Sela merupakan seorang gadis yang ceria dan humoris, sedangkan Rendi merupakan pria yang dingin dan tertutup namun perbedaan sifat mereka justru membuat hubungan mereka menjadi sangat harmonis karena keduanya bisa saling melengkapi.
''Pagi sayang'' sapa Sela sambil terus menoel hidung suaminya yang masih terlelap, ''hmm... sayang aku masih ngantuk''
dengan suara serak khas baru bangun tidur.
''Bapak Rendi yang terhormat anda harus segera bangun karena pagi ini anda ada miting peennntiiiing!''
''Oh ya ampun Sela istriku tersayang sejak kapan anda menjadi sangat cerewet he...''
''Sudah sudah cepat mandi dan bersiap, aku tunggu di bawah untuk sarapan oke .''
Saat Sela ingin beranjak keluar dari kamar Rendi sudah lebih dulu menarik tubuh istrinya hingga terjatuh tepat di atas tubuh Rendi. Dan Rendi langsung mengecup bibir seksi Sela .Seketika wajah Sela langsung merona merah.
''Apa yang kau lakukan cepat bersiap nanti terlambat.''
''Sela kau tau? Aku suka melihat wajahmu yang seperti ini, tersipu malu didepanku aku selalu merara kita baru saja menikah, padahal sudah lima tahun kita bersama. Sela aku mencintaimu dengan segenap jiwa ragaku.''
''Ren...apa kau menyembunyikan sesuatu?'' ''Kenapa bertanya begitu?''
''Entahlah aku merasa ungkapan cintamu hari ini.'' ''apa?''
''Itu emmm...''
Sela mencondongkan tubuhnya kearah Rendi ,''ungkapan cintamu itu.... Terlalu gombal. Ha..ha..ha.''
''Seeeelaaaaa''
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi Rendi segera turun menghampiri Sela yang sedang menata makanan dimeja makan.
''Sela, kamu tau dari mana kalau hari ini aku ada miting pagi?''
''Tadi papa telpon aku dan menyuruh aku untuk membangunkan kamu, katanya hari ini ada miting penting.''
'' Seketika Rendi bengong mendengar jawaban dari Sela.''
''Sayang! Kok malah bengong.''
''Eh gak papakok...'' Rendi tersadar saat Sela menyentuh tangannya.
''Kamu kenapa sih Ren pagi ini aneh baget?''
''Aku baik - baik saja sayang,ya sudah ayo kita sarapan.''
Setelah selesai sarapan Rendi segera pamit kepada Sela untuk pergi ke kantor. ''Sayang aku pergi ya. Mmmuh..''
Seperti biasa sebelum pergi Rendi sekalu mencium kening Sela. ''
''Hati-hati kata Sela sambil melambaikan tangan pada suaminya.''
Selepas kepergian Rendi, Sela kembali ke dalam rumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ya Sela memang tidak bekerja setelah menikah ia hanya fokus untuk mengurus Suami dan rumah mereka. Sela juga tidak mempekerjakan pembantu rumah tangga, bukan karena mereka kekurangan uang namun karena sampai saat ini Sela dan Rendi sama sekali belum di karuniai momongan, padahal mereka sudah mengupayakan berbagai cara bahkan Sela sempat hampir kehilangan nyawanya saat mengikuti prosedur bayi tabung. Sejak saat itu Rendi memutuskan menghentikan segala upaya mereka. Mereka memutuskan untuk pasrah jika memang Tuhan tidak mengijinkan mereka untuk memiliki momongan.
Sementara saat Rendi tiba dikantor pak Bastian yang merupakan papanya Rendi sudah berada di ruangan Rendi .
''Pagi pak'' sapa Alex yang merupakan asisten pribadi dari Rendi .
''Hmm..''
Seperti biasa hanya itu yang keluar dari mulut Rendi. Rendi memang terkenal sebagai bos yang dingin dan tegas kepada bawahannya walaupun dia sangat lembut kepada istrinya.
