Suasana di salah satu restoran mewah kini terlihat meriah. Restoran itu kini di hias semewah mungkin. Dengan tema romantis. Malam ini adalah acara pertukaran cincin yang akan dilakukan oleh pasangan kekasih yang baru satu bulan menjalin hubungan. dan memilih untuk melangkah lebih serius agar mengikat hubungan mereka.
Juga mempertahankan kerajaan sama di antara keluarga mereka.
Keluarga Miller dan Madison kini berencana untuk menjodohkan anak mereka yang sejak kecil sudah begini dekat. Garvin dan Charlotte Madison adalah teman masa kecil hingga timbul benih cinta di antara keduanya saat kembali di pertemukan tiga bulan lalu.
Garvin dan Charlotte bersama-sama mengurus perusahaan Miller group, Garvin sebagai CEO di perusahaan itu dan di bantu oleh Charlotte yang kedua orang tua mereka sudah lama menjalin kerjasama dan juga merupakan sahabat sejak dahulu. Membuat pasangan itu begitu sangat dekat.
Sudah saling kenal sejak kecil dan kembali bertemu pun setiap hari bersama, membuat keduanya memiliki benih cinta. Hingga satu bulan lalu, Garvin menyatakan perasaannya kepada Charlotte dan wanita itu pun menerima dengan perasaan yang sama.
Hubungan mereka pun disambut gembira oleh kedua pihak keluarga dan mereka segera merencanakan pertunangan terlebih dahulu.
Di sinilah mereka, di sebuah restoran mewah yang sudah disulap begitu sempurna untuk melangsungkan acara pertunangan antara keluarga besar yang memiliki pengaruh besar di negara mereka.
Sungguh acara megah dan sempurna yang di sambut meriah oleh para tamu undangan juga diliput oleh beberapa media.
Pertunangan yang menjadi pusat perhatian para wartawan dari berbagai media, siapa yang ingin ketinggalan untuk meliput berita membahagiakan antara nama besar dua keluarga yang akan menjadi satu. Yang akan memberikan pengaruh besar kepada perusahaan mereka.
Kembali ke pusat acara yang tepatnya di tengah-tengah lokasi restoran yang kini dipastikan olehnya para tamu undangan dari berbagai kalangan.
Sorakan dan seruan para tamu kini terdengar heboh mengiringi acara pertukaran cincin yang akan dilakukan oleh pasangan di depan sana yang memperlihatkan wajah bahagianya.
Begitu juga kedua orang tua mereka tampak begitu bahagia juga antusias. Namun tidak dengan satu sosok pria setengah baya yang terus gelisah sambil menatap putra semata wayangnya.
Tuan Miller seakan menyimpan suatu masalah besar yang sebentar lagi akan meledak. Namun istrinya yang berdiri di sampingnya dengan penampilan begitu modis dan anggun tidak menghiraukan wajah khawatir suaminya.
"Cepatlah, nak. Pasang di jari manis nak, Charlotte!" Nyonya Soraya Miller, mommy Garvin menyela pasangan yang sejak tadi saling menatap penuh puja.
Garvin memalingkan wajah untuk menatap sang mommy yang terlihat bahagia, bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi Charlotte menantunya.
Garvin mengangguk dan kini sekali lagi menatap kekasihnya itu dengan senyum penuh puja. Membuat wanita berwajah cantik sempurna malam ini tersenyum malu.
Garvin lantas meraih telapak tangan kanan sang kekasih, mengecup penuh cinta punggung tangan wanitanya, setelah itu bersiap untuk menyematkan cincin berlian mewah di jari manis — Charlotte yang akan mengikat lebih dalam hubungan mereka.
Namun baru saja cincin itu akan melingkar di jari manis Charlotte, sebuah tepuk tangan juga hentakan langkah kaki yang terdengar nyaring, membuat perhatian semua orang kini tertuju kepada sosok yang berjalan menuju kepada pasangan yang berbahagia.
Garvin tercengang sampai-sampai cincin yang akan disematkan di jari kekasihnya terjatuh. Wajah pria itu begitu terkejut mendapati keberadaan sosok yang selama ini ia hindari.
