"Tika sini kamu!" Teriak mas Arga dari dapur, lalu aku pergi menuju ke dapur.
"Ada apa mas?" tanya ku.
"Apa maksud mu ini, kau hanya memasak nasi goreng tanpa telur!
"Maaf mas hanya bisa masak itu aja, karena uang nya abis mas."
"Masa uang kemarin sudah habis lagi, kemarin aku sudah memberi mu uang 70 ribu masa tidak cukup." teriaknya.
"Mana cukup mas, kan Karina juga sekolah buat jajan nya aja mana cukup mas!"
Prang
Mas Arga melemparkan piring yang berisi nasi goreng tadi.
"Mas kenapa di buang, kalau ga mau biar aku saja yang makan!" ucap ku aku langsung mengambil nasi yang masih utuh di bawah lantai.
"Harusnya kamu itu masak yang enak, ini cuma nasi goreng pake bawang apa kamu ngeledek ku Tika."
"Sini mas uang nya mana biar aku bisa belanja! mana cukup 10 ribu sehari mas sedangkan untuk jajan sekolah Karina saja tidak cukup!" ucap ku, ku jelaskan biar mas Arga paham.
"Kamu tuh harus bisa seperti Ibuku yang bisa menyimpan uang, lihat Ibuku bisa membeli sawah walaupun hidup sendiri!"
Kenapa mas Arga jadi membandingkan aku dengan ibunya, ya jelas mertuaku punya harta sedangkan aku tidak kenapa mas Arga masih tidak mengerti.
Padahal mas Arga kerja di kantor tapi dia tak memberikan gajinya pada ku. Sebenarnya aku bukan menginginkan gaji mas Arga tapi kalau mas Arga memberiku uang yang cukup aku tak akan seperti ini. Karena selama ini mas Arga selalu memberikan gajinya pada Ibunya untuk membiayai kuliah sang adik, namun ia tak peduli pada Karina darah daging nya.
Setelah keributan tadi mas Arga langsung pergi bekerja tanpa sarapan dulu, ya bagaimana aku mau masak enak? uang sepuluh ribu tidaklah cukup untuk satu hari.
"Mama hiks hiks," Karina menghampiriku sambil menangis.
"Kenapa sayang kok kamu nangis?"
"Ma Karina meriang, hari ini karina ga bisa sekolah, Karina juga malu belum bayar bulanan ma." Sakit hati ku mendengar Karina sakit dan Karina tak mau sekolah sebelum melunasi bulanan nya, ya Tuhan aku harus cari uang kemana? sedangkan mas Arga tidak mungkin memberi ku uang.
"Sabar ya sayang kamu minum obat dulu, untuk bayar bulanan nanti mama pikirin dulu ya!" Karina baru duduk di kelas 2 SD wajar saja kalau dia malu sama teman teman nya karena belum bayar bulanan namanya anak anak memang suka begitu.
Aku berniat akan meminjam uang kepada Bu Rini warung sebelah rumah ku, semoga saja Bu Rini mau meminjamkan uang pada ku.
Lalu aku pergi ke warung Bu Rini mumpung lagi sepi.
"Assalamualaikum Bu."
"Waalaikumsalam Tika, ada apa?"
"Bu boleh ga saya masuk ke dalam."
"Boleh, mari masuk Tik memang nya ada apa tumben pagi pagi sudah kesini?"
"Begini Bu, bolehkah saya pinjam uang."
"Aduh rupanya kamu mau pinjam uang Tik? Ibu ga ada kalau pinjam uang nya besar." ucapnya.
"Cuma lima puluh ribu kok Bu, itu juga kalau ibu ada kalau ga ada ya ga apa apa Bu, saya ngerti kok!" namun Bu Rini langsung memberiku uang lima puluh ribu.
"Kalau cuma segitu mah ada Tik, Ibu kira pinjem nya banyak. Memang nya suami kamu ga ngasih uang? kan suami kamu kerja di kantor Tik masa sih gajinya ga cukup."
