NovelToon NovelToon

Kosuke Arashi

Chapter 1 : Anak Berambut Merah

Di era lampau, sebuah dunia yang terdiri dari 6 jalan kehidupan atau 6 ras hidup dengan damai dan harmonis

Tetapi lambat laun kedamaian yang tercipta hanya berlangsung dalam waktu yang sementara lalu mulai terkikis, seiring berjalannya waktu perbedaan menimbulkan perselisihan, perselisihan yang terjadi menimbulkan pertikaian, pertikanan yang berlarut-larut menjadikan kerusuhan hingga peperangan.

Konflik yang terjadi menimbulkan kemiskinan, penderitaan, kesedihan dan kesengsaraan. Untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan tersebut diadakan suatu pertarungan yang melibatkan 6 petarung yang mewakili keenam jalan kehidupan, pertarungan itu dikenal dengan nama pertarungan 6 penjuru.

Sejauh mata memandang terhampar warna merah bara. Entah itu Batu, hutan, daun, bunga bahkan air semuanya berwarna merah, enam pria yang mewakili enam jalan/ras berdiri pada enam pilar

Dengan mengamati daerah sekitar yang terhampar warna merah, pemilik jalan naga berkata, "Sihir api yang hebat, sihir yang mampu merubah segalanya menjadi bara api untuk kekuatan si pengguna tetapi sihir tersebut tidak menghancurkan strukturnya..."

Si penyihir menanggapi dengan semangat, "Benar!! Kemampuanku akan mengalahkan kalian berlima dan aku akan menjadi yang terkuat!!"

Tanah bergetar dan perlahan terangkat seakan-akan kehilangan bebannya atau lebih tepatnya gravitasi telah menghilang, itu adalah kemampuan jalan dewa, "benarkah itu!!"

Pemilik jalan iblis meningkatkan tekanan energinya dan mendatangkan badai membuat cuacah mendadak berubah, "dari pada banyak omong lebih baik segera dimulai dan segera pulang setelah selesai..."

Dengan pertaruangan enam penjuru maka berakhirnya sebuah era yang sekarang tinggal sejarah

Setelah waktu berjalan cukup lama kisah mereka terlupakan akan tetapi munculah sebuah kisah yang baru, kisah tentang seorang anak berambut merah yang kelak akan merubah dunia bersama dengan teman-temannya. Sebuah kisah yang akan menciptakan era baru dan akan mengukir sejarahnya sendiri

*****

Dan cerita sebenarnya baru saja dimulai...

Didunia ini ada sebuah benua yang terdiri empat negara besar, Kerajaan Artaraz dibagian utara yang merupakan kerajaan terkuat, Kerajaan Avalon dibagian timur, Kerajaan Angelion dibagian barat lalu kerajaan terlemah diselatan yaitu Kerajaan Alvarez

Akan tetapi kisah ini berasal daerah paling ujung selatan dari benua tersebut yaitu Kerajaan Alvarez, tepatnya didesa Kartaz

Terlihat seorang anak laki-laki berumur sekitar 17 tahun sedang bermalas-malasan dipadang rumput. Dia jomblo tapi tak terlalu ngenes walau memang takdir yang ngenes itu dibuat sendiri karena malas mencari pasangan

"Hah... Hari ini sangat membosankan!!" Gerutu anak dengan rambut merah itu yang sedang tiduran disebuah padang rumput

Ia memejamkan mata merasakan semilirnya angin berhembus, "Bosan... bosan... bosan... benar-benar bosan!!" Gumamnya dalam hati

Meski dalam hati ia sangat bosan tapi ia tak beranjak dari tempatnya tiduran

"Gimana kalau memancing?" Ucap Anak itu sambil memandangi langit cerah tapi ia membantah kata-katanya sendiri, "Bodoh ah...!!"

Ia kembali rebahan tapi berapa saat kemudian ia pergi kesungai untuk buang air kecil

Setelah dari sungai anak dengan rambut merah itu kembali tiduran, dia sangat pemalas

"Yah... andai saja aku seperti awan yang bebas terbang di langit tanpa beban..." gerutunya dengan suara pelan walau seharian ia belum melakukan pekerjaan apapun

"..." sejenak ia memejamkan mata tanpa memikirkan apapun

Anak itu hanya berdiam diri menikmati hembusan angin yang menerpa pepohonan, dedaunan dan rerumputan, "Membosankan..."

