perkenalkan namaku Wardatus sholeha di rumah aku biasanya dipanggil leha tapi di luar aku dipanggil Warda karena status ku yang sangat berbahaya menjadikan alasan kenapa aku mempunyai dua nama, ya seperti judul diawal aku seorang mafia meskipun aku seorang perempuan tapi tidak menutup kemungkinan itu semua tidak bisa terjadi, berawal dari kegiatan pagi hari ini
tok tok tok
"duk...
"iya buk masuk gak dikunci kok pintunya"
"kamu mau berangkat sekolah kok sudah rapi gitu"
ucap ibu ku saat melihatku dengan seragam sekolah yang sudah rapi dan siap untuk berangkat
"iya buk lagian aku sudah sembuh juga"
ibuku mengkhawatirkan kondisiku karena tadi malam mengalami demam tinggi
"apa gak nunggu besok saja supaya badan kamu benar-benar sehat"
"gak buk, sekarang aku ada ujian lagian aku juga sudah sehat"
"jangan dipaksakan loh kalok gak kuat izin langsung ke buk guru istirahat di UKS ya"
"iya buk...
aku langsung salaman ke ibuku dan langsung berangkat sekolah.
sesampainya di parkiran aku bertemu sahabat ku namanya ades.
"warda..... tungguin"
"apa...
"warda bukannya kamu sakit ya kemarin kok udah masuk aja"
"iya kan kemarin sekarang udah sembuh"
jawabku sambil berjalan
"apa iya coba sini aku cek"
ades meraih tanganku karena setiap kondisi tanganku yang paling bisa di deteksi kadang panas, kadang juga berkeringat apabila lagi gak enek badan.
"loh ini tangan kamu masih panas kenapa masuk hari ini sih?"
"ih apaan sih Des lagian ya tangan aku emang gini kadang panas, kadang juga keringetan"
"dasar kamu tu ya....nanti Kalok gak enak badan bilang ke aku ya nanti aku antar kamu ke UKS"
"siap 86 bosku"
hahaha....
kami tertawa terbahak-bahak di jalan sempe dikelas
"assalamualaikum...
*waalaikumsalam*
teman satu kelas menjawab
"warda....
Dewi memanggilku
"iya"
"kamu tadi malam belajar gak"
"gak emang kenapa?"
"ya ampun kamu gak belajar dan sesantai ini ckck..."
"iya emang kamu belajar?"
"enggak sih tapi gimana dong sebentar lagi pelajaran PPKn kamu tau sendiri kelas kita jarang ada materi PPKn"
"tenang aku ada ini"
aku mengambil sesuatu dari tas dan menunjukkan nya ke Dewi dari dalam laci bawah meja
"ya ampun Warda berani banget kamu bawa handphone emang gak takut ketahuan buk Yuyun sebentar lagi dia yang jaga loh!"
Yap benar sekali, saya bawa handphone di setiap ujian bukanya males belajar ya gais tapi emang dasarnya otak aku kalok masalah pelajaran gak ada yang nyantol hehe...
"gak asal pinter-pinter aja nyontek di jamin gak bakalan ketahuan hehe...
"ya udah deh terserah kamu aja tapi nanti kalok selesai aku minta juga ya?
"Yee... soal nyontek aja garcep"
"ya kan suhunya ada di samping aku jadi ketularan deh hehe....
"udah jangan di bahas buk Yuyun datang nanti tak kasih"
"thank you Warda"
hmm...
kami pun mengerjakan soal dengan aman sambil nyontek hehe...
dan ujian sudah selesai waktunya istirahat
tanpa terasa Bell waktunya pulang pun berbunyi para siswa pada pulang semua.
waktu menuju parkiran hpku berdering menandakan ada panggilan masuk
"halo siapa?"
"ini aku Rendra sore ada kegiatan gak?"
"gak ada emang kenapa?"
"mau ikut balapan gak di rambi, anak-anak geng sana ada yang nantangin Lo nih mau gak?"
