Di sebuah kota kecil bernama Mythtown, terlihat seseorang yang sedang dirundung akibat jumlah mananya yang sama sekali tidak ada.
Orang-orang di sana juga tidak memedulikan itu, mereka hanya menatapnya dan sesekali menertawakannya, sebab mereka menganggap bahwa orang yang dirundung itu adalah orang dengan posisi terendah di antara manusia.
Dunia ini adalah dunia sihir dimana status orang ditentukan dari jumlah mana mereka, dan kalkulasi kemampuan dalam dunia dibedakan dari peringkat terendah E, A, S, SSS, sampai dengan Z+
Terdapat banyak ras di dunia sihir ini, namun manusia lah yang memegang populasi tertinggi.
Manusia adalah ras yang dibenci oleh ras lainnya, dikarenakan di masa lalu mereka suka menjajah wilayah ras lain dan merendahkan mereka.
Karena itu tidak jarang jika kerajaan di manusia sering berperang dengan ras lain.
Di dunia sihir dimana sebuah mana adalah hal paling berharga bagi makhluk hidup, terdapat 1 orang yang tidak terhitung dalam kalkulasi kemampuan, yaitu seseorang yang tidak memiliki mana sama sekali dalam tubuhnya.
Orang itu adalah laki-laki yang bernama Ryuuji, biasa dipanggil Ryuu, seorang lelaki berambut coklat dengan mata bulat tetapi tajam, memiliki tubuh yang terbilang kurus dan tinggi.
Mana adalah hal yang dapat dirasakan pada setiap makhluk hidup yang memilikinya, namun itu tidak dimiliki oleh Ryuu.
Ryuu adalah manusia yang tidak memiliki mana sama sekali ketika lahir, ia bahkan di buang oleh keluarganya sendiri karena itu.
Ryuu bertahan hidup hingga berumur 16 tahun dengan menjadi pekerja kasar, ia bahkan tidak dibayar dengan layak setelah bekerja keras tiap harinya.
Karena dianggap sebagai aib, Ryuu sering diusir dari kota, membuat dia selalu berpindah-pindah tempat untuk berusaha mencari makanan walaupun sedikit.
Namun itu tetap tidak menghilangkan penghinaan yang dilontarkan pada Ryuuji setiap harinya, yang dianggap sebagai manusia rendahan.
"Cepatlah jalan dasar bodoh!!" Seorang petualang laki-laki menendang Ryuu dari belakang hingga terjatuh.
*Bruk!*
Ryuu yang sedang membawa berbagai material di tasnya menjadi berserakan di lantai karena dia terjatuh.
"Ahahahaha, lihat dia, dia menjatuhkan seluruh material yang kita susah-susah kumpulkan tadi." Ucap seorang petualang wanita.
"Dasar sampah tidak berguna, cepat kumpulkan semua itu!!"
"B-baik!" Ryuu langsung dengan buru-buru mengambil semua barang material yang berserakan di lantai.
Orang-orang di sekitar yang melihat Ryuu sama sekali tidaklah merasa kasihan kepadanya, melainkan menertawakannya.
Ryuu hanya terdiam sambil mengambil material yang berserakan di lantai dengan kepala tertunduk
...----------------...
Siang harinya ketika Ryuu sudah selesai melakukan pekerjaannya...
"Sudah sana pergi, pekerjaanmu sudah selesai hari ini."
"? mengenai bayaranny-"
"Apa? bayaran? setelah kamu menjatuhkan material kita tadi, jangan harap kita akan memberi uang sepeserpun padamu."
"T-tetapi aku-"
"Apa? kamu mau protes?!"
"T-tidak..."
"Kalau begitu pergi sana, aku muak melihatmu di sini."
"...."
Ryuu dengan pasrah berjalan menjauhi para petualang yang tadi menyewanya dengan tangan kosong
ia terpaksa melakukan itu karena Ryuu tau bahwa sia-sia melawan mereka, sebab itu hanya akan membuat nyawanya berbahaya jika dia melawan mereka.
