Amanda yang saat ini sedang di dalam mobil, bibirnya terus tersenyum melihat foto USG calon bayinya, bahkan kebahagiaan Tomi saat nanti dirinya mengatakan hamil sudah menari-nari di pelupuk matanya. Amanda sudah tidak sabar untuk segera sampai, tapi saat melihat jalanan di depan terlihat macet, Amanda harus sabar menunggu.
Dan setelah beberapa menit melewati kemacetan, kini mobil yang ditumpangi Amanda sampai di gedung tempat Tomi bekerja.
Gedung ini adalah milik Amanda, yang bergerak di bidang penjualan pakaian, banyak sekali anak cabang dari usaha yang dimiliki Amanda, dan semua itu Tomi yang mengelola karena Amanda sudah mempercayai Tomi, lagian mana mungkin suaminya akan mengkhianati dirinya pikir Amanda.
Amanda sampai mengulang kata-katanya yang akan ia ucapkan saat bertemu Tomi, suaminya itu sangat suka bila Amanda bicara manja, dan Amanda akan melakukan itu supaya suaminya lebih bahagia.
Langkah Amanda semakin dekat dengan ruang kerja Tomi, ternyata pintu ruang kerja Tomi tidak tertutup rapat, Amanda yang baru sampai di depan pintu ruang kerja itu, Amanda berdiri mematung dengan tatapan mata tidak percaya, dari arah sini Amanda bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Deg!
Sakit seketika itu yang Amanda rasakan saat ini, karena melihat Tomi suaminya sedang berciuman dengan Dinda sahabat baiknya sendiri.
Kaki Amanda terasa lemas tidak bisa hanya sekedar untuk berlari melabrak mereka berdua, air matanya lolos begitu saja tanpa bisa ia bendung, sakit hancur jadi satu yang Amanda rasakan.
Namun saat ini Amanda berpikir Dinda lah yang menggoda suaminya, terlihat tangan wanita itu melai nakal melepas kancing kemeja Tomi dan menyibaknya lalu mengusap dada pria itu.
Amanda sudah tidak kuat lagi melihat semua itu, dan dengan langkah cepat ia masuk ke dalam, entah mendapat kekuatan dari mana padahal sebelumnya ia tidak mampu.
Plak!
Plak!
Amanda menampar dan menjambak rambut Dinda, Samapi wanita itu meringis kesakitan, Amanda terus menghajar Dinda tidak kenal ampun.
Ahh! "Lepaskan! Sakit ..." pekik Dinda seraya memegangi rambutnya yang kini masih terus ditarik oleh Amanda.
"Lepaskan Amanda! caramu ini bisa melukai Dinda!" sentak Tomi seraya menarik Amanda untuk menjauh dari Dinda.
Tangan Amanda yang menjambak rambut Dinda terlepas bukan karena tarikan Tomi, tapi karena Amanda terkejut mendengar kata kasar yang baru ia dengar dari bibir pria yang sangat ia cintai.
Bahkan Tomi baru kali ini memanggil Amanda dengan sebutan nama, biasanya Tomi selalu memanggilnya sayang, tapi apa ini? Amanda benar-benar terkejut hampir tidak percaya.
Dan belum sempat Amanda bertanya mengapa Tomi bicara kasar, namun Amanda lebih dulu merasakan tangannya dihempaskan oleh Tomi, lalu pria itu berjalan mendekati Dinda yang saat ini menangis.
Deg!
Sakit hancur tidak mampu lagi Amanda gambarkan seperti apa perasaannya saat ini, saat melihat pria yang ia cintai bahkan pria itu adalah suaminya, tapi lebih memilih membantu wanita lain, menenangkan wanita lain yang menangis, padahal saat ini istrinya sendiri sedang menangis.
"Apa yang kalian lakukan!" teriak Amanda sembari berjalan mendekati Tomi, namun tangan pria itu membuat gerakan, yang langsung membuat langkah kaki Amanda terhenti.
