Wu Sheng adalah Ahli Bela Diri yang sangat berbakat di dalam bidang pengobatan, formasi dan menjinakkan Hewan Buas yang sedang duduk bersantai meratapi kesepian dan rasa penyesalan yang mendalam secara tidak terduga mendapatkan serangan mendadak dari musuhnya yang bersembunyi hingga terpaksa harus kehilangan nyawanya.
“Aku telah menjadi Ahli Bela Diri yang sangat disegani di tiga Benua ini tapi aku sendirian dan kesepian!” gumam Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang sedih sambil berdiri di atas puncak Gunung Tianghe.
“Ayah! Ibu! Kak Wu Lei dan Adik Yaoyao! Kenapa kalian meninggalkanku sendirian?” gumam Wu Sheng dengan tatapan mata yang sayup.
“Andai aku punya kesempatan kedua. Andai Dewa bisa mengabulkan keinginanku ini. Aku ingin sekali kembali ke masa lalu dan menjadi anak yang berbakti dan memberikan mereka semua hukuman dua kali lipat dari yang mereka lakukan!” ucap Wu Sheng sambil menatap tangannya yang terkepal erat.
“Lalu aku berjanji menjadikan Yaoyao sebagai wanita yang paling beruntung di Benua ini nantinya!" gumam Wu Sheng dengan tatapan mata penuh harap.
"Wu Sheng! Akhirnya aku menemukanmu. Hari ini adalah hari terakhirmu dan aku akan mengirimmu ke neraka bersama seluruh anggota keluargamu!" teriak Luo Yang, keturunan terakhir Kelauarga Luo, dengan suara yang sangat keras.
Luo Yang yang tau jika dirinya tidak akan menang melawan Wu Sheng dengan cara yang adil pun memutuskan untuk menggunakan cara licik hingga akhirnya membuat Wu Sheng masuk ke dalam perangkapnya.
Wu Sheng yang kehabisan waktu hingga akhirnya terduduk di atas Gunung Tianghe sambil bersandar di bawah pohon besar menunggu ajalnya tiba dengan Luo Yang berdiri dengan pedang di angkat dan siap menebas kepala Wu Sheng kapanpun.
"Setelah aku menebas kepalamu, aku telah membalasmu dan menggantikanmu menjadi yang terkuat!" ucap Luo Yang dengan suara yang keras dengan tawa yang bahagia.
"Apakah ini akhir hidupku? Apakah aku benar-benar akan mati di sini? Akhirnya aku bisa bertemu dengan mereka lagi dan aku tidak akan sendiri lagi!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang sedih sambil menutup mata dengan senyum yang menunjukkan kesedihan mendalam.
Namun secara tiba-tiba Pedang Misterius yang menjadi Pusaka Keluarga Wu yang menjadi Harta Berharga baginya tiba-tiba bersinar terang dan menarik Wu Sheng masuk ke dalam Pedang.
Wu Sheng yang secara tiba-tiba berpindah tempat ke sebuah ruangan yang putih tanpa ada apapun di dalamnya menjadi bingung.
"Dimana aku? Kenapa aku ada di sini?" tanya Wu Sheng dengan tatapan mata yang terus mencari informasi tentang keberadaannya dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Tubuhku! Kenapa tubuhku yang awalnya sangat lemah menjadi terasa sangat bersemangat di saat aku masih muda?" gumam Wu Sheng lagi sambil menatap tubuhnya dengan tatapan mata yang aneh.
Di saat semua pertanyaan muncul di dalam pikirannya tiba-tiba Wu Sheng melihat seorang kakek dengan janggut putih yang panjang muncul di hadapannya.
"Siapa kau sebenarnya? Bagaimana bisa aku ada disini? Kenapa kau membawaku ke tempat aneh ini?" tanya Wu Sheng terus menerus tanpa henti dengan wajah yang penasaran dalam posisi bertahan.
Kakek Tua yang mendapatkan pertanyaan yang sangat banyak dalam waktu yang singkat pun menjadi kesal terutama saat melihat posisi bertahan Wu Sheng.
