DOAAARRR !!
DOAAARRR !!
Di sebuah Kerajaan, tepatnya Kerajaan para Penyihir tampak sedang terjadi peperangan besar yang menyebabkan kekacauan dimana - mana dan memakan banyak korban jiwa.
Ternak, sawah - sawah dan tanaman pertani lainnya telah hangus terbakar disebabkan oleh peperangan ini.
Tiga hari lamanya Kerajaan ini telah dijajah oleh Kerajaan Langit.
Kerajaan Langit menyerang secara brutal dan membabi buta, mereka melenyapkan segala makhluk hidup yang berada di Kerajaan para Penyihir tanpa memandang usia.
Pria, wanita, bahkan bayi pun turut di musnahkan.
"Aaarrrgghh !"
"Tolong selamatkan saya !"
Suara tangisan dan rintihan kesakitan terdengar dimana - mana. Tidak sedikit pula warga yang memohon dan meminta pertolongan.
“Cepat pergi dari sini !! Jangan sampai mereka menemukan kalian !” Tampak seorang lelaki yang mengenakan jubah panjang, lengkap dengan mahkota yang menghiasi kepalanya memerintah seorang wanita yang berada di belakangnya.
Lelaki tersebut adalah seorang Raja yang memimpin Kerajaan ini. Ia sudah tidak sanggup lagi menahan serangan dari Kerajaan Langit yang datang menghantam Kerajaan secara terus - menerus dan tanpa henti.
Siang dan malam para Ksatria Langit itu menyerang tanpa belas kasihan. Jalan satu - satunya yang harus dilakukannya adalah melindungi istri dan putri semata wayangnya.
“Bagaimana denganmu ?” Wanita itu tampak panik menyaksikan kondisi Raja yang tengah terluka parah.
Wanita itu adalah istri dari sang Raja yang menduduki posisi Ratu di Kerajaan ini.
“Tidak usah perdulikan aku !! Cepat pergi selamatkan Qhien Guan !” Dengan lantang, Raja memerintah Ratu untuk pergi meninggalkan Kerajaan ini.
"Gunakan sihir pembuka portal milikmu dan pergilah bersama Qhien Guan ! Aku akan menahan para Ksatria itu disini !" Raja mengangkat pedangnya dan mencoba menangkis serangan yang mencoba mendekati istri tercintanya itu.
Mendengar itu, hati Ratu terasa sakit seperti di sayat - sayat ribuan benda tajam. Dengan penuh perjuangan, Raja masih tetap berusaha melindungi keluarganya. Seketika sepasang bola mata Ratu mulai terlihat berkaca-kaca.
Ia terdiam sesaat, lalu dengan hati yang terluka Ratu pun beranjak pergi meninggkan Raja di dalam peperangan.
“Aku akan menunggumu !” ucap Ratu dengan berat hati.
Air mata mengalir deras membasahi pipi sang Ratu, pandangan matanya sedikit buram. Hatinya terasa sakit menyaksikan suami tercintanya sedang terluka parah namun tetap bertekad untuk melindungi Kerajaan dan keluarganya.
“Maafkan aku ! Ini mungkin akhir dari hidupku” Raja tampak telah pasrah dengan takdirnya.
BLAAARR !!
CTAAASS !!
Sebuah tombak menancap di perut sang Raja.
"Akh !" Raja merintih kesakitan.
Tubuhnya pun terjatuh menyentuh tanah.
"YANG MULIA !!" Seorang prajurit lelaki datang menghampiri sang Raja.
"Bertahanlah ! Aku akan menyelamatkanmu !" Prajurit tersebut mencoba menutup luka pada perut sang Raja untuk menghentikan darah yang mengalir deras.
"Yang Mulia ! Bertahanlah ! Yang Mulia! !"
Perlahan pandangan sang Raja menjadi buram, tak lama kemudian ia pun tewas di tempat.
Para penduduk pun banyak yang berjatuhan, hampir sembilan puluh persen penduduk telah mati disebabkan oleh peperangan ini.
Meskipun begitu, pasukan-pasukan dari Kerajaan Langit tidak berhenti turun demi memusnahkan Kerajaan ini yang dianggap sebagai Kerajaan para pendosa.
Kerajaan para Penyihir dianggap sebagai Kerajaan para pendosa karena hampir seluruh rakyat dari Kerajaan ini memiliki kekuatan sihir yang seharusnya tidak dimiliki oleh manusia bumi.