Namun seketika hati Amanda terhenyak, saat ini lebih terasa sakit dari pada sebelumnya setelah mendengar kalimat yang keluar dari bibir Tomi untuk Dinda.
"Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang, sayang," ucap Tomi sembari merapikan rambut Dinda.
Seketika bagaikan ada ribuan belati yang menusuk tubuh Amanda, mati itulah rasanya, sampai membuatnya sulit untuk bernafas, air matanya semakin banjir membasahi pipi sampai Amanda tidak bisa berkata-kata. Amanda semakin menangis sampai tidak bersuara.
Dan kesadaran Amanda kembali saat Tomi dan Dinda mau pergi dari ruangan tersebut.
"Mau kemana kamu, sayang!" teriak Amanda seraya memegang lengan Tomi, hingga langkah kaki pria itu terhenti.
Tomi menoleh melihat wajah Amanda yang terlihat menyedihkan, tapi tidak akan membuat Tomi kasihan karena ini memang bagian dari tujuannya, Tomi hanya sandiwara dengan Dinda, seolah-olah keduanya miliki hubungan di belakang Amanda, padahal sebenarnya Tomi dan Dinda hanya ingin merebut harta milik Amanda.
Tomi melepas tangan Amanda dengan kasar, Amanda tercengang melihat perlakuan kasar Tomi, padahal tadinya ingin memaafkan kesalahan Tomi. Meski sudah selingkuh, semua karena Amanda cinta.
Tomi menatap lekat wajah Amanda dengan aura dingin, kemudian melengos dan berjalan menuju meja kerjanya, mengambil sesuatu dari dalam laci, berupa kertas putih, lalu memberikannya kepada Amanda.
Amanda dengan wajah sedikit bingung tiba-tiba Tomi memberikannya sebuah kertas, Amanda lalu membacanya seketika matanya terbelalak lebar setelah tahu isi dari kertas tersebut pengalihan harta.
"A-apa maksudnya ini!" suara Amanda meninggi sembari menatap Tomi meminta jawaban.
Tomi tersenyum licik. "Baca supaya kamu tahu isi keterangan dalam surat tersebut."
Tangan Amanda gemetar memegang kertas itu, masih tidak percaya dengan apa yang ia baca, bahwa semua harta miliknya sudah beralih menjadi milik Tomi.
Amanda menggelengkan kepala tidak sanggup melihat kenyataan ini, suaminya selingkuh dengan sahabatnya, hartanya yang juga diambil.
Amanda masih melihat gambar tanda tangannya yang memang itu benar, ingatannya kembali saat kejadian waktu Amanda ulang tahun kemarin, karena dirinya begitu bahagia sampai tidak membaca dulu apa isi surat tersebut, dan langsung main tanda tangan saja.
"Kau jahat! Kau jahat!" teriak Amanda seraya memukul dada bidang Tomi.
Tomi menangkap tangan Amanda lalu menyeret Amanda dibawa keluar dari perusahaan.
Ahhh!
Pekik Amanda saat tubuhnya di dorong dan tersungkur ke halaman depan gedung tersebut.
Semua karyawan Amanda hanya bisa melihat, tidak mampu menolong saat Tomi memberi kode untuk menjauh.
Tomi mendekati Amanda lagi dan menarik wanita itu lagi untuk berdiri, lalu dibawa sampai keluar gerbang, dan mendorong tubuh Amanda ke jalanan.
"Pergi jauh tidak usah ganggu aku lagi!" sentak Tomi yang kemudian meminta para satpam untuk mengawasi Amanda jangan sampai masuk lagi.
"Tomi jangan perlakukan aku seperti ini, aku sedang hamil Tomi, bila aku ada salah tolong bicarakan baik-baik Tomi ... Tomi ...."
