Di hianati, sekaligus di cerai kan oleh sumai nya, pada hari anniversary pernikahan mereka, sangat lah membuat Ziva terpuruk dan merasa dunia nya begitu hancur.
Laki-laki bernama Adam, orang yang sangat di cintai sepenuh hati oleh Ziva, tidak di sangka berselingkuh dengan sekertaris nya di kantor.
Sejak dua tahun pernikahan mereka, Ziva sangat lah bahagia, namun siapa sangka di hari anniversary pernikahan mereka yang ke dua tahun ini, Ziva mendapatkan kejutan besar, berupa perselingkuhan suaminya dengan wanita lain yang dia kenali sebagai sekretaris suaminya di kantor.
Brak! … Suara pintu sebuah ruangan terbuka dengan suara dentuman yang kuat dan membuat semua orang yang mendengar suara itu berbondong-bondong menghampiri.
"Ziva!"Ucap seorang laki-laki yang saat itu sedang berpelukan dengan seorang wanita.
"Ternyata benar, Rita tidak pernah membohongi aku, mas, aku menunggu mu untuk pulang siang tadi, aku bahkan sudah menyiapkan kejutan untuk mu, untuk merayakan hari anniversary pernikahan kita, dan kau tidak pulang dengan alasan lembur, ternyata kau berada di hotel mewah ini dengan seorang perempuan ******."Ucap Ziva dengan suara serak basah nya dan juga bibir yang bergetar menahan amarah.
"Ziva, ini tidak seperti apa yang kau lihat, aku bisa menjelaskan ini!"Ucap laki-laki itu yang ternyata adalah suami nya Ziva.
"Tidak seperti yang aku lihat? Penjelasan apa yang akan aku percaya?"Ucap Ziva.
"Adam, kau benar-benar keterlaluan, kau sudah melukai sahabat ku, asal kau tau, dia tidak pernah percaya ucapan ku, dan hari ini aku mengajak nya untuk membututi mobil mu."Ucap seorang wanita yang berdiri di samping Ziva dengan wajah galak nya.
"Baik lah, mumpung Ziva sudah melihat,dan sudah tau semuanya! Aku tidak akan bersusah payah menjelaskan apapun lagi, dengar Ziva, ya aku memang berselingkuh, sudah lama, bahkan sudah sejak setahun pernikahan kita, dan kau tau apa sebabnya? Sebaiknya kau berkaca sekarang juga, dirimu itu seperti apa,dan apa alasan nya aku harus setia dengan wanita seperti mu, mulai hari ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, aku ingin kita pisah!"Ucap Adam ternag-terangan di depan banyak orang yang menyaksikan kegaduhan itu.
"Adam! Kau keterlaluan! Kau lebih memilih wanita ****** di bandingkan dengan Ziva,apa kurang nya dia?"Ucap Rita membela sahabat nya Ziva.
"Diam kau, jika kau mengatakan apa kurang nya aku dengan Ziva, tentu saja aku ini lebih dari segalanya."Ucap wanita itu mulai angkat bicara.
"Diam kau pelakor, aku tidak bicara dengan mu!"Ucap Rita bertambah marah.
"Rita, kau sebagai sahabat nya, apa kau tidak melihat bagaimana dia? Badan nya mulai gemuk, cara perbaikan sangat kampungan dan juga tidak bisa berdandan dengan baik, aku sangat muak, dan yang terpaling penting, dia tidak bisa memberikan aku anak, dalam pernikahan yang sudah cukup lama ini. Di banding kan Ziva,Dina jauh lebih dari segalanya."Ucap Adam dengan wajah sinis nya
"Kau!"Ucap Ziva hendak menempar Adam, namun Rita menahan nya.
"Cukup Ziva, jangan kotori tangan mu dengan menyentuh wajah laki-laki busuk ini, ayo pergi dari sini."Ucap Rita menarik tangan Ziva pergi dari kamar hotel tersebut.
Rita tau bagaimana hancur nya hati Ziva saat ini, suami yang di Banga kan dan di cintai oleh nya, malah memilih untuk berselingkuh dengan perempuan lain.
