Happy Reading.
Ciara menutup mulutnya dengan kedua tangan, rasanya tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Niat hati ingin memberikan kejutan pada sang suami, mengatakan jika dia telah hamil dan penantiannya selama enam bulan ini akhirnya terkabul, Ciara urungkan ketika mendengar suara suaminya di dalam ruangan yang tidak tertutup rapat itu.
"Kalau lu gak mau lepasin Jihan, sebaiknya lu ceraiin Ciara, bukankah yang lu cintai itu Jihan, dia juga yang nyuruh lu nikah ma Ciara, jadi daripada lu nyakitin Ciara mending lu lepasin dia!"
Deg!
Deg!
Deg!
Hati Ciara seperti dihantam palu besar, yang sanggup meremukkan jiwa dan raganya. Bahkan saat ini dadanya terasa begitu sesak, matanya pun memanas karena tiba-tiba air mata menggenang di sana.
Arkan, pria yang selama ini dia cintai, pria yang menikahinya enam bulan yang lalu, pria yang selalu mengucapkan kata cinta dan sayang, ternyata tidak mencintainya sama sekali, melainkan mencintai sahabatnya Jihan.
Bahkan Arkan menikahinya juga karena keinginan Jihan, sebenarnya apa yang tidak diketahui oleh Ciara? kenapa dia merasa dibodohi selama ini.
Sungguh, Ciara merasa sudah buta akan Cinta dari Arkan, sudah sejak lama dia menaruh perasaan terhadap pria itu dan akhirnya pun terbalas ketika Arkan melamarnya.
Namun, apa yang baru saja dia dengar ini? sebuah kenyataan begitu pahit dan menusuk, bagikan duri yang tajam, yang sanggup membuat semua hatinya hancur lebur seketika.
"Enggak bisa Jo, gue gak mungkin ceraiin Ciara," jawab Arkan lesu.
Ciara tidak bisa melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Namun, kenyataan pahit ini benar-benar membuatnya jatuh terhempas ke dalam jurang mahligai pernikahan, membuat luka menganga di hatinya.
"Kalau gitu, sampai kapan lu mau bohongin Ciara, lu pasti bilang sama bini lu kalau lu lembur kerja dan seminggu yang lalu lu keluar kota 'kan? tapi kenyataannya lu malah berduaan sama Jihan, dan ninggalin Cia sendiri!"
"Gue terpaksa ngelakuin itu Jo, lu ngerti nggak? Jihan gak punya keluarga, dan yang dia punya cuma gue!"
Tes!
Luluh sudah air mata Ciara yang sejak tadi dia tahan, sepertinya dia mulai mengetahui satu rahasia suaminya yang dibeberkan oleh salah satu sahabat Arkan yang Ciara tebak adalah Johan.
Ciara tidak jadi masuk ke dalam ruangan itu, Dia memutuskan untuk pergi dari kantor sang suami dengan air mata terus mengalir di pipinya.
Ciara berusaha membersihkan air matanya dengan punggung tangan, wanita itu berjalan masuk ke dalam lift sambil menyimpan luka hatinya.
Sedangkan di dalam ruang kerja Arkan, Johan sudah hampir melayangkan bogeman mentah ke arah wajah yang sialnya sangat tampan milik sahabatnya itu.
"Kalau Jihan butuh elu, Kenapa nggak lu nikahin aja dia, malah lu nikahin sahabat Jihan, Ciara!! dia wanita baik bro, Jangan sampai lu nyesel!!"
Johan sudah akan pergi keluar dari ruangan itu, dia sudah tidak sanggup menghadapi Arkan yang menurutnya terlalu dibutakan oleh cintanya kepada Jihan.
"Gue gak bisa ceraiin Ciara karena gue udah jatuh cinta sama dia, dan kenapa gue nggak nikahin Jihan, karena jauh sebelum gue melamar Ciara, gue udah ditolak duluan sama Jihan, setahun yang lalu Jihan ingin ke Amrik buat ngejar karirnya, dia bahkan nyuruh gue nikah sama Ciara karena nggak mau gue kecewa, jujur awalnya gue nikah sama Ciara buat bikin Jihan cemburu, tapi nyatanya gue terpikat oleh pesona istri gue sendiri!"
Bersambung.
Hai, othor punya cerita baru, banyak bawangnya tapi seru....
Happy Reading.
Ciara menumpahkan air mata yang sejak tadi sudah menganak. Hatinya sakit dan perasaannya hancur. Di saat seharusnya dia merasa bahagia karena kehadiran calon baby mereka yang baru berumur Lima Minggu, tapi mengetahui kenyataan yang menyakitkan membuat Ciara tidak bisa berkata-kata.
Dadanya terasa sesak, kali ini Ciara benar-benar menangis dan meraung sejadi-jadinya.