''Maaf pak, pak Bastian sudah menunggu anda sejak tadi di dalam, ''
''Haaah...''Rendi menghela nafas mendengar apa yang dikatakan Alex.
''Baiklah Alex, bagaimana jadwalku hari ini.''
'' Anda ada miting di luar kantor siang ini.''
''Oke lanjutkan pekerjaanmu.''
Selesai berbicara dengan Alex Rendi segera memasuki ruangannya dan langsung di sambut dengan wajah marah dari Pak Bastian.
''Jam berapa ini Rendi apa kamu sengaja ingin membuat malu keluarga?''
''Pa Rendi mohon hentikan semua ini, Rendi tidak mungkin memenuhi keinginan papa dan mama Rendi nggak bisa pa.''
'' Cukup Rendi papa tidak mau dengar kamu membantah lagi, keputusan papa dan mama sudah bulat. Sejak awal papa tidak pernah melarang kamu berhubungan dengan wanita manapun pilihan kamu. Bahkan saat kamu minta papa untuk melamar Sela papa juga mendukung kamu dan melamarkan Sela untuk kamu, walaupun saat itu papa sudah janji pada sahabat papa untuk menikahkan putrinya dengan kamu. Tapi sekarang kondisinya berbeda Sela tidak bisa memberi kamu keturunan jadi siap tidak dia harus tetap siap di madu.''
''Pa tolong fikirkan lagi Sela wanita yang baik. Rendi benar-benar tidak bisa menyakitinya.''
''Rendi papa tau Sela gadis yang baik papapun menyayangi dia seperti papa menyayangi kamu. Tapi keluarga kita tidak boleh berakhir sampai di sini kamu anak papa satu-satunya jadi papa mohon menikahlah dengan Arumi. Dan papa berjanji akan membantu kamu merahasiakan ini dari Sela. Sebaiknya kita berangkat sekarang keluarga Arumi sudah menunggu. ''
''Pa aku ada miting siang ini.''
''Suruh Alex yang hendel , papa tunggu kamu di rumah. Papa pulang dulu waktu kamu 30 menit untuk sampai karumah.''
Bastianpun pergi meninggalkan ruangan Rendi.
''Aaaarg...kenapa semua jadi begini Tuhan apa yang harus aku lakukan? Aaaarg...''
Rendi membuang semua barang yang ada di atas mejanya. Setelah merasa cukup tenang Rendi Keluar dari ruangannya.
''Alex suruh seseorang membersihkan ruangan saya. Dan miting siang ini tolong kamu yang hendel, saya ada urusan.''
''Baik pak.''
Rendi segera melajukan mobilnya menuju rumah orang tuanya. Dalam perjalanan Rendi terus membayangkan wajah Sela. ''Sela maafkan aku,'' lirihnya sambil terus mengemudikan mobilnya.
Sebenarnya sejak sela hampir kehilangan nyawa karena menjalani proses bayi tabung dan memutuskan untuk menyerah ,sejak saat itu pula Bastian dan Monika yang merupakan orang tua dari Rendi itu terus memaksa Rendi untuk menikah lagi, dan melanjutkan pertunangannya yang sempat di batalkan dulu.
Seletah berkendara selama kurang lebih20 menit Rendipun sampai di kediaman orang tuanya.
''Bik dimana papa dan mama?''
'' Eh den Rendi sudah sampai, tuan dan nyonya ada di halaman belakang den.''
'' Ya sudah bi kalau begitu aku mau kekamar dulu''.
'' Emm...anu itu den tadi tuan pesan katanya kalau aden sudah sampai aden di suruh langsung ke halaman belakang.''
''Huuuh...''
Rendi menghembus nafas kasar sambil beranjak menuju halaman belakang rumah orang tuanya.