Rita membawa Ziva yang sedang terpuruk itu ke apertemen nya, karena jika kembali ke rumah itu akan tambah membuat Ziva sakit hati.
"Minum lah, kau butuh ketenangan, untuk sementara waktu tingal lah dulu bersama ku di apartemen ini."Jelas Rita sambil memberikan Ziva segelas air putih.
Rita adalah sahabat Ziva sejak kecil, mereka bersahabat karena kedua nya sama-sama tidak memiliki ayah,sejak kecil, rumah Rita bersebelahan dengan rumah Ziva, tidak hanya mereka kedua ibu tunggal pun juga bersahabat baik sampai sekarang, namun Rita memilih tinggal sendiri karena rumah nya cukup jauh dari kantor tempat nya bekerja, meskipun begitu ia tetap pulang setiap akhir pekan untuk menemani ibu nya.
Sementara Ziva, dia juga akan pulang ke rumah ibu nya dalam dua Minggu sekali selama dia menikah ia tinggal di rumah suaminya yang mertua nya juga sangat galak terhadap Ziva, di karenakan Ziva yang tidak kunjung membaik cucu untuk nya.
"Rita,apa yang harus aku lakukan sekarang? Ibu tidak boleh tau soal ini,aku khawatir itu akan kenapa-kenapa."Ucap Ziva memegang tangan Rita setelah meneguk habis air yang di berikan Rita kepada nya.
"Ziva tenang lah, ibu mu pasti akan mengerti, namun jangan katakan itu sekarang, kau harus memilih waktu yang tepat untuk mengatakan semua ini kepada bibik."Ucap Rita memberi saran.
"Kau benar-benar sahabat terbaikku, terima kasih sudah banyak membantu ku."Ucap Ziva memeluk erat Rita.
"Kau sudah ku anggap saudara kandung ku sendiri,ini sudah sewajarnya aku lakukan, dan kau harus membuktikan kepada orang-orang yang sudah membuat mu menderita, kalau kau itu bisa lebih baik dari mereka."Ucap Rita mengelus punggung sahabat nya.
Namun Ziva masih terdiam,dia masih belum bisa berbuat banyak, perasaan nya masih berantakan,dan hati nya masih sangat sakit.
"HM, sekarang sebaiknya kau istirahat, kau harus mengumpulkan tenaga mu kembali,ayo ikut aku ke kamar mu."Ucap Rita yang kemudian berdiri dari duduknya.
Ziva pun tersenyum tipis dan mengikuti langkah kaki Rita untuk menujuk kamar nya selama dia menumpang di apartemen Rita.
Tiga hari pun berlalu.
Keadaan Ziva sudah sedikit membaik dari hari sebelumnya, hanya saja dia masih sering melamun dan memikirkan banyak hal tentang dua tahun belakangan ini yang sudah dia lewati bersama dengan Adam.
"Tidak ku sangka, rumah tangga yang sudah susah payah aku bangun selama dua tahun ini, berakhir hanya dalam satu hari."Batin Ziva.
Saat ini, Siva sedang duduk di balkon apertemen Rita.
"Mengapa mereka begitu tega melakukan hal sekejam ini kepada aku? Aku yang sudah banyak berkorban untuk keluarga mereka, aku yang setiap harinya bekerja mengurus rumah tanpa bantuan pembantu seorang pun."Batin Ziva merenungi apa yang telah dia lakukan untuk Adam dan mama mertua nya selama dua tahun ini.
Ziva adalah menantu yang cukup baik, dia selalu menuruti kata mama mertua nya, ya itu mama nya Adam, meskipun cara mama nya Adam memperlakukan nya dengan tidak baik.
Dia bahkan sempat berfikir untuk melakukan program bayi tabung agar mama mertua nya cepat menyukai dirinya yang tak kunjung hamil.
Bersambung ….
Tapi semua itu hanya tinggal masa lalu yang sangat di benci oleh Ziva saat ini maupun selama nya.