Kakek Tua yang tak senang dengan sengaja memukul kepala Wu Sheng dengan balok kayu yang besar yang tak tau asalnya dan langsung menghilang setelah tugasnya.
"Arg! Dasar Kakek Tua s**lan! Beraninya kau memukulku? Apa kau tidak tau siapabaku?" teriak Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang marah dengan mata yang terbuka lebar
"Kau ini sungguh manusia yang sangat cerewet! Jika kau terus protes dan bersikap kurang ajar maka tak hanya balok kayu yang akan mengenai kepalamu tapi juga benda lain yang lebih kuat!" ucap Kakek Tua dengan ekspresi wajah yang kesal dengan tatapan mata yang tajam.
"Sial! Aku yang telah menjadi orang terkuat sebagai Ahli Bela Diri paling berbakat di Kerajaan ini menjadi takut hanya dengan kata-kata ancaman itu!" umpat Wu Sheng dengan suara yang rendah dengan wajah yang kesal.
"Aku tidak senang denganmu yang bersikap waspada di hadapanku karena aku bukanlah musuhmu!" ucap Kakek Tua itu dengan ekspresi wajah yang telah melunak.
"Dia pikir aku akan percaya dengan mudah! Hah! Tidak mungkin! Jika aku punya kesempatan maka aku pun aku memukul kepala Kakek Tua yang sudah bau tanah itu dengan balok kayu itu juga!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan dendam yang membara.
"Tapi dimana balok kayu itu? Kenapa balok kayu itu tiba-tiba muncul dan menghilang setelah memukul kepalaku?" tanya Wu Sheng dalam hati dengan tatapan mat yang curig.
Kakek Tua yang tak punya pilihan lain selain berkata jujur pun akhirnya mengalah dan mengatakan semuanya kepada Wu Sheng terlepas dari reaksi Wu Sheng nantinya.
"Aku bukanlah orang lain. Aku adalah roh yang ada pada Pedang Wu yang menjadi Pusaka Keluarga Wu." ucap Kakek Tua itu sambi menunjuk ke arah pinggang Wu Sheng dimana dirinya selalu ada selama ini.
Wu Sheng yang penasaran pun melihat pinggangnya yang kosong tanpa ada pedang mau sarungnya yang selama ini dibawanya pergi kemanapun sebagai Harta yang paling Berharga.
"Kau telah meninggal karena trik jahat dari musuhmu di Gunung itu lalu aku membawa jiwamu masuk ke dalam dimensi lain tempatku selama ini tinggal!" ucap Kakek Tua itu yang lalu menampakkan kondisi Wu Sheng yang terduduk sambil memejamkan mata dengan Pedang Wu berdiri tegap di sampingnya.
"Kau adalah Keturunan terakhir dari Keluarga Wu yang artinya pemilik terakhirku. Aku tak bisa digunakan oleh orang lain yang tidak memiliki darah Keluarga Wu karena itulah saat kau tiada maka aku pun tiada!" ucap Pedang Wu yang telah bicara serius sambil menghilangkan pemandangan tubuh Wu Sheng yang sebenarnya.
"Oleh karena itu aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu dengan menggunakan semua kekuatan terakhir yang aku miliki lalu saat kau kembali aku hanyalah Pedang biasa!" ucap Kakek Tua dengan ekspresi wajah yang serius.
Wu Sheng yang mendengar perkataan Kakek Tua yang mengaku sebagai Pedang Pusaka Keluarganya pun menjadi sangat gembira dan bahagia.
"Apa? Benarkah? Apakah aku sungguh dapat kembali ke masa lalu?" tanya Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang penasaran.
"Tentu saja bisa dan aku harap kau menepati janji yang telah kau buat di atas Gunung Tianghe dan tak akan melakukan hal bodoh dengan memberikanku kepada wanita licik itu!" ucap Kakek Tua yang langsung mengubah tatapannya menjadi dingin.