Betapa terkejutnya Rendi saat tiba di sana. Ternyata halaman belakang rumah orang tuanya sudah di penuhi beberapa orang tamu yang merupakan keluarga dekat mereka. Di halaman belakang rumah Pak Bastian memang terdapat sebuah aula yang biasa di gunakan untuk acara reuni bersama teman kerjanya maupun untuk sekedar kumpul keluarga.
Namun bukan kehadiran keluarganya yang membuat Rendi terkejut melainkan kehadiran seorang wanita yang sangat cantik yang sedang mengenakan kebaya pengantin dan duduk dengan anggun di depan seorang penghulu. Dan di sebelah penghulu duduk seorang lelaki paruh baya yaitu pak yanto yang merupan sahabat karib dari papanya Rendi.
''Arumi ''
gumam Rendi yang masih dalam keadaan syok. ''Rendi kamu sudah datang ayo sayang sini cepat biar acara bisa segera di mulai.''
Kata Monika mamanya Rendi. Monika segera merangkul lengan Rendi sambil berbisik, kalau kamu berani menolak kamu akan melihat mama mati sambil menunjukkan botol kecil yang ada dalam genggamannya.
''Saya terima nikahnya Arumi Atmaja binti Suyanto Atmaja dengan mas kawin perhiasan emas seberat 25 gram dibayar tunai.''
'' Bagaimana para saksi sah?''
'' Saahh!.''
Rendi segera beranjak dari tempat duduknya setelah acara akat nikah selesai . dia sama sekali tidak menghiraukan para tamu yang ingin mengucapkan selamat padanya. Dia pergi begitu saja meninggalkan orang-orang di aula itu dan menuju ke kamarnya.
Di kamarnya Rendi duduk melamun sambil memegang foto Sela. ''Sela apa reaksimu jika tau tentang ini? Apa kamu bisa memaafkanku sayang?''
Rendi membaringkan tubuhnya dan menutup mata dia merasa begitu lelah dengan semua yang terjadi.
Sementara dihalaman belakang rumah Bastian, Arumi hanya bisa menatap kepergian Rendi yang saat ini sudah menjadi suaminya. Hatinya berkecamuk dia heran melihat sikap Rendi yang sejak awal acuh terhadapnya, padahal Kata om Bastian Rendilah yang menginginkan pernikahan ini dan itu atas persetujuan istrinya karena mereka memang sama-sama mengharapkan seorang anak. Lalu apa ini, perlakuan macam apa ini atau ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
Saat sedang melamun tiba-tiba suara Erina ibunya Arumi membuyarkan lamunannya.
''Rumi sayang ada apa kok malah melamun.'' ''Sayang ada apa?''
Monika juga ikut bertanya.
''Nggak kok ma, tante, Rumi cuma...''
''eh kok tante''
Monika langsung menyela ucapan Arumi.
''maaf tan...eh ma.''
'' Kenapa sayang kamu kepikiran sama sikapnya Rendi ya? Dia memang seperti itu tapi aslinya baik dan penyayang. Udah sana buruan kamu susul, biar para tamu mama Monika sama mama Erina yang urus.''
'' Tapi ma?''
''Sudah sana ladeni suamimu.''
Arumi akhirnya pergi meninggalkan mama dan mertuanya menuju ke kamarnya Rendi , ya pastinya dengan penuh rasa ragu.
Sementara itu di kediaman Rendi Sela sedang asik membersihkan rumah sambil mendengarkan lagu.
''Oke semuanya sudah beres, rapi dan bersih. udah sore sebentar lagi mas Rendi pasti pulang aku siapin air hangat deh biar kalo pulang bisa langsung mandi''
Sela bermonolok dengan dirinya sendiri karena memang jika Rendi sedang kekantor tidak ada orang di rumah itu selain Sela seorang.
