NovelToon NovelToon

My Sad

1

Gelapnya malam baru saja berlalu, dan saat ini berganti dengan cahaya mentari yang menandakan di mulainya hari baru, hidup baru dan kisah baru di dalam kehidupan ku ini,

Aku mengeliat pelan saat merasakan benda kenyal menempel di kening, aku tersenyum kecil dan setelahnya membukakan mata ku dengan perlahan, dan hal yang pertama kali menyambut ku salah Seornag pria tampan,

seperti biasa pagi hari ku akan di sambut dengan pemandangan mahluk yang indah, dia adalah pria yang selama ini menjadi penerang kehidupan ku, dan dunia ku, ia adalah suami ku, pernah yang sangat aku cintai seumur hidup ku

Seperti biasa ia akan menyambut pagiku dengan senyum hangatnya, Namanya Angga Wijaya, seorang pria tampan yang merupakan seorang pengusaha cukup sukses di jakarta ini,

Saat ini umurnya sudah bahkan sudah menginjak angka 29 tahun, sedangkan aku?, Ah baiklah mari berkenalan nama ku adalah Cika Pratina Wijaya wanita cantik yang beruntung karena menjadi istri dari seorang Angga Wijaya, umur ku 27 tahun dan sampai saat ini bahkan aku masih berprofesi sebagai model, ternyata perkenalan ku sedikit kaku, baik lah kali ini aku akan dengan perlahan menceritakan perjalanan hidup ku.

Usia pernikahan kami bahkan susah sudah mencapai angka ke tujuh dalam beberapa hari lagi, namun rumah kami bahkan masih begitu sepi, tak ada satupun anak yang lahir dari rahim ku selama tujuh tahun ini, meski begitu aku tak akan mengeluh dan kecewa, aku normal begitupun dengan Angga saat ini bahkan hanya perlu lebih berusaha dan terus berusaha sampai tuhan mempercayakan Seornag anak pada kami

Meskipun Angga bahkan tak pernah mempermasalahkan itu, namun aku merasa menjadi istri tak becus jika terus seperti ini, angga mencintai ku, dan aku tau itu, ia menerima ku apa adanya,walaupun meski tampa anak kami tetap memiliki kehidupan yang bahagia, dia percaya pada ku dan aku percaya padanya, pondasi rumah tangga kami sudah lengkap di dasari dengan cinta dan di hiasi dengan kasih sayang dan kepercayaan,

"Pagi" Bisiknya dengan begitu lembut, dan tentu saja mengelus rambutku dengan penuh kasih

"Hmm" Gumam ku pelan, aku masih belum sepenuhnya sadar, lagi lagi kurasakan benda kenyal itu mengecup tengkukku, aku mengeliat karena kegelian, namun ciuman itu malah beralih ke telinga dan ia menggigitnya dengan pelan dan tentu saja cara ini berhasil membawaku kembali ke alam sadar, aku menggembungkan pipi dengan kesal, aku hanya ingin beristirahat lebih lama namun?, Mahluk ini bahkan menganggu ku

"Ngga, aku ngantuk banget, nanti aja ya bangunnya" Ucap ku dengan nada serak khas bangun tidur, aku menarik selimut ku dan menutup seluruh tubuh ku agar Angga tak bisa mengerjai ku

"Sayang, udah pagi loh"

"Aku masih ngantuk banget ngga, aku  baru aja tidur" dengan nada serak, aku bahkan baru saja tertidur

"Bangun Dulu nanti baru lanjut lagi tidurnya, kamu ngak mau nemanin aku sarapan?, Ngak mau ngantar aku ke kantor?" Bisiknya dengan nada nan begitu lembut, aku menghela nafas pelan sembari dengan malas membukakan mata

"Selamat pagi sayang, gimana tidur kamu?, Nyenyak?" Dengan senyuman lebar dan Kini kecupan singkat itu mendarat di bibir ku, kecupan singkat sebagai sapaan selamat pagi dari suami tercinta ku,

