NovelToon NovelToon

Duda Lebih Menggoda

Prolog

Ayaz Al Ghazi, seorang duda berumur 35 tahun, hidup bersama putranya yang berumur 8 tahun. Istrinya meninggal 6 tahun lalu karena sebuah penyakit mematikan, hidup ditengah kemewahan tak membuat mereka menjadi bahagia, sang putra tumbuh menjadi anak nakal, banyak pelajaran sekolah yang ia abaikan membuat sang ayah mencari seorang guru les untuk anaknya mengejar ketertinggalan pelajaran disekolah.

Ayaz masih betah menduda selama 6 tahun terakhir, ia tipe pria setia pada mendiang istrinya. Tidak sedikit wanita yang mencoba peruntungan mendapatkan sang duda keren tersebut namun semua berakhir dengan sia-sia. Ayaz selalu bersikap ramah pada pada setiap orang namun ia tetap menjadi pria dingin ketika dekat dengan wanita.

Ayaz pria berketurunan Malaysia Pakistan, ia menetap di Indonesia sejak menikah dengan istrinya yang asli orang pribumi, mereka berpacaran cukup lama sejak kuliah ditempat yang sama yaitu di salah satu universitas ternama di Malaysia.

Kebahagian keluarga kecil itu tidak bertahan lama, karena sang istri mengidap penyakit kanker otak sejak kelahiran sang putra, ia tidak bisa bertahan setelah dua tahun berjuang melawan penyakit mematikan itu. Sejak saat itu Ayaz mengasuh putranya seorang diri hanya dibantu oleh seorang nanny yang sudah cukup berumur, itu ketika ia sedang ke kantor saja.

Keluarga sang mendiang istri yang merupakan salah satu keluarga kaya dikota itu, mereka terus saja mendesak Ayaz untuk menikah lagi terlebih mereka sangat menginginkan Ayaz untuk menikahi adik iparnya sendiri yang memang telah lama menaruh hati pada Ayaz sejak kakaknya meninggal.

Nina adalah gadis yang baik, namun Ayaz tidak menginginkannya untuk dijadikan istri, ia sudah terbiasa menganggap Nina sebagai adik iparnya saja.

Seiring berjalannya waktu, kesibukannya dikantor membuat ia jarang memperhatikan perkembangan sang putra, hal itu menjadikan putra nya tumbuh menjadi anak yang nakal. Atas saran dari sang asisten, Ayaz memutuskan untuk memanggil seorang guru les untuk mengajar anaknya dirumah.

Zivana Chertykova adalah seorang gadis sederhana, ia berwajah bule turun dari sang ibu yang berkebangsaan Rusia, sedang ayahnya asli Indonesia.

Hidupnya tidak lepas dari kerumitan, betapa tidak sejak ia SMA, ia harus berjuang sendirian ketika ibunya meninggalkan Zivana bersama ayah dan kakaknya yang pemabuk. Semasa sekolah Zivana mencukupi kebutuhan dengan berjualan kue yang dititip tetangganya ketika ia bersekolah, ayah dan kakak yang pemabuk dan berjudi membuat ia terus saja menghabiskan uang hasil berjualan untuk membayarkan hutang-hutang ayahnya.

Tak ingin bernasib sia-sia seperti sang kakak yang tidak menyelesaikan sekolahnya, Ia memutuskan berkuliah atas beasiswa yang ia perjuangkan sehingga ia bisa lulus dengan predikat terbaik dan bekerja sebagai guru di salah satu sekolah dasar negeri.

Karena hutang sang ayah, ia harus bekerja sampingan menjadi guru les bagi murid-murid yang membutuhkan jasanya hanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Hingga suatu ketika ia sudah merasa menjadi perempuan yang sempurna karena ia akan menikah dengan tunangannya pria yang ia kenal sejak kuliah, namun takdir berkata lain ia harus menelan pil pahit ketika tunangannya menikah dengan sahabatnya sendiri.

Sedang berusaha sembuh dari patah hati, ia harus berurusan dengan anak nakal yang menjadi murid les privatnya, karena gaji yang ditawarkan cukup besar, mau tidak mau ia harus tetap bertahan untuk kelangsungan hidupnya yang tak lepas dari hutang judi sang ayah yang pengangguran.

Gadis Aneh

"Ayah....bisakah kalian berhenti? aku lelah ayah, semua pekerjaanku sia-sia, semua uangku kalian habiskan untuk berjudi dan mabuk setiap hari"

Zizi nama panggilan dari Zivana, gadis berparas cantik itu menangis tersedu ketika ia kembali mendapatkan ayah dan kakaknya yang terkapar dikarenakan mabuk berat, uangnya selalu dicuri untuk memenuhi hasrat berjudi sang ayah.