Selama ini para Penyihir hidup damai dan sejahtera, sebagian besar penduduk dari Kerajaan ini adalah petani dan peternak.
Kerajaan Penyihir adalah Kerajaan yang paling subur di dunia. Tanaman dan hewan-hewan ternak tumbuh subur dan menghasilkan panen yang melimpah. Rakyatnya juga sangat sehat dan selalu bergembira berkat kesuburan tanah dan keindahan negeri ini.
Namun beberapa hari lalu, segerombolan pasukan dari Kerajaan Langit turun dan menghancurkan Kerajaan ini. Sudah lima hari lamanya Kerajaan Penyihir dijajah habis - habisan oleh Kerajaan Langit.
Sementara itu, Ratu masih terlihat sedang berlari, ia juga tak henti-hentinya menangis. Ia teringat akan Raja yang sudah terluka parah namun tetap berjuang untuk negeri ini. Ia juga teringat pada masa-masa indah bersama Raja di negeri ini.
Duapuluh tahun lalu.
Ketika Raja masih muda ia adalah seorang pangeran, anak dari Raja sebelumnya, sedangkan Ratu hanyalah anak dari seorang petani.
Raja yang menduduki posisi pangeran tertarik dengan kepribadian Sarah yang anggun dan sederhana.
Suatu hari, dibawah pohon rindang tepat di pinggiran sawah.
“Sarah menikahlah denganku !” Tampak Pangeran sedang melamar Sarah.
“Tapi pangeran, aku hanya rakyat biasa” jawab Sarah berkecil hati.
“Aku tidak peduli, yang aku inginkan hanya cintamu”
Sarah terdiam sesaat, ia berpikir bahwa dirinya tidak pantas menikah dengan anak Raja.
Namun tiba-tiba
“Jika Pengeran bersedia dan kau pun juga mencintai Pangeran, itu tidak menjadi masalah” Terdengar Suara seorang lelaki dari belakang Sarah.
Spontan Sarah dan Pageran lansung melihat kearah suara tersebut, ternyata ia adalah orangtua Sarah yang sedang memanen padi.
“Mama, papa, sejak kapan berada disitu ?” Sarah tampak kebingungan menyaksikan kedua orangtuanya yang ternyata sedari tadi telah menguping percakapannya dengan Pangeran.
“Sarah, pikirkanlah kebahagiaanmu ! Kamu juga sudah cukup usia untuk menikah, kamu bebas menikah dengan siapa saja” ucap mama.
Seketika senyum kebahagiaan terpancar pada wajah Sarah.
"Pangeran ! Aku bersedia menjadi istrimu !" ucap Sarah kemudian.
Mendengar itu, Pangeran pun sangat senang.
"Trimakasih Sarah" ucapnya sembari tersenyum tipis.
Beberapa hari kemudian, mereka mengadakan sebuah upacara pernikahan yang sangat mewah.
Kedua orangtua pangeran dan Sarah tampak menghadiri upacara tersebut dengan penuh sukacita.
Upacara Pernikahan berlansung selama tiga hari, tiga malam. Seluruh Rakyat turut merayakannya dengan riang gembira.
Berbagai hidangan mewah selalu tersedia pada meja-meja perjamuan, musik yang indah membuat upacara ini tampak hidup dan menyenangkan.
Satu tahun kemudian, Sarah melahirkan seorang anak perempuan.
“Waaahh cantik sekali” ujar dukun beranak yang membantu persalinan Sarah.
“Putriku” Pangeran sangat bahagia menyambut buah hati mereka yang telah lahir ke dunia.
Kedua orangtua Pangeran dan Sarah pun turut bahagia menyaksikan cucunya yang begitu cantik dan bersinar.
“Aku beri kamu nama Qhien Guan !” ucap Pangeran dengan penuh kebahagiaan.
Kelahiran Qhien Guan membawa banyak kebahagiaan untuk Kerajaan para Penyihir.
Beberapa tahun kemudian, tahta sang Raja pun diturunkan kepada pangeran. Kini Pangeran telah menjadi seorang Raja yang memimpin Kerajaan Penyihir, sedangkan Sarah menjadi seorang Ratu yang mendampingi sang Raja.
Hari demi hari telah dilewati, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, tanpa terasa Qhien Guan telah tumbuh menjadi seorang gadis cantik dan memiliki kemampuan sihir yang sangat luar biasa.