Wu Sheng yang mengingat kebodohan terbesarnya yang sangat mencintai Tunangannya Lu Fuqin yang merupakan awal dari kehancuran Keluarganya.
"Jangan khawatir. Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan berlatih dengan rajin dan menjadi kuat lalu membalas mereka semua lebih awal!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang marah.
"Aku akan membuatnya merasakan akibat dari niat buruk yang mereka simpan lalu melindungi semua yang aku sayangi!" ucap Wu Sheng yang tanpa sadar teringat wajah orang-orang yang menjadi penyesalan seumur hidupnya.
Kakek Tua yang merasakan kesungguhan Wu Sheng pun menarik nafas panjang lalu menghilang dalam sekejap mata sehingga membuat Wu Sheng kebingungan.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu jadi jangan lupakan janjimu padaku!" ucap Kakek Tua yang hanya terdengar suaranya saja.
"Saat kau kembali, aku hanyalah pedang biasa tanpa roh ataupun kekuatan karena rohku akan tetap hidup di alam bawah sadarmu dan sebagai imbalannya kau harus mengembalikanku lagi ke dalam Pedang Wu!" ucap Kakek Tua itu lagi dengan suara yang terdengar semakin keras.
Sesaat ucapan terakhir itu dikeluarkan, cahaya terang yang sama pun muncul kembali dan membuat Wu Sheng yang tak tahan dengan silaunya menutup mata.
Lalu saat Wu Sheng membuka matanya kembali dirinya melihat sesuatu yang sangat familiar dan dirindukannya seumur hidupnya.
"Dimana aku? Kenapa tempat ini terasa sangat familiar? Ini seperti kamarku di Kediaman Keluarga Wu sebelum tragedi itu terjadi!" ucap Wu Sheng dengan suara yang rendah dengan pandangan mata yang melihat ke seluruh tempat di ruangan itu
Di saat Wu Sheng sedang mengembalikan pikirannya yang tiba-tiba kosong dan perasaannya yang tak menentu itu seorang wanita muda yang sangat dirindukannya muncul di hadapannya.
"Kakak Sheng! Ayo, bangun! Kenapa kau masih saja tidur da bermalas-malasan di sini? Jika Ayahmu tau, kau pasti akan dimarahinya habis-habisan!" ucap Guang Yao dengan ekspresi wajah dan nada suara yang kesal.
"Yaoyao? Apakah itu kau? Apakah ini sungguh dirimu?" teriak Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang tak percaya yang tanpa sadar langsung berlari dan memeluk Guang Yao.
Guang Yao yang terkejut dan malu saat Wu Sheng tiba-tiba memeluknya pun menampar wajah Wu Sheng dengan sangat kuat hingga membuat Wu Sheng terpelanting jauh menabrak tembok kamarnya.
"Aaarrgghhh! Kakak Sheng! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memeluk Yaoyao secara tiba-tiba?" teriak Guang Yao dengan suara yang keras sambil berbalik arah memegang pipinya yang telah menjadi merah seperti tomat karena malu.
Wu Sheng yang telah lama merindukan suara Guang Yao dan pukulannya saat dirinya malu pun tersenyum bahagia tanpa mengambil hati apapun yang dilakukan Guang Yao padanya.
Di saat yang bersamaan, Wu Sheng pun menyadari satu hal yang sangat penting yang terjadi pada hidupnya selama ini.
"Aku benar-benar kembali ke masa lalu! Aku sungguh kembali dan aku tak akan menyia-nyiakan semuanya! Aku akan melindungi semua orang dan membuat Yaoyao menjadi wanitaku lalu membalas mereka!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan tangan terkepal erat.
"Aku pun akan mengembalikan rohmu kembali ke dalam Pedang Wu dengan berbagai cara untuk membalas semua kebaikanmu!" ucap Wu Sheng lagi dengan tekad yang kuat.
#Bersambung#
Mampukah Wu Sheng menepati janjinya? Mampukah Wu Sheng melakukan semua yang menjadi niat awalnya? Tunggu kelanjutan kisahnya di BAB selanjutnya ya..
