Di sebuah apartemen sederhana di kota singapura seorang wanita tinggal bersama anak laki lakinya, wanita itu bernama sarah aldiba berusia 26 tahun dan sang anak bernama cleo minsuaga yg berusia 7 tahun. Sarah bekerja di sebuah perusahaan yg lumayan ternama. Sarah di tugaskan di bagian pemasaran, ia baru satu tahun bekerja di perusahaan tersebut.
Pagi harinya saat hendak berangkat bekerja sarah menyiapkan segala keperluannya dan keperluan sekolah anaknya.
"ibu aku sudah siap" ucap sang anak tengah berdiri dengan seragam sekolahnya menatap ibunya yang tengah membuatkan sarapan.
"anak ibu sangat tampan,," sarah tersenyum menghampiri anaknya dan mendudukkan cleo di kursi makan memberinya sarapan.
"buu,," ucap cleo sambil mengunyah makanannya
"apaa" sahut sarah lembut
"seandainya papah masih hidup pasti ibu bisa antar jemput aku ke sekolah dan hanya ayah yang bekerja" ucap cleo
"kamu ingin ibu yg jemput nanti ?" tanya sarah halus
"tidak, nanti pekerjaan ibu jadi berantakan biar bibi aja yg jemput" tunduk sang anak
"nanti kalau ada waktu senggang ibu bakalan jemput cleo deh" sarah mencoba merayu anaknya dan di jawab sang anak dengan anggukan kecil.
Sarahpun mengantar sang anaknya ke sekolah, sarah berusaha mengatur waktunya agar sempat mengantar cleo ke sekolah, cleo rentan cemburu dengan teman sebayanya yang diantar jemput oleh ibu ataupun ayah mereka, cleo sering mengeluh seperti halnya tadi, bukan cleo tidak mengerti, ia hanya ingin ibunya menikah agar ibunya tidak terlalu lelah dan bisa menjaganya, namun sarah tidak pernah punya niatan menikah.
Sarah memandang tubuh cleo yg perlahan menjauh memasuki ruang sekolahnya.
"memang benar sayang seandainya saja ayahmu masih hidup ibu pasti bisa mengurusmu lebih baik lagi, dan andai saja dia masih hidup kita pasti tidak akan hidup terasingkan seperti ini" batin sarah sembari meneteskan air matanya, sambi mengingat apa yang terjadi padanya delapan tahun lalu.
Delapan tahun lalu sarah adalah gadis biasa ayah dan ibunya adalah seorang pegawai negeri sipil biasa, sarah adalah anak bungsu dan ia memiliki dua kaka laki laki dan keluarganya hidup sederhana tapi sang ayah dan ibu sangat tegas kepada anak anaknya.
Sarah yang saat itu tengah kuliah semester kedua mengenal pria korea yang tengah berbisnis di daerah kampus sarah pria itu bernama min suga ayah dari sang anak.
Karna di mabuk asmara sarahpun melakukan hal yg selalu di peringati orang tuanya.
"bagaimana jika aku hamil" tanya sarah yg masih berbalut selimut membelakangi suga.
"aku akan menikahimu" ucap suga sambil memeluk sarah dari belakang dan mencium tekuk sarah.
suga sangat baik dengan sarah, tapi orang tua sarah tidak welcome dengan suga. Beberapa kali suga main ke rumah sarah namun selalu di sambut kurang hangat keluarga sarah.
Saat suga pulang sarah menghampiri orang tuanya yang tengah duduk di kamar.
"kenapa kalian seperti itu dengannya" ucap sarah dengan mata berkaca kaca.
"dia sangat sopan datang kemari dan mengajak bicara, kenapa kalian bersikap begitu" ucap sarah lagi
"sudah berapa kali ayah katakan jangan berpacaran sebelum kamu lulus kuliah sarah, itulah akibatnya" ucap ayahnya
"lagi pula kenapa sih kamu berhubungan sama orang asing, kita gak tau bibit bobot bebetnya, siapa tau dia di sana seorang pedofilia" sahut ibunya juga.
