NovelToon NovelToon

Titisan Dewa 2

Celah Kekosongan

Dari kekosongan YoLang muncul dipuncak sebuah gunung, dimana tempat ini pernah dia datangi saat membawa kedua istrinya dan beberapa pengikutnya untuk menerima kesengsaraan Petir Dewa di Alam Dewa ini. Dengan masih dalam posisi mengambang diudara dan diselimuti formasi pelindung serta formasi ilusi untuk menyamarkan aura keberadaannya, dia mulai mengedarkan kesadaran spiritualnya untuk merasakan keberadaan aura kehidupan lain disekitarnya. Sudah sejauh 10 kilometer kesadaran spiritual yang dia edarkan tapi belum menemukan sesuatu kecuali beberapa hewan buas tingkat rendah penghuni kawasan hutan di kaki gunung tempat dia berdiri, YoLang kemudian melesat keatas langit untuk melihat keberadaan sebuah pemukiman yang dekat dengan lokasinya berada saat ini selanjutnya mulai melesat terbang menyusuri kawasan gunung tersebut.

YoLang sedang terbang diatas langit, sambil mengedarkan kesadaran spiritualnya dia mencari sesuatu yang dapat membantunya untuk memberikan informasi dimana sekarang dia berada. Tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu energi yang besar yang sedang menariknya dari arah bawah,

Whhuuuzzz

Secepat kilat dia turun dan mengarah kesebuah kawasan hutan kecil yang banyak ditumbuhi pepohonan besar yang batang pohonnya sebesar pelukan 2 orang dewasa, dengan teknik 'Mata Cahaya' dia mulai mengawasi sekitar hutan kecil itu dan melihat sebuah sinar yang sedikit redup tapi masih bisa ditangkap oleh Mata Cahayanya. Sinar redup tersebut terpancar dari sela-sela sebuah pohon besar yang akarnya sudah naik keatas tanah sampai setinggi 2 kali orang dewasa, celah yang memancarkan cahaya redup itu berada diatas jalinan akar pohon dan dengan memanfaatkan keistimewaan Tubuh Kekosongan'nya, YoLang mencoba untuk masuk kedalam celah sempit tersebut. Kemudian

Whhuuuzzz

Didalam celah sempit tersebut ternyata ada sebuah ruang dimensi yang suasananya sama seperti didalam dunia jiwa, hanya saja didalam ruang dimensi tersebut masih gelap hanya ada hamparan tanah dan pasir yang datar dan gersang. Tanpa tumbuhan dan air juga tidak ada pegunungan, sungai maupun danau dan dalam keheningannya dia kembali mengedarkan kesadaran spiritualnya untuk mencari sesuatu yang dapat dia jadikan petunjuk, dan juga sambil mengukur luas daratan gersang didalam ruang dimensi tersebut. 'Celah Kekosongan' yang dimasuki YoLang benar-benar suatu tempat yang kosong dan luasnya sama seperti sebuah benua tanpa sebuah kehidupan, kemudian dia mulai mengolah pengetahuan yang berada didalam pikirannya dan mendapatkan sebuah catatan tentang Teknik Penciptaan yang diberikan oleh Dewa Gurunya sang Kaisar Dewa dan oleh Dewa Pengetahuan gurunya yang kelima.

Whhuuuzzz...

YoLang menciptakan sebuah penerangan didalam ruang dimensi yang gelap itu yang menyerupai matahari yang jika dilihat ukurannya hampir sama dengan matahari yang asli diluar ruang dimensi tersebut, kemudian dengan teknik Ruang dan Waktu dia mengatur perputaran waktu dalam ruang dimensi tersebut yang sesuai dengan putaran waktu didunia luar sehingga setelah 12 jam penerangan dalam ruang dimensi tersebut akan berganti dengan sebuah penerangan lainnya yang lebih kecil menyerupai bulan seperti didunia luar.

Whhhuuuzzz...