Untuk beberapa saat ia bisa menikmati kesejukan pepohonan dan angin semilir dengan tenang tanpa terganggu oleh apapun hingga suatu keributan terjadi dipusat desa

Para penduduk beramai-ramai dalam kepanikan

"Tolong-tolong!!"

"Cepat padamkan kobaran apinya!!" teriak seorang penduduk yang berusaha memadamkan api yang membakar sebuah rumah, "Apinya semakin membesar!!!"

"I-tu tidak mungkin...!!!"

"Seorang anak kecil terperangkap disana...!!!" Jerit seorang warga

"Dia anakku!!" Teriak seorang wanita

"Kita tidak mungkin kesana!! Terlalu berbahaya!!" Orang-orang sangat panik ketika anak kecil terjebak dalam rumah yang terbakar tapi kepulan asap sudah sangat tebal

*

Keributan yang terjadi didesa pada akhirnya terdengar oleh si anak berambut merah yang sedang bermalas-malasan

"Bau ini?? Tak salah lagi, api..." gumannya dalam hati, instingnya benar-benar tajam untuk seorang pemalas

"Anjay!! Desanya kebakar!! Aku harus cepat!!" Sontak si anak itu kaget dengan mata melotot dan iapun berlari ke arah kebakaran dengan terbirit-birit

Anak itu berlari secepat mungkin melewati pepohonan, melewati bebatuan bahkan menyebrangi sungai

Ia semakin dekat dengan desa dan malah menyeringai, "Akhirnya aku bisa beraksi hari ini..." ucapnya dengan penuh semangat

Hatinya berdebar-debar tapi itu bukan cinta karena dia jomblo yang malas

*

Sementara itu didesa keadaannya semakin memburuk dengan tiada seorangpun yang berani masuk dalam kobaran api itu

"Tolong!! Putriku masih ada di dalam sana!!" teriak seorang yang merupakan ibu dari anak yang terjebak didalam api sambil menangis

"Tapi sebentar lagi rumah itu akan runtuh akan berbahaya jika kita ke sana..." sahut warga

"Terlalu berbahaya!!"

"Kumohon!! Siapapun selamatkan putriku!!" Teriakan ibu terdengar oleh anak berambut merah lalu tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke arah rumah yang akan rubuh

"HIIIAAA...!!!"

"Siallaan...!!!" Anak itu berlari dengan bermodalkan nekat

Para warga terkejut

"Bodoh sekali dia!! Apa dia sudah gila?" teriak para warga yang melihatnya menerobos kobaran api

"Siapa pun tolong selamatkan putriku..." Pinta si ibu yang hampir putus asa

"Woiy, bocah di mana kau!!!" teriak si anak berambut merah ditengah-tengah kobaran api

"Dimana kau!!!"

"Woiy, dimana kau!!" Ia berteriak-teriak

"Wuussh..." api makin membesar, satu per satu langit-langit rumah mulai berjatuhan si anak berambut merah terus berteriak-teriak di antara reruntuhan.

"Sial, aku akan kehabisan waktu jika begini terus..." gumannya sambil berteriak-teriak.

"Hiks... Hiks... Hiks... Ayah!! Ibu!! Aku takut!!" terdengar suara anak yang sedang menangis di antara kobaran api.

"Jadi kau di sini ya? Tenanglah jangan menangis akanku bawa kau keluar..." ucap anak muda itu yang berusaha menenangkan

Waktu terus berjalan bangunan mulai runtuh atap berjatuhan api semakin besar

"Sial, aku kehabisan waktu..." ucapnya sambil mendekap anak kecil itu

"Apa aku akan mati di sini?" gumannya sedang putus asa, sambil mendekap anak kecil itu, "Yah... padahal masih banyak hal yang ingin kulakukan seperti pacaran..."

Atap itu pun jatuh, bangunan runtuh dan api semakin membesar

"Apakah ia selamat?" tanya warga yang hampir putus asa

"Ku harap dia selamat!!"