Sarah hanya diam mendengar orang tuanya, meski air matanya menetes beberapa kali orang tuanya enggan perduli.
"putus dengannya dan belajarlah dengan benar" ucap sang ayah lalu keluar kamar sambil melewati sarah yang tengah berdiri di ambang pintu kamar mereka.
Sarah hanya terdiam dan kembali masuk ke kamarnya sambil menangis. Malam harinya sarah keluar diam-diam untuk menemui suga yang sudah bilang tengah menunggunya di cafe tak jauh dari tempat sarah. Setelah sampai di cafe tersebut sarah melihat suga duduk di bangku pojok dengan perlahan sarah menghampiri kekasihnya, terlihat raut sedih wajah kekasihnya.
"sayang,," ucap sarah lirih yang berdiri di depan suga
suga mendongak melihat sarah "kenapa kamu nangis" ucapnya panik dan langsung berdiri memeluk sarah.
"maafin sikap orang tuaku yaa" ucapnya terisak.
"gak papa,, udah udah jangan nangis" mengelus lembut surai sarah.
Sarah melepaskan pelukan dan menghapus air matanya.
"kenapa ngajak ketemuan disini, malam lagi" ucap sarah karna tidak biasa keluar malam.
"aku dapat kabar mendadak dari keluargaku aku disuruh pulang malam ini,,,,,"
"hahhh" ucap sarah terkejut
"sebentar aja sayang, paling sebulan lagi aku balik sini aku bakalan ajak orang tuaku ngelamar kamu biar orang tuamu percaya sama aku"
"tapii,,,,,,"
"kamu tetep kuliah dan bebas mencapai cita citamu" potong suga
"bukan ituu,," rengek sarah
"teruuusss??"
"kamu beneran balik lagi kan" rengek sarah.
"iyalah, kamu mikirnya aku gak bakalan balik gitu?? '' ucap suga dengan wajah tertawa dan di angguk ragu sarah.
"sarah aku pasti balik lagi karna kontrak dan karna kamu, jadi percaya aku yaa" menangkup pipi sarah dan menciumnya sekilas.
sarahpun mengangguk, tapi tidak berselang kedua kaka sarah datang dan menarik sarah "berani beraninya ciuman di tempat umum begini'' ucap kaka pertama sarah.
Sarah yang ketahuan pun bingung dan ketakutan.''tolong jangan pukul suga" sambil memeluk kakanya karna berfikir kakanya akan memukul suga.
"cihhh,," ucap sang kaka sambil menatap tajam suga yang juga sedang terkejut karna kedatangan kaka sarah.
Sarahpun di bawa pulang dan di adukan ke ayahnya, sarah mendapat hukuman di pukul cambuk kakinya dan tidak boleh keluar rumah ponselnya di sita dan dia di larang keras keluar rumah.
Hampir satu bulan sarah di kurung di kamar, selama itu dia hanya menangis, dia ingin meminta maaf dengan orangtuanya agar di ijinkan menghubungi suga tapi orang tuanya semakin marah besar.
"kamu minta maaf biar bisa nelpon cowok brengsek itu, kamu tidak menyesal sudah mempermalukan ayah dan ibu gitu..?" bentak sang ayah.
"tolong yahhh, sebentar ajaa" rengek sarah sambil berlutut.
ayahnya menyeret sarah kembali ke kamar dan mengunci pintunya.
"mas kayaknya udah aja deh ngehukum sarah kasian" ucap istri yang mulai kasihan pada anak bungsunya
"gak buk, kita kurung dia dulu sampai2 dia jera" kekeh sang suami.
Malam harinya ibu sarah mengantarkan makanan untuk sarah di kamarnya, tapi belum ia masuk ia mendengar sarah muntah2.
"sarah,,!!" panik sang ibu, ia buru2 masuk dan melihat sarah terkulai lemas di kamar mandi.
