NovelToon NovelToon

Claudia'S Love Story

Bel Sekolah

"Sayang bangun dong, ini udah pagi. Kamu ngak sekolah?" tanya Mama pada sang Putri yang masih betah bergelung di balik selimutnya.

"Masih ngantuk Mom, Claudy malem tadi bobonya lama banget. Jam 3 pagi baru bisa tidur, Claudy ngerjain tugas fisika Mom, capek banget!" jata Claudy tanpa membuka matanya sama sekali.

"Iya sayang Mama tahu kamu tidurnya terlambat tapi kamu harus masuk sekolahkan hari ini? Ini udah jam 6.30 loh," kata Mama pada Claudy.

"Apa jam 6.30 Ma? Jangan becanda deh, aku baru aja siap sholat subuh dan orang baru adzan. Mas iya udah jam 6.30 aja?" tanya Claudy ngeyel.

"Ya Allah ini anak di bilangin malah ngak percaya. Coba kamu lihat ini Claudy, sudah jam 6.40! Kamu nanti terlambat ke sekolah!" kata Mama pada Claudy.

Claudy yang berusaha membuka matanya walau sangat berat tapi begitu dia melihat jarum jam kecil yang di bawa sang Mama. Claudy langsung meloncat dan matanya langsung terbuka.

"Ya Allah aku hampir terlambat. Aduh ngak benar ini! Ngak benar!" kata Claudy langsung lari dari kasurnya dan memasuki kamar mandi. Dia harus segera ke sekolah, hari ini Claudy ada ulangan harian dan gilanya tidak ada ulangan susulan jika tidak hadir hal ini berhasil membuat Claudy menggila setiap kali mengingat wajah menyebalkan Pak Handoko guru Matematika yang mengajar di kelasnya.

10 menit kemudian Claudy sudah turung dengan seragamnya dan tidak lupa sepatu yang di jinjingnya.

"Sayang sarapan dulu, sebelum berangkat!" kata Papa begitu melihat Claudy berlari keluar.

Claudy yang mendengar suara sang Papa langsung berbalik dan juga menyalami kedua orang tuanya.

"Ma, Pa, Claudy ngak ada waktu buat makan lagi. Claudy pergi ya, do'akan selalu yang terbaik untuk Claudy ya Ma, Pa. Asslamau'alaikum," kata Claudy dan dia langsung meninggalkan ruang makan.

Claudy langsung memasuki mobilnya begitu mobilnya bersuara saat Claudy memencet remotnya saat di ambang pintu.

"Claudy jangan ngebut Nak!" teriak Mama yang mengejar langkah sang anak yang ternyata si Claudy sudah berlalu ngebut keluar dari perkarangan.

"Udahlah Ma, Papa yakin anak kita akan baik-baik saja," kata Papa pada Mama.

"Ini nih yang aku ngak suka dari kamu Mas. Selalu saja memanjakan Claudy! Dia jadi suka seenaknya begitu!" kata Mama kesal pada Papa.

Papa hanya menghela nafas dan tersenyum, lalu masuk ke dalam untuk mengambil bekal yang sudah di siapkan oleh Mama. Tapi sebelum masuk ke dalam kembali Mama sudah kembali dengan tas kerja Papa di lengkapi dengan bekal yang Mama sediakan dalam tas jinjing kecil seperti paperbag.

"Makasih Mama cantik! Kesayangan Papa," kata Papa seraya mencium kening Mama.

"Udah jangan cemberut gitu, kayak ngak tahu gimana Claudy aja. Anaknyakan memang susah di bilangin Ma," kata Papa seraya mengusap kepala Mama yang di baluti kerudung berwarna cream.

Claudy membawa mobil dengan kecepatan tinggi tapi masih tetap hati-hati. Tanpa Claudy sadari di samping jalan tempat dia lewat ada genangan air dan tanpa sengaja kerena terburu-buru Claudy mengencangkan laju mobilnya.

Byurrrrrrrrrrr

Suara air kubangan mendarat indah di tubuh pria yang menggunakan seragam sekolah yang sama dengan Claudy.

"Woi! Berhenti Lo brengsek!" teriak pria itu.

Claudy yang tidak mendengar membuat pria itu mengemudikan sepedanya kencang mengikuti arah mobil Claudy dan membuatnya lupa jika dia harus kesekolah.

"Mampus Gua! Ternyata dia guru di sekolah ini. Aduh gimana ini, apa tetap gua hampirin aja ya? Udahlah bodo amat, bisa jadi dia bukan guru tapi siswa di sinikan?" kata Pria yang berpakaian sudah sangat lusuh karena kecipratan air kubangan tadi.

Tok tok tok

Claudy membuka pintu dengan cepat dan berakhir mematahkan kaca mata pria malang yang di buatnya mandi kubangan hari ini.

"Ya Allah, Kak. Maafin aku! Aku ngak sengaja, karena aku sangka udah terlambat datamg ke sekolah tadi," kata Claudy.

"Aduh kaca mata Kakak patah, gimana ini? Gimana nanti sepulang sekolah aku bantu Kakak untuk memperbaiki kaca matanya yang rusak?" tanya Claudy dengan raut wajah penuh rasa bersalah.

"Ya Allah, Lo bener-bener ya? Udah bikin gua datang ke sekolah kayak gembel begini dan ini apalagi? Kaca mata gue, mau lu patahin juga? Sebenarnya gua salah apa coba ke elu?" tanya pria itu pada Claudy.

"Baju Kakak emang aku apain sampe kayak gitu?" tanya Claudy dengan polosnya.

"Ini gara-gara Lo bawa mobil kayak orang kesurupan makanya baju gue jadi kayak gini karena kena cimpratan air kubangan yang ada di samping mobil lo lewat!" kata Khalid kesal pada Claudy.

"Ini juga gara-gara aku? Ya Allah, musibah apa lagi ini? Tunggu sebentar kak," kata Claudy langsung masukk ke mobilnya dan mencari seragam sekolah pria yang beberapa hari yang lalu dia beli untuk sang Abang tercinta yang 2 tahun si atasnya.

"Alhamdulillah, ngak lupa aku bawa," kata Claudy langsung keluar dengan seragam baru yang di ambilnya dari dalam mobilnya.

"Aduh kak, sekali lagi aku minta maaf ya. Ini ada baju seragam sekolah SMA, ukurannya sama kayak ukuran badan Kakak. Mengenai kaca matanya aku akan tanggung jawab kok, nomer wa Kakak berapa?" tanya Claudy pada Khalid.

"Ini nih, mengherankan anak sekarang. Ngak ada malu-malunya sampe minta nomer laki-laki duluan! Heran saya!" kata Khalid langsung berlalu tanpa memberikan nomer ponselnya pada Claudy dan langsung menarik seragam yang di berikan oleh Claudy tanpa mengucapkan kata terima kasih sama sekali.

Ya walaupun memang salah Claudy tapi minimal harus ada sopan santun bukan ketika orang yang berbuat salah punya itikad baik untuk bertanggung jawab.

"Udah Adik manisnya Abang jangan kebanyakan bengong entar kemasukan lalat!" kata Kenzie merangkul pundak Adik perempuan satu-satunya yang dia miliki.

"Dia aslinya memang seperti itu, jutek, ketus dan menyebalkan. Fakta paling tidak mengenakan adalah dia yang paling pintar di sekolah dan selalu menjadi perwakilan sekolah untuk lomba Matematika dan juga bahasa inggris," kata Kenzie pada Claudy.

"Dia belum tau aja Adik abang yang manis ini juga selalu mewakili sekolahnya semasa SMPnya untuk lomba IPA, Matematika dan Bahasa Inggris. Do the best Honey!" kata Kenzie mengusap kepala Claudy.

"Pasti Abangku. Oh iya aku minta maaf banget sebelumnya Bang, seragam yang ingin aku hadiahkan ke Abang hari ini udah aku kasih sama si kaca mata," kata Claudy.

"Ngak papa, ya sudah ayo kita ke kelas. Bel sudah berbunyi," kata Kenzie begitu mendengar bel sekolah berdering nyaring.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Caper Mulu

"Claudy masuk dulu ya Bang, nanti Abang pulang duluan kah?" tanya Claudy.