Teriak Amanda bersamaan tubuhnya yang dihalangi satpam untuk tidak bisa masuk, Amanda terus berteriak memanggil nama Tomi sampai suaranya menghilang bersamaan tubuhnya yang mulai lemah, perlahan Amanda pingsan tidak sadarkan diri.
Salah satu dari satpam tersebut membawa Amanda ke rumah sakit, karena khawatir terjadi hal buruk pada wanita itu, karena sempat melihat darah keluar dari ************ kaki Amanda yang saat ini menggunakan rok panjang selutut.
Sampai di rumah sakit, Amanda langsung ditangani oleh dokter, sementara satpam yang tadi membawa Amanda ke rumah sakit, ia sudah pergi.
Keadaan Amanda sangat lemah, bahkan tensi darahnya menurun drastis, sang dokter sampai harus memberikan dua kantong darah untuk Amanda. Untung di rumah sakit masih tersedia.
Dokter yang saat ini menangani Amanda menatap kasihan pada pasiennya itu, wajah cantik yang dipenuhi goresan luka, bahkan lututnya memar, dan yang lebih memprihatinkan bayinya keguguran.
Garis monitor menunjukan kondisi Amanda semakin melemah, dokter serta di bantu perawat yang lain langsung sigap melakukan pertolongan.
Dokter yang terus berusaha menyelamatkan nyawa Amanda, langsung bernafas lega saat keadaan Amanda mulai membaik.
Dua jam kemudian.
Amanda perlahan membuka mata, pandangannya menyapu keseluruhan ruangan, melihat warna mendominasi warna putih, saat ini Amanda sadar bila dirinya sedang berada di rumah sakit.
Salah satu perawat masuk ke dalam, melihat Amanda yang sudah sadarkan diri, perawat langsung memeriksa Amanda.
Amanda masih diam enggan mau bicara bahkan bertanya, air matanya masih terus menetes dengan pandangan mata kosong.
Perawat yang melihat Amanda seperti melamun, berpikir bila pasiennya itu terkena gangguan mental.
Perawat segera keluar untuk memanggil dokter. Namun ternyata Amanda melepas pelekat infus di tangannya, kemudian ia berjalan keluar dari ruang IGD tersebut, berjalan dengan tubuhnya yang lemah di setiap langkah kakinya yang lemah Amanda terus mengingat perlakuan kasar Tomi dan penghianatan Tomi juga Dinda temannya.
Dadanya semakin sesak, pikirannya semakin buntu, air matanya semakin mengalir deras menangis tanpa bersuara. Amanda terus berjalan hingga kini tepat di pinggiran balkon rumah sakit, dari tempat ini Amanda bisa melihat sangat tinggi dari jangkauan ke bawah sana.
Tanpa pikir panjang Amanda langsung terjun ke bawah dari lantai dua belas.
Brukk!!!
Ahh!!!
Sebelum Amanda memejamkan mata dan menghembuskan nafas terakhir, matanya melihat Tomi.
"Kau pria keji Tomi," gumamnya di alam bawah sadarnya.
Dan pria itu adalah Tomi yang kini menatap nanar melihat wanita yang tengah bunuh diri adalah Amanda.
...****************...
...Mohon dukungannya ya kak💖 beri bintang 🌟 lima dibagian penilaian. Juga like, vote, favorit dan komen....
Di kehidupan sekarang setelah Amanda mendapat kesempatan hidup kembali, seperti mengulang waktu yang pernah ada di kehidupan sebelumnya.
Kriiinnggg!
Suara kencang bunyi alarm, Amanda seketika terbangun dari tidurnya, namun terlihat bingung melihat keberadaannya sekarang.
Amanda tahu bahwa dirinya sudah mati bunuh diri di tahun 2000, tapi masih terasa aneh karena saat ini dirinya seperti berada di dunia.
Untuk memastikan semuanya, Amanda menekan hidungnya sampai sulit bernafas, dan setelah kesulitan bernafas Amanda melepas tangannya.
"Hah! A-aku hidup kembali," gumam Amanda tidak percaya.