Arumi berjalan perlahan menaiki tangga menuju ke kamar Rendi. Saat sudah tiba di depan pintu kamar Rendi di pegangnya hendel pintu itu namun setelah beberapa saat berdiri tak juga d bukanya pintu itu. Arumi benar benar ragu masuk atau tidak.setelah beberapa saat Arumi memantapkan hatinya di bukanya perlahan pintu itu. di lihatnya sosok Rendi yang sedang tertidur sambil memeluk sebuah foto. Arumi tidak berani mengambil foto itu takut Rendi akan terbangun. Dipandanginya wajah rendi dari dekat, kamu tampan mas gumamnya pelan. Setelah itu di pandangnya kearah kaki Rendi. Emm... Mas Rendi kenapa kamu tidur pakai sepatu apa kamu selalu seperti ini ya?
Arumi segera melepaskan sepatu dari kaki Rendi namun hal itu membuat Rendi setengah sadar dan mengira Selalah yang sedang melepaskan sepatunya.
''Sela sayang kamu sedang apa ayo sini temani aku tidur ,''
kata Rendi sambil menarik Arumi kedalam pelukannya dan kembali tidur.
''Mas...mas Rendi ini aku Arumi bukan mbak Sela'' gedebuk, sepontan Rendi mendorong tubuh Arumi hingga terjatuh dari tempat tidur.
''Aww....sakit mas.'' Arumi meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya akibat jatuh dari tempat tidur.
''Arumi apa yang kamu lakukan di sini?''
''Maaf mas saya hanya ingin melepaskan sepatu kamu tadi.''
'' Saya peringatkan jangan sesekali kamu berani menyentuh barang barang saya tanpa seizin saya termasuk diri saya ingat itu .''
'' Tapi mas saya ini istri kamu.''
''Kamu tidak perlu mengingatkan saya tentang hal itu kamu yang memilih setuju menikah dengan saya jadi kamu harus menuruti peraturan dari saya.''
Rendipun segera pergi meninggalkan kamarnya.
Arumi berjalan masuk kedalam toilet dan mengunci rapat toilet itu. Setelah itu Arumi menangis sejadi jadinya. Dia tau semua ini memang kesalahannya yang tidak menyelidiki dulu apa yang di sampaikan oleh Bastian .
Saat itu bastian datang berkunjung kerumah yanto. Awalnya Arumi mengira itu kunjungan biasa. Karena memang papanya berteman baik dengan om Bastian. Tapi saat Yanto memanggil Arumi untuk ikut bergabung dalam pembicaraan mereka Arumi yakin ada sesuatu. Dan benar saja Om Bastia mengatakan bahwa kedatangannya adalah untuk mewakili Rendi melamar dirinya. Awalnya Arumi sempat ragu namun Bastian mengatakan bahwa ini semua adalah keinginan Rendi dan atas persetujuan dari Sela istri pertama Rendi. Dan saat ini Rendi tidak dapat hadir untuk melamar secara langsung karena Sela sedang dirawat di rumah sakit.
Tidak sulit memang untuk meyakinkan Arumi karena memang sejak kecil dia sudah menyukai Rendi. Dan hingga saat ini belum pernah ada yang mampu menggantikan posisi Rendi di hati Arumi .
Walaupun lima tahun lalu Arumi harus menelan kenyataan pahit karena Rendi memilih menikah dengan Sela dan memutuskan pertunangan mereka yang sudah di sepakati oleh ke dua keluarga. Namun saat kedatangan Bastian kerumahnya Arumi bak mendapat angin segar untuk kehidupan cintanya. Apa lagi menurut Bastian Selalah yang meminta Rendi untuk menikahi dirinya. Arumi benar benar merasa Allah masih menyayanginya, dan dia juga berjanji pada dirinya dia akan menyayangi Sela dan menganggapnya seperti kakak sendri. dan jika nanti Arumi sudah memiliki anak dia akan merawat anak itu bersama sama dengan Sela. Sungguh harapan yang indah namun sayang kenyataan yang di terima Arumi jauh berbeda. Tapi Arumi sudah tidak bisa mundur.