"Belum jelas juga Dek, soalnya Abang ada ekschool nanti. Tapi kalau memang ngak ada kegiatan lagi jangan nunda-nunda pulang, ingat Mama ngak suka kalau kamu kelayapan," kata Kenzie yang di iyakan saja oleh Claudy.

Setelahnya Claudy masuk ke kelas dan duduk di kursi paling depan. Claudy langsung mengeluarkan buku pelajaran, karena sebentar lagi Pak Handoko akan masuk. Ya jam pertama di awali dengan pelajaran yang paling di benci oleh Claudy.

"Audy, kamu udah siap belum tugak Pak Doko?" tanya Zira pada Claudy.

"Udah," kata Claudy cuek seraya menghafalkan materi Fisika yang akan di UHkan hari ini.

"Boleh aku lihat ngak? Ngak nyontek kok, cuman buat lihat kesamaannya aja," kata Zira pada Claudy.

"Boleh buka aja," kata Claudy tanpa melihat ke arah Zira.

"Serius amat Neng, kamu mah ngak belajar juga bakal dapat 100 ulangan Fisikanya," kata Zira pada Claudy.

"Alhamdulillah jika begitu, sayangnya aku tidak sepercaya itu. Jadi aku aamiinkan saja dulu ya, agar perkataanmu jadi kenyataan dan nilaiku dapat 100 di ulangan Fisika," kata Claudy masih tanpa melihat.

"Assalamu'alaikum," kata Pak Handoko memasuki ruangan.

"Walaikumussalam," jawab para siswa serentak.

"Sebelum mulai pelajaran hari ini silahkan berdo'a terlebih dahulu," kata Pak Handoko.

Setelah semua murid selesai berdo'a Pak Handoko langsung berdiri di tengah-tengah kelas lebih tepatnya di depan meja Claudy.

"Baik, kita ada tugas bukan?" tanya Pak Handoko.

"Ada Pak," kata murid serentak.

"Claudy bantu teman-teman kamu mengumpulkan tugasnya. Semuanya oper bukunya ke depan untuk setiap barisan!" kata Pak Handoko.

Claudy berdiri dan mengambil buku teman-temannya dan meletakkannya ke depan.

"Baik, kita langsung lanjutkan pelajaran minggu lalu," kata Pak Handoko.

"Silahkan buka buku halaman 25," kata Pak Handoko.

Pak Handoko menuliskan rumus dan juga menerangkan pelajaran matematika. Hanya sebagian orang yang memperhatikan selebihnya hanya berpura-pura memperhatikan tapi sebenarnya ngerumpi satu sama lain.

Apakah Pak Handoko tidak menegur? Pak Handoko menegur tapi hanya seperlunya saja, dan nanti jika memang benar-benar mengecewakan Pak Handoko akan memanggil orang tua siswa dan juga membuat nilai si anak langsung tidak tuntas.

Tidak terasa jam bersama Pak Handoko sudah berlalu, sebentar lagi waktu istirahat akan datang.

Tettttttt

Suara bel berbunyi semua siswa berhamburan keluar ke arah kantin dan tentunya Claudy di antara mereka semua.

"Yuk bareng ke kantinya," kata Ayu menghampiri Zira dan Claudy.

"Eh tungguin, aku ikut juga! Bareng kita," kata Wulan pada saat Zira, Claudy, Ayu akan pergi ke kantin.

Pada saat Claudy and friends pergi ke kantin, tanpa sengaja Claudy melihat Khalid.

"Kak," sapa Claudy pada Khalid yanh kebetulan berjalan sendiri.

Jangankan menjawab, menolehpun tidak.

"Claudy ngapain coba kamu nyapa itu es batu! Dia itu emang kayak gitu, ganteng enggak, judes iya. Untung pinter!" kata Ayu yang kesal pada Khalid.

"Dia itu sebenarnya tampan hanya saja di tutupi phoni dan juga gigi kawatnya yang malah membuat dia kelihatan tonggosbdan jangan lupakan kaca mata memperlengkap penurunan gayanya," kata Zira berkomentar.

"Point paling penting dia masih manusia," kata Wulan dan Claudy hanya menganggukkan kepalanya.

"Claudy, you tak nak komentkah? Tentang Abang tu?" tanya Zira.

