NovelToon NovelToon

Super Sistem Detektif Kaya

Eps. 1 Biro Sepi

Biro Detektif Carl Watson-Swiss tahun 2015.

“Maksud mu ada seseorang yang mencuri data kita ?” tanya detektif Carl yang diangguki oleh. Stark.

Musim semi di Switzerland. Di sebuah tempat yang terlihat banyak bunga bermekaran di mana-mana berdiri sebuah kantor biro Detektif. Dalam kantor terlihat seorang lelaki berperawakan tinggi dengan rambut blonde duduk sembari menatap laporan di mejanya.

“Tiga bulan ini kasus yang ku tangani semakin sedikit jumlahnya.” gumamnya sambil menarik nafas kasar menaruh kembali berkas laporan yang dipegangnya ke meja.

Dalam satu bulan biro detektifnya biasanya menangani kasus minimal 100 kalau itu sedang sepi, tapi kalau ramai biasanya berkisar 200-300 kasus per bulannya. Namun Entah kenapa dalam 3 bulan ini kasus yang ditangani biro detektifnya mengalami penurunan tanpa sebab yang ia ketahui dan bulan ini adalah yang terparah di mana dia hanya mendapatkan kasus sejumlah 75 kasus saja.

Ia kemudian beralih melihat koran yang ada di gantungan samping meja dan mengambilnya.

“Sial rupanya semua kasus ku di ambil oleh Darcy Anderson.” umpatnya setelah membaca berita kali ini yang menyatakan jika detektif Darcy Anderson menangani 200 kasus bulan ini.

Ia tampak tak senang membaca berita tersebut. Bagaimana tidak, jika detektif Darcy Anderson adalah rival nya. Tak hanya dalam urusan kerja namun juga dalam urusan cinta. Singkatnya mereka berdua bersaing dalam segala hal sejak saat mereka masih duduk di bangku sekolah hingga saat ini.

“tok...tok...” terdengar suara pintu yang diketuk dari luar oleh seseorang.

“Kriek.” namun karena tak ada jawaban maka seseorang membuka pintu tersebut.

“Detektif Carl.” panggil seorang lelaki berpakaian rapi, rambut berpomade menatap detektif Carl yang merupakan atasannya sedang melamun menatap ruanhan

“Oh kau Stark. Kau mengagetkan aku saja.” ucapnya setelah tersadar dari lamunnnya melihat salah satu staffnya itu. “Ada kabar apa? Bagaimana dengan kasus dari tuan John ?”

“Justru itu detektif Carl kedatanganku kemari untuk menjelaskan jika tuan John menarik kasus itu dari kuasa biru kita lalu mengalihkannya pada biro Detektif Darcy.”

“Apa ?” responnya dengan terkejut. “Oh...” pria itu menarik nafas berat mendengar kabar dari staffnya. “Dia lagi... kenapa selalu dia yang mengambil semua clien ku ?” keluhnya sambil mengepalkan tangan kemudian menggebrak meja.

Stark hanya menunduk melihat kemarahan atasannya tanpa bisa menjawab.

“Apa kau atau yang lainnya melakukan kesalahan dalam penyelidikan kasus sehingga klien kita menarik nya dari biro ini ?” tanya detektif Carl penuh selidik.

“Tidak tuan.”

“Lalu apa masalahnya ?” tanya pria itu kembali dengan nada lebih meninggi dari sebelumnya.

“Ada seseorang entah siapa yang mengambil bukti yang sudah kami kumpulkan kemudian akan kami serahkan pada klien yang menyebabkan klien langsung menarik kasusnya dan melimpahkannya pada biro detektif lain.” terang Stark pada akhirnya. Karena menurutnya lebih baik mengungkapkannya sekarang sebelum semuanya terlambat.

“Selidiki siapa yang berani main-main dengan kita sekarang juga !” perintahnya dengan tak sabar dan ingin membuat perhitungan dengan pelakunya jika sudah ketemu nanti.

“Siap, tuan.”

Satu minggu berlalu dan tim detektif Carl berhasil menemukan siapa dalang dibalik semuanya yang tak lain adalah ulah dari detektif Darcy. Namun meski mengetahuinya mereka tak bisa berbuat apapun karena detektif Darcy mempunyai banyak pelindung berlapis yang susah dijatuhkan.

“Oh sialan si Darcy itu. Kenapa dia selalu saja merebut semua hal dariku !” umpat detektif Carl di ruangan nya tampak kesal sampai-sampai ia menendang kursinya di ruangan sendiri hingga jatuh.

Satu bulan kemudian Biro Detektif Carl terlihat sepi. Bagaimana tidak sepi jika lima puluh staf bekerjanya resign satu per satu dan hanya tinggal segelintir orang saja yang bisa dihitung dengan jari karena menurunnya jumlah kasus yang mereka tangani saat ini yang hanya mencapai maksimal 50 kasus saja.

“Tuan maaf aku mau resign dan mencari pekerjaan lainnya untuk menghidupi anak istriku.” ucap seorang staf menghadap detektif Carl.

“Mario ? Kau juga mengajukan resign ?” namun meskipun sangat menyayangkan sekali stafnya itu juga ikut resign, detektif Carl tak bisa berbuat apapun untuk membantu mereka saat ini karena memang kondisinya sedang terpuruk sekali dan hanya bisa memberinya izin saja untuk resign dari kantornya.

“Ohh...” detektif Carl Hanya bisa menarik nafas panjang setelah stafnya itu keluar dari ruangannya. Ia pun keluar dari ruangan dan menatap biro Detektif nya. “Apakah aku harus menutupnya ?”

Pria itu terlihat sangat sedih sekali menatap papan nama di depan kantornya yang hampir copot di tengah indahnya suasana musim semi yang terlihat hangat. Ia kemudian menunduk dan berjalan dengan langkah kaki gontai menuju ke mobilnya.

Eps. 2 Diujung Asa

Dua minggu berlalu. Kini tinggal lima orang saja yang bertahan di biro Detektif Carl termasuk dirinya setelah 10 orang lagi resign satu hari yang lalu.

Ya bisa di bilang saat ini detektif Carl sedang dalam puncak kondisi terburuknya. Bahkan untuk membayar gaji bulanan stafnya saja dia kesulitan sampai-sampai ia harus menjual hampir semua asetnya yang ada.

“Kantor sepi, lebih baik aku keluar sebentar untuk cari angin.” detektif Carl menutup kantornya setelah ia menyuruh empat stafnya untuk pulang lebih dulu karena tak ada klien yang datang meminta bantuannya.

Ia kemudian naik ke mobilnya yang sekarang tak mewah lagi seperti biasanya yang kini menjadi mobil butut setelah ia menggadaikannya.

“haah.” detektif Carl menarik nafas panjang dan berat selama mengemudikan mobilnya menuju ke tempat yang sepi untuk menghibur hatinya.

Ia pun menghentikan mobilnya di kawasan Park B, sebuah taman yang ada di ujung wilayahnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ?” pria itu turun dari mobil dan duduk di sebuah batu besar yang ditata sedemikian rupa menghadap ke jalanan.

Untuk mengurangi penatnya dengan tekanan sekaligus cobaan yang datang tiba-tiba dan langsung menghimpitnya, ia pun menyesap beberapa batang rokok.

“Apa yang bisa kulakukan untuk memperbaiki dan mengembalikan semuanya seperti sedia kala ?” gumamnya menatap ke langit bukan untuk merutuk Tuhan memprotes karena masalah yang dijalaninya saat ini tapi karena memandang birunya langit membuatnya sedikit tenang.

Tanpa disangka sebuah mobil lain berhenti di dekat mobilnya terparkir. Seorang pria turun dari mobil mewahnya dengan setelan pakaian brand nomor satu menghampiri detektif Carl yang sedang melamun.

“Darcy ?” pekiknya setelah mendengar suara langkah kaki menuju ke arahnya dan ternyata orang yang paling tak ingin ditemuinya saat ini.

Darcy menetap pria itu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut.

“ck... apa kau benar Carl ?” ledeknya mendapati tampilan rivalnya yang kini tak semewah dulu malahan terlihat seperti gembel sekarang dengan pakaian yang kusut juga wajah yang tertekuk.

“Kau Darcy pergi kau dari sini. Aku tak ingin melihatmu !” hardik detektif Carl muak melihat wajah angkuh rivalnya itu yang kini tengah menertawai dirinya, menertawai kemalangannya.

“Ini tempat umum bukan milikmu jadi siapa saja boleh berada di sini.” Darcy tak mau kalah dan bersikeras tak mau pergi dari kawasan yang tampak hijau dengan bunga yang bermekaran beraneka warna.

“Baiklah Jika kau tak mau angkat kaki dari sini maka aku saja yang akan pergi.” Detektif Carl benar-benar turun dari batu tempatnya duduk kemudian masuk ke mobil butut nya.

“haah... kau sudah mengaku kalah dariku.” detektif Darcy merasa puas bisa mempermalukan rival terberatnya itu sembari tersenyum lebar.

Detektif Carl tak langsung pulang ke rumahnya tapi dia memutar jalan untuk mencari tempat lain yang sepi dan juga nyaman untuk dirinya menenangkan diri dari semua masalah yang menimpanya.

“Kurasa menghabiskan waktu di sana enak.” pria itu menghentikan mobilnya di sebuah tanah kosong, tepatnya sebuah lapangan sepak bola yang luas.

Karena hanya ada rumput di sana maka ia pun duduk di atas rerumputan hijau.

“Jika saja mesin penjelajah waktu itu ada maka aku ingin pergi ke masa lalu untuk memperbaiki hidupku yang sekarang.” sesalnya tidak bisa melindungi semua asetnya yang berharga yang tentu saja ia peroleh tidak dengan cara yang mudah namun melalui perjuangan selama 7 tahun lamanya.

“Mungkin beberapa hari lagi aku akan menutup saja biro kantorku dan mencoba menggeluti pekerjaan di bidang lain.” gumamnya setelah berpikir panjang dan tak bisa menemukan solusi untuk permasalahannya.

Tak lama kemudian pria itu tertidur karena hembusan angin yang semilir di lapangan hijau tersebut.

Pria itu pun tertidur dan mengalami mimpi yang aneh.

Eps. 3 Berjumpa Sistem

Detektif Carl bertemu dengan seseorang yang tidak pernah ia kenal ataupun ia temui sama sekali.

Seorang pria berpakaian setelan rapi mengenakan topi serta membawa pistol tiba-tiba datang dan mengejarnya.

“dor !” bahkan pria tersebut menembakkan beberapa pelurunya memberondong dirinya.

“Sial, siapa pria misterius itu ? Dan kenapa mengejar ku ?” detektif Carl berlari dan menarik pistol dari sarungnya kemudian balas menembaki pria misterius tadi sambil menghindari peluru yang menuju ke arahnya.

Namun meskipun berhasil menghindari peluru dari pria misterius tadi namun ia berhasil mengejar detektif Carl. Hingga mereka berdua pun kini berdiri dengan jarak 10 cm saja dengan tangan yang saling beradu membawa pistol.

“Aku tidak tahu kau utusan siapa dan apa tujuan mu mengejar ku.” detektif Carl menekan kokang pistolnya dan bersiap menembak pria misterius di depannya.

“Kau pria bodoh yang mudah menyerah hanya dengan masalah sepele.” pria misterius itu menodongkan pistol tepat di dahi detektif Carl sambil tersenyum mencibir.

“Apa maksud mu ?” detektif Carl mengerutkan keningnya karena tak mengerti dengan perkataannya sembari memindahkan pistolnya juga ke kepala pria misterius itu.

“Huh.” pria misterius tadi kembali tersenyum sinis ke arahnya. “Bagaimana jika ada seseorang yang akan membantumu dengan sukarela mengentaskanmu dari masalahmu ini ?”

Detektif Carl semakin tak mengerti apa yang diucapkan oleh pria misterius tersebut sembari terus mendengarkan ocehannya yang panjang.

“Ya, aku akan membantu mu mewujudkan semua keinginanmu termasuk balas dendam mu pada rival mu. Dengan menjalankan misi dari ku maka kau akan mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan dengan berbagai item. Bagaimana ?” pria tadi mengakhiri penjelasannya dan menunggu keputusannya.

Detektif Carl tak mengerti omong kosong apalagi yang diucapkan oleh pria misterius tersebut yang membuatnya semakin tak mengerti saja ke mana arah pembicaraan mereka.

“Tidak... !” pria itu menjawab bukan karena menolak tapi karena pria misterius tadi menembak kepalanya yang membuatnya ingin menjerit saja karena belum siap mati.

“Haah...” Detektif Carl membuka matanya dengan nafas yang terengah-engah juga bercucuran keringat dingin. “Mimpi apa aku barusan, aneh sekali ?”

Pria itu kemudian duduk untuk mengatur nafasnya sembari menatap lepas ke depan.

“Astaga... ini kan pistol pria misterius dalam mimpiku tadi.” ia terkejut melihat sebuah pistol yang ada di dekat kakinya mirip sekali dengan pistol milik pria misterius dalam mimpinya. “Hey kau, keluarlah !”

Detektif Carl segera berdiri dan mengeluarkan pistolnya sendiri dengan siaga mengamati sekitar dan bersiap menembak jika melihat sedikit pergerakan saja.

“Sepertinya aku masih terbawa pada mimpiku tadi.” ia pum menyarungkan kembali pistolnya dan memungut pistol yang ia temukan.

Detektif Carl mengamati pistol yang ada di tangannya yang sejenis dengan tipe CH-37 tapi ia juga tak pernah melihat jenis senjata yang ditemukannya ini.

“Dari mana sebenarnya pistol ini ?” ia tidak menemukan tepatnya dari mana pistol itu berasal dan iseng menarik pelatuk nya.

“dor.” saat peluru meluncur dari pistol ke udara hal yang mengejutkan terjadi. Peluru tadi tiba-tiba meledak di udara dan dua detik setelahnya muncul seperti panel komputer dengan layar lebar di depannya serta berbagai pilihan task yang tidak dimengertinya sama sekali.

“Apa ini ?” pria itu melihat ada dua ikon besar di sana, "start" dan "reject" lalu membaca option lain di bawahnya.

Setelah aktivasi anda akan mendapatkan misi pertama untuk diselesaikan. Pilih sekarang juga, ambil misinya atau tidak ?

“Apa ini, seperti sebuah game saja ?” detektif Carl pun iseng menekan tombol start dan tak lama setelahnya muncul tulisan besar di layar "misi satu telah di terima. Muncul daftar misi dan penjelasan di sana juga berapa lama tenggat waktu misi yang diberikan untuknya.

“Hah... bodoh sekali.” detektif Carl kemudian menekan tombol power dan monitor itu menghilang dari sana. Ia pun terlalu meninggalkannya begitu saja karena menganggapnya sebagai lelucon.

Ia pun kembali masuk ke mobil dan mengendarai menuju ke rumah. Namun ia terkejut saat berada dalam mobil. Sebuah timer muncul di dasbor mobil dan waktu misi mulai berjalan.

“Apa lagi ini ?” detektif Carl tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ada seorang pria yang duduk dalam mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!