Brakkk!
Dokumen pemecatan dilempar begitu saja di depan Diaz, dia yang sudah bekerja satu tahun bahkan bisa dibuang begitu saja oleh perusahaan yang dipimpin oleh Selly.
Seorang bos wanita yang cantik, sombong dan arogan dengan sengaja memecat Diaz karena tahu jika laki-laki itu menyukainya. Merasa tidak suka dengan fakta tersebut membuat Selly memecat sepihak Diaz.
Apalagi Selly yang tidak suka orang miskin seperti Diaz yang tak sebanding dengan nya sebagai pemilik perusahaan.
"Apa ini?" tanya Diaz yang masih tak mengerti dengan alasan dia dipecat.
"Kau dipecat!" Selly yang langsung membaca Diaz tanpa alasan sedikitpun.
Di depan para pekerja yang lain Selly melakukan pemecatan itu tanpa perasaan, tak peduli dengan perasaan dia ataupun dengan tatapan karyawan lain yang melihat mereka.
Karyawan lain hanya bisa menatap dengan diam dan berprasangka dalam pikirannya masing-masing, melihat kejadian tersebut tak ada yang berani menegur atasan mereka. Apalagi Selly yang terkenal sombong dan kejam itu jelas membuat karyawan yang ada di sana pun tak berani menghentikannya.
Kali ini Diaz yang menjadi korban di mana dia dipecat begitu saja tanpa alasan sedikitpun. Padahal Iya tak tahu apa-apa tentang pemecatan itu sebelumnya seri yang tiba-tiba datang ke hadapannya langsung mah lemparkan dokumen tersebut membuat Diaz kaget dan jelas ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Diaz yang mengagumi kecantikan Selly dia bahkan sudah lama suka pada Selly, tapi kedudukannya yang merupakan karyawan biasa pun tak bisa sedikitpun mendekati Selly.
Menatapnya saja dia tidak bisa ada batasan bagi seorang bos yang juga karyawan dan Bahkan ia pun harus menunduk di hadapan Selly untuk memberi hormat.
Tapi, hal itu tidak melunturkan rasa kagum dan juga rasa sukanya kepada Seli walaupun dengan tindakan silih yang selama ini memang begitu sombong.
Tapi, hari itu menjadi hari terakhir dia bekerja di perusahaan tersebut dengan dilakukan pemecatan sepihak oleh Selly dan bahkan hal itu dilakukan di depan umum. Membuat Diaz jelas tidak terima.
"Bagaimana bisa?" Tanya Diaz yang tidak terima dengan pemecatannya karena dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun dan dia bekerja dengan baik selama 1 tahun itu.
Diaz tak bisa terima dengan apa yang dilakukan oleh Selly memecatnya dan mempermalukannya di depan umum adalah hal yang benar-benar membuat Diaz merasa kesal dan butuh penjelasan.
"Kami tak membutuhkanmu lagi, security bawa dia keluar," kata Selly ikan lagi apa yang dikatakan oleh Diaz dan dengan cepat memanggil Security untuk membawa Diaz pergi dari hadapan nya.
Karyawan yang menyaksikan kejadian itu pun hanya bisa terdiam di tempat mereka masing-masing berharap kejadian itu tidak menimpa mereka.
Dua orang security segera menarik Diaz dan membawanya keluar. membuat dia tidak bisa melakukan pembelaan.
"Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku, aku bahkan sudah bekerja di perusahaan ini cukup lama!" teriak Diaz tak di dengarkan sedikitpun oleh Selly.
"Sampah tetap saja jadi sampah, selamat tinggal Diaz yang malang. Berani-beraninya kau memiliki perasaan suka padaku" kata Selly sambil melihat Diaz diseret keluar.
Diaz yang sudah memendam rasa selama satu tahun ini pada seri juga tidak menyangka Jika dia akan dibuang begitu saja di perusahaan tempat ia bekerja.
Kecantikan Selly membuat dia benar-benar terpesona dan menyukai bosnya itu selama satu tahun ini dan Bahkan dia sering sekali diam-diam memperhatikan Selly.
Diaz hanya karyawan biasa di perusahaan itu pun tidak berani mendekati busi hanya bisa mengagumimu saja, tapi entah dari mana Selly bisa mengetahui tentang rasa sukanya tersebut hingga membuat dia benar-benar dikeluarkan dari perusahaan tanpa alasan yang jelas.
Diaz yang benar-benar merasa kesal saat dia diusir keluar oleh security kali ini dia benar-benar hancur dan tak memiliki pekerjaan.
Merasa malu dengan apa yang bisa dilakukan oleh Selly. Hal itu membuat Diaz merasa terpuruk.
Itu adalah hari yang paling buruk dalam hidupnya di mana ia kehilangan pekerjaan dan juga kehilangan harga dirinya dipermalukan di depan umum dan bahkan di depan karyawan lain. Yang bahkan dia bekerja dengan baik selama setahun ini bukanlah mendapatkan penghargaan tapi malah penghinaan.
Rasa suka yang dimiliki benar-benar membuat Diaz memendam kebencian begitu dalam. Iya yang memutuskan untuk balas dendam pun segera masuk ke dalam mobil menunggu kesempatan di mana Selly keluar dan selesai bekerja.
Perasaannya kini tak lagi berharga hatinya benar-benar sakit dan dia benar-benar hancur tak tahu lagi Bagaimana bisa orang yang dia sukai selama ini dan Bahkan dia banggakan walaupun rasa sukanya hanya cinta bertepuk sebelah tangan bisa melakukan hal kejam seperti itu terhadap dirinya.
"Aku akan membalas perbuatanmu. Aku tidak takut jika kita mati bersama," kata Diaz yang frustasi dan merencanakan balas dendam benar-benar ingin membunuh Selly saat itu.
Diaz menunggu Selly sampai masuk ke dalam mobilnya, Dia menunggu saat yang tepat untuk bisa menabrak Mobil Selly dengan mobil miliknya.
Tak suka dengan penghinaan yang dilakukan oleh Selly membuat Diaz pun gelap mata. Kesempatan itu tiba.
Saatnya sudah selesai bekerja dan hari juga sudah mulai malam dia keluar dari perusahaan menuju tempat parkir segera saja Selly mengendarai mobilnya untuk pulang dia siang sudah menunggu di persimpangan jalan pun melihat mobil Selly.
Dengan kecepatan tinggi dan tanpa ragu-ragu dia menabrakan mobilnya ke arah mobil Selly yang sedang melaju di depan.
Tabrakan pun tak Bisa dihindarkan lagi kedua mobil itu benar-benar bertabrakan satu sama lain.
Suara kencang tabrakan mobil pun terjadi asap mengepul dan benar kedua mobil itu hancur.
"Apakah aku berhasil," batin Diaz yang kesadarannya mulai kabur dan tiba-tiba suasana di sekitarnya menjadi gelap.
Selamat lambat terdengar suara orang yang begitu ramai yaitu membuat dia pun membuka matanya.
"Angkat pedangmu dan lawan aku wahai kesatria," kata seorang wanita yang tidak asing bagi Diaz.
Siapa lagi jika buka Selly, tapi dengan pakaian yang berbeda seperti pakaian yang dipakai orang zaman dulu.
Melihat Selly mengacuhkan pedang di hadapannya membuat Diaz kaget dan bangkit, keliling Yang sepertinya bukan lagi berada di duitnya yang berbeda dengan banyaknya orang yang seperti sedang menonton sebuah pertandingan.
"Dimana aku?" tanya Diaz dengan ekspresi bingung tak tahu ia berada di mana.
Orang-orang yang terus berteriak dan menyuruhnya untuk mengangkat pedang yang ada di hadapannya, Membuat diaz makin tak mengerti.
"Aku bilang angkat pedangmu dan lawan aku!" teriak wanita yang ada hadapannya yang benar-benar mirip dengan Selly dan bahkan suaranya pun mirip.
Dari paras cantiknya tentu saja Diaz hafal jika itu Selly lalu bagaimana bisa mereka berada di tempat yang berbeda.
Diaz yang tidak ingin mati sia-sia segera mengangkat pedang itu dan melawan Wanita yang sudah mengacungkan pedang padannya, rasa kesal, marah dan semua itu bisa Diaz lupakan untuk membalaskan rasa sakit hatinya. Kerana Wanita itu mirip dengan atasannya yang semena-mena.
Tapi karena ia tak memiliki kekuatan yang sepadan dengan Wanita itu dengan mudah ia dikalahkan. Apalagi Diaz yang baru pertama kali pegang pedang pun tidak mungkin langsung bisa menguasainya.
“Apa kuil suci begitu tidak berdaya hingga memanggil kesatria tidak berguna,” umpat Wanita itu yang sombong membuat Diaz makin tidak suka.
Dua orang dari kuil suci langsung membawa Diaz ke sebuah ruangan untuk diobati, karena kuil suci yang memang sengaja memanggil Diaz untuk membantu mereka menyelesaikan konflik kerajaan. Mereka juga tidak menyangka jika orang yang mereka panggil tidak ada gunanya.
Dalam ruangan sepi, Diaz yang saat itu tidak paham apa yang sedang terjadi berusaha mencerna situasi nya, ia sendiri juga bingung setelah kecelakaan bagaimana ia bisa pindah dimensi, semua masih tanda tanya untuk Diaz yang masih belum paham dengan apa yang sedang terjadi.
“Siapa namamu?” tanya orang tua berjenggot putih yang merupakan petinggi dari Menara sihir, sebagai orang yang berilmu tinggi tentunya dia sangat dihormati.
Diaz yang melihat ekspresi para penjaga yang memberi hormat pada orang tersebut membuatnya sedikit paham jika kedudukannya tinggi di Menara sihir, jadi Diaz pun ikut memberi hormat sekilas karena menghormati nya sebagai orang tua.
“Saya Diaz, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Diaz yang jelas bingung dengan apa yang sedang terjadi, dengan empat yang tidak diketahui jelas membuat Diaz kebingungan.
Diaz yang bahkan tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus berpindah dimensi, dengan situasi yang tidak ia pahami, untuk saja Wanita tadi tidak berniat untuk membunuhnya ia hanya mengetes kekuatan yang Diaz miliki, sebagai ketira yang dipanggil oleh Kuil suci secara langsung.
“Kua berada di kerajaan Amorza, kami sedang dalam kesulitan menghadapi rasa naga yang tidak bisa dikalahkan, hingga kuil suci memanggil kesatria untuk membantu,” jawab Ketua menara sihir yang menjelaskan pada Diaz.
“Tapi, aku bahkan tidak memiliki kekuatan,” kata Diaz jujur dengan kondisi nya yang tidak memiliki kekuatan sama sekali.
Hal itu jelas memberatkan Diaz yang merupakan orang biasa, dia yang bahkan tidak bisa mengabaikan apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya jelas membuat ia kesulitan.
Diaz yang berusaha tenang dan membaca situasinya, tentu saja tidak bertindak gegabah. Di todong dengan pedagang juga sudah membuat nya kaget, dan kali ini ia harus berhadapan dengan kuil suci yang belum ia mengerti apa tujuannya.
Jadi jelas hal itu membuat Diaz juga tidak bisa mengabaikan keselamatannya kali ini, apalagi ia sadar kalau ingatan terakhir dirinya yang sudah tewas mengenaskan karena menabrak diri dengan mobil.
Jadi ia pun mulai waspada dan memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi dia san.
“Kau akan dibantu oleh Putri Meriana,” kata ketua kuil yang memberitahu Diaz agar ia bisa berlatih dan lebih hebat lagi.
Diaz juga tidak akan gegabah dengan tindakannya dan memilih untuk memperhatikan dulu keinginan dan tujuan mereka. Ia yang masih terdiam dan belum menjawab pertanyaan dari kuil suci. Membuatnya berpikir keras agar tidak salah langkah.
“Iya,aku akan aku bantu jadi tidak perlu khawatir, ketua meminjamkan kitab ini padamu.”
Meriana yang langsung dating membawa kitab dari kuil, jelas membuat Diaz tidak sedang, apalagi paranya yang mirip bosnya yang bertindak seman-mena, sikapnya juga yang sembrono hampir mirip bosnya, tapi kalau ia menolak bila saja dia mati sia-sia.
“Tidaka ada pelatih latin?” tanya Diaz yang tidak nyaman dengan Meriana, karena wajahnya yang mirip dengan bosnya yang sudah memecat dia secara semena-mena.
Diaz jelas tidak suka dengan putri Meriana karena parasnya, walau cantik tetap saja saat Ia menatap sang putri hanya akan mengingatkan dia pada bosnya.
Padahal Diaz sudah mencoba untuk membunuh sang bos yang sombong itu, tapi siapa kita bahkan sampai di dunia lain ia masih harus bertemu dengan nya.
Jika tidak mirip mungkin Diaz tidak masalah, tapi kalau mirip benar-benar sangat menyusahkan. Apalagi rasa sakit hatinya masih belum hilang, ditambah luka akibat bertarung tadi juga masih ada.
“Aku yang paling kuat di kerajaan ini, dan sudah pernah menghadapi naga secara langsung,” kata Meriana memang dia yang paling dipercaya di kerajaan.
Hanya saja dia tidak cukup kuat untuk bisa mengalahkan Raja Naga. Yang memiliki kekuatan hebat dan luar biasa.
Banyak dari para prajurit yang harus gusur, mereka juga kehilangan banyak panglima perangnya karena hal itu. Jadi jelas itu semua membuat Meriana menjadi kesatria terkuat di kerajaan.
Meski ia seorang putri raja, dia tidak bersikap semena-mena dan terus melindungi kerajaan, tapi karena Raja Naga begitu kuat hingga membuat Meriana mencari bantuan ke kuil suci.
“Kenapa tidak kau kalahkan sama Naga itu?" tanya Diaz yang tidak mengerti kenapa dirinya harus terlibat.
Jelas hal itu membuat Diaz bingung mau bagaimana, karena dia tidak memiliki kekuatan dan jelas akan membuat Diaz kesulitan.
“Aku tidak bisa mengalahkan rajanya, tentu saja aku butuh bantuan,” kata Meriana yang jelas tidak menyangka jika kesatria yang dipanggil oleh kerajaan, tidak memiliki bakat apapun.
Meriana yang pada akhirnya pun harus kesulitan untuk melawan para naga itu sendirian, padahal Diaz satu-satunya kesatria yang dipanggil oleh kuil suci.
Meriana yang harus melatih Diaz karena tahu jika ia tidak bisa maju sendiri, tapi butuh waktu untuk mengajari Diaz yang tidak memiliki kekuatan. Jelas hal itu membuat Meriana makin kesulitan untuk meluangkan waktu. Tapi ia juga tidak bisa melakukan hal lain selain mengajari Diaz.
“Apa tidak ada pilihan lain?" tanya Diaz yang juga masih tidak percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.
Diaz ciri yang terletak dalam bahaya apalagi untuk mengalahkan para Naga, dengan dirinya yang tidak memiliki kesulitan tentunya akan jadi masalah.
Sedangkan untuk berlatih butuh waktu yang sangat lama. Apalagi dia yang tidak memiliki kekuatan sama sekali Diaz harus berjuang sebiasa mungkin mengalahkan para naga yang benar-benar membuatnya semakin bingung dengan keputusan tersebut.
Memikirkannya saja sudah membuat Diaz juga pusing dan tidak mungkin juga ia kembali ke tempat asalnya.
“Ada Jika aku hebat kau tak perlu berlatih dengan ku, jika tamunya kemampuan jelas kau harus berlatih, kalau kau tidak mampu terpaksa kami kembalikan ke dunia asalmu,”
Seketika itu Diaz sadar jika dia dikembalikan ke dunia asal nya, jelas sudah mati. Dengan Jelas ia menabrak mobil atas nya itu. Mau bagaimanapun tidak ada pilihan lain selain berlatih atau mati.
"Baiklah, aku akan berlatih lalu apa yang harus aku lakukan, selanjutnya?" tanya Diaz yang memilih aman daripada ia kesulitan untuk menyelesaikan tugas nya.
"Kau ambil buku ini dan pelajari," kata Meriana yang memberikan buku pada Diaz.
Diaz segera menerimanya, dan mungkin ada harapan untuk nya agar bisa jadi lebih kuat dengan buku itu meski dia masih belum paham apa masalah nya.
Tidak ada gunanya juga ia melawan dan mengabaikan perintah, biasa saja nyawanya akan dalam bahaya. Jadi menerima semua apa yang dikatakan oleh ketua kuil tersebut.
Melihat situasinya yang memang benar-benar membuat dia harus mengikuti alur rumah lagi pula dia tidak tahu sedang berada di dunia mana.
"Baiklah, mulai besok kita akan latihan," kata Meriana yang langsung pergi.
Dia tidak suka membuang-buang waktu dan memilih untuk cepat pergi dari sana, karena sudah tidak memiliki kepentingan.
"Oh ya aku akan ke kerajaan, nanti tetua kuil akan mengarahkan mu," kata Meriana yang memikirkan untuk menjadikan Dias anak buahnya.
Kekurangan tenaga untuk bisa melawan para negara dan juga membantunya langkah pertamanya meminta bantuan kepada Suci untuk memanggil seorang ksatria.
Walaupun dalam kenyataannya saja itu benar-benar membuat mereka kecewa. Tapi dia masih memiliki harapan karena masih memiliki kitab untuk berlatih.
Diaz pun memberikan kitab tersebut, agar dia secepatnya mempelajari kitab itu titik karena entah kapan ia bisa datang lagi ke kuil jika sudah berada di kerajaan, meriana pun tidak bisa membawa dia ke kerajaan tanpa persetujuan dari sang raja.
Apalagi Diaz yang tidak memiliki kekuatan, pasti akan menjadi masalah besar dan hal tersebut pasti akan membuat Raja bisa saja marah.
Jadi Meriana juga berniat untuk membawa dia ke kerajaan. Jika ia sudah benar-benar menguasai kekuatannya.
Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kalau posisi sudah memanggil seseorang dari dunia lain, jadi jelas hal itu di manfaatkan oleh Meriana.
Meriana butuh orang yang bisa dipercaya, pasalnya banyak sekali yang berbuka kekuasaan titik hingga sulit untuk membedakan mana musuh dan mana kawan.
Diaz hanya diam menunggu instruksi selanjutnya, yang mana kali ini tetua kuil yang tadi bersamanya membawa pelayan untuk mengarahkan Diaz.
"Ikutlah dengan pelayan ini, dia akan mengatakan munoe kamar yang akan kamu tempati," kata Tetuah kuil suci menunjuk ke arah pelayan yang saat itu langsung memberihormat pada Diaz.
Diaz menata pelayan itu yang terus tertunduk dan terlihat Jika dia memang benar-benar menghormati Tetua kuil suci.
"Mari tuan saya antar," kata Pelayan itu dengan sopan pada Diaz.
Diaz memgngguk tanda ia setuju, Iya belum mempelajari sopan santun yang ada di dalam dunia tersebut. Tapi melihat sikap mereka pun membuat dia juga lebih memilih untuk diam dan juga bertindak sewajarnya saja.
Diaz akhirnya mengikuti pelayan tadi, menuju kamarnya. Bangunan yang benar-benar mewah luas dan begitu megah. Membuat ia memperhatikan setiap sudut kuil yang dijaga ketat.
"Ternyata semua sudut ini, memiliki penjaga. Aku akan mencari tahu sendiri kekuatanku, jika kitab suci itu berguna aku akan mencoba menggunakan nya. Lagipula aku tidak bisa lari diri sini," batin Diaz yang berusaha untuk memahami situasinya, dia tidak ingin bertindak gegabah.
Setelah pelayan itu sampai di sebuah kamar yang begitu besar, Hal itu membuat sang pelayanan pun menunjukkan jika itu kamar yang akan ditempati Diaz.
