NovelToon NovelToon

Sweet Blood

Bab 1 - Darrah Manis

Saat ini waktu masih menunjukkan hampir jam 8 pagi, angin sepoi-sepoi masih terasa begitu dingin pagi itu. Apalagi semalam hujan turun cukup lebat. Jalanan bahkan masih nampak basah sisa-sisa hujan semalam.

Tapi Bella Claire gadis berusia 24 tahun itu sudah berdiri di depan gedung pencakar langit Lim Corporate. Sebuah perusahaan properti terbesar di kota ini.

Semakin dia pandang ke atas sana, ada perasaan takut yang mulai menguasai jiwa.

Belum apa-apa, Bella sudah merasa tubuhnya merinding. Banyak desas desus yang mengatakan bahwa CEO baru di perusahaan itu layaknya pembunuh berdarah dingin. Meski sangat tampan namun wajahnya nampak pucat, seperti mayat hidup.

Siapapun tidak akan sanggup bekerja di bawah tatapannya yang begitu mengintimidasi.

"Tidak, aku tidak boleh mundur. Itu hanya desas-desus, mungkin hanya trik agar tidak banyak yang mendaftar jadi sekretaris," gumam Bella. Dia pegang kuat surat lamaran pekerjaan ditangannya.

Beberapa bulan terakhir Bella kehilangan pekerjaannya yang terdahulu, karena dia harus merawat sang ibu yang jatuh sakit dalam keadaan kritis.

Dulu Bella juga adalah seorang sekretaris, tapi bekerja di perusahaan yang jauh lebih kecil daripada Lim Corporate.

Kini dia tak punya apa-apa, sementara sang ibu masih dirawat intensif. Rumahnya pun telah digadaikan pada pihak bank untuk mendapatkan pinjaman.

Uang yang saat ini Bella pegang mungkin hanya bisa membuatnya bertahan selama 2 minggu.

Bella tak punya pilihan untuk mundur, apapun yang terjadi dia harus diterima di perusahaan ini.

Perusahaan dengan banyak misteri yang berada di dalamnya. Perusahaan baru yang berdiri selama 1 tahun terkahir namun sudah berhasil menguasai bisnis properti di negara ini.

Mengerikan bagi pebisnis yang lain.

Jam 8 pagi tepat akhirnya Bella menginjakkan kakinya di perusahaan tersebut.

Angin yang berhembus, membawa aroma segar bagi pria berwajah dingin di lantai paling atas gedung ini, Edward Lim.

Dia bahkan sampai memejamkan matanya dan menikmati aroma yang terasa begitu manis.

"Leo, aku mau gadis ini," ucap Edward dengan kedua matanya yang terpejam, sementara penciumannya menghirup aroma darrah yang sangat manis.

Ya, Edward Lim adalah seorang vampir yang sudah hidup beratus-ratus tahun Lamanya. dia adalah pemilik Lim Corporate, sang CEO.

Berkat kemampuannya yang luar biasa, bukan hal sulit baginya untuk menguasai dunia ini. Untuk membangun Lim Corporate saja, dia hanya menggunakan sedikit kekuatannya.

Edward juga bisa melihat apa yang terjadi di sekitar dia. Matanya memang terpejam, tapi dia melihat saat gadis bernama Bella itu masuk ke dalam perusahaan ini.

"Bella Claire, aku tidak bisa membaca pikirannya, dia membawa surat lamaran untuk jadi sekretaris ku," ucap Edward lagi, kedua matanya masih setia terpejam, bibirnya tersenyum melihat wajah Bella di dalam benaknya.

Cantik dan pemilik darrah manis, darrah spesial yang tak pernah dia temui selama beratus-ratus tahun lamanya.

"Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan Leo?" tanya Edward.

"Iya Tuan, saya akan membawa gadis itu kemari," jawab Leo patuh, dia adalah asisten pribadi Edward Lim. Manusia yang keturunannya telah mengabdi pada keluarga Lim secara turun temurun.

