NovelToon NovelToon

Alicia, Agen Cinta

01. Kasus Perselingkuhan

Nindy menghampiri Alicia yang sedang menatap laptopnya. Dia menyerahkan berkas beberapa klien yang akan dia tangani sendiri.

"Ini berkas dan perlengkapannya, semuanya sudah ada di situ." kata Nindy.

"Emm, ada berapa kasus yang akan aku tangani?" tanya Alicia.

"Tiga kalau ngga salah. Lihat aja, tadi mbak Rena bilang kamu yang harus menanganinya." kata Nindy lagi.

Alicia membuka map satu persatu, melihat data dan formulir yang ada di sana. Tak lupa juga beberapa catatan dari klien dia baca sekilas. Rata-rata memang pasangan mereka selingkuh, tapi kebanyakan mereka ingin menyelidiki siapa selingkuhannya itu dan kenapa bisa selingkuh.

Setelah semua di selidiki dengan informasi yang akurat. Maka dia akan memanggil kliennya dan memberikan informasi tersebut. Dan pastinya si klien akan bertindak cepat, atau bahkan akan memutuskan tali percintaan dengan pacarnya.

"Yang ini sangat rumit ya, pacarnya ada di luar negeri. Bagaimana bisa kita menyelidikinya? Biaya akomodasi kita aja kurang dalam dua hari penyelidikan itu. Kecuali dia memberikan dana tambahan untuk kita kan?" kata Alicia.

"Ya, kamu pelajari aja dulu. Nanti tinggal bilang sama mbak Rena, kalau satu klien itu agak susah untuk di selidiki. Karena kan pacarnya ada di luar negeri." kata Nindy.

"Oke, nanti aku ke ruangan mbak Rena." kata Alicia.

"Siip. Aku makan siang dulu." kata Nindy.

"Ya. Nanti aku menyusul."

Nindy pun pergi dari hadapan Alicia, sedangkan Alicia sedang menyelidiki seorang wanita yang di duga selingkuh dari pacarnya. Makanya dia menyelidiki melalui sosial medianya lebih dulu. Baru nanti nanti mengikuti target yang akan dia selidiki.

_

Saat ini Alicia sedang berada di kafe, dia mendapatkan informasi kalau pacar dari kliennya sedang berada di kafe dengan teman-temannya. Karena kesibukan dari sang klien, jadi dia menyewa Alicia untuk mengikuti atau menyelidiki pacarnya yang di duga selingkuh di belakangnya.

Lama Alicia menunggu, hingga minuman kedua habis. Orang yang jadi target belum juga datang, dia kesal juga. Apakah informasi itu benar kalau pacar kliennya datang ke kafe itu dengan teman-temannya.

Akhirnya Alicia menghubungi sang klien.

Tuuut.

"Halo? Ya mbak Alicia, apakah sudah ketemu?" tanya sesoerang laki-laki di seberang telepon.

"Ini saya menanyakan, apa benar pacar anda janjian dengan teman-temannya di kafe Ria?" tanya Alicia.

"Iya benar, dia bahkan tadi mengabarkan kalau sekarang berada di kafe Ria. Apa mbak Alicia melihatnya?" tanyanya.

"Coba kirim lagi fotonya, saya lupa tidak menyimpan foto pacar anda mas." kata Alicia.

Dia ingin memastikan kalau dia tadi melihat ada beberapa orang perempuan datang dan salah satunya adalah laki-laki. Setelah teman-teman perempuannya itu pergi, baru dua orang laki-laki dan perempuan itu duduk berdempetan.

Bunyi notif pesan di ponsel Alicia, dia membuka pesan tersebut. Tampak foto gadis yang sedang tersenyum. Alicia mencocokkan wajah perempuan di depannya dengan laki-laki yang terlihat bermesraan dengan foto yang baru di kirim.

Akhirnya Alicia pun meyakinkan memang pacar dari kliennya itu selingkuh di belakangnya. Dua orang di depannya makan dengan saling suap-suapan, mata keduanya saling berpaut.

Alicia pun memotret secara diam-diam. Mencari posisi yang bagus agar keduanya bisa di potret dengan mudah. Menyiapkan alat rekam agar bisa terdengar dan bisa dia rekam pembicaraan keduanya.

