Jam menunjukkan pukul enam petang, Clara harus bersiap untuk pergi ke kampus, gadis cantik itu terpaksa kuliah malam karena ia harus membantu ibu angkatnya untuk berjualan bunga.
Setelah semuanya siap, Clara segera berpamitan dengan Yohana, wanita yang menjadi ibu angkat Clara, Yohana merawat Clara sejak usianya sekitar lima tahun. Clara adalah gadis yatim piatu di mana seluruh keluarganya meninggal dunia karena beberapa bangsa Vampir sudah menyerang Desa dimana keluarga Clara tinggal. Gadis itu masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi pada keluarganya, sehingga Yohana memutuskan untuk merawat Clara hingga kini gadis itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
"Clara pergi dulu, Ma!" pamit sang gadis kepada Yohana.
"Hati-hati, Nak! Ingat, jangan pulang terlalu malam." Balas sang ibu.
Clara pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, kemudian setelah itu Clara segera keluar dari rumah dan ia pun segera pergi ke kampus dengan menggunakan motor matic kesayangan nya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Clara tiba di kampusnya, sejenak Clara merasa ada sesuatu yang aneh tatkala dirinya memasuki kawasan kampus yang biasa ia datangi setiap hari, seperti ada aura yang berbeda malam itu.
"Kenapa suasananya menjadi dingin seperti ini? Aneh!" seru Clara sembari memperhatikan sekeliling kampus yang entah kenapa malam itu terasa sangat sunyi tidak seperti biasanya.
Clara berjalan menuju koridor yang menuju ke kelasnya, Ia melihat beberapa temannya yang juga sedang berjalan menuju ke kelas yang sama, hingga akhirnya ia dikejutkan dengan kedatangan seorang cowok yang sedang berjalan menuju ke arahnya, pria dengan postur tubuh tinggi tegap, tampan dan sedikit agak pucat, tampak sedang menyapa Clara yang saat itu terpaku melihat kedatangan cowok yang belum pernah ia lihat sama sekali di kampusnya.
"Permisi, Nona! Kelas Sejarah dimana, ya?" tanya pria itu yang terlihat masih bingung di mana kelas yang sedang ia cari. Sepertinya pria itu baru masuk ke kampus Gempita Buana.
Sepertinya pria itu mahasiswa baru batin Clara.
"Kamu anak Sejarah juga? Masih baru, ya?" tanya Clara menyelidik, karena wajah pria itu belum pernah ia lihat sebelumnya, seorang cowok berwajah datar yang memiliki tindikan di kedua telinganya dan satu tindikan pada lidahnya. Sejenak Clara merasa ilfil dengan penampilan cowok yang menurutnya aneh tersebut.
"Iya! Aku anak baru, kenalkan! Namaku Louis Petter, panggil saja aku Louis!" seru cowok yang bernama Louis itu memperkenalkan diri kepada Clara dengan mengulurkan tangannya. Dengan sedikit takut, Clara membalas uluran tangan Louis dengan cepat.
"Clara!" balas gadis itu singkat. Sejenak Clara merasa jika ada yang berbeda saat dirinya menyentuh tangan Louis, tangan Louis teraba sangat dingin seperti es. Spontan Clara menarik tangannya dengan cepat.
Tentu saja itu membuat Louis tersenyum smirk, entah kenapa senyum itu terlihat begitu menakutkan bagi gadis itu.
"Kenapa tangannya dingin sekali?" batin Clara.
"Em ... itu di depan udah kelihatan kelas Sejarah, aku juga anak Sejarah." Sambung Clara.
"Oh ... rupanya kamu anak Sejarah juga, kebetulan sekali, itu tandanya kita berjodoh." Ucap Louis yang seketika membuat Clara menatap pemuda itu.
Clara melihat wajah Louis yang sempurna, tegas dan sangat tampan, hanya saja kenapa bola mata Louis tidak ada bayangannya, semua berwarna hitam pekat. Clara mengira mungkin Louis sedang memakai softlens berwarna hitam pekat sehingga membuat bayangan bola matanya tertutup.
Louis menoleh ke arah Clara yang sedang terpaku melihat pria yang menurutnya sangat aneh itu. Spontan Clara memalingkan wajahnya dengan cepat dan berpura-pura tidak melihat wajah Louis. Clara pun berbasa-basi mengajak Louis untuk masuk ke dalam kelas.
"Ayo kita masuk!"
Louis pun mengikuti Clara dari belakang, pria itu memperhatikan sang gadis dari atas hingga bawah, sejenak Louis mengendus sesuatu yang membuat pria itu sejenak mengerutkan keningnya.
