“Sebenar nya apa tujuan mu menghancurkan hubungan ku dengan pacar ku? Kenapa kau mengatakan jika kita sering menginap bersama? Apa kau mau menikahi ku jika nama baik ku rusak, hah?!!”
Ucapan terakhir Bianca pada Daniel sebelum akhir nya mereka di nikahkan karena kepergok sedang berduaan di apartemen Daniel, entah dari mana orang orang itu tahu jika Bianca sedang berada di dalam apartemen Daniel, niat wanita itu hanya ingin mempertanyakan maksud dan tujuan Daniel yang dengan sengaja mengatakan hal yang tidak-tidak tentang nya dan Daniel pada kekasih nya, Vito.
Namun malapetaka itu justru kembali menghampiri nya kala pintu apartemen Daniel di gedor paksa oleh beberapa orang yang mengira jika Bianca dan Daniel sedang melakukan hal yang tidak senonoh di dalam sana membuat mereka harus di nikahkan malam itu juga dan di usir dari apartemen mereka.
Semua berawal dari pertemuan pertama Bianca dan Daniel di mana mereka sama sama baru pindah di apartemen yang ternyata letak nya bersebalahan, awal nya mereka adalah tetangga yang tidak ingin mengurusi hidup orang lain dan hanya mengurusi hidup mereka masing masing hingga sampai di mana Bianca yang sudah merasa jengah selalu mendengar suara de sah Daniel dengan wanita yang ia bawa ke apartemen nya.
FLASHBACK ON
Tok tok tok!
Kali ini bukan memencet bel tapi wanita itu sudah menggedor-gedor pintu apartemen Daniel dengan sangat keras, Bianca yang tengah menyelesaikan pekerjaan kantor nya di apartemen nya benar benar merasa terganggu lantaran mendengar suara yang bersahutan antara pria dan wanita di unit sebelah hingga membuat wanita itu pun mendatangi pemilik nya yang di yakini tengah menikmati surga dunia.
“Sial!! Apa dia tidak bisa menghentikan aktivitas nya sebentar saja dan membuka pintu ini?!” umpat Bianca yang benar benar sudah tidak sabar untuk memberikan siraman rohani untuk tetangga nya itu, hingga tak lama pintu pun di buka dari dalam.
Terlihat wajah datar Daniel yang memerah seperti nya pria itu juga kesal karena terganggu dengan suara gedoran pintu dari Bianca. “Ada apa? Kenapa mengganggu orang malam malam begini?” tanya Daniel masih dengan wajah datar nya itu.
Sedangkan Bianca kini benar benar terlihat tengah mengumpulkan semua kata kata nya untuk memaki pria yang ada di hadapannya itu, mengganggu kata nya? Dia yang menggangu Daniel? Padahal Bianca lah yang merasa terganggu dengan suara suara meresahkan Daniel.
“Maaf tuan....”
“Daniel.” timpal Daniel ketus.
Bianca mengangguk setelah mengetahui nama tetangga nya itu, jujur ia selama ini tidak tertarik dengan tetangga tetangga nya karena diri nya memang tidak suka mengurusi hidup orang lain jika mereka tidak mengganggu nya.
“Maaf tuan Danil tapi bisakah kau...”
“Daniel!” timpal Daniel lagi kali ini sedikit keras karena tak suka nama nya di ubah sembarangan oleh orang lain, bahkan oleh wanita cantik sekalipun.
Bianca memutar bola mata nya malas, perkara nama saja padahal kenapa harus berbicara dengan meninggi seperti itu, pikir Bianca. “Siapapun namamu aku tidak peduli, Daniel, Danil atau kudanil terserah, yang aku inginkan tolong kau kecilkan suara kenikmatan mu itu dengan wanita mu karena itu benar benar mengganggu ku!”
Mendengar itu bukan nya merasa malu atau bersalah Daniel justru hanya mengangguk kepala nya, sedangkan Bianca kini benar benar tidak bisa menahan amarah nya lagi melihat respon Daniel yang benar benar merasa tidak tahu malu sedikit pun.
“Sudah? Sekarang kau boleh pergi.” ucap Daniel hendak menutup pintu apartemen nya namun di tahan oleh Bianca, wanita itu benar benar tidak terima karena tidak ada komentar apapun dari Daniel atau setidaknya meminta maaf karena telah mengganggu nya.