"berapa taruhan nya"
"satu juta"
"wah oke-oke gue ikut share lokasi nanti"
"oke"
aku pun pulang dan berangkat lagi ke lokasi yang sudah di kirim Rendra sesampainya di sana sudah banyak anak-anak yang di bicarakan Rendra,
dari kejauhan Rendra melihatku yang baru sampe
"Woi...Warda sini"
"gimana Kapan mulainya"
"ini pada nungguin Lo, baru mau mulai"
acara pun dimulai dan pemenangnya adalah aku tapi anak-anak rambi pada curang mereka gak mau ngasih hadiahnya dan kami pun bentrok dengan mereka dan ada warga yang mengetahui kejadian itu, langsung lapor polisi.
"woi mundur ada polisi Rendra ayo kabur"
teriakku pada anak-anak dan kami pun kabur
"ren aku langsung pulang aja kamu dan anak-anak nyebar aja supaya gak ketahuan"
"oke-oke, tapi kamu jangan lewat jalan biasa lewat jalan pintas aja"
"iya aku tau"
aku lewat jalan pintas dan tidak sengaja melihat mobil mogok dipinggir jalan lantas aku berhenti
"mobilnya kenapa pak?"
ucap ku sambil memperhatikan ada beberapa orang laki-laki seperti bodyguard
"hei kamu ngapain perempuan keluar malem-malem"
"Yee apa urusannya sama anda saya ngomong sama bapak ini bukan anda"
"dasar ya ni bocah minta di hajar kalok ngomong nyolot bet"
"sudah-sudah sama anak kecil aja mau berkelahi"
"maaf tuan saya kebawa emosi"
"gini dek mobil kami mogok kehabisan bensin"
ucap bapak-bapak yang di panggil tuan tadi
"oh... kebetulan motor saya banyak bensinnya dan saya juga bawa selang buat jaga-jaga bensin abis juga, mau minta pak?"
"wah beneran nih dek kebetulan jalan ini sepi gak ada tukang bensin, kalok boleh saya beli setengahnya bisa"
"gak usah beli pak gratis buat bapak lagian saya bukan Sales bensin hehe....
hahaha....
"Yaya...kamu lucu juga ya"
"nama kamu siapa?
"saya Warda pak?"
"oh nama yang bagus, saya Alexander Wijaya panggil saja om Alex dan ini bodyguard saya Heri dan Lukman"
ucap om Alex pada bodyguardnya yang diluar mobil Heri dan yang ada di dalam mobil Lukman
"ya udah nih pak Heri selangnya silahkan di sedot xixi...."
"apa saya yang nyedot bensinnya?"
Heri nunjuk diri sendiri sambil terkejut
"ya sudah sana ambil saja supaya cepat selesai"
"siap tuan"
selesai membagikan bensin ke om Alex dari kejauhan terdengar sirine polisi mendekat
"oh sial aku lupa"
"kenapa Warda ada masalah"
"gini om tadi saya habis balapan liar terus ada warga yang melaporkan jadi tadi niat mau kabur dan lewat jalan pintas ini eh ketemu om jadi sampe lupa deh hehe...
"ya ampun Warda kamu ikut balapan liar, ya udah sini masuk kamu ikut saya?"
aku pun masuk mobil dan sepeda motorku di bawa pak Heri
aku tidak tau kalok om Alex ini adalah ketua mafia kejam di Indonesia karena aku orangnya gak bisa berprasangka buruk terhadap orang lain jadi ikut aja deh dan kondisinya juga tidak pas untuk menebak orang itu jahat atau tidak.
dan disini lah perjalanan ku kenapa bisa jadi mafia meskipun aku seorang perempuan dan masih SMA lagi.
perjalanan panjang banget jadi jangan sampai bosan baca novelku ya hehe... siapin tisu dan camilan karena banyak adegan yang bikin nangis.
dalam perjalanan menuju rumah om Alex dia mengajak ku mengobrol sekedar basa-basi.
"warda kenapa perempuan seperti kamu malah ikut-ikutan balap liar yang sewajarnya di ikuti oleh anak laki-laki?"
