Setiap pagi Nita menyempatkan membantu sang ibu mertua untuk memasak, meski dirinya bekerja tapi menyiapkan sarapan untuk sang suami adalah tanggung jawabnya.
“Kalo bisa bangun lebih pagi biar ada yang bantu ibu beres-beres” ucap Dara
Dara selalu meminta Nita untuk membantunya melakukan pekerjaan rumah padahal dirinya tahu kalau Nita harus bekerja. Sebisa mungkin Nita membantu sang mertua meski tidak semuanya karna jika Nita membatu semuanya pasti dirinya akan terlambat untuk bekerja.
“Aku bangunkan mas Surya dulu bu sekalian siap-siap” ujar Nita
“Heemm”
Dari awal memperkenalkan Nita padanya, Dara sudah tidak menyukainya karna wanita yang dipilih oleh sang anak tidaklah sesuai keinginannya.
Nita merupakan seorang anak yatim piatu yang besar di sebuah panti asuhan, meski Nita belum tahu apa alasan kedua orang tuanya menaruhnya di sana tapi menurut ibu panti Nita ditemukan di depan panti asuhan.
Nita masuk ke dalam kamarnya untuk membangunkan Surya untuk sarapan.
“Mas bangun, mandi terus sarapan” ucap Nita
“Emm iya” Surya membuka matanya
“Kamu mandi dulu gih, aku siapkan baju kerja kamu” ujar Anita
Setelah menyiapkan baju kerja untuk Surya dan Surya pun sudah selesai mandi kini Nita gantian masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap juga.
Di dapur, Dara sedang merapikan alat-alat masak.
“Huuh punya menantu tidak berguna kalaupun bekerja kan bisa membantu dulu” dengan perasaan dongkol Dara membersihkannya
Dara merasa Nita tidak bisa membantunya padahal Nita selalu ingin membantunya dengan mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan.
“Bu” sapa Surya
Surya menghampiri Dara dan mengajaknya sarapan bersama karna Surya dan Nita akan berangkat bekerja.
“Surya, sudah bangun?”
Dara membalikkan badannya dan melihat Surya yang sudah rapi memakai baju kerjanya.
“Iya bu, ayo sarapan bu Nita juga sudah di sana”
“Bisa-bisanya dia duduk santai di sana sedangkan aku harus membereskan semua ini sendirian” ucap Dara dalam hati
“Bu, kok malah bengong sih”
“Oh iya ayo”
Surya dan Dara berjalan menuju meja makan. Mereka bertiga menikmati sarapan yang ada di depan mereka.
Setelah menghabiskan makanannya, Surya dan Nita berpamitan berangkat bekerja.
“Kami berangkat dulu bu” ucap Surya
“Yang beresin semua ini siapa?” tanya Dara
“Kan biasanya juga ibu yang membereskannya” jawab Surya
“Ibu pegal-pegal Surya, Nita kamu bantu ibu ya”
“Aku harus berangkat bekerja bu”
“Ya sudah biar ibu yang membereskan semuanya, ibu seperti pembantu saja melakukan pekerjaan rumah” keluh Dara
“Bukan seperti itu bu seandainya aku tidak bekerja aku pasti bantu ibu” jelas Nita
Melihat raut wajah Dara yang seperti sangat kesal padanya, Nita merasa tidak enak tapi ia juga tidak bisa membantunya karna Nita juga harus bekerja kalau ia masih membantu sang mertua sudah pasti Nita telat sampai ke kantor.
“Kamu bantu ibu dulu Nit” ucap Surya
Nita menatap Surya seakan memberi kode bahwa dirinya harus segera berangkat bekerja.
“Sebentar saja sayang, kasihan ibu sepertinya dia kelelahan” ucap Surya
“Baiklah”
Mau tidak mau Nita membantu Dara mencuci piring-piring kotor.
“Kamu saja yang cuci ya ibu mau ke kamar rasanya badan ibu capek banget karna tadi menyapu dan mengepel”
Dara meninggalkan Nita sendirian.
“Aku harus segera mencuci piring ini agar bisa cepat berangkat” Nita langsung mencuci semua piring
Setelah beberapa menit Nita mencuci piring, kini piring-piring itu sudah bersih. Nita pun langsung bergegas pergi karna ia sudah sangat terlambat pergi ke kantornya.
Sesampainya di kantor, Nita langsung bergegas masuk ke dalam ruangannya.