"Tidak mungkin ada yang bisa selamat dari kobaran api yang ganas itu..." api pun berkobar-kobar warga histeris, ledakan demi ledakan terjadi

Sebuah kejadian yang akan menjadi sebuah pintu pembuka bagi petualangan hebat yang tiada akhirnya

Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 2 : Ajakan

Chapter 2 : Ajakan

Diluar Desa Kartaz, tepatnya diatas sebuah bukit seorang pengembara sedang minum sake, ia bersandarkan batang sebuah pohon

Karena dia berada diatas bukit maka ia melihat kepulan asap akibat, "Hmm... setelah menjalankan misi aku melihat sebuah masalah!!"

"Tolong tidak, ya?" Ucapnya dengan ekspresi agak malas

Pada akhirnya ia berdiri, "Tolong ah!! Siapa tau aku dapat imbalan dari mereka!! Seperti uang atau makanan..."

*

Didalam desa, seluruh penduduk histeris melihat runtuhnya bangunan rumah yang terbakar kobaran api tersebut dan terlebih lagi masih ada dua anak yang berada didalam bangunan tersebut

"Bagaimana keadaannya?"

"Apa kedua anak itu selamat?" tanya seorang warga ke warga yang lainnya

"Entahlah... Semoga saja mereka selamat, sekarang sudah lebih dari satu jam jika tidak ada keajaiban aku ragu mereka bisa selamat..." jawab warga yang lain

"Putriku!!"

"Kumohon tuhan selamatkan dia!!"

"Aku tak bisa hidup tanpanya!! Dia putriku satu-satunya..." tangis si ibu yang histeris berharap semuanya akan baik-baik saja

"Bagaimana ini...!!" Para warga hanya menatap penuh harap karena hampir sebagian dari rumah terlahap api

*

Kembali ke wilayah luar desa dimana sang pengembara semakin dekat, "Tap... Tap... Tap..." ia melangkahkan kaki dengan tenang dan santai meski dihadapan sudah jelas ada kebakaran

"Wah... Wah... disana ada ribut-ribut apa, ya?" Ucap si pengembara yang kemudian melangkahkan kaki berjalan ke arah kerumunan warga, "Hah... lebih baik aku bertanya..."

"Ini desa kecil diperbatasan jadi kejadian buruk biasa terjadi..." pikirnya dengan wajah datar

Di dalam kebakaran tepatnya didalam rumah yang runtuh, anak berambut merah itu mendekap gadis kecil dengan erat agar tak terkena panasnya api, "Apa aku akan mati di sini?"

"Jika aku mati karena api itu benar-benar menyedihkan..."

Ia memejamkan mata akan tetapi secara mendadak tiba-tiba waktu terhenti, api tak lagi membakar dan langit-langit bangunan  berhenti runtuh

Yah, seseorang muncul dari kobaran api

Ia mengenakan jubah hitam, "Hay, kau!! Apa kau ingin mati disini??"

Anak dengan rambut merah itu sangat terkejut dengan kemunculan pria misterius dalam kobaran api, "Si-siapa kau? Dan kenapa waktunya terhenti?"

"Terlalu dini untuk mengetahui siapa aku..." ia malah tersenyum menyeringai, "Tapi aku akan memperkenalkan diriku..."

"Aku disebut oleh orang-oran sebagai pencipta segalanya, Induk Cakra

Anak berambut merah itu terdiam dan semakin kebingungan

"Kau ada didalam api..." ucap pria berjubah singkat

"Maksudmu??"

"Seharusnya kau mengerti, kau memiliki kekuatan Naga Api Merah tapi tak mau menggunakannya, bukan?" Tanya si pria berjubah itu

"Aku adalah Induk Cakra jadi aku adalah kau tapi kau bukan aku..."

Anak berambut merah semakin bingung dengan penjelasan tersebut

Pria berjubah hitam yang perlahan-lahan menghilang, "Jika kau ingin selamat gunakan kekuatanmu, kekuatan naga!! Takdirmu kembali berjalan sekarang..."