Ia telah tumbuh menjadi seorang Penyihir terhebat di Negeri ini, semua orang mengakui kehebatannya sejak ia berusia enam tahun.
Biasanya para Penyihir mampu mengeluarkan sihirnya pada usia sebelas tahun. Berbeda dengan Qhien Guan, ia telah menguasai sihir pada usia enam tahun tanpa ada satu orang pun yang mengajarinya.
Namun dibalik kehebatannya itu, Qhien Guan adalah anak yang ceroboh dan bodoh. Raja dan Ratu telah memberikan pelajaran kepadanya berkali - kali, bahkan memerintahkan beberapa guru terbaik di negeri ini untuk memberikan pendidikan yang bagus terhadap Qhien Guan, namun hasilnya sama saja. Qhien Guan tetap tidak mengerti apapun, yang ia kuasai hanyalah kemampuan membaca dan sihir yang hebat.
****
Ratu masih terus berlari sembari meneteskan air mata.
Tiba - tiba
“Mamaaaa..” Teriak Qhien Guan dari kejauhan.
“Hosh... Hosh.. Hosh..” Nafas Ratu terengah-engah menghampiri Qhien Guan.
“Mama tidak apa-apa ? Dimana papa ?” Qhien Guan tampak bingung menyaksikan sang ibunda Ratu hanya datang seorang diri.
“Guan, dengarkan mama ! Kita sudah tidak punya waktu lagi” ucap Ratu dengan nafas yang masih tidak beraturan.
“Kamu harus pergi dari sini sekarang juga ! Kerajaan ini sudah tidak bisa diselamatkan” perintah sang Ratu.
“Bagaimana dengan papa dan mama ? Aku tidak bisa pergi begitu saja ! Aku bisa bertarung menyelamatkan negeri ini” Qhien Guan mengeluarkan sihirnya sebagai tanda kemarahannya.
“Cukup !!! Pergi sekarang juga !! Aku akan membuka portal untukmu !!” Bentak Ratu.
Ratu pun mengeluarkan sihirnya untuk membuka portal menuju dunia baru.
“Mamaa, aku tidak mau !” Bantah Qhien Guan.
Portal kini sudah terbuka lebar “Sekarang pergilah !!” perintah Ratu.
“Aku tidak mau, aku bisa bertarung” Qhien Guan bersikeras untuk tetap tinggal dan melindungi negeri ini .
“GUUAANN !!!!!” bentak Ratu yang membuat Qhien Guan tercengang.
Untuk pertama kalinya Ratu membentak Qhien Guan seperti itu meskipun ia telah banyak melakukan kesalahan.
Ratu menghela nafas. Ia menatap wajah Qhien Guan, seketika timbul perasaan bersalah dihatinya karena telah membentak Qhien Guan putri satu-satunya dan buah hati yang sangat di cintainya.
Ia memeluk Qhien Guan seraya menangis dan mencium kening Qhien Guan “Papa dan mama sangat mencintaimu” ucap Ratu kemudian.
“Papa juga sangat mencintai negeri ini, jika kamu mencintai papa dan mama, kamu harus menyelamatkan negeri ini !! Pergilah ke dunia lain untuk sementara waktu, lalu datanglah ketika kamu sudah siap !” Ratu berusaha membujuk Qhien Guan agar pergi meninggalkan negeri yang telah kacau balau ini.
“Aku tidak bisa meninggalkan papa dan mama di sini” jawab Qhien Guan yang begitu khawatir meninggalkan kedua orangtuanya.
“Papa dan mama baik-baik saja, percayalah !” Ratu tersenyum dan membelai rambut Qhien Guan dengan lembut.
“Sekarang pergilah melalui portal itu !!” perintah Ratu dengan lembut.
Qhien Guan akhirnya luluh dan menuruti perintah dari Ratu.
Meskipun hatinya terasa berat meninggalkan orangtua dan negeri tempat ia lahir dan di besarkan, namun ia tetap harus pergi demi menyelamatkan Kerajaan ini suatu hari nanti.
Bersambung..
Di suatu tempat, tepatnya di dalam sebuah gedung tinggi tampak seorang wanita sedang berdiskusi di dalam sebuah ruangan bersama dengan seorang lelaki.
“Baik pak ! Saya akan kerjakan tepat waktu” ucap wanita tersebut kepada lelaki yang berada di hadapannya.
Wanita itu bernama Alice, ia adalah seorang sekretaris di perusahaan ini.