Amanda turun dari ranjang, matanya melihat seisi ruang kamarnya, serta ranjang ukuran king size. Lalu pandangannya terhenti menatap foto pernikahan yang terpasang di dinding.
Amanda mendekati untuk melihat lebih jelas foto pengantin siapa, dan seketika Amanda syok saat melihat wanita pengantin itu adalah dirinya bersama pria bernama Tomi, karena ada nama Tomi di foto tersebut.
Amanda langsung teringat di kehidupan sebelumnya bahwa Tomi sangat jahat, pria yang tidak tahu balas budi, dicintai tapi malah mengkhianati dan mengambil hartanya.
Amanda menghela nafas berat setelah tahu di kehidupan yang sekarang ternyata suaminya juga adalah Tomi.
Saat ini Amanda ingin memastikan hal lain yang tentu lebih penting, di kehidupan yang sekarang Amanda ingin tahu semuanya, dan rencana setelah ini akan menemui Tomi.
Amanda yang sudah selesai mandi dan bersiap, berjalan menuju lantai satu.
Di sini Amanda bertemu dengan pelayan rumahnya, Amanda terdiam, bila dikehidupan sebelumnya nama pembantunya adalah Nurul, tapi apakah di kehidupan yang sekarang juga sama pikir Amanda.
Nurul yang bingung melihat majikannya hanya diam ahirnya buka suara, "Ada yang Nurul bisa bantu, Nyonya?"
Amanda langsung menghela nafas setelah tahu ternyata nama pembantunya tetap sama, dirinya benar-benar mengulang waktu di kehidupan sebelumnya.
Amanda menggelengkan kepalanya, kemudian pergi keluar rumah.
Amanda yang merasa kurang enak badan, memilih mampir lebih dulu ke rumah sakit, untuk memeriksakan kesehatannya.
Setelah memarkirkan mobilnya, Amanda langsung masuk ke dalam rumah sakit, dokter yang menanganinya adalah dokter Vita, Amanda tersenyum kecil saat menyadari lagi bahwa semua mirip seperti di kehidupan sebelumnya.
Setelah selesai pemeriksaan, dokter Vita mengatakan bila Amanda hamil, lalu menunjukan foto hasil USG.
Amanda tidak terkejut, hanya biasa saja, karena di kehidupan sebelumnya ia juga sudah merasakan hal ini. Bahagianya hanya ia simpan di lubuk hatinya yang dalam.
Setelah semua selesai Amanda keluar, sekarang tujuannya adalah untuk menemui suaminya Tomi.
Amanda yang saat ini sudah berada di dalam mobil, sembari menyetir mobil jantung Amanda berdebar-debar, Amanda takut bila Tomi di kehidupan yang sekarang juga sama jahat dengan Tomi di kehidupan sebelumnya.
Kini mobil Amanda sudah berhenti tepat di depan gedung perusahaan.
Fashion Amanda Corp. Bibir Amanda tersenyum membaca tulisan nama perusahaannya.
Amanda menghela nafas kemudian berjalan masuk ke dalam.
Dinda yang melihat kedatangan Amanda ke perusahaan, langsung menemui Tomi di ruang kerja Tomi.
Dinda ingin membuat Amanda salah paham saat melihat dirinya berdua saja di rumah kerja Tomi.
Dinda yang bekerja sebagai sekertaris Tomi masuk ke ruang kerja Tomi dengan membawa berkas yang harus Tomi tanda tangani.
Dinda membisikkan sesuatu ke telinga Tomi, entah rencana apa yang mereka mau lakukan, keduanya tampak tersenyum bersamaan.
Sementara Amanda yang saat ini masih di bawah kedatangannya di sambut ramah oleh para karyawannya.
Ternyata semua seperti di kehidupan sebelumnya pikir Amanda, tidak jauh berubah, bahkan ada yang berani mengajak foto bersama Amanda, tapi Amanda tidak marah, karena memang dirinya bos baik, hingga semua karyawannya menyukai sikapnya.