Charlotte dan nyonya Soraya merasa heran dengan ekspresi wajah Garvin. Tuan Miller hanya bisa memejamkan kedua matanya melihat kehadiran seseorang yang sejak tadi membuatnya gelisah.
Sosok itu kini berjalan penuh percaya diri ke arah calon berbahagia, ia tersenyum manis ke arah Garvin. Hingga sosok wanita yang menjadi pusat perhatian para tamu undangan pun mommy Garvin, melihat penampilan wanita yang kini berdiri di tengah-tengah mereka.
Mereka ragu dengan sosok di depan mereka yang terlihat begitu percaya diri. Terlihat cantik dan manis, namun penampilannya layaknya pria tampan nan maskulin.
"Hey, sweetie!" Seru wanita itu saat berada di hadapan Garvin. Pria itu seketika berubah pias.
Namun tidak dengan Charlotte juga kedua orang tuanya begitu juga mommy Garvin terlihat mengernyit mendengar seruan wanita tersebut yang dalam pandangan mereka adalah sosok pria cantik.
"K-kau?!" Sahut Garvin yang begitu gugup dan keringat dingin pun mulai membasahi wajah pria tampan itu.
"Hum, ini aku sweetie," bisik wanita yang memiliki rambut potongan layaknya seorang pria gagah.
Wanita itu lebih mendekati Garvin, membuat pria itu berjalan mundur untuk menghindari sosok yang selama ini ia hindari hingga rela meninggalkan negara yang dahulu tempat ia menetap lama.
Wanita itu terus berjalan sambil tersenyum miring, membuat wajah Garvin semakin pias.
"Menjauhlah!" Pinta pria itu dengan suara terbata.
Garvin terus berjalan mundur hingga ia menabrak sebuah meja di belakangnya, sedikit saja pria itu akan terjatuh ke belakang. Beruntung sebuah tangan menariknya dan menangkap tubuh kekar pria itu.
Sungguh pemandangan yang begitu romantis di hadapan semua orang, namun yang membuat bingung adalah sosok yang menahan bobot tubuh Garvin yang berat. Yang dalam pandangan mereka seorang pria.
"Cup." Satu kecupan begitu saja mendarat di bibir Garvin, membuat pria itu mendadak membeku dengan wajah terkejut.
Bukan hanya Garvin, semua orang pun terkejut melihat pemandangan yang menjijikkan.
Charlotte dan nyonya Soraya bahkan menutup mulut mereka dengan wajah syok.
"Bukankah, aku sudah mengatakan kepadamu sweetie? Kalau kau hanya milikku," bisik wanita itu tepat di atas bibir Garvin yang masih melongo.
"Bibirmu masih manis dan legit," bisiknya lagi yang terus tersenyum.
Wah pemandangan yang begitu membingungkan, bukankah seharusnya posisi mereka di balik? Seharusnya sosok wanita yang ada di rangkulan dan menahan bobot tubuh yang akan jatuh d lantai dan mendapat perlakuan manis. Tapi kejadian ini sungguh terbaik, yang mana sosok pria yang menjadi figur wanita.
Sakura Light Kato, sosok wanita mandiri dan tangguh, kini mengacaukan pertunangan pria yang sudah dicap sebagai miliknya sejak dulu.
Wanita yang memiliki karakter cuek, dingin dan cool. Penampilannya layak disebut pria maskulin nan cool.
Sosok wanita yang tidak mudah dibantah dan menyukai tantangan ekstrim.
"Garvin!" Pekik nyonya Soraya yang melihat pemandangan yang begitu mencengangkan.
Bagaimana tidak, ia pikir putra memiliki kekasih sesama jenis dan mengira putranya menyimpang.
Sakura menoleh ke belakang, melihat ekspresi wajah semua orang yang begitu terkejut, termaksud wanita yang akan menjadi tunangan pria miliknya.
Garvin melepaskan rangkulan Sakura dan menjauh dari Sakura sambil merapikan penampilannya.
"Mom!" Seru Garvin yang mulai tegang, melihat tatapan nyalang sang mommy. Ia juga melihat tatapan kecewa Charlotte pun tatapan semua tamu undangan.