"Silahkan tuan," kata Pelayan tersebut yang sepertinya sudah terbiasa untuk menyiapkan semuanya kan semua.
"Siapa namamu?" tanya Diaz penasran karena mungkin kedepannya dia akan membutuhkan banyak bantuan dari pelayan tersebut.
"Ale," jawabnya singkat mengenangkan namanya pada Dias.
"Baiklah Ale jika aku membutuhkan suatu Aku akan memanggilmu, dan sepertinya cukup," kata Diaz saat itu yang istirahat dan tidak ingin diganggu sama sekali hal itu membuat alepun mengerti dan membukukan badan untuk berpamitan undur diri.
Diaz masuk ke dalam kamarnya dan melihat kamarnya begitu luas dan besar hal itu benar-benar suatu sambutan yang luar biasa, ia kira dia akan dibuang begitu saja setelah mengetahui bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan sama sekali.
"Mereka ini benar-benar membutuhkan seorang ksatria tapi kenapa memanggil aku," kata Dias yang tidak boleh diam saja dan mulai menyusun strategi.
"Jika memang buku suci ini benar-benar berguna aku akan mencobanya," kata Diaz saat itu pun yang tahu jika memang buku suci tersebut bisa dipelajari dan juga digunakan.
Dengan pelan ia membuka buku tersebut mulai membaca dan memahami apa yang tertulis di sana. ia yang merasa penasaran mulai mempelajarinya.
"Ini terlalu rumit tapi akan aku coba," kata Diaz yang mulai mengikuti apa yang tertulis di sana.
Diaz mulai mengerakkan tangannya mengikuti instruksi yang ada di buku, satu persatu jurus yang tertulis di sana ia coba.
Entah kenapa ia jadi mudah ingat padahal hanya sekali lihat, hal itu memudahkan Diaz untuk berlatih karena langsung hafal dengan gerakan-gerakannya.
Diaz yang benar-benar kagum dengan kecerdasan barunya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mempelajari beberapa jurus.
Hingga akhirnya ia merasa lelah dan beristirahat sejenak, dia melihat ke luar jendela dengan suasana malam yang berbeda. Negeri yang entah ada di mana, jelas sekali itu bukan nyata. Tapi terasa begitu nyata.
Diaz juga masih memngingat kata dari tetua kuil yang mengatakan jika, memang pihak kuil yang memanggilnya, tapi tidak menyangka jika ada csra seperti itu untuk memamggil orang ke negeri dongeng.
"Sebenarnya apa yang sedang mereka hadapi hingga ketakutan dan sampai memanggil kesatria seperti aku ini. yang tidak memiliki kekutan," kata Diaz sambil melihat sinar bulan purnama yang berbeda.
Diaz yang lelah berlatih memanfaatkan kesempatan untuk beristirahat. Kali ini ia benar-benar mencoba untuk memejamkan mata tapi sulit.
"Kenapa aku tidak bisa tidur, padahl ini sudah malam," batin Diaz yang seharusnya bisa memejamkan mata tapi tidak bisa sama sekali.
Tanpa terasa pagi pun menjelang dan Diaz yang tidak bisa tidur sama sekalipun akhirnya memilih untuk bangun dan segera mandi untuk bergegas latihan, sesuai dengan yang sudah dijanjikan oleh Meriana.
"Aku ingin segera melihat bagaimana tuan Putri itu melatih ku, ada lagu sendiri sudah bisa menguasai beberapa jurus yang tertulis di kitab tersebut," ucap Diaz yang sudah bersiap dengan baju dan juga perlengkapannya.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk oleh seseorang, kerasnya suara ketukan pintu membuat Diaz pun cepat-cepat membuka pintu tersebut.
Betapa kagetnya saat melihat jika tetua yang datang ke kamarnya."Perbatasan selatan Diserang oleh Naga, kau diminta cepat ke sana!" kata tetua memberitu Diaz.
Jelas hal itu membuat Diaz kaget pasalnya ia baru satu malam di sana, sudah mendapatkan tugas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!