Wanita itu meremat setir mobilnya, sungguh Ciara merasa dibodohi selama ini. Arkan, pria yang seharusnya membuat nya bahagia, malah membawa luka yang mendalam.
"Kenapa kamu jahat sekali Arkan! kenapa kamu membohongi ku selama ini! aku kira persahabatan mu dan Jihan benar-benar murni, tapi nyatanya di balik semuanya, kalian telah menusukku dari belakang!"
Ya, Ciara, Jihan dan Arkan adalah tiga sahabat sejak mereka kuliah. Meskipun Ciara dan Jihan selalu bersama, tetapi Ciara tidak pernah tahu jika Jihan dan Arkan pernah lebih dekat lagi bahkan sampai sekarang.
Sampai Ciara dan Arkan menjadi suami istri, Ciara sama sekali tidak tahu jika Jihan dan suaminya selalu bertemu dibelakang nya.
"Jahat, jahat, jahat!!! kalian jahat!!"
Ciara kali ini tidak mau dibodohi lagi, tapi bagaimana dengan bayinya? bukankah batinya masih membutuhkan sang Ayah?
Apakah Ciara akan egois dengan membawa pergi bayinya itu, pergi sejauh mungkin dari Arkan dan Jihan. Tapi apakah dia tega memisahkan anaknya dan sang Ayah.
Sungguh Ciara sama sekali tidak pernah menyangka jika Arkan tega sekali kepadanya. Ciara selalu percaya dengan apa yang diucapkan suaminya.
Arkan selalu terlihat tulus di matanya, kata-kata cinta yang selalu terucap dibibir nya sama sekali tidak terlihat jika pria itu sedang pura-pura.
Ah, apakah karena Ciara bodoh, jadi dia bisa dibodohi seperti ini??
'Cia, aku hari ini pulang malam karena lembur, gak apa-apa 'kan?'
'Ya nggak apa-apa, kalau memang diharuskan lembur ya mau bagaimana lagi, itu juga bukan perusahaan milikmu Arkan, hahaha!'
'Cia, hari ini aku lembur lagi, kamu nggak usah nungguin aku pulang, aku nggak tahu mau pulang jam berapa tapi aku janji pasti aku pulang!'
'Iya, tapi kamu jangan sampai lupa makan ya? jaga kesehatan!"
"Iya sayang!"
****
Ciara sedikit terkejut ketika merasakan sebuah tangan yang melingkar di perutnya. Hembusan nafas Arkan bahkan terasa di tengkuknya.
"Lagi apa? kok tubuh nya tegang banget, pasti kaget karena aku pulang lebih cepat, ya?" tanya Arkan.
Pria itu mencuri ciuman di pipi Ciara berkali-kali, merasa gemas dengan pipi sang istri yang selalu terlihat bersemu di saat dia menciumnya.
Ciara hanya diam saja, wanita itu menahan sesak di dadanya, bahkan Ciara menahan air matanya yang ingin mengalir.
Dulu, mungkin sebelum dia belum mengetahui kalau Arkan sering menemui Jihan di belakangnya, pasti saat ini Ciara akan akan tersenyum senang ketika melihat suaminya pulang lebih cepat.
Tapi yang dirasakan sekarang, kenapa Ciara merasa sakit yang tidak berkesudahan?
"Sayang, Ada apa? Kenapa kamu diam saja?" Arkan berjalan ke arah depan Ciara, berusaha menatap istrinya yang hari ini bertingkah sangat aneh.
Arkan melihat tangan Ciara menggenggam sesuatu, perlahan pria itu mengangkat tangan Ciara dan berusaha membukanya.
Ciara diam saja dengan pandangan kosong, bahkan disaat Arkan membuka tangannya dan menemukan benda persegi panjang kecil itu Ciara masih diam.
"Ciara! kamu hamil?" seru Arkan
"Iya, aku hamil!" jawab Ciara mantap.
Happy Reading.
Arkan langsung memeluk Ciara ketika mengetahui bahwa istrinya itu telah hamil. Penantian nya selama ini ternyata tidak sia-sia. Meskipun harus menunggu selama 6 bulan tapi Arkan langsung bersyukur karena selama itu juga dia bisa langsung jatuh cinta pada Ciara.
Awalnya dia mengira bahwa pernikahannya dengan Ciara akan berasa hambar karena Arkan tidak mencintai wanita itu.
Arkan melamar dan menikahi Ciara hanya untuk membuat Jihan cemburu. Awalnya Arkan juga terkejut ketika mengetahui jika Ciara memendam rasa cinta padanya. Ciara mengatakan semua perasaan nya tepat di malam pertama mereka, dan di saat itulah Arkan bagai terhipnotis dan dengan mudahnya mendapat kesucian Ciara.