Angga, sudah bertahun tahun berlalu namun Angga bahkan tak pernah berubah, ia masih selalu saja seromantis dulu, menyambut pagi ku dengan sebuah kecupan hangat itu, hal ini membuat semua orang mengatakan jika aku adalah manusia yang bahkan mahluk  paling beruntung, memiliki suami yang begitu tampan, mencintai ku dan selalu ada untuk ku, suami yang begitu hangat dan sangat mengerti apapun tetang diri ku,

Tak jarang orang orang akan mengatakan bahwa ia merasa iri dengan ku dan aku bahkan memilih untuk tak berkomentar apapun, aku memilih diam dan hanya melihat apapun yang mereka katakan, toh semua yang mereka katakan adalah sebuah kenyataan dikatakan mereka adalah sebuah kebenaran, setelah tujuh tahun menikah bahkan sifat Angga pada ku tak berubah, bahkan aku selalu merasa jika Angga menjadi semakin manis dan semakin romantis dari hari ke hari, dan hal ini jugalah yang  membuat ku jatuh cinta lagi dan lagi padanya,

Bersyukur, tentu saya, aku bahkan sangat bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan kehidupan sempurna seperti ini, memiliki suami yang tampan, kaya, sangat hangat dan penuh kasih sayang,

Ia aku sampai melupakan hal penting ini saat perkenalan tadi, baiklah aku akan dengan senag hati kembali mengulanginya, aku dan Angga sudah menjalin hubungan semenjak Duduk di bangku SMA tepatnya saat masa orientasi siswa, dan yah kami saling suka menjalin hubungan selama 3 tahun dan akhirnya memilih untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, dan bahkan kami bahagia sampai sekarang, beberapa hal yang perlu di ingat, meski aku menikah di usia muda tentu saja pendidikan selalu di utamakan,

Setelah menikah aku memilih untuk melanjutkan studiku, bagi ku tidak ada yang lebih penting dari pendidikan dan Angga tentu saja akan mendukung itu,

Bahkan Angga menjadi sosok yang selalu membakar semangatku untuk belajar dengan lebih tekun, setelah kuliah beberapa tahun kuliah aku mendapat gelar sarjana itu

"Pagi"

aku berucap dengan nada pelan, sembari menenggelamkan tubuhku dalam pelukanya, terasa sangat hangat dan nyaman, rasanya aku ingin kembali ke dalam dunia mimpi, rasanya aku tak ingin ke mana mana, hanya menghabiskan hari di dalam pelukan hangat suami tercinta ku

"Apakah ingin melanjutkan kegiatan semalam?" Bisiknya dengan sensual di telinga ku, oh jika seperti itu lebih baik aku menghindar, tubuhku masih terasa sakit setelah gelutan panas semalam, belum lagi bekas merah yang menyebar luas di sekujur tubuh ku, bagai manapun aku masih ada pemotretan nanti siang, bagai mana bisa membiarkan tubuhku seperti ini, dari itu bukankah lebih baik aku jika menghindar, aku memiliki pekerjaan dan tentu saja aku harus profesional

"Dasar mesum, kau bahkan tak pernah puas, bahkan kita melakukanya hampir setiap hari" terdengar baku, namun itulah kenyataanya, Angga bahkan selalu saja membuat ku kewalahan menghadapinya, Angga selalu bersemangat dalam hal hal intim seperti ini

"Sayang, tentu saja, sampai kapan pun ku tak akan pernah puas bersama mu, aku tak akan pernah merasa jenuh apa lagi bosan dengan mu, kau ratu ku, cinta ku dan kesayangan ku, jangan kan tujuh tahun aku bahkan akan melakukannya sampai kapanpun, sampai aku mati aku akan tetap menjadi suami yang sangat menyayangi mu dan memanjakan mu'' dan tentu saja memper erat pelukanya, aku terkekeh pelan sembari menggeleng