Amanda yang saat ini sudah berada di dalam lift, meremat jemarinya yang terasa dingin, mendekati lantai tempat Tomi bekerja rasanya semakin membuatnya berdebar-debar.
Pintu lift terbuka, Amanda melangkah keluar dan berjalan perlahan, melihat pintu ruang kerja Tomi yang tidak tertutup rapat, sama persis dengan di kehidupan sebelumnya.
Amanda meyakinkan diri sebelum melihat di dalam sana, berharap tidak ada adegan di dalam sana yang seperti di kehidupan sebelumnya.
Namun sepertinya harapannya tidak terwujud, karena saat ini Amanda melihat Tomi dan Dinda sedang berciuman, sakit hati sekita menusuk, tapi Amanda di kehidupan yang sekarang berusaha kuat dan tegar, tidak mau menyia-nyiakan kehidupannya ini, Amanda lebih milih pura-pura tidak tahu dan akan membalas perbuatan mereka.
Amanda tersenyum sinis, kemudian membuat suara berdehhem tiga kali.
"Hem Hem Hem!" Dan berjalan masuk begitu saja, Tomi dan Dinda pura-pura kaget melihat Amanda, dan menunggu kemarahan Amanda, namun Amanda malah duduk santai di sofa.
Amanda kemudian mengeluarkan selembar kertas lengkap dengan foto USG. "Aku hamil," ucapnya masih menatap biasa ke arah Tomi.
Tomi terlihat bahagia mendengar kalimat Amanda yang mengatakan hamil, tanpa malu Tomi mendekati Amanda dan memeluk Amanda.
Sementara Dinda yang kesal karena usahanya ingin membuat Amanda salah paham malah gagal, ahirnya pergi dari ruang kerja Tomi.
Amanda yang tadi diam saja di peluk Tomi karena masih ada Dinda, setelah Dinda pergi, Amanda mendorong tubuh Tomi.
"Kenapa sayang?" tanya Tomi saat tiba-tiba tubuhnya di dorong Amanda.
"Aku mual bila dekat kamu, efek hamil," jawab sembarang Amanda tanpa melihat wajah Tomi, sungguh saat ini Amanda jijik dekat dengan Tomi.
Tomi tidak bertanya lagi dan sepertinya ia percaya, setelah mengatakan tujuannya datang ke perusahaan, Amanda pergi dari ruang kerja Tomi, dan saat ini Amanda yang masih berada di perusahaan menemui petinggi perusahaan bagian direksi.
Amanda mengatakan akan memimpin perusahaannya lagi, dan mendengar pernyataan Amanda pria yang saat ini ditemui, tersenyum bahagia, dengan seperti ini perusahaan akan aman di kendalikan orang yang baik.
Pembicaraan Amanda itu tidak diketahui oleh Tomi, Amanda ingin memberikan kejutan yang tidak kalah panas.
Namun Amanda harus menunggu kesehatan membaik baru akan bekerja lagi.
Matahari mulai terbenam kini berganti malam, Tomi yang sudah pulang bekerja menemui Amanda, dan wanita itu terlihat aneh tidak menyambutnya saat dirinya pulang, bahkan saat makan malam Amanda juga tidak mengambilkan nasi dan lauk untuk Tomi, dan saat tidur malam Amanda tidak mau tidur bersama Tomi, semua karena alasan hamil yang Amanda ucapkan.
Perubahan Amanda terus Tomi temui setiap harinya, seperti yang terjadi di pagi ini di ruang meeting.
Tomi terkejut saat dewan direksi mengatakan ada yang akan bergabung bekerja di perusahaan ini, dan menoleh saat pintu terbuka melihat siapa yang datang.
Deg!
Amanda gumam Tomi pelan dengan pandangan tak terbaca, yang terus menatap Amanda yang semakin berjalan masuk menuju kursi yang masih kosong, tepat di depan Tomi sebelah kanan meja.