"sarah,,!!" memegang wajah sang anak dan memangkunya, namun sarah tidak mampu mengatakan apapun wajahnya pucat dan dia juga terlihat sangat kurus.
Dengan buru2 mereka mengantar sarah ke rumah sakit. Dokter memeriksa sarah di dampingi orang tuanya.
"sepertinya anaknya hamil" ucap dokter sambil memeriksa denyut nadi sarah.
''APAA!!!'' kedua orang tua sarah terkejut bukan main, sambil melihat sarah yang masih tidak sadarkan diri di atas ranjang.
"uemm,, saya tidak yakin, sebaiknya kita panggil dokter kandungan saja agar lebih jelasnya" ucap dokter itu lagi.
Sarah dengan lemas membuka matanya dan menoleh ke samping sepasang mata tajam menatapnya.
"dasar anak bodoh, berapa kali sudah ayah katakan jangan berpacaran, ini lah hasilnya" melempar selembaran kertas pada wajah sarah yg masih lemas.
sarah kebingungan ia menatap ibu dan kedua kakanya yang berdiri jauh darinya, terlihat marah dalam raut wajah mereka, sarah dengan perlahan membaca surat itu dan ia juga terkejut.
"aku hamil??" matanya membelalak tak percaya
"iya itu karna kebodohannu, sekarang telpon pria itu minta dia bertanggung jawab!" ayahnya memberikan sarah ponsel dengan raut mengancam.
Beberapa kali memanggil akhirnya suga mengangkat telpon sarah.
"hallo" ucapnya dari sana
"sugaa, ini aku" ucap sarah lemas
"sayang,, akhirnya kamu nlpon aku juga"
"hmmm" ucap sarah ragu. tapi ayah menatapnya tajam
"bagaimana kabarmu ? " tanya suga.
"aku,,, aku hamil" ucap sarah gugup sambil menatap ayahnya.
"benarkah ?" tanya suga terkejut
ponselnya lalu di rampas sang ayah.
"sarah sekarang sedang hamil, cepat datang dan bertanggung jawablah" tegas sang ayah.
"i-iyaa saya akan bertanggung jawab"jawab suga gugup.
"saya akan datang minggu depan" ucapnya lagi.
"kenapa harus minggu depan?, datang besok saya tunggu" langsung mematikan telepon
"tapi ayahh, dia sedang pulang ke negaranya" ucap sarah.
"astagaa gadis bodoh, kalau kau tau kenapa kau bilang kau sedang hamil" potong sang ibu.
sang ayah menatap sang ibu. "bagaimana kita tau dia akan bertanggung jawab sedangkan orangnya saja jauh" ucap ibu menjelaskan.
Setelah beberapa kali berbincang mereka akhirnya percaya pada suga dan menunggu kedatangannya.
dalam lubuk hatinya sarah sangat senang akan menikah dengan pria yang ia cintai, tetapi entah mengapa takdir yang di jalaninya membuat dia takut.
''jam berapa kau akan berangkat,,?'' pesan sarah pada suga.
''besok pagi sayang" balas suga.
Ke esok kan paginya sarah menelpon suga berkali kali tapi tidak aktif, hingga sore keluarga sarah sangat marah karna berfikir suga tidak menepati janjinya, karna hal itu sarah di maki habis2an oleh keluarganya sendiri.
drttttrttt drrrttttt
dengan cepat sarah mengambil ponselnya.
"suga kamu kemana saja?" tanya sarah panik
"sugaa??" sahut seorang perempuan.
mendengar jawaban dari suara perempuan sarah terdiam sejenak.
"ini ponselnya suga kan?" tanyanya memastikan
"i-iyaa, tapi maaf ini saya ibunya suga"
"ouh, tante,,,,"
"suga mengalami kecelakaan saat menuju bandara dan meninggal di tempat" ucap wanita dari telpon itu.
deggggg
Sarah terkejut bukan main ia terkulai lemas dan duduk di lantai "tolong jangan berbohong seperti ini," ucapnya lagi
"kau sarahkan ?,, jika tidak percaya aku akan mengirimkan bukti padamu"
Sarah membuka sebuah video dimana terlihat jelas suga telah mengalami kecelakaan dan di nyatakan meninggal di tempat.
sarahpun menangis sejadi jadinya hingga pingsan.