"Apa-apa ini nak," ujar wanita setengah baya yang begitu tidak percaya melihat putranya berciuman dengan sosok di samping Garvin yang ia pikir adalah seorang pria.
"Mom, i-ini b-bukan yang seperti mom pikirkan, d-dia …." Garvin ingin menjelaskan dengan suara gugup dan terbata, namun di Charlotte segera menyela dengan wajah kecewa.
"Jadi … selama ini kau memiliki perasaan kepada sesama …." Charlotte menjeda ucapannya sambil memandangi Sakura dengan tatapan sulit diartikan.
"Pantas kau selalu beralasan saat aku memintamu mencumbuiku, ternyata kau …." Charlotte tidak mampu meneruskan perkataannya saat memikirkan kelainan yang ada pada kekasihnya itu. Pantas saja pria itu selalu menolaknya saat ingin bercinta. Garvin beralasan akan melakukan saat sudah menjadi pasangan suami-istri.
"Tidak sayang, ini semua hanya salah paham. Dia … dia …." Garvin menoleh ke samping, di mana Sakura hanya menampilkan wajah santai sambil terus memperhatikan — Charlotte.
"Dia kekasihku!" Sakura menimpali dengan wajah santai yang terkesan cool.
Lagi-lagi membuat Charlotte dan kedua orang tuanya terkejut, begitu juga dengan mommy Garvin yang tiba-tiba merasakan sesak nafas.
Garvin menatap Sakura tajam, ia juga mendekati wanita itu yang bermaksud untuk mengusirnya keluar.
Namun gerakan Sakura lebih dominan, hingga ia kembali jatuh ke pelukan wanita itu dan kembali Sakura mencium bibir pria itu, bahkan menyesap bibir Garvin yang menjadi kesukaannya.
Garvin Miller
Sakura Light Kato
“Plak.’’ suara tamparan itu menggema di tengah-tengah ruangan yang sudah disulap semewah mungkin dan disaksikan oleh para tamu undangan.
Garvin tertegun mendapat tamparan dari wanita yang akan menjadi tunangannya malam ini. Sambil memegang sebelah pipinya yang tampak merah, Garvin menatap nanar kekasihnya itu.
Kedua orang tuanya hanya bisa diam melihat putra mereka di tampar di depan mata, semua ini juga kesalahan putra semata wayang mereka yang sudah melakukan hal memalukan di depan calon menantu juga calon besan mereka.
“Sayang, ini semua tidak seperti yang kau pikirkan dia … dia bukan lah ….” ucapan pria itu terhenti saat melihat kekasihnya memalingkan wajah.
“Jangan memanggilku seperti itu, aku begitu jijik.” Charlotte begitu kecewa menyaksikan pria yang membuatnya tergila-gila sedang bercumbu di depan mata dengan sosok yang dalam pikirannya adalah seorang pria. apalagi mendengar ucapan Sakura yang mengatakan Garvin adalah kekasihnya.
Garvin semakin menatap kekasihnya dengan perasaan bersalah, kini tatapan pria itu tertuju kepada Sakura yang sejak tadi menyaksikan drama di depannya dengan jengah.
“Ini semua karenamu, kekasihku menjadi salah paham!” pekik Garvin dengan tatapan nyalang ke arah Sakura.
Sedangkan Sakura menanggapi kemarahan Garvin dengan santai, Wanita itu bahkan mendekati Garvin sambil memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk membubarkan para tamu undangan. Menurutnya sudah cukup semua orang yang ada di sana menyaksikan drama gratis dari kehidupan para konglomerat terpandang.
‘Hey, kau!” Sentak nyonya Soraya, memandang ke arah Sakura dengan pandangan marah.
“Siapa kau yang berani-beraninya mengacaukan pesta mewah kami, dasar sialan!” Wanita setengah baya itu begitu murka, suaminya, tuan Miller segera menghentikan istrinya yang berani berkata kasar kepada salah satu putri dari keluarga — Kato.
Nyonya Soraya menatap suami dengan pandangan selidik. “Apa kau menyembunyikan sesuatu?” tanya nyonya Soraya penuh curiga. tuan Miller bungkam dan menampilkan wajah datar.
