Sepasang pengantin nampak memperlihatkan wajah mereka yang sangat bahagia. Di malam resepsi pernikahan mereka yang di gelar di sebuah hotel mewah dan ternama.
Di samping mempelai, berdiri kedua orang tua mereka dengan wajah yang sama bahagianya.
Mereka adalah keluarga pengusaha kaya raya Mario Utomo dan keluarga Indrawan Baskara. Kedua keluarga besar itu sama sama punya perusahaan yang sangat sukses. Arjuna Utomo adalah putra dari pengusaha Mario Utomo. Sedangkan Kailani Indah Ayu adalah putri dari pengusaha Indrawan Baskara.
Arjuna dan Kailani memperlihatkan kebahagiaan mereka pada semua tamu undangan yang hadir pada gelaran resepsi pernikahan mereka malam itu.
Kedua orang tua Arjuna dan Kailani memang sudah bersahabat sejak lama.
Pernikahan antara Arjuna dan Kailani terjadi karena di latar belakangi perjodohan dan juga pernikahan bisnis.
Ayah Kailani semasa ia mendirikan perusahaan. Banyak berhutang kepada papa Arjuna. Setelah perusahaan Ayah Kailani sukses. Tetap saja, ayah Kailani harus membayarkan semua hutang hutang perusahaan kepada perusahaan milik papa Arjuna yaitu perusahaan Mario Utomo Crop.
Untuk mempererat dua perusahaan dan memperluas bisnis. Papa Kailani dan juga papanya Arjuna berniat menyatukan perusahaan mereka agar lebih kuat dengan menikahkan kedua putra putri mereka. Sebagai bentuk keterikatan dua keluarga dan perusahaan.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah. Apakah Arjuna dan kailani menikah karena saling mencintai?
Apakah mereka menikah atas dasar suka sama suka. Atau sebuah keterpaksaan?
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah gelaran resepsi pernikahan selesai. Arjuna dan Kailani langsung meninggalkan tempat resepsi.
Mereka berdua nampak berjalan menuju ke kamar hotel yang sudah di siapkan dan disediakan secara khusus untuk mereka. Agar mereka bisa menikmati kebersamaan di malam pertama setelah mereka sah menjadi pasangan suami istri.
Sebelum Arjuna dan Kailani meningalkan tempat resepsi malam itu.
Kedua orang tua Arjuna dan juga Kailani memberikan nasehat-nasehat dan petuah-petuah kepada kedua anak mereka. Agar mereka bisa menjalani pernikahan dengan baik dan bahagia bersama.
Dan nasehat-nasehat yang di sampaikan oleh orang tua mereka. Di tanggapi dengan anggukan kepala oleh Arjuna dan Kailani.
Sesampainya di kamar hotel. Arjuna langsung membuka pintu kamar hotel dengan akses card yang ia bawa.
Kemudian Arjuna mempersilahkan Kailani untuk masuk. Setelah Kailani masuk, Arjuna kemudian langsung menutup pintu kamar hotelnya.
Setelah kini mereka berdua berada di dalam kamar hotel. Arjuna dan Kailani nampak terlihat sedikit kikuk.
Tanpa bicara sepatah kata pun. Arjuna berjalan melewati Kailani menuju rajang kamar hotel.
Duduk di tepian ranjang. Arjuna kemudian melepaskan sepatu dan semua aksesoris yang melekat di tubuhnya.
Setelah melepas jas, dasi dan sepatutnya. Arjuna langsung merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang yang empuk di kamar hotel sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Aku tidak percaya jika semua ini terjadi padaku. Arjuna membatin.
Kailani yang saat itu masih berdiri membeku beberapa meter dari Arjuna yang merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Nampak memperhatikan pria yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya tersebut dengan tatapan nanar.
Kailani dan Arjuna sebenarnya sudah saling mengenal satu sama lain. Karena sejak dulu, kedua orang tua mereka memang sudah berteman akrab.
Bahkan Arjun, pangilan akrab pria 28 tahun itu juga sudah kenal Kay sejak kecil.
Wanita 26 tahun yang bernama lengkap Kailani Indah Ayu itu juga sudah kenal Arjun sejak lama. Hanya saja mereka tidak berteman akrab.
Sedikit ragu, Kailani berjalan ke arah Arjun dan ia ikut duduk di sisi Arjuna yang masih tidur tersebut.
"Seharusnya pernikahan ini tidak terjadi di antara kita." Kata-kata itulah yang meluncur dari mulut Arjuna. Begitu perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu tengah duduk di sampingnya.
"Pernikahan ini tidak seharusnya terjadi." ucap ulang Arjuna.
"Ya aku tahu. Aku tahu pernikahan ini memang tidak seharusnya terjadi. Jika kau tak mau menikah dengan ku. Kenapa kau menerimanya?" Arjun kemudian bangkit dari rebahanya ketika Kailani mempertanyakan hal itu.
"Sebelumnya aku menjawab pertanyaan mu, kenapa kau mau menikah dengan ku?" Tanya balik Arjun.
"Ku rasa kau tau apa yang terjadi dengan perusahaan papaku. Dan kamu yang sudah bekerja lama di perusahaan papa mu pasti juga paham dengan kondisi perusahaan papa. Papaku banyak berhutang pada perusahaan milik papa mu. Papa hanya memegang saham 40% dari total saham yang ada di perusahaan. Perjodohan kita memang sudah direncanakan. Bisa di bilang, papa menikahkan aku dengan mu sebagai balasan kebaikan Om Mario karena Om Mario sudah banyak membantu perusahaan papa."
"Kenapa kau tidak menentang?" Sebuah pertanyaan sarkatis yang Arjun tanyakan membuat Kailani sedikit tersinggung. Karena seolah olah Arjun menuduhnya hanya diam dan pasrah.
Sambil menahan emosi yang menyeruak dari dalam hatinya. Kailani menatap wajah Arjun dengan mata yang sudah memerah.
"Kau pikir aku setuju dengan pernikahan ini." ucap Kailani dengan nada suara bergetar.
Tidak mau menatap wajah Kailani yang menatapnya dengan tajam. Arjuna kemudian melegoskan wajahnya dan memandang ke arah sudut lain di ruangan kamar hotel.
"Pernikahan ini mengorbankan banyak hal dalam kehidupan pribadiku Arjun. Aku kehilangan banyak mimpi dan juga kehilangan banyak harapan dalam kehidupan pribadiku sendiri. Jika kau bertanya kenapa aku menerima pernikahan ini. Dan jika kau mengira aku hanya pasrah dan ada motif tertentu dalam pernikahan ini kamu salah." Jawab Kailani dengan nada serius.
Setelah mendengar jawaban Kailani. Arjuna kemudian bangkit dari duduknya dan ia menyerukan kedua tangannya di kedua sisi saku celananya.
Lalu ia berjalan mendekati jendela kamar hotel dan memandang kosong ke arah luar jendela. Yang pada saat itu waktu telah menunjukkan tepat tengah malam.
"Tidurlah Kay, istirahatlah. Kita bahas besok lagi. Kamu pasti lelah. Hari ini adalah hari yang panjang." Arjuna berkata lirih, dengan ekspresi wajah yang kini tampak melembut.
Setelah mendengar jawaban Kailani. Arjuna kemudian bangkit dari duduknya dan ia menyerukan kedua tangannya di kedua sisi saku celananya.
Lalu ia berjalan mendekati jendela kamar hotel dan memandang kosong ke arah luar jendela. Yang pada saat itu waktu telah menunjukkan tepat tengah malam.
"Tidurlah Kay, istirahatlah. Kita bahas besok lagi. Kamu pasti lelah. Hari ini adalah hari yang panjang bagi kita." ucap Arjuna sambil menatap keluar ke arah jendela.
"Kau harus tau Arjun. Aku tidak bisa untuk tidak menerima paksaan Papa, yang mengharuskan aku harus menikah denganmu. Papa ku mengancam dan sebagai anak aku tidak bisa untuk tidak menuruti apa kata papa. Itu tidak mudah untuk ku. Ada pengorbanan, dan hanya aku yang mengetahuinya."
Arjuna kemudian berbalik dan kembali berjalan mendekati Kailani. Lalu ia kembali duduk di samping Kailani.
"Kita sama-sama dalam situasi yang sangat rumit Kay."
"Apakah kau punya pacar?" tanya Kailani tiba-tiba kepada Arjuna.
Membahas soal pacar yang di tanyakan Kailani membuat Arjuna menunduk. Ia terlihat sedih.
"Aku sudah memutuskan pacarku, sebulan sebelum papa memaksaku untuk menikah denganmu. Aku bukan tipe orang yang suka membohongi wanita. Aku bukan tipe orang seorang pria yang tidak mau jujur dengan perasaannya. Aku tidak ingin menyakiti hati kekasihku disaat aku sudah mengatakan janji-janji manis. Tapi pada akhirnya aku menikah dengan orang lain. Aku sudah putus dengannya. Setelah papa memintaku untuk mau menerima dirimu untuk menjadi istriku. Aku hanyalah seorang anak angkat dari keluarga Utomo. Rasanya akan kurang ajar jika aku tidak mau menuruti apa kata papa." jelas Arjuna.
"Lalu bagaimana dengan dirimu. Apa kau juga punya kekasih?"
Dan pertanyaan Arjuna membuat Kailani memandang pria yang sebenarnya adalah teman masa kecilnya itu dengan tatapan kosong.
"Sama seperti dirimu Arjun. Aku sampai detik ini bahkan masih menjalani hubungan dengannya. Aku masih berkomunikasi dengan nya. Saat ini dia bekerja di luar negeri. Lebih tepatnya, kami menjalani hubungan LDR."
Untuk sesaat, baik Kailani dan juga Arjuna saling terdiam. Seolah-olah mereka sedang berpikir. Apa yang akan mereka lakukan setelah mereka resmi menjadi suami istri.
Sedangkan Arjuna dan Kailani lebih memaknai hubungan di antara mereka saat ini seperti hubungan pertemanan.
Karena sejak kecil mereka memang sudah berteman. Meskipun tidak akrab.
Karena Arjun dan Kailani bersekolah di sekolah yang berbeda.
Mereka sudah saling kenal karena kedua orang tua mereka sudah bersahabat sejak lama.
"Sebaiknya kita tidak usah terlalu memikirkan masalah ini. Kita bisa saja berakting. Jika kamu sepakat dengan ku. Aku akan berakting menjadi seorang suami yang baik untuk mu. Dan kamu juga bisa berakting menjadi seorang istri yang baik untuk ku. Kita jalankan saja peran kita sebagai sepasang suami istri yang terlihat bahagia di depan orang tua kita. Karena kita sama sekali tidak punya perasaan dari keterikatan cinta yang sesungguhnya. Untuk saat ini kita bisa bekerjasama berpura-pura menjadi pasangan yang bahagia. Bagaimana kedepannya nanti. Kita lihat saja."
"Ide yang bagus. Aku setuju dengan ide mu Arjun."
"Apa lagi yang bisa kita lakukan. Tidak perlu kita menyiksa diri untuk memaksa diri kita agar bisa saling mencintai dan menerima pernikahan paksa ini kan. Lebih baik kita jalani saja dengan kita berpura-pura saling mencintai."
Sebulan setelah pernikahan Kailani dan Arjuna berlangsung. Kedua orang tua Kailani dan juga Arjuna. Tidak mencurigai hal yang aneh pada anak anak mereka.
Padahal, sebenarnya Kailani dan Arjuna hanya berakting menjadi pasangan suami-istri yang bahagia.
Padahal mereka tidak saling mencintai. Seperti yang dihadapan kedua orang tua mereka.
Atas permintaan Mario Utomo, papa dari Arjuna. Mereka saat ini masih tinggal bersama keluarga besar Utomo. Di sebuah rumah mewah di perumahan eklusif di tengah tengah ibu kota.
Wulandari, mama dari Arjuna, sangat bahagia melihat pernikahan putranya dengan Kailani. Karena Wulandari juga sudah sangat kenal dengan Kailani sejak kecil. Bahkan ia sudah sangat menyayangi Kailani seperti anak perempuannya sendiri. Dan memang ia mendamba Kailani sebagai menantu idamannya.
Melihat gelagat kebahagiaan yang ditunjukkan oleh kedua anak-anaknya. Membuat Wulan yakin, jika pernikahan sang putera. Meskipun pernikahan itu atas dasar perjodohan. Tidaklah membuat anaknya menderita.
Wulan melihat kebahagiaan pada diri puteranya. Karena Arjuna menunjukkan raut kebahagiaan di wajahnya setiap kali mereka terlihat bersama.
Seperti contohnya pada pagi itu. Ketika keluarga besar Utomo sedang bersarapan pagi bersama di ruang makan
"Sayang, tolong ambilkan aku lauknya." pinta Arjun kepada Kailani. Yang saat itu duduk tepat di sebelahnya.
Melihat kata-kata manis yang keluar dari mulut Arjuna. Membuat Mario dan Wulandari tersenyum-senyum. Mereka sangat bahagia melihat Arjun bisa menerima Kailani.
Tanpa banyak protes, Kailani langsung menyendok kan lauk yang Arjuna minta dan menaruhnya ke piringnya.
"Terima kasih sayang." kata kata lembut yang Arjuna tujukan pada Kailani dibalas dengan senyuman oleh wanita berparas cantik tersebut.
"Lihatlah, kalian ini pasangan yang sempurna sekali." puji Mario bangga karena perjodohan yang ia gagas dengan Indrawan papa Kailani sepertinya berjalan sesuai harapan mereka.
"Kay, kamu harus tahu. Arjun adalah pewaris tunggal dari keluarga Utomo. Kami tidak punya anak selain Arjuna. Dan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Utomo akan jatuh ke tangan Arjuna kelak. Dan oleh sebab itu, dukunglah Arjuna. Cintailah dia dengan tulus, bahagiakan dia. Ada pepatah yang mengatakan, laki-laki hebat pasti di sampingnya ada perempuan yang luar biasa yang mendampinginya. Dan Mama ingin kamu menjadi wanita itu. Wanita yang luar biasa, yang mendampingi Arjuna." ucap Wulandari memberikan petuah kepada Kailani.
Kailani yang mendengar petuah itu hanya bisa diam dan tersenyum pada mama mertuanya.
Sekilas, Kailani menoleh ke arah Arjuna yang sejak tadi fokus makan. Pria itu nampaknya tidak terlalu mendengarkan perkataan sang mama.
"Ya ma, saya akan berusaha menjadi istri yang baik bagi Arjuna. Seperti yang mama dan papa inginkan."
"Bagus sekali Kailani. Papa sangat suka dengan sikap mu. Menikah karena dijodohkan itu bukan berarti buruk. Karena kita sudah tahu bibit dan bobotnya dari keluargamu. Kedua keluarga kita sudah bukan lagi orang asing. Bagi kami, mama dan papamu itu sudah seperti keluarga. Jika kedua keluarga ini bersatu dengan cara kalian menikah. Kenapa tidak, itu akan semakin mempererat hubungan keluarga kita. Kami selalu berdoa yang terbaik untuk kalian. Dan jangan lupa, cepat berikan kami cucu." Ucap Mario nampak bersemangat. Sampai sampai hal itu membuat Arjuna tersedak.
Karena ucapan sang papa yang menuntut dirinya harus segera memberikan keturunan untuk keluarga Utomo.
Melihat suaminya tersedak, secara inisiatif Kailani menyodorkan segelas air putih kepada Arjuna.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Setelah acara makan pagi selesai. Seperti biasa mereka semua menjalankan rutinitasnya masing-masing.
Mario Utomo masih aktif bekerja dan ia masih menjabat sebagai pimpinan perusahaan. Sedangkan Arjun menjadi direktur di perusahaan sang Papa.
Begitu pula dengan Kailani. Posisinya sama seperti Arjun di perusahaan papanya. Sudah setahun ini Kailani membantu papanya mengelola perusahaan. Kailani adalah anak ke satu dari dua bersaudara. Adiknya Monica saat ini masih menempuh pendidikan kuliah di Belanda.
Karena Arjun dan Kailani berkantor di gedung perkantoran berbeda. Setelah menikah dan tinggal bersama di keluarga Utomo. Kailani selalu berangkat bekerja bersama sama dengan Arjun.
Biasanya Arjun akan mengantar Kailani terlebih dahulu sebelum ia menuju kantornya.
Ketika mereka sedang menuju perjalanan ke kantor. Baik Arjun dan Kailani sama-sama terdiam.
Mereka nampak sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.
"Tante dan Om mengira kita menjalani pernikahan ini dengan bahagia dan menyenangkan. Padahal apa yang kita tunjukkan itu hanya kamuflase. Aku takut kedua orang kita justru menaruh harapan yang besar pada hubungan kita." ucap Kailani memecah keheningan saat mereka masih dalam perjalanan menuju kantor.
"Lalu apa yang kita harapkan Kay. Sejauh ini kita masih belum punya solusi kan, untuk tidak memusingkan pernikahan kita ini. Kita jalani saja akting kita." jawab Arjun sederhana.
"Seperti apa yang kita sudah sepakati di waktu malam pertama kita. Kita akan menjalani kehidupan kita masing-masing. Kamu juga aku perhatikan masih berkomunikasi dengan pacarmu yang tinggal di luar negeri. Aku membiarkan mu, aku tidak ikut campur."
"Ya, aku akui, aku memang masih menjalin komunikasi dengannya." jawab Kailani jujur.
"Tidak apa-apa, itu tidak masalah buat aku. Aku tidak ingin membuat terkekang dengan pernikahan kita. Aku sangat mengerti dirimu dan juga sangat memahami pernikahan ini hanyalah untuk membuat kedua orang tua kita senang. Untuk sementara ini aku tidak ingin berbuat yang macam-macam. Tapi, mungkin, kelak. Kita harus bicara jujur pada orang tua kita jika kita tidak bisa bersama. Kita bisa buat alasan kita tidak cocok dan lain sebagainya. Tapi untuk sementara ini, biarlah seperti ini. Kita jalanin saja semua sandiwara ini."
"Aku menurut saja dengan mu. Karena aku tidak beraksi sendiri." ujar Kailani pasrah.
"Semoga saja kita bisa bersikap profesional. Aku juga selama ini tidak pernah bersikap kurang ajar terhadapmu mu kan. Aku tetap menghargaimu dan menghormatimu. Bahkan sampai sejauh ini, aku tidak pernah menyentuh mu. Meskipun kita tidur dalam satu kamar dan satu ranjang." jelas Arjuna, mencoba menjelaskan pada wanita yang duduk di sampingnya itu agar ia tau jika dirinya sangat menjaga kehormatan Kailani.
Meskipun ia berstatus sebagai suami yang sah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!