"Kamu ngak percaya" sembari menatap ku dengan tatapan lekat

"Dasar Angga" Aku sembari terkekeh pelan

"Apa sayang" Bisiknya sensual, tubuh telanjang kami masih di baluti dengan selimut, membuat ku terkekeh geli,

"Mesum" bahkan hanya di balas dengan senyuman lebar dari Angga

"Tentu saja sayang" Ucap angga kembali mengecup bibir ku dan beranjak menggendong ku ke kamar mandi

"Aku bisa sendiri ngga" Ucap ku pelan, Angga bahkan sangat bersemangat membawa aku ke kamar mandi

"Mari mandi bareng"

"Ngak ah, kamu pasti bakal ngambil kesempatan dalam kesempitan lagi" Ucap ku sembari menggembungkan pipiku pelan, Angga terkekeh pelan sembari meletakan ku ke bathtub

"Itu karena aku cinta banget sama kamu" Ucapnya sambil menujukan sebuah senyuman penuh arti.

2

Beberapa waktu telah berlalu semua berjalan sesuai keinginan Angga dan rencana bulus Angga, acara mandi bahkan baru saja selesai, dengan segera aku beranjak menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Angga, biarkan Angga bersiap siap di kamar dan aku akan menantinya di meja makan, tentu saja dengan makanan yang sudah di hidangkan dan jangan lewatkan sebuah senyuman manis untuk menyemangati harinya

"Wow" Ucap Angga dengan senyuman lebar dan perlahan bergerak menyusuri tangga, aku sudah menantinya dengan senyuman termanis ku, seperti biasa selalu saja ia selalu terlihat tampan dan begitu sempurna, aku merasa sangat di berkahi karena telah di berikan anugrah sebesar ini

"Sarapan dulu" Ucap ku dengan nada pelan, sedangkan ia hanya di balas anggukan, kini ia malah berdiri dan beranjak mendekati ku, memberi kecupan selamat pagi di meja makan, uh suami ku benar benar sangat manis

"Aku akan membuatkan susu untuk mu, segeralah makan, pagi ini kamu ada meeting kan?" aku segera beranjak dari kursi untuk mengambil susu sebagai pelengkap sarapan pagi kami.

"Iya, klien dari Amerika, dari kemarin bahkan selalu sulit di hubungi, beruntung setelah berusaha keras akhirnya bisa" Ia berucap sembari mengunyah sarapannya, roti dengan selai kacang, itulah menu sarapan yang akan selalu ada menemani kami, meskipun terlihat sederhana namun kami akan selalu mensyukurinya

"Usaha ngak bakalan ngehianatin hasil Ngga, jadi kami harus semangat ya kerjanya" Aku meletakan segelas susu hangat di samping Angga dan tentu saja akan di ambil dan di minum secara pelahan

"Kamu emang yang terbaik sayang, aku beruntung banget di kasih tuhan istri sebaik kamu"

Angga tersenyum lebar menuju ku, ia bahkan mengelus pucuk kepalaku dengan begitu lembut, pernikahan yang di dasari cinta memang sangatlah indah, kami sudah menikah begitu lama namun, tak ada konflik berati yang datang,

Meskipun dalam setiap rumah tangga memiliki masalahnya akan tetapi kami selalu bisa mengatasinya dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, hal ini lah yang membuat kami menjadi semakin harmonis dari hari kehari

"Ya, dari itu kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu punya sekarang, dan jangan sampe terlena, karena jika kamu lengah dan terbuai bisa aja kehilangan hal yang paling penting, dari itu semangat ya ya kerjanya, jangan lupa doa" Ucap ku dengan nada lembut, dia hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya dengan pelan

Sebagai seoang istri aku hanya bisa mendoakan agar segala pekerjaan suami ku berjalan dengan lancar dan semoga suami ku selalu di lindungi dan di jaga oleh yang maha kuasa