“Miller, apa maksud semua ini. Apa kalian sengaja mempermalukan kami?” Tuan Madison, daddy dari Charlotte mengeluarkan protes kepada calon besan mereka. Cukup lama terdiam sambil menahan rasa marah melihat putri semata wayang mereka tersakiti.
Mommy Garvin mencoba mengelak dengan apa yang baru saja mereka saksikan. “Tuan Madison, semua ini hanya rekayasa saja, dia,” sambil menunjuk kepada Sakura, “dia hanya orang sakit jiwa yang menginginkan putraku yang tampan ini, anda tahu sendiri begitu banyak yang tergila-gila dengannya.” Nyonya Soraya mencoba menyakinkan calon besannya yang terkenal konglomerat terpandang diselingi pujian untuk — Garvin.
“Soraya!” Seru tuan Miller semakin tegang sambil melirik sakura yang tampak biasa saja. Garvin sendiri mencoba meyakinkan Charlotte dan kedua orang tua kekasihnya itu.
Mendengar dan melihat wajah Garvin yang tampak berkata jujur. Charlotte dan mommynya kini mendekati Sakura yang berdiri dengan gaya coolnya.
Wanita itu hanya tersenyum simpel sambil menaikkan alis sebelah, ketika Charlotte dan mommy berada di hadapannya.
"Kau!" Charlotte mengarahkan jari telunjuknya tepat di wajah santai Sakura yang menjilati bibirnya.
Melihat ekspresi Sakura yang tidak merasa terintimidasi, membuat, Charlotte, mommynya dan nyonya Soraya muak.
"Dasar manusia sinting. Kau begitu bangga mengakui kekasihku sebagai milikmu, sampah!" Pekik Charlotte dengan ucapan sarkas.
Tuan Miller dan Garvin terkejut, keduanya ingin menghentikan semua kelakuan ketiga wanita yang belum mengetahui tentang status Sakura sebenarnya.
"Sa —" Garvin tidak mampu meneruskan perkataannya yang ingin mencegah kekasih untuk tidak membuat masalah dengan — Sakura.
"Apa? Kau ingin membela manusia sampah menjijikkan ini, dia hanya sampahnya Masya yang begitu menjijikan!" Sentak Charlotte dengan mimik wajah marah. Yang memandangi Sakura sinis.
"Apa kau seorang gigolo? Menginginkan uang dan berusaha memeras calon menantu kami?" Mommy Charlotte menimpali dengan tatapan penuh arti ia tujukan kepada — Sakura. Jujur, ia begitu mengagumi wajah sosok berdiri dengan santai di depan ketiganya yang begitu mulus dan tentu saja glowing.
Charlotte bahkan terperangah melihat wajah mulus Sakura.
Sakura masih diam dengan wajah santai seperti biasa, ia memberikan isyarat kepada anak buahnya saat dirinya dihina juga memberikan perintah kepada tua Miller diam.
Garvin tidak bisa berkata-kata lagi, menetralisir jantungnya yang berdetak kencang pun begitu sulit. Sungguh ketiga wanita itu membuat Garvin panik.
"Sayang, mommy, berhentilah, lebih baik kita pergi dari sini!" Garvin segera menimpalin keadaan untuk menyudahi suasana tegang.
"Tidak, aku ingin memberikan manusia menjijikkan ini pelajaran yang sudah mengacaukan pertunangan kita!" Bentak Charlotte yang sudah bersiap untuk memberikan pelajaran kepada Sakura yang menanggapi hinaan nya dengan begitu santai.
Tidak tahan dengan tanggapan cuek Sakura yang seakan-akan mengolok-olok mereka, Charlotte pun mulai mengangkat salah satu tangannya untuk melayangkan tamparan di wajah — Sakura.
Tuan Miller dan Garvin hanya bisa menahan nafas melihat tangan Charlotte yang ia ayunkan ke arah Sakura.
Sakura pun seng santainya menangkis tamparan Charlotte dengan gesit, membuat tangan wanita itu hanya menggantung di udara. Sakura pun menampilkan senyum miring, lantas menggenggam kuat pergelangan tangan Charlotte. Sakura bahkan memelintir tangan wanita yang berbalut gaun putih indah ke belakang. Membuat semua orang terkejut dan Charlotte hanya bisa berteriak.
"Hey, lepaskan!" Pekik Garvin, nyonya Soraya, tuan Madison dan istrinya. Mencoba melepaskan genggaman tangan Sakura.
"Akh!" Pekik Charlotte saat dihempaskan kasar oleh Sakura yang kini wanita itu dalam mode serius.
Tatapan mata Sakura, sukses membuat Garvin membeku. Pria itu tahu banyak tentang salah satu putri keturunan Kato ini. Yang pasti akan terjadi sesuatu masalah besar.
"Hey … kau sialan!" Pekik nyonya Miller, membantu putrinya bangkit.
"Lancang … plak," belum selesai ucapan nyonya Miller, satu tamparan kini mendarat di wajah wanita itu. Membuat semua yang ada di sana tercengang. Namun tidak dengan tuan Madison yang segera mendekati Sakura untuk memberikan pelajaran.
"Kau menginginkan kehancuranmu tuan Madison? Aku bahkan bisa menghancurkan keluargamu sekarang," ujar Sakura dengan tersenyum miring.
Kembali semuanya terdiam dengan wajah membeku. Namun itu hanya sesaat, ketika terdengar tawa lepas dari nyonya Soraya dan Miller diikuti oleh Charlotte yang begitu menggelitik perut mereka ingin mengeluarkan tawa mendengar ancaman — Sakura.
Tapi tuan Miller menatap lekat wajah Sakura. Tuan Miller dan Garvin semakin gelisah.
"Sayang."
"Soraya!" Sentak Garvin dan daddynya bersamaan untuk menegur wanitanya yang mencemooh kepada Sakura.
"Siapa kau?" Tuan Madison kini bertanya sambil menatap lekat ke arah Sakura.
"Tentu saja dia seorang sakit jiwa," istri tuan Madison menimpali dengan mimik merendahkan.
Sakura hanya diam memandangi wajah Garvin yang semakin membeku.
"Kau tidak ingin menjelaskan kepada mereka, sweetie?" Ujar Sakura kepada Garvin.
"Berhentilah memanggilnya dengan seperti itu!" Teriak Charlotte begitu marah mendengar Sakura memanggil Garvin dengan manis.
"Why? Dia milikku, milik Sakura Light Kato." Ungkap Sakura dengan suara yang sengaja ditekan.
Ketiga wanita itu pun terkejut, mendengar nama besar Sakura di belakang namanya.
"A-apa, d-dia keturunan Kato?" Nyonya Soraya berkata lirih tidak percaya.
Begitu juga tuan Madison pun istri dan putri mereka. sungguh ketiganya tidak percaya.
"You crazy!" Garvin begitu terkejut dan tidak percaya dengan ucapan wanita yang selama ini ia hindari. Namun sialnya, sosok itu kembali muncul dan mengacaukan acara pertunangan dengan sang kekasih.
Sakura terlihat begitu santai, duduk di hadapan keluarga inti Miller.
Setelah membuat kekasih Garvin pergi dengan wajah kecewa dan penuh amarah. Kini Sakura berbicara secara privasi di ruangan tertutup.
Wanita itu kini duduk dengan elegan penuh kharisma di sofa tunggal, ia juga memainkan sebuah miniatur lucu yang ia temukan di atas meja mewah.
"Ya, aku sudah tergila-gila kepadamu, my dear," sahut Sakura dengan tersenyum miring dan menatap Garvin penuh maksud.
"Cih, aku tidak akan pernah terima putraku menikahi wanita sepertimu, apalagi dari keluarga Hugo!" Nyonya Soraya yang sejak tadi begitu muak melihat Sakura tidak tahan ingin mengeluarkan makiannya.
"Soraya!" Sentak tuan Miller lantang.
"Why? Aku hanya menginginkan putraku mendapatkan wanita baik dengan penampilan menarik tentunya, honey," tandas nyonya Soraya sambil melirik Sakura.
"Aku tidak butuh persetujuan darimu, mommy mertua," Sakura menimpali dengan ucapan yang begitu santai dan tersenyum miring.
"Berhentilah, bersikap naif dan idiot, nona Sakura Light Kato!" Gertak Garvin yang mulai muak melihat Sakura. Apalagi mengingat tindakan wanita di depannya ini kepada kekasihnya, yang membuatnya begitu menahan amarah sampai sekarang.
Sakura bukannya tersinggung, ia bahkan tersenyum puas. Melihat keberanian Garvin.
"Wow … kau terlihat mulai agresif, babe," bisik Sakura, melebarkan kedua kakinya dengan punggung membungkuk dan memajukan wajah ke arah — Garvin.
Nyonya Soraya semakin muak dan ingin mengakhiri semua ini agar dirinya tidak terlalu berlama-lama dengan Sakura.
Wanita berusia 50 tahun itu, membuka suaranya menolak keinginan Sakura menjadikan putra semata wayangnya sebagai pengganti wanita di hadapannya.
"Apa maumu sebenarnya, katakan! Yang jelas, aku tidak akan pernah membiarkan putraku menjadi suami dari wanita yang begitu terlihat aneh." Nyonya Soraya berkata dengan tubuh kini berdiri menantang kepada Sakura.
Dengan tatapan nyalangnya, nyonya Soraya begitu membenci Sakura yang menghancurkan impiannya menjadi besan dari wanita sosialita keren di wilayahnya juga menantu idaman seperti — Charlotte.
Garvin pun terus memandangi wajah Sakura yang begitu tenang saat mendengar ucapan sarkas dari mommynya.
"Please, biarkan aku memilih pilihanku sendiri tanpa tekanan darimu. Kau wanita terhormat dan aku yakin begitu banyak yang menginginkanmu. Tapi … aku begitu mencintai kekasihku. Jadi … aku minta maaf, tidak bisa menuruti perintahmu. Meski kau memberikan semua yang kau miliki." Tandas Garvin dengan wajah tegas kepada Sakura. Pria itu harus lebih tegas dalam menghadapi karakter seperti wanita di depannya ini.
"Garvin Miller!" Bentak tuan Miller yang begitu terlihat geram.
"Kau kenapa, honey? Begitu membela wanita buruk ini," sahut nyonya Soraya yang merasa aneh dengan sikap suaminya.
Sakura masih terlihat tenang, namun pemandangannya sangat lah berbeda dari sebelumnya.
"Aku tidak peduli penolakanmu, karena kau tidak memiliki hak hanya untuk sekedar menolak, sweetie. Aku tidak memintamu setuju, namun ucapanku adalah perintah yang harus kau lakukan, kalau tidak …."
Soraya dan Garvin begitu terkejut dengan ucapan Sakura, mereka berpikir wanita itu adalah seorang wanita tidak memiliki akal.
"Dasar kau wanita sialan dan murahan, sudah aku katakan, semua itu tidak akan terjadi, jadi berhentilah bermimpi menjadi bagian dari keluarga kami. Aku sungguh tidak sudi mempunyai menantu buruk sepertimu!" Tandas nyonya Soraya kasar.
Tuan Miller yang mendengar perkataan lancang dan kasar istrinya, segera menampar wajah istrinya.
"Daddy!" Pekik Garvin syok melihat pertama kali daddy-nya memukul sang mommy.
Nyonya Soraya sendiri tidak percaya dan pikirannya kini berprasangka buruk kepada Sakura dan suaminya.
"Pergilah, kau sudah menghancurkan semuanya dan sekarang kau ingin menghancurkan keluargaku!" Bentak Garvin marah terhadap Sakura yang sangat terlihat tenang dengan senyum tipisnya.
"Garvin!" Bentak tuan Miller dengan tatapan nyalangnya.
"Kenapa kau begitu membelanya, katakan! Kenapa kau begitu melindunginya! Apa hubungan kalian, hah!" Teriak nyonya Soraya yang begitu membenci Sakura.
"Bisakah daddy menjelaskan kepada kami?" Garvin menatap penuh tanda tanya kepada sang daddy. Ia berpikir ada sesuatu yang sangat serius di sini.
Tuan Miller terlihat merebahkan punggung rapuh di sandaran sofa, memijit pelipisnya yang tiba-tiba begitu berat. Pria berusia 55 tahun itu menghela nafas panjang. Memandangi istrinya dengan kedua mata bersalah dan putranya.
"Aku rasa anda butuh menjelaskan kepada mereka," sentak Sakura dengan intonasi suara yang begitu dingin, tidak lupa senyum wanita itu begitu penuh arti.
Setelah itu Sakura bangkit dan berjalan menuju balkon ruangan itu. Meninggalkan satu keluarga kini saling diam. menunggu sesuatu yang begitu amat serius.
"Menikahlah dengannya!" Dua kalimat yang meluncur begitu saja dari mulut pria setengah baya yang tampak terlihat masih gagah.
"Robert!" Pekik nyonya Soraya yang keberatan.
"Ini demi keluarga kita juga perusahaan. Kalau kau menolak yang kita akan kehilangan semuanya," jelas tuan Miller dengan kedua bahu yang tampak layu.
Garvin tertegun dengan perkataan sang daddy, apa semuanya begitu sulit.
Tuan Miller begitu kebingungan saat mendengar berita mengejutkan dari karyawannya yang menangani keuangan perusahaan yang mengatakan ada kebocoran data-data perusahaan yang membuat ancaman besar untuk perusahaan mereka. Perusahaan Miller group juga kehilangan banyak keuangan perusahaan. Entah siapa yang begitu kejam menggelapkan begitu banyak uang perusahaanmu hingga membuat perusahaan terancam bangkrut.
Belum lagi menerima keluhan dari para pemegang saham, tuan Miller yang masih memegang sepenuhnya perusahaan hanya bisa memikirkan sendiri tanpa membebani putranya.
Di saat keluarga besarnya dan sahabatnya menyiapkan acara super mewah. tuan Miller begitu frustasi memikirkan masalahnya sehingga berniat mengakhiri hidup. Namun di tengah kesulitan, datang sosok yang mengulurkan tangannya untuk membantu.
Sosok yang akan mengeluarkannya dalam masa kesulitan dan ia hanya mengiyakan permintaan wanita yang berasal dari keluarga konglomerat terpandang itu yang menginginkan putranya.
Garvin dan mommynya yang mendengar penjelasan lengkap dari tuan Miller hanya bisa terdiam. Garvin bahkan hanya bisa menghempaskan tubuh tingginya di atas sofa.
Sedangkan nyonya Soraya semakin stres. Ia sungguh menolak Sakura menjadi menantunya.
"Aku tetap tidak ingin dia menjadi menantu keluarga kita!" Teriak nyonya Soraya lantang, yang masih bersikeras menolak Sakura.
"Soraya!" Timpal tuan Miller yang begitu pusing.
"Aku tidak peduli," sahut nyonya Soraya bersikeras menolak.
"Maka bersiaplah mental untuk mendapat perundungan dan kehilangan semua ini," sahut tuan Miller sambil menatap sekeliling Mansion mewah mereka.
Nyonya Soraya pun tidak dapat berkata-kata lagi, ia hanya bisa menahan amarahnya dengan kebencian.
Garvin terdiam dalam memikirkan semuanya dan lepas itu pria itu pun setuju untuk menikahi wanita yang selalu ia hindari.
"Sampai kapanpun, aku tetap tidak menerimanya. Aku lebih memilih mati daripada …."
"Maka anda bebas memilih pilihan, nyonya," sela Sakura yang kembali bergabung dengan keluarga Garvin.
"Kau!"
"Soraya!"
"Kau tidak bisa seenaknya mengatur kehidupan kami!" Bentak nyonya Soraya di hadapan Sakura yang kini memasukan kuda tangan di saku celana jeans-nya.
"Well … aku bahkan bisa membayar harga dirimu, mommy mertua." Sahut Sakura begitu menusuk langsung ke rongga dada nyonya Soraya.
"Bersiaplah, my beloved boy, kita akan menikah besok dan jangan sampai terlambat, karena aku tidak yakin perusahaan kalian masih berdiri kokoh di tengah-tengah kota." Pungkas Sakura dengan senyum tipis ke arah Garvin dan dengan sekejap mata mimik wajah wanita itu berubah dingin saat bertatapan muka dengan nyonya Soraya.
"Sampai jumpa di hari pernikahan, mommy mertua," bisik Sakura tajam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!