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terbesar yang ada di dunia. Lelaki yang berdiri dihadapannya saat ini adalah pemilik dari perusahaan ini. Lelaki itu bernama Albert.
Albert adalah sosok lelaki yang memiliki tubuh tinggi, tegap serta wajah yang rupawan. Ia merupakan salah satu pria termuda yang memiliki harta kekayaan puluhan triliyun.
Asetnya berada dimana - mana, serta saham yang ditanamnya juga berada di beberapa perusahaan ternama.
Albert sangat populer dikalangan wanita, banyak wanita yang menginginkannya menjadi seorang kekasih, namun sikap dingin dan acuh tak acuh membuat para wanita takut untuk mendekatinya.
Sejak kecil, tepatnya di usia sebelas tahun, Albert telah hidup sebatang kara. Ia tidak memiliki keluarga bahkan kekasih sekalipun.
Kisah hidupnya semasa kecil dipenuhi dengan luka dan beban yang cukup berat. Hal itulah yang membuat dirinya sangat jarang tersenyum sehingga membuat orang lain memandangnya sebagai pria dingin yang sangat sulit didekati.
“Kalau begitu kamu sudah bisa pergi sekarang ! Saya percayakan dokumen itu kepadamu” ucap Albert kepada Alice sekretarisnya.
“Baik pak ! Saya permisi !” jawab Alice, lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Sesaat Alice melihat jam pada handphonenya, ternyata sudah waktunya untuk istirahat bekerja. Ia pun bergegas menuju kantin kantor untuk membeli secangkir kopi.
Alice merupakan sosok wanita yang berparas cantik, tubuhnya yang lansing serta rambut panjangnya yang terurai sangat indah membuat dirinya tampak mempesona bagaikan seorang model papan atas.
Selain itu ia juga sosok wanita pekerja keras dan sangat pintar, bisa dikatakan ia adalah wanita yang sempurna.
Namun kesempurnaanya itu membuat banyak wanita iri terhadap dirinya sehingga ia tidak memiliki satu orangpun teman akrab di dunia ini.
Alice juga memiliki masa kecil yang pahit. Hampir sama dengan kisah Albert, bedanya Alice sudah hidup sebatang kara sejak usia enam tahun.
Kedua orangtuanya membuang dirinya karena ia dianggap sebagai anak pembawa masalah. Hal itu juga yang menjadi salah satu faktor membuat ia tidak percaya diri untuk dekat dengan siapapun.
Bahkan hingga saat ini Alice masih memilih untuk menjalani segala sesuatunya dengan sendiri tanpa bantuan oranglain walaupun ia sering membutuhkan pertolongan orang lain.
Di sebuah taman yang berada di dalam gedung tinggi tampak Alice sedang duduk sendiri sembari memegang secangkir kopi yang telah di belinya dari kantin kantor.
“Pak Albert, apa kau tidak pernah merasa kesepian sepertiku ?” ucap Alice sembari manatap secangkir kopi yang berada didalam genggamannya.
“Apa ada cara mengatasi kesepian di dunia ini ?" Tampak Alice sedang meratapi nasibnya yang begitu malang, ia merasa bahwa hidup tidak adil untuk dirinya.
Sejenak Alice memalingkan pandangannya kedepan.
Namun
Kreeekk..
Sebuah tangan muncul di udara.
Secara spontan Alice pun berdiri ketakutan. Tanpa disadari secangkir kopi yang dibelinya tadi terlepas dari genggamannya membuat kopi itu tumpah membasahi lantai. Ia tampak sangat terkejut menyaksikan kejadian aneh yang baru pertama kali dilihatnya.
Kreekkk..
kreeekk..
Kini muncul setengah badan manusia, perlahan-lahan menjadi sosok manusia yang utuh.
Gedebuk !
Seketika Alice terjatuh di lantai, wajahnya shock pucat pasi, kakinya terasa kaku membuat ia tidak dapat beranjak dari tempat ini.
Seketika itu pula aura dingin muncul menyelimuti tempat ini. Tak lama kemudian sosok wanita cantik telah berdiri di hadapannya.
Sosok itu adalah Qhien Guan yang baru saja menyebrangi portal buatan Ratu, ibunya.
“Hah ! Mama !!” Qhien Guan menoleh ke belakang melihat portal sudah tertutup dan menghilang tanpa jejak.
“Hiks.. Hiks…” Ia pun menangis di dalam keputusasaan.