Selanjutnya YoLang membuat kawasan pegunungan, perbukitan, jurang dan lembah dilengkapi dengan sungai dan sebuah danau besar untuk melengkapi ruang dimensi tersebut sebagai sebuah benua kehidupan, selanjutnya untuk lebih menjadi layak sebagai sebuah tempat untuk kehidupan YoLang mengisi kandungan udara didalam ruang dimensi tersebut dengan energi hawa murni dan energi spiritual. Kemudian dia membuat formasi siklus perputaran kandungan udara dengan semua tumbuhan, tanah dan air serta cahaya dari penerangan yang dia buat untuk menjadikan sumber alam didalam ruang dimensi tersebut hidup dan layak untuk dijadikan tempat kediaman bagi semua makhluk hidup. YoLang kemudian mulai memindahkan beberapa jenis hewan, burung dan ikan yang berada didalam dunia jiwanya kekawasan hutan, danau dan sungai yang berada didalam ruang dimensi tersebut, dan tak lupa dia juga membawa keluar beberapa jenis pohon langka seperti pohon Kayu Maha Dewa dan pohon Kayu Jati.

Setelah melihat semua yang dibuatnya berjalan dengan baik, YoLang kemudian membuat kubah pelindung untuk ruang dimensi yang baru dia temukan dan juga yang baru dia bentuk menjadi sebuah tempat yang layak untuk dijadikan sebuah pemukiman. ` Dengan sebuah formasi Tingkat Ilahi yang hanya dapat dilihat, dirasakan atau dimasuki oleh sebuah entitas yang lebih tinggi setingkat dari tingkat kekuatannya saat ini yaitu Raja Dewa Sejati tahap-39, setelah membungkus ruang dimensi tersebut dengan formasi yang dibuatnya dia beralih keluar celah dan membuat hal yang sama untuk menyamarkan celah tersebut dari temuan pihak lain. YoLang kemudian menandai lokasi celah tersebut dan kembali melesat keatas langit untuk mencari keberadaan sebuah pemukiman, setelah melintas sejauh 100 kilometer dari puncak gunung tempat dia muncul dari kekosongan dia melihat sebuah kota dan segera dia melesat kearah kota itu.

Masih berjarak 1 kilometer YoLang turun dan mulai berjalan menyusuri jalan lintas yang menuju kota tersebut, disepanjang jalan dia berpapasan dengan beberapa pejalan kaki ataupun penunggang kuda yang datang dari arah kota itu. Didepannya terlihat ada sebuah gerbong kereta kuda yang sedang dibawa oleh seorang pria paruh baya, dengan cepat dia berlari menyusul kereta itu untuk dia jadikan sumber informasi awal di Alam Dewa ini.

"Paman...!, tolong berhenti sebentar!" teriak YoLang kepada sang kusir kereta kuda tersebut.

Bruussshhh...

2 ekor kuda yang sedang menarik kereta gerbong itu berhenti setelah dihentikan oleh sang kusir.

"Hehh...!, ada apa anak muda?, apa kau memerlukan tumpangan?, cepat naiklah kesini!" kata pria paruh baya itu.

"Ahh..., terima kasih paman!, maaf saya orang baru disini, bisakah aku tahu kota apa yang ada didepan kita itu paman?" katanya tanpa basa-basi sambil memeriksa keberadaan sang kusir kereta tersebut.

"Hmm..., kamu seorang petualang ya!, itu Kota Lang Yang, sebuah kota netral jadi semua ras bisa masuk kedalam kota!, hanya saja penguasanya adalah seorang Ras Dewa jadi selain Ras Dewa diharuskan membayar pajak masuk sebesar 2 buah batu roh!, dan aku melihatmu adalah seorang Ras Manusia dan tingkat kekuatanmu sangat rendah, oleh sebab itu saya mnyarankan agar kamu berhati-hatil!, didalam sana banyak kekuatan berbagai Ras, sebisanya menghindarlah dan jangan membuat sembarangan orang tersinggung karena akan sangat berbahaya untukmu!" kata sang kusir yang memperingatkan YoLang.

"Baik paman!, terimakasih telah memperingatkan saya, aku akan berhati-hati didalam kota nantinya!, terlebih lagi aku hanya akan singgah sebentar dan kemudian akan melanjutkan perjalanan kekota selanjutnya!" kata YoLang memancing informasi lainnya dari sang kusir.

"Kamu akan ke Kota Lang Yung?, saya juga hanya singgah sebentar untuk menjemput istri saya yang sedang berdagang sayuran dipasar kota itu!, dan akan kembali pulang kekediaman kami di Desa Shan Hung yang jaraknya hanya semalam perjalanan untuk sampai di Kota Lang Yung tempat tujuanmu itu!, ikutlah dengan kami dan biayanya gratis asalkan kau temani saya ngobrol dalam perjalanan nanti!, bagaimana?", kata sang kusir menawarkan jasanya.