Amanda duduk dengan gerakan elegan, senyumnya yang manis membawa hal positif, semua anggota rapat kembali duduk saat tadi sempat berdiri menyambut kedatangan Amanda.
Melihat semua orang di ruangan ini menghormati Amanda, hati Tomi semakin kesal campur iri, merasa Amanda sudah tidak menghargainya lagi, sampai mengambil keputusan besar untuk kembali memimpin perusahaan saja tidak ada komunikasi dengannya.
Sebelum acara Meeting dimulai, pria bernama Pak Jo, selaku dewan direksi, memperkenalkan posisi yang akan Amanda dudukki.
"Nyonya kami Amanda Putri, akan kembali bekerja dan memimpin perusahaan, ruang Presdir yang selama ini kosong menanti pemimpin yang tepat untuk mendudukinya, mulai sekarang Nyonya Amanda Putri lah yang akan duduk di ruang tersebut," jelas panjang lebar Pak Jo, yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
Tomi syok mendengar penjelasan Pak Jo, pasalnya ia ingin sekali bisa menduduki posisi itu, tapi selama ini belum bisa, hanya karena alasan belum begitu pengalaman dan masih banyak belajar.
Tomi benar-benar tidak terima, bila Amanda yang berada di posisi itu, karena itu artinya kedudukan Amanda lebih tinggi darinya, dan Amanda bisa mengawasi gerak-geriknya, Tomi tidak mau itu terjadi.
Selanjutnya meeting dimulai, hari ini pembahasan soal busana, akhir-akhir ini banyak sekali kalangan istri orang kaya yang menginginkan busana yang ada manik mutiara asli, bahan halus dan lembut.
Bagian desainer menunjukan gambar rancangannya, yang saat ini ditampilkan di layar dengan tampilan slide show.
Gambar demi gambar telah ditampilkan, ada beberapa hasil gambar yang membuat Amanda belum puas, dan dirinya memberi masukan sedikit untuk hasil lebih baik lagi.
Dan selama meeting berlangsung, Tomi tidak memberi komentar apa pun, selama itulah dirinya menahan rasa kesalnya.
Dua jam berlalu, meeting pun selesai, Tomi langsung menarik Amanda masuk ke dalam ruang kerjanya.
Tomi yang sudah merasa kesal dan kecewa, langsung mendorong Amanda ke kursi sofa, sampai Amanda duduk terjerembab.
"Kamu gila Tomi! Aku sedang hamil!" bentak Amanda marah karena perbuatan Tomi bisa membahayakan janinnya.
Amanda memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri, masih menatap tajam ke arah Tomi.
"Aku tidak peduli! sekarang katakan kenapa kamu harus bekerja lagi!" ucap Tomi dengan membentak, emosinya tidak terkendali lagi.
Amanda terkekeh seraya membuang nafas berat. "Kamu tidak peduli dengan kehamilan aku! Dasar gila kamu Tomi!"
Amanda yang kesal dengan sikap Tomi, lalu bangkit dan mau pergi dari ruangan itu, namun tiba-tiba Tomi menariknya lagi membuat Amanda sampai duduk di sofa kembali.
Tomi mencekal rahang Amanda dengan kuat. "Beraninya kamu mau pergi sebelum menjawab pertanyaan aku tadi, huh!"
Amanda melepas tangan Tomi dengan kasar, membalas tatapan tajam mata Tomi. "Mau tahu alasan aku! Iya, kmu mau tahu! Perusahaan ini adalah punyaku, hak aku kapan pun aku mau bekerja lagi, bahkan kamu dan orang lain tidak berhak melarang ku!" ucap tegas Amanda seraya menuding dada Tomi.
Amanda berdiri dari duduknya, seraya mengibaskan rambut panjangnya, menyenggol bahu Tomi saat melangkah pergi dengan jalan anggun. Meninggalkan Tomi yang saat ini diam seribu bahasa mendengar kalimat yang Amanda ucapkan.