"Tunggu-tunggu siapa sebenarnya kau??" tanya anak berambut merah kepada pria berjubah sebelum menghilang

"Kita akan berjumpa lagi jadi jangan mati..." kata pria berjubah sebelum benar-benar menghilang, "hanya karena tragedi 7 tahun yang lalu, kau tak bisa menyangkalnya bahwa kau memiliki kekuatan naga..."

Pria berjubah membuka wajahnya yang tertutupi, dan terlihat wajah yang sama persis dengan si anak berambut merah hanya saja memiliki rambut merah lurus berbeda dengan si anak yang memiliki rambut merah kaku, "kita akan bertemu lagi??"

"Kekuatanku, ya?? Akan Ku coba." kata anak berambut merah dengan menundukan wajah, "Meskipun ini mengingatkanku tentang kejadian 7 tahun yang lalu..."

"Hiiyyaa..." Si anak berambut merah berteriak dan menfokuskan seluruh perasaan yang ada dihatinya dan perlahan api seakan-akan tunduk padanya

Ya, sepasang sayap api yang berkobar muncul dipunggungnya, "Sudah lama aku tak menggunakan kekuatan ini..." ucapnya dengan senyum bangga

*****

Di luar kebakaran

Orang-orang sangat panik dan khawatir

"Bagaimana apa bocah itu sudah keluar?" tanya seorang warga yang melihat rumah telah menjadi puing-puing abu

"Belum..."

"Anu... permisi pak, aku hanya kebetulan lewat, sebenarnya ada ribut-ribut apa ya?" tanya pengembara kepada warga, ia yang sebelumnya berada dibukit

"Anda pasti berasal dari luar desa..."

"Didalam sana ada anak muda yang mencoba mengelamatkan anak kecil yang terjebak di dalam..." jawab seorang warga sambil menunjuk ke arah kebakaran, "tetapi sampai sekarang ia belum keluar dari dalam sana..."

Di tengah-tengah warga yang histeris dan panik, tiba-tiba muncul aura api yang hebat dan dahsyat ditengah-tengah kobaran api

"Tekanan ini... tak salah lagi ini... ini miliknya, milik naga... naga api..." guman si pengembara yang merasakan aura api yang hebat

Dengan cekatan dan tanpa pikir panjang pengembara merapal sebuah jutsu.

"Elemen Air : Teknik Ledakan Bom Air"

Sang pengembara mengendalikan air yang besar, bergelombang dari dalam tanah

Kemudian perlahan tapi pasti kobaran api pun padam karena tersapu gelombang air, warga pun bergembira.

Akan tetapi tiba seluruh warga dibuat terkejut dan tercengang si anak berambut merah berjalan sambil menggendong gadis kecil setelah puing-puing rumah terbakar habis

"Mustahil, dia masih hidup meski terluka parah. Siapa sebenarnya dia?" kata penduduk yang kagum

"Nah, sekarang kau bisa turun sekarang kau sudah selamat..." kata anak berambut merah pada gadis yang digendongnya

"Ayah... ibu..." teriak si anak sambil berlari ke arah ibu dan ayahnya.

"Anakku... terima kasih nak, kau sudah menyelamatkan putriku..." kata si ibu ke anak berambut merah.

"Hahahaha... itu bukan masalah besar, kok..." Anak itu terlihat tak mau dipuji meski melakukan hal yang hebat

Seorang pengembara yang sebelumnya menggunakan teknik air mendekat, "Woiy... Anak berambut merah!!"

"Sok akrab!! Aku punya nama!! Dan namaku adalah Kosuke Arashi lalu memangnya anda sendiri siapa?" Pemuda yang bernama Arashi menatap tajam

"Perkenalkan namaku adalah Kobayashi Sauma, aku adalah guru dari Akademi Red Eagle dan aku merekomendasikanmu, Kosuke Arashi untuk bergabung..." ucap pengembara itu yang memperkenalkan diri dengan tersenyum, "Kau bisa memanggiku, Sauma-sensei...!!"

"Ehh...??" Arashi terkejut

"Bagaimana?? Kau tertarik bukan??" Ajak Sauma-sensei

"Emm... kemarin aku membaca berita tentang seorang anak yang ditipu oleh orang asing!! Kau tau seluruh uang bahkan pakaian yang ia kenakan hilang karena ditipu..."