Wu Sheng di masa lalu adalah anak tunggal dan Pewaris Keluarga Wu yang merupakan salah satu Keluarga Bangsawan yang disegani di Kota Tianxi.
Meskipun Wu Sheng adalah Pewaris Pertama dalam garis keturuan Keluarga Wu tapi Wu Sheng selalu mendapatkan tatapan mata yang sinis dari Keluarga Cabang yang ingin mengambil posisinya.
Wu Sheng yang tidak senang berlatih lebih suka bermain-main dan bersenang-senang bahkan tidak menyadari plot jahat yang disebarkan untuknya.
Namun, Wu Sheng yang telah kembali ke masa lalu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama sehingga memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik dan mengubah reputasinya yang buruk di masa lalu.
“Di masa lalu aku mungkin bodoh tapi tidak lagi. Kali ini aku akan menendang b*kong mereka semua yang memandang rendah diriku dan memiliki niat buruk pada Keluargaku!” ucap Wu Sheng dalam hati sambil berdiri tegap lalu menatap Guang Yao yang berdiri di depannya dengan wajah yang malu.
“Aku tidak akan bolos lagi hari ini. Aku akan segera mandi dan pergi berlatih!” ucap Wu Sheng dengan nada suara yang tegas dengan tatapan mata yang tajam.
Guang Yao yang biasanya tidak percaya dengan perkataan Wu Sheng kali ini merasa sangat yakin lalu tanpa pikir panjang menganggukkan kepalanya dan tersenyum lembut.
“Aku mengerti. Aku akan pergi dan meminta Paman Zing memerintah Pelayan untuk menyiapkan sarapan untuk Kakak Sheng!” ucap Guang Yao dengan ekspresi wajah yang bahagia lalu keluar dari kamar Wu Sheng.
Wu Sheng yang telah berjanji kepada Guang Yao akan berlatih pun pergi ke ruang latihan khusus yang biasa dipakai Kepala Keluarga Wu dan Ahli Warisnya.
"Buka pintunya! Aku ingin berlatih di dalam!" ucap Wu Sheng kepada dua penjaga yang menjaga Ruang Latihan itu dengan suara yang tinggi.
Kedua Pelayan yang tak tau tempatnya itu pun saling berhadapan seolah kebingungan dengan perintah dari Wu Sheng tapi Wu Sheng yang tau alasannya tetap pada pendiriannya.
"Kalian ingin membuka pintunya atau aku laporkan kepada Ayahku!" ancam Wu Sheng dengan suara yang lantang dengan ekspresi wajah yang kesal.
Kedua Penjaga yang tak ingin kehilangan pekerjaannya itu pun menjadi ketakutan lalu dengan cepat bergerak ingin membuka pintu lalu tiba-tiba seorang pria dengan umur yang sama dengan Wu Sheng muncul.
"Saudaraku Wu Sheng! Kenapa kau membuat keributan di Ruangan Khusus ini? Tolong jangan memaksa dan mengancam mereka karena aku berkata bahwa aku akan menggunakan ruangan ini untuk berlatih!" ucap Wu Fang dengan suara yang lembut dan senyum yang ramah.
Wu Fang adalah anak dari Tetua Feng yang memiliki niat untuk mengambil posisi Wu Sheng sebagai Kepala Keluarga Wu di masa depan.
Wu Sheng yang tidak tau akan hal itu di masa lalu selalu terpedaya dengan senyum ramah dan nada bicara yang lembut dari Wu Fang yang palsu sehingga selalu meminjamkan ruangan yang hanya bisa dipakai oleh Kepala Keluarga dan Ahli Waris kepada Wu Fang.
"Apakah kau pikir ucapanmu ini akan berpengaruh padaku sekarang? Jawabannya adalah tidak. Aku tidak akan terpengaruh lagi Wu Fang!" ucap Wu Sheng dalam hati sambil menatap tajam ke arah Wu Fang.