"Apa pacarmu tidak tahu kamu kesini?" tanya sang laki-laki.

"Tahu, aku beritahu dia kalau aku pergi ke kafe ini dengan teman-teman tadi. Jadi dia tidak curiga denganku kalau sekarang hanya kita berdua saja." kata sang perempuan.

"Emm, kita akan selamanya sembunyi-sembunyi begini? Aku sangat mencintaimu, bagaimana dengan pacarmu itu?" tanya sang laki-laki.

"Selama belum ketahuan, kita akan tetap seperti ini. Kalau pun ketahuan, aku akan memilih kamu kok. Karena kamu berbeda, tidak membosankan. Sedangkan dia kaku dan gila kerja. Aku kurang perhatian darinya." kata si perempuan itu.

Alicia terus merekam percakapan keduanya, sang perempuan bersikap manja pada laki-lakinya. Menggandeng tangannya dan menggodanya dengan manja pula. Alicia jengah melihat itu, terlihat sekali sang perempuan itu sangat agresif.

"Cuih! Dasar perempuannya aja memang gatel sama laki-lakinya. Kukira si laki-laki mau-mau aja kalau perempuannya gatel begitu." gumam Alicia.

Alicia menyudahi penyelidikannya pada pacar kliennya. Dia merasa kasihan pada kliennya jika memang dia sangat mencintai gadis yang tadi dia pantau.

Baiklah, sampai di sini saja. Nanti aku beritahu dia jika memang pacarnya itu selingkuh dengan teman kerjanya." ucap Alicia.

Dia melangkah menuju kasir membayar kopi yang dia pesan. Kemudian dia keluar dan menuju mobilnya, berjalan dengan menunduk karena dia mengambil ponselnya di tas. Hingga dia menabrak seorang laki-laki yang sedang menelepon.

Bug!

"Auw!"

"Sorry." kata laki-laki itu masih menelepon dan berlalu tanpa melihat ke arah Alicia.

"Woy! Jalan jangan sibuk teleponan terus!" teriak Alicia menatap tajam pada laki-laki yang menabraknya.

"Sorry." ucap laki-laki itu tanpa menoleh pada Alicia.

Alicia mendengus kasar, dia masih menatap punggung laki-laki itu dari jauh. Kemudian dia pun pergi menuju mobilnya dan masuk. Rasa kesalnya masih belum hilang, tapi kemudian dia menjawab telepon yang tadi berdering sejak di jalan tadi.

"Halo?"

_

_

********************

02. Memberitahu Klien

Alicia pun memunggu di kafe sesuai dengan janji kliennya yang menyuruhnya datang ke kafe Ria. Di mana dulu dia mengintai pacar dari sang klien. Sudah setengah jam Alicia menunggu, tapi kliennya belum juga datang.

"Kok lama banget sih? Apa dia tidak butuh informasiku?" ucap Alincia melirik terus ke arah jam di tangannya.

Dia kesal sekali ketika harus menunggu seseorang dan tidak ada kabar apa pun kapan dia akan datang. Dia sibuk mengurusi yang lain, tapi kenapa kliennya itu seakan menyepelekan sebuah janji.

"Maaf mbak Alicia, saya baru datang. Tadi di mobil bertengkar kecil dengan pacar saya." kata laki-laki klien Alicia.

Alicia tersenyum kecut, mau marah pada kliennya itu rasanya tidak enak juga. Karena wajahnya terlihat kusut.

"Memang bertengkar kenapa mas Vino?" tanya Alicia.

"Saya melihat dia jalan dengan teman kantornya yang laki-laki. Lalu saya samperin dan bawa dia masuk ke dalam mobil. Tapi dia marah-marah ketika saya minta penjelasan padanya." kata Vino.

"Ooh, begitu. Apa mas Vino masih cinta sama pacar mas Vino itu?" tanya Alicia.

Dia bertanya lebih dulu sebelum menunjukkan bukti-bukti semua percakapan dan potret pacar Vino itu padanya.

"Saya masih cinta mbak, tapi kalau dia selingkuh begitu. Saya akan putuskan dia." kata Vino.

"Memang sebaiknya mas Vino putus saja dari dia. Buat apa juga punya pacar tukang selingkuh." kata Alicia ikut kesal juga dengan masalah yang di hadapi Vino itu.