Beberapa hari setelahnya keluarga sarah kembali berkumpul.
"nasi sudah menjadi bubur, gugurkan saja anak itu" ucap sang ayah berhasil membuat sarah terkejut.
"apa,,? menggugurkannya?'' memegang perutnya
"kenapa, kau mau membantah, anak ini tidak ada ayahnya, kau pun belum menikah, apa yg bisa kita pertahankan dari anak ini. yg bisa kita pertahankan adalah rasa malu karna anak ini" ucap kaka sarah
''tapi dia tidak salah,, aku yg salah, kenapa kita harus membunuhnya" tolak sarah.
"kalau begitu kau saja yang mati, karna kau penyebabnya" ucap kakanya lagi.
"aku tidak akan membunuh anakku ataupun diriku" tegas sarah.
"jika itu keputusanmu, maka pergilah dari rumahku, aku akan berdo'a semoga anakmu laki laki agar tidak merasakan malu sepertiku" ucap ayah dengan tegas.
"yahhh,," rengek sarah
"aku memberimu kesempatan berpikir sampai bessok pagi jika kau tetap ingin mempertahankan anak itu pergi dari sini" ucap ayahnya lalu beranjak pergi.
Sarah terdiam, kedua kakanya pergi bahkan ibunya juga pergi meninggalkannya duduk sendiri di ruang keluarga itu, sarah menangis terisak.
"haruskah kamu pergi" monolog sarah sambil memegang perutnya, ia pun mengingat saat2 bahagianya bersama suga. "tidak,, anakku bukan kesalahan, dia harus hidup" sarahpun bangun dan menyiapkan kopernya. Malam itu juga sarah pergi tanpa sepengetahuan keluarganya.
Saat sarah baru memasuki kontrakan barunya sarah mendapat panggilan.
"hallo" ucapnya
"ini saya ibunya suga"
"tante,,," ucap sarah seperti merasa ada harapannya.
"kau benar tengah hamil anak suga?" tanya nya dari sana
"boleh saya minta no rek kamu" tanyanya lagi
Mendengar itu sarah memberikan no rek nya karna ia berpikir orang tua suga pasti khawatir karna ia tengah mengandung cucu mereka.
"aku sudah mengirimkan 10.000 dollar untuk kerugianmu, gugurkan anak itu dan mulai kehidupanmu" Pesan itu berhasil mencabik hati sarah, ia berpikir anaknya bisa mendapat kasih sayang dari keluarga ayahnya, tapi naas mereka memperlakukan sarah sama seperti keluarganya.
"baiklah, sekarang hanya aku yg hidup untuk anakku, aku,,, hikkss,, hiksss" sarah kembali menangis.
Waktu telah menyembuhkan segalanya sarah tidak ingin terlalu terpuruk karna masa lalunya, delapan tahun berjuang untuk kehidupannya dan anaknya memang tidak mudah. Ia bahkan melahirkan sendirian di kontrakannya karna tidak ingin menggunakan uang yang telah di kirim ibunya suga.
Kini ia hidup nyaman berkecukupan meskipun tidak mewah ia sangat menikmatinya, hanya saja sekarang cleo sering mengatakan ingin sesosok ayah untuknya dan ingin ibunya punya pasangan, karna mengalami masalah di usia muda sarah sangat takut dan tidak membuka hatinya pada pria manapun.
Saat tengah mendiskusikan tentang produk penjualan sarah mendapat telpon dari sekolah cleo
''saya permisi sebentar'' sarah menjauhi beberapa rekannya untuk mengangkat telpon
"halloo" ucapnya
"bu sarah, anak ibu cleo mengalami mimisan dan sempat pingsan, bisakah ibu kemari" ucap wanita dalam telepon itu.
degggg
Bagai tertusuk benda tumpul sarah terkejut bukan main, ia lalu menemui rekan2 kerjanya yang masih berdiskusi.