"Orang jahat yang hanya selalu memanfaatkan kebaikan orang lain dan memiliki niat yang busuk sepertimu tidak pantas mendapatkan kebaikanku!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan tekad yang bulat.
"Aku tidak mengancam ataupun memaksa mereka! Aku hanya meminta mereka melakukan tugas mereka dengan baik karena jika mereka tidak bisa maka lebih baik membuang orang yang tidak berguna seperti itu!" ucap Wu Sheng dengan kata-kata yang terdengar kejam dengan senyum yang lembut.
"Lalu maafkan aku Saudara Wu Fang. Ruangan ini aku yang akan pakai karena aku tak ingin Ayah marah padaku lagi dan jika Saudara Wu Fang ingin berlatih sebaiknya mencari tempat berlatih yang lain karena mulai hari ini aku akan selalu menggunakan ruangan ini!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang serius sambil tersenyum.
Wu Fang yang terkejut dengan deklarasi yang ucapkan oleh Wu Sheng pun terdiam sesaat lalu saat menyadari bahwa Wu Sheng telah menjauh dan hampir memasuki Ruang Latihan Khusus Wu Fang berteriak memanggil.
Namun Wu Sheng yang tidak peduli dan tidak ingin bicara lebih lama dengan Wu Fang pun memilih berpura-pura tidak mendengarnya lalu masuk ke dalam dan menguncinya.
"Aku tak akan pernah memberimu kesempatan untuk bisa mengambil hakku ataupun milikku Wu Fang dan sepertinya aku akan bicara pada Ayah setelah selesai berlatih untuk mengganti Penjaga Ruangan Khusus ini karena Penjaga yang sekarang sudah tidak pantas dipertahankan!" ucap Wu Sheng dengan tatapan mata yang tajam karena menyadari bahwa kedua Penjaga yang berjaga di depan tidak mengakuinya sebagai Ahli Waris Keluarga Wu dan telah menganggap Wu Fang sebagai Ahli Warinya.
Setelah selesai dengan permasalahannya dengan Wu Fang, Wu Sheng pun melihat-lihat dan merasakan Energi Qi yang ada di Ruang Latihan Khusus yang sangat jarang dipakai olehnya karena selalu termakan perkataan Wu Fang padanya.
"Ternyata tempat ini memiliki Energi Qi yang lebih besar daripada tempat lain yang ada di Kediaman Keluarga Wu. Pantas saja Wu Fang selalu memintaku untuk meminjamkan Ruangan ini padanya untuk berlatih!" ucap Wu Sheng dengan tatapan mata yang sinis.
"Hmmm, tempat terbilang cukup baik untuk berlatih dibandingkan Gunung, Lembah ataupun Hutan yang juga memiliki Energi Qi yang banyak tapi memiliki resiko diserang oleh Hewan Buas!" gumam Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang dingin.
Wu Sheng yang berpikiri jika dirinya masih berada di Level Dasar karena malas berlatih dan selalu bermain-main akhirnya menyadari titik permasalahan pada dirinya.
"Tubuh ini telah diracuni dan racun ini telah masuk ke dalam tubuhku selama tiga tahun!" ucap Wu Sheng yang langsung membuka matanya setelah dirinya menyadari bahwa Energi Qi yang melimpah di Ruangan itu tak bisa diserap sepenuhnya olenya.
"Tidak disangka ternyata Tunanganku dan Saudara Wu Fang telah bekerjasama untuk mencelakaiku sejak awal! Jika seperti ini maka aku harus memberikan mereka kejutan yang tak terlupakan!" ucap Wu Sheng dengan senyum licik.
Wu Sheng yang di kehidupan lalunya adalah Seorang Ahli Bela Diri dengan bakat luar biasa pada Alkemia, Formasi dan Pengobatan merasa jika racun yang ada di dalam tubuhnya adalah masalah yang kecil.
"Hah! Sepertinya aku hanya bisa menggunakan Teknik Pernafasan Kuno untuk membersihkan racun yang telah mengalir ke seluruh tubuhku tapi untuk membunuh akar racunnya aku harus membuat Pil yang cocok!" ucap Wu Sheng dengan wajah yang serius dengan tatapan mata yang tajam.