"Hem... gimana ya om saya cuma gabut doang ikut balapan ini hehe...
hah
"gimana-gimana om gak salah denger kan kamu cuma gabut"
*astaghfirullah nih anak bukannya main masak-masak di rumah malah Balapan*ucap Alex membatin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"oh iya om kita mau kemana?"
ucap ku sambil menahan kantuk karena tiba-tiba aku jadi mengantuk
"kita akan ke perumahan taman gading om tinggal di sana"
"oh emang di mana itu?"
"sudah jangan banyak omong kalok kamu ngantuk tidur aja dulu nanti saya bangunkan"
dia melirik ku karena kasihan sudah menahan ngantuk dari tadi
"bener nih om"
Hem..
lantas aku tertidur pulas dalam beberapa detik saja
om Alex melihat ku yang sedang tertidur dia teringat akan putri nya yang sudah meninggal
"andai kamu masih hidup mungkin kamu sudah sebesar ini Melani"
sesampainya di rumah Alex bodyguard nya yang bernama Heri membukakan pintu mobil dan hendak membangunkan ku
"Heri...
"iya tuan"
"jangan di bangunkan biarkan dia menginap di sini lagian perempuan pulang malem gak baik"
"yang bener tuan nanti kalok dia...
belum juga Heri berbicara Alek sudah menggendong ku
"sudah jangan berpikir yang tidak-tidak tutup tu gerbang terus istirahat"
ucap nya sambil berjalan masuk ke rumah
"eh...tuan biarkan saya saja yang menggendong nona itu"
ucap Heri memanggil ku nona karena dia sudah tau karena aku dianggap apa oleh tuannya.
"sudah saya juga bisa cuma gendong dia kamu istirahat saja jangan lupa besok rapat"
"siap tuan selamat malam"
Hem...
sesampainya di kamar tamu Alex menurunkan aku dengan pelan.
keesokan harinya aku terbangun dan melihat sekeliling seperti terasa asing,seperti bukan kamar ku
"astaghfirullah aku ketiduran duh gimana nih, ini kamar siapa coba?"
aku langsung kaget karena tidak tau itu kamar siapa dan aku mencoba mengingat lagi dan ternyata aku tadi malam ketiduran di mobil om Alex
"oh iya aku baru ingat tapi kok om Alex gak bangunin aku ya?"
sangking fokus nya sampe gak kedengaran kalok om Alex sudah masuk ke kamar ku
"hei Warda... pagi-pagi udah bengong aja cepet mandi terus sarapan"
ucap om Alex membangunkan lamunanku
"om kok gak bangunin aku tadi malam kalok sudah nyampe kan aku bisa langsung pulang gak perlu ngerepotin om buat nginap di sini"
"gak usah sungkan gitu, lagian melihat kamu om jadi teringat putri om yang sudah meninggal"ucap nya lirih teringat putri nya
"eh....om Alex maaf saya jadi ngingetin om sama putri om!"ucap ku tidak enak hati karena mengingatkan nya pada putri kesayangannya
"gak papa lagian dia pasti bahagia di sana"
"sudah sana kamu mandi habis itu sarapan, ada yang saya mau omongin sama kamu ini penting"
selesai mandi aku langsung menuju ke ruang makan karena rumah nya cukup besar jadi aku di antar oleh bodyguard om Alex
"pagi om"
"pagi....duduk kita sarapan bareng"
"oh iya om mau ngomong apa, katanya ada yang penting?"
ucap ku sambil makan
"gini warda kamu mau gak jadi anak angkatnya om?"
uhk uhk uhk......
"ya ampun kamu gak papa?"
om Alex mengambilkan air minum untuk ku karena tersedak akibat ucapan nya tadi
"apa om..."