"Lalu, saya bagaimana?" tanya Vino.

"Ya udah, cari pacar lagi. Masih banyak kok gadis-gadis yang baik. Di kantor saya juga ada kok yang masih lajang." kata Alicia.

Tujuannya mau menyerahkan bukti perselingkuhan pacar Vino justru dia mau menjadi mak comlang. Vino diam, dia menatap Alicia lalu tersenyum.

"Ya udah, sama mbak Alicia aja." kata Vino tersenyum.

"Eh, kok sama saya sih? Ngga bisa!" kata Alicia kini terkejut dengan ucapan Vino.

"Hahah! Saya bercanda mbak Alicia. Baiklah, apa yang mbak temukan dari pengintaian dan penyelidikan sama pacar saya kemarin?" tanya Vino mulai serius dan santai.

Alicia tersenyum kaku, dia lalu mengambil sesuatu dalam tasnya kemudian menyerahkannya pada Vino. Sebuah alat perekam, lalu Alicia mengambil beberapa lembar foto dan menyerahkannya juga pada Vino.

"Ini bukti perselingkuhan pacar mas Vino. Kalau mas Vino masih berat untuk putus dengan pacarnya, tunjukin aja semua bukti itu sama pacar mas Vino. Tapi mas Vino juga harus sabar dan tegas, kalau mas Vino tidak bisa di bohongi dan di bodohi." kata Alicia.

Vino tidak menanggapi ucapan Alicia, dia melihat foto-foto yang tadi di berikan oleh Alicia. Dadanya bergemuruh melihat foto itu, lalu dia menatap ke arah lain karena merasa marah dengan foto tersebut.

Dia kemudian mengambil alat perekam, menyetelnya dan mendengarkannya. Dan lagi-lagi Vino tidak bisa melanjutkan mendengar suara rekaman pacarnya yang bicara begitu mesra dan manja pada teman satu kantornya.

"Sialan! Dia benar-benar ingin pisah dariku ternyata. Dia sudah bosan denganku." kata Vino mengepalkan tangannya.

Alicia hanya menatap kasihan pada Vino, sebagai agen cinta dia hanya membantu apa yang di inginkan oleh kliennya. Sejauh ini semua kliennya sangat puas dengan hasil kerjanya dalam menyelidiki dan mencari bukti perselingkuhan pasangannya.

"Jadi mas Vino mau bagaimana?" tanya Alicia.

"Aku akan memutuskannya, buat apa pacaran sama orang yang selingkuh di belakangku." kata Vino masih marah dengan bukti perselingkuhan pacarnya.

"Dan tugas saya sekarang sudah selesai, bukti sudah ada. Tinggal bagaimana mas Vino menyelesaikannya sendiri. Dan ingat mas Vino, semua bukti itu kan dari saya. Jadi tolong rahasiakan identitas saya dan dari mana bukti-bukti itu di dapat. Mas Vino bisa mengatakannya dengan alasan apa pun, asal jangan menyebut nama agen tempat saya bekerja. Apa lagi harus menyebut nama saya." kata Alicia.

"Tenang saja mbak, di surat perjanjian kan ada di sana. Saya masih ingat dan rahasia identitas agen cinta seperti mbak Alicia tetap terjaga. Ya mungkin hanya klien mbak saja yang tahu kan." kata Vino.

"Bagus kalau begitu, dan nanti sisa pembayarannya segera di lunasi ya mas. Bos saya nanti menanyakannya pada saya." kata Alicia.

"Oh ya, sekarang saya transfer saja sisa pembayarannya mbak Alicia." kata Vino.

"Ooh, silakan. Nomor rekeningnya sudah ada kan ya?"

"Iya."

Vino lalu membuka aplikasi M-banking untuk mentransfer uang sisa pembayaran dalam menyew agen cinta di firma agen cinta milik Rena. Sang bos pemilik firma agen yangs sudah mempunyai badan hukum sendiri itu.

Setelah selesai mentransfer uang sisa pembayaran itu,Vino lalu melihat pada Alicia.

"Sudah mbak." kata Vino.

"Oke, terima kasih mas Vino." kata Alicia.