“Si..Siiss… Siapa kamu ?” tanya Alice terbata-bata.
Mendengar itu, seketika Qhien Guan menghentikan tangisannya, lalu menoleh kearah Alice sembari memasang kuda-kuda dan siap menyerang kapanpun.
Sorotan matanya juga berubah menjadi sangat tajam. Sihir kecil pun telah dikeluarkan dalam tangannya bersiap untuk melancarkan serangan.
Namun
Deg !!
Seketika keduanya tampak tercengang menyaksikan penampilan yang sangat berbeda satu sama lain.
Alice mengenakan pakaian kemeja kerja serta rok sepan pendek, sedangkan Qhien Guan masih mengenakan pakaian jaman dahulu kala, yang sekarang hanya di gunakan untuk cosplay anime saja.
“Pakaian apa yang dipakai wanita ini ?” batin Qhien Guan dan Alice secara bersamaan.
“Mengapa ia memakai baju seperti itu ? Apa dia kekurangan benang ? Kasian sekali ! Pasti dia sangat miskin” batin Qhien Guan, ia menduga bahwa Alice adalah manusia paling miskin di dunia ini.
“Bajunya terlihat kuno sekali ! Ah mungkin dia seorang pesulap !” sedangkan Alice menduga bahwa Qhien Guan adalah seorang pesulap yang sedang melakukan trik sulap di hadapannya.
“Tapi dari mana dia muncul ? Apa trik sulap sehebat itu ?” batinnya kemudian.
Tiba-tiba
“Apa kau ingin membunuhku ?” lantang Qhien Guan sembari memasang kuda - kuda sempurna bersiap menyerang kapanpun.
“Oh !!” Secara perlahan Alice berdiri dan membersihkan pakaiannya yang telah kotor.
Namun
Syuuuttt !!
Gerakan Alice membuat Qhien Guan sangat waspada, ia pun melompat mundur beberapa meter kebelakang menjauhi Alice.
“Kalau kau ingin membunuhku, akan aku ladeni dengan senang hati !" Qhien Guan mengangkat tangannya yang telah dibalut dengan sihir dan mengarahkannya kepada Alice.
“Maaf, aku tidak ada waktu untuk bermain. Silahkan lakukan trikmu di tempat lain !” jawab Alice dengan sangat tenang.
“APA MAKSUDMU ???!!” Bentak Qhien Guan, dalam sekejab pupil bola matanya berubah menjadi mengecil sebagai tanda kemarahannya
“Ada apa denganmu ? Kenapa kau membentakku ? Aku tidak punya waktu untuk meladenimu !” Mendengar itu, Alice menjadi kesal, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Qhien Guan yang dianggap sebagai pesulap wanita.
“AAPAAA ??! Kau pikir aku lemah ??! Aku bisa mengalahkanmu disini !” Qhien Guan yang merasa diremehkan mencoba menantang Alice dengan tegas.
“Ya ya ya ! Terserah kau saja ! Lakukan sesukamu !” Namun Alice hanya menjawab pertanyaannya dengan santai, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
“Pesulap sekarang suka maksa-maksa, membuatku kaget saja” kesalnya sembari melangkah jauh.
“HEI KEMARI KAU !!” teriak Qhien Guan.
“Cih ! Benar-benar membuatku jengkel” ucap Alice kesal sembari tetap melangkah meninggalkan tempat tersebut.
“Siapa dia ? Kenapa dia tidak menyerangku ?” Qhien Guan menyimpan kembali sihir yang telah dikeluarkannya, pupil matanya pun kembali normal seperti semula.
Ia tampak bingung melihat sikap Alice yang tidak menghiraukannya sama sekali.
“Tapi meskipun begitu, aku tetap harus waspada !” ucapnya kemudian.
“Hah ?!!” Tanpa sengaja pandangan Qhien Guan tertuju pada tumpahan kopi yang berada di lantai.
“Air berwarna hitam ?” Qhien Guan tampak bingung, ia pun membungkukkan tubuhnya dan mencoba mencari tahu kopi tersebut dengan cara menciumi aromanya.
“Sepertinya air ini bukan untuk diminum !” Ia mencoba menyentuh kopi itu dengan jarinya telunjuknya, lalu mencoba untuk mencicipi kopi tersebut.
Tiba-tiba
“Jangan lakukan itu !” Albert muncul dari belakang membuat Qhien Guan menghentikan aksinya.
Qhien Guan pun terkejut, sorotan matanya kembali tajam.