"om bercanda kan, kita baru ketemu tadi malam loh!"
ucap ku tak percaya *baru ketemu sudah mau di angkat jadi anaknya gila* pikirku
"om serius kamu mau kan, lagian om sudah telfon istri om dan dia setuju pas liat muka kamu tadi malam"
"apa...jadi om diam-diam foto aku pas tidur"
ucap ku kembali terkejut
"iya maaf, itu keinginan istri om karena penasaran banget sama kamu"
ucap nya sedikit menyesal
"baru kali ini ya, ada yang bentak tuan dan tuan juga gak marah"bisik kedua bodyguard di belakang om Alex
"iya padahal selama ini gak ada yang berani bentak tuan secara langsung selain almarhum nona Melani"
"hebat banget kamu nona bisa marahin tuan"
puji kedua bodyguard
"gimana kamu mau kan"
om Alex sedikit memohon
"maaf om bukannya saya tidak mau tapi saya masih punya keluarga dan kita juga masih baru ketemu"
"baiklah saya mengerti perasaan kamu"
om Alex sedikit kecewa
"om gak usah kecewa gitu, saya akan sering-sering mampir dan main kesini gimana?"ucap ku sedikit kasian
"wah...bener kamu akan sering mampir ke rumah om"ucap nya senang
"iya...ya sudah om kalok gitu saya pulang dulu kasian ibu nungguin saya di rumah"
aku tidak mau berlama-lama di sini kalok gak nanti om Alex bakal minta yang tidak-tidak
"ya sudah kalok gitu om anterin sampe depan"
setelah sarapan dan ngobrol dengan om Alex dia mengantar ku sampe depan rumahnya, setelah salaman aku langsung pulang
"Alan"
Alex memanggil asisten nya
"iya tuan"
"siapkan mobil kita ke kantor sekarang"
perintahnya
"siap tuan"
setelah itu Alex masuk ke dalam untuk bersiap ke kantor
*akhirnya tuan mau berangkat juga ini sudah telat setengah jam gara-gara ngobrol sama non warda.makasih non sudah mau pulang cepat kalok gak, gak bakalan selesai ngobrol nya bisa-bisa bakalan kena komplain saya sama pemegang saham yang lain*
Alan membatin
dan dari kejauhan mereka tidak tahu kalau ada yang memantau pergerakan mereka.
"lapor bos sepertinya Alex mempunyai seorang putri, gak terlalu cantik sih tapi kelihatannya dia tomboy gitu sedang keluar naik motor"
ucap orang tersebut berbicara lewat earphone
"apa... bukannya putri Alex sudah meninggal dua tahun yang lalu"
dia terkejut karena mendengar Alex mempunyai seorang putri padahal dia tidak tahu kalok itu bukanlah anaknya tapi anak yang Alex tolong karena mencoba kabur dari kejaran polisi waktu balapan liar.
"apa perlu kita ikuti gadis itu bos?"
usul suruhan nya
"ya kau ikuti gadis itu, cari tau siapa dia ikuti dua orang saja yang lainnya fokus pantau Alex"
"siap bos"
ucap bersamaan orang suruhan farel
iya dia adalah farel musuh bebuyutan Alex baik di dunia bisnis maupun dunia hitam nya, Alex selalu unggul dalam segala bidang dan dia juga mempunyai seorang anak laki-laki yang mengikuti jejak nya dan mempunyai kemampuan sama seperti Alex.
hal itu lah yang membuat farel jadi benci terhadap Alex dia selalu menang dalam bisnis apapun dan banyak kolega-koleganya yang memutuskan kontrak dan pindah ke perusahaan Alex.
setelah pulang dari rumahnya om Alex aku sedikit terburu-buru karena ini sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, sesampainya di parkiran aku langsung berlari dan ternyata dugaan ku benar gerbang sekolah sudah di tutup sekolah sudah mengadakan sholat Dhuha dan beberapa anak yang telat berada di luar gerbang termasuk aku.
"huh...ini kenapa aku tidak mau nginep di rumahnya om Alex semalam sudah rumahnya jauh aku harus bawa jajan buat jualan lagi" ya meskipun tas aku terlihat tidak berisi tetapi terdapat banyak sekali isi nya termasuk jajan buat jualan, karena dari kecil aku suka banget jualan jadi ini sudah jadi kebiasaan ku buat jualan di sekolah tanpa sepengetahuan guru-guru, meskipun begitu aku juga memprediksikan situasi dan hari yang pas buat bawa jualan di sekolah supaya tidak di ketahui guru, aku tidak setiap hari jualan ya gais.