“Kamu kenapa telat Nit?” tanya Wiwik rekan kerja Nita
Nita yang masih ngos-ngosan menjawab Wiwik dengan napas tersenggal “A..ku ta hah tadi bantu mertua dulu jadinya telat” jawab Nita
“Kok bisa sih padahal kamu harus bekerja, lagian ibu mertua kamu juga tidak bekerja jadi dia bisa melakukannya sendiri”
“Ya begitulah suami aku yang memintanya untuk membantu jadi mau tidak mau aku harus membantunya”
“Kamu bisa menolak jadinya kamu telat untung saja hari ini tidak ada bos jadi kamu aman deh”
“Ya sudahlah mau bagaimana lagi”
“Pasrah banget sih jadi menantu”
“Ya mau tidak mau kalau tidak menuruti suami aku dosa dan pasti akan berakhir pertengkaran”
“Yang sabar ya Nit”
Kedua orang itu bekerja dengan laptopnya masing-masing.
*
Sudah saatnya waktu pulang, Nita dan Wiwik sedang membereskan barang-barangnya dan akan pulang.
“Akhirnya pulang juga, aku sudah sangat merindukan kasur empukku di rumah kasihan sekali dia dianggurin” Wiwik meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat pekerjaan yang dikerjakannya, Wiwik juga membayangkan kasurnya yang sudah seharian ia tinggal
“Kamu kayak satu tahu saja lagian kasurnya juga tidak mau ditiduri kamu”
“Ya elah kamu tidak bisa lihat orang senang saja Nit, aku masih bujang jadi wajar kalo tidurnya menikmati kasur memangnya kamu”
“Makanya nikah biar ada yang dipeluk bukan hanya guling” cibir Nita
“Aku masih belum kepikiran lagian aku juga tidak mau punya mertua seperti mertua kamu”
“Hus kamu bicaranya sembarangan meski gitu-gitu mertua aku ibu dari suami aku”
“Kalo aku jadi kamu aku akan bilang ‘aku ini menantu bukan pembantu’”
“Sudahlah aku mau pulang kalo di sini terus bisa ikutan tidak waras” Nita mengambil tasnya dan berdiri lalu berjalan pulang
“Nit tunggu Nit”
Nita berjalan keluar dari kantornya.
Sebelum pulang ke rumahnya, Nita berniat untuk mampir ke mini market terlebih dahulu untuk membeli beberapa barang dan juga keperluannya.
Setelah memilih beberapa barang dan juga bahan-bahan dapur, Nita membayarnya.
Nita langsung pulang karna ia juga harus membantu sang mertua untuk memasak makan malam.
Sesampainya di rumah, Nita langsung masuk ke dalam namun Dara yang sudah berada di sana melihat Nita yang berbelanja begitu banyak menghampirinya.
“Apa yang kamu beli kenapa begitu banyak?” tanya Dara
Dara melihat Nita yang menenteng belanjaannya, Dara tidak suka melihat Nita yang menurutnya boros padahal uang yang dipakai Nita adalah miliknya bukan uang yang diberikan oleh Surya.
“Ini barang-barang keperluan aku dan bahan-bahan dapur bu” jawab Nita
Nita menunjukkan barang yang dibawanya pada Dara
“Barang-barang keperluan? Kamu boros sekali sih Nit mentang-mentang gaji kamu lebih tinggi dari suami kamu, kamu bisa bebas belanja apa saja begitu! Coba saja uangnya disimpan dan berhemat takutnya nanti malah butuh uang” omel Dara
Dara tak percaya kalau barang yang dibeli Nita hanya barang keperluannya pasti Nita membeli barang yang tidak penting itu pikir Dara.
“Tapi bu aku hanya membeli beberapa saja” Nita mencoba membela diri
“Sudahlah, sekarang kamu masak ibu capek habis nyuci tadi” Dara memegang pinggangnya yang pegal karna menyuci beberapa baju.
“Nyucikan pakai mesin cuci bu”
“Kamu berani membantah ya, kamu tidak lihat usia ibu sudah tua jadi wajar kalau mudah sekali lelah”
Tak mau perdebatan antara dirinya dengan ibu mertuanya semakin panjang Nita mengiyakan perintahnya.
“Iya bu, aku naruh barang dulu”
“Ibu mau ke kamar” Dara masuk ke dalam kamarnya
Nita menaruh barang-barangnya di kamar dan langsung pergi ke dapur untuk memasak. Meski tubuhnya merasa lelah karna pekerjaan yang banyak di kantornya tapi Nita harus tetap memasak.
