuang ku ke lubang buaya, mereka menikahkan ku dengan pria tampan apakah ini buah hasil kesabaran ku selama ini? oh Tuhan aku benar-benar merasa mimpi" batin Erni yang menatap mahluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna di depan nya.

Bahkan dia minder dengan kulit Lucas yang lebih putih dan cerah dari pada dia sendiri, Erni rasa di tidak akan menyesal meski tau dia jual oleh ibu dan bapak tirinya, mungkin jika mereka ada di sini Erni akan berterimakasih karena kali ini mereka memberikan kesempatan Erni menatap Dunia yang luas.

.

.

Dua hari berlalu..

Erni di ajak ke salon oleh ibu Retno, wanita itu bilang jika Erni harus bisa merawat diri sebelum pernikahan nya agar Lucas betah di rumah.

Dan setelah selesai dari salon ibu Retno juga mengajak Erni untuk shoping, dia benar-benar memanjakan calon menantu nya.

"Nyonya apa ini tidak berlebihan" Erni jujur saja tak nyaman.

Apalagi dia melihat harga-harga dari pakaian yang di pilihkan calon mertuanya rata-rata mahal-mahal.

Bahkan ada yang harga nya lebih dari 2 juta, yang membuat Erni bingung berasal dari kain apa dress itu sehingga harga nya seharga dua meter tanah di kampung nya.

"Ini bagus sayang, dan jangan panggil nyonya panggil Mami saja karena kamu akan menjadi menantu ku" kata Ibu Retno mengingatkan.

"Em, tapi ini terlalu mahal Nyon__ Ehk Mami" ucap Erni lagi.

Ibu Retno menggeleng.

"Ini pantas kamu dapatkan, jangan sungkan lagi karena Mami suka jika apa yang Mami berikan di terima baik oleh kamu, ayo kita cari tas nya" ajak Ibu Retno lagi.

Erni hanya pasrah saat di ajak kembali shoping barang-barang yang lain nya, jujur dia senang meski rasa tak enakkan nya masih dia rasakan karena bagaimana pun Erni biasanya hanya membeli baju satu kali dalam setahun, itupun harus menunggu hari raya dulu.

Dan kali ini kembali Erni di buat syok dengan harga tas yang seharga rumah.

"Astaga ini beneran 50 juta?" Erni mencubit tangan nya saking syok nya.

"Kamu kenapa? apa tas nya jelek?" tanya ibu Retno menatap heran dengan ekspresi kaget di wajah Erni.

"Ini harga tas nya seharga rumah" ucap Erni pelan.

"Loh emang ada rumah harga 50 juta?" tanya ibu Retno tak percaya.

Dan Erni mengangguk cepat, di menjelaskan jika uang 50 juta bisa membuat rumah yang minimalis dan sangat nyaman untuk ukuran rumah di kampung.

Ibu Retno yang mendengar itu hanya tersenyum geli, di benar-benar di buat tertawa seharian dengan kepolosan calon menantu nya itu.

🌹

Jangan lupa like coment and vote ya❤🙏🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!