"Wah... sadis banget!! Penipu memang tak pilih-pilih..." Sauma-sensei bertanya lagi, "jadi apa kau mau ikut denganku?"

"Ahh... aku tak mengenalmu, kau orang asing, jadi jangan sok akrab denganku!! Jangan-jangan kau penipu!!" Arashi tak menghiraukan dan berjalan pergi

"Woiy, aku tak suka ditolak!! Aku takkan menyerah!! Dan jangan mengatakan aku seorang penipu..." Teriak Sauma-sensei yang jengkel karena merasa dibodohi

"Huuaams..." Arashi menguap, "dia itu ngomong apa sih?? Ah... lupakan!! Lebih baik aku kembali ke padang rumput dan tiduran disana!!"

Arashi mendapatkan sebuah ajakan dan ia menolaknya tapi Sauma-sensei tak akan menyerah dengan mudah

Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 3 : Perampok

Chapter 3 : Perampok

Hari-hari damai pun tercipta di Desa Kartaz setelah terjadi kebakaran

Burung-burung yang berkicau saling bersautan, angin berhembus dengan pelan, pohon yang rindang dan pemandangan alam yang mempesona mata menciptakan kenikmatan yang tiada tara bagi kehidupan manusia

Arashi adalah seorang pahlawan penyelamat dalam kobaran api yang terjadi di desa

Lalu secara mendadak ada seorang pengembara yang tak dikenal dan mengajak dirinya bergabung ke sebuah akademi yang bernama Red Eagle akan tetapi Arashi dengan malas menolak

Esok hari, ia menutup pintu rumah

Arashi nampak ceria dan bersemangat seperti biasanya, "Paman, bibi!! Aku berangkat dulu...!!" Teriaknya dengan tangan kanan membawa ember dan tangan kiri membawa pancing

Ya, anak itu akan pergi memancing

Paman dan bibi yang Arashi maksud sedang berkebun dihalaman depan rumah, "Ya, kau boleh pergi memancing tapii jangan pulang terlalu larut dan jangan terlibat masalah lagi..." ucap si bibi yang sedang menanam sayuran dikebun.

"Okey..." Jawab Arashi tersenyum dan ia berjalan pergi menuju sungai

Si paman yang berkebun nampak senang saat melihat keceriaan dan semangat dari Arashi, "Hahaha... Arashi kelihatan jauh lebih menikmati hidup ketimbang anak kita sendiri, Misaki, ya??"

"Hey, tak baik terus-menerus membicarakan keburukannya terlebih sekarang ia tidak berada dirumah..." ucag si bibi menasehati

"Ya... Ya... terlebih apa Misaki sudah sampai, ya?? Di kota Kronoz??"

"Entah..." kedua pasangan tua itu kembali berkebun

Arashi adalah seorang anak yang berusia 17 tahun, ia memiliki rambut merah pendek

Ia juga memiliki hobi yang aneh yaitu bermalas-malasan dan tak menyukai kerja keras

Arashi sendiri hanya penumpang dalam keluarga paman dan bibi

Ya, begitulah kehidupannya yang penuh waktu luang alias nganggur dan numpak ditempat orang

Beberapa saat kemudian ia sampai disebuah sungai kecil

Sungai yang jernih dengan aliran air pelan menghanyutkan perasaan

"Hmm... semoga saja hari ini hari keberuntunganku..." guman Arashi dengan suara pelan menikmati suasana,"Eehh...!!??" Ia terkejut begitu melihat ada orang yang sudah mendahuluinya

Orang itu berada ditempat yang biasa digunakan Arashi untuk nongkrong memancing

*****

"Woiy... Hay!! anak naga api merah." Teriak Sauma-sensei melambai-lambaikan tangan.

Terlihat Guru Sauma sudah dari tadi memancing, dan ia sudah mendapat tangkapan dua keranjang besar ikan.

"Apa...??" Arashi terkejut tak semangat ember dan pancing yang dibawanya jatuh.

"Kau telah menghabiskan ikanku pak tua bodoh!!" teriak arashi dengan amarah yang meledak-ledak

"Dan siapa yang kau sebut anak naga!!"

"Hehehehe... Salah siapa kau telat?? Dan aku sudah menunggu lama tau"

"Masa bodoh!! Ini hari keberuntunganku jadi jangan ganggu aku!!" Teriak Arashi dengan kesal

"Aku tak akan mengganggumu jika kau mau ikut denganku." balas Sauma-sensei dengan santai

"Sekali tidak mau tetap tidak mau tau!! Dan juga sudah berapa kali kau ku tolak!! Cepat pergi sana!!" Bentak Arashi dengan kasar

"Meskipun kau telah menolak sebanyak 7 kali, tapi kau akan berubah pikiran jika tahu ini" Sauma-sensei merapal jutsu

" Elemen Petir : Teknik lengan petir"

"Hebat, bukan??" Sauma-sensei menyombongkan diri (sebuah petir melapisi kedua lengannya)

"Dan lihat ini!!"

"Elemen Api : Teknik Rambut Api"

"Menakjubkan, bukan?? Kau pasti tak bisa berkata-kata" ucap Sauma-sensei dengan sombong (api berkobar-kobar dan rambut memanjang)

"Apa...??" Sauma-sensei syok melihat Arashi yang dari tadi tak memperhatikan dan malah sibuk mengupil

"Dapat!!" Ucapnya yang mengupil

"Woiy, kau!! Aku sudah susah-susah mengeluarkan jurusku dan kau tak memperhatikan!! Kau malah sibuk dengan upilmu!! Apa kau tak punya etika??" teriak Sauma-sensei yang sekarang amarahnya sedang di atas kepala.

"Maaf-maaf ngomong-ngomong siapakah kau?" tanya Arashi dengan lagak tak tau.

"Apa...?? Aku diabaikan baru kali ini aku diabaikan." Sauma-sensei syok, setelah usahanya yang keren-keren percuma

"Baiklah... Namaku adalah Kobayashi Sauma dan aku adalah seorang guru di perguruan Red Eagle. Jadi jangan lupa ya?" teriak Sauma-sensei

"Hah... Di sini berisik sekali" Arashi bergegas pergi.

"Sial, aku di kacangin" guman Sauma-Sensei yang hatinya syok karena pukulan yang hebat

Di pusat desa terjadi kekacauan

"Cepat, bakar semuanya ambil harta yang berguna!!" teriak ketua perampok.

"Habisi, semua yang menghalangi!!"

"Yeah...!!!" Para perampok membakar rumah penduduk, melukai dan tak segan-segan membunuh jika melakukan perlawanan.

Di tengah hutan, nampak masih kesal

"Orang tadi bicara apa ya?" guman Arashi sambil berjalan.

"Dia mengganggu saja!!" Arashi diam sejenak di bawah pohon.

Tiba-tiba Arashi merasakan hal-hal yang aneh, dan memfokuskan pikiran

"Tak salah lag ini bau darah, api dan suara tangisan. Apa yang sebenarnya terjadi di desa??" guman Arashi dan ia pun langsung melesat.

Sementara itu di desa.

"Hahahaha... hancurkan semuanya hingga jadi abu!! Hncurkan semua!!" teriak perampok sambil membakar rumah warga.

"Tolong jangan sakiti putriku!! Kumohon!!" tangis seorang ibu yang anaknya hendak dibunuh.

"Hiks... Hiks... Hiks... Kakak Arashi selamat kan aku!!" teriak si gadis yang kebetulan anak yang diselamatkan Arashi pada saat kebakaran, Pedang diayunkan kepada si gadis itu.

"Kumohon, jangan!!" Si ibu menjerit dan menangis.

"Jlleebb..."

"Tidak apa-apa aku di sini." Ucap Arashi yang tubuhnya telah tertusuk pedang.

"Jbbllast..." Arashi memukul dan menendang perampok dan membawa anak itu pada ibunya.

Lalu Arashi mencabut pedang yang menancap dipunggungnya itu.

"Siiaallaan!!" teriak Arashi sekeras-kerasnya, dengan emosi yang tak terbendung lagi

Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 4 : Aku Takkan Menyerah

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!