Arumi menangis begitu lama di dalam toilet hingga kepalanya terasa pusing . Akhirnya Arumi memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian, setelah selesai Arumi merasa sangat lelah di baringkannya tubuhnya di tempat tidur dia sudah tidak perduli dengan larangan Rendi untuk tidak menyentuh barang barangnya, karena menangis terlalu lama membuat tubuhnya lelah dan dengan cepat dia sudah tertidur.
Sementara di ruang keluarga Bastian dan yanto sedang berbincang bincang dan para tamu yang menjadi saksi pernikahan Arumi dan Rendipun sudah pada pulang.
''Nggak nyangka ya Yan akhirnya jadi juga kita berbesan.''
'' iya ya Bas akhirnya persahabatan kita sudah berubah jadi persaudaraan.''
''Tapi pa mama sebenarnya agak khawatir mama takut kalau Rendi nggak akan bisa menerima dan mencitai Arumi. Mama takut Arumi akan terluka nantinya. dan sejujurnya mama juga kasihan sama Rendi dan juga Sela. Jujur walau mama nggak terlalu menyukai Sela tapi mama tau Sela itu gadis baik.''
''Ma, kenapa mama berbicara seperti itu di depan besan kita.''
'' Maafkan saya pak Yanto jeng Erina saya cuma agak khawatir, apa kita tidak terlalu egois memaksakan kehendak ke pada anak anak kita.'' ''Jeng monika sebenarnya saya juga sedikit khawatir, tapi jujur saya juga tidak tega melihat Arumi terus memendam cintanya. Jadi kita berdoa saja yang terbaik untuk anak anak kita.''
''Bik nur,.... ''
''Iya nyonya ada apa?''
'' ini sudah hampir magrib pergi panggil Rendi dan Arumi, selesai magrib kita makan malam bersama.''
''Maaf nyonya den Rendi sudah pergi 30 menit yang lalu sedangkan non Arumi masih tertidur di kamar den Rendi .''
''Apa!......''
''pa, bagai mana ini?'' tanya Monika pada suaminya
''Sudahlah ma kita beri mereka waktu.''
'' tapi pa, ini malam pengantin mereka bagai mana bisa Rendi malah pergi meninggalkan Arumi.'' Monika merasa malu ke pada besannya.
''Yanto maafkan kelakuan anak kami . Aku janji kalau sampai jam 9 malam Rendi tidak kembali kesini aku akan menyuruh orang untuk mencarinya. Bila perlu aku sendiri yang akan menyeret dia kemari.''
'' Sudahlah Bas kamu tidak perlu terlalu keras pada Rendi, biarkan saja dulu dia menenangkan diri, mungkin semua ini masih terlalu mengejutkan bagi dia. Lagi pula aku yakin pada putriku. Kelembutan dan kesabarannya pasti akan mampu meluluhkan hati Rendi. Kalau begitu kami pamit dulu. ''
'' Lo nggak nemui Arumi dulu?'' tanya Monika pada Erina
'' Nggak usah biar dia istirahat, nanti kalau dia bangun bilang saja kami sudah pulang. Pamit ya jeng.''
Yanto dan istrinyapun pergi meninggalkan kediaman Bastian.
'' Kenapa mama nggak pamit sama Arumi dulu ma?''
'' Papa kayak nggak tau Arumi aja, mama yakin saat ini dia pasti lagi nangis. Kalau mama kesana sama jeng Monika dia pasti malu sama mertuanya. Kasian sekali nasib anak kita ya pa?''
''Ya mau bagai mana lagi, kita sudah mencoba berulang kali menjodohkan Arumi dengan pria lain bahkan menurut papa jauh lebih baik dari pada Rendi. Tapi Arumi tetap tidak bisa membuka hatinya untuk pria lain. Kita berdoa saja semoga Allah berpihak pada anak kita.''
setelah pergi meninggalkan rumah orang tuanya Rendi memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe tempat biasa dia dan teman temannya menghabiskan waktu luang.