"pak chan bolehkah saya ijin, anak saya pingsan di sekolahan" ijin sarah pada manager pemasarannya.
"astaga sarah, tentu saja sarah cepat temui anakmu" ucap managernya terkejut.
"terimakasih pak" sahut sarah sambil mengambil tasnya dan berlalu pergi.
Sesampainya di sekolah sarah langsung menuju uks sekolah tersebut, ia melihat sang anak duduk di atas ranjang dengan kapas yg disumbat ke hidungnya.
"sayang kamu kenapa?" tanyanya panik sambil melihat wajah anaknya.
Cleo hanya diam dan sedikit menggeleng.
"tadi cleo sempat terjatuh, saya rasa itu yg membuat dia mimisan" sahut ibu guru yg berada di samping cleo.
"sudah ibu bilang jangan berlari jika di sekolah"
"cleo tidak berlari bu, cleo hanya berjalan tapi mendadak mata cleo buram dan pusing jadinya cleo salah menginjak anak tangga" jelas sang anak.
"bagaimana sekarang, apa kamu merasa baikan?" tanya sarah lembut
"iyaa,,," jawab cleo lemas
Sarahpun membawa anaknya pulang untuk beristirahat,.
"sini lepas bajunya" melepaskan kancing baju anaknya satu persatu.
sarah melihat memar pada badan anaknya "kenapa lenganmu membiru seperti ini nak, apa karna terjatuh tadi" tanya sarah
"benarkah,, cleo tidak lihat ibu" ucap cleo sambil memutar lengannya ingin melihat yang di tunjuk ibunya
"makanya berhati2lah besok ya sayang" sambil memasang baju untuk anaknya
...****************...
Seorang pria muda dengan postur badan yg atletis melangkah dengan tegak, semua orang menyapa dan hormat padanya, ia adalah kim jung kook putra kedua dari pengusaha kim young do,. Jung kook adalah ceo di perusahaan tersebut, ia membangun sendiri perusahaan tersebut namun karna ia dari anak seorang pengusaha ternama perusahaannya banyak mendapatkan dukungan dari pengusaha2 besar lainnya. Ia punya sifat sedikit arogan, dia juga terkenal karna sering kedapatan melakukan one night stand dengan karyawan2nya.
"dia muda dan tampan" bisik beberapa karyawan sambil menatap jung kook yang berjalan melewati mereka menuju lift.
"aku dengar dia suka melakukan one night stand dengan para karyawannya" ucap orang lagi.
"panggilkan manager pemasaran keruanganku sekarang" ucap jung kook pada sekretarisnya.
''baik pak'' sahut sang sekretaris
tok tok tok.
" bapak memanggil saya?" ucap pak chen yg merupakan manager perusahaan tersebut.
"duduklah,!" menunjuk kursi dan pak chen pun duduk menghadap jung kook dengan meja besar sebagai pembatas mereka.
"bagaimana hasil riset pasar minggu ini?"
"kami sudah survei pak sepertinya beberapa produk mulai bertambah di penjualan eceran, meski tidak signifikan tapi hal ini sudah menunjukkan kemajuan akan produk kita" jawab pak chen
"aku ingin kau menyelesaikan proposalnya besok, karna lusa aku akan mengadakan meeting" ucapnya judes
"tapi pak, karyawan yang bertugas untuk itu sedang cuti, dan kisi2nya dia yg pegang" ucap pak chen sedikit panik karna semua berkasnya di serahkan pada sarah.
"kenapa kau memberinya ijin cuti'' ucapnya dengan alis terangkat.