“Aku tidak menyadari langkah kaki musuh” gumamnya.
“Aku bisa membelikanmu kopi yang baru jika kau mau !” Albert mencoba menawarkan secangkir kopi yang baru untuk Qhien Guan.
Namun
Whooossshhh !!
Seketika Qhien Guan melompat jauh ke depan dan berhadapan secara lansung dengan Albert. Lalu ia memasang kuda-kuda untuk melancarkan serangannya.
Tingkah laku Qhien Guan membuat Albert terkejut. Wajar saja, Qhien Guan tiba-tiba melompat dan jarak lompatannya cukup jauh bagaikan seorang ninja yang tak terkalahkan.
“Ha ?? Pakaian apa yang digunakan pria itu ?” Qhien Guan tampak heran menyaksikan penampilan Albert yang mengenakan setelan jas rapi.
Ia menatap Albert dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan posisi tubuh masih dengan kuda-kuda yang sempurna.
Begitu juga sebaliknya, Albert juga tercengang melihat Qhien Guan yang melompat cukup jauh.
Selain itu, ia juga tampak kebingungan menyaksikan Qhien Guan mengenakan pakaian yang sangat aneh.
“Wanita itu melompat jauh sekali” batinnya Albert.
“Apa kau semiskin itu ? Kau harus bekerja keras untuk bertahan di dunia ini” ucap Albert kemudian, ia menduga bahwa Qhien Guan adalah wanita miskin yang tidak mampu membeli secangkir kopi, sehingga membuat ia harus memungut kopi yang telah tumpah ke lantai.
“MAU APA KAU ?!” bentak Qhien Guan sembari mengeluarkan sihirnya.
“Ah mungkin saja wanita ini sedang sakit jiwa !” Albert yang kebingungan kini menduga bahwa Qhien Guan adalah wanita yang sedang mengalami sakit jiwa.
“Maaf !! Bukan maksud saya membuatmu kaget, tetapi jika kau ingin kopi, aku bisa membelikannya untukmu !” ucapnya kemudian kepada Qhien Guan.
“Mungkin dia dulunya adalah seorang atlet, bisa saja kekalahan yang membuatnya gila” Albert menduga-duga di dalam pikirannya tentang Qhien Guan.
Bersambung…
“Kopi ?!” ucap Qhien Guan lantang, ia tampak penasaran pada kopi tersebut.
“Ya !! Air itu namanya kopi” Albert menunjuk tumpahan kopi yang disentuh Qhien Guan dengan jari telunjuknya.
“Oh !! Jadi air itu namanya kopi !” Batin Qhien Guan.
“Apa kopi bisa diminum ?” tanya Qhien Guan penasaran.
“Tentu saja ! Rasanya manis, ada juga yang pahit ! Semua tergantung selera” jawab Albert menjelaskan.
“Apa kau menginginkan kapi itu ?” tanya Albert kemudian.
“Kau tidak mencoba untuk membunuhku kan ?” ucap Qhien Guan lantang, sembari tetap mengeluarkan sihir kecil didalam tangannya.
“Tentu saja tidak ! Tenanglah !” Albert mencoba membuat Qhien Guan tenang.
“Ikuti aku !! Aku akan membelikan kopi untukmu” Albert pun mencoba mengajak Qhien Guan ke sebuah kantin yang berada di gedung kantor.
Sesaat Qhien Guan terdiam tanpa kata, namun rasa penasarannya terhadap kopi sangat besar, sehingga membuat ia memutuskan untuk mencoba mempercayai Albert.
Ia pun menyimpan kembali sihir yang telah dikeluarkannya sebelumnya.
Secara perlahan Qhien Guan mengikuti Albert dari kejauhan sembari tetap waspada terhadap serangan dari berbagai arah.
Pandangannya sangat tajam dan fokus, ia selalu memperhatikan sebelah kiri dan sebelah kanannya, guna untuk mengantisipasi serangan yang muncul secara mendadak. Ia juga sangat waspada terhadap serangan dari belakang.
“Kau suka rasa apa ?” tanya Albert, mengagetkan Qhien Guan.
“Aku tidak tahu !” jawab Qhien Guan dengan sinisnya.
“Biasanya para wanita suka yang manis, aku akan memesan kopi yang manis untukmu” kata Albert sembari tetap berjalan menuju cafe yang dituju.
Setibanya di cafe, seluruh mata terpaku menyaksikan penampilan Qhien Guan yang terlihat berbeda dengan manusia pada umumnya.
