NovelToon NovelToon

MY DOKTER Is My WIFE

pengenalan tokoh

MUHAMMAD NARENDRA IBRAHIM.

Putra kembar dari pasangan Kimberly dan Zein

umur 26 tahun. seorang CEO di IBRAHIM teknologi. Tampan, narsis. tetapi semua berubah setelah sebuah kecelakaan yang mengakibatkan dia lumpuh.

Dr Raisha putri cahyani putri dari pasangan Syarief dan Cahaya

Umur 22 tahun.seorang dr bedah yang baru saja lulus. cantik, lembut, baik hati dan di sukai banyak orang.

Di hari yang paling istimewa, di hari kelulusan raisha, gadis cantik berhijab itu mendapat gelar Dr spesialis bedah termuda di yogyakarta. khususnya di Universitas gajahmada.

Seharusnya hari ini dia bahagia tapi semua itu hanyalah angan angannya, Ayah yang piling dia sayangi mengalami kecelakaan saat. berangkat menghadiri acara wisudanya.

Raisha mendapat kabar kalau ayahnya meninggal dalam kecelakaan tersebut, mobil yang dia tumpangi bertabrakan dengan truck muatan telor.

"Tidaak, Ayaah." Raisha tidak peduli lagi acara wisuda itu, dia berlari keluar gedung utama UGM, tubuhnya lemas, bagaikan melayang tanpa tulang, topi serta pakaian toganya sudah jatuh entah dimana. Vina sahabat dekatnya mengejar gadis cantik tersebut keluar.

"Kamu kenapa rei?" tanya Vina kebingungan y tiba tiba Raisha berteriak dan berlari sambil menangis histeris, padahal namanya di panggil oleh mc.

"Ayahku kecelakaan saat berangkat ke sini vin dia hik hik." Raisha memeluk rosa dengan erat, menumpahkan air matanya. Vina tadi datang kesana karena ingin menghadiri acara wisuda Raisha, sementara dia masih cukup menjadi dr umum.

"Oke, aku antar ke rumah sakit, kamu tunggu disini, aku ambil mobil dulu." Vina mengambil mobilnya yang tidak jauh dari tempat Raisha berdiri.

Sementara di dalam mc memanggil nama dia dan menyebutkan beberapa prestasi yang gadis itu peroleh.

"Mahasiswi pasca sarjana, Raisha putri cahyani supaya naik ke atas panggung, Raisha termasuk mahasiswa yang menyandang gelar dokter spesialis bedah termuda dan terbaik tahun ini. Dia lulus dengan nilai cumlaude. Akan langsung di tempatkan di rumah sakit international terbesar di ibukota ,Rumah sakit international pandawa. Tepuk tangan untuk saudara Raisha putri cahyani."

Seluruh penghuni Aula bertepuk tangan dengan sangat meriah, tapi nama yang di sebut tidak juga naik ke atas panggung, bahkan sampai 3x panggilan, Raisha tetap tidak naik.

Dania yang tadi melihat Raisha keluar dengan tergesa dan menangis, maju ke depan, dia membisikkan sesuatu kepada panitia wisuda tentang Raisha.

Pak Danu yang mendapat bisikan dari Diana naik ke panggung, berbisik sesuatu pada MC.

"Astagfirullah, Innalilahi wainnailaihi rajiun."MC mengelus dadanya perlahan dan mulai berbicara.

"Hadirin semua, ternyata hari spesial ini tidak berarti untuk teman kita Raisha, ayo kita sama berdoa pada AllAh semoga Raisha di kuatkan hatinya, serta Arwah Ayahnya di terima di sisi ALLAH SWT. Ada kabar duka dari Raisha, hari ini ayah yang sangat dia banggakan dan dia sayangi telah berpulang ke rahmatullah akibat kecelakaan maut dalam perjalanan kesini tadi. Sekarang Raisha menuju ke Rumah sakit dimana ayahnya berada." MC menundukkan kepala memimpin doa.

Warga Kampus juga ikut berduka. Mereka mengenal sepak terjang Raisha selama ini, mulai dari dia masuk sampai lulus S2. gadis itu sangat baik, cantik dan sangat aktif.