"Ya, terima kasih atas kerja samanya mbak. Nanti saya akan bicara dengan pacar saya untuk cari tahu kenapa dia berselingkuh." kata Vino.

Ya benar, lebih baik tanyakan dulu kenapa bisa selingkuh." kata Alicia.

"Iya. Terima kasih ya mbak Alicia, semuanya sangat membantu saya." kata Vino.

"Iya, sama-sama mas Vino. Kalau begitu, saya kembali lagi ke kantor. Karena ada tugas lagi yang harus saya selesaikan." kata Alicia.

"Iya."

Alicia pun bangkit dari duduknya, dia lalu pergi meninggalkan Vino yang kini menatap lagi foto-foto mesra pacarnya dengan selingkuhannya.

_

_

*******************

03. Menyelidiki Di Kampus

Alicia sedang ada janjian dengan klien kesekian, lebih tepatnya klien kelimanya sejak menjadi senior di kantornya dengan Nindy. Dia melirik jam di tangannya, lalu menyeruput kopi matchanya.

Tak lama datang seorang gadis dengan penampilan tomboy melambaikan tangan pada Alicia. Dia adalah klien kelima Alicia, seorang gadis tomboy datang ke kantornya dan meminta langsung pada Alicia.

"Mbak Alicia lama nunggu ya?" tanya gadis tomboy itu.

"Ya lumayan. Apa di jalan macet?" tanga Alicia.

"Ngga juga sih mbak. Heheh." kata gadis tomboy itu.

"Lalu, apa yang bisa saya bantu mbak Nadia?" tanya Alicia pada Nadia.

"Emm, ngomongnya boleh gue ya."

"Terserah mbak Nadia aja."

"Begini mbak, gue ini punya cowok. Dia itu kelihatan alim dan pendiam, tapi akhir-akhir ini dia kok beda ya." kata Nadia.

"Beda bagaimana?" tanya Alicia.

"Ya beda. Dia sering banget dandan rapi dan necis gitu. Gue takutnya dia terpengaruh sama temannya itu." kata Nadia lagi.

"Terus, apa yang harud aku lakukan?" tanya Alicia.

"Ya, tolong selidiki pacarku itu ya. Kenapa dia bisa berubah, dan apa dia punya cewek lain selain gue." kata Nadia.

"Maksudnya selingkuh gitu?" tanya Alicia.

"Ya, gitu deh. Gue takut dia berubah karena ada cewek lain di hatinya, jadi perubahan penampilannya itu yang buat gue penasaran. Jadi mbak Alicia ikuti pacar gue di kampus, dan kemana aja dia pergi." kata Nadia lagi.

"Oke, mana foto pacarnya?" tanya Alicia.

"Sebentar, gue kirim aja ya di nomor ponsel mbak Alicia." kata Nadia.

"Oke."

Nadia pun mengambil ponselnya, dia mencari foto pacarnya di galeri lalu mengirimnya ke ponsel Alicia. Setelah selesai, Alicia melihat beberapa foto yang di kirim Nadia sebagai foto pacarnya itu.

Dia tersenyum tipis, dia mengira tipe laki-laki sebagai pacar Nadia itu memang terlihat pendiam. Tapi di balik diamnya itu tampak ada sesuatu di benaknya, entah Alicia menebak itu. Yang jelas, memang laki-laki yang di pacari Nadia itu bukan orang yang polos dan pendiam sepenuhnya.

"Bagaimana mbak dengan foto cowok gue?" tanya Nadia.

"Emm, kamu minta pendapatku dengan fotonya atau orangnya?" tanya Alicia.

"Ya, sifat orangnya deh. Gue penasaran kok dia tadinya pendiam tapi kenapa jadi berubah gitu." kata Nadia lagi.

"Emm, dia orangnya memang tampak pendiam. Tapi kurasa dia punya niat tersubung deh sama kamu." kata Alicia.

"Ah, yang benar mbak?" tanya Nadia kaget.

"Ya aku tidak tahu. Tapi nanti aku selidiki deh, di mana dia kuliah?" tanya Alicia.

"Di kampus gue yang sama sih, tapi beda fakultas. Gue di desain grafis, sedangkan dia di jurusan ekonomi." kata Nadia.

"Baiklah, kamu bisa memberikan peta tempat kampusmu. Di sebelah mana itu fakultas ekonomi."