“Aku akan pergi jika kau benar benar melakukan apa yang aku katakan pria gila!” sentak Bianca membuat Daniel mau tak mau harus membuka suara dan melawan wanita sok pemberani di depan nya ini.
“Pertama kau mengejek nama ku, kedua kau mengganggu ku dan ketiga kau menyebutku gila? Kau ingin ku laporkan karena menggangu ketenangan orang lain?” ancam Daniel namun ia salah orang karena yang di ancam justru mengancam balik pada nya.
“Silahkan, dan aku juga akan melaporkan mu karena mengganggu ku dengan suara sahutan mu dan juga pacar mu itu, dan tentu saja kau akan merasa malu karena semua orang tahu kelakuan mu!”
Mendengar itu Daniel mendadak bungkam, bisa hancur reputasi nya jika orang orang tahu dirinya seorang cassanova, Daniel kemudian menyetujui permintaan Bianca dan melanjutkan kegiatan panas nya dengan wanita bayaran nya itu di hotel, lebih baik mencari yang aman bukan?
Sejak saat itu kedua manusia itu selalu saja bertengkar ketika bertemu di mana pun dan kapan pun, hingga saat Bianca sedang makan dengan pacar nya di sebuah restoran, Daniel mengacaukan hubungan Bianca dengan mengatakan jika dia dan Bianca menjalani hubungan spesial di hadapan kekasih Bianca hingga membuat Bianca harus kehilangan kekasih nya itu.
FLASHBACK OFF
Kini kedua pasangan yang baru saja menikah itu, ralat tepatnya di nikahkan karena kesalahpahaman itu kini harus menginap di sebuah hotel karena mereka di usir oleh penghuni apartemen lain nya karena tak ingin gedung apartemen mereka kotor karena kelakuan sepasang kekasih menurut mereka.
Dan sial nya hotel yang mereka datangi hanya memiliki satu kamar saja dan mau tidak mau Bianca dan Daniel harus menginap di kamar yang sama untuk malam ini, karena besok mereka akan mencari sebuah apartemen baru untuk di tinggali.
Ya meskipun mereka menikah karena terpaksa tapi mereka sudah membuat sebuah perjanjian, pernikahan mereka akan tetap berjalan selama 3 bulan dan setelah itu mereka akan bercerai dan menjalani kehidupan masing masing seperti sebelum nya.
“Pernikahan kita hanya 3 bulan dan selama 3 bulan ini jangan mencampuri urusan pribadi ku, dan aku juga tidak akan mencampuri urusan pribadi mu.” ucap Daniel pada Bianca yang tengah duduk di depan cermin seraya membersihkan wajah nya.
“Kau pikir aku tertarik dengan kehidupan pribadi mu? Ck, benar benar tidak punya waktu!” cebik Bianca lalu melanjutkan rutinitas nya setiap malam, sedang kan Daniel kini hanya bisa menatap tajam pada wanita yang baru saja menyandang status sebagai istri nya.
“Dan juga jangan berharap aku akan menyentuh mu karena sedikit pun aku tidak tertarik pada tubuh mu.” tambah Daniel lagi membuat Bianca kali ini benar benar menghentikan gerakan tangan nya yang tengah memakai skincare untuk merawat kulit wajah nya yang cantik itu.
“Kau pikir aku tertarik pada mu? Vito jauh lebih tampan dan menarik dari pada dirimu!”
Mendengar hal itu membuat Daniel merasa tak terima jika diri nya di banding bandingkan dengan pria lain dan bahkan diri nya lah yang di sebut tidak menarik. “Oh ya, lalu di mana pacarmu itu? Kenapa dia tidak menemui kekasih nya ini.” ucap Daniel sengaja ingin mengejek Bianca karena ia tahu jika hubungan Bianca dan pacarnya itu sudah kandas.
Bianca hanya bisa diam seraya mengepalkan tangannya menahan amarah. “Tahan tahan, untuk malam ini biarkan dia mengejek mu sepuas nya.” ucap Bianca membatin seraya mengatur nafas nya.
VISUAL
DANIEL RADITYA HARRISON
BIANCA AVELINE
Tak habis di sana, perdebatan kedua nya masih berlanjut ketika akan tidur dimana mereka memperebutkan ranjang yang memang hanya satu meskipun berukuran besar, namun kedua nya tetap tidak ingin seranjang.
“Hei kau itu laki laki, mengalah lah pada perempuan!” sentak Bianca seraya melompat ke ranjang dengan sangat bersemangat.