Memikirkan bahwa dirinya tidak akan makan hari ini, perut Ryuu berbunyi karena kelaparan.
*Gyuuu~~~{Suara perut keroncongan}
"Hari ini juga tidak makan ya..." Ucap Ryuu melihat ke perutnya
Sudah 3 hari sejak Ryuu terakhir makan, bahkan saat itu ia hanya memakan roti yang sudah basi.
Dan Ryuu tidak bisa melakukan apa-apa soal itu, sebab dia sama sekali tidak mempunyai uang untuk membeli makanan.
Itu karena banyak orang yang tidak menghargai kerja keras Ryuu saat bekerja.
Mau bagaimana lagi? itu karena mananya yang berjumlah 0.
Mana bukanlah hal yang bisa diperoleh dengan berusaha, karena jumlah dan kualitas mana ditentukan ketika lahir.
Itu membuat Ryuu pernah menganggap bahwa Dewa membencinya, sehingga dia diberi mana yang berjumlah 0.
Namun tetap saja, walau ia memprotes ke Dewa ia tidak akan mendapatkan apa-apa dari itu.
Makanya Ryuu memutuskan untuk diam dan menerima hidupnya apa adanya.
Sambil memikirkan itu, Ryuu mendengar sebuah suara samar dari bawahnya.
*Miaw {Suara Kucing}
"?"
Ketika hendak berjalan ke luar kota, Ryuu mendengar sebuah suara kucing dari bawah jembatan batu tempat ia berdiri sekarang.
Ryuu yang penasaran memutuskan untuk memeriksanya dengan menundukan kepalanya dari pagar jembatan.
*Miaw miaw miaw
Ketika memeriksanya, Ryuu melihat seekor kucing putih berekor 3 yang menempel di dinding jembatan.
Ryuu sedikit kebingungan melihat kucing itu karena ekornya yang berbeda dari kucing biasanya.
"Spesies lain?" Pikir Ryuu.
Kucing itu sedang berusaha untuk menempel di dinding jembatan agar tidak terjatuh ke sungai dibawahnya.
*Miaw~~
Karena Ryuu kasihan melihatnya, Ryuu langsung mencari sesuatu di sekitarnya untuk dapat meraih kucing itu.
Namun sesaat ketika Ryuu melihat ke sekitarnya, salah satu cakar kucing itu lepas dari dinding hingga membuatnya hampir jatuh.
*Miaw!
Ryuu yang melihatnya dengan cepat turun dari jembatan untuk menyebrangi sungai itu agar bisa menangkap kucing itu jika terjatuh.
Setelah sampai di tengah sungai, Ryuu mengulurkan tangannya untuk menangkap kucing itu.
"Ayo, kamu bisa turun sekarang." Ucap Ryuu sambil mengulurkan tangannya dari bawah jembatan.
Seolah mengerti perkataan Ryuu, kucing itu melompat turun ke tangannya.
*Miaw* Kucing itu mendarat tepat di tangan Ryuu.
Setelah menangkapnya, Ryuu pergi ke tepi sungai untuk menaruhnya.
"Kamu sudah aman sekarang." Ucap Ryuu.
Kucing itu dengan tenang berpindah tempat dari tangan Ryuu ke daratan
Setelah Ryuu menaruhnya, Ryuu segera naik ke daratan.
Baju Ryuu basah akibat dia turun ke sungai tadi.
"Sepertinya aku harus berjemur sedikit." Ucap Ryuu.
Setelah melihat sekilas ke arah kucing itu, Ryuu segera berjalan kembali menuju gerbang kota.
*Miaw~
Namun kucing itu mengikuti Ryuu.
"Hmm? bukankah kamu seharusnya pergi ke majikanmu?" Ucap Ryuu.
*Miaw miaw*
Seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, kucing itu memutari Ryuu lalu melompat ke bahunya.
"Eh?" Ryuu terkejut dengan kucing itu yang melompat ke bahu Ryuu.