"Tuhan baik banget karena ngasih kamu ke kehidupan aku yang biasa biasa ini, dan aku janji sampai kapan pun hanya ada kamu, aku bersyukur banget dengan apa yang aku punya saat ini, tuhan sudah memilih untuk mengisi segala kekurangan ku, bagai mana mungkin aku bisa mendustai itu" Angga berucap sembari meraih tangan ku dan mengecupnya dengan begitu lembut

"Tentu aja, memang harus hanya aku, dan kamu memang harus bersyukur karena tuhan ngasih kamu istri yang baik buat kamu, dan salah satu cara kamu menunjukan rasa sukur dengan habisin makanannya aku sudah capek loh bikinnya, aku juga ngak mau dengar ada orang lain yang masuk ke dalam rumah tangga kita" Ucap ku sembari terkekeh pelan,

"Itu adalah hal yang sangat mustahil sayang, sampai kapan pun cuma kamu, aku di ciptakan hanya untuk kamu" Ucapnya dengan nada lembut dan aku bahkan hanya mengguk dan kembali menyantap makanan dengan tenang, tak ada lagi obrolan, hanya ada keheningan yang terpecahkan oleh dentingan sendok dan garpu yang bertemu piring.

Beberapa saat telah berlalu, sarapan pun sudah selesai, aku dan Angga berjalan beriringan menuju garasi, seperti biasa aku akan melihat kepergian Angga, dan seperti biasa aku akan menyemangatinya dalam bekerja

"Aku berangkat kerja dulu ya sayang, ingat kamu udah janjikan untuk keluar dari dunia model, kamu udah kerja dalam dunia permodelan ini lama banget, dan aku fikir udah waktunya kamu di rumah dan fokus buat ngurus aku" Ucap Angga dengan nada pelan sembari mengecup keningku,

Aku sampai melupakannya, setelah ini aku harus segera ke tempat pemotretan untuk kontrak yang terakhir kalinya, setelah ini aku akan mengundurkan diri dari dunia model ini, lagi pula Angga masih sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan ku, aku juga sudah sedikit jenuh, aku sudah berada di dunia ini sedari SMP dan ku pikir sudah waktunya untuk berhenti dan membiarkan generasi muda bersinar, aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu

"Iya Ngga, tapi tetep aja kan ngak bisa secepat itu juga kan?, kontraknya udah di tanda tangani, tinggal beberapa kali pemotretan, ini yang terakhir aku janji" Ucap ku memberi pengertian, Angga hanya menggukan kepalanya pelan, kamu sudah membahas masalah ini sedari lama dan setelah berdiskusi akhirnya aku memilih untuk melepaskannya

"Ya ngak papa sayang, kamu bisa kok nyelesain ini dulu, maaf ya aku terkesan maksa kamu buat berhenti" Ucap Angga pelan sembari mengelus surai hitam ku,

"Ngak Papa kok, aku ngak keberatan, lagian aku juga udah lama banget berada di dunia seperti ini, juga udah waktunya buat ngasih kesempatan pada yang lainya"

Ia tersenyum lebar sembari menatap ku dengan senyuman yang indah, ia adalah suami ku, dunia ku, cinta ku, dan segalanya bagiku, tentu saja setelah mama ku, aku tak mungkin meletakan mama ku di posisi kedua, mama selalu menjadi juara di hati ku, ah ia saat berbicara tentang mama aku bahkan menjadi kangen, sudah cukup lama aku tak berkunjung ke sana, setelah pemotretan aku sibuk dengan rumah dan saat malam hari?, tentu saja Angga tak akan akan melepaskan ku begitu saja, hingga bahkan lupa untuk menemaninya, mama pasti sangat kesepian

"Hmm yaudah aku berangkat ya" Ucapnya memeluk ku pelan, setelahnya ia mencium kening, kelopak mata dan kedua pipi ku

"Iya, hati hati yah di, aku sayang dan mencinta banget sama mu" Ucap ku pelan sembari melepaskan pelukan itu

"Tunggu aku pulang sayang" Ucapnya dan mengecup singkat bibir ku, setelah acara kecup mengecup selesai angga beranjak menuju mobil, saat mobil tak menjauh meninggalkan gerbang, aku beranjak masuk ke rumah, begitu banyak kekacauan yang harus aku bereskan.

