NovelToon NovelToon

Cinta Sang Dewi Bedah

PROLOG

Perkenalan karakter

Nadine Fellisha

Wanita dewasa berusia 26 tahun merupakan seorang dokter spesialis bedah disebuah rumah sakit besar di kota Jakarta. Mempunyai otak yang cerdas serta kemampuan yang hebat dalam menangani pasien darurat hingga membuatnya menjadi seorang dokter yang cukup terkenal dan disegani.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini memiliki sifat yang berbeda dari saudara- saudaranya yang lain. Ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan diisi oleh berbagai kesibukan dari pada berkumpul dengan keluarga besarnya. Nadine sangat menyanyangi keluarganya terutama kedua orang tuanya. Baginya apapun yang menjadi kebahagian mereka merupakan perintah mutlak yang harus ia penuhi.

Memiliki tubuh yang terbilang cukup ideal untuk wanita seusianya dengan tinggi 168 cm dan berat badan 50 kg. Rambut hitam panjang sedikit ikat membuat penampilannya tampak cantik terlebih kalau ia tersenyum membuatnya terlihat sangat menawan namun ia sangat pelit tersenyum.

Wanita dengan bintang Aquarius itu mempunyai hobi traveling tapi tidak pernah punya waktu karena terlalu sibuk di IGD dan ruang operasi. Impinnya ialah ingin mengelilingi berbagai negara yang terindah didunia serta menikmati kuliner dinegara tersebut. Suka jajan tapi tidak punya cukup waktu untuk memakannya. Makanan kesukaan coklat, permen, es krim dan aneka buah- buahan.

Mempunyai cacatan panjang dalam hubungan asmara tapi hingga saat ini statusnya masih singel alias jomblo.

Nadine said : Jomblo itu bukanlah nasib tapi sebuah pilihan. Pilihan yang telah kita pilih sendiri dalam melewati perjalanan mengarungi lautan lepas untuk mengukir cerita kehidupan yang harus kita rasakan sebelum menemukan pelabuhan untuk kapal tersebut bersandar.

Asyekk,,,

Semua jomblo juga pasti ngomong kayak begitu Dine, banyak banget alasan untuk berkilahnya. Bilang inilah bilang itulah,,,

Bilang ajha belum laku gitu loh Dine apa susahnya sih,,,

😂😂😂

Kaborrr,,, 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

Nadine Ngamuk

Keenan Malik Hazza

Pria dewasa berusia 32 tahun merupakan seorang pimpinan perusahan yang bergerak dibidang properti dan jasa. Setelah sang ayah pensiun, Ia adalah penerus dari kerajaan bisnis milik keluarganya tersebut.

Keenan memiliki keperawakan yang tegas, cool dan yang pasti ganteng dengan tinggi 175 cm serta berat badan ideal untuk ukurannya. Memiliki tatapan mata yang tajam namun jauh dari itu semua ia merupakan sosok pria yang hangat bagi keluarganya.

Pria berbintang Leo ini masih menikmati kesibukkan serta kesendiriannya meski usianya sudah cukup matang untuk membina rumah tangga namun statusnya juga masih singel.

Kenapa ya cowo- cowo ganteng banyak yang jomblo,,,!

Mereka terlalu pemilih atau sedikit 》,,, belok kanan atau belok kiri ya.

Ya,,, begitulah.

Silahkan dipikir sendiri ya

🙆‍♂️🙆‍♂️🙆‍♂️ aduh

Kok Author digetok sih Keen,,,

Ampun,,,

Paramitha Adista

Wanita berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai dokter anastesi dan juga merupakan teman makan, teman ngobrol, teman ngerumpi dan teman curhatnya Nadine. Ia adalah sahabat yang paling dekat dengan Nadine, karena sangking dekatnya ia juga masih jomblo akut diusia yang nyaris kelewat dewasa.

Jimmy Kalindra

Pria yang sangat dewasa berusia 35 tahun yang merupakan seorang asisten pribadi, sekretaris, teman dan sopir untuk Keenan. Ayah satu orang putri ini tidak pernah menikmati kehidupan pribadinya dengan leluasa dan tenang karena waktunya lebih banyak ia habiskan bersama sang bos.

Jim kawin aja tu sama Keenan,,,!

keluarga sendiri kok dianggurin.

🤣🤣🤣

Ok

Cukup untuk basa- basinya ya

Capek juga cuap- cuap sendiri

...~☆○○○☆~...

Selamat menikmati kisah ini,,,!

Semoga suka dan sesuai dengan ekspektasi kalian semua.

Sebelum lanjut baca

Jangan lupa dijadikan faforit ya

😄😁😁

Like, comment dan share

Udah gitu ajha dulu

Lanjut,,,

AWAL MULA

Tak tak tak,,,

Suara langkah kaki dan bunyi perputaran roda koper yang ditarik dengan cepat terdengar begitu nyaribg. Seorang wanita terlihat melangkah dengan sangat tergesa- gesa mengejar penerbangannya agar tidak terlambat.

Seharusnya ia sudah sampai dibandara satu jam yang lalu, namun karena kondisi amergensi dirumah sakit yang harus segera ditangani dengan cepat membuat waktunya menjadi berkurang sehingga ia harus bergerak cepat agar tidak tertinggal pesawat.

"Permisi, permisi,,,!" Ia menerobos keramaian.

Karena jadwal keberangkatan pesawat bersamaan dengan jadwal kedatangannya membuat kondisi dibandara menjadi lebih padat dan ramai sehingga ruang gerak menjadi sedikit sempit.

"Ah, sorry,,, sorry,,,!"

Beberapa kali Nadine tidak segaja menyenggol bahkan menabrak beberapa orang yang dilewatinya.

"Ah, maaf,,. Saya tidak segaja" Ucapnya.

Nadine terus melangkah dengan cepat bahkan sedikit berlari sambil matanya melirik kearah layar informasi untuk memastikan bahwa pesawatnya belum berangkat.

"Sial, selalu seperti ini".

Bukan hanya sekali Nadine mengalami hal seperti ini, terburu- buru mengejar pesawat yang akan ditumpanginya . Ia sudah berulang kali merasakannya, bahkan ia pernah harus kembali lagi kerumah sakit karena adanya panggilan darurat padahal ia sudah berada dibandara.

Senyum dibibir Nadine terbit ketika pintu keberangkatan telah terlihat dihadapannya, beberapa kali ia berucap syukur karena masih bisa mengejar pesawatnya itu. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai ia terlambat sedikit saja mungkin ia harus menunggu penerbangan selanjutnya beberapa jam kedepan dan ia paling benci menunggu.

Dengan cepat ia mengayun langkah kakinya hingga hampir mendekati pintu keberangkatan, samar- samar ia mendengar suara teriakan yang begitu familiar ditelinganya selama hampir 6 tahun ini berada lingkungan rumah sakit.

"Tolong,,,!".

Nadine terdiam ditempat, langkah kakinya terhenti mendadak seakan ada rem yang diinjaknya.

"Tolong,,,!".

"Tolong,,,!".

"Siapapun tolong saya,,,!".

Suara teriakan itu kembali terdengar dan menjadi semakin kencang.

Tubuh Nadine memutar mencari arah sumber suara dan menatap tajam kearah yang diyakininya adalah sumber suara tersebut. Reflek kakinya langsung ingin melangkah kesana namun niatnya harus terhenti karena suara merdu dari pusat informasi melakukan panggilan untuk pesawat yang akan ditumpanginya agar bergegas memasuki pesawat.

Nadine bingung antara memutar kebelakang untuk memastikan apa yang terjadi atau melangkah kedepan memasuki pesawatnya yang akan lepas landas. Ia kembali dilema.

"Ah, sial".

Nadine menatap kearah perkumpulan orang- orang yang diyakininya adalah sumber suara tersebut. Beberapa pihak keamanan bandara terlihat berlari kearah itu sambil memperlihatkan raut wajah yang terlihat sangat panik.

"Ah, bodo amat. Gua harus memastiin sendiri".

Nadine menarik kopernya dengan mulut yang masih komat- kamit entah siapa yang celanya, ia berlari kearah keramaian yang menjadi pusat perhatian saat ini.

"Permisi,,,!" Nadine mencoba untuk menembus kerumunan orang-orang yang sedang mengelilingi objek masalah.

Memang suka menjadi hal yang lumrah dimasyarakat kita ketika ada orang yang tertimpa musibah maka orang lain akan beramai- ramai datang untuk melihat dan menolong bahkan menonton.

"Tolong saya,,,!"

"Tolong sahabat saya".

"Cepat panggil ambulans".

Seorang pria dewasa tampak sangat panik dan tidak henti - hentinya meminta tolong kepada siapa saja orang yang berada disana. Tangannya yang gemetar sedang menekan bagian tubuh seseorang yang menjadi sumber masalah.

Seorang pria terkapar dilantai dengan tubuh dipenuhi cairan bewarna merah yang berasal dari sayatan dibadannya. Pria itu meringis menahan sakit yang teramat sangat, pandangan matanya yang mulai buram bahkan hampir kehilangan kesadarannya.

"Kumohon bertahanlah, ambulans sedang menuju kemari. Please,,,!" Bisik pria itu pada sahabatnya.

"Dimana ambulansnya,,,? Kenapa lama sekali. Kalian tidak melihat kalau ia sedang sekarat".

Pria itu terus berteriak sambil sesekali menenangkan sabahatnya itu, bahkan ia sudah memperdulikan penampilannya yang sudah acak- acakan dan juga berlumuran darah.

Nadine berhasil menerobos kerumunan orang- orang tersebut dan langsung syok sesaat ketika melihat TKP, ada dua pria sedang mandi darah disana. Tak ingin larut dalam keterkejutannya, Nadine meninggalkan kopernya begitu saja dan langsung menghampiri korban.

Nadine berlutut disamping pria yang terbaring pucat dan lemah itu, ia beberapa kali menepuk pundak sambil memanggil untuk mengembalikan kesadarannya.

"Tuan,,,!"

"Tuan,,,! Anda mendengar saya,,,!".

"Tuan,,,!".

Tidak ada respon berarti dari pria itu hanya alis matanya yang terlihat bergerak walaupun sangat pelan.

"Anda siapa,,,? Apa yang anda lakukan,,,?" Tanya Jimmy. Ia adalah asisten pria yang terluka itu.

Nadine tidak menjawab, fokusnya hanya pada pria yang terluka tersebut, ia memeriksa tanda vital dan denyut nadi.

"Ya Tuhan" Nadine mulai panik ketika menyadari denyut nadi pria itu semakin melemah.

"Dimana ambulansnya,,,?"

"Ambulansnya masih dalam perjalanan, 30 menit lagi akan sampai" Jawab salah seorang petugas keamanan bandara.

"Apa,,,! 30 menit lagi" Nadine menatap petugas keamanan itu dengan tajam.

"Pria ini bisa mati kalau harus terus menunggu selama itu. Nafas dan denyut nadinya semakin melemah, dia butuh bantuan oksigen".

Nadine merobek baju pria itu yang sebelumnya memang sudah sobek akibat terkena senjata tajam dan memeriksa luka tusukan tersebut. Pria itu terluka diperut disisi bagian kiri.

"Apa anda seorang dokter,,,?" Jimmy yang dari tadi diam akhirnya bertanya.

"Ya. Apa kamu ingin mewawancaraiku sekarang,,,!" Jawab Nadine sekenanya.

Jimmy terdiam. Ia masih ditempatnya tadi sambil melihat kearah wanita yang mengaku dokter tersebut.

