NovelToon NovelToon

My Soulmate

Episode 1 Laki-Laki Yang Ku Kagumi

Dia sangat bersahaja, batinku bicara. Laki-laki itu berdiri tepat di sebelahku. Ya,,, dialah siswa pindahan dari salah satu pesantren ternama di tempat tinggalku. Dia masuk ke kelas sebelah dimana kelasku berada.

"Enta....?" Panggilku. "Siswa pindahan ya?" sapaku ramah.

"Iya" Jawabnya.

Lalu aku pun masuk ke dalam kelas kembali. Kelas 2 inti Sekolah Menengah Pertama. Dia juga masuk ke kelas 2.1 disamping kelasku.

Di dalam kelas, aku adalah siswi yang biasa saja. Bahkan aku siswi pendiam. Aku duduk di meja paling depan bersama Liani, ia adalah tetanggaku. Kemana-mana Aku selalu bersamanya.

"Ria........!!!" panggil Liani.

Dia merusak lamunanku tentang Enta tadi.

"Ayo ngantin......." katanya.

Aku langsung bangun dan mengikutinya dengan malas. Karena perutku sakit sejak sampai disekolah pagi ini.....

Selesai dari kantin, kami langsung kembali ke kelas. Dayat ketua kelasku langsung menyiapkan teman-teman untuk siap mengikuti pelajaran selanjutnya.

Dayat adalah ketua OSIS di sekolahku, semua siswi suka dan kagum padanya. Termasuk aku. Tapi aku tidak berharap banyak, karena aku merasa hanya siswi biasa. Dayat dia mempunyai saudara kembar yang sangat mirip dengannya. Rizki namanya, dia adalah Abang kandung Dayat. Mereka hanya selisih 32 menit saja.

Tidak hanya di dalam kelas. Aku dan Dayat sering bertemu di ruang Rapat OSIS. Hari itu adalah rapat yang sangat penting. karena Sekretaris OSIS Kak Fina namanya, akan pindah dan tidak bersekolah di sekolah kami lagi. Jadi, hari itu juga harus dipilih pengganti Sekretaris OSIS yang baru. Dan atas kesepakatan bersama. Aku terpilih menjadi Sekretaris OSIS yang baru.

Hemmmm... bakalan akan sering bertemu dengan Ketua OSIS batinku senang. Dia siswa teladan dan idaman semua siswi di sekolah ku. Benar saja, dia sering menjadi imam shalat ketika shalat berjama'ah. Diam-diam aku makin mengaguminya. Suka... Ya Aku menyukainya.

Mulai sekarang, setiap hari Jum'at Aku dan Dayat mempunyai tugas rutin dari OSIS, yaitu mengutip uang sumbangan hari Jum'at.

"Ria.... ayo kawani Dayat kutip sumbangan..." Ajaknya sambil tersenyum.

"Ayok...". Jawabku semangat.

Kami berdua keliling dari kelas 1 sampai kelas 3. Setelah itu, kami duduk berdua di ruang OSIS untuk menghitung semua jumlah uang terkumpul Jum'at itu.

"Tiga Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah.. Syukurlah,,, Lumayan banyak untuk hari ini". Katanya.

"Iya... Syukurlah". Kataku dengan senyuman lebar hingga kelihatan kedua lesung pipiku.

Lalu kami berdua menjumpai Bapak Aziz selaku Kepala OSIS di sekolahku. Setelah itu kami berdua melangkah bersama ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir di hari ini.

"Cieee....... pasangan romantis kita udah kembali,,, cocok sekali kalian,,," Sorak teman-temanku di dalam kelas.

Aku tersipu malu,, tanpa berkata-kata. Mukaku memerah dan langsung membuka buku. Dayat diam-diam melihatku tepat disebelah meja tempat aku duduk. Dia duduk tepat di sebelah meja aku dan Liani...

Aku melihat dia tersenyum dengan mata sipitnya yang sungguh menggoda.

Oh... Dayat... kamu sungguh menggerogoti hatiku. Sepertinya aku sedang Jatuh Cinta... Jantungku berdebar kencang... tapi pikiranku mengajak aku untuk tetap tenang.....

Tenang Ria....

Tenang.....