“Dan aku itu suami mu, dan kau harus menuruti perkataan suami mu!” sentak Daniel tak mau kalah seraya menarik kaki Bianca agar segera turun dari ranjang, adegan itu terus saja berlanjut di Sergai dengan ocehan yang keluar dari mulut mereka.
Hingga akhir nya mereka sama sama lelah dan tidur di lantai, entah bagaimana kejadian nya hingga mereka justru tidur berdua di lantai dengan posisi yang sangat dekat, sedangkan ranjang yang mereka perebut kan sebelum nya justru menganggur sepanjang malam.
Tak lama akhir nya Daniel terbangun kala merasakan kebas di lengan nya lantaran Bianca menjadikan lengan nya sebagai bantal, menyadari hal itu sontak saja Daniel menarik tangan nya hingga membuat kepala Bianca terbentur ke lantai cukup keras.
“Aww!!!! Sakit sekali!” sentak Bianca memegangi kepala nya yang terasa berdenyut akibat benturan yang cukup keras, sedangkan yang melakukan hal itu justru kini dengan santai nya bangun dan mengambil handuk untuk segera membersihkan diri nya.
Bianca hanya bisa meringis seraya menatap tajam punggung Daniel yang mulai menghilang di balik pintu kamar mandi, benar benar tidak memiliki hari nurani, bisa bisa nya dia sekasar itu pada perempuan bahkan tidak meminta maaf.
Tak lama Daniel keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang nya membuat tubuh pria itu terekspos, sedangkan Bianca hanya bisa menelan Saliva nya dengan berat kala melihat pemandangan yang benar benar menyegarkan tapi sayangnya pemilik tubuh bagus itu sangat menyebalkan.
“Kenapa kau menatap ku? Kau terpesona dengan ketampanan dan tubuh ku?” tanya Daniel tersenyum miring kala menyadari jika sejak tadi Bianca menatap tubuh nya dengan lekat, tak heran karena setiap perempuan yang ia tiduri juga selalu memuji tubuh nya yang menggoda itu.
Sedangkan Bianca yang mendengar hal itu sontak memalingkan wajah nya lantaran merasa malu di pergoki oleh pemilik tubuh yang ia tatap, ia merutuki diri nya yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap tubuh itu.
“Bodoh! Sadar tubuh siapa yang kau tatap Bii!”
Bianca membatin, lalu segera mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi, tak ingin jika nanti pria gila itu kembali mengejek nya dan mengira jika Bianca memang tergoda pada tubuh nya itu walaupun kenyataan nya memang seperti itu.
Setelah memastikan jika wanita itu sudah benar benar masuk ke dalam kamar mandi, Daniel pun segera memakai pakaian nya, bukan pakaian kantor melainkan pakaian casual karena hari ini ia tidak akan masuk ke kantor melainkan akan pindah ke apartemen baru nya.
Namun sudah cukup lama ia menunggu Bianca keluar dari kamar mandi tapi ia tak kunjung melihat tanda tanda jika wanita itu akan segera keluar padahal sudah hampir 30 menit ia berada di dalam sana.
“Ck, dia sedang mandi atau sedang membuat kamar mandi? Kenapa bisa selama ini? Memang apa yang sedang dia gosok sampai selama ini?!” cebik Daniel yang sudah sangat kesal menunggu Bianca selesai mandi.
Sedangkan yang berada di dalam kamar mandi saat ini tengah menunggu kepergian pria yang baru saja menjadi suami nya itu, lantaran kebodohan Bianca yang salah mengambil handuk, bukan handuk besar melainkan handuk kecil yang ia bawa ke kamar mandi.
“Ck, bagaimana ini? Jika aku keluar dengan memakai handuk ini maka bisa bisa pria itu akan menerkam ku karena handuk yang ia bawa adalah handuk yang khusus ia gunakan untuk menutupi kepala nya jika ia baru saja keramas, bayangkan saja sekecil apa handuk itu.
Tak lama Bianca pun membuka pintu kamar mandi sedikit dan mengeluarkan kepala nya sedikit menatap sekeliling, Bianca mengerutkan kening kala tak melihat sosok yang ia cari, sejenak wanita itu menghela nafas lega namun sedetik kemudian wanita itu menjerit kala melihat Daniel yang tiba tiba muncul di hadapan nya.
“Apa yang sedang kau cari? Dan kenapa lama sekali? Ayo cepat lah!” sentak Daniel.