"biasanya kita membuat proposalnya di akhir bulan dan siap pada awal bulan" jawab pak chen
"kau benar, tapi saya butuh itu besok, bagaimanapun caranya lakukan!" kekehnya
"baik pak" pasrah pak chen
Saat tengah membuat susu untuk sang anak sarah terkejut karna ada panggilan dari pak chen.
"kenapa pak chen nelpon malam begini" melihat ponselnya dan langsung menyambut panggilan dari pak chen.
"iya pak ada apa?" tanya sarah sambil membawa minuman menuju kamar sang putra
"apakah anakmu baik2 saja ?" tanya pak chen
"dia baik pak, hanya terjatuh tadi saat di sekolah" sahut sarah
"oh syukurlah, sarah saya di suruh membuat proposal tentang riset pasar kemarin dan harus di selesaikan besok, bisakah kamu membantu saya"
"kenapa mendadak sekali pak?" sarah ikut panik
"saya tidak tau, tapi bisakah kau menyelesaikan intinya untuk malam ini, jadi besok kita hanya akan mengoreksinya"
"saya akan usahakan malam ini pak" sahut sarah dan langsung mengambil laptopnya dan mengerjakan yg di minta pak chen.
"astaga aku sangat lelah'' sarah meregangkan seluruh badannya sambil melihat jam yg ada di dinding. "aku akan melanjutkannya besok,. aku lelah" ucapnya lalu beranjak tidur
Esok harinya sarah melakukan kegiatan seperti biasa, ia menemui pak chen yg tengah duduk di mejanya.
"ini pak yg saya kerjakan tadi malam, tapi masih banyak yg harus di koreksi, saya gak sempet" Menyerahkan berkas berkas.
"baiklah sarah akan saya koreksi,,"
Ketika sudah di jam makan siang kantor beberapa rekan sarah keluar untuk makan siang, sedangkan sarah tetap di tempat duduknya.
"kamu gak makan siang bareng" tanya salah satu rekan kerja sarah
"makan,, tapi nanti" sahut sarah sambil menatap layar komputernya
sarah adalah wanita yang susah berinteraksi dan juga pemalu, ia cenderung diam, ia tidak suka keramaian, jika di jam makan siang banyak orang ia tidak akan makan siang, ia menunggu sepi baru datang ke kantin untuk makan siang. sesama rekannya sudah paham dengannya jadi mereka sudah terbiasa jika sarah tidak mau pergi ke kantin bersama sama.
Saat sedang sendiri di ruangan seseorang masuk ke ruangan itu. tidak lain adalah kim jung kook ceo itu.
"apa manager chen tidak ada" tanyanya sambil melihat sekeliling
sarah sedikit menunduk memberi hormat "pak chen sedang makan siang pak" jawab sarah lembut
"kau siapa..?'' tanya jung kook
"saya sarah pak salah satu staf di sini"
"oh jadi kau sarah,,,,. artinya kau tau tentang proposal yg saya butuhkan hari ini?''
"i-iyaa pak, saya sudah buat dan sekarang masih di periksa oleh pak chen"
"kalau begitu kamu antar proposal itu keruangan saya sekarang, biar saya yang periksa" langsung berbalik meninggalkan sarah.
dengan panik sarah mencari lembaran proposal itu di atas meja pak chen dan segera ke ruangan jung kook untuk mengantarnya.
sesampainya di depan ruangan ceo sarah berhenti dan mengatakan pada sekretaris yang berada di mejanya yang berada tepat di depan ruangan jung kook.
"saya mau ngantar proposal ini"
"kamu yg dari tim pemasaran ya?" tanya sekretaris itu.
"iyaa"
"masuk aja!"
Mendengar itu sarah lalu mengetuk pintunya dan masuk keruangan khusus ceo itu, ruangan yg luas dan dominan berwarna hitam, menggambar jelas sikap ceo yg terkenal arogan itu.
"ini pak" menyerahkan lembaran kertas itu
"tunggu disini selagi saya mengeceknya" ucapnya sambil membaca selembaran kertas itu.
sarah hanya berdiri tidak berani duduk karna tidak di persilakan, setelah 15 menit berlalu pria itu mendongak melihat sarah berdiri.