"Tidak,aku tidak boleh terus, menerus terpuruk dan berputus asa seperti ini, Rita benar, untuk balas dendam kepada mereka yang telah menindas dan menginjak-injak harga diri ku,aku sendiri lah yang harus merubah dan menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya."Ucap Ziva yang tiba-tiba bersemangat dengan dendam rasa sakit yang membara.
Terlihat sorot mata kebencian dalam diri Ziva saat mengatakan hal itu.
Namun tiba-tiba,Rita menghampiri nya dengan selembar kertas di tangan nya.
"Ziva, lihat lah apa yang aku dapat kan!"Teriak Rita menenteng kertas tersebut dengan senyum lebar nya.
"Apa ini?"Tanya Ziva kebingungan.
"Ini adalah surat lowongan pekerjaan."Jelas Rita memberikan kertas tersebut kepada Ziva.
"Lowongan pekerjaan, menjadi pengasuh?"Tanya Ziva kaget dengan tulisan di atas kertas putih bersih tersebut.
"Iya, aku pikir pekerjaan ini akan cocok dengan mu, kau kan wanita yang menyukai anak-anak,jadi mungkin saja kau bisa mengambil pekerjaan ini."Ucap Rita sambil memegang pundak Ziva.
"Tapi apa kah aku bisa?"Tanya Ziva tidak yakin.
"ini kesempatan besar untuk mu, yang akan kau rawat itu adalah seorang tuan muda kecil yang tidak memiliki ibu,dia anak dari seorang CEO di perusahaan xxx grup, dan gaji nya lumayan besar, namun di sana juga akan ada seleksi pemilihan pengasuh, karena yang mendaftar tentu nya bukan hanya kau, namun ini adalah harapan untuk mu, siapa tau kau beruntung."Ucap Rita membujuk dan meyakinkan Ziva.
Ziva terdiam mendengar ucapan Rita, Rita terlihat begitu bersemangat menawarkan pekerjaan itu kepada nya, dan dia juga tidak mungkin hidup menumpang terus kan di apertemen Rita, di tambah lagi setelah surat penceraian keluar dirinya pasti harus menafkahi diri sendiri karena menjadi janda di usia yang masih tergolong muda.
Saat ini usia Ziva baru menginjak angka dua puluh tujuh tahun, sejak lulus SMA dirinya masuk ke sebuah kampus ternama dengan bantuan beasiswa, sayang nya itu tidak lama, dia melakukan kesalahan sedikit dan akhirnya di keluarkan dari daftar beasiswa tersebut, setelah keluar dari kampus itu Ziva pun akhirnya menikah dengan Adam laki-laki yang menjadi pacar nya baru lima bulan.
Kehidupan setelah menikah tidak di sangka lebih buruk dari kehidupan nya di masa sendiri karena mertua dan suami yang begitu tidak bersikap lemah lembut kepada nya.
"Ziva, mengapa kau diam? Apa kau tidak bisa? Baik lah, kau tidak perlu memaksa kan diri,aku tau perasaan mu masih campur aduk, seharusnya aku tidak menyuruh mu bekerja."Ucap Rita terlihat sedih dan merasa bersalah.
"Baik lah, aku akan mencoba nya, demi kau dan ibu, aku harus kembali bangkit dari keterpurukan ini dan membuat sahabat dan ibu ku bangga dengan kerja keras ku."Ucap Ziva menarik Rita yang sedih ke dalam pelukan nya.
"Benar kah? Kau akan mendaftar untuk menjadi pengasuh?"Tanya Rita yang masih dalam keadaan berpelukan dengan Ziva.
"Iya tentu saja, aku akan memulai kehidupan baru, dengan hal baru."Ucap Ziva bersemangat dan tidak ingin mengecewakan sahabat nya.
"Aku bangga pada mu, kau wanita paling tegar dan kuat yang pernah aku temui."Ucap Rita memeluk erat Ziva.
"Tapi bagaimana dengan ibu ku? Kapan aku bisa menjelaskan semua ini kepada nya?"Tanya Ziva tiba-tiba menjadi murung.
Rita melepaskan pelukan nya dan menatap Ziva dengan tatapan lembut.
"Tenang lah, malam ini kita akan menemui ibu mu, kau harus menceritakan apa yang telah terjadi kepada mu beberapa hari ini, aku yakin kau bisa."Semangat Rita untuk sang sahabat nya.
Ziva pun mengangguk kan kepala nya, dan Rita pun kembali merangkul Ziva dengan hangat, saat ini hanya pelukan sahabat nya lah yang mampu membuat Ziva kuat.
Sementara itu di sisi lain.
Tok … tok … tok. (suara ketukan di luar sebuah rumah lantai dua yang lumayan besar.)
"Siapa sih, sore-sore gini bertamu ke rumah orang?"Batin seorang perempuan paruh baya yang terlihat galak dan sombong.
Wanita itu pun membuka pintu dan melihat siapa yang mengetuk pintu rumah nya barusan.
"Selamat siang Mirna, apa Ziva ada di dalam?"Tanya seorang ibu-ibu dengan pakaian sederhana nya berdiri di depan pintu rumah tersebut.
"Oh, kau ya, aku kira siapa."Ucap perempuan bernama Mirna itu.
"Maaf aku menganggu kalian, tapi Ziva sudah lama tidak pulang,aku merindukan nya, aku pikir dia sakit dan hari ini aku datang membawa sup kesukaan nya."Ucap ibu itu dengan sopan.
Ya itu adalah ibu nya Ziva, ibu "Rima" dia datang ke rumah besan nya mama dari Adam ya itu "Mirna" karena ibu Rima yang menghawatirkan keadaan Ziva yang dia pikir masih ada di rumah itu.
"Apa? Apa kau sudah gila? Apa putri mu itu tidak memberi tahu mu sesuatu? Sehingga kau menjadi ngawur seperti ini?"Umpat mama Mirna dengan kasar nya.
Sementara itu,Adam dan Dina yang ada di dalam rumah ikut keluar mendengar keributan di luar.
"Maaf Mirna,apa yang kau maksud barusan? Aku sama sekali tidak mengerti."Ucap ibu Rima.
"Ada apa ini ma?"Ucap Adam menghampiri mama nya.
"Ini, mantan mertua mu datang, seperti nya anak nya tidak menceritakan apapun sehingga dia datang ke sini dengan sandiwara aneh."Ucap mama Mirna dengan kasar nya.
"Adam, ada apa ini? Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh mama mu,aku ke sini untuk melihat Ziva."Ucap Bu Rima.
"Apa Ziva tidak pulang ke rumah kalian?"Tanya Adam kepada ibu Rima.
"Tidak, dan siapa wanita itu? Mengapa dia memegang tangan mu?"Tanya Bu Rima kebingungan.
"Bibik,aku ini adalah calon istri baru nya mas Adam, dan apa anak bibik tidak mengatakan jika sebentar lagi dia akan resmi berpisah dengan mas Adam."Ucap Dina dengan wajah sinis nya.
"Berpisah? Berpisah apanya Adam? Bukan kah hubungan rumah tangga kalian selama ini baik-baik saja? Mengapa kalian harus berpisah? Dan sekarang di mana anaku Ziva?"Tanya ibu Rima bertubi-tubi.
"Maaf, aku tidak bisa bertahan lagi dengan putri mu yang tidak bisa memiliki keturunan itu dan aku akan menikah dengan Dina setelah surat dari pengadilan agama keluar."Jelas Adam singkat namun jelas.
"Kau sudah mendengar ucapan Adam bukan? Sekarang pergilah dari rumah ku, jangan mengotori rumah ku ini, cari lah anak mu yang sekarang mungkin sudah menjadi gelandangan, dasar miskin tak berguna, memberikan cucu saja tidak bisa!"Ucap mama Mirna mengusir dan menghina ibu Rima.
Tidak terasa air mata ibu Rima menetes membasahi pipi nya.
Bersambung ….
Tidak terasa air mata ibu Rima menetes membasahi pipi nya.
"Kalian benar-benar kejam, dan jahat,kalian tidak memiliki hati nurani,dan kau Adam,Ziva sudah menjadi istri yang baik untuk mu, kau malah mendengar kan ibu mu dan memilih wanita lain, suatu saat kau akan menyesali perbuatan mu itu!"Ucap ibu Rima dengan emosi meluap dan mata memerah.
"Banyak sekali bicara mu! Dina, Adam, cepat masuk,biar kan aku yang mengurus wanita ini!"Ucap mama Mirna.
Adam dan Dina pun memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah.
Sementara itu mama Mirna masih di luar untuk mencaci-maki ibu nya Ziva.
"Tunggu apa lagi? Angkat kaki sekarang juga! Atau kau mau aku memanggil satpam untuk mengusir mu?"Tanya mama Mirna marah.
"Aku akan pergi, dan satu hal yang perlu kau tau, aku menyesal telah merestui pernikahan putra mu dan putri ku!"Ucap ibu Rima yang kemudian berbalik dan pergi meningal kan rumah itu.
"Dia pikir aku tidak menyesali itu? Hah!"Ucap mama Mirna yang kemudian menutup pintu dengan kasar.
Sementara itu, ibu Rima pun menaiki taxi dengan keadaan air mata yang masih bercucuran.
"Mengapa Ziva tidak pulang? Di mana dia sekarang? Mengapa dia tidak mengatakan apapun kepada ku? Dia bahkan tidak menelpon ku, di mana dia?"Batin ibu Rima khawatir akan keadaan anak nya itu.
Ibu Rima begitu menyayangi Ziva, karena Ziva adalah anak yang selama ini bekerja keras dan menjadi tulang punggung keluarga saat dia belum menikah dengan Adam, oh iya Ziva memiliki seorang adik laki-laki yang saat ini masih menduduki bangku kelas dua SMK .
Sebelum ayah nya pergi meningal kan mereka,ibu Rima dalam keadaan hamil muda, ayah nya meningal karena sakit keras.
Hal ini tentu membuat ibu Rima sangat terpuruk, meskipun begitu, dia harus tetap kuat untuk membesarkan kedua buah hatinya, apalagi Ziva yang saat itu berusia sepuluh tahun belum terlalu mengerti banyak hal.
"Kita akan kemana buk?"Tanya sopir taxi kepada ibu Rima.
"Jalan X nomer 02 pak."Ucap Bu Rima, sambil menyeka air matanya.
"Baik buk."Jawab sopir taxi tersebut.
Bu Rima pun memutuskan untuk kembali ke rumah nya saja, karena ini sudah sangat sore, ingin mencari keberadaan Ziva pun tidak akan terburu.
Tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, mama Rima pun akhirnya tiba di rumah nya, rumah sederhana yang kecil, namun terlihat sangat nyaman.
"Ibu sudah pulang?"Ucap Dani yang saat itu sedang duduk dengan beberapa buku di meja.
Ya Dani adalah anak yang sangat rajin dan disiplin di sekolah nya dia juga sering mendapatkan kan berbagai macam piala dan penghargaan karena memenangkan banyak lomba dia anak yang bertalenta.
"Iya Dani, kau sedang belajar ya? Kalau begitu ibu masuk kamar dulu ya."Ucap ibu Rima kepada Dani.
"Tunggu Bu, mengapa ibu kelihatan sedih seperti itu?"Tanya Dani menatap kelopak mata ibu nya yang sembab.
"Tidak apa-apa kau lanjut belajar saja."Ucap bu Rima yang tidak ingin mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada kakak nya dengan Dani.
"Em, bagaimana keadaan kakak Bu? Aku sangat merindukan nya."Ucap Dani mengalihkan pembicaraan karena dia tau ibu nya sedang tidak ingin bicara.
"Kakak mu, dia baik-baik saja, dia juga menitip kan salam untuk mu dan dia bilang belajar lah yang lebih rajin lagi."Ucap ibu Rima berbohong.
"Baik lah, kapan-kapan aku akan mengunjungi kakak, sekarang ibu istirahat lah,ibu pasti lelah."Ucap Dani membantu ibu nya membuka pintu kamar dan mempersilahkan ibu nya untuk istirahat.
"Terima kasih nak, sekarang kembali lah ke meja belajar mu."Ucap ibu Rima.
Dani hanya mengangguk kan kepala nya dan kembali menutup pintu kamar ibu nya.
Dia tau ibu nya pasti menyembunyikan sesuatu karena biasanya sang ibu selalu ceria setelah kembali dari bertemu sang kakak.
"Sup yang di bawa ibu saja masih ada? Bagaimana mungkin ibu baik-baik saja?"Pikir Dani khawatir.
Dani pun melanjutkan mengerjakan tugas sekolah nya, meskipun harinya saat ini sudah sangat kacau.
Sore pun berganti malam, matahari sudah menenggelamkan dirinya dan di ganti kan oleh bulan yang terang semerbak.
"Bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan kakak? Ibu tidak boleh lagi menyembunyikan apapun dari aku, aku melihat sup yang ibu bawakan untuk kakak masih utuh."Ucap Dani memegang tangan ibu nya.
Setelah selesai makan malam,Dani mengajak ibu nya bicara di ruang tengah rumah sederhana itu, karena dia tidak ingin sang ibu menyembunyikan hal baik atau buruk sendirian.
"Dani, sebaik nya kau fokus saja kepada pelajaran mu, ibu dan kakak baik-baik saja, hanya ada sedikit maslah kecil."Ucap ibu Rima tak mau Dani sampai tau apa yang sebenarnya terjadi kepada sang kakak.
"Tapi Bu … "Ucap Dani terhenti karena mendengar suara ketukan di luar pintu rumah nya.
Dani pun berdiri dari duduknya dan hendak berjalan untuk membuka pintu.
"Dani, biar ibu saja."Ucap ibu nya yang kemudian dengan cepat berjalan menuju pintu.
Dani pun berhenti dan menatap bingung ibu nya lalu kemudian berjalan mengikuti ibu nya dari belakang.
"Siapa?"Tanya Bu Rima membuka pintu.
Namun setelah kata itu, Bu Rima tak lagi mampu berbicara, mulut nya bungkam secara tiba-tiba, menatap seorang wanita muda yang di rindu kan nya berdiri di depan pintu dengan senyum tipis yang cukup manis.
"Ibu, aku pulang, maaf kan aku ya, aku baru sempat pulang sekarang."Ucap Ziva mengambil tangan kanan sang ibu dan mencium nya.
"Selamat malam bibik, apa kabar?"Tanya Rita sambil tersenyum manis.
"Se, selamat malam Rita, Ziva, aku,aku baik-baik saja,ayo masuk lah,di luar sangat dingin."Ucap ibu Rima masih bisa menahan rasa sedih di hatinya yang kini bergejolak.
Bu Rima sengaja memilih pura-pura tidak tau apa-apa terlebih dahulu,dia mau melihat apakah putri nya itu akan jujur kepada nya.
"Silahkan duduk, ibu akan membuat kan teh untuk kalian di dapur."Ucap ibu Rima kepada Rita dan Ziva.
"Tidak usah repot-repot bibik."Jawab Rita merasa tidak enak.
Sementara itu, Ziva hanya bisa diam dengan raut wajah khawatir nya.
Setelah Bu Rima pergi ke dapur, Dani pun datang menghampiri kakak nya.
"Dani."Ucap Ziva tersenyum manis menatap wajah adik laki-laki nya.
"Kak, apa kau baik-baik saja? Bagaimana kabar mu?"Tanya Dani basa-basi.
"Wah, Dani, kau semakin tampan saja."Goda Rita.
"terima kasih kak Rita."Jawab Dani merasa sedikit cangung.
Sementara itu Ziva masih belum menjawab pertanyaan sang adik.
Bersambung ….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!