"Huh, habis nganter suami beres beres rumah, enaknya lanjut tidur ni" Ucap ku pelan, yah memang kami memilih tak menggunakan jasa ART aku merasa jika diriku masih mampu untuk mengurus Angga

"Huh, ngantuk banget gue, tidur benter ngak papa kan yah" Ucap ku dengan nada pelan dan setelahnya merebahkan tubuhku di ranjang yang bahkan sangat empuk.

3

Hari sudah beranjak siang tersenyum beranjak menuju lemari besar yang berada di sudut kamar, aku ada pemotretan siang ini, dan yah aku harus berangkat, masih ada jadwal beberapa hari kedepan dan setelahnya aku akan bebas, libur untuk selama selamanya

Setelah memoles wajah dengan make up sederhana aku beranjak menuju garasi dan meninggalkan pekarangan rumah

Tak butuh waktu lama saat ini aku bahkan sudah berada di lokasi pemotretan, semua orang sibuk berlalu lalang untuk menyiapkan semuanya hingga seorang gadis datang menghampiri ku

"Cika akhirnya Lo sampe juga" Ucapnya dengan nada pelan,

"Hm, gimana?"

Ia adalah Celsi asisten yang beberapa waktu ini menemani ku, ia hanya lebih tua beberapa tahun dari ku, namun?, Jika di hitung lagi bahkan ia sudah menemaniku hampir delapan tahun ini, dan yah karena sudah dekat jadi kami bahkan tak terpengaruh dnegan profesi masing masing, bagi ku dia bukan hanya Seornag asisten, ia merupakan orang yang bahkan hampir setiap hari menemani ku, hal yang sangat wajar jika aku memperlakukannya seperti saudara

"Semua sudah di siapin" Ucapnya lagi

"Ah iya, baju Lo udah gue siapin noh, yuk gue bantu ganti pakaian" Ucapnya dengan nada pelan, dan tentu saja aku hanya membalasnya dengan anggukan pelan, dan setelahnya mengikuti langkah menuju ruang ganti

"Kenapa?" Ucap ku dengan nada pelan bagai mana tidak, bahkan aku sudah memperhatikan ya sedari tadi, ia termenung, ia sedang melamun, dan tidak biasanya ia melakukan kecerobohan dalam bekerja

"Ah" ia nampak kaget dan menatap ku dengan tatapan begitu bersalah

"Lo ngelamun?, Ada masalah apa ngomong aja"

"Lo serius mau ngundurin diri?" Ucapnya dengan nada tanya, Celsi, yah selain asisten ia juga manager ku dan ia lah yang mengatur semua jadwal dan kegiatan ku, aku tak terlalu suka keramaian dari itu aku memilih untuk menyatukan dua posisi itu, toh aku juga yakin jika ia sangat mampu dalam hal ini

"Hm, kan gue udah bilang sama lo" Ucap ku sembari menyisir rambutku dengan pelan

"Lo sedang di atas awan loh Cik, masak Lo mau lepasin ini gitu aja" Ucapnya lagi, ia menatap ku dengan tatapan harap, namun?, Aku bahkan sudah mengambil keputusan maka aku akan melakukanya, toh aku memang sudah berencana untuk berhenti Tampa Angga meminta

"Lo tau sendiri kan?, Selama ini kita selalu di atas awan, dan itu membuat kita jadi terhenti di zona nyaman ini, Lo tenang aja gue udah minta temen gue buat ngurusin Maslah pekerjaan Lo, Lo tinggal sebut aja mau kerja sama siapa gue pasti bakal naro Lo di sana" Ucap ku dengan pelan, aku tau kecemasan Celsi, namun?, Ia adalah wanita cerdas, dan aku juga yakin ia akan mendapatkan bos yang bahkan jauh lebih baik dari ku

"Bukan itu yang gue pikirin, cuma yah sayang aja Cik, pak Aimo bahkan udah nawarin perpanjangan kontrak loh, dan kali ini cukup gede" Ucapnya lagi

"Kita kelarin kontrak yang ada aja dulu Chel, terlalu lama di atas awan bikin gue takut tau ngak Lo, gue takut kalo suatu saat gue malah jatuh sejatuh jatuhnya bukan gue ngak udah percaya diri tapi, dari itu gue memutuskan buat turun sendiri, dan selesai secara baik baik" Ucap ku pelan, terlalu lama hidup dengan kejayaan terkadang membuat ku cemas, membuat ku takut jika suatu saat semua malah meninggalkan aku, aku takut saat semua bahkan berbalik dengan mudah dan pada akhirnya aku hanya akan menjadi mahluk yang paling hancur

"Hm, yah, Lo bener"

"Biarin yang muda buat nujukin diri mereka, gue yakin masih banyak anak anak yang memiliki kemampuan, kita cuma perlu ngasih dia kesempatan"

"Iya, Lo emang baik banget deh cik, gue bersyukur banget karena gue bisa kerja sama lo, gue bersyukur banget karena punya bos sebaik dan seasik Lo" Ucap Celsi dengan nada pelan dan aku bahkan hanya membalasnya dengan sebuah kekehan ringan

"Yaudah, udah kelar kan, yuk keluar, pemotretannya bakalan di mulai kan?"

"Iya, yuk keluar"

"Yuk"

"Tapi Cik, pak Aimo masih bersikeras, dan bahkan kali ini dia maksa buat ketemu sama lo"

"Yaudah, pemotretan masih beberapa menit lagi kan?, Kita ngobrol sama pak Aimo dulu aja"

"Hm, yaudah, gue siapin tempat dulu ya, Lo di sini aja dulu, jangan kelamaan di luar, entar item"

"Celah, setiap hari juga gue ngadep mata hari" Ucapku terkekeh pelan

"Yaudah deh, yuk" Ucap Celsi dengan nada pelan dan setelahnya segera bergerak meninggalkan ruang ganti ke tempat pak Aimo yang telah menunggu, aku dan pak Aimo sudah bekerja sama sejak dua tahun terakhir, ia adalah orang yang sangat baik dan sangat profesional dalam bekerja, hanya saja untuk kali ini aku tak bisa melanjutkan kontrak, hal ini tentu saja di karenakan tekat ku yang sudah memutuskan untuk berhenti

"Ah, selamat siang Bu Cika" Ucap pak Aimo dengan senyuman lebar tangannya terulur untuk menyalami ku dan tentu saja ku sambut dengan penuh keramahan

"Selamat siang pak Aimo, silahkan duduk" Ucap ku dengan nada pelan, sebagai rekan kerja tentu saja aku harus beramah tamah padanya

"Ah terimakasih" Ucapnya sembari menujukan diri

Aku pun juga ikut tersenyum dan mendudukkan diri di hadapannya, seperti biasa setiap pertemuan tengu saja harus di awali dengan sebuah basa basi, seperti bagai mana kabar atau apa lah itu, karena kami sudah bekerja sama selama beberapa tahun ini tentu saja kecanggungan sudah perlahan menghilang

"Bu Cika benar benar memutuskan untuk berhenti?" Ucapnya dengan nada pelan, dan hanya ku balas dengan sebuah anggukan pelan, ku lihat ia bahkan menghela nafas dengan pelan

"Apakah sudah mempertimbangkan nya" Ucap pak Aimo dengan pelan dan bahkan lagi dan lagi aku hanya mengguk dalam diam

"Sangat si sayangkan, model berkemampuan seperti anda harus mengundurkan diri di usia muda seperti ini" Ucapnya dengan nada tak rela, aku terkekeh pelan mendengarnya