"Darahnya wangi sekali."
Louis tampak memejamkan mata kala dirinya seperti mencium aroma yang membuatnya terlihat lebih hidup.
Clara dan Louis memasuki kelas Sejarah, seperti biasa Clara mengambil duduk di tempat biasanya, di bangku nomor dua dari depan, dan Louis mahasiswa baru itu terlihat duduk di bangku paling belakang.
Selama dalam kelas, Louis terpaku pada gadis yang baru saja Ia temui, Clara cukup membuat pria itu terkesima dan yang lebih menggoda Louis adalah wangi darah milik Clara yang tercium sempurna.
Sementara itu, entah kenapa Clara dibuat merinding selama kelas berjalan, tidak seperti biasanya, malam ini seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya cukup bergidik.
"Kenapa perasaanku tidak enak?" batin Clara sembari memperhatikan sekeliling kelas, dimana teman-temannya sedang sibuk memperhatikan sang dosen yang tengah menjelaskan tentang materi pelajaran yang sedang berlangsung. Dirinya justru merasa jika ada seseorang yang sedang mengintainya. Saat itu dosen menjelaskan tentang asal muasal cerita seorang Vampir yang mati di tangan manusia.
Semua mahasiswa tampak mendengarkan secara seksama apa yang dijelaskan oleh dosen mereka. Hingga akhirnya, mereka dikejutkan dengan penjelasan dari sang dosen jika masih ada bangsa Vampir yang memiliki dendam terhadap manusia, menurut sejarah disebutkan jika ada salah satu keluarga Vampir yang sedang memburu keturunan manusia yang pernah membunuh salah satu Vampir yang berpengaruh dalam klan mereka.
"Vampir dari klan itu masih ada sampai sekarang, dan mereka masih menyimpan dendam kepada keturunan dari keluarga manusia yang membunuh seorang Vampir tertinggi. Tapi, kalian tidak perlu takut, Vampir itu hanya mengintai keturunan Benyamin Burgh, karena menurut sejarah, salah satu cucu Benyamin Burgh masih hidup sampai sekarang, dan besar kemungkinan Vampir-Vampir itu sedang memburu di mana keberadaan keturunan Benyamin Burgh." Ungkap sang dosen.
Clara terlihat begitu serius saat sang dosen menjelaskan tentang satu keluarga Vampir yang masih memburu keturunan Benyamin Burgh, ia tak menyangka jika ras Vampir sudah memiliki dendam, maka mereka akan melenyapkan anak cucu dari manusia yang sudah membunuh salah satu diantara mereka.
Setelah kelas usai, sekitar pukul delapan malam, para mahasiswa dalam kelas sejarah itupun bubar, tak terkecuali Clara yang harus pulang secepatnya ke rumah, di mana sang Ibu sudah mewanti-wanti anak gadisnya untuk tidak pulang terlalu lama.
Clara beranjak dari tempat duduknya dan Ia pun tanpa sengaja menoleh ke belakang di mana tempat Louis duduk, tapi apa yang ia lihat bukanlah Louis yang seharusnya masih duduk di kursi paling belakang. Tak ada siapapun di sana, sejurus Clara memperhatikan sekeliling, bagaimana bisa Louis secepat itu keluar dari kelas, sementara kelas baru saja bubar.
"Loh! Kemana dia? Aneh banget, cepet banget perginya?" batin Clara, ia pun akhirnya tak mau ambil pusing, mengingat ia tidak terlalu suka dengan cowok yang aneh seperti Louis. Gadis itu keluar dari kelas dan segera mengambil motornya di parkiran.
Clara mengendarai motor matic miliknya, setelah ia keluar dari area parkir, sejenak Clara merasa jika ada seseorang yang sedang mengintai dirinya. Tapi saat ia menoleh ke belakang, nyatanya tidak ada siapapun, Yang ada hanya beberapa mahasiswa yang lalu lalang melewati area parkiran.
Clara menghela nafas panjang, dan Ia pun segera melajukan motornya ke jalan raya, tanpa ia sadari jika ada seseorang yang sedang naik di atas pohon sembari memperhatikan Clara yang saat itu sedang mengambil motornya di parkiran.
“Kenapa aku merasa merinding sih? Apa jangan-jangan ada hantu di sini? Hii ... Ngeri!!” Clara bermonolog sendiri sembari memperhatikan pepohonan di sekitarnya yang seolah-olah ada sesuatu di balik pepohonan itu.