*Miaw~
Karena Ryuu merasa bahwa kucing itu tidak akan menurut, Ryuu akhirnya terpaksa membawa kucing itu bersamanya.
"Baiklah, sepertinya kamu akan ikut denganku." Ucap Ryuu
...----------------...
Ketika sudah sampai di padang rumput hijau yang sepi, Ryuu membaringkan badannya di tanah untuk berjemur.
"Enaknya..." Ryuu menikmati sensasi panas dari matahari yang menghangatkan tubuhnya.
Kucing di bahu Ryuu juga berbaring di sampingnya untuk berjemur.
Ryuu sengaja memilih tempat yang sepi agar tidak ada orang yang menganggunya untuk berjemur.
Itu karena dirinya tidak ingin ada orang yang merundungnya, itulah mengapa dia memilih berjalan menjauhi kota daripada berada di dekatnya.
Padang rumput tempat Ryuu berjemur sekarang terletak sedikit jauh dari kota Mythtown, yang membuatnya bisa merasa santai karena jarang ada orang di sana.
Namun sesaat setelah dia menikmati panasnya matahari, sebuah suara tiba-tiba muncul dari kepalanya.
[Menyinkronkan sistem dalam tubuh]
[Hasil : Cocok]
[Sistem sedang diinstal]
[10%... 20%...]
[Berhasil]
[Sistem Tangan Dewa telah terpasang dalam tubuh]
"Hmm?" Ryuu sedikit terkejut dengan kemunculan suara yang tiba-tiba dari kepalanya.
Lalu tidak lama setelah itu, waktu yang ada di dunia membeku. hembusan angin, suara rumput, dan pemandangan disekitar Ryuu berhenti dalam sekejap.
Namun Ryuu masih bisa bergerak di waktu yang berhenti itu.
"Eh? apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap Ryuu kebingungan.
*Miaw!* Kucing yang berada di sebelah Ryuu berlari ke belakang.
Ryuu segera melihat ke arah dimana kucing itu berlari
Dan ketika Ryuu melihat kebelakangnya, Ryuu melihat sesosok anak laki-laki berambut emas yang hanya memakai sehelai kain untuk menutupi tubuhnya.
"Yo!" Ucap anak laki-laki itu melambaikan tangan
"?!" Ryuu terkejut dengan kemunculan anak itu yang tiba-tiba.
Kucing yang diselamatkan Ryuu sebelumnya melompat ke bahu anak itu.
"Pleta! sudah kubilang untuk tidak berlarian ke mana-mana kan? apakah kamu tau betapa susahnya aku mencarimu kemana-mana?" Ucap anak laki-laki itu pada kucing disamping nya yang dinamakan Pleta.
"Pleta?" Ucap Ryuu pelan.
Anak laki-laki itu segera mengarahkan pandangannya kembali pada Ryuu.
"Ya, kucing ber ekor 3 ini namanya adalah Pleta. dia adalah peliharaanku."
Ryuu langsung memahami maksud dari anak itu.
"Ah, begitu ya. syukurlah, aku kira dia akan terus mengikutiku sampai malam nanti."
"Ahahahaha aku sungguh berterima kasih padamu loh manusia, karena aku tidak bisa seenaknya turun ke dunia, makanya aku panik ketika melihat Pleta tadi hampir terjatuh ke sungai. Aku ucapkan terima kasih padamu yang telah membantunya tadi."
"Hah? turun ke dunia? apa maksudmu" Tanya Ryuu
"Eh? aku belum memperkenalkan diri ya? maafkan aku, aku akan segera memperkenalkan diri sekarang."
Anak lelaki itu memperbaiki posturnya dan menghela napas sedikit sebelum melanjutkan.
Rambut emasnya yang diurai, membuat suasana terasa anggun di sekitar anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu menaruh tangan kanannya di dadanya dan berkata kepada Ryuu di depannya.
"Perkenalkan, namaku adalah Teotoros, teman-teman ku biasa memanggilku Teo, dan aku adalah Dewa Penciptaan sekaligus Kehancuran. Salam kenal, manusia unik yang tidak mempunyai mana dalam tubuhnya."
"D-dewa? a-apakah kamu benar-benar seorang dewa?" Ucap Ryuu dengan gugup.
"Itu benar kok, seperti yang kamu lihat saat ini, waktu dunia berhenti sesaat ketika aku datang kan?" Ucap Teo.
Ryuu melihat ke sekitarnya untuk memastikan
"I-itu benar sih.."
"Itu adalah pertanda apabila seorang Dewa turun ke bumi, namun karena aku ingin mengobrol denganmu, aku sengaja membuatmu tetap sadar."
"B-begitu ya.."
Bagi manusia, Dewa adalah sosok Mahakuasa yang mempunyai kekuatan luar biasa di luar akal sehat manusia.
Dan manusia biasanya memberi persembahan kepada mereka di kuil sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa.
Namun Ryuu yang tidak mempunyai apa-apa untuk diberikannya, bingung harus memberikan apa sebagai persembahan pada Dewa di depannya.
"Barusan kamu memikirkan tentang memberikan aku persembahan kan? jangan pikirkan itu, karena bukan itu tujuanku ke sini." Ucap Teo.
Ryuu terkejut karena Teo bisa mengetahui isi pikirannya tanpa bertanya.
"A-apakah itu salah satu dari kemampuan Dewa?" Tanya Ryuu.
"Ah, betul. Aku bisa membaca pikiranmu. itu juga salah satu bentuk bukti bahwa aku adalah Dewa." Jawab Ryuu.
Ryuu sekarang sudah sepenuhnya percaya bahwa sosok anak-anak di depannya adalah Dewa.
Namun ia masih bingung kenapa seorang Dewa repot-repot datang ke bumi untuk bertemu dengannya.
"J-jika aku boleh tau, kenapa seorang Dewa repot-repot turun ke bumi untuk bertemu orang sepertiku?" Tanya Ryuu.
"Itu karena aku ingin berterima kasih secara langsung padamu." Jawab Teo.
"Eh? berterima kasih?"
"Ya, aku ingin berterima kasih karena kamu telah menolong Pleta tadi."
"Pleta, apakah maksudnya adalah kucing ber ekor 3 itu?" Ryuu memastikan.
"Ya, aku ingin berterima kasih padamu karena telah menolong dia sebelumnya. Maka dari itu aku sudah memberikan sedikit hadiah padamu sebelumnya bukan?"
"Eh hadiah?"
"Ya, jika kamu perhatikan baik-baik, kamu seharusnya mendengar sebuah suara di kepalamu tadi kan?"
Ryuu memang mendengar sebuah suara di kepalanya tadi.
Tepatnya sebelum waktu di dunia berhenti.
"I-iya, kalau tidak salah suara itu mengatakan sesuatu seperti...
"Tangan Dewa." Ucap Teo.
Ryuu mengangguk setuju sebagai tanggapan.
Namun kata Dewa itu sendiri sudah membuat Ryuu ketakutan ketika mendengarnya.
"Tangan Dewa, aku memang mendengar itu sebelumnya, namun sebenarnya apa itu?" Tanya Ryuu.
Teo mengangkat tangannya.
"Seperti namanya, itu adalah Tangan Dewa. Yang artinya adalah tangan yang memiliki kekuatan Dewa."
"K-kekuatan Dewa?"
"Ya, contohnya saja seperti ini."
Teo mengulurkan kedua tangannya ke depan, dan seketika sebuah partikel emas muncul dari tangannya dan menyatu hingga membentuk sebuah pedang asli.
Ryuu membelalakkan matanya melihat itu di depan matanya.
"Ini adalah salah satu kemampuan dari Tangan Dewa, yaitu [Penciptaan].
Ryuu tidak percaya bahwa kemampuan itu sekarang ada dalam dirinya saat ini.
Berpikir bahwa dirinya yang tidak mempunyai mana sama sekali dapat mempunyai kekuatan seorang Dewa.
"Tetapi, bukankah itu pasti memerlukan mana yang banyak? sedangkan aku tidak mempunyai mana sama sekali." Ucap Ryuu.
Teo menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Ryuu.
"Tidak kok, Tangan Dewa sama sekali tidak memerlukan mana, itulah mengapa aku memberikan itu padamu."
Ryuu sekali lagi membelalakkan matanya mendengar perkataan Teo.
"T-tidak memerlukan mana? apakah itu berarti penggunaannya tidak terbatas?" Tanya Ryuu.
"Seperti yang kubilang, itu tidak memerlukan mana sama sekali, namun ada suatu kondisi dimana mungkin kamu akan kelelahan jika menggunakannya terus menerus, bagaimanapun juga kamu adalah manusia dan bukanlah Dewa."
"B-begitu ya.." Ryuu melihat ke arah tangannya sendiri.
"Aku tidak bisa menjelaskannya secara rinci mengenai Tangan Dewa, karena itu kamu bisa menanyakannya pada sistem yang sudah kuberikan pada tubuhmu untuk membantumu."
"Sistem?" Tanya Ryuu
"Ya, sistem itu menyatu pada Tangan Dewa, dan kamu bisa mencoba memanggilnya sendiri nanti. Kalau begitu, karena tujuanku sudah tercapai, aku akan pergi sekarang. Sekali lagi Terima kasih karena telah menolong Pleta tadi." Ucap Teo
Tiba-tiba sebuah cahaya turun dari atas langit dan menimpa Teo, lalu ketika cahaya itu hilang tubuh anak-anak yang tadi Ryuu lihat sekaligus kucing ia tolong sudah menghilang dan waktu kembali berjalan seperti semula.
*Wuushh~~{Suara angin}
Ryuu masih melihat ke arah tempat di mana Teo tadi berdiri sambil memikirkan tentang apa yang barusan terjadi pada dirinya sekarang.
Sebuah Dewa datang pada dirinya dan memberikannya sebuah anugerah berupa Tangan Dewa.
Ryuu berpikir, bahwa apakah Tangan Dewa itu kelak bisa mengubah hidupnya? yang saat ini sangat direndahkan karena mananya yang berjumlah 0?
Ryuu dengan perlahan melihat ke arah kedua tangannya sambil kembali duduk di padang rumput.
Ia memikirkan hal yang bisa dilakukan oleh tangan dewa itu, seperti hal layaknya [Penciptaan] yang dilakukan oleh Teo tadi.
Ryuu teringat pada perkataan Teo tadi, bahwa dirinya bisa menanyakan tentang itu kepada sistem yang menyatu dengan Tangan Dewa.
Namun Ryuu masih belum tau bagaimana cara memanggil sistem itu.
Ryuu dengan perlahan berbisik pada dirinya untuk mencoba memanggil sistem itu pelan-pelan.
"S-sistem..."
[Apakah anda memanggil saya master?]
"?!" tubuh Ryuu meloncat kaget karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul dari kepalanya.
Namun Ryuu segera menenangkan dirinya, dan berkata kepada suara itu.
"Apakah kamu sistem yang menyatu dengan Tangan Dewa?" Tanya Ryuu.
[Itu benar]
"Lalu, apakah kamu bisa menjelaskan mengenai dirimu sendiri? mungkin agar kita bisa mengenal."
[Tentu saja, aku adalah sebuah sistem yang diciptakan untuk memandu master dalam menggunakan Tangan dewa, aku bisa memberikan berbagai paduan dalam penggunaan Tangan Dewa dengan benar, apabila master ingin menanyakan saya mengenai pendapat mungkin saya juga bisa menjawabnya]
"B-begitu ya... k-kalau begitu, apakah kita bisa menentukan namamu dulu? karena sepertinya terlalu kaku jika aku memanggilmu sistem."
[Tentu saja, apa nama yang ingin master panggil padaku?]
"Umm.. karena suaramu mirip dengan lelaki, maka mungkin aku akan memberikanmu nama laki-laki.."