"Ini adalah sebuah prinsip pak, di masa lalu saya sudah berjanji pada ayah saya, dan seperti yang telah di katakan, toh masih begitu banyak generasi muda yang bahkan aka jauh lebih bersinar dari pada saya" Ucap ku dengan lembut, pak Aimo mengguk pelan pertanda ia menyetujui ucapan ku

"Benar, anda adalah perempuan yang sangat berprinsip dan karena itulah saya sangat mengagumi anda"

"Ah terimakasih pak"

"Hm baik lah, saya memiliki beberapa urusan, karena anda menolak tawaran kali ini saya harus mencari model lain untuk bran ini"

"Mencari model yang fresh bukan hal yang sulit untuk seorang pak Aimo"

"Benar, selamat bekerja dan menikmati setiap detik akhir dari profesi ini" Ucap pak Aimo dengan nada pelan dan bahkan hanya ku angguki dengan pelan dan jangan lewatkan sebuah senyuman manis itu

"Selamat siang" Ucapnya dan setelah saling berjabatan tangan akhirnya kami berpisah

"Cik, ini ada telpon" Ucap Celsi dengan nada pelan sembari mengulurkan ponsel ku, aku tersenyum kecil saat melihat nama yang tertera di sana

"Hallo sayang" Ucap ku setalah telpon berhasil di hubungkan

"Halo, kamu lagi ngapain?, Udah di lokasi pemotretan ya?, Atau masih di rumah" Ucap Angga dari seberang sana

"Udah di lokasi, tinggal nunggu bentar buat giliran aku, aku datangnya kecepatan makanya nunggu gini" Ucap ku dengan nada lembut, benar aku bahkan datang setengah jam sebelum acara pemotretan, hal ini ku lakukan karena aku merasa bosan, toh di rumah aku hanya sendirian, dari pada pusing lebih baik di sini kan, ada Celsi yang biasa di ajak cerita dan ketawa bareng

"Yaudah, kamu semangat ya kerjanya" Ucap Angga dengan suara nan begitu lembut, hal ini jelas saja menerbitkan senyuman lebar di wajah cantik ku

"Iya sayang, eh, ngomong ngomong, kamu udah makan belum?" Ucap ku dengan nada pelan, hari sudah siang dan pastinya sudah masuk jam istirahat makan siang kan?

"Iya, bentar lagi makanannya sampe"

"Kami delivery lagi?" Ucap ku pelan, Angga bahkan sangat suka seperti ini, terlalu sibuk bekerja dan malah suka mengabaikan diri sendiri

"Kerjaan banyak jadi ngak keburu kalo makan di luar, lagian sama aja kan sayang" Ucapnya beralasan, aku hanya menghela nafas, benar, menjadi seorang pemimpin perusahaan tidaklah mudah, banyak hal yang harus ia hadapi, banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan

"Hm yaudah, aku lanjut kerja dulu ya, kamu juga jangan lupa makan" Ucapnya lagi, aku hanya mengguk dan bergumam pelan

"Jawab dong sayang, masak cuma ngangguk doang, kan aku ngak bisa ngeliat" Ucapnya yang membuat ku terkekeh geli

"Iya sayang, semangat kerjanya, semoga ini menjadi keberkahan buat kita" Ucap ku dengan pelan

"Iya sayang, aku tutup dulu yah, as sebenarnya masih pengen lanjut ngomong, tapi kerjaan aku banyak banget"

"Kerja dulu aja, toh di rumah kita juga punya banyak waktu buat ngobrol" Ucap ku lagi

"Hm, yaudah, da sayang I love you" Ucapnya dengan nada lembut dan membuat ku terkekeh geli

"I love you too" Ucap ku dengan nada lembut dan setelahnya tentu saja sambungan telpon di putuskan

"Sekarang udah waktunya, yuk" Ucap Celsi nada pelan, aku mengguk dan segera memulai pekerjaan, aku harus bekerja lebih keras agar semua selesai dengan cepat, aku masih memiliki 2 bulan kontrak lagi, dan tentu saja aku harus melakukan upaya terbaik untuk hasil akhirnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!