Vina memapah tubuh Raisha yang lemas itu menuju ruangan dimana Jenazah Ayahnya masih tertutup seimut putih rumah sakit.

Mereka masih menunggu pihak keluarga untuk mengurusnya. Polisi juga ada di sana. untuk menangani kasus kecelakaan maut tersebut.

Ternyata supir truck tersebut sedikit mengantuk, mengakibatkan dia oleng dan menabrak mobil yang berlawanan arah, mereka gagal menginjak rem, jadi kecelakaan tidak bisa di hindari. sopir truk tersebut juga mengalami luka yang parah dan keneknya juga meninggal.

Raisha membuka selimut tersebut, menangis pilu, hanya ayah yang masih dia miliki, Syarief sangat menyayangi putri satu satunya tersebut mendidiknya dengan baik dan penuh kasih sayang, setelah di tinggal mendiang istrinya cahaya, yang meninggal saat melahirkan putri kedua mereka, cahaya dan bayi yang dia kandung tidak bisa di selamatkan.

"Ayah, huhuhu." Raisha mengguncang tubuh yang sudah dingin itu.

"Yah, lihat rei yah rei sudah mewujudkan impian rei,menjadi Dokter bedah termuda, Ayah bangun, apa Ayah tidak mau melihat rei naik di podium itu. Dengar yah i itu nama tei di panggil, huhuhu.,"

Vina merengkuh tubuh raisha dari samping, dia sangat faham bagaimana sahabatnya ini begitu dekat, menghormati dan menyayangi ayahnya lebih dari anak anak yang lain.

"Vin, bangunkan ayahku vin!" Dua gadis muda itu saling berpelukan Erat.

Radit paman Raisha masuk ke dalam ruangan tersebut bersama istri dan anak anaknya. di tambah beni serta keluarganya. mereka mendekati ranjang Syarief, langkah mereka begitu berat, seperti ada sebongkah batu yang mengganjal.

Radit memeluk tubuh adiknya dengan erat, dia tidak kalah histerisnya, dengan Raisha.

Bahkan hendra juga Hadir disana. Rasanya belum lama dia berkumpul dengan saudaranya, dan banyak sekali pelajaran hidup yang dia dapatkan dari sang adik yang begitu Arif dan bijaksana.

"Paman, bangunkan Ayah paman, dia tidak boleh meninggalkan rei sendirian.huhuhu."

Hendra merangkul keponakan cantiknya itu dengan Erat.

"Dia memang jahat, kemaren dia memintaku untuk membelikan kue untuk pesta kelulusanmu, tapi apa yang dilakukannya kenapa kamu tidur disini rif, apa kamu tidak dengar, Anakmu hari ini wisuda, memakai baju kebesaran yang sudah kamu impi impikan, bangun."

Hendra bangkit dari tempatnya dan mengguncang tubuh syarief dengan keras.

Petugas rumah sakit masuk, menanyakan tentang proses pemandian dan pengantaran jenazah syarief.

"Permisi tuan, jenazah bapak syarief di mandikan di rumah sakit atau di rumah duka?"

"Di rumah saja pak, keluarga yang akan memandikannya." Radit menjawab dengan tegas. Mereka lebih puas kalau proses pemandian sampai pemakaman di laksanakan di rumah duka. dengan cara islami. Bukannya tidak percaya dengan Rumah sakit tapi mereka lebih memilih dibawa pulang sebelum di mandikan.

"Kalau begitu, bapak urus administrasinya, biarkan kami segera menyiapkan semuanya."

Radit mengangguk, mereka semua di minta keluar dari ruangan tersebut. Radit yang masih terlihat kuat, segera mengurus semuanya.

Jenazah Syarief segera di bawa pulang, di rumah duka para warga sudah berkumpul, mereka mengaji serta gotong royong menyiapkan semua keperluan dan persyaratan pemakaman jenazah.

Syarief di makamkan di dekat makam Cahaya dan bayinya.

Pak kyai mengumandangkan adzan dan iqomah untuk terakhir kalinya pada syarif. Radit dan Hendra turun langsung ke liang lahat menerima jasad Syarif dari atas. menguburkannya.

Selama tujuh hari mereka menggelar pengajian untuk mendoakan Syarief.