Pakaian aneh yang dikenakannya serta wajah cantiknya membuat ia menjadi pusat perhatian di dalam cafe tersebut.
Seluruh mata yang memandang menganggap bahwa Qhien Guan sedang cosplay menjadi seorang penyihir cantik yang ada di anime.
Hanya Albert saja yang menduga bahwa Qhien Guan sedang sakit jiwa.
“Nih kopi buatmu !” Albert memberikan se cup kopi kepada Qhien Guan berdasarkan seleranya sendiri yaitu rasa manis dan sedikit pahit.
Masih dengan posisi waspada, Qhien Guan menerima kopi tersebut secara perlahan - lahan, lalu dengan cepat pergi meninggalkan tempat itu.
Hanya dalam hitungan detik, wajah Qhien Guan tidak terlihat lagi disana, membuat seluruh pengunjung cafe berpikir bahwa Qhien Guan sedang melakukan triknya seperti yang ada di anime - anime.
Mereka pun bersorak sembari bertepuk tangan menyaksikan trik yang dibuat oleh Qhien Guan.
“Waahh keren sekali !” ucap seorang wanita yang duduk disana.
“Aku pecinta anime, tetapi aku tidak tahu dia cosplay anime yang mana” kata seorang lelaki.
“Siapa yang mengundangnya kesini ? Apa ada yang merayakan ulang tahun ?” ucap lelaki lainnya.
“Aku ingin berfoto dengannya” ucap seorang wanita yang sedang duduk di sudut ruangan.
Sementara itu
“Kasihan sekali, pasti hidupnya sangat berat !” Dimata Albert, sosok Qhien Guan adalah wanita yang sedang mengalami sakit jiwa karena gagal menjadi seorang atlet.
Qhien Guan yang sudah pergi jauh memutuskan untuk mencari tempat yang sepi dimana tidak ada seorangpun disana.
Ia pun duduk disana sembari membawa kopi yang diberikan oleh Albert.
Sesaat ia teringat dengan perkataan Albert bahwa kopi bisa diminum. Ia pun mencoba meneguk kopi tersebut dengan sangat hati-hati.
Gluk !
“Haahh ??! Enak sekali !!” ucapnya sesaat setelah ia mencicipi rasa dari kopi tersebut.
Ia kemudian menyeruput habis se cup kopi yang diberikan Albert. Hanya dalam satu nafas kopi telah habis diminum olehnya.
“Aneh sekali !! Dunia ini sangat aneh !! Mereka punya air yang sangat enak, dan sesuatu mengkilap yang menjulang tinggi !" Qhien Guan menatap gedung kaca yang tinggi dan berkilau disana, pantulan cahaya matahari membuat gadung - gedung kaca itu tampak bersinar seperti sedang memancarkan cahayanya sendiri.
“Apa itu sebuah Kerajaan ?” Qhien Guan pun menduga bahwa gedung tersebut adalah sebuah kerajaan dari dunia ini.
“Bagaimana kabar Kerajaanku saat ini ? Mama, papa ?” Seketika Qhien Guan menatap langit.
Perasaan sedih kembali menyelimuti hatinya mengingat Kerajaannya telah hancur lebur.
Ia juga teringat dengan kedua orangtuanya yang tengah terluka parah saat ia pergi meninggalkan mereka.
“Lalu bagaimana aku bisa mengalahkan pasukan-pasukan Langit ?” Qhien Guan mulai berpikir keras untuk mencari cara mengalahkan pasukan dari Kerajaan Langit.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang diucapkan oleh ibunya setahun yang lalu.
Satu tahun lalu
Ratu : Guan, Kerajaan para Penyihir sangatlah dibenci oleh Kerajaan lain.
Qhien Guan: Kenapa begitu ?
Ratu : Karena mereka sangat takut jika sewaktu - waktu kita melakukan sesuatu yang jahat kepada manusia, meskipun kita sebenarnya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.
Qhien Guan: (Mendengarkan dengan seksama).
Ratu : Suatu saat Kerajaan Langit pasti akan turun untuk memusnahkan Kerajaan ini.
Qhien Guan: Apa ?! Tapi kenapa ?