Rumah mas Arga memang besar dan ia juga pekerja kantoran semua orang pasti menganggap ku orang berada tapi mereka tidak tahu dengan rumah tangga ku yang mereka tahu hanya dari luarnya saja.
"Suami Tika belum gajian Bu."
"Oh gitu,"
"Terimakasih ya Bu udah pinjamkan uang uangnya nanti saya ganti kok Bu."
"Ya iya haruslah Tik namanya juga hutang,"
"Iya Bu saya permisi dulu." aku langsung kembali ke rumah ku dan ku temui Karina di kamarnya.
"Karina,"
"Iya ma."
"Kamu udah mendingan panas nya?"
"Iya ma Karina kan sudah minum obat."
"Oh iya pinter sayang, Karina besok sekolah ya kalau Karina sudah sembuh."
"Ga mau ma Karina ga mau sekolah kalau bayar bulanan nya belum lunas."
"Ini mama udah ada uang nya, besok di bayar ya," Karina langsung senang ia langsung memeluk ku, ya tuhan sakit sekali melihat anak ku hanya karena aku yang kekurangan uang bisa membuat anak ku tak ceria, tapi berkat Bu Rini yang memberiku pinjam uang Karina sudah bisa tersenyum dan ceria lagi.
"Terimakasih ma, besok Karina mau sekolah,"
"Nah gitu dong sayang, jangan putus asa ya kamu harus semangat."
Setelah memberikan uang pada Karina, sekarang sisa uang dari Bu Rini tinggal lima belas ribu lagi, aku bisa beli telur sepuluh ribu dapet 4 butir terus sisanya yang lima ribu ku belikan tahu, semoga suami ku tak marah marah lagi.
"Mas udah pulang," Aku langsung menciumi tangan mas Arga dia baru saja pulang kerja.
"Mana makanan untuk ku, aku tidak mau kalau kau masak nasi goreng lagi pakai bawang doang."
"Engga kok mas, aku sudah beli telur sama tahu," aku langsung menyiapkan nya di meja makan begitupun mas Arga langsung makan dengan lahapnya.
"Nah gini dong kalau masak yang enak, jangan nasi sama bawang doang kan ga ada gizi nya."
"Iya mas."
"Nih uang buat belanja satu Minggu, sudah aku tambahin sepuluh ribu. Ingat jangan boros boros kamu Tik." Mas Arga memberiku uang delapan puluh ribu, biasanya ia memberi ku tujuh puluh ribu untuk satu Minggu, namun tetap saja ini tidak cukup walaupun tidak beli beras karena ibu mertua ku selalu mengirimnya.
"Kenapa bengong? kamu ga mau uang ."
"Mau kok mas, terimakasih ya mas,"
Mas Arga langsung pergi meninggalkan ku, aku tak tahu ia akan pergi kemana?
Dari pada memikirkan mas Arga mending aku ajak Karina untuk makan.
"Karina,,, makan dulu nak,"
"Baik ma," aku menuntunnya ke meja makan.
"Wah ma kayanya enak nih."
"Iya sayang ayo makan," aku melihat Karina sangat lahap sekali makan nya, maafkan mama ya nak belum bisa membahagiakan mu, semoga ke depan nya aku bisa mencari uang sendiri.
Sudah malam mas Arga masih belum pulang membuat ku khawatir, baru saja aku mau tidur namun mas Arga mengetuk pintu.
"Mas dari mana saja kamu, kok baru pulang."
"Diam lah Tika jangan banyak tanya! mau aku pergi kemana kek, itu bukan urusan mu!" kok aku heran dengan sikap mas arga? ada apa dengan mas Arga kenapa ia selalu pulang malam.
POV Arga.
Aku tak mengerti dengan Tika, dia selalu boros di kasih uang tujuh puluh ribu seminggu tak pernah cukup, padahal ibuku selalu memberi beras tiap bulan dan Tika hanya tinggal membeli sayur aja tapi tetap saja uang pemberian ku tak pernah cukup, ini membuat ku tak suka pada Tika.
Tika memang tak becus cari uang, dia hanya tamatan SMP, jujur aku menyesal menikahi dia yang tidak becus cari uang. Namun bagaimana lagi? ini demi Karina anak ku, ia pasti tak mau jauh dengan ibunya jika aku menceraikan nya. Nanti saja lah kalau waktunya sudah tepat aku ingin berpisah dengan Tika.
Setelah pulang malam dari rumah teman ku, aku langsung tidur di samping Tika, sudah lama aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Tika karena aku tidak nafsu melihatnya dengan penampilan yang kucel dan dekil membuatku tak berselera.
"Mas mau aku pijitin," ucap Tika, namun aku sudah ngantuk jadi aku menyuruhnya tidur saja.
Pagi hari sebelum berangkat kerja aku sarapan dulu, tiap hari Tika selalu membuat nasi goreng tapi kali ini nasi goreng nya pake telur lumayan ada gizinya dari pada kemarin pake bawang doang.
"Ma Karina tambah lagi dong nasi goreng nya,"
"Boleh sayang, enak ya," ucap Tika
"Enak ma,"
Setelah selesai makan aku langsung mengajak Karina untuk pergi sekolah, ia selalu ku antarkan sampai gerbang sekolah, aku juga tak tega kalau melihat Karina harus jalan kaki, Karina tetaplah darah daging ku dan aku pasti akan menyayanginya walaupun mungkin aku sudah tak menyukai Atika istri ku.
"Ayah hati hati di jalan, Karina masuk dulu,"
"Belajar yang rajin ya sayang,"
Baru saja sampai kantor, adikku langsung menelpon ku meminta uang untuk biaya kuliahnya.
"Bang mana uang buat aku, kemarin kan Abang udah gajian,"
"Iya nanti Abang transfer Din," Tentu saja aku sayang sama Dini adik ku, ia meminta berapa pun akan aku kasih karena ia adik ku, kalau Atika anak orang lain jadi dia harus berterimakasih pada ku walaupun ku beri uang sepuluh ribu sehari ia harus bersyukur sudah ku beri tempat tinggal dan juga uang makan setiap hari.
***
"Assalamualaikum bu!"
"Waalaikumsalam, ada apa Tik,"
"Gini Bu aku mau nyicil hutang yang kemarin, aku baru punya sepuluh ribu," ucapnya
"Lah kenapa ga nanti aja sekalian Tik, kalau belum ada ya ga apa apa Tik,"
"Ada kok Bu, tapi saya cuma bisa nyicil dulu segini,"
"Oh ya sudah terimakasih ya Tik, hutang mu tinggal 40 ribu," kata Bu Rini.
"Ia Bu sama sama, maaf ya bu!"
"Iya ga apa apa,"
setelah pulang dari rumah Bu Rini, lalu Tika menjemput Karina karena sudah waktu nya pulang.
Dari jauh Karina melambaikan tangan nya itu tanda nya ia bahagia.
"Mama," panggilnya
"Karina, sudah lama ya nunggu mama?"
"Baru saja kok ma,"
"Em Karina maaf ya pulangnya kita jalan kaki,"
"Ga apa apa kok ma Karina seneng kalau pulang jalan kaki, bikin badan sehat."
"Kamu memang anak mama yang pintar,"
"Hehehe," Baru saja sampai halaman rumah, di sana sudah ada Bu Ratna ibu mertuanya dan juga Dini adik iparnya.
"Ibu? sejak kapan disini," ucapnya.
"Dari tadi lah, ko kamu lama banget sih, ibu nungguin disini sampe pegel." ketus nya, Bu Ratna memang sikap nya seperti itu karena ia tak menyukai Atika sebagai menantunya.
"Maaf ya Bu, tadi Atika jemput Karina dulu,"
"Ya udah cepetan lah mbak buka pintunya, aku haus nih," sahut Dini.
Tika langsung membuka pintunya lalu mempersilahkan Ibu mertuanya duduk.
"Silahkan duduk Bu,"
"Ya iya lah pasti duduk, ini kan rumah anak saya. Ga perlu di suruh sama kamu."
Tika tak ingin berdebat dengan Ibu mertuanya lalu tika membuatkan minum untuk mereka.
"Lah kok minum nya air putih sih mbak, emang ga ada gitu juice jeruk atau apalah," ucap Dini.
"Maaf Din, mbak ga punya kalau minuman kaya juice jadi seadanya aja ya." Namun dini tak terima ia langsung mengadu pada Ibunya.
"Ibu kok bisa sih kita datang jauh jauh cuma di kasih minum air putih,"
"Heh Tika kamu itu gimana sih, orang tua datang jauh jauh kamu cuma nyiapin air putih saja, ga ada yang lain apa? tuh lihat saya jauh jauh bawa sekarung beras buat makan kamu di sini tapi apa balasan mu cuma air putih doang."
"Maaf Bu Tika ga punya minuman seperti juice tapi Tika mau buat air teh manis dingin aja ya?"
"Ya udah cepetan sana, keburu haus saya!" ketus nya.
"Hei Karina sini main sama Tante," walaupun Dini suka kasar pada Atika tapi dia sangat menyayangi keponakan nya.
"Karina tadi belajar apa?" tanya Dini.
"Belajar menggambar Tante, ini Karina gambar kucing bagus kan Tante,"
"Wih iya bagus dong, keponakan Tante memang pinter ga seperti Ibu mu itu."
"Tante ga boleh gitu, mama juga pinter kok kaya Karina buktinya Karina selalu belajar sama mama."
"Oh gitu ya," Tak lama kemudian Tika membawa dua gelas teh manis dingin.
"Nah ini lumayan lah dari pada air putih doang," ucap dini.
Tak lama kemudian Arga datang ia baru pulang dari kantor.
"assalamualaikum, Ibu sejak kapan di sini?" tanya Arga.
"Waalaikumsalam Arga, ibu baru saja sampai."
"Bang Arga kenapa aku sama Ibu datang ke sini cuma di kasih minum air putih sih bang, beliin juice kek, capek loh kami datang jauh jauh dari sana."
"Tika," Arga langsung melirik Tika dengan tatapan tak suka.
"Maaf mas uangnya kan buat beli sayur besok, jadi aku cuma bisa bikin teh manis aja,"
"Kamu ini gimana sih Tik, Ibuku datang jauh jauh kesini cuma di kasih air putih sama teh aja, kamu ga liat apa? mereka ke sini bawa beras buat makan kamu Tik."
"Iya kenapa istri mu ga sopan sih Arga? harusnya siapin jamuan buat Ibu dong."
"Maaf Bu tapi aku ga tau ibu mau ke sini," kata Tika.
"Alesan aja kamu! bilang aja ga suka ada saya di sini, kamu tau gak kalau ini tuh rumah Arga! kamu disini tuh cuma numpang doang, saya sangat menyesal menikahi kamu dengan Arga."
"Sudah Bu sudah jangan marah marah begini dong, nanti Arga beliin Ibu makanan yang enak ya,"
"Bener nih bang?"
"Bener dong Din, oh iya uang tadi yang Abang transfer sudah masuk belum Din?"
"Sudah bang ini cukup buat kuliah Dini satu bulan."
"Kamu harus gunain uang itu dengan baik ya jangan kaya istri ku yang suka boros." ucapnya, namun Tika hanya diam saja walaupun mulutnya panas ingin menimpali ucapan Arga .
POV Atika.
Aku terkejut setelah menjemput Karina, ibu ada di depan rumah ku dengan dini. Mereka pun mempermasalahkan soal minuman di rumah ku.
Mau bagaimana lagi? aku ga bisa beliin mereka minuman juice, uang ku saja tinggal dikit lagi dan ini pun harus cukup satu Minggu.
Begitu juga dengan mas Arga kenapa dia tak pernah membelaku didepan ibunya, ia memang anak laki laki yang berbakti pada ibunya tapi ia lupa untuk memuliakan istrinya.
Jujur aku sakit hati mendengar mas Arga yang memberikan uang pada Dini katanya cukup satu bulan berarti itu bukan uang kecil melainkan itu uang yang besar, Padahal aku sebagai istrinya saja masih kekurangan tapi mas Arga tak peduli pada ku soal nafkah.
"Ayo Bu kita jalan jalan, katanya ibu pengen makanan enak,"
"Ya udah ayo," mereka semua pergi dari rumah dan membawa Karina juga hanya tinggal aku yang sendirian di rumah.
Setelah mereka pulang aku kaget melihat ibu dan Dini membawa belanjaan yang sangat banyak sekali, apa itu semua dari mas Arga.
"Mama lihat Karina dibelikan boneka sama ayah."
"Wah lucu sekali bonekanya sayang."
"Arga terimakasih ya sudah traktir ibu dan Dini!"
Apa jadi semua barang barang ini dari mas Arga, ya tuhan kenapa mas Arga sangat royal pada keluarganya sedangkan dengan ku dia sangat pelit, apa karena aku anak orang lain?
"Heh Tika mana minum buat kita, capek nih abis jalan jalan."
lalu aku mengambil air minum untuk ibu mertua ku.
"Ibu belanja sebanyak ini Bu," tanya ku karena masih penasaran.
"Iya memang nya kenapa! ini anak saya yang beliin ya wajar dong, kamu ngiri ya."
"Engga kok Bu,"
Aku memilih ngajak Karina ke kamar ku dari pada harus kumpul dengan mertua ku, rasanya hati ku sakit.
Ku dengar Dini sudah pulang, karena ia harus masuk kuliah besok sedangkan ibu mertua ku masi menginap di sini.
Hari sudah sore jadi aku berniat masak untuk ibu, biarkan saja lah cuma masak tahu tempe.
"Bu makanan nya sudah siap, mari makan!"
Kemudian ibu duduk di meja makan begitu pun dengan mas Arga dan juga Karina.
"Tika kenapa cuma masak ini aja, jadi setiap hari anak dan cucu saya hanya di kasih tahu tempe!"
"Ya bagaimana lagi Bu cuma ini yang ada."
"Harusnya kamu membuat masakan yang enak bukan yang kaya gini."
"Maaf Bu, uangnya tak cukup buat beli daging kalau ibu mau ya ibu beli saja nanti aku yang masakin!" ucap ku.
"Enak saja, Arga gimana sih istri mu ini?" Bu Ratna mengadu lagi pada mas Arga.
"Tika kemarin aku sudah memberi mu delapan puluh ribu, kenapa ga beli daging satu kilo aja kan cukup uangnya ."
"Mana cukup mas, itu uang buat satu Minggu nanti kalau ku kasih nasi goreng bawang kamu pasti ngomel ngomel lagi mas! makanya aku mengirit uang mu."
"Arga ibu mau pulang saja, ibu males tinggal di sini, istri mu tak pernah melayani ibu."
Mas Arga langsung melototi ku setelah Bu Ratna ingin pulang, kemudian mas Arga menarik tangan ku ke kamar.
"Sini kamu," ketusnya.
"Apa mas?"
"Bisa ga sih kamu itu layani ibu dengan baik, siapkan makanan yang enak buat ibu!" bentaknya.
"Kalau begitu mana mas uang nya, sini biar aku beliin."
mas Arga semakin mengeratkan tangan nya membuat tangan ku sakit.
"Arga ibu sudah selesai makan, ibu mau pulang sekarang tolong antar ibu ke terminal, ibu malas kalau harus diam di sini."
"Ibu bisa ga pulangnya nanti aja, Arga masih rindu sama ibu,"
"Tapi ibu malas dengan istri mu ini, ibu mau pulang saja Arga."
"Ya sudah Bu tunggu di sana, aku mau siap siap dulu."
"Ini semua gara gara kamu sialan, istri ga becus kamu!" rasanya sakit hati dikata ga becus oleh suamiku, aku memang hanya tamatan SMP sedangkan mas Arga tamatan S2 dia selalu merendahkan ku seperti ini mengatakan istri ga becus, lihat saja mas suatu saat akan ku buktikan bahwa aku bisa sukses.
Ibu mertua ku dan juga mas Arga sudah pergi, tinggal aku bersama Karina disini, aku langsung memeluknya karena setiap hari Karina selalu melihat keributan ku dengan mas Arga, aku takut mental Karina terganggu namun Karina tak pernah bertanya ia hanya diam saja, apa mungkin Karina juga merasakan nya.
"Arga kenapa sih kamu mau menikah sama tika?"
"Ya gimana lagi Bu, apa aku harus pisah sama dia biar ibu senang."
"Ibu ga suka aja sama dia apalagi dia miskin sekolah aja cuma tamatan SMP, mending kalo dulu nikah sama Dinda kamu ga bakal seperti ini Arga."
"Ibu jangan membahas Dinda, sekarang kan Arga masih punya Atika."
"Tapi ibu ga suka sama dia Arga, ibu berharap kamu pisah dengan nya."
"Bagaimana dengan Karina Bu, dia sangat dekat dengan ibunya."
"Iya ibu tahu, kalau bisa istri mu itu jangan diam terus di rumah, suruh di kerja!"
"Iya tapi kerja apa bu? dia hanya tamatan SMP,"
"Suruh dagang apa lah, jangan cuma ngandelin uang kamu aja?"
"Iya Bu nanti Arga bilang sama dia, ya sudah ibu pulang dulu itu angkot nya sudah ada," Arga langsung menaikan barang barang ibunya ke dalam angkot lalu ia mencium tangan ibunya, Arga pria yang berbakti pada ibunya ia selalu memperlakukan sang ibu dengan sangat baik.
"Atika!" teriak mas Arga yang baru saja datang.
"Ada apa mas?"
"Sini kamu!"
"Sakit mas lepas tangan ku,"
"Berani sekali kamu membuat ibu ku pulang,"
"Salah aku apa mas? aku sudah mempersiapkan semuanya untuk ibu, ibu mas aja yang susah di kasih makan tempe ga mau."
"Jaga ucapan mu Atika,"
"Kenapa mas? masih mau menyalahkan aku? harusnya mas pikir siapa yang salah? jelas jelas aku sudah memperlakukan ibu mu dengan baik."
"Kau malah melawanku Atika, berani berani nya kamu,"
"Lepas mas tangan ku sakit!"
Plak tiba tiba saja mas Arga menamparku.
"Jangan sekali kali kamu membuat ibu ku tak nyaman di sini lagi, awas saja kamu!" kemudian mas Arga pergi meninggalkan ku, untung saja Karina sedang tidur ia tak melihat kelakuan mas Arga padaku.
Pipi ku sangat perih dan panas, aku berniat akan menginap ke rumah ibu setelah Karina bangun, aku ingin menenangkan pikiran ku dari mas Arga.
Lalu aku menyiapkan baju Karina dan juga aku untuk di bawa ke rumah ibu, kebenaran besok Karina libur sekolah jadi aku bisa nginap di sana selama dua hari.
Sebelum pergi aku sudah mempersiapkan telur dan sayur mentah buat mas Arga masak, biar aku tidak di kata istri yang tidak melayani suaminya, sebelum berangkat juga aku sudah memasak nasi goreng untuk mas Arga biar ia tak marah pada ku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!