Setelah menyiapkan makanan, Nita masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri dan sholat.
Surya baru saja pulang, ia tak melihat keberadaan istrinya jadi Surya langsung masuk ke dalam kamarnya.
Kreek
“Sudah pulang mas”
Nita melihat Surya yang baru saja membuka pintu dan masuk ke dalam kamarnya dengan membawa tas kerjanya.
“Iya, kamu baru selesai sholat ya?”
Surya duduk di tepi ranjang di dekat Nita agar bisa mengobrol dengan nyaman.
“Iya mas”
“Ya sudah aku mau mandi dulu”
“Iya mas”
Nita membereskan tas kerja milik Surya. Sedangkan Surya masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang bau keringat.
Hari mulai gelap, Surya dan Nita baru saja selesai melakukan sholat maghrib berjamaah.
“Aku keluar dulu mas mau siapkan makan malam”
Nita tak mau nanti malah berdebat lagi dengan Dara karna dirinya tidak membuat makan malam.
“Iya” jawab Surya
Nita keluar dari kamarnya.
“Kenapa lama banget keluarnya?”
Dara yang melihat Nita keluar dari kamar langsung mengomelinya
“Maaf bu tadi ak-“ Nita mencoba menjelaskan namun lagi-lagi Dara hanya menganggap bahwa itu sebuah alasan agar Nita bisa santai-santai.
“Sudah ini sudah ibu goreng ikannya bawa ke meja makan, bukannya bantu ibu malah asik di kamar” Dara memberikan ikan yang sudah digorengnya agar dibawa ke meja makan
“Tapi tadi aku sudah memasak sebagian hanya tinggal ikannya saja yang belum digoreng”
Nita tak terima karna dirinya juga sudah mengerjakan yang lain hanya tinggal goreng ikan Dara harus mengomelinya seperti ini.
Memang tidak enak kalau tidak mengomeli Nita dan membuat keributan, hal itu seperti hal yang biasa terjadi bahkan bisa terjadi setiap hari jika Dara sudah bertemu Nita maka tak ada ketenangan di sana.
“Kamu memang suka mencari alasan ya, ada saja jawaban kamu untuk menjawab”
Nita hanya menunduk tanpa berniat menjawab ucapan Dara “Aku taruh ini dulu bu”
Mereka bertiga menikmati makan malam tanpa ada percakapan.
“Nita, kamu cuci ya ibu capek mau istirahat”
“Iya bu”
Nita membereskan semua bekas makan dan membawanya ke dapur.
Dari awal Surya mengenalkan Nita kepada ibunya, ibunya seperti tidak menyukainya namun Surya berusaha meyakinkan sang ibu kalau pilihannya itu tidak salah. Dara sempat menolak tapi karna Surya kekeh akhirnya Dara menyetujuinya.
Meski sikap Dara tidak kejam tapi dengan membuat Nita kelelahan dan menyuruhnya untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah yang bisa membuat dirinya telat ke kantor.
Nita tahu kalau tugas seorang istri ini memanglah seperti itu, Nita juga sebisa mungkin mengerjakannya sebelum ataupun setelah pulang bekerja.
Kalau hanya memasak dan mencuci baju Nita selalu melakukannya, tapi seperti menyapu dan mengepel kadang ia bergantian dengan ibu mertuanya jika Nita tidak sempat.
Dara selalu mengeluh capek padahal pekerjaan yang dilakukan tidak banyak, bahkan ia selalu menyuruh Nita di depan Surya karna Dara yakin jika Surya akan membantunya jika sudah Surya yang menyuruh Nita tidak pernah bisa menolak.
“Sayang” panggil Surya
“Mas ngapain ke sini?” tanya Nita
Surya yang sudah berada di belakang Nita bersiap untuk membantu sang istri karna tak mau kelelahan
“Aku mau bantu kamu”
“Tidak perlu mas, ini cuma sedikit kok”
Nita melarang karna memang yang dicucinya hanya sedikit jadi Surya tak perlu membantunya.
”Tidak apa-apa biar cepat selesai, kamu yang cuci aku yang bilas”
Nita pun menyetujui, agar pekerjaannya cepat selesai dan ia juga Surya bisa cepat ke kamar untuk beristirahat
Setelah selesai mencuci piring, Nita dan Surya masuk ke dalam kamarnya.
“Sayang, kamu tadi belanja?”
“Iya mas, aku belanja beberapa keperluan aku dan juga bahan-bahan dapur”
“Memang sebanyak itu keperluan kamu?”