"Nak, tabahkan dirimu sayang, kamu tidak sendiri, masih ada kami semua yang akan menyayangi dirimu, anak syarief juga anak kami."

episode 2

Radit mengelus punggung keponakannya, menguatkan hati yang rapuh itu.

"Iya paman, Ayah orang yang baik, AllAh pasti sangat menyayangi Ayah seperti menyayangi bunda, Rei janji akan melanjutkan hidup rei dengan baik, dan mewujudkan semuanya." ucap Raisha dengan lemah.

"Kabarnya kamu di terima di rumah sakit pandawa nak, sebaiknya setelah tujuh harinya Ayah kamu. Kamu ikut paman ke jakarta. Ayahmu sudah menyiapkan sebuah rumah sederhana tidak jauh dari rumah sakit tersebut." Radit juga memberitahukan kalau ternyata ayahnya sudah menyiapkan segala kebutuhan dia kelak.

Raisha mengangguk pasrah, dia di bantu Rosa, yuni dan Vina menyiapkan semuanya.

"Rei, nanti kita akan bersama sama lagi, semoga ini menjadi Awal dari perjalanan hidup kamu."

"Iya, bantu aku ya."

"Nanti juga akan ada dr salman, apa dia belum tahu musibah yang sudah kamu alami?" Vina juga heran dengan Salman tunangan dari Raisha itu. Kalaupun tidak tahu tentang musibah itu Paling tidak dia memberi ucapan selamat atas kelulusan Raisha.

"Belum, mungkin dia sibuk, katanya banyak sekali pasien dia, katanya di jakarta sedang musim sakit jantung." ucap Raisha, sebenarnya dia juga kecewa, karena akhir akhir ini hub dia dan salman agak jauh. Setelah dr muda itu pindah ke jakarta dia jarang sekali menghubungi Raisha.

Telpon Raisha berbunyi , nama dr salman terpampang di sana.

"Assalamualaikum kak."

"Walaikumsalam, bagaimana kabar kamu sayang, katanya setelah wisuda kamu langsung ke jakarta, kamu sudah di terima di rumah sakit ini, dan langsung menjadi asisten profesor gunawan. Selamat ya."

"Iya kak, ini masih menyiapkan semuanya, dan juga berkas berkas yang harus di bawa."

"oke kalau begitu, aku tunggu di jakarta sayang, setelah kamu di jakarta kita akan bicarakan perihal pernikahan kita ya. Sampaikan maafku pada om Arif, karena tidak bisa menghadiri acara wisuda kamu, aku adalah tunangan paling jahat ya?"

"Tidak kak, kami tahu kamu pasti sangat sibuk, dan selamat juga sudah diangkat menjadi ketua tim dr jantung disana. Tanggung jawab kak Salman pasti sangat besar." Raisha memaklumi kesibukan dr salman, dia saja yang cuma kuliah dan magang saja sibuk sekali, sampai sering lupa makan.

"Ya sudah, kamu istirahat ya, ini aku juga baru pulang, capek banget, pengen berendam dulu."

"Iya ,assalamualaikum." Raisha menyudahi telponnya dengan ucapan salam, walaupun sebenarnya Salman sudah menutup sambungan telpon itu sebelum Raisha mengucapkan salamnya.

"Waalaikumsalam." Raisha juga menjawab salamnya sendiri.

Keesokan harinya Raisha, Vina dan keluarga besar dari Jakarta berangkat menuju kota metropolitan itu. Raisha memperhatikan rumah sederhana itu dengan linangan Air mata. Dia tidak akan menjual rumah tersebut nantinya, karena banyak sekali kenangan yang tercipta di sana.

Raisha membayar tetangganya untuk membersihkannya secara berkala.

"Selamat tinggal yogyakarta, aku akan sangat merindukan kota ini. Bismillah ya ALLAH semoga di kota besar itu aku bisa menyesuaikan diri dan mendapatkan keberkahan hidup, dan selalu di bawah lindunganmu ya ALLAH tuhanku." Raisha berdoa sejenak sebelum berangkat.

* * *

Jakarta

Di kediaman Zein ibrahim. Keluarga berkumpul mengadakan pertunangan Narendra dengan seorang desainer ternama bernama Clara Amalia.putri dari sahabat Zein romeo.

profil Clara amalia.