Amanda masuk ke ruang kerjanya, masih dengan wajah marah, Amanda berhenti di depan jendela, menatap lurus keluar gedung.
Begitu sakit melihat sikap Tomi barusan pada dirinya, dari sini Amanda sudah tahu bila Tomi di kehidupan yang sekarang juga miliki sifat yang serakah, Amanda menggelengkan kepalanya tidak akan membiarkan Tomi menguasai hartanya.
Amanda terus mencari cara untuk bisa mengungkap keburukan Tomi, supaya keluarga Tomi tahu, dan sekali pun Amanda minta cerai, akan sulit bila tanpa bukti keburukan Tomi.
Amanda berencana akan meminta bantuan temannya yang ahli hacker, yang saat ini masih tinggal di luar negeri, untuk menghadapi Tomi dan Dinda yang licik, Amanda juga harus menggunakan cara licik juga pikir Amanda.
Dan saat ini Amanda lebih milih menyelesaikan pekerjaannya, baru setelah itu akan menghubungi temannya.
Bila Amanda sedang menyibukkan diri dengan pekerjaannya, berbeda dengan Tomi yang saat ini marah-marah di ruang kerjanya.
Tomi membanting semua barang-barang yang ada di ruangannya, karyawan yang mau masuk minta tanda tangan saja sampai tidak bisa, tidak berani mendengar bosnya yang sedang marah.
Dan kabar Tomi yang lagi marah sampai di telinga Amanda, namun wanita cantik itu tidak peduli, tetap lanjut bekerja dan profesional.
Hari pertama bekerja Amanda memang sangat sibuk karena belum miliki Asisten, namun di hari ketiga Amanda berkerja, ia sudah bersama Asistennya yang bernama Merry.
Untuk menjadi Asistennya Amanda tidak mudah bagi Merry, karena wanita itu harus mengikuti banyak tahap seleksi bahkan harus mampu ilmu bela diri, Amanda butuh Asisten yang bisa ilmu bela diri, dengan alasan bekerja bersamanya akan sedikit beresiko.
Dan Merry lah yang terpilih karena sesuai kriteria yang Amanda inginkan, selain Merry bisa diandalkan, Merry juga kelulusan fakultas ekonomi di luar negeri.
Dan di hari ini Amanda ingin terbang ke Amerika untuk menemui teman baiknya, Amanda yang saat ini sudah berada di bandara bersama Merry, berpesan pada Merry untuk melaporkan apa pun yang Merry ketahui, karena Amanda yakin saat ditinggal dirinya pergi, Tomi dan Dinda pasti akan merencanakan sesuatu.
Setelah Amanda sudah memasuki pesawat dan siap landas, Merry kembali ke perusahaan.
Seperti pesan Amanda, Merry akan melakukan perannya dengan baik, wajah Merry yang dingin tanpa senyum, membuat semua karyawan ketakutan, bahkan Tomi yang melihat Merry tidak berani mengajak bekerja sama wanita itu.
Tomi kembali masuk ke ruang kerjanya, tidak lama kemudian Dinda masuk ke ruang kerja Tomi.
Bila sedang mau bicara serius, Tomi menon aktifkan CCTV di ruang kerjanya.
"Aku akan masuk ke ruang kerja Amanda, dan aku akan mengambil surat penting perusahaan ini, aku yakin ada di sana," ucap Dinda dengan seringai tipis seraya mengangkat kunci duplikat.
Tomi tersenyum melihat cara licik Dinda, memang harus segera bertindak, sebelum didepak. Harus segera mengambil alih harta Amanda, mumpung wanita itu pergi adalah kesempatan emas pikir Tomi dan Dinda.
Sementara Merry yang saat ini sedang berada di ruang kerja Amanda, sudah mengganti surat asli dengan yang palsu, lalu surat yang asli Merry simpan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!