Wu Sheng yang terus melatih Teknik Pernafasan Kuno akhirnya menyadari manfaat yang dirasakannya setelah berlatih selama tiga jam tanpa henti.
"Hah! Tidak disangka ternyata Teknik Pernafasan Kuno ini sangat cocok untukku menyerap Energi Qi yang ada di Ruangan ini dengan maksimal!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang bahagia.
"Aku tidak hanya menyingkirkan racun yang menyebar itu bahkan aku dapat menggunakannya untuk membersihkan tubuh ini yang sangat kotor!" ucap Wu Sheng sambil melihat kotoran yang keluar dari tubuhnya hingga membuat pakaian Wu Sheng ikut kotor.
Wu Sheng yang merasa jika hari ini sudah cukup baginya berlatih pun memutuskan untuk keluar dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri lalu pergi menemui Ayahnya sesuai dengan rencana awal.
Sementara itu, di tempat yang berbeda seorang Pria Paruh Baya datang menemui Kepala Keluarga Wu dan memberikan laporan yang membuat Kepala Keluarga Wu terkejut.
"Apa? Benarkah itu? Apakah kau tidak sedang berbohong untuk menyenangkanku kali ini?" tanya Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang tak percaya dan tatapan mata yang terkejut.
"Tentu saja, Kepala Keluarga! Saya berkata jujur! Saya tidak berani berbohong!" ucap Paman Zing yang merupakan Pengasuh Wu Sheng sejak Ibunya menghilang sepuluh tahun yang lalu.
#Bersambung#
Apakah Wu Sheng akan sungguh-sungguh mengganti Penjaga Ruang Latihan Khusus? Apa yang dikatakan oleh Paman Zing kepada Kepala Keluarga Wu, Wu Shanghe? Lalu kemana dan bagaimana Ibunya Wu Sheng pergi? Tunggu jawabannya di BAB-BAB selanjutnya ya..
Wu Shanghe yang selalu pusing dengan sikap Wu Sheng yang merupakan anak tunggalnya yang malas berlatih tiba-tiba menjadi terkejut saat mendapatkan laporan dari Paman Zing.
"Saya tidak akan berani berbohong Kepala Keluarga! Tuan Muda Wu Sheng sungguh berlatih di Ruang Latihan Khusus dan menolak permintaan Tuan Muda Wu Fang untuk meminjam Ruangan tersebut!" ucap Paman Zing dengan wajah yang gembira.
"Akhirnya anak itu sadar juga. Aku sampai khawatir dia akan terus terpeda dengan kebaikan dan senyum palsu dari anak itu selamanya!" ucap Wu Shanghe dengan suara yang ceria.
"Aku awalnya tidak percaya saat Guang Yao berkata bahwa Sheng'er akan berlatih tapi setelah Paman Zing melaporkannya maka aku baru bisa percaya sepenuhnya!" ucap Wu Shanghe dengan tawa yang lebar.
"Aku harap anak itu akan benar-benar berubah dan tak membuatku khawatir lagi!" ucap Wu Shanghe dengan tatapan penuh harap sambil menatap awan di langit sambil membayangkan wajah Istrinya yang tak pergi meninggalkannya sepuluh tahun yang lalu.
"Jangan khawatirkan Putra kita, Istriku. Aku berjanji akan melindunginya dan membesarkannya dengan baik lalu pada saatnya tiba maka aku akan menceritakan semua padanya tentang kepergianmu yang tak kita harapkan!" ucap Wu Shanghe dalam hati sambil memegang Token Giok dengan Lambang Burung Phoenix di tangan kanannya.
Tak lama setelah kesedihan dan kesepian ditinggal sendirian oleh Istrinya muncul tiba-tiba Penjaga pintu datang melaporkan kedatangan Wu Sheng.
"Izinkan Sheng'er masuk!" ucap Wu Shanghe dengan wajah yang bahagia dengan nada suara yang ceria.