“Tidak banyak mas hanya beberapa saja yang banyak itu bahan-bahan dapur”
“Ibu bilang kamu terlalu boros, jadi ibu meminta aku agar menasihati kamu biar lebih hemat lagi dan tidak membeli sesuatu yang tidak terlalu penting”
“Jadi ibu yang bilang pantas saja” ucap Nita dalam hati
“Mas aku tidak belanja banyak kan aku sudah bilang kalau yang banyak itu bahan-bahan dapur keperluan aku hanya dua kantong itu” Nita menunjuk dua paper bag yang belum ia keluarkan isinya
“Iya aku hanya menyampaikan pesan dari ibu saja”
“Ibu tadi juga sudah menegur terus masih bilang ke kamu?” Nita menghela nafasnya “Sepertinya ibu memang benar-benar tidak suka dengan aku mas buktinya ibu bilang yang tidak-tidak sama kamu dan itu semua pasti untuk menjelekkan aku” Nita yang tak habis pikir dengan ibu mertuanya itu, padahal usia pernikahan Nita dengan Surya hampir satu tahun tapi sang ibu mertua masih tidak menyukainya, entah dengan cara apalagi Nita mendekati dan juga meluluhkan hati ibu mertuanya itu
“Bukan begitu sayang, ibu peduli dengan kita jadi kamu jangan berpikir macam-macam” Surya mengusap kepala sang istri dengan lembut
“Sudahlah mas aku mau tidur capek” Nita naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya menutup dengan selimut
Surya pun ikut merebahkan tubuhnya di samping sang istri.
Setiap kali ada perdebatan diantara Surya dan Nita pasti disebabkan karna sang ibu yang selalu ikut campur dengan rumah tangga mereka.
Pagi harinya, Nita sudah berada di dapur sedang menyiapkan sarapan sedangkan Dara sedang menyapu.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Tok tok tok
“Siapa yang datang pagi-pagi begini” ucap Nita
Nita langsung meninggalkan dapur dan bergegas membuka pintu.
“Iya tunggu” ucap Nita
Kreek
“Lama banget sih bukanya, oh iya tante Dara mana?”
“Ibu sedang menyapu, kamu siapa ya? Seperti tidak asing tapi aku lupa” Nita mencoba mengingat-ingat perempuan yang ada di depannya
“Loh Fifi, kenapa tidak kasih kabar dulu kalau mau ke sini” ucap Dara yang baru datang dari belakang
“Tante Dara, aku kangen banget sama tante Dara” Fifi memeluk Dara
“Tante juga kangen sama kamu, ayo duduk sini. Oh iya Nit kamu buatkan minum ya untuk Fifi”
“Iya bu”
Nita kembali ke dapur untuk membuatkan minum.
Setelah selesai, Nita membawanya ke ruang tamu.
“Ini minumnya” Nita meletakkan minuman di meja
“Oh iya kamu lanjutkan sapunya ya terus jangan lupa pel dan siapkan juga sarapan karna Fifi akan sarapan bersama kita”
“Tapi bu aku harus ke kantor”
“Sebentar saja Nita, lagian ini masih pagi kok masih ada waktu untuk mengerjakan semua pekerjaan itu”
Nita kembali melanjutkan masaknya, setelah memasak Nita menyapu lalu mengepel semua lantai.
Surya yang sudah bangun keluar dari kamarnya, karna mendengar ada yang sedang berbicara Surya mengecek ke ruang tamu.
“Eh Surya kamu sudah bangun sini duduk. Ini ada Fifi kamu masih ingat kan?” ucap Dara
Surya pun duduk di samping sang ibu.
“Mas Surya ya sudah lama banget tidak ketemu ya padahal dulu kita selalu ketemu” ucap Fifi pada Surya
“Iya karna kamu pindah jadi kamu dan Surya jadi jarang ketemu coba kamu tinggal di sini pasti setiap hari kalian bertemu”
“Fifi?” Surya tampak mengingat wanita yang ada di depannya
“Iya Fifi masak kamu tidak ingat sih Sur, padahal dia pindah juga belum lama” Dara mencoba mengingatkan Surya
“Iya aku ingat jadi kamu Fifi tetangga yang dulu anaknya tante Sinta ya?”
“Iya Sur, ini anaknya Sinta sekarang kamu sudah ingatkan?”