Sedangkan Bianca saat ini mengutuk Daniel yang membuat jantung nya hampir saja copot dari rongga nya, ya tuhan kenapa pria ini seperti setan yang muncul secara tiba tiba.
“A-aku ingin keluar dari sini tapi kau harus mengambil sesuatu dulu untuk ku.” ucap Bianca gugup, bukan malu melainkan gengsi karena harus meminta bantuan dari pria gila yang ada di hadapannya itu.
“Apa?” tanya Daniel tanpa basa basi karena mereka sudah sangat terlambat, Bianca mengarahkan jari nya menunjuk pada koper milik nya.
“Handuk, di sana ada handuk, tolong ambilkan untukku.” ucap Bianca lembut dan tentu karena ia ingin meminta bantuan pada pria itu, tanpa pikir panjang Daniel segera berjalan menuju koper milik Bianca dan membuka nya, betapa terkejutnya pria itu kala membuka koper Bianca yang ia lihat pertama kali adalah dalaman untuk menutupi gunung kembar milik wanita itu.
Sedikit terkejut tapi Daniel bersikap biasa saja dan segera mencari handuk yang Bianca maksudkan, setelah mendapatkan apa yang ia cari Daniel pun segera memberikan handuk itu pada Bianca tanpa menatap wajah wanita itu.
“Terima kasih.” ucap Bianca seraya meraih handuk itu dari tangan Daniel, sedangkan yang di berikan ucapan terima kasih hanya mencebik dan kembali duduk di ranjang seraya memainkan ponsel nya, seperti nya ia tak memiliki niat untuk keluar terlebih dahulu menunggu wanita itu selesai memakai pakaian nya nanti.
Tak lama Bianca keluar dari kamar mandi mengenakan handuk selutut, cukup menutup tapi tetap saja kulit putih bersih milik Bianca tetap bisa di lihat dengan jelas oleh Daniel, dan kini giliran pria itu yang menelan Saliva nya berat.
“Oh ****!! Jangan sekarang!!!” umpat Daniel yang hanya bisa ia utarakan di dalam hati nya kala junior milik nya mendadak tegang melihat bahu dan kaki mulus milik Bianca yang tanpa lecet sedikit pun.
“Cepat lahh!! Aku tunggu di luar!! Tidak usah dandan karena itu tidak akan membuat mu terlihat cantik!” sentak Daniel yang segera keluar dari kamar hotel itu setelah membuat istri nya itu terkejut dengan suara nya yang lantang.
Refleks saja sebenarnya karena Daniel saat ini merasa kesal pada juniornya yang terbangun dengan begitu cepat hanya karena melihat bahu Bianca, pikiran kotor nya sudah terbang kemana mana dan membuat pria itu memilih untuk keluar dari sana.
“Astaga!!! Sebulan hidup bersama nya bisa mati mendadak aku!” ucap Bianca kesal lantaran Daniel yang hobi sekali berteriak pada nya padahal bisa di ucapkan dengan baik baik tanpa harus membuat jantung Bianca melemah.
Tanpa di ingatkan pun Bianca memang tidak akan berdandan jika tidak sedang bekerja, karena di kantor nya para karyawan memang di harus kan untuk menjaga penampilan, namun tetap saja Bianca tidak akan berdandan secara berlebihan karena memang ia tidak menyukai apapun yang berlebihan.
Bianca siap dengan jeans pendek dan kaos oversize, memang biasa nya ia mengenakan style seperti itu jika hanya sedang di apartemen nya saja tapi hari ini ia ingin mengenakan nya melihat cuaca yang sangat panas dan memakai pakaian panjang akan membuat nya gerah.
Bianca membuka pintu kamar untuk memberitahu Daniel jika ia sudah selesai berpakaian, namun pria itu justru menatap nya dengan aneh, selama ini Bianca selalu mengenakan jeans kulot dengan sedikit sobekan di paha tapi tidak terlalu kelihatan tapi hari ini mendadak wanita itu memakai jeans pendek?
“Apa kau tidak punya pakaian yang lain?”
“Apa kau tidak punya pakaian yang lain?”
Bukan takut jika tubuh istri nya di lirik oleh pria lain, tapi ia sedang berusaha untuk menjaga pandangan agar junior nya tidak kembali bangun, mengingat melihat bahu mulus Bianca saja sudah bangun apalagi melihat paha wanita itu.