Hai semua.... Saya author baru. Semoga senang dengan novel ini ya. Ini sebuah kisah dari sekolahan hingga berumah tangga. Ikuti terus ceritanya sampai habis. Saya akan berusaha untuk bisa update setiap hari... Mohon kritik dan sarannya guna membuat novel ini lebih bagus lagi ceritanya. Terima Kasih *_*

Jangan lupa Like, Koment dan votenya ya sahabat.... 😍😍😍

Episode 2 Rumahku Istanaku

Teetttttt....

Teettttttttt.......

Teeetttttttttttt........

Tiba-tiba bel sekolah berbunyi.

"Pu....Lang..........." Sorak siswa-siswi bergembira.

Segera mungkin kami memasukkan buku yang berantakan di atas meja ke dalam tas kami masing-masing. Hari ini cepat pulang, tidak seperti biasanya di hari Jum'at pasti pulang pukul 12.00. Sekarang masih menunjukkan pukul 10.15.

"Asyik...... hari ini cepat pulang.... Bisa santai di rumah." Batinku bahagia.

"Ayok...... kita pulang Ria....." Lagi-lagi Liani merusak lamunanku.

Tanpa merasa bersalah, Liani menarik tanganku agar bisa bergerak cepat menuju tempat parkiran sepeda. Kami pulang dengan sepeda miniku berwarna hijau. Biasanya, Liani yang akan memboncengiku setiap kali dia pulang bersamaku.

Sekolahku tidak terlalu jauh dari rumah, dan kami menelusuri sawah berwarna hijau yang terletak sebelah kiri dan hutan yang terletak sebelah kanan hingga sampai menuju rumah.

Sekali-kali,, kami pasti melihat ular yang sengaja melintasi jalan menuju ke hutan....

Serem ya sahabat....

"Oke.... makasi.... rumahku sampai" ucap Liani girang karena dia telah sampai di depan pagar rumahnya.

"Iya ,,, Aku lanjut ya Liani...." jawabku singkat sambil mengayuh sepedaku dengan cepat.

***

Rumahku

Hanya butuh 3 menit, Aku sudah sampai di perkarangan rumahku. Bapak sedang duduk di teras depan, tidak tahu sedang menunggu siapa.

"Sudah pulang nak????" tanyanya.

"Iya Pak,,, hari ini cepat pulang". Jawabku sembari memarkir sepeda di depan jendela kamar belakang.

Aku bergegas membuka kedua tali sepatuku, dan meletakkannya di tempat sepatu dengan rapi, Aku tidak suka berantakan. Apa lagi sampai harus dimarahi Ibu gara-gara meletakkan sepatu sembarangan.

Ternyata, di rumah hanya ada Aku dah Bapak. Ibuku belum pulang. Beliau seorang guru Agama Sekolah Dasar di dekat rumahku.

Bapak seorang wiraswasta,,, kerja serabutan, kadang ke Laut mencari ikan. kadang membuat kursi dari kayu dan menjualnya ke pasar. Tapi sejak Bapak sering tensi darahnya tinggi. Beliau hanya menjadi guru ngaji di Rumah kami.

Tepat di sebelah rumahku ada balai pengajian sederhana,,, yang dibangun Bapak agar Ibu dengan mudah mengajari ngaji anak-anak tetangga yang mau diajarkan agar bisa mengaji oleh Ibu.

Terkadang,,, Aku sering membantu Ibu mengajarkan iqra' ke anak-anak.

Pengajian dimulai dari pukul 15.00 sampai pukul 16.00 selesai shalat ashar berjamaah di Balai Pengajian dan mereka pulang.

Setelah meletakkan sepatuku, Aku langsung masuk ke dalam kamar. Ku ganti pakaian pramukaku dan ku sangkut di belakang pintu. Segera ku ambil buku diary ku,,,, ku mulai berselancar dengan Pulpen berwarna pink bertinta hitam.

Banda Aceh, 20 Januari 2002

Hari ini tepat usiaku 14 tahun.

Angin lembut membelai pipi

Kicauan burung memanjakan para pendengarnya...

Aku mulai terdiam,,, berpikir dan mengikuti kata hati....

Melawannya,,,

Dan berkata ini hanya rasa semu yang mungkin bisa hilang tanpa jejak.......

Laki-laki itu....

Senyumannya mulai menyentuh hatiku...

"Ah.... jangan bermimpi Ria,,, Dia laki-laki pujaan seluruh siswi di sekolahmu." Hati kecilku meledek.

Kututup Diaryku, kusimpan tepat di bawah baju di dalam lemari bajuku dan kakak serta adikku.

Kamar ukuran 3 x 3,5 meter adalah kamar tidur kami. Aku, kakak dan adik perempuanku. Kami 5 bersaudara. Abang pertama dan kedua sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi Banda Aceh. Kakak perempuanku, kelas 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh. Dan Adik perempuanku masih kelas 6 Sekolah Dasar dimana Ibu kami mengajar.

Karena hari ini adalah hari Jum'at dan pukul menunjukkan pukul 12.10, Ibu dan saudara-saudaraku sudah pulang. Mereka semua bertanya kenapa cepat pulang.... Aku jawab karena memang cepat pulang.

Penasaran dengan kelanjutan ceritanya??? Ikuti terus ya novel ini. Mohon di bantu like, komentar dan vote poinnya. caranya dengan membuka profil dan buka Pusat Misi. Kamu bisa pilih berapa point yang mau kamu ambil. Tidak dipungut biaya kok... hanya cukup online saja.... Mohon kritik sarannya agar membangun novel ini.

Terima kasih Sahabat 😊

Episode 3 Keluargaku

Ulang Tahun

Hari ini ulang tahunku.

Tidak ada yang spesial di hari itu

Tidak ada perayaan, tidak ada kue, tidak ada hadiah, tidak ada ucapan, apa lagi perayaan.

Kami adalah keluarga sederhana,,,

Ya .... sederhana.

Walaupun Ibu adalah seorang Guru Pegawai Negeri Sipil dan Bapak adalah seorang Guru Ngaji. Untuk menghidupi kelima anaknya tidaklah mudah. Apalagi sekarang kedua Abangku sedang duduk di bangku perkuliahan.

Walaupun begitu,, semangat Ibu Bapak sangatlah tinggi,,,

"Kalian nak..... Sekolah benar-benar, jangan sampai bikin malu orang tua, apa lagi sampai Ibu atau Bapak dipanggil oleh guru untuk datang ke sekolah gara-gara kesalahan kalian". Pesan Ibu lembut sambil menggoreng peyek di dapur.

Aku, Kakak dan Adikku diam tertegun, sembari menunggu peyek-peyek itu terjun berserakan ke dalam tempayan. Setelah dingin,, dan minyaknya diserap oleh kertas koran yang berada dibawah peyek itu berada.

Aku segera memasukkannya satu persatu ke dalam plastik lalu Adikku menimbang peyek tersebut per plastik agar sama beratnya setiap plastiknya. Sedangkan Kakakku bertugas menutup plastik itu dengan api lilin sampai rapat agar tidak mudah masuk angin.

Setelah selesai menggoreng peyek, Ibu langsung membuat Es Lilin. Kami juga ikut membantu Ibu untuk membuat es lilin agar bisa diperjual belikan kepada anak-anak tetangga dan juga anak-anak yang belajar mengaji di Balai Pengajian Ibu Bapak.

Ibu dan Bapak sangat bersemangat dalam mencari nafkah. Semata-mata hanya untuk kami anak-anaknya.

Itulah keseharianku ketika berada di rumah.

Saat malam tiba,,, Shalat Maghrib selesai kami tunaikan. Segera ku ambil mushab kecilku. Ku lafazkan dengan Tartil hingga beberapa lembar, lalu ku ambil tas sekolahku. Mulai ku keluarkan satu persatu buku pelajaran di hari Jum'at, dan memasukkan buku pelajaran untuk hari Sabtu besok.

Terlintas kembali dalam pikiranku kejadian di sekolah Pagi tadi. Tersenyum sendiri.... Bahagia merasuk ke kalbu....

"Hei.... sudah kerjakan PR mu???? Senyum-senyum sendiri". Tepuk tangan si Kakak di pundakku sambil mengeluarkan suara melengking di telingaku. Membuyarkan lamunanku.

"Apaan sih kak.... gagetin orang aja...". Jawabku dengan cepat.

"Habisnya senyum-senyum sendiri,,, apa hal gerangan ... cerita dong...." Pancingnya kembali.

"Itu.... Laki-laki cipit....". Jawabku kembali.

"Oh.... Si Dayat.... kenapa lagi dia?". Tanya si Kakak.

Kakakku mengenal si Dayat, karena tahun lalu saat dia duduk di kelas 3 SMP, Aku duduk di kelas 1 SMP yang sama dengan Kakak. Dan sejak kelas 1 sampai kelas 2, Dayat masih menjadi Ketua OSIS di sekolah kami. Dan Kakak tahu,, Kalau Adiknya menjadi Sekretaris OSIS dadakan.

"Tadi Dek Ria disorakin sama teman-teman karena kutip uang sumbangan bersama Dayat,, masa kami dibilang pasangan serasi...". Jawabku sembari memonyongkan bibirku lalu tersenyum malu.

"Lahhhhh..... padahal senang tu". Kata kakakku.

Dia tahu, kalau aku suka sama Dayat. Dan dia tahu kalau Dayat itu adalah laki-laki pujaan hati semua siswi di sekolahku.

Sabtu Pagi

Pagi-pagi sekali Aku sudah bangun,, selesai mandi dan shalat subuh, langsung ku kenakan baju sekolah pramukaku yang tergantung di belakang pintu kamar ku.

Dengan santai ku melangkah menuju ruang makan untuk sarapan. Di atas meja sudah terhidang sarapan pagi nasi goreng kampung dan telur dadar yang sudah di potong-potong juga teh manis buatan Ibu. Aku, Kakak dan Adik perempuanku bersama-sama sarapan pagi.

Selesai sarapan segera Aku menyambar uang saku yang sudah di letakkan Ibu di atas kulkas. Setiap pagi, dengan rapi Ibu sudah meletakkan uang saku kami selama di sekolah nanti. Dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai kebutuhan anak-anaknya.

"Pergi ya Bu" Pamitku dengan semangat.

"Iya...". sayup-sayup terdengar suara Ibu yang masih berkemas di dalam kamarnya karena mau pergi ke Sekolahnya juga tempat dimana Beliau mengajar dan Adikku bersekolah.

Sedangkan Kakakku cukup dengan berjalan kaki 1 km, dia akan sampai di sekolahnya.

Dengan sigap dan bersemangat, ku kayuh sepeda miniku yang berwarna hijau menuju ke rumah Liani.

Sesampai di rumahnya, Liani sudah berdiri menunggu jemputanku. Lalu dia langsung mengambil alih duduk di depan dan aku duduk di belakang dia memboncengiku hingga sampai ke sekolah.

Sepeda telah diparkir dengan rapi. Kami berdua berjalan pelan menuju ke kelas.

"CAAAAA.......". Seseorang mengagetkan kami dari balik pintu kelas.

"Astaghfirullah.....". Serentak suara kaget Aku dan Liani sambil geram melihat Dayat dan Rizki di belakang pintu kelas.

Dan mereka pun tertawa terbahak-bahak tanda kemenangan dan bahagia sukses mengagetkan kami.

Aku dan Liani duduk di atas kursi dengan meja yang sama sambil mengelus-elus dada dengan mata tajam ke arah mereka.

Tidak ada siswa lain di kelas selain Aku, Liani, Dayat dan Rizki.

"Kalau copot jantung kami gimana???". Ketusku....

"Maaf .... Sengaja....". Jawab Rizki Abang kembarannya Dayat dengan nyengir.

"Hei.. Dayat... sejak kapan kamu memakai Peci di kepalamu???". Tanya Liani kaget.

Peci adalah topi khas untuk ibadah shalat atau bisa dikenakan untuk keseharian seseorang yang digunakan oleh Laki-laki yang beragama Islam.

Muka Dayat berubah menjadi merah menahan malu. Lalu dia langsung keluar kelas tanpa menjawab pertanyaan Liani.

"Kenapa dengan Adikmu Rizki???". Tanyaku.

"Rahasia.....". Jawabnya dengan sedikit mengecilkan suaranya seperti orang berbisik. Lalu dia berlalu mengikuti Adiknya.

Aku dan Liani saling pandang memandang karena diselimuti oleh kebingungan.

**Terima kasih banyak untuk para sahabat yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk membaca, memberikan jempol, memberikan komentar dan memberikan point serta menjadikan favorit atas novel ini. Pasti penasaran ya.... Gimana kelanjutan ceritanya.... Ikuti terus ya sahabat...

🤗🤗🤗

🙏🙏🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!