[Aku bisa mengubah suaraku menjadi perempuan jika master mau, ini hanyalah setingan awalku ketika aku diinstal pertama kali]
"B-begitu ya.. tetapi bagiku lebih baik jika lelaki daripada perempuan, agar aku mungkin tidak gugup ketika berbicara.."
[Itu adalah keputusan master]
Ryuu berpikir sejenak tentang nama lelaki yang ingin dia berikan pada sistem tangan dewa.
Dan ketika sudah memikirkannya selama 10 menit, Ryuu berkata kepada sistem.
"Kalau begitu, bagaimana dengan Axel?" Ucap Ryuu.
[Axel? apakah itu nama yang ingin master pakai untuk memanggilku?]
"Bukan, aku ingin bertanya apakah itu mungkin cocok untukmu..
[Semua nama yang diberikan master sudah pasti cocok denganku, jadi tidak perlu khawatir]
"Kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu Axel oke?"
[Tentu saja tuan]
Axel sudah menjadi nama resmi sistem yang akan menjadi rekan pertama Ryuu.
"Kalau begitu Axel, bisakah kamu memberitahuku mengenai kemampuan yang dimiliki oleh Tangan Dewa ini?" Tanya Ryuu.
[Tentu saja master, kemampuan yang dimiliki oleh tangan dewa bermacam-macam, contohnya saja penciptaan, peniruan, penghancuran, pelepasan, penyembuh, pemodif, pengendali, pengatur, pemanggil, pembentuk, penyerapan, dan lain-lainnya]
"S-sepertinya banyak sekali ya.. apakah kamu bisa memberitahuku tentang kemampuan apa yang harus kupelajari awal-awal?"
[Tentu saja, kemampuan yang menurut saya paling baik untuk master pelajari awal-awal adalah kemampuan penciptaan]
"Penciptaan? seperti yang dilakukan Dewa tadi ya?"
[Itu betul, dengan penciptaan, tuan dapat menciptakan apa saja yang ingin tuan inginkan. Namun itu tetap bergantung pada seberapa kuat imajinasi tuan dapat membayangkannya]
"Hmm? itu berarti penciptaan hanya bergantung pada imajinasi saja?"
[Ya, itu betul, master bisa mencobanya sendiri sekarang]
"Apakah aku harus mengulurkan tanganku seperti tadi?"
[Iya, tuan bisa memilih untuk mengulurkannya ataupun mengarahkannya, setelah itu tuan hanya perlu membayanginya dan mengatakan Creation untuk membuatnya]
"Aku mengerti, tetapi sebaiknya apa yang harus kumulai pertama kali ya.."
[Saya sarankan untuk membayangkan hal yang mudah-mudah saja, dikarenakan mungkin akan terlalu membebani tubuh master jika terlalu dipaksakan saat pertama kali mencobanya]
"Baiklah, aku akan mencoba membayangkan sesuatu yang ringan." Ryuuji menutup matanya untuk fokus berimajinasi.
"Sesuatu yang ringan, sesuatu yang ringan....apakah mungkin itu roti?" Pikir Ryuuji dalam pikirannya.
Setelah membayangkan roti dalam imajinasinya, Ryuuji langsung memulai tahap penciptaan selanjutnya.
"Creation." Ucap Ryuuji.
Sebuah partikel muncul di atas telapak tangan Ryuuji dan mulai menyatu perlahan membentuk pola sesuai yang dibayangkan Ryuuji dalam pikirannya.
[Mengkonfirmasi Penciptaan]
[Jenis Penciptaan : Makanan]
[Jenis material : roti]
[Ukuran : sudah ditetapkan dalam imajinasi]
[Mulai memproses penciptaan...]
[10%.....50%...]
[Penciptaan berhasil dilakukan]
Partikel yang melayang di atas tangan Ryuu mulai perlahan menyatu dan membuat cahaya yang ketika redup memperlihatkan sebuah roti berbentuk bulat sesuai yang dibayangkan Ryuu dalam pikirannya.
Ryuu yang merasakan ada sesuatu yang menimpa tangannya, dengan perlahan membuka matanya.
"?! hebat! benar-benar sesuai dengan apa yang kubayangkan." Ucap Ryuuji sambil melihat ke arah roti yang ia buat.
Karena Ryuuji tidak makan selama 3 hari, Ryuuji langsung memakan roti itu dengan lahap.
"Enak! sudah lama sekali sejak aku makan roti!" Ryuuji memakan roti yang ia buat dengan lahap.
[Ukurannya sudah disesuaikan sesuai imajinasi master, setelah master menciptakan barang yang pernah master ciptakan sebelumnya, itu dapat dengan instan diciptakan tanpa perlu memprosesnya berulang kali]
"? apakah itu berarti aku bisa menciptakan roti ini berulang-ulang dengan instan?"
[Ya, itu dapat dilakukan hanya dengan membayangkannya sekilas sama seperti tadi]
"Kalau begitu.."
Ryuuji membayangkan roti yang ia bayangkan tadi sekilas.
"Creation."
Dan sebuah cahaya muncul di telapak tangan Ryuuji dan memperlihatkan ukuran roti yang sama seperti yang tadi Ryuuji bayangkan secara cepat.
*Tuk tuk tuk tuk
Roti yang keluar dari tangan Ryuuji sangatlah cepat hingga Ryuji kebingungan bagaimana cara menghentikannya.
"A-axel, bagaimana cara menghentikannya?"
[Tenang saja, master hanya perlu mengatakan berhenti]
"B-berhenti!" Ucap Ryuuji
Roti yang keluar dari telapak tangan Ryuuji langsung berhenti.
"Phewww, aku kira itu akan terus keluar seperti air terjun." Ryuuji mengelap keringat di dahinya dan mengambil salah satu roti yang ia buat lalu memakannya lagi.
[Sekarang tuan sudah tau perbedaannya bukan? saat pertama kali tuan menciptakan barang, itu akan diproses terlebih dahulu oleh sistem, dan ketika itu sudah diciptakan, sistem akan otomatis menyimpan datanya sehingga tuan hanya perlu membayangkannya sekilas untuk menciptakannya]
"Aku mengerti, namun bagaimana dengan benda yang mungkin lebih rumit dari ini?"
[Itu tetap bisa dilakukan, namun mungkin hanya dalam jumlah yang terbatas, sebab tubuh tuan akan kelelahan]
"B-begitu ya, kalau begitu apakah aku boleh mencobanya?" Tanya Ryuuji.
[Tentu saja, namun perlu diingat, jika barang yang diciptakan sangat berat hingga membebani tubuh, maka itu akan segera ditolak oleh sistem]
"Aku mengerti, aku akan berhati-hati." Ryuuji memejamkan matanya sekali lagi untuk membayangkan dan mengarahkan tangannya ke tanah.
Dan setelah 5 menit memejamkan mata, Ryuuji sudah membayangkan dengan betul apa yang ingin dia buat.
"Creation."
Sebuah partikel yang berjumlah lebih banyak dari sebelumnya muncul di tanah yang diarahkan oleh tangan Ryuuji dan saling mendekat membentuk pola.
[Mengkonfirmasi penciptaan]
[Jenis Penciptaan : Benda]
[Jenis Benda : Lemari]
[Ukuran: sudah ditetapkan dalam imajinasi]
[Mulai memproses penciptaan..]
[10%....30%....70%]
[Penciptaan berhasil dilakukan]
Partikel yang mengumpul di tanah yang diarahkan oleh tangan Ryuuji mengumpul menjadi satu dan menciptakan sebuah lemari kayu sesuai yang dibayangkan Ryuuji dalam pikirannya.
Ryuuji yang mendengar di dalam pikirannya bahwa penciptaan berhasil dilakukan langsung membuka matanya untuk melihat.
"W-woah, benar-benar berhasil ya.." Ryuuji memegang lemari kayu yang dibuatnya dan membuka lacinya satu per satu untuk memeriksanya.
Dan hasilnya benar-benar sesuai apa yang dibayangkan Ryuuji dalam pikirannya.
"A-axel, apakah mungkin aku bisa membuat rumah dengan [Penciptaan]?
[Itu bisa saja, namun sepertinya tubuh master yang sekarang belum cukup kuat untuk menahan bebannya, tuan harus terus melakukan penciptaan dalam jangka waktu tertentu agar tubuh tuan dapat terbiasa dan menjadi kuat]
"Eh? apakah itu berarti penciptaan menggunakan stamina?"
[Tentu saja, untuk melakukan penciptaan, diperlukan stamina yang banyak tergantung dari benda yang dibuat. Jika master melakukan penciptaan terus menerus setiap waktunya, itu sama saja seperti berolahraga untuk melatih stamina master]
"B-begitu ya, jadi aku harus mulai dari yang terkecil dulu.."
[Ya, cobalah untuk membuat roti yang tadi dibuat oleh master berulang-ulang kali, itu perlahan dapat memperkuat stamina master jika dilakukan secara rutin]
"Baiklah, aku akan mencobanya sebanyak yang aku bisa, namun kali ini aku tidak akan membuat roti, aku akan membuat sesuatu yang lain, creation."
...----------------...
Ryuuji memilih untuk membuat balok kayu kecil untuk melatih staminanya, karena jika ia terus membuat roti, maka ia akan kesusahan dalam menghabiskannya. Sebab Ryuuji tidak suka membuang-buang makanan
Dan sekarang 2 jam lebih sudah berlalu semenjak Ryuuji menciptakan balok kayu terus tanpa henti, sekarang Ryuuji sudah menciptakan lebih dari 200 balok kayu.
Ryuuji bingung bahwa dirinya masih belum kelelahan setelah menciptakan hingga sebanyak itu.
"Axel, kukira aku akan kelelahan ketika aku menciptakan 100 roti, namun kenapa aku hanya merasa biasa saja?"
[Itu karena stamina master yang tinggi, sepertinya master cukup sering melatih tubuhnya]
"Hmm? seingatku aku belum pernah melakukan olahraga sama sekali."
[Kalau begitu apakah master sering melakukan pekerjaan berat?]
"Ah, kalau itu sepertinya iya."
[Maka sudah pasti itu alasannya, melakukan pekerjaan berat akan secara tidak langsung melatih tubuh, dan master yang telah melakukan pekerjaan berat berkali-kali telah membuat tubuh master menjadi lebih kuat]
"Hmm, aku penasaran dengan itu, sepertinya kondisi fisikku cukup bagus."
[Apakah master ingin memeriksanya?]
"Eh? apakah itu bisa?"
[Tentu saja, master hanya perlu mengatakan statistik]
"Statistik."
Sebuah layar biru muncul di depan wajah Ryuuji yang memperlihatkan keseluruhan statistik Ryuuji saat ini.
~~~~
[Nama : Ryuuji]
[Umur : 16 tahun]
[Tinggi : 178 Cm]
[Berat badan : 64 kg]
[Kekuatan Fisik : B]
[Stamina : A]
[Mana : -]
[Kelincahan : D]
[Kecerdasan : B]
[Ketangkasan : A]
[Kemampuan bertarung : D]
~~~~
"Sepertinya staminaku memang cukup banyak, namun kemampuan bertarungku.."
[Kemampuan bertarung dapat ditingkatkan, master hanya perlu mempelajari teknik-teknik bertarung ataupun menirunya dari orang lain]
"Meniru dari orang lain? apakah itu bisa?"
[Bisa, dengan kemampuan peniruan dari Tangan Dewa maka master dapat meniru teknik orang lain dengan mudah]
"Sepertinya Tangan Dewa memanglah sangat luar biasa."
[Apakah master ingin mempelajarnya sekarang?]
"Tidak, aku ingin fokus melatih staminaku untuk sekarang."
[Jika itu keputusan master maka saya akan menurutinya]
Ryuuji tetap melanjutkan penciptaanya dengan terus membuat balok kayu untuk melatih staminanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!