"ya ampun berat banget tas aku tadi keburu-buru jadi aku masukin jajan banyak banget"selesai menjalani hukuman dari guru aku langsung kembali ke kelas dan langsung duduk
"huff...ya ampun berat banget seperti beban hidupku"gumamku
"warda kamu kenapa tadi kok telat"ades yang lagi piket menyempatkan diri untuk menanyakan kejadian tadi
"Hem... tidak papa aku telat bangun tadi pagi"dustaku tak ingin kejadian tadi malam di ketahui oleh semua orang.
"oh...bener tapi tidak ada apa-apa"dia memastikan nya lagi sebelum melanjutkan piket nya
"iya...ades"jawabku
setelah itu bell berbunyi menandakan ujian di mulai anak-anak yang lain pada masuk kelas dan di ikuti oleh guru pengawas. ujian di mulai semua siswa fokus meskipun ada beberapa anak laki-laki yang berkeliaran mencari contekan saat guru keluar atau saat sekedar menerima telfon, karena tadi pagi terburu-buru dan lupa bawa hp jadi aku sedikit kesulitan menjawab soalnya
"suit.....warda"ucap Dewi di samping ku
"Hem...
"kamu bisa gak, kalok sudah aku nyontek dong"dia berbisik kepada ku yang sedang tiduran
"belom kertas ku aja masih kosong dew"jawabku tenang
"ya ampun bagaimana bisa kamu setenang ini waktu ujian malah tidur-tiduran"ucap nya tak habis pikir atas kelakuan ku
"aku juga lagi mikir cuma sambil tidur lagian aku gak suka keliling-keliling hanya sekedar cari contekan, mending di jawab semampunya"kataku
dan Dewi tidak menjawab dia cari contekan di depan nya yaitu ke Zida atau Emil percuma juga dia minta ke aku.
***
waktu kurang 15 menit ujian akan selesai dan aku mulai mengerjakan semampuku aku tidak berharap lebih terhadap teman sekelas ku di kasih contekan makasih gak di kasih ya berusaha semampunya.
aku berprinsip malas pada orang yang dikenal dan aktif diluar gitu tapi kalau sudah ketahuan aktif ya bodo amat.
waktu istirahat tiba aku juga sudah selesai guru pamit keluar dan ini waktunya aku menunjukkan kemampuan hehe...
"ekhm....dew kamu gak mau beli camilan, aku jualan"kata ku menawarkan jualan dari yang terdekat dulu baru yang lain akan ikut
"jualan apa kamu war, boleh deh mumpung lagi mager ke kantin"ucap nya karena SMA kita ada di atas lantai dua dan kantin nya di bawah sama koprasi jadi anak-anak banyak yang mager buat kebawa dan ini aku manfaat kan buat jualan hehe...
"ada banyak aku bawa dua keresek ada camilan sama permen silakan di pilih"aku mengeluarkan dua keresek berisi camilan dan permen dan anak-anak yang lain pada liat dan mulai menanyakan nya
"wah war bawa apa tuh"ucap Diah bersama kawanan nya dia selalu berempat temannya dan tidak pernah putus bagai akar yang merambat kemana-mana
karena kami masih kelas 10 dan banyak dari luar dan dari SMP ini jadi kami bagai terhalang tembok transparan saling mengenal tapi tidak terlalu akrab.
sekolah ku ada SMP dan SMA nya dan aku berasal dari luar, dan beruntung nya teman SMP ku tidak sekolah di sini juga kecuali Anisa dan Dewi kami bertiga berasal dari SMP yang sama. Anisa memilih jurusan IPS sedangkan aku dan Dewi jurusan IPA jadi beda kelas tapi tidak apa-apa aku masih bersyukur cuma bertiga sama mereka, mereka masih bisa aku anggap teman. oke kembali
"wah, war kamu jualan?"via yang baru datang dari kantin
”iya aku jualan mau beli"tawarku
"boleh deh coba aku liat"setelah silvia banyak anak-anak yang lain ikut membeli jualan ku dalam istirahat pertama jualan ku habis. lumayan buat uang jajan aku tabung dan beli bensin sisanya aku kasih ke ibuk, uang jajan aku lima ribu mulai dari kelas sepuluh sampai dua belas dan uang bensin satu Minggu sekali sepuluh ribu. uang jajan itu sudah termasuk kas dan iuran loh gimana bisa kalian bayangin gimana kurang nya kalok aku gak balapan hehe...
"warda camilan nya masih ada?"Yudha melangkah kearah ku
"yah...telat yud sudah habis"jawabku
"oh oke wes gak papa"
bell masuk berbunyi dan ujian di mulai kembali karena Minggu ini full ujian jadi pulang lebih pagi jam sebelas jadi banyak waktu untuk aku main dan nongkrong nanti. sehabis pulang sekolah aku memberikan sisa uang jualan tadi ke ibu.
"nih buk dua puluh jualannya habis tadi aku ambil lima ribu seperti biasa"selesai ganti seragam aku langsung memberikan uang nya.
"oke Duk terimakasih"
"Hem...oh iya buk aku mau keluar nanti malem pulang! gak usah di cariin"ucap ku bersiap pergi
"loh gak makan dulu, kamu mau keluar kemana kok pulang malem lagi"khawatirnya melihat ku akhir-akhir ini sering pulang malam kadang pagi
"anu...itu aku ada tugas Pramuka iya dan seragam nya ada di rumah teman"jawab ku bohong
"bener Pramuka gak yang lain"selidik nya
"ìya buk nih kalok gak percaya chat di teman ku"untung sebelum itu aku sudah bilang ke Rendra buat ganti namanya dan chat info Pramuka ke aku
"oh ya sudah hati-hati, kalok pulang nya malam jangan lupa bawa jaket"perintahnya
"oke"
langsung aku pergi menyalakan motor dan berangkat di tengah jalan aku merasa seperti ada yang mengikuti ku pas liat di spion motor ternyata ada mobil yang cukup jauh tapi seperti mengikuti ku terus. aku langsung mempercepat motorku dan pas ada truk di depan aku langsung ngebut dan masuk gang kecil supaya mereka tidak mengikuti ku. aku berhenti dan memarkirkan motor di samping rumah orang aku jalan dan melihat ke jalan raya tadi buat memastikan dan ternyata benar mobil tadi berhenti dan keluar dua orang badan nya cukup besar dan tinggi sekitar 180cm.
"sial kita kehilangan jejaknya bro gimana ini?"ucap temannya yang berkacamata
"sudah yang penting kita sudah tau rumahnya kita pergi sekarang"sanggah pria berkulit lebih putih dari si kacamata
mereka pergi dan aku bernapas lega setelah mereka pergi aku mengambil motor ku dan pergi ke tempat tujuanku
"bener kan mereka mengikuti ku perasaan aku tidak menyinggung siapapun atau membuat masalah apa yang mereka cari dariku?"ucapku menerka-nerka sambil bicara sendiri di atas motor
"apa ada hubungannya dengan om Alex ya tapi apa iya sih perasaan dia baik kok orang nya"aku berhenti di lampu merah dan ada beberapa orang yang melihat heran karena ngomong sendiri mungkin mereka menganggap ku orang gila xixi...
"besok saja deh aku kerumahnya mumpung besok hari Sabtu, sebelum aku berangkat balapan aku mampir ke rumahnya dulu"putus ku dan melanjutkan perjalanan ke kafe tujuanku iya aku akan ke kafe bersama anak-anak geng motor ku karena Sabtu besok akan ada balapan dan kami kumpul untuk merencanakan kegiatan besok supaya tidak ada kejadian seperti Minggu kemarin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!