Pertunangan itu tidak di gelar di gedung cukup di mansion mewah Zein. Keluarga kaya yang satu ini memang tidak begitu menyukai hiruk pikuk pesta.

"Bagaimana kalau pernikahan di gelar 4 biulan lagi ,karena saat ini Clara masih sibuk dengan Fashion show dia, masih ada 2 negara lagi selain indonesia. Saya takut kalau nanti akan terganggu, lagian mereka juga masih muda." Romeo mengusulkan empat bulan lagi baru pernikahan akan di selenggarakan.

"Kenapa cih cayang, harus menunggu empat bulan lagi, memang kamu tidak mau setiap hari memandangi wajah tampan calon suamimu ini. Setelah jadi istri Narendra kamu tidak perlu lagi kesana kemari mengadakan fashion show. cukup merancang busana untuk diri sendiri dan bisa fashion show di depan diriku." Rendra dengan Narsis menyebut diri sendiri ganteng dan meminta clara hanya merancang baju untuk diri sendiri.

"Maka dari itu sayang, setelah semua ini selesai, kita baru menikah, aku hanya ingin karyaku go international please." ucap Clara merayu Rendra.

"Tapi belum bilang ganteng, kalau sudah bilang ganteng baru boleh." Selain Narsis pemuda ini sangat suka di puji. Dia sangat menjaga penampilan apalagi wajahnya.

"Iya Rendra sayang yang ganteng, imut, keren." ucap Clara sambil memutar matanya jengah. Sebenarnya dia tidak begitu menyukai Rendra yang menurutnya narsis dan kekanakan. Dia hanya ingin memanfaatkan harta Rendra ahli waris dari Ibrahim teknologi.

"Clara tidak tahu, di balik sifat narsisnya itu dia adalah pengusaha yang kejam dan keras, Rendra bisa menghancurkan lawannya hanya dengan menjentikkan jarinya tanpa bergerak. bahkan dia sangat pandai mengacau sistem saham dangan hitungan menit saja. Orang orangnya sangat banyak, semua kenalan Kimmy dan zein di luar negeri takluk di bawahnya. Didukung lagi kakak iparnya yang menjadi mafia kelas atas.

Naela kembaran Narendra adalah Mafia yang kejam dan mengerikan, di tambah tampang Naela yang judes dan dingin.

Keluarga itu tetap menjadi yang teratas.

Romeo dan Clara mengira Rendra hanya pemuda yang lemah yang bisa mereka kendalikan kalau Clara sudah menikah dengan Rendra.

Semua sepakat dengan keputusan yang diambil Romeo. Sebenarnya Romeo ingin pernikahan segera di laksanakan, tapi Clara yang menundanya, dia masih ingin go international dulu dan belum puas dengan pacar barunya. yang hot dan lebih dewasa.

Romeo dan keluarganya pulang dengan perasaan yang tenang. tinggal selangkah lagi mereka bisa menguasai Ibrahim teknologi.

"Pa tapi benerkan Clara masih bisa berhubungan dengan Dave, dia lebih macho dan keren. meski hartanya tidak sebanyak si narsis itu, clara muak pa setiap hari harus mendengar bualan nya yang sungguh tidak bermutu itu, huek."

"Sabar sayang, ini hanya sementara, setelah kita berhasil, tinggal depak tu pria bodoh, kok bisa bisa nya kimmy punya anak bodoh seperti itu." sonia ibu Clara ikut menimpali.

"Mamamu benar sayang, asal si bodoh itu tidak tahu, kamu bisa selingkuh dengan siapapun itu, mau dave, dodo, dasi. itu suka suka kamu. Putriku memang persis seperti diriku ma, haha raja casanova, tapi kalau perempuan apa ya namanya.hahaha."Romeo tertawa dengan sombong membanggakan sifat Casanova yang ada dalam dirinya.

Sonia langsung melototi suaminya itu.

"Halah ma, jangan melotot dong, mama juga punya banyak brondong." Romeo menambahkan ceritanya menghindari pelototan mata Sonia.

"Dasar pasangan Gila, ya sudah turunkan alu di hotel Marriott, Clara ada janji dengan mr Romi, kami mau membicarakan acara fashion di sana malam minggu besok."