"Diam kau, jangan ikut campur urusanku....bekerjalah dengan baik agar kau menghasilkan uang yang banyak, kau tidak perlu khawatir jika aku menang aku akan bayar semua uangmu yang ku habiskan!" jawab sang ayah terbata karena menahan matanya agar tetap terjaga.

"Kau....akan menikah bukan? calon suamimu kaya raya, jadi kau tidak usah takut mati kelaparan, kau akan jadi nyonya setelah ini, kau tidak boleh melupakan kami, ingat itu" sang kakak ikut menimpali.

Zizi hanya bisa diam dan terus menangis, ia memutuskan untuk masuk ke kamarnya menenangkan diri.

Sudah beberapa minggu ini, tunangannya sulit untuk di hubungi, mereka jarang bertemu sejak keluarga besar dari sang pria mengetahui bahwa Zizi memiliki ayah dan kakak yang pemabuk dan pejudi, berbeda ketika mereka bertunangan, keluarga pria itu menyetujui karena melihat Zizi adalah perempuan yang baik dan tipe menantu idaman, namun mereka belum tahu jika calon besan mereka seorang pemabuk berat dan pejudi.

Zizi memang menyembunyikan kenyataan bahwa ayahnya seorang pemabuk dari sang pacar, ia tidak ingin aib keluarganya menjadi penghalang hubungannya dengan sang pria, namun sayang bulan lalu tidak sengaja ayah dan kakak Zizi mabuk berat dan terkapar di depan rumah calon besannya, hal itulah yang membuat semua keluarga bahkan sang pria pun ikut berubah sikap pada Zizi.

"Kenapa selalu saja susah dihubungi?" gumam Zizi kesal, ia membutuhkan pria itu dikala ia sedang bersedih seperti sekarang.

*******

Keesokan harinya Zizi mendapat pesan chat dari calon suaminya yang mengajak bertemu di taman tidak jauh dari sekolahan tempat Zizi mengajar.

Zizi terus mengulum senyum, Zizi merasa senang akhirnya ia akan bertemu dangan sang pujaan hati yang telah lama tidak ia jumpai, menunggu dibangku taman dengan masih berpakaian sebagai guru karena ia baru saja pulang mengajar.

Tidak lama waktu berselang, Aldan pria yang menjadi tunangan Zizi datang dengan mobil mewahnya. Ia melangkah gugup mendekati sang kekasih yang duduk di taman.

"Hai......kau sudah selesai mengajar?"

Zizi mengangguk, ia berdiri ingin menghampiri Aldan namun "Berhenti, kau di situ saja" jawab Aldan.

Zizi melihat raut aneh pada prianya.

"Zi.....maaf aku kesini hanya untuk mengatakan sesuatu"

"Katakan saja....oh aku tahu kau ingin bilang kau juga merindukanku bukan?"

Tanya Zizi dengan wajah tersenyum.

"Tidak....bukan itu maksudku"

"Lalu.....? Mas.... aku lapar.....bisakah kita makan dulu?" Zizi merengek manja.

"Maaf Zi aku tidak bisa...."

"Kenapa? hei.....kau kenapa ha? kenapa aneh dari tadi"

"Zi.....aku minta maaf atas semuanya, kau boleh membenciku, tapi maaf sepertinya kita tidak bisa meneruskan hubungan ini"

"Ha....ha ha jangan bercanda mas....ini siang bolong loh, aku lapar ini, kamu lucu"

"Aku serius"

Zizi yang masih menahan tawanya langsung terdiam, ia menajamkan pendengarannya.

"Mas...."

"Zi....orangtua ku sudah memutuskan untuk tidak menikahkan aku dengan mu, maaf jika harus mengatakan ini, orangtua ku tidak ingin berbesan dengan seorang pemabuk dan pejudi"

Kata itu langsung membuat si pendengar merasa tersayat hatinya, Zizi meneteskan airmata.

"Mas.....kau sedang bercanda bukan?"

"Tidak.....maafkan aku Zi, aku tidak bisa melawan orangtua ku, mereka tahu yang terbaik untuk anaknya"

Zizi masih mencoba mencerna ucapan Aldan.

"Mas.....tidak bisakah kita bicarakan ini dengan baik-baik, memang benar ayah dan kakakku punya perilaku yang buruk, namun kita bisa bicarakan ini lagi dengan baik bukan? tidak harus membatalkan pernikahan kita"

"Maafkan aku Zi......"

"Apa mas Aldan sudah tidak mencintaiku?"

Aldan terdiam.

"Apa hanya karena itu?"

"Maaf Zi, aku harus segera pergi.....aku harap kau baik-baik saja setelah ini"

"Apa sedangkal itu perasaan mu padaku mas? kita menjalin hubungan sudah hampir enam tahun"

"Maaf Zi, aku tidak bisa menolak keinginan orangtua ku"

"Baiklah....jika begitu, terimakasih banyak atas semua kebaikan mu selama menjadi kekasihku, aku tidak akan melupakannya...." Zizi berucap dengan hati yang terluka, airmatanya menjadi sulit untuk dibendung, ia merasa ingin berteriak marah pada sang ayah dan kakak nya.

Aldan hanya mengangguk dan tangannya tergerak mengelus pelan puncak kepala Zizi, lalu ia putuskan untuk meninggalkan gadis itu mematung sendiri di bawah terik matahari musim kemarau.

**********

Zizi melangkah gontai, ia berjalan kaki menuju jalan raya untuk mencari angkot karena awalnya ia pikir akan dijemput oleh Aldan maka Zizi sengaja tidak membawa motor matic nya ke sekolah.

Di tepi jalan raya, ia tidak bisa menyembunyikan tangisnya lagi. Maka darinya ia melepaskan suaranya untuk menangis sekencang mungkin. Beruntung jalan sepi, namun tidak lama ia merasa kehausan ia memutuskan untuk mampir ke minimarket yang tidak jauh darinya berdiri.

Keluar dari membeli minuman, ia kembali merasa frustasi akan kandasnya percintaan yang telah lama ia jaga.

Zizi menangis tersedu, ia menutup wajahnya dengan tangan lalu terduduk disamping mobil mewah yang terparkir di depan minimarket.

"Hei.....ada apa nona, kenapa kau menangis di dekat mobilku?"

Zizi mengangkat wajahnya yang memerah dengan airmata yang masih mengalir menatap wajah tampan di depannya.

"Apa? apa kau juga ingin menertawakan ku sekarang?" seringai marah Zizi pada sang pria.

Lelaki tampan tersebut menjadi terkejut akan reaksi gadis itu.

"Oh astaga apa kau gila, kau menangis disamping mobilku, sekarang kau marah padaku, dasar gadis aneh"

"Aku memang sudah gila tuan.....kau rasakan ini, kalian para lelaki memang menyebalkan" pekik Zizi sambil menendang ban mobil sang pria.

Lalu ia menunjuk pada wajah pria yang kebingungan itu.

"Apa pria kaya seperti kalian memang seperti ini ha? selalu seenaknya saja, kau bilang pada orangtuamu yang sombong itu, ayah ku memang seorang pemabuk, tapi aku tidak akan kehilangan harga diriku dengan mengemis cinta pria pengecut seperti mu"

"Kau pengecut Aldan, kau pengecut...."

Zizi meracau, setelah itu ia langsung pergi begitu saja dari hadapan pria yang hampir menganga akibat sikap aneh Zizi padanya.

"Gadis aneh, tidak.....tidak..... lebih tepatnya gadis gila"

Pria itu masuk mobil dengan perasaan kesal setelah mendapat cercaan tidak beralasan dari gadis asing itu.

Penghianat

Zizi terus menghubungi Aldan, namun tidak kunjung dapat kabar, ia masih ingin bertemu dengan pria itu dan mencoba memperbaiki hubungannya.

Karena tidak mendapat respon, ia berniat datang menemui Aldan di rumah orang tuanya.

"Aku tidak bisa terus seperti ini, setidaknya aku harus menemuinya sekali lagi...mencoba memperbaiki semuanya tidak salah bukan?" gumam Zizi pada dirinya sendiri.

Ia baru teringat akan Rara sahabatnya dan Aldan, ia berniat menghubungi perempuan itu untuk bercerita apa yang tengah ia alami, mereka sudah lama tidak bertemu karena kesibukan Rara sebagai seketaris Aldan yang cukup sibuk di kantor.

Menekan tombol pada layar ponselnya, ia senang karena panggilannya terhubung pada sang sahabat.

"Ra.....kau dimana? bisakah kita bertemu? aku membutuhkan mu Ra, aku ada masalah sama mas Aldan"

"Maaf Zi, aku tidak bisa....aku sedang sibuk sekarang"

"Ra....kau sibuk apa? ini hari minggu Ra?"

"Maaf Zi, aku akan pergi bersama orangtua ku"

Belum Zizi menjawab, Rara sudah mematikan teleponnya.

"Huh....kenapa kalian berdua sama saja, susah dihubungi"

Zizi memutuskan akan mendatangi Aldan langsung ke rumahnya berniat memperbaiki hubungan mereka, karena ia pikir kemarin hanyalah emosi belaka.

*******

"Maaf nona mencari siapa?" tanya seorang bapak tua tetangga Aldan yang tidak sengaja lewat di depan rumah mewah itu, ia melihat Zizi yang masih mencoba mememcet bel di pinggir pagar besar itu namun tidak kunjung dapat jawaban.

"Maaf pak, saya mencari orang yang tinggal di rumah ini, namun sepertinya tidak ada orang di dalam"

"Apa nona tidak tahu? yang punya rumah semuanya sedang berada digedung karena hari ini tuan Aldan menikah disana"

"Apa? menikah?" Zizi mencoba mempertajam pendengarannya.

"Iya nona, tuan Aldan anak lelaki satu-satunya dari keluarga ini akan menikah hari ini di gedung hotel B"

Zizi terdiam, ia merasa lemas seketika.

"Benarkah?" Airmatanya jatuh begitu saja, membuat bapak tua itu heran.

"Nona kenapa menangis? jika ingin bertemu mereka datang saja kesana, tapi harus dengan undangan karena tidak sembarang orang bisa masuk kesana, harus memakai barcode yang ada di undangan ini"

Bapak itu kebetulan menunjukkan undangan yang ada di tangannya.

Zizi hanya membaca inisial nama yang tertera di sampul depan undangan itu, ia tidak tahu harus seperti apa sekarang.

"Bapak akan pergi kesana bukan?"

"Maaf sepertinya tidak jadi, karena anak saya ada kepentingan lain jadi tidak bisa jemput saya"

"Apa boleh saya memakai undangan ini, saya mohon ini begitu penting"

"Tidak masalah nona, silahkan....lagi pula ini tidak lagi berguna untuk pria tua ini"

Bapak itu menyerahkan undangan tersebut, Zizi meraihnya dan segera pamit dari sana.

Ia terus saja meneteskan airmata, wajahnya memerah menahan rasa kecewa yang teramat dalam bagaimana bisa Aldan meninggalkannya menikah dengan perempuan lain hanya setelah sehari memutuskan hubungan.

Zizi bahkan tidak membuka dan membaca undangan itu, ia hanya melihat sampulnya saja dan ingin segera hadir di pernikahan tersebut.

******

Zizi berjalan pelan seakan tak percaya atas apa yang di lihatnya, ia sudah berada di depan ballroom hotel mewah tempat diselenggarakannya pernikahan Aldan.

Menyerahkan undangan untuk di scan agar bisa masuk sebagai tamu, Zizi yang berpenampilan biasa membuat penjaga itu heran.

Setelah berhasil masuk, Zizi melangkah gontai menuju pelaminan dimana matanya baru saja menangkap dua sosok yang sangat ia kenal.

Berjalan mendekat, kehadiran Zizi membuat kedua mempelai yang tengah berbahagia itu terkejut bukan main.

"Rupanya ini kesibukan yang kau sebut Ra....."

Kemudian ia beralih menatap pria disamping Rara.

"Mas.....benarkah ini dirimu? kau menikahi Rara sahabatku?"

Baik Aldan maupun Rara hanya bisa diam, mereka menelan ludah kasar mendengar pertanyaan Zizi.

"Zi....." ucap Aldan seraya ingin memegang tangan Zizi, namun cepat di tepis perempuan itu.

"Kalian menghianatiku selama ini.....kalian senang bukan... sekarang aku terlihat sangat bodoh disini"

"Zi....ini semua karena kau tidak cocok menjadi pendamping Aldan, kau gadis menyedihkan, keluarga mu berantakan jadi tidak mungkin orangtua suami ku menyetujui Aldan menikahimu, terlebih kau punya ayah yang gila"

Zizi melihat raut sombong Rara ketika mengatakan itu, ia tidak menyangka sahabat dekatnya bisa bicara seperti itu.

"Tahu apa kau tentang keluarga ku.....baiklah, aku tidak akan berlama disini, aku hanya ingin memastikan saja apa benar pria yang kucintai selama enam tahun, benar-benar menikah hari ini"

"Zi....maafkan aku" ucap Aldan sendu, namun dengan cepat Rara menarik lengannya.

"Baiklah.....berbahagialah kalian"

Rara tersenyum puas menghadap Zizi, namun tidak bertahan lama ketika tangan Zizi merusak hiasan kepala nya dengan cepat.

"Kau.....apa yang kau lakukan!" teriak Rara kesal.

"Aku hanya membantu, karena hiasan kepala itu tidak cocok untuk wanita penghianat seperti mu" ucap Zizi dengan tenang, kemudian ia melangkah pergi.

"Sayang.....kenapa kau diam saja?" rengek Rara pada Aldan sambil memperbaiki hiasan kepalanya.

Aldan hanya diam, ia masih tidak memutus pandangan matanya pada punggung perempuan yang berjalan menjauh.

********

Zizi menyeberang di lampu merah, ia berjalan dengan tatapan kosong, tanpa di sadari ia melewati mobil mewah seorang pria yang menatap heran padanya dari dalam mobil.

"Kenapa wanita itu?"

Kemudian Ayaz menajamkan penglihatannya.

"Astaga.....gadis aneh itu lagi...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!