“Iya bu aku ingat, sudah lama tidak bertemu jadi lupa apalagi kamu berbeda dari yang dulu” Surya melihat Fifi dari atas sampai bawah
Penampilan Fifi yang cukup mencolok dan sedikit terbuka membuat Surya tak mengenalinya padahal dulu Fifi berpenampilan biasa saja.
“Cih, aku kayak pembantu di sini mereka asik banget ngobrol sedangkan aku disuruh mengerjakan pekerjaan rumah, nasib jadi menantu yang tidak diinginkan” Nita melihat tiga orang yang sedang asik berbincang-bincang
Setelah puas mengobrol dan Surya juga sudah membersihkan dirinya mereka sarapan bersama.
“Ayo jangan malu anggap saja rumah sendiri kamu bisa tambah” ucap Dara
“Iya Fi, kalau kamu malu nanti kamu bisa lapar” tambah Surya
“Iya tante, mas Surya bisa saja, kamu makannya banyak juga ya padahal tubuh kamu seperti itu” ucap Fifi pada Nita
.
Ini adalah karya terbaruku, semoga kalian suka ya🤩
jangan lupa tinggalkan jejak🤗
Nita melihat tubuhnya memang dirinya dari dulu kurus meski banyak makan tidak berpengaruh dengan tubuhnya, tidak ada yang salah dengan tubuhnya lalu maksudnya apa berbicara seperti itu, pikir Nita.
“Sudah biarkan saja dia memang selalu makan seperti itu berbeda dengan kamu yang selalu menjaga penampilannya” ucap Dara
Nita menatap Surya meminta suaminya itu untuk membelanya, namun sepertinya Surya tidak memahami kode dari tatapannya Surya acuh dan malah melahap makanannya.
“Memang kenapa dengan porsi makan aku? Perasaan porsi makan aku biasa tidak terlalu banyak mungkin porsi makan kamu saja yang terlalu sedikit seperti kucing” cibir Nita
Nita sudah sangat kesal, apalagi sang ibu mertua juga memojokkannya.
“Nita kamu bicara apa, Fifi itu tamu jangan sembarang bicara” sentak Dara
Nita hanya menunduk dan kembali melanjutkan makannya, berbeda dengan Fifi yang menatap Nita tidak suka.
Sudah pasti perasaannya sangat senang karna Dara lebih membelanya daripada Nita.
“Sudahlah kenapa jadi ribut karna porsi makanan lagian kita untuk sarapan dan mengenyangkan perut jadi tidak perlu debat lagi” lerai Surya
Setelah selesai sarapan Surya dan Nita berpamitan untuk berangkat bekerja, di rumah hanya ada Fifi dan Dara.
“Memang yang membereskan ini semua tante ya, seharusnya kan dia sebagai istri” ucap Fifi
“Iya biasanya juga dia tapi hari ini biar tante saja kamu tunggu di sana ya sambil nonton tv tante hanya sebentar”
“Iya tante”
Fifi melihat sekeliling rumah yang menurutnya lebih besar dari rumahnya itu tapi sayangnya tak ada pembantu di sana karna Dara melarang agar bisa lebih berhemat alhasil Dara yang harus membereskan padahal niat awalnya Nita yang harus mengerjakan semuanya, meski tidak banyak karna sebagian sudah dikerjakan Nita.
“Harusnya aku yang ada di rumah ini bukannya perempuan tidak jelas itu” keluh Fifi
Padahal rumah yang ditempati ini atas nama Nita karna Nita yang membeli.
Sebelum tinggal di sini, mereka tinggal di kampung yang sama tapi dengan rumah yang sederhana karna memang gaji Surya tidak cukup jika harus membeli rumah yang lebih besar. Hingga Nita dapat bonus dan juga dirinya yang berhasil memenangkan proyek jadilah Nita bisa membeli rumah ini.
Rumah lama mereka masih ada dan tidak dijual. Fifi diberitahu tetangga kalau Surya dan ibunya pindah setelah menikah beberapa bulan dan alamatnya pun diberikan oleh tetangganya, jaraknya juga tidak terlalu jauh hanya beberapa meter dari rumah lamanya.
“Maaf ya tante lama” ucap Dara menghampiri Fifi
“Tidak apa-apa kok tan, lagi pula aku juga tidak lama menunggunya” jawab Fifi
“Oh iya kamu ke sini sendiri?” tanya Dara
“Saat ini iya tan, tapi mamah sama papah juga akan menyusul karna mereka akan pindah ke sini lagi”
“Benarkah?”
“Iya tan, papah dipindah tugaskan ke sini lagi jadinya kita balik lagi ke sini. Aku sengaja lebih dulu karna aku sudah kangen sama tante dan juga mas Surya” Fifi berbinar menceritakannya
“Kamu masih menyukai Surya?”
Pertanyaan itu membuat Fifi menatap Dara.
“Maaf tante kalau aku lancang apalagi mas Surya sudah punya istri tapi aku tidak bisa bohong kalau aku tidak bisa melupakan mas Surya, di sana pun aku selalu ingin bertemu dengan mas Surya namun karna jarak yang jauh jadi aku tidak bisa menemui mas Surya” wajah Fifi berubah sendu
“Tidak apa-apa tante paham, kamu dan Surya juga sudah kenal lama jadi wajar jika perasaan yang kamu rasakan itu tidak mudah hilang”
“Tante tidak marah?”
“Tentu saja tidak untuk apa aku marah karna dari awal aku memang ingin kamu yang menjadi menantu tante bukan si Nita itu”
“Kenapa tante merestui hubungan mereka kalau memang tante tidak menyetujuinya?”
“Kalau bukan karna Surya yang merengek minta direstui tante juga tidak mau merestui”
“Mungkin Nita pakai pelet sampai mas Surya mau dengannya apalagi dia hanya anak yatim piatu pasti sehari-harinya hanya numpang hidup”
“Gaji Nita lebih besar daripada Surya jadi dia bisa membeli semua keperluannya tanpa meminta uang dari Surya meski Surya tetap memberinya sebagai nafkah darinya” jelas Dara
Sontak Fifi terkejut, ia kira Nita hanya bekerja dengan gaji yang tidak seberapa sehingga ia dengan mudah menyingkirkannya tapi ia salah.
“Apa tante menyayanginya karna gajinya lebih tinggi dari mas Surya?”
“Tentu saja tidak, dari awalkan memang tante tidak suka dia juga pelit meski gajinya banyak tante dikasih kalau tante sudah minta sama Surya tapi kalo untuk dirinya sendiri dia boros banget tante makin tidak suka. Masak tante minta buat belanja-belanja hanya dikasih sedikit itupun jarang banget kalau sendirinya yang belanja pasti banyak”
“Itu tandanya dia tidak menganggap tante sebagai mertuanya, tante harus hati-hati karna bisa jadi dia bersikap yang lebih pada tante apalagi kata tante gajinya lebih tinggi dari mas Surya” Fifi mencoba membuat Dara semakin benci pada Nita
“Kamu benar, aku akan meminta Surya untuk lebih berhati-hati”
“Harus itu tante, selama ini tante hanya dijadikan pembantu sama dia”
Dara mulai termakan dengan omongan Fifi. Sedangkan Fifi tersenyum melihat Dara yang termakan omongannya.
Cukup lama mereka mengobrol, mulai dari tentang Nita, Surya dan juga hal lainnya.
Sedangkan Surya yang berada di kantornya dibuat pusing karna pekerjaan hari ini sangat banyak dan memakan waktu, sepertinya dirinya akan lembur dan Surya mengirim pesan pada Nita kalau dirinya akan lembur.
Nita yang melihat ada notifikasi di ponselnya langsung membaca pesan singkat yang dikirim oleh suaminya itu.
Mas Surya
Sayang, aku lembur jadi kamu tidak perlu menunggu untuk makan malam
Nita pun membalas pesan sang suami
Anda
Iya mas, kamu jangan lupa nanti makan ya
Setelah membalas pesan, Nita pulang dari kantor.
Sesampainya di rumah, Nita langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya kemudian Nita melakukan kewajibannya.
Hari sudah mulai gelap, Surya masih belum datang sedangkan Nita menunggu sang suami.
“Apa aku tidur saja ya, aku sudah sangat mengantuk. Aku coba hubungi mas Surya dulu kalau masih lama aku akan tidur duluan” ucap Nita
Tut tut tut
Surya tidak menjawab panggilan dari Nita.
“Aku tidur saja, nanti mas Surya pasti membangunkan aku kalau sudah datang” Nita pun memejamkan matanya dan langsung tertidur karna dirinya sangat lelah
Nita sudah tertidur pulas.
Sementara itu Surya yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya langsung bergegas untuk pulang. Surya menaiki motornya dan melajukannya ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Surya masuk ke dalam kamarnya. Kemungkinan penghuni ibu dan istrinya sudah tidur karna lampu sudah dimatikan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!