"Oke mbak, gue mengandalkanmu mbak Alicia." kata Nadia dengan tersenyum senang.

Mereka pun kini membicarakan hal lain, Alicia menangkap kalau Nadia sebenarnya anak orang berada. Hanya saja penampilannya itu yang membuat orang menyangka dia gadis yang biasa saja.

Setelah lama bercakap-cakap, Alicia pun pergi dari kafe tersebut. Kembali ke kantornya, begitu juga dengan Nadia harus masuk kampus karena ada jam kuliah di siang hari ini.

_

Alicia sedang berada di kampus, dia mengirim pesan pada Nadia di sebelah mana dia harus datang ke fakultas hukum. Karena kampus itu sangat luas, jadi dia harus segera mencarinya agar pekerjaannya cepat selesai.

Tapi Nadia sepertinya masih ada kelas, jadi dia bertanya pada mahasiswa yang sedang berjalan itu untuk bertanya di sebelah mana fakultas ekonomi.

"Kak, maaf mau tanya. Fakultas ekonomi di maja ya?" tanya Alicia.

"Ooh, kakak mau daftar kesana?" tanya mahasiswa itu.

"Ya, mau lihat-lihat aja dulu. Kalau tempat dan fasilitasnya bagus, bisalah daftar kesana. Heheh." kata Alicia berbohong.

"Fakultas ekonomi itu agak jauh kak, tapi kakak jalan aja lurus kesana. Nanti ada kok plangnya fakultas ekonomi. Nah ketika baru masuk itu ada gedung ruang sekretariatnya." kata mahasiswa tersebut.

"Kalau kantinnya sebelah mana ya?"

"Kantinnya ya di belakang kelas prodi, tanya aja nanti di sana. Soalnya tempatnya memang ngga kelihatan dari jalan, kantin fakultas ekonomi." katanya lagi.

"Oke, terima kasih kak." kata Alicia lagi.

"Ya kak, sama-sama."

Alicia pun berjalan, dia terus mencari seseorang laki-laki pacar Nadia dari fakultas ekonomi. Sesekali melihat ponselnya, melihat foto pacar Nadia itu. Dan kebetulan dia berpapasan dengan orang yang dia cari.

Laki-laki yang di sebut pacar Nadia itu, dia mencocokkan foto dan laki-laki yang sedang berjalan mau melewatinya. Laki-laki itu berjalan dengan temannya sambil bicara entah apa yang di bicarakan. Alicia pun mengikuti keduanya dan menajamkan telinganya.

"Kita ke kantin yuk." kata salah satu laki-laki itu.

"Emm, iya nih. Gue juga lapar." kata laki-laki yang di awasi Alicia.

"Eh, gimana dengan Nadia? Lo masih jalan sama dia kan?" tanya temannya.

"Masihlah, dia kan aset gue." jawab pacar Nadia itu.

"Hahah, lo itu. Bisa aja memanfaatkan anak gadis orang ya. Lo kapan naklukin dia?"

"Nanti, gue lagi merubah penampilan gue dulu. Kan dia tahunya gue itu pendiam, dia belum tahu gue ini brengsek. Hahah!" kata pacar Nadia itu.

Alicia merekam percakapan mereka, dia harus mendapatkan buktinya. Dan pembicaraan itu terus berlanjut.

"Apa sih rencana lo itu sama Nadia?" tanya temannya.

"Gue ingin tiduri dia, lalu gue mau porotin tuh duitnya. Dia kan tajir, bapaknya tajir banget. Tapi gila aja gue harus jalan sama gadis tomboy dan diam-diam aja tanpa dapat apa-apa sih." kata pacar Nadia itu.

Alicia kesal, dia menatap tajam pada pacar Nadia itu. Benar-benar niatnya tidak baik pada Nadia, bersyukur Nadia menyewanya menjadi agen cinta. Menyelidiki pacar yang di anggap selingkuh atau punya maksud lain seperti laki-laki di depannya itu.

Mereka menuju kantin, Alicia pun ikut ke kantin dan melanjutkan penguntitannya pada pacar Nadia. Dia buat silent ponselnya, agar tidak mengganggunya dalam bekerja.

_

_

*********************

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!