Bianca menatap penampilan nya, seperti nya sudah hal biasa jika wanita dikota itu memakai pakaian seperti ini, tapi kenapa pria ini bersikap berlebihan seperti tidak ikhlas jika tubuh nya di lihat orang lain?
“Tidak ada, kalau mau belikan saja untuk ku.” ucap Bianca dengan santai lalu kembali masuk ke dalam kamar hotel mereka mempersiapkan barang barang mereka sebelum cek out dari sana.
Sedang kan Daniel hanya bisa mencebik, enak saja minta di belikan baju lebih baik dia menyewa seorang wanita malam untuk menemani malam malam nya seperti biasa nya.
Akhir kedua pasangan yang baru saja menyandang gelar sebagai suami istri itu kini tengah dalam perjalanan menuju apartemen baru mereka, tidak seperti biasa nya kali ini mereka justru diam kalut dalam pikiran masing masing padahal biasanya mereka akan bertengkar jika bertemu.
Hingga tak lama kemudian mobil yang mereka kendarai memasuki sebuah gedung tinggi, kedua nya pun memasuki gedung itu menuju apartemen baru mereka, berbeda dengan Daniel yang tersenyum manis melihat apartemen baru mereka.
Bianca justru membelalakkan mata, apartment baru mereka sangat berbeda dari milik nya sebelum nya, yang ini lebih besar dan mewah dari sebelum nya dan dapat di pastikan harga nya juga tidak main main.
“Berapa harga nya?” tanya Bianca tiba tiba, Daniel yang baru saja menghempaskan tubuh nya di sofa pun tak menanggapi pertanyaan Bianca, entah mengapa wanita itu mendadak kepo dengan harga apartemen baru mereka.
Bianca menghela nafas kala melihat Daniel yang tak menjawab pertanyaan nya dan bahkan kini tertidur di sofa, ingin rasanya ia mencekik pria itu saat sedang tidur seperti ini agar hidup nya aman dan damai.
“Apa dia akan meminta uang biaya apartemen ini padaku? Jika ia maka habislah tabungan ku.” ucap Bianca membatin, takut sekali jika Daniel akan meminta uang nya untuk membayar apartemen ini, ia tak tahu saja jika Daniel seorang CEO, hanya saja pria itu memilih untuk hidup terpisah dari sang papa.
Waktu berlalu, tak terasa Daniel bangun di saat matahari akan terbenam, pria itu menoleh ke kiri dan kanan mencari keberadaan sosok yang baru saja akan menjadi beban hidup nya selama 3 bulan kedepan.
“Dimana wanita iblis itu?” gumam Daniel seraya bangkit dan berjalan mencari keberadaan Bianca, saat melewati sebuah kamar, terdengar suara wanita yang seperti nya sedang menelpon.
Tanpa pikir panjang, Daniel pun membuka pintu kamar itu membuat Bianca yang tengah melakukan telepon via video itu segera mematikan sambungan telepon itu, takut jika orang yang sedang video call dengan nya akan mendengar suara Daniel.
“Kau! Tidak sopan sekali masuk ke kamar seorang wanita tanpa mengetuk pintu!” sentak Bianca yang tak suka dengan sikap Daniel yang seenak saja pada nya, meskipun sudah menikah tapi mereka punya beberapa peraturan.
“Apa aku sudah menyetujui kau tinggal di kamar ini?”
Sengaja Daniel bertanya karena seperti nya Bianca lupa jika yang membeli apartemen itu adalah Daniel dan Daniel yang lebih berhak mengambil keputusan siapa yang boleh tinggal di kamar itu.
Bianca mengerutkan kening. “Apa maksud mu?”
“Kau lupa jika aku yang membeli apartemen ini? Dan kau hanya menumpang, jadi bagaimana bisa kau mengambil keputusan tanpa bertanya pada ku terlebih dahulu?”
Duar!
Jika sudah membahas hal ini lebih baik Bianca diam dan menuruti perintah Daniel dari pada ia harus ikut membayar biaya apartemen ini, padahal kemungkinan ia tinggal di sana hanya tiga bulan, bukan kah akan sangat sayang uang nya?
“Yasudah, lalu aku harus menempati kamar yang mana?”
Kali ini Bianca mengalah, tak apa lah selama tiga bulan ia akan mengalah pada pria itu yang penting ia memiliki tempat tinggal sebelum ia keluar dari sana dan harus mencari tempat tinggal yang baru.