''Lex temui aku di kafe biasa.'' Rendi menghubungi Alex melalui telpon selulernya.
''tuan Rendi apa anda sedang ada masalah?''
'' Alex duduk. Saat ini kita bukan di kantor satailah sedikit''
''Baik tuan, sebenarnya anda kenapa tuan?''
'' Kau tau Alex aku baru saja menikah.'' kata Rendi dengan raut muka sedih.
''apa? Anda pasti bercandakan tuan''
''aku serius Alex .kau tau Alex aku bahkan tidak tau bagai mana caranya menghadapi Sela, ini pertama kalinya aku berbohong padanya.''
'' Lalu apa anda akan memberi tahukan ini pada nyonya Sela?''
'' Kau gila ya!'' Rendi memicingkan mata kearah Alex.
''maaf tuan''
'' Haaah....sudahlah . Sebaiknya kita cari bar saja, aku ingin minum dan menenangkan diri.''
''tuan ini sudah larut malam, kalau anda tidak pulang nyonya pasti khawatir.''
Alex sudah biasa menghadapi keadaan seperti ini karena setiap kali ada masalah, pasti dia yang akan dicari oleh sang atasan. Alex adalah asisten pribadi yang di pekerjakan oleh Rendi sejak awal papanya memberinya tanggung jawab untuk menjadi seorang Ceo di perusahaan milik mereka yaitu Adijaya Grup. Kurang lebih sudah enam tahun dia mendampingi Rendi sebagai asisten. dan itu membuat dia paham betul bagainama sifat sang atasan.
''Sebaiknya sekarang saya antar anda pulang''
'' Kau semakin berani ya, sudah berani berani memerintahku.'' Tapi rendi tetap berjalan keluar dari kape itu. Alex hanya tersenyum melihat kelakuan bosnya.
Rendi langsung masuk kedalam mobil dan duduk di bangku penumpang. ''Ayo cepat kenapa lama sekali Sela pasti sudah menunggu.''
Alex hanya bisa menghela nafas pasrah. ''bukannya tadi anda yang tidak ingin pulang''
Alex melajukan mobil dengan kecepatan sedang. ''Lex, apa menurutmu Sela akan meninggalkan aku jika dia tau semua ini,''
''mana saya tau apa yang akan dilakukan nyonya'' batin Alex, yang pasti tidak akan berani di ucapkan oleh Alex
'' nyonya itu sangat mencintai anda tuan, jadi dia pasti mengerti kondisi anda.''
''Ya kau benar Sela gadis yang baik. Seandainya saja Sela bisa hamil, semua tidak akan seperti ini orang tuaku pasti tidak akan memaksaku untuk menikah lagi .''
''tuan, bukannya ini malam pengantin anda, apa tidak sebaiknya saya antar anda kerumah utama?''
''buk....''Rendi meninju bahu Alex, untung Alex sangat mahir menyetir. Jadi tetap dapat mengontrol laju mobil dengan baik.
''Sakit tuan''
''Kalau kamu berani bicara lagi aku rontokkan gigimu itu.''Alex menelan kembali kata kata yang akan di ucapkannya.
Selanjutnya hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka hingga mobil yang mereka kendarai sampai di halaman rumah Rendi.
''Pulanglah bawa saja mobil ini, mobilmu masih di kafekan?'' Rendi segera turun dari mobil dan memasuki rumah. Bagitu masuk di lihatnya Sela yang sedang tertidur di sofa ruang tamu.
Rendi menghela nafas ''dia pasti ketiduran karena terlalu lama menunggu aku.''
Rendi berjalan mendekati istrinya. Dipandanginya wajah istrinya yang begitu damai dan tenang.