Nadine mengambil syal rajut dari dalam tasnya dan langsung melilitkan ditubuh pria yang terluka tersebut untuk menghentikan darah yang masih terus mengalir dari lukanya. Tangan kirinya menekan perut pria itu dan tangan kanannya merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan handphonenya. Ia menekan beberapa nomer untuk melakukan panggilan.

"Hallo. Saya sedang dibandara internasional dan membutuhkan ambulans segera. Apakah ada ambulans yang posisinya terdekat dengan TKP,,,?" Nadine masih menunggu jawaban.

"Ada" Nadine melirik kearah Jimmy sambil mengangguk pelan.

"Ok. Sepuluh menit lagi diparkiran darurat".

"Siapkan tandu, ambulans akan segera tiba" Perintah Nadine pada petugas keamanan bandara dan langsung dianggukinya dengan cepat.

Petugas tersebut langsung melakukan tugasnya dan tidak lama berselang ia telah kembali dengan tandu dan beberapa petugas keamanan lainnya. Dengan gerakan yang cepat pria tersebut telah berpindah dari lantai keatas tandu dan langsung digotong kearea parkir darurat. Nasib baik masih menghampiri, mereka tiba diparkiran bersamaan dengan kedatangan mobil ambulans.

Nadine terus mengikuti dari arah belakang sambil kembali melakukan panggilan di handphonenya.

"Hallo, ada pasien darurat dengan luka tusukan di perut bagian bawah, kondisinya xxx dan tanda vitalnya xxx, kesadaran pasien menurun dan respon tubuh melemah".

Nadine mengangguk beberapa kali.

"Siapkan ruang operasinya, saya segera kesana".

Nadine ikut naik kedalam ambulans memeriksa pasien yang sudah berada didalam ambulans dan terlihat perawat telah memasang alat bantu pernafasan dan kembali memeriksa tanda vital.

"Sudah siap. Kerumah sakit Cipta Kusuma".

"Tunggu,,,!"

...~☆○○○☆~...

Bersambung

Mau tau kelanjutannya,,,

Lanjut

Tandai kalau ada typo yang tidak sesuai

Terima kasih

WAKTU YANG BERLALU

Tujuh bulan kemudian

Mentari pagi selalu memberikan kesegaran yang alami bagi tubuh manusia, cahaya yang cerah membuat semua makhluk hidup dibumi ikut merasakan semangat yang diberikan oleh sinarnya. Hari yang baru tentu dengan semangat yang juga baru juga.

Disebuah apartemen mewah dipusat kota, seorang pria dewasa sedang menatap keluar jendela kamarnya sambil memandangi langit pagi yang cerah, secerah harapannya untuk meraih impian yang telah dipendamnya selama beberapa bulan yang lalu. Senyumnya terukir manis sangat manis bahkan mengalahkan manisnya gula didalam secangkir kopi yang sedang ia nikmati.

Perlahan ia meletakkan cangkir kopinya diatas nakas dan berjalan menghadap ke arah cermin besar yang berada didalam kamarnya. Dipandanginya tubuh atletis yang bertelanjang dada tersebut hingga fokus matanya menuju kearah perut bawah bagian kirinya.

Tangannya terangkat meraba bekas luka yang ia dapatkan tujuh bulan yang lalu. Luka yang diberikan oleh orang asing yang hingga kini belum ia ketahui siapa pelakunya dan apa motifnya.

Flasback On

Pintu kedatangan bandara internasional tampak begitu ramai dengan sejumlah orang yang baru tiba dari berbagai daerah baik dari luar kota maupun luar negeri. Keramaian itu membuat perhatian dan fokus orang- orang hanya pada diri mereka sendiri, mereka tidak sempat memperhatikan orang lain karena mereka semua sibuk dengan urusannya maaing- masing.