"Clara Burgh! Akhirnya aku menemukanmu!" tampak senyum seringai pada wajah tampan itu dengan tatapan matanya yang liar. Dimana pemilik senyum menakutkan itu sedang berada di atas pohon mengintai Clara.
Hingga akhirnya, Clara berada di jalanan yang cukup sepi, Clara sendiri agak takut melewati jalanan itu, tapi sudah resiko jika dirinya harus kuliah malam, tapi setidaknya Clara memiliki keberanian dan tekad luar biasa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi demi untuk membahagiakan sang ibu yang sudah membesarkan dirinya.
Tiba-tiba saja Clara dikejutkan dengan beberapa pria yang sedang menghadang laju motornya dan memaksa Clara untuk menyerahkan motor miliknya.
Clara terpaksa berhenti, karena beberapa pria itu tampak menodongkan senjata ke arah Clara. Dua orang pria tak dikenal itu tampak mengambil motor milik Clara dan gadis itu pun tak luput dari incaran para penjahat itu.
Clara meronta-ronta saat kedua pria itu memaksanya untuk ikut bersama mereka.
"Lepaskan, brengsek!"
Nyatanya rengekan Clara tidak digubris oleh kedua pria tak dikenal itu, mereka berdua tetap memaksa Clara untuk ikut bersama mereka.
"Sudah! Nggak usah bawel! Ayo ikut!"
Clara mencoba untuk melawan kedua penjahat itu dengan berteriak meminta tolong sambil menginjak kaki salah satu pelaku itu. Tapi, sayang tidak semudah itu Clara bisa lari dari para penjahat itu.
Tiba-tiba saja seseorang datang meminta kepada kedua pria itu untuk melepaskan Clara.
"Lepaskan gadis itu!" ucap pria yang rupanya pria itu adalah mahasiswa baru di kampusnya, Clara melihat jika itu adalah wajah Louis dan baru saja mereka berkenalan.
"Louis!"
Saat itu juga Louis menghajar kedua pria itu dengan mudah, dan akhirnya kedua pria itu lari terbirit-birit karena mereka tidak bisa mengimbangi gerakan Louis yang ternyata diluar dugaan. Gerakan Louis sangat cepat membuat kedua orang itu kewalahan.
Tentu saja Clara dibuat melongo dengan gerakan Louis yang begitu cepat.
"Astaga! Apa aku sedang bermimpi? Cepet banget!!" ucap Clara lirih dan tak menyangka jika Louis bisa melakukan hal itu. Clara hanya bisa bengong Jing tak sadar jika kedua pria itu sudah lari tunggang langgang dan Louis pun berjalan menghampiri Clara yang masih terperangah.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Louis kepada Clara, dan Clara pun terkejut sembari menggelengkan kepalanya berkali-kali.
"Terima kasih sudah menolong ku!" balas gadis itu.
"Gadis seperti mu harus hati-hati melewati jalan sepi seperti ini, untung saja aku lewat." Seru Louis.
Sejak kejadian itu Louis dan Clara terlihat semakin akrab, mereka sering bertemu di kampus, dan Clara pun hanya bisa bertemu dengan Louis jika dirinya ngampus malam, jika Clara pergi ke kampus siang atau pagi, maka dirinya tidak akan bisa bertemu dengan Louis.
Hari-hari pun berlalu, hubungan keduanya semakin dekat, hingga akhirnya kebaikan hati Clara telah berhasil membuat Louis mengagumi gadis itu. Hingga tak sadar, Louis mulai jatuh cinta kepada Clara.
"Shiiit! Kenapa aku harus mencintainya? Aku tidak bisa bohong dengan perasaanku sendiri, maafkan putramu, Bu!" ucap Louis ketika dirinya mengingat pesan sang Ibu.
...BERSAMBUNG...
"Aku ingin kamu mencari keberadaan gadis itu Louis! Ibu tidak ingin mendengar jika masih ada keturunan Benyamin Burgh yang masih hidup, ayahmu tidak akan bisa tenang dalam keabadiannya, darah gadis itu harus kita siramkan pada abu ayahmu, kamu anakku satu-satunya dan kamu adalah kebanggaan bangsa Vampir, setetes darah gadis itu sangat berarti bagi bangsa kita, ibu ingin kamu habisi gadis itu!" terdengar suara seorang wanita dalam lamunan Loius, dan tak lain adalah seorang Vampir wanita yang bernama Helena, dia adalah ibu dari Louis Petter yang menginginkan darah dari cucu terakhir keturunan Benyamin Burgh yang telah membunuh suaminya.