"Tak, letih aku!" kata Claudy masih asik dengan hpnya.

Setibanya di kantin mereka memilih duduk di bangku yang sama.

"Mau pesan apa Beb?" tanya Zira pada Claudy.

"Mienas sama teh es," kata Claudy.

"Aku pangsit sama teh es," kata Wulan.

"Aku mau pesen nasi ayam dan air mineral ajac kata Ayu.

"Tumben ngak minta teh es?" tanya Zira.

"Aku lagi laper, ngak bisa ngeteh nanti ngak habis nasinya," kata Ayu.

"Ngak habis tinggal bawa minumnya ke kelas, kenapa di buar ribet sih," kata Claudy.

"Iya yang paling woles dan anak kesayangan para guru," kata Wulan.

"Aamiin," kata Claudy.

"Yang selalu mewakili sekolah untuk perlombaaan tingkat nasional dan internasional," kata Zira antara mencemooh dan juga bercanda.

"Aamiin," kata Claudy.

"Emang udah pernah Beb?" tanya Zira kaget.

"Nasional udah, internasional soon," kata Claudy santainya.

"Emang beda ya vibesnya anak pintar sama kita yang cuman remahan rengginang," kata Zira.

"Kita itu semuanya pintar, cuma malasnya lebih besar dari pada rajinnya. Hal yang paling penting adalah rasa percaya diri kita, kita selalu bilang kita ngak mungkin bisa. Maka dari itu yang terjadi ya kita ngak akan bisa," kata Claudy.

"Okay bestie," kata Zira dan yang lainnya.

"Ayo kita ke kelas udah bel tuh," kata Claudy pada teman-temannya.

"Eh ada Ayang Claudy? Udah mau masuk aja? Ngak mau narengan ama Abang, Neng?" tanya Julian pada Claudy.

"Eh aaaaa apa-apain ini?" kata Julian melihat ke belakang.

"Ngak ada ya goda-godain Adek gua!" kata Kenzie dari belakang.

"Udah Dek, masuk aja! Playboy cap kucing gak wrong ini biar Abang yang urus!" kata Kenzie pada sang Adik.

Claudy hanya menganggukkan kepalanya dan berlalu bersama teman-temannya.

"Eh gila, jadi Kak Kenzie adalah Abang kamu Beb?" tanya Zira sedangkan dua teman yang lainnya pasang mata-pasang telinga.

"Iya Abang aku kenapa emangnya?" tanya Claudy santai.

"Abang kandung kamu? Ngak Abang sepupukan?" tanya Wulan lagi.

"Satu Ayah satu Ibu," kata Claudy sambil menatap seseorang dari kejauhan.

"Wah boleh nih? Jadi Kakak ipar kamu Beb?" tanya Zira dan Wulan bersamaan.

"Aku tidak menerima Kakak Ipar dari teman terdekatku, karena nyebelin dan malu-maluin," kata Claudy pedes.

"Beb habis makan rawit ya? Pedes amat perkataannya, tapi ngak papa. Nekat ku mencintaimu Abang siapa namanya?" kata Zira bertanya pada Claudy.

"Abang Ojol," kata Claudy.

"Kurang asem kamu ah Beb, masa Abang Ojol. Ya udah kalau kamu ngak kasih tau biar kita yang stalker ya gak gaes?" tanya Zira pada teman-temannya.

"Setuju," kata Wulan dan Ayu.

Semuanya belajar dengan hikmat tapi hanya barisan depan. Selebihnya hanya beberapa yang belajar, ada yang ngerumpi dan ada yang tidur.

Jujur saja hal ini membuat Claudy sedikit terganggu. Tapi niatnya untuk memberikan yang terbaik pada Mama dan Papa membuat semangat yang meloyo kembali membara bagai bara api yang di siram bensin kembali.

"Baik siapa yang bisa menjawab soal ini maju ke depan?" tanya Ibu Jihan selaku guru Fisika.

Ya ulangan telah selesai di lakukan maka dari itu anak-anak kembali belajar seperti semula.

"Saya Bu," kata Claudy.

"Ok, Claudy silahkan maju!" kata Ibu Jihan.