Sama seperti orang lain, fokus Keenan hanya pada jalan yang ia lalui bahkan ia tidak sempat melirik kearah asistennya yang berjalan beriringan disampingnya dengan pandangan mata sibuk pada tabletnya.

"Pak Andreas sedang menuju kehotel, tiga puluh menit lagi beliau akan sampai. Yuda sudah dihotel untuk menyambut kedatangan beliau" Ucap Jimmy.

Keenan mengangguk pelan seraya berucap "Ok. Aku percaya padamu Jim".

Keenan tersenyum kearah Jimmy dan senyuman itu ikut menular padanya.

Ditengah perbincangan mereka yang disertai senda gurau, tiba- tiba seorang pria berseragam hitam lengkap dengan masker dan topinya menambrakkan tubuhnya kearah Keenan dan dengan cepat mengarahkan pisau belati itu menusuk perutnya.

"Ah,,,!" Teriak Keenan saat merasakan perih dibagian perutnya.

Pria bermasker itu menarik pisau dengan cepat kemudian membungkusnya dengan kain hitam dan langsung pergi dari tempat itu.

Kejadian itu terjadi begitu cepat hanya dalam hitungan detik mulai dari Keenan tertabrak dengan seorang pria hingga ia terluka dan hal itu membuat Keenan lepas dari perhatian Jimmy.

Jimmy cukup terkejut ketika mendengar teriakan Keenan, ia langsung menangkap tubuh Keenan yang tiba- tiba roboh disampingnya.

Keenan menatap kearah pria berbaju serba hitam tersebut, pandangan matanya mulai meremang. Ingin rasanya ia mengejar pria itu namun tubuhnya begitu lemah dan langsung tersungkur dilantai tanpa ada tenaga yang tersisa.

Flashback Off

Keenan memejamkan matanya sesaat ketika kenangan itu muncul kembali. Sungguh hingga kini ia masih bingung dengan kejadian yang menimpanya itu. Ia tidak pernah merasa memiliki musuh dan juga tidak sedang bersitegang dengan siapapun, tapi kenapa ia bisa menjadi target dari kejdian itu.

Apakah ada seseorang yang memiliki dendam pada keluarganya,,,?

Misteri ini belum terpecahkan.

Ketukan pintu membuyarkan lamunan Keenan. Jimmy masuk kedalam kamar Keenan sambil membawa satu stell pakaiannya.

"Apakah semuanya sudah siap,,,?" Tanya Keenan.

"Sudah. Kita akan berangkat satu jam lagi. Tuan Malik dan Nyonya Ratna sedang menuju kemari" Jawab Jimmy.

"Baiklah, kamu boleh keluar. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana".

"Baik pak. Saya permisi".

Jimmy keluar dari kamar Keenan meninggalkan sang pemilik kamar seorang diri.

Keenan kembali menatap pantulan dirinya didepan cermin, tangannya masih menyentuh bekas luka. Sambil tersenyum ia berkata :

"Sebentar lagi kita akan segera bertemu. Kamu mungkin tidak mengingatku lagi tapi aku tidak pernah sedetikpun melupakanmu".

Keenan meraih pakaian yang dibawa oleh Jimmy tadi dan langsung memakaikannya ditubuhnya sendiri. Satu stell jas mewah melekat sempurna ditubuhnya yang kekar dan atletis, sungguh penampilan yang sangat sempurna untuk memulai kehidupan yang baru.

"Aku tidak akan membiarkan orang lain memilikimu, karena kita ditakdirkan bersama. Takdir kita dimulai sejak tujuh bulan yang lalu dan aku akan mewujudkannya dalam ikatan yang nyata".

Waktu memang telah berlalu namun hubungan ini baru akan dimulai. Cerita dua insan anak manusia akan segera diukir untuk menghasilkan kisah yang indah dan sempurna.

Bersambung

...~☆○○○☆~...

Penasaran nggak sih sama kelanjutannya.

Lanjut lagi yuk

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!