Leo segera keluar dari ruangan tersebut dan mendatangi bagian HRD.

Hari itu total berkas yang masuk untuk mendaftar jadi sekretaris sebanyak 60 berkas.

Tapi tanpa tes atau pun wawancara Bella langsung diterima. 

"Be-benarkah? i-ini tidak salah kan Pak?" tanya Bella, dia sendiri bahkan sampai bingung. Bahkan belum ada 1 tahap pun yang dia lewati, tes tertulis dan wawancara. Dia hanya baru saja menyerahkan berkas.

"Tidak Bella, kamu diterima bekerja di perusahaan ini." Tegas Leo.

Bella langsung berjingkrak kegirangan. Tak peduli dengan tatapan benci dari para pendaftar yang lain.

Ini seperti tidak adil, seolah menjadi kandidat sekretaris sebelumnya telah ditentukan.

"Mari, saya akan mengajak Anda untuk menemui tuan Edward," ucap Leo.

Bella menganggukkan kepalanya dengan antusias, bibirnya pun tetap setia mengukir senyum.

Tak tau jika tuan Vampir yang akan dia temui.

Bab 2 - Tawaran Yang Lebih Menarik

Gedung Lim Corporate setinggi 40 lantai.

Dan ruangan sang CEO berada di lantai paling tinggi gedung ini.

Sepanjang perjalanan Bella menuju kesana, dia terus tersenyum, tak ada sedikitpun ketakutan yang menyelimuti hatinya.

Seketika dia lupa dengan semua desas-desus yang sejak tadi menghantui benaknya.

Kini pikirannya hanya tertuju pada sang ibu, pada dia yang akan kembali memiliki penghasilan untuk membiayai pengobatan ibunya tersebut.

Sesuai dengan jumlah gaji yang tertera di lowongan pekerjaan, gaji itu sangat besar bagi Bella.

Dia bahkan mulai berangan untuk bisa membiayai operasi sang ibu, bukan hanya untuk pengobatan semata.

Ya Tuhan, terima kasih, kamu memberi ku jalan. Batin Bella. Tak sudah sudah hatinya terus mengucapkan syukur. Apa yang awalnya kira adalah sebuah bencana, ternyata adalah Rahmat yang luar biasa.

Bella terus berjalan mengikuti kemanapun asisten Leo pergi. Mulai dari menuju lift dan menuju lantai 40, kemudian keluar dari sana.

Sampai akhirnya langkah kaki mereka berdua berhenti di sebuah ruangan dengan pintu yang cukup besar, layaknya sebuah pintu raja. Dua bilah dengan ukiran yang begitu indah, tidak seperti pintu kantor pada umumnya.

Kesan mewah adalah hal yang pertama kali Bella baca.

"Ini adalah ruangan tuan Edward, mari masuk," ajak Leo.

Bella mengangguk lagi. Namun kini senyum di bibirnya mulai nampak pudar, Bella mulai gugup, jantungnya berdegup dengan sangat keras.

Apa yang sempat dia lupakan beberapa saat, kini seperti kembali mendatangi ingatannya, tentang kengerian sang CEO.

Kedua telapak tangan Bella jadi semakin basah ketika dia sudah berhasil masuk ke dalam ruangan tersebut.

Melihat seorang pria dengan wajah yang sangat tampan duduk di kursi kebesaran sana.

Benar apa kata orang-orang, bahwa pria itu memang sangat tampan tapi wajahnya pucat seperti mayat hidup.

Deg! jantung Bella seketika itu juga seperti berhenti berdenyut, ketika pria tersebut menatap ke arahnya. Lurus menusuk sampai ke titik terlemahnya.

Bella langsung menundukkan wajah, tak kuasa menatap lebih lama.

Tatapan penuh intimidasi itu benar-benar dia dapatkan.

Ya Tuhan, astaga, astaga. Bella terus membatin dengan ketakutan yang mulai menguasai diri.

Sementara Edward makin menatap Bella dengan lekat. Edward mempunyai kemampuan untuk membaca pikiran semua manusia, Tapi sejak tadi dia tak pernah bisa membaca pikiran Bella.

"Bella, beliau adalah Tuan Edward Lim, CEO di perusahaan Lim Corporate, kamu akan jadi sekretaris tuan Edward yang baru," jelas Leo.

"Se-selamat pagi Tuan, pe-perkenalkan nama saya adalah Bella, Bella Claire," terang Bella dengan suaranya yang terbata-bata.

Kini perasaan takut dan gugup semakin menguasai dirinya, Bella bahkan tidak berani mengangkat wajah dan membalas tatapan pria berwajah dingin itu. sejak tadi dia terus menundukkan pandangannya.

Bella tidak melihat saat Edward berulang kali menarik nafas dalam-dalam menghirup aroma darrahnya yang manis.

Sebuah aroma yang membuat Edward merasa kecanduan. Dia tidak mau tau, bagaimana pun caranya dia harus mendapatkan darrah spesial itu.

Hanya menghirupnya saja dia merasa kekuatannya sudah terisi penuh.

Ouh, manis sekali. Batin Edward.

"Duduk," titah Edward.

Deg! jantung Bella seperti diserang tiba-tiba.

"Silahkan sekretaris Bella, kita akan menandatangani surat kontrak kerja," ucap Leo.

Bella menelan ludahnya dengan kasar.

"Ba-baik," jawabnya gagap, tapi percaya lah, sejak tadi Bella sudah berusaha mengumpulkan semua keberaniannya. Sudah berusaha menjawab dengan suara yang tegas tapi tetap saja yang keluar terbata-bata.

Bella duduk di hadapan Edward, sementara Leo tetap berdiri di samping meja.

"Bella Claire," ucap Edward, dia membaca berkas lamaran pekerjaan Bella.

"Iya Tuan."

"Usia mu?"

"24 tahun," balas Bella tegas, karena gugup dia nyaris membentak.

"Sudah menikah?"

"Belum."

"Tidak tertarik dengan pernikahan?" tanya Edward lagi.

Bella terdiam, saat merasa pertanyaan itu seperti tidak umum ditanyakan ketika sedang menandatangani surat kerjasama seperti ini.

Dia coba mengangkat wajahnya untuk melihat sang Tuan. Namun ternyata tatapan dingin itu benar-benar membuatnya beku, membuatnya sangat takut.

Namun kini Bella tak kuasa untuk memutus tatapan itu, hingga akhirnya mereka saling tatap seperti garis lurus.

Dan disaat seperti itu, Edward bicara sesuatu yang sangat mencengangkan ...

"Aku punya tawaran yang lebih menarik dari sekedar menjadi sekretaris, bagaimana jika kita menikah kontrak, aku akan membayar mu dengan uang yang tak ternilai."

Deg! seketika itu juga Bella langsung mendelik.

Bab 3 - Tidak Punya Pilihan Untuk Mundur

Saking terkejutnya Bella, dia sampai tak bisa bicara apa-apa, lidahnya mendadak kaku. Tenggorokannya tercekat kesulitan untuk menjawab.

Dia datang ke perusahaan ini untuk mendaftar jadi sekretaris tapi bagaimana bisa tiba-tiba pria berwajah dunia ini menawarkan sebuah pernikahan kontrak.

Dan bukan hanya itu, bahkan pria itu pun menawarkan sejumlah uang yang tak ada nilainya.

Deg! jantung Bella tak henti-hentinya berdegup dengan sangat kuat. Bahkan sampai membuat daddanya naik turun dengan sangat jelas.

Tidak mungkin, ini pasti tidak benar. Batin Bella. Sejak tadi dia Jadi semakin banyak membatin.

"Aku akan memberi mu black card, dan terserah isinya mau kamu pakai untuk apa," tawar Edward lagi, dia bahkan langsung menyodorkan kartu berwarna hitam itu di hadapan Bella.

Kartu berisi uang tanpa batas.

Kedua tangan Bella seketika itu juga langsung gemetar ketika melihat kartu sakti tersebut.

Seumur hidupnya dia hanya bisa mendengar tentang kartu unlimited tersebut, tidak pernah melihat apalagi sedekat ini.

Ini semua benar-benar seperti mimpi baginya, ini seperti tidak nyata.

Saking bimbangnya dengan apa yang dia alami Bella kemudian menatap ke arah asisten Leo.

Memastikan apakah benar ini semuanya nyata? apakah tidak salah yang dia dengar?

"Benar sekretaris Bella, apa yang Anda dengar semuanya adalah benar, tuan Edward menawarkan sebuah pernikahan kontrak kepada anda," jelas Leo, tidak perlu dijelaskan Dia sangat tahu kebingungan yang sedang dirasakan oleh Bella saat ini.

"Ke-ke-kenapa?" tanya Bella dengan gagap, makin terbata-bata saja ucapannya.

"Tidak perlu tahu tentang Apa alasannya, tapi yang jelas dalam pernikahan itu bukan hanya Tuan Edward yang mendapatkan keuntungan, tapi anda juga," terang Leo. Saat mengatakan kalimat itu ada sebuah senyum kecil yang terukir di sudut bibirnya.

Seolah memberi isyarat kepada Bella bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tentang jati diri Edward harus tetap disembunyikan rapat-rapat, tak ada satu orang pun yang boleh mengetahuinya. Itu semua demi keseimbangan dunia ini.

Andai, andai saja ada yang tau dan berniat menyebarkan fakta itu maka Edward dan keluarganya tak akan segan untuk membunuh.

Dan kini Bella berada di ambang kebingungan, dia seperti berdiri di ujung jurang.

Di satu sisi dia melihat sebuah kartu berwarna hitam yang bisa dia gunakan sebebas mungkin, sebuah kartu yang jelas bisa membantu semua pengobatan ibunya.

Tidak perlu menunggu lama, dengan kartu itu dia bisa hari ini juga mengajukan operasi untuk sang ibu.

Tapi di sisi lain Bella sungguh tidak tahu kenapa tiba-tiba dia dipilih sebagai istri kontrak pria berwajah dingin tersebut.

Bella tidak tahu apa maksud dan tujuannya, mungkin saja ini akan memberatkan dia ke depan.

Mungkin di hanya akan dijadikan budak nafshu, ataupun budak budak yang lainnya. Entahlah, Bella tidak bisa menerka.

Namun satu yang dia yakini, bahwa pasti ada sesuatu yang harus dia korbankan untuk perjanjian ini.

Tapi sekarang apakah Bella punya pilihan untuk mundur? Di saat dia bisa maju dan bisa menyembuhkan sang ibu.

"Bagaimana? mau tidak?" tanya Edward, dia tersenyum dan mulai duduk bersandar di kursi kebersamaannya.

Meskipun dia tidak bisa membaca pikiran dan hati Bella, tapi Edward bisa menerka melalui kedua mata berwarna coklat itu.

Ada kesedihan dan kebingungan sekaligus dari kedua mata Bella.

Wajah Bella yang cantik makin menarik di mata Edward. Wajah cemas itupun membuatnya jadi tak sabar ingin memeluk.

Astaga, bagaimana bisa aku baru menemukan gadis seperti ini setelah sekian ratus tahun lamanya. Batin Edward.

Gadis yang saat dia tatap saja sudah menimbulkan minat yang luar biasa.

"Ba-baik Tuan, sa-saya akan terima tawaran Anda, u-untuk nikah kontrak tersebut," jawab Bella akhirnya.

Edward tersenyum semakin lebar ketika mendengar jawaban tersebut.

Sementara Bella langsung lemas, seperti kehilangan semua kekuatan di dalam dirinya.

Tapi tak apa, yang penting ibunya bisa sembuh lebih dulu.

"Bagus, hari ini juga kita akan menikah."

Deg!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!