Wu Sheng yang masuk ke dalam ruangan langsung berlutut dan mencium lantai sehingga membuat Wu Shanghe menjadi terkejut.
"Sheng'er ada apa? Kenapa kau berlutut seperti itu? Apakah ada yang mengganggumu? Berdirilah anakku!" ucap Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang bingung sambil bergerak meminta Wu Sheng berdiri.
"Tidak Ayah! Izinkan Wu Sheng meminta maaf dengan benar. Izinkan aku melakukan ini sekali saja!" ucap Wu Sheng yang menolak untuk berdiri dengan tekad yang kuat.
"Baiklah. Jika itu yang kau inginkan maka Ayah tidak akan menghalangimu. Lakukanlah yang ingin kau lakukan!" ucap Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang pasrah sambil melepaskan tangannya dari lengan Wu Sheng lalu berdiri di hadapan Wu Sheng.
Wu Sheng yang telah kembali ke masa lalu sangat ingin bersujud meminta maaf dan mengakui semua kesalahannya. Oleh karena itu, hal pertama yang dilakukan Wu Sheng saat bertemu Wu Shanghe adalah bersujud di lantai.
"Ayah, Wu Sheng bersalah. Wu Sheng sudah menyadari kesalahannya dan meminta Ayah untuk mengampuninya. Wu Sheng berjanji akan berlatih lebih rajin, menjadi anak yang dapat membanggakan Keluarga dan menjadi Kultivator terkuat!" ucap Wu Sheng dengan suara yang lantang dengan tekad yang kuat.
"Ayah sudah memaafkanmu. Ayah percaya padamu bahwa kau telah berubah dan Ayah akan menunggu hingga hari itu tiba!" ucap Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang bahagia dan senyum yang lebar lalu memeluk Wu Sheng dengan erat.
Setelah semua yang terjadi akhirnya hubungan Wu Sheng dan Wu Shanghe yang selalu tegang menjadi cair.
Wu Sheng yang memiliki tujuan lain untuk menemui Wu Shanghe pun mengatakan semuanya yang secara tak terduga telah diketahui oleh Wu Shanghe sejak awal.
"Ayah, apakah Ayah tau jika Paman Feng Tu selalu mengincar posisi Ayah sebagai Kepala Keluarga Wu sejak awal?" tanya Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang serius.
"Ayah sudah mengetahuinya sangat lama karena Pamanmu, Kakak Ayah, selalu menyulitkan Ayah tapi Ayah tidak bisa mengambil sikap yang tegas karena kau sangat dekat dengan Wu Fang!" ucap Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang pasrah.
Wu Sheng yang mendengar pengakuan Ayahnya itu pun terdiam dan menyadari satu lagi kesalahannya sehingga menyebabkan Keluarganya hancur.
"Ini semua salahku. Andai saja aku bisa mengetahui niat busuk Paman dan Wu Fang. Ayah tak perlu kehilangan posisinya di masa lalu!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan penyesalan yang mendalam.
Wu Shanghe yang tau jika Putranya telah sadar akan kesalahannya pun tersenyum bahagia lalu menepuk pundak Wu Sheng dengan pelan.
"Yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting adalah kau telah mengetahui kesalahanmu dan berniat untuk berubah!" ucap Wu Shanghe dengan senyum yang lembut.
Di saat Wu Shanghe dan Wu Sheng sedang dalam situasi yang menyentuh tiba-tiba seorang pria muda muncul dan ikut dalam pembicaraan itu.
"Yang dikatakan Ayah itu benar, Adik. Kau harus melupakan masa lalu dan bergerk maju menatap masa depan." ucap Wu Lei, Kakak Wu Sheng, dengan wajah bahagia.
"Kakak!" teriak Wu Sheng dengan suara yang sedikit naik dengan wajah cerah ceria dengan senyum bahagia lalu menjadi sedih saat melihat tangan kanan Wu Lei yang tak bisa digerakkan.