''Sayang maafkan aku. Aku sudah berjanji tidak akan pernah menyakiti kamu, tapi sekarang aku sudah melanggar janjiku. Segaja atau tidak aku sudah menyakitimu sayang, entah sampai kapan aku bisa menyambunyikan ini, yang jelas sudah ada dusta di antara kita yang tercipta karena ketidak berdayaanku.''
Rendi mengecup kening Sela perlahan. Dan hal itu membuat Sela terbangun.
''Rendi kamu sudah pulang'' Sela bertanya dengan suara serak khas bangun tidur
'' iya sayang maaf aku pulang terlambat. Tadi ada teman lama yang baru pulang dari luar negri ngajak nongkrong di kafe, karena keasikan ngobrol kami jadi lupa waktu.''
''Lalu kenapa hp kamu mati?''
''Oh, itu aku..aku lupa ngecas jadi batreinya lobet.'' ''Lalu kenapa kamu gugup begitu?''
'' Ti...tidak aku hanya...''
'' ha...ha...ha....wajah kamu lucu sekali sayang. Ha...ha...ha...!'' Sela tetawa melihat wajah Rendi yang terlihat lucu karena gugup.
'' Seeelaaa, kamu mengerjai aku''
''Kamu tau Rendi wajah kamu lucu kalau gugup. Tentu saja aku percaya pada suamiku ini. Jadi tidak perlu gugup hanya karena takut aku marah. Kau tau'' sambil bersandar di bahu Rendi
''sudah lima tahun kita bersama. aku sudah cukup yakin padamu, kamu tidak mungkin menyakiti apalagi mengkhianati aku.''
Rendi hanya bisa diam mendengarkan ucapan istrinya.rasa bersalah kembali merasuki hatinya. ''Kamu sudah makan?''
'' Sudah tadi saat di kafe.''
'' kalau begitu ayo kita ke kamar.''
Di rumah orang tua Rendi. ''keterlaluan braaak ......''
Bastian menggebak meja.
''Anak ini semakin tidak bisa di atur.''
'' Sabar pa, jangan terbawa emosi ingat kesehatan papa.''
'' Bagai mana papa bisa sabar , papa malu sama yanto. Dia sudah mempercayakan anaknya sama kita tapi lihat apa yang di lakukan Rendi . dia bahkan tidak pulang padahal ini malam pengantin mereka.''
''Mama itu seorang wanita papa yakin mama pasti lebih paham kenapa papa marah.''
'' Iya pa, mama tau. Tapi coba papa pikir lagi, ini bukan sepenuhnya kesalahan Rendi . Harusnya kita lebih bersabar untuk menjodohkan mereka kembali kita beri pengertian Rendi pelan pelan, bukan dengan cara memaksa dan mengancam dia pa.''
''Pelan pelan kata mama, bukankah selama ini kita sudah cukup bicara sama Rendi dan mama lihat apa ada hasilnya.''
'' Maksud mama.''
''Cukup ma jangan bela anak itu lagi. Semua ini karena mama terlalu memanjakan dia''
''Kok papa jadi nyalahin mama? Terserah papa deh.'' Monika pergi meninggalkan Bastian
Jam sudah menunjukkan pukul 1malam Arumi justru terbangun dan tidak bisa tidur lagi . Mungkin karena dia sudah tidur dari sore . arumi duduk di tepian tempat tidur sambil melihat setiap sudut kamar.
''Ternyata Rendi orangnya sangat rapi ,lihat semua barang barang ini benar benar tertata dengan rapi.'' Arumi berbicara sediri sambil berjalan mendekati aneka miniatur kecil yang tertata rapi di dalam lemari.
Arumi menyenderkan tubuhnya di dinding samping lemari kaca itu. ''Seandainya kamu bisa mencintai aku Ren. Aku aku pasti merasa sangat beruntung''
Tiba tiba mata Arumi tertuju pada sebuah foto yang tertelungkup di atas tempat tidur. ''Foto siapa itu kenapa dari tadi aku tidak menyadarinya?''
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!