"Caper mulu itu si Claudy!" kata Xiren.

"Dia ngak caper tapi emang pintar," kata Gita pada sahabatnya.

Double Date

Pagi harinya, Claudy bangun lebih awal. Hari ini hari minggu, Claudy ada janji untuk pergi main bersama sang Abang tercinta. Jadi pagi-pagi sekali Caludy sudah bangun dan saat ini anak kesayangan Mama dan Papa itu tengah membuat nasi goreng spesial untuk keluarga tercinta.

Mendengar suara berisik dari dapur membuat Mama bangun dari tidurnya. Mama melihat ke samping dan ternyata Papa baru saja siap mandi dan srdang memakai baju koko dan sarungnya.

"Kok Papa ngak bangunin Mama sih?" tanya sang Mama pada Papa.

"Mama, kelihatannya sangat nyenyak sekali makanya Papa jadi ngak tega, udah dulu ya Sayang. Kenzie sudah menunggu di luar untuk ke masjid bareng, Mama buruan mandi bentar lagi adzan subuh!" kata Papa, pada saat sang suami akan menggapai pintu terhenti karena pertanyaan Mama.

"Itu yang di dapur siapa Pa? Kok kayak orang lagi masak?" tanya Mama saat mendengar samar-samar orang tengah beraktivitas di dapur.

"Siapa lagi sih Ma, yang masak pagi-pagi buta kayak mau pergi berkebun saat libur tiba. Itu Sweety Sayang," kata Papa pada sang istri.

"Ah, anak itu benar-benar kalau di suruh aja pasti ngak mau tapi giliran ngak di suruh dia bereksperiment dengan sendirinya," kata Mama seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Namanya juga masih remaja Ma, nanti kalau udah dewasa juga akan berubah sendiri," kata Papa dan berlalu keluar dari kamarnya.

Setelah Mama membersihkan diri dan sholat subuh Mama langsung ke dapur. Di lihatnya di dapur nasi goreng dan 4 telur ceplok sudah di siapkan oleh Claudy dan juga beberapa sandwich yang akan di bawa saat Claudy akan berpergian bersama Kenzie dan juga teman-temannya Kenzie.

Semuanya sudah siap di wadah masing-masing hanya saja belum di tata dan si pelaku tidak ada di tempat. Mama beranjak ke lantai 2 tempat kamar Claudy berada.

Ternyata pintu tidak terkunci dan ternyata saat pintu terbuka Claudy tengah mengaji.

"Adek sudah sholat?" tanya Mama pada Claudy.

"Udah Ma," kata Claudy berhenti sejenak dari aktivitasnya.

"Ya sudah Claudy lanjut aja ngajinya, Mama mau meletakkan sarapan di meja makan dulu," kata Mama dan berlalu ke arah dapur.

Mama menyalin nasi goreng ke rice cooker dan menghangatkannya. Karena keluarga mereka palingan akan makan nanti setelah olahraga pagi dan itu sekitar jam 8 pagian. Tapi memang setiap minggu si Sweety di rumah lah yang akan memasak.

Pagi mulai menyingsing saat ini Mama, Papa, Kenzie dan Claudy tengah melakukan lari pagi. Caludy dan Kenzie lebih depan jaraknya ketimbang Mama dan Papa yang lari sambil pacaran.

"Nanti kamu jadi pergi Dek?" tanya Kenzie pada Claudy.

"Iya, Bang. Ngak papakan kalau ikut bareng sama teman-teman seangkatan Abang?" tanya Claudy pada Kenzie.

"Boleh Dek ngak maaalah kok, cuma kamunya ngak papa nanti bareng sama Abang? Teman-teman Abang yang ikut itu semuanya laki-laki?" tanya Kenzie kembali.

"Ngak masalah Bang, lagian nantikan Claudy berangkat dan pulangnya sama Abang," kata Claudy.

"Okedeh kalau kayak gitu," kata Kenzie yang tidak enak hati menak permintaan sang Adik.