Clara meminta mobil keluarga itu berhenti di depan hotel terkenal itu.

episode 3

Rendra menerima telpon dari anak buahnya yang di beri tugas mengawasi Clara.

"Tuan, nona Clara berhenti di hotel marriot sepertinya ada janji dengan seseorang." Anak buah melaporkan posisi Clara saat ini.

"Oke awasi saja dia, jangan melakukan apa apa, ambil gambar dan terus laporkan semuanya." Rendra meminta dia terus melaporkan semua gerak gerik Clara. dia menutup telponnya sepihak.

Rendra merebahkan tubuhnya di ranjang kamarnya.

Pemuda tersebut tersenyum misterius.

"Oke om, lo boleh berfikir gue ini bodoh dan mudah untuk di kendalikan, gue bukan anak kecil atau om Jonathan yang bisa lo manfaatkan. gue akan ikuti alur permainan yang kalian ciptakan."

Rendra bangkit dari ranjangnya, keluar ke balkon, dia nyalakan sebatang rokok disana. menerawang ke Angkasa.

"Di dunia ini apakah sudah tidak adalagi seorang perempuan seperti mama, mereka tidak pernah tulus. Sudah berapa wanita yang sudah ku kenal, tapi tak satupun yang tulus. Rendra yang narsis ini dikira cuma bisa menghabiskan uang orang tua dan suka berfoya foya dengan kalian, tapi salah besar kalau begitu."

Di tengah lamunannya, Zein datang menghampiri putra satu satunya itu.

"Kamu serius akan menikahi anak Romeo dan sonia itu nak?" tanya Zein. Dari kacamata dia sebagai pengusaha, Zein menangkap ada sinyal aneh dari tingkah Romeo dan keluarganya.

"Papa tenang saja, Rendra cuma ingin mengikuti permainan yang om Romeo ciptakan, biarkan mereka mengakhiri sendiri, atau kita akhiri secara paksa." Rendra menjawab pertanyaan Zein dengan tersenyum.

"Oke ternyata penglihatan mu ternyata cukup jeli juga, papa cuma ingin mengingatkan saja, kita harus bisa menilai orang itu bukan dari casingnya." Zein mengingatkan Rendra.

"Papa benar, apalagi sebagai seorang pengusaha yang sedang di atas, kita harus selalu waspada, semua bisa saja terjadi , sekarang kebanyakan orang ingin sukses secara instan." Zein lega, bocah yang dianggap polos itu ternyata memiliki sifat tersembunyi yang orang lain tidak tahu .

Zein menepuk bahu putranya dua kali dan bergabung menikmati Rokok tersebut di balkon. kalau di dalam akan ada razia kimmy.

Raisha sampai di jakarta dengan selamat, dia menginap sementara di rumah Radit, sebelum besok diantar ke rumah barunya.

"Sayang malam ini kamu menginap dulu di rumah tante dan om, besok om Radit dan on Hendra akan mengantarmu." Rosa sudah menyiapkan sebuah kamar bekas kamar anak tirinya.

"Terima kasih tante, kak lusi sekarang tinggal dimana?" tanya Raisha.

"Dia ikut suaminya, sudah jarang kemari, kamar ini menjadi kosong."

Gadis cantik tersebut membaringkan tubuhnya di ranjang lusi, putri dari om Radit, Dia memandangi langit langit kamar tersebut, membayangkan kalau seandainya saja ayahnya masih hidup, sekarang mereka pasti sudah bersenang senang bersama.

Esok hari Radit dan Hendra Mengantar Raisha ke tempat yang mereka janjikan, ke sebuah rumah sederhana yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Rei bekerja, jika Rei tinggal di rumah Radit maupun hendra, akan memakan waktu di perjalanan.

"Terima kasih om, tempat ini sangat nyaman, rei suka." Raisha menelusuri rumah minimalis tersebut. Disana juga sudah disiapkan sebuah mobil audi sebagai kendaraan Raisha nanti.

"Kamu hati hati ya, kalau butuh sesuatu kamu bisa menghubungi om Radit atau om Hendra, dan jangan ragu untuk meminta bantuan kami, kamu juga anak kami nak." Radit mengelus kepala Raisha yang terbungkus jilbab tersebut.