Namun sepertinya ujian Bianca lebih berat dari dugaan nya, setelah memindahkan semua barang nya ke kamar yang lain, Daniel justru meminta nya untuk kembali pindah ke kamar sebelum nya membuat wanita itu benar benar menambah rasa benci pada nya.
Cacian dan makian pun Bianca lontarkan pada Daniel namun sayang semua itu hanya mampu terucap di dalam hati nya saja karena tidak mungkin ia mengeluarkan kata kata itu dari mulut nya, bisa bisa ia akan tidur di luar malam ini.
“Oh astaga lelah sekali!”
Bianca menghempaskan tubuh nya di atas ranjang, sumpah demi apapun ini adalah pekerjaan terberat dan sangat melelahkan yang pernah Bianca lakukan selama hidup nya, biasa nya akan ada Vito yang membantu nya tapi pria itu justru tidak memberi kabar sedikit pun sejak masalah yang Daniel ciptakan.
“Aku lapar, siapkan makanan.”
Seperti seseorang yang tak memiliki rasa kasihan sedikit pun, Daniel kembali menyuruh wanita itu untuk memasak makanan nya padahal ia jelas tahu jika wanita itu masih benar benar lelah setelah mengangkat barang nya berulang kali.
Bianca hanya bisa mencebik setelah berlalu nya Daniel, entah mengapa ada rasa bersalah mengira jika hari hari nya tidak akan terlalu berat karena tinggal bersama Daniel, nyata nya baru sehari tapi tubuh nya sudah terasa remuk.
Bianca pun segera berjalan menuju dapur, wanita itu membuka lemari es melihat apa saja yang ada di sana, mata nya seketika membulat kala melihat isi lemari es yang benar benar penuh dan lengkap, bahkan di apartemen nya saja lemari es nya belum pernah sepenuh ini karena ia memang harus berhemat.
Ada ayam dan beberapa sayuran, Bianca pun mengeksekusi bahan bahan makanan itu hingga menjadikan nya sebuah masakan, SOP ayam lengkap dengan sayur sudah matang, beruntung wanita itu hidup mandiri hingga ia bisa memasak beberapa jenis makanan.
Aroma masakan Bianca mengeruak hingga ke semua sudut ruangan, Daniel yang memang sudah sangat lapar itu pun segera menuju meja makan kecil yang terletak di dapur, senyum nya mengembang kala melihat beberapa masakan tersaji di atas meja, namun mendadak senyum nya hilang kala melihat sosok wanita yang membuat nya kesal.
“Pintar juga dia memasak, tapi aku tidak boleh gegabah hanya karena melihat penampilan masakan itu, belum tentu rasa nya enak.” ucap Daniel membatin masih meragukan rasa masakan Bianca.
Tanpa basa basi Daniel pun duduk dan segera memakan makanan yang ada di atas meja, terbiasa memakan masakan luar Daniel di buat terpukau dengan rasa masakan Bianca, benar benar seperti masakan orang rumah, tanpa di sadari ia makan dengan lahap nya dia hadapan Bianca.
“Enak?” tanya Bianca iseng saja sebenarnya karena melihat Daniel yang makan seperti kesetanan padahal menurutnya masakan nya biasa saja.
Daniel meneguk air yang ada di dalam gelas setelah menghabiskan seluruh makanan nya tanpa sisa, pria itu menyeka mulut nya dengan sapu tangan.
“Tidak, hanya saja aku kelaparan.”
Setelah mengatakan itu Daniel pun beranjak dari kursi dan kembali masuk ke dalam kamar nya meninggalkan Bianca yang kini menatap nya tajam.
“Tidak enak katanya? Tapi dia menghabiskan semua sop yang aku masak!”
Tidak bisa di pungkiri masakan Bianca memang sangat enak dan cocok di lidah Daniel Tapi sayang pria itu tidak bisa memberikan pujian pada wanita itu, takut saja jika nanti Bianca akan besar kepala.
Selesai makan malam Daniel pun segera memasuki kamar mandi yang memang sudah terletak di dalam kamar nya sedangkan di kamar Bianca tidak memiliki kamar mandi pribadi sehingga wanita itu harus ke dapur jika ingin ke kamar mandi.
“Beruntung aku kembali meminta nya untuk pindah jika tidak maka aku akan menyesal tidak memilih kamar ini.” gumam Daniel seraya memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!