Wu Sheng yang ingat jika dirinya kembali ke masa saat Wu Lei terluka karena mengikuti Pertandingan Generasi Muda di Kota Tianxi untuk memperebutkan kuota mengikuti ujian masuk Sekte Tao pun merasa sangat sedih.
"Kak! Tanganmu..." ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang sedih dengan tatapan mata yang prihatin dengan nada suara yang terdengar lirih.
"Jangan khawatir. Tangan kakak pasti akan kembali seperti semula. Ayah telah meyakinkan Tabib Xu untuk mengobati Kakak!" ucap Wu Lei dengan senyum yang lebar.
Wu Sheng yang mendengar nama salah satu orang yang menjadi penyebab kehancuran Keluarganya menjadi marah sehingga membuat yang lain bingung.
"Ada apa Sheng'er? Kenapa wajahmu berubah menjadi merah setelah mendengar Wu Lei menyebut Tabib Xu?" tanya Wu Shanghe dengan tatapan mata yang penasaran.
"Agh, tidak ada Ayah. Sepertinya aku hanya kelelahan. Mungkin ini karena aku terlalu bersemangat daripada biasanya!" ucap Wu Sheng yang tak ingin Ayah dan Kakaknya curiga.
"Jika seperti itu maka kau harus istirahat sekarang. Ayah akan memerintahkan Pelayan membawakan Sup Gingseng Merah padamu!" ucap Wu Shanghe dengan ekspresi wajah yang cemas.
"Hmmm, tidak Ayah. Ayah tidak peru melakukan itu. Aku baik-baik saja, Ayah!" ucap Wu Sheng dengan senyum yang menenangkan.
"Sebenarnya tujuan kedatanganku bukan hanya untuk mengatakan tentang Paman Feng tapi aku ingin meminta bantuan Ayah!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang seriua.
"Ada apa Adik Sheng'er? Kenapa kau tiba-tiba menjadi serius?" tanya Wu Lei dengan ekspresi wajah yang bingung dan penasaran di saat bersamaan.
"Aku ingin Ayah memecat kedua Penjaga yang berjaga di Ruang Latihan Khusus karena kedua orang itu bukan lagi orang kita tapi orang suruhan Paman Feng!" ucap Wu Sheng dengan nada suara yang tegas.
"Lalu aku ingin meminjam dua puluh tael perak kepada Ayah. Ada sesuatu yang ingin aku beli dan aku berjanji bahwa aku tidak akan menggunakan uang itu untuk hal yang buruk!" ucap Wu Sheng sambil mengangkat tangan menyatakan janjinya.
"Baiklah. Ayah percaya padamu. Ayah akan memberikanmu uang dua puluh tael perak dan kau tak perlu mengembalikannya pada Ayah! Anggap ini sebagai perayaan karena kau telah menjadi dewasa!" ucap Wu Shanghe dengan senyum yang lebar sambil menepuk pelan bahu Wu Sheng.
"Terima kasih, Ayah!" ucap Wu Sheng yang dengan cepat mengambil kantong uang yang diberikan Wu Shanghe sambil tertawa lebar dengan wajah yang gembira.
Lalu Wu Sheng yang memiliki rencana lain dengan uang yang diberikan bergegas pergi menuju kamarnya tapi tiba-tiba Wu Lei datang menemui Wu Sheng.
P"Ada apa Kak? Kenapa kau berlari-lari seperti ini?" tanya Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang penasaran dan nada suara yang khawatir.
"Kakak tidak tau apa yang kau pikirkan tapi sama seperti Ayah, Kakak pun peecaya padamu jadi Kakak ingin ikut membantumu dan terimalah!" ucap Wu Lei sambil menyerahkan sepuluh tael perak kepada Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang serius.
Wu Sheng yang tak ingin mengecewakan niat baik Wu Lei pun menerima uang tersebut dan menyimpan uang tersebut dengan baik.
#Bersambung#
Apa yang akan dilakukan oleh Wu Sheng dengan uang tersebut? Kemana Wu Sheng pergi setelah ini? Tebak jawabannya di kolom komentar ya..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!