Louis tersadar dari lamunannya, dirinya benar-benar dibuat dilema dengan keadaan yang sedang ia alami, apakah ia akan melabuhkan cintanya kepada Clara ataukah dirinya akan menjadi anak yang berbakti dengan mengorbankan cintanya dengan membunuh Clara.
"Apa yang harus aku lakukan? Clara sudah membuat hatiku luluh, sementara aku harus membunuhnya agar roh ayah bisa terbebas dalam keabadian, aku benar-benar mencintai gadis itu." Louis dihadapkan dengan pilihan yang sulit, perintah ibunya ataukah cintanya kepada gadis keturunan Benyamin Burgh itu.
Sementara itu Clara dan Louis ternyata sudah tidak bisa dipisahkan lagi, keduanya sama-sama saling mencintai dan mereka pun memutuskan untuk menikah, meskipun Louis tahu jika hubungan mereka tidak akan mendapatkan restu.
"Jangan, Tuan! Anda sebaiknya tidak menikah dengan bangsa manusia, jika itu terjadi maka malapetaka akan menimpa bangsa kita." Seru Regar, kucing Vampir peliharaan Louis yang ia bawa dari tempat asalnya.
Sejenak, Louis terpaku, apalagi dirinya dan Clara sudah berhubungan terlalu jauh dengan gadis itu, dan Clara kini sedang mengandung anak mereka.
FLASHBACK ON
Louis terkulai lemas di atas ranjang, sementara itu di sampingnya seorang gadis yang sangat dicintainya mulai memejamkan matanya karena kelelahan. Louis mencium punggung wanitanya dan kemudian menutupkan selimut pada tubuh gadis itu yang tak lain adalah Clara.
"Maafkan aku, Clara! Aku berjanji padamu, aku akan bertanggung jawab atas apa yang kulakukan padamu, aku sangat tergila-gila dengan mu, aku ingin selalu bersamamu, Clara. Kita akan menikah secepatnya." Ucap Louis lirih, hingga akhirnya Louis beranjak bangun dan segera pergi dari kamar Clara.
Setelah Louis menanamkan benihnya pada rahim Clara, pria yang merupakan jelmaan Vampir itu segera pergi ke rumahnya. Karena matahari akan segera muncul. Sebelum dirinya masuk ke dalam rumah, Louis dikejutkan dengan kedatangan Ibunya yang tentu saja membuat pria itu sangat panik.
"Ibu! Sejak kapan ibu ada di sini?" tanya Louis sembari menundukkan kepalanya.
Helena Petter, melihat dengan serius ke arah putranya yang saat itu baru saja pulang entah dari mana.
"Dari mana saja kamu? Sekarang baru pulang?" desak sang ibu yang curiga dengan apa yang dilakukan oleh putranya itu. Sampai jam empat pagi baru pulang.
"Emm ... biasa lah, Bu? Mencari hewan ternak para warga," jawab Louis santai.
Helena menatap tajam ke arah sang anak, karena ia tahu jika Louis sedang membohonginya. Kedatangan Helena saat itu adalah untuk memastikan anaknya benar-benar menemukan keberadaan gadis itu.
"Bagaimana? Apa kamu sudah menemukan gadis itu, Louis?" tanya Helena serius.
"Emm belum, Bu! Louis belum menemukannya," jawabnya berbohong.
Helena yang mendengar itu, berkata kepada sang anak, "Ingat Louis! Kamu harus segera mendapatkan gadis itu secepatnya dan bunuh dia, agar roh ayahmu bisa tenang dalam keabadiannya, dan kamu harus membayar sakit hati Ibu yang kehilangan seorang suami oleh manusia-manusia laknat itu. Ibu tidak perduli lagi dengan siapapun kerabat Benyamin Burgh, ibu hanya ingin keturunan Benyamin Burgh bisa hilang dari muka bumi ini, karena jika saja ada salah satu mereka masih hidup, maka keselamatan bangsa kita akan terancam, mengerti!" ungkap Helena yang membuat Louis menghela nafasnya karena dirinya justru akan menikahi gadis keturunan Benyamin Burgh itu.
FLASHBACK OFF
Louis tersadar dari lamunannya, hari ini dirinya akan menikahi Clara, gadis yang telah membuatnya jatuh cinta.
"Maafkan Louis, Bu! Louis tidak bisa membunuh Clara, aku terlalu mencintainya, dan aku akan merahasiakan semua ini dari Clara, tentang siapa diriku yang sebenarnya, jika aku adalah seorang Vampir." Ucap Louis lirih sembari menatap dirinya pada pantulan cermin, malam ini dirinya akan menjadikan Clara sebagai istrinya.
...BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!