Ratu : Karena Kerajaan kita memiliki ilmu sihir yang seharusnya tidak dimiliki oleh orang lain. Dulu nenek moyang kita belajar ilmu sihir dari Dewa yang dipujanya, setelah itu dia mengajarkan ilmu itu kepada keturunannya yaitu kita semua. Kerajaan langit tidak terima akan hal ini, sehingga Kerajaan kita dianggap sebagai pendosa.
Ratu menjelaskan sejarah mengapa Kerajaan para Penyihir dianggap sebagai pendosa.
Qhien Guan: Itu tidak masuk akal !! Kita sama sekali tidak melakukan kejahatan kepada siapapun.
Ratu : Ya memang begitulah adanya !! Dan kenyataan pahit yang harus kamu dengar adalah jika Kerajaan Langit turun untuk memusnahkan Kerajaan para Penyihir, sudah pasti kita tidak dapat melawannya !! Kecuali jika kita telah menemukan batu sihir terkuat di bumi yang bisa menghentikan serangan Kerajaan Langit.
Qhien Guan: Batu sihir terkuat ?
Ratu : Iya benar ! Nenek moyang menuliskan sejarah seperti itu di dalam batu sejarah.
Qhien Guan: Owh !! Lalu dimana kita bisa menemukan batu sihir itu mam ?
Ratu : Itulah yang menjadi masalahnya !! Hingga saat ini tidak ada yang tahu dimana keberadaan batu sihir itu. Bahkan sebagian penduduk berkata bahwa batu sihir itu hanyalah sebuah mitos.
***
Sesaat Qhien Guan menghela nafas panjang.
“Aku harus mencari tahu keberadaan batu sihir itu !" ucapnya kemudian.
Ia pun bangkit berdiri, dan secara tidak sengaja pandangannya tertuju kepada Alice yang sedang berjalan sendirian dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.
“Ah !! Wanita itu !!” ucap Qhien Guan seraya beranjak dari tempatnya untuk mencoba mengikuti Alice secara diam-diam.
“Sepertinya aku harus menghilang untuk mengikutinya !" Qhien Guan menggunakan sihir tidak terlihat agar ia dapat mengikuti Alice dengan tenang.
Alice berjalan menuju ruangannya untuk segera menyelesaikan dokumen yang diberikan Albert kepadanya.
Tanpa ia sadari, Qhien Guan telah berjalan disampingnya dengan santai sambil memandang - mandang segala sesuatu yang dilewatinya.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di ruangan.
Setibanya disana, Alice pun bergegas menyelesaikan tugas-tugasnya yang terletak diatas meja kerjanya.
Alice adalah seorang sekretaris yang hebat. Ia dapat menyelesaikan tugas apapun yang diberikan dengan tepat waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
Karena kehebatan dan kepintaran yang dimilikinya, Albert memberikan satu ruangan cukup luas khusus untuk dirinya seorang agar ia dapat bekerja dengan tenang dan fokus.
Tag !
Alice mulai menyalakan komputernya, membuat Qhien Guan penasaran, tanpa berpikir panjang Qhien Guan pun mendekatinya dan menatap komputer tersebut dalam - dalam.
“Benda apa ini ?” batin Qhien Guan penasaran.
Alice pun mulai mengerjakan tugas - tugasnya, jari jemarinya tampak sedang menari dengan lincahnya diatas keyboard miliknya.
Qhien Guan yang sedang menyaksikan hal itu tampak sangat penasaran, ia pun mencoba menekan tombol - tombol yang ada pada keyboard tersebut dengan menggunakan jari telunjuknya.
Namun sayangnya tombol yang ia tekan berulang kali adalah tombol yang bertuliskan kata delete yang artinya menghapus, sehingga membuat huruf-huruf yang diketik oleh Alice terhapus satu persatu.
“Ini kenapa sih ? Kog terhapus sendiri ?” Alice tampak bingung menyaksikan huruf yang di ketiknya hilang satu demi satu.
Alice pun mencoba mengetik kembali namun hasilnya tetap sama, huruf yang diketiknya masih terhapus secara otomatis.
“Kog gini sih ? Keyboardnya rusak lagi ya ?” ucap Alice sembari memeriksa keyboardnya.
Seketika Qhien Guan menyadari bahwa tindakannya tersebut telah membuat Alice kebingungan.
Ia pun berhenti memainkan tombol tersebut, dan memutuskan untuk berkeliling melihat - lihat isi ruangan Alice.
“Loh ??!! Sudah bagus lagi ?” gumam Alice sedikit bingung.
“Aneh sekali !!” ucapnya kemudian.
Bersambung…
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!