🍁🍁🍁

Hari baru dan semangat baru, hari ini adalah hari pertama Raisha bekerja, dia sudah siap berangkat ke rumah rumah sakit terkemuka tersebut .

Raisha memasuki area rumah sakit dengan anggun dan bersinar, wajahnya yang ayu dan teduh membuat dia menjadi pusat perhatian.

"Rei!" panggil Vina dari belakang.

"Hai, selamat pagi dr Vina." Raisha menyambut panggilan Vina dengan lembut.

Dokter umum Vina larasati

"Selamat pagi juga dr Raisha, wah penampilan kamu sangat memukau, gie yakin lo akan jadi idola baru disini." Vina memuji sahabatnya yang selalu tampil smart itu.

"Kamu bisa saja, oke aku akan menemui prof Gunawan terlebih dahulu, dimana ruangan beliau?" tanya dr Raisha.

"Di lantai dua, yang ada tulisannya wakil direktur, gue tinggal ya, ada jam praktek." Vina menuju ke ruangannya sementara Raisha menuju ke ruang dr gunawan.

Setelah berbasa basi sebentar, prof Gunawan mengenalkan Raisha kepada seluruh Dokter yang barusaja melakukan Apel pagi.

"Wah dr baru itu ternyata sangat cantik dan masih muda" banyak dokter pria yang memuji kecantikan Raisha, mereka dengan semangat ingin berkenalan. Demikian juga dengan dr Salman.

"Assalamualaikum dr Raisha, selamat datang di Rsi. Pandawa semoga kamu betah bekerja disini." sapa Salman .

"Terima kasih dok." jawab rei .

"Kenapa tidak menghubungiku kalau kamu sudah sampai disini. aku kan bisa menjemputmu." bisik Salman.

"Dr salman pasti sangat sibuk, jadi tidak apa apa."

"Rei, jangan begitu dong, sesibuk apapun aku pasti akan meluangkan waktuku untuk menjemputmu." elak salman.

"Tidak apa apa kak, ada Vina yang membantu." jawab rei agak sewot.

"Sayang, jangan ngambek dong, maaf kalau aku tidak bisa hadir di wisudamu, tapi aku ad kejutan spesial untukmu, sekarang kamu tinggal dimana, nanti akan ku jemput, pengen bertemu om Arif juga."Salman membujuk kekasihnya supaya tidak lagi marah.

"Ayah sudah meninggal kak, tepat di hari aku wisuda." Raisha menjawab pertanyaan Salman dengan Mata berkaca kaca

"Apa, me meninggal, di waktu kamu wisuda, innalilahi wainna ilaihirojiun, Rei, maafkan aku, aku tidak ada saat kamu bersedih, maaf aku egois dan mementingkan diriku sendiri, tapi kenapa kamu tidak menghubungiku." Salman menggenggam lembut tangan Raisha mengusap air mata yang sudah ingin jatuh.

"Kak Salman juga jarang menghubungi rei, apa kak salman sudah ada yang lain disini?' Raisha mengeluarkan keraguannya selama ini dia pendam.

"Tidak sayang, tidak ada yang lain, rasa cintaku terhadap dirimu masih sama seperti dulu, dan kamu tidak akan sendirian masih ada aku yang akan selalu menjaga dan melindungi kamu." Salman berjanji akan menjaga Raisha.

"Oke, ayo aku antar ke ruangan kamu, dr ku yang cantik, nanti aku akan sering merasa cemburu sepertinya, lihat lah belum satu hari kamu disini penggemarmu sudah mulai banyak tuh." Salman Melirik sekelilingnya yang memperhatikan mereka dengan penasaran,.dia mengalihkan perhatian supaya Raisha tidak bersedih lagi.

Dokter Salman tunangan Raisha.

Salman mengantar Raisha sampai di depan ruang kerja Raisha. Dan kembali ke ruangan dia sendiri.

"Semangat, itu calon pasien kamu sudah banyak yang menunggu." tunjuk Salman ke arah kursi ruang Raisha.

Hari ini adalah jadwal praktek Raisha ternyata.

Dengan mengatur nafas sebentar, Raisha melangkah menuju tempat di depannya itu.

Dia tersenyum lembut menyapa orang orang yang sudah antri di sana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!