Setelah malam itu, Arkan merasa jika dia tidak pernah menyesali perbuatannya. Arkan tidak merasa bersalah pada Jihan, bahkan rasa berdebar itu selalu hadir saat menatap senyum Ciara yang seperti bulan sabit. Matanya menyipit dengan lesung Pipit kecil di pipi kirinya.
Hanya dengan melihat senyum itu, darah Arkan terasa berdesir hebat. Ya, akhirnya Arkan mengetahui jika dirinya telah jatuh cinta pada sang istri saat mengucapkan nama Ciara dalam ijab qobul yang saat itu membuat darahnya berdesir dengan jantung berdebar hebat.
Bukan debaran gugup, melainkan debaran haru yang entah kenapa tiba-tiba hadir di hatinya.
Sungguh Arkan tidak tahu jika Tuhan gampang sekali membolak-balikkan hati manusia.
Arkan yang awalnya hanya menganggap Ciara sahabat, menggunakan Ciara sebagai alat untuk membuat Jihan cemburu, kini semua seakan berbalik pada Arkan.
Apakah dia telah mendapatkan karma karena mempermainkan perasaan Ciara waktu beberapa bulan sebelum menikahinya?
Ya, Arkan melakukan pendekatan dengan Ciara dua bulan sebelum pernikahan mereka, seminggu setelah lamaran akhirnya Arkan meminang Ciara.
Jika ditanya apakah dia mencintai Ciara saat melamarnya, jawabannya TIDAK karena Arkan waktu itu hanya berniat mempermainkan pernikahan dengan memperalat Ciara agar Jihan sakit hati dan cemburu.
Arkan tidak berpikir akan dibawa kemana pernikahan mereka, karena itu akan dia pikirkan setelah Jihan luluh padanya.
Tetapi lihatlah sekarang, di saat Jihan kembali padanya, Arkan hanya merasa kasian karena wanita itu hanya sebatang kara. Arkan sama sekali tidak ada niatan untuk menduakan Ciara karena saat itu Arkan menolak mentah-mentah ketika Jihan meminta untuk menikahinya.
Arkan tahu dia salah karena telah bertemu Jihan dibelakang Ciara, karena Arkan tidak mau jika sebelum dia menikahi wanita itu, Arkan dan Jihan pernah memiliki hubungan. Apalagi sekarang Jihan memang terlihat menyesali perbuatannya yang menolak Arkan waktu itu.
Arkan akui jika dia sangat jahat telah bertemu wanita lain dibelakang istrinya, tetapi hati Arkan tetap tidak goyah, dia tidak akan menduakan Ciara.
Arkan berjanji jika dia akan mencintai Ciara dengan segenap hati, dia hanya ingin Ciara saja, tidak yang lain.
Ciara tidak tahu harus berkata apa, melihat wajah berbinar Arkan membuat tekadnya yang tadinya kuat untuk pergi jauh, luluh sudah.
Mata Ciara berkaca-kaca, apakah dia sanggup jika harus berpisah dengan Arkan saat dirahimnya tumbuh calon penerus masa depannya dengan pria yang sangat dicintainya.
Ciara tersentak kala Arkan mencium bibirnya dengan intens. Ciara bingung, bukankah Johan bilang jika Arkan tidak mencintainya, tetapi kenapa sikapnya ini membuat Ciara bimbang.
Arkan selalu mencuri kesempatan untuk menciumnya, bahkan perhatian Arkan selalu tercurahkan pada nya.
"Arkan, apa kamu bahagia memiliki anak dariku?" tanya Ciara setelah ciuman mereka terlepas.
"Tentu saja aku bahagia, sayang! apa kamu tidak bahagia? hem?" Ciara menatap mata suaminya, mencoba mencari kebohongan di dalam sana.
Namun, Ciara tidak menemukan nya, apakah Arkan benar-benar bahagia?
"Kenapa kamu bahagia?" Arkan terkejut mendengar pertanyaannya dari istrinya. Kenapa Ciara aneh sekali.
"Karena aku cinta kamu, karena kamu yang akan menjadi ibu dari calon anak-anak ku, kamu belum siap hamil, ya?" tanya Arkan yang kini merangkul bahu Ciara dan mendudukkan tubuh mereka di sofa.
Hati Ciara bagai diiris-iris, apakah suaminya ini berbohong, kenapa dia pandai sekali berbohong. Apakah Ciara tidak akan pernah tahu kebohongan Arkan jika dia tidak mendengar sendiri.
"Tidak, aku siap, kalau begitu aku ingin kamu tidak lembur lagi, aku tidak mau ditinggal keluar kota lagi, aku ingin hari Minggu kamu nggak kerja, bisa 'kan?"
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!