Sebenarnya yang ikut bukan hanya laki-laki, ada beberapa dari teman-teman Kenzie yang juga membawa kekasih mereka karena mereka akan pergi main ke pantai. Jadi sebenarnya tanpa Claudy menyiapkan makananpun nanti mereka juga akan makan di warung ataupun resto terdekat. Ya seperti yang lumrah terjadi di zaman sekarang, para gadis hanya senang bermake up dan tidak tahu bagaimana caranya memasak bahkan mungkin di suruh masak air aja bisa gosong.

Saat ini Claudy sudah siap dengan celana training yang terlihat indah di pakainya dan tidak lupa juga di ikuti dengan hoodie kebesaran yang berwarna abu-abu dan sepatu berwarna senada.

"Kenzie ingat kamu ngak pergi sendirian! Mama ngak mau smapai kemalaman seperti biasanya! Ingat yang kamu bawa anak gadis Mama!" kata Mama dengan wajah garang.

"Ma jangan pasang wajah garang gitu napa? Jadi takut Kenz bawa Adek jadinya," kata Kenzie pada sang Mama.

"Pokoknya Papa percayakan princes Papa sama kamu ya Kenz! Pastikan kamu bawa Adik kamu dalam keadaan lengkap tampa kurang satu apapun!" kata Papa yang juga menstrap Kenzie.

"Siap Komandan!" kata Kenzie.

Trrrrrrr trrrrrrrr

Suara getaran ponsel Kenzie yang ada di atas meja.

"Assalamu'alaikum," sapa Kenzie pada orang di seberang sana.

"Walaikumussalam, Kenz kamu udah otw belum? Kita sudah ngumpul di basecamp. Kita semua totalnya 20 orang sudah termasuk sama lo dan Claudy!" kata Jeffry di ujung sana.

"Oke Jep, bentar lagi gua otw!" kata Kenzie.

"Ma, Pa! Kenz dan Claudy pamit dulu ya. Assalamu'alaikum," kata Kenz dan di ikuti oleh Claudy yang bersalaman dengan Mama dan Papanya.

Claudy menaiki motor ninja milik Kenzie dan bekal yang tadi di siapkan oleh Claudy di masukkan ke paperbag milik Kenzie.

"Kenapa ngak pake mobil aku aja sih Bang? Lebih nyaman, ada AC nya lagi?" kata Claudy yang seakan lupa apa yang membuat dia merengek ingin ikut hari ini.

"Adikku Sayang! Bukannya kamu yang ingin ikut motoran sama Abang dan juga teman-teman agar bisa menikmati suasana perjalanan terlebih nanti kita akan melewati hutan juga," kata Kenzie pada sang Adik.

"Oh iya-ya. Abang bawa mantelkan?" tanya Claudy pada Kenzie.

"Iya Abang selalu sedia mantel apalagi yang Abang bawa Adiknya Abang yang manis ini," kata Kenzie pada Claudy.

Jangan salah faham sama hubungan kedua Adik kakak ini, Kenzie memang se soft itu jika tengah bersama Claudy. Bukan tanpa alasan, selain Claudy adik satu-satunya yang dia miliki. Hal lainnya adalah Claudy mudah jatuh sakit jika kelelahan bahkan sering di rawat di RS hanya saja Claudy memang bandel dia suka berkegiatan ekstra salah satunya ikut olimpiade sains yang menguras otak dan menyita waktunya untuk belajar.

"Kita ke basecamp dulu ya Dek," kata Kenzie memberi tahu.

"Ok," kata Claudy tanpa banyak kata.

Tidak membutuhkan waktu lama Kenzie dan Claudy tiba di basecamp Kenzie and friends.

"Wah ternyata si jenius kebanggaan sekolah kita akhirnya datang. Satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan ego Khalid si jenius kaca mata," kata Damian yang juga muncul bersama pacarnya Dinda.

"Apa Lo! Ngomongin gua! Urusin aja nilain Lu ya remed mulu di setiap mapel!" kata Khalid yang tiba-tiba muncul di antara mereka.

"Santai Bosqu! Remedpun kan ada Lu yang bantuin gue sebagai sohib yang baik hati!" kata Damian yang di sambut tawa yang lainnya.

"Bang, ini ajang double date yang berkedok healing kah?" tanya Claudy yang hanya mampu di jawab dengan menggaruk rambut belakangnya oleh Kenzie.

"Sorry Dek," kata Kenzie.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!