"kenapa tidak duduk" ucapnya dingin.
"apa,,,??" terkejut sambil mencerna apa yang di ucapkan ceo itu "aa iyaa terima kasih" lanjutnya lalu duduk di kursi yang sudah di persilakan.
Baru beberapa detik sarah duduk pria itu menghela nafas kasar.
"bagus, semuanya terbaca bagus, jadi silakan keluar" ucapnya
"hah?" lagi lagi sarah terkejut pasalnya ia baru saja di persilakan duduk tapi langsung di suruh keluar
"iyaa baik pak" lanjutnya lagi lalu berdiri dan keluar ruangan itu.
"/pantas saja julukannya seperti itu/" batin sarah.
Beberapa hari berlalu sarah menjalankan aktifitasnya seperti biasa.
"aku sudah selesai, bisakah aku pulang lebih awal hari ini pak" tanya sarah pada pak chen
"kenapa terburu buru sarah" tanya pak chen ramah.
"anak saya hari ini les dia minta saya sesekali menjemputnya''
"baiklah kau boleh pulang cepat hari ini'' ijin pak chen.
"trimakasih pak'' tersenyum lalu sarah bersiap untuk pulang.
Sesampainya di tempat les, sarah menunggu sang anak. Cleo pun keluar dari ruangan itu, sarah bersemangat melambaikan tangannya.
"cleoo, nak sini" panggilnya
"ibu,,," ucap cleo dengan wajah lemas dan sedikit heran menghampiri ibunya
"hey sayang, sini ibu bawa tasnya" mengambil alih tas cleo yg ada di pundaknya, namun sang anak hanya diam dan menyerahkan tas itu.
"loh, kok lemes gtu, katanya pengen di jemput ibu, kok gak semangat" berjongkook menjejerkan tingginya dan anaknya.
Cleo hanya diam lemas, dan tiba tiba darah mengalir perlahan dari hidung sang anak membuat mata sarah terbelalak terkejut.
"cleooo!" panik sarah dan langsung memeluk cleo yang mulai melemah.
"cleo,,,," menepuk pelan wajah sang anak yang mulai kehilangan kesadarannya
"sayang " panggilnya lagi.
sarah menangis ketakutan hingga membuat beberapa orang menghampirinya.
Sarahpun membawa anaknya ke rumah sakit, dokter menyarankannya untuk melakukan tes. Beberapa saat berlalu dokter pun memanggil sarah.
"bu dari hasil pemeriksaan cleo dinyatakan positif leukimia" ucap dokter itu dengan jelas.
deggg sarah terdiam sambil menatap mata sang dokter berharap dokter mengatakannya sekali lagi untuk memastikan yang ia dengar.
"cleo menderita leukimia akut ini adalah tipe leukemia yang dimulai di sumsum tulang dan memengaruhi limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang belum matang"
tidak bisa mengatakan apapun sarah hanya diam. Matanya berlinang dan perlahan menjatuhkan buliran air mata, nafasnya mulai tersengal. karna tidak tahan sarah akhirnya menangis sambil menutup mulutnya yang ingin menjerit.
"tenang bu, kita akan berusaha menyembuhkan anak ibu, jadi di mulai dari bu sarah dulu, yakinkan diri ibu bahwa kalian akan melewati ini" ucap dokter sambil memberikan tisu ke sarah.
"dok,,, s-sayaaa,,,," ucap sarah sesenggukan dan tidak bisa melanjutkan kalimatnya
"saya mengerti" ucap sang dokter ingin menenangkan sarah.
Sejak saat itu cleo mulai di rawat di rumah sakit.
"ibu,,,," panggil cleo yg masih terbaring di atas ranjangnya setelah melakukan kemoterapi.