"Wah..., paman sungguh baik!, baik kita sepakat, saya akan ikut dengan paman sampai desa Shan Hung, kemudian saya akan melanjutkan perjalanan sendiri sampai kota Lang Yung, hehehe..., terimakasih tumpangannya paman!" kata YoLang senang mendapat tumpangan dan informasi gratis.

"Ya sebagai ongkosnya, kamu harus membantu saya mengangkat sisa bahan sayuran yang tidak laku terjual kedalam gerbong kereta nantinya, dan kita akan mampir makan dan akan melanjutkan perjalanan setelah itu!, dan kamu sebaiknya secepatnya ke kota Lang Yung karena penguasa disana adalah Ras Manusia nantinya kamu akan mendapat perlindungan dari penguasa kota disana!" kata pria paruh baya itu melanjutkan.

"Baik paman!, setelah sampai di desa paman, saya akan langsung melanjutkan perjalananku" kata YoLang.

YoLang telah memeriksa keberadaan sosok kusir tersebut dan melihat isi pikirannya dan mengetahui dia dan istrinya adalah Ras Manusia dan orang baik, pekerjaan mereka sebagai petani dan berdagang serta memiliki tingkat kekuatan Nirwana Awal dan terlihat jarang berlatih dan berkultivasi. Melewati gerbang kota mereka membayar biaya masuk sebesar 4 batu roh yang dibayarkan YoLang sehingga membuat pria paruh baya itu senang, kemudian mereka menuju kepasar dimana istri pria paruh baya itu berjualan untuk menjemputnya dan kembali pulang kedesa mereka.

Aku Berhak atas Jalanku

Suasana Kota Lang Yang tidak ada bedanya dengan kota-kota yang berada di Alam Fana maupun Alam Kultivator karena semua sosok berbentuk manusia, hanya saja semua orang yang berada didalam kota tersebut memancarkan cahaya yang berbeda-beda dari dalam tubuhnya karena Jenis Darah yang berasal dari berbagai Darah Ras kehidupan. Ras Dewa sebagai ras penguasa kota terlihat lebih mendominasi dengan Darah Ras dari dalam tubuh mereka yang memancarkan Cahaya Merah, dan untuk melihat kondisi tubuh dapat dilihat dari redup terangnya cahaya tersebut. Sinyal cahaya tesebut yang menandakan sosok tersebut dalam keadaan sehat dan kuat atau sedang sakit dan lemah, sedangkan untuk mengidentifikasi tingkat kekuatannya sama seperti melihat keberadaan para pembudidaya Hawa Murni di Alam Fana atau pembudidaya Energi Spiritual di Alam Kultivator. Semua makhluk yang hidup di Alam Dewa ini masing-masing dapat dibedakan dari warna cahaya yang terpancarkan dari dalam tubuh mereka yang bersumber dari jenis Darah Ras mereka yaitu :

- Ras Hewan \= Cahaya Hijau

- Ras Manusia \= Cahaya Terang (tanpa warna)

- Ras Peri \= Cahaya Biru

- Ras Dewa \= Cahaya Merah

- Ras Iblis \= Cahaya Hitam

- Ras Suci \= Cahaya Emas

Hari telah menjelang siang ketika YoLang dan Kun Ouw tiba dipusat perdagangan kota Lang Yang dimana pasar besar berada, mereka akan menjemput Whang Nie istri Kun Ouw yang sedang menjual hasil pertanian mereka.

"Nak...!, kamu tunggu dan jaga keretaku ini, aku akan menyusul istriku didalam sana!" kata Kun Ouw.

"Baik paman!, aku akan menunggu disini" kata YoLang singkat.

"Kalau sisa bahan jualan masih banyak?, nanti kamu bantu aku mengangkutnya kesini, ya?" kata Kun Ouw kemudian berjalan masuk kedalam pasar.

Beberapa saat kemudian terlihat Kun Ouw kembali dengan sebuah karung yang sedang dipikulnya, sementara itu ada sosok perempuan paruh baya yang mengikutinya dari belakang sambil membawa 2 kantong kulit dimasing-masing tangannya. YoLang dengan sigap segera bergerak maju menyongsong sosok perempuan itu kemudian membantu membawakan kedua kantong kulit yang berada ditangannya untuk dibawa masuk kedalam kereta gerbong mereka.

"Ahh..., terimakasih Nak Yo!, seperti yang dikatakan suamiku, kamu memang orang baik!" kata Whang Nie istri Kun Ouw.

"Terimakasih bibi Nie!, sudah sewajarnya yang muda akan berlaku demikian kepada yang lebih tua, hehehe..., mari bibi aku bantu naik keatas kereta!" kata YoLang kemudian menuntun Wang Nie naik keatas kereta gerbong.

"Nah beres, ayo kita cari tempat makan yang enak!, lumayan penjualan hari ini sebagian besar dapat terjual, istriku?, apakah kamu punya ide dimana kita akan makan?" kata Kun Ouw kemudian meminta sang istri untuk menunjukkan tempat untuk mereka makan siang.

'Kita ke kedai makan dekat gerbang kota saja suamiku!, selain masakan disana enak juga harganya tidak mahal seperti yang berada di restoran-restoran dalam kota yang sudah mahal dan rasa makanannya hambar!" kata Whang Nie menjelaskan.

"Baik permaisuriku...!, yaeaahh..., jiaa..., jiaa...!" kata Kun Ouw kemudian mulai memacu kudanya untuk menjalankan kereta menuju arah selatan dimana gerbang kota berada.

Whang Nie duduk sendiri dalam gerbong dengan sebuah karung dan 2 buah kantong berisikan sisa dagangan mereka, sementara itu YoLang duduk disamping Kun Ouw yang sedang menjadi kusir kerta gerbong mereka. Tidak banyak yang mereka perbincangkan dalam perjalanan menuju kedai makan yang dimaksudkan Whang Nie sampai mereka tiba didepan kedai makan itu

"Hoooo...!, kita sudah sampai, ayo turun dan coba rasakan makanan di kedai ini!, aku jamin kamu akan ketagihan, hehehe..." kata Kun Ouw kemudian membantu sang istri untuk turun dari gerbong kereta.

"Ahh..., saudara Ouw!, saudari Nie!, mari masuk, kebetulan meja biasa kalian tempati masih kosong!, silahkan...!" kata sosok pria yang sebaya dengan Kun Ouw dan Kwang Nie menyapa mereka dan mempersilahkan duduk ditempat biasa mereka tempati.

"Terimakasih saudara Chan!, tolong tambahkan sebuah kursi makan lagi dimeja kami!, karena saat ini kami datang bertiga!" kata Kun Ouw kemudian menuju meja dimana tempat mereka biasa duduk makan.

"Ohh...!, baiklah akan segera saya siapkan" kata Bong Chan kemudian segera menyiapkan sebuah kursi makan seperti yang diminta Kun Ouw.

Kedai makan sederhana itu terdapat 6 buah meja makan dan dapat menampung pengunjung sebanyak 20 orang, dan rata-rata pengunjung yang singgah adalah para pengunjung yang berasal dari Kota Lang Yung atau Desa Shan Hung karena jalan lintas didepan kedai itu menuju kearah dua tempat itu yang berada dibagian selatan. Saat ini 6 meja makan telah terisi penuh setelah meja terakhir ditempati oleh Kun Ouw dan Whang Nie serta YoLang. Mereka mulai menikmati sajian makanan kedai itu yang ternyata terasa enak dan cocok dilidah YoLang, pasangan pemilik kedai adalah kenalan lama Kun Ouw dan Whang Nie karena selama beberapa tahun berdagang di Kota Lang Yang mereka sering mampir dan makan dikedai ini. Bong Chan dan Lie Shuan adalah pasangan suami istri pemilik kedai didekat gerbang selatan kota Lang Yang, sudah 10 tahun mereka menjalankan kedai makan ini dan melayani pelanggannya yang rata-rata berasal dari Kota Lang Yung dan Desa Shan Hung.

Lewat tengah hari kereta gerbong itu mulai bergerak menuju Desa Shan Hung, saat ini YoLang sedang menggantikan Kun Ouw sebagai kusir kereta dan sementara itu Kun Ouw menemani sang istri didalam gerbong. Dalam perjalanan tak henti-hentinya YoLang memeriksa keberadaan aura kehidupan disekitar jalan lintas yang mereka lalui, karena saat masih di kedai makan dia sudah merasakan adanya pancaran aura yang kuat dari dari 2 jenis darah ras kehidupan dijalur lintas yang akan mereka lalui. Masih berjarak 2 kilometer YoLang sudah mengetahui bahwa keberadaan 2 aura yang memancarkan niat jahat dan membunuh itu sedang berhenti seperti menantikan kedatangan seseorang, dengan kemampuannya dia membuat formasi perlindungan tingkat surgawi terhadap kereta gerbong yang sedang dibawanya untuk mencegah segala sesuatu yang akan terjadi.

Tingkat kekuatan 2 sosok yang dicurigainya itu sudah berada diRanah Puncak Alam Dewa yaitu tingkat Holy Emperor tahap 2 dan tahap 4, kedua sosok tersebut adalah seorang Ras Peri jenis Mage atau Penyihir Hitam dan seorang Ras Hewan Roh jenis Monster, dan dari aura kehidupan mereka memancarkan aura hitam pekat pertanda mereka memiliki niat jahat dan sudah banyak melakukan pembunuhan terhadap makhluk hidup yang lain. Mendekati lokasi tempat kedua sosok itu, YoLang terlihat santai sambil bersiul seperti tidak mengetahui akan keberadaan mereka berdua, beberapa meter akan melewati lokasi itu barulah kedua sosok itu melompat keluar dari tempat persembunyian mereka dan menghadang laju kereta yang sedang dikusiri YoLang.

"Berhenti bocah!, berikan dulu hak kami sebagai penjaga jalan lintas ini sebelum kamu melewatinya, cepat...!" kata sosok Monster.

"Hak?, apakah jalur lintas ini milikmu?, baru sekarang aku mengetahuinya!" Kata YoLang terlihat acuh-acuh saja.

"Hei bocah! dengarkan apa yang dikatakan temanku itu, sayang jika masih muda sepertimu harus secepat ini menghadap Dewa Kuning!, hahaha..." kata sosok Penyihir Hitam.

"Hahaha..., Aku berhak atas jalanku ini!, karena jalan ini adalah fasilitas umum, seharusnya kalian berdua sebagai makhluk rendah yang berjaga disini harus tunduk dan hormat kepada pemerintah sebagai pemilik jalan ini!, nah..., tunggu apalagi?" kata YoLang memanasi situasi.

"Bajingan...!, banyak mulut pergilah keneraka!" kata sosok monster itu kemudian melesat menerjang kereta gerbong dimana YoLang berada.

Hiiaaattt...

Bhuuusss..., Brruuukkk...

Ahh... Aduuhh...

Sosok Monster dengan tubuh manusia itu menerjang kubah pelindung buatan YoLang dan terpental kembali kearah dari mana ia datang

"Hmm..., hati-hati!, ada formasi saudara Ken!, bocah ini ternyata berisi" kata sosok monster itu.

Minggir atau Lenyap

YoLang turun dari atas kereta gerbong tersebut dan berhadapan dengan kedua sosok yang mencegatnya, sementara itu paman Kun Ouw dan bibi Whang Nie yang berada didalam gerbong tidak menyadari akan kejadian yang sedang terjadi diluar gerbong mereka.

"Dengar hai dua makhluk rendahan!, Minggir atau Lenyap, saya beri waktu sampai hitungan ketiga!" kata YoLang tegas karena sudah merasakan niat membunuh yang besar dari kedua sosok tersebut.

"Bocah brengsek...!, kaulah yang lebih dahulu lenyap!" kata sosok monster kemudian segera maju menyerang YoLang.

Hiaattt...

Whuuss..., whuuss...

Pukulan tangan kosong sang monster mengenai tempat kosong karena dapat dihindari oleh YoLang dengan mudah.

"Langkah Cahaya"

"Amukan Badai Naga"

Whuuzz... Bhuukk... Aahhkk...

Whuuzz... Dhesss... Aarghk...

Kedua sosok tersebut terpental karena mendapat serangan tangan kosong dan kemudian YoLang melanjutkan serangannya,

"Elemen Tanah"

"Tapak Dewa Bumi"

YoLang mengerahkan energi kekuatan elemen tanah dan menggunakan teknik Tapak Bumi yang sumber kekuatanya sesuai dengan elemen tanah, teknik yang dapat membuat tanah pijakan seseorang dapat amblas masuk sampai ratusan meter kedalam perut bumi.

Brrreeettt... Brrreeettt...

Brrruuussshhh... Brrruuussshhh...

Aahhkkk... to... to... longg...

Ba... ba... jing... an... aahhkkk...

Brrooommm... Brrooommm...

Kedua sosok tersebut terserap oleh sebuah kekuatan yang datangnya dari dalam tanah kemudian menelan dan menguburkan keduanya sampai di kedalaman 100 meter dalam perut bumi, selanjutnya YoLang mengembalikan kondisi struktur tanah bekas pijakan kedua sosok tersebut yang terlihat membentuk sebuah sumur yang dalam.

"Tapak Dewa Bumi"

Brrreeettt...

Brrruuussshhh...

Dalam sekejab kondisi permukaan tanah kembali seperti semula tanpa terlihat adanya berkas pertempuran yang terjadi disitu, dan kemudian YoLang kembali naik keatas kereta gerbong dan melanjutkan perjalanannya menuju desa Shan Hung. Menjelang sore perjalanan kereta gerbong yang dikusiri YoLang mulai memasuki kawasan desa Shan Hung, paman Kun Ouw telah kembali kesisi YoLang dan mengambil alih tali kekang kemudian mengarahkan kereta gerbong tersebut kerumah mereka.

"Nak Yo...!, kamu malam ini beristirahat saja dulu dirumah kami, ada sebuah kamar kosong yang dapat kau pakai, nanti kamu melanjutkan perjalanan besok pagi saja dengan menunggang kuda, dikandang belakang rumahku masih ada 4 ekor dan kamu bisa gunakan salah satunya untuk perjalanan menuju Kota Lang Yung" kata paman Kun Ouw yang terlihat tulus.

"Ahh..., terimakasih paman Ouw, paman sungguh baik, entah bagaimana saya harus membalas kebaikan paman!" kata YoLang yang merasa tidak enak hati.

"Nak...!, memberi dengan mengharapkan balasan itu namanya bukan membantu tapi berdagang, hehehe..., saya memberikan bantuan kepadamu bukan sedang berdagang!" kata paman Kun Ouw tegas.

"Baiklah paman!, sekali lagi terima kasih sudah baik kepadaku, padahal kita baru bertemu sehari, tapi paman sudah begitu mempercayaiku!" kata YoLang.

"Entahlah nak...!, aku dan istriku hanya merasakan bahwa kamu itu orang baik, dan banyak berbuat hal baik dimuka bumi ini, jadi kami merasa wajib juga memberikan bantuan kepada orang sepertimu!, terlebih yang kami berikan adalah sesuatu yang wajar dan tidak berlebihan!, hehehe..., nah itu kediaman kami" kata paman Kun Ouw.

Sebuah rumah sederhana yang tidak terlalu mewah tapi bersih dan terawat karena terlihat ada sebuah taman bunga didepan rumah, letak kediaman paman Kun Ouw berada diujung Desa Shan Hung karena letaknya berada sebelum gerbang masuk desa. YoLang kemudian membantu bibi Wang Nie turun dari gerbong kereta dan membawa masuk karung berisi sayuran yang tidak laku terjual dipasar kedalam rumah, sementara itu paman Kun Ouw melepas kuda tunggangan dari kereta dan membawa 2 ekor kuda itu ke kandang mereka yang berada dibagian belakang rumah tersebut.

"Nak Yo...!, itu kamar yang dapat kamu gunakan, kalau mau membersihkan diri bisa kebagian belakang rumah, karena letak kamar mandinya berada diluar rumah, bibi akan menyiapkan makanan buat makan malam kita bertiga" kata bibi Whang Nie.

"Baik bibi Nie...!, terimakasih sudah mau menerimaku dirumah paman dan bibi" kata YoLang.

"Ahh..., kamu tidak usah sungkan nak Yo...!, baiklah bibi kedapur dulu, mau menyiapkan makanan buat makan malam kita bertiga nantinya" kata bibi Whang Nie kemudian berlalu menuju dapur.

YoLang kemudian masuk kedalam kamar yang disiapkan untuknya dan menandai lokasi rumah tersebut, dalam kesendiriannya dia mulai berpikir untuk segera mengeluarkan para pengikutnya terutama kedua istrinya yang sudah 4 hari berada didalam dunia jiwa. Tapi niat itu dia urungkan mengingat ruang dimensi yang dia temukan belum sepenuhnya aman, YoLang masih menunggu 6 hari lagi untuk memastikan lokasi ruang dimensi temuannya itu aman dan tidak dapat ditemukan ataupun diterobos oleh pihak lain. Karena dia belum sepenuhnya yakin dengan proteksi yang dia buat dan juga dia belum sepenuhnya mengetahui tingkat kekuatan atau entitas terkuat yang berada di Alam Dewa ini, untuk itu dia membuat tahap uji coba jika dalam waktu 10 hari lokasi ruang dimensi yang ditemukannya itu baik-baik saja maka dia akan mulai menggunakan tempat tersebut sebagai kediaman pribadi miliknya.

"Nak Yo...!, keluarlah, makan sudah siap!" suara bibi Whang Nie dari luar kamar memanggilnya.

"Baik bibi, aku segera kesana!" kata YoLang kemudian beranjak keluar dari dalam kamar.

"Ayo nak...!, kita makan, kamu mau minum apa? arak? teh? atau air putih?" tanya paman Kun Ouw.

"Saya sudah terbiasa minum teh paman, belum pernah saya minum arak!, bahkan menciumnya saja belum, tapi melihat orang lain yang terpengaruh oleh minuman itu sudah sering, makanya saya tidak mau dekat-dekat dengan minuman itu" kata YoLang menjelaskan kebiasaan minumnya.

"Hehehe..., paman juga tidak menyediakan minuman seperti itu!, dan sama denganmu, paman dan bibi hanya meminum teh hangat dan sesekali minum kopi hitam" kata paman Kun Ouw menjelaskan kemudian mereka mulai menyantap hidangan makan malam yang telah dibuat oleh bibi Whang Nie.

Selesai makan ketiga sosok itu berbincang-bincang diruangan tamu sambil bertukar kisah dan pengalaman mereka masing-masing, dari kisah paman Kun Ouw dan bibi Whang Nie bahwa mereka sudah bersama selama 12 tahun. Kehidupan pasangan yang belum dikaruniai keturunan itu berlangsung selayaknya sebuah keluarga, mereka hanya sepakat hidup bersama selayaknya pasangan suami istri tanpa adanya upacara pernikahan hanya dengan bersumpah saling setia dihadapan Langit dan Bumi. Usia keduanya masing-masing 45 tahun untuk paman Kun Ouw dan bibi Whang Nie berusia 41 tahun, dalam pikiran YoLang yang juga berprofesi sebagai Tabib dia melihat masih ada kesempatan buat pasangan itu untuk mendapatkan keturunan sampai 4 tahun kedepan. Jika dimulai dari saat ini makan setiap tahun dalam 4 tahun mereka akan memperoleh 4 orang anak.

"Paman dan bibi apakah sudah perputus asa sampai saat ini belum dikaruniai keturunan?" tanya YoLang.

"Ahh nak...!, usia kami sudah pada batasnya untuk bisa memperoleh keturunan!, hahh...!, mungkin sudah takdir dan kami tidak diijinkan untuk mendapatkan seorang anakpun" kata paman Kun Ouw yang terlihat murung.

"Hehehe..., kalau paman dan bibi masih mau berusaha saya pikir masih ada kesempatan, bahkan bisa mendapatkan anak sampai 4 orang, itu kalau paman dan bibi bersedia saya obati!, bagaimana...?" tanya YoLang sambil memainkan kedua alis matanya dihadapan pasangan suami istri itu.

"Kamu jangan bercanda nak!, janganlah memberikan harapan palsu kepada kami berdua yang sudah mulai peot ini!" kata bibi Whang Nie datar.

"Nak...!, apakah kamu seorang tabib?, atau punya pengalaman dalam pengobatan?" tanya paman Kun Ouw yang mulai terlihat serius.

"Hehehe..., paman benar!, saya sebenarnya adalah seorang alkemis juga seorang tabib, dan saya bisa mengobati bibi dan membuat paman Ouw joss kembali seperti anak muda!, bagaimana?, eennmm...?" kata YoLang serius.

"Hahh...!, hal itulah yang kusangsikan dari awal, kamu pasti sedang dalam penyamaran dan tidak memperlihatkan semua kekuatan dan kemampuanmu!, kamu hanya berpura-pura sebagai orang lemah!" kata bibi Whang Nie menjawab keraguanya tentang sosok YoLang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!