"iyaaa sayang,, ada apa" menghampiri cleo sambil membawa makanan
"cleo sakit parah ya bu, kok sudah satu minggu gak pulang"
"iyaa yang sabar ya sayang, nanti sembuh kok, kuat yaa" ucap sarah menahan tangisnya berusaha tegar
"ibu masih punya uang, tabungan kita kan habis buat beli apartemen kemarin"
"ibu bakalan cari kemana aja sayang, udah ah gak usah nanya yang kayak gitu, kamu masih kecil, biar itu ibu yang pikirin, yaaa" menyodorkan makanan ke mulut cleo.
Selesai makan cleo langsung berbaring lemas, sarah pun menyelimutinya dan mengelus lembut kepala anaknya.
"yang semangat yaa sayang, ibu sayang kamu" mengecup pucuk kepala sang anak, tak terasa air matanya jatuh tiba2 saat bibirnya mencium sang anak.
"/berjuanglah demi ibu sayang/" batin sarah.
"sumsum tulang belakang ibu tidak cocok dengan cleo, jadi kita tidak bisa melakukan operasi ini. Kondisi anak ibu mungkin stabil, tapi kita tidak tau sel kanker itu bisa saja mengganas dengan cepat, jika dia selalu dalam pengawasan kami, kami usahakan agar kankernya tidak meningkat, apa ibu tidak punya keluarga barangkali dari keluarga ayah cleo ada yang memiliki sum sum tulang belakang yang cocok" dokter menjelaskan secara perlahan para sarah.
"saya tidak sempat mengenal mereka dok, ayahnya meninggal sebelum pernikahan, dan orang tuanya sepertinya tidak menyukai saya, saya di sini sendiri" sarahpun sambil menangis menceritakan masalah pribadinya dengan dokter.
"Tenang bu, kita akan berusaha untuk mencari pendonor untuk anak ibu, tapi sementara itu dia harus selalu di rawat di rumah sakit ini"
"saya baru saja membeli unit apartemen dan saya tidak punya tabungan lagi, bagaimana dengan biayanya dok, bisa kah saya membayar dengan menyicil sedikit sedikit" ucap sarah dengan wajah memohon
"ini bukan bagian saya bu, tapi saya akan coba usulkan" jawab dokter
Beberapa bulan sudah berlalu sarah bekerja siang malam mencari uang untuk pengobatan sang anak, meski di permudah membayarnya tetap saja biaya penginapan di rumah sakit dan juga setiap rangkaian tes yang di lakukan membuat sarah menghabiskan banyak uang. Ia berusaha menjual apartemennya tapi tentu tidak mudah dan tidak langsung mendapatkan pembeli.
Di kantor sarah menunduk lemas meletakkan kepalanya di atas meja kerja.
"sarah apa kau baik baik saja, kau terlihat pucat" khawatir rekan kerja sarah yg duduk di sebelah sarah.
"aku hanya pusing saja" bangun sambil memijat kepalanya
"kami tau kamu sedang kesulitan sarah, tapi kamu juga harus sehat" ucap rekan kerjanya lagi sambil memberikan minuman pada sarah.
"terima kasih ya, aku memang kurang istirahat sekarang, aku harus bekerja di kedai makanan saat malam untuk tambahan biaya rumah sakit" ucap sarah lagi lalu meminum minuman yg di berikan temannya
"oh ya, aku sedang menjual unit apartemenku, tolong kalian tawari pada orang2 ya" ucap sarah lagi.
"sarah kamu kan hanya punya satu apartemen, jikaa kamu menjualnya dimana lagi kamu tinggal, jika menyewa bukankah sama saja" sahut pak chend yang sedari tadi memperhatikan karyawannya.
"saya sudah sangat kehabisan uang pak, gajihan saja masih dua minggu lagi, tapi saya tidak memegang uang sekarang, masalah tinggal dimana saya bisa memikirkannya lagi nanti" jelas sarah.
"kenapa gak nyoba minjam di perusahaan aja, siapa tau bisa" ucap rekannya
"ini perusahaan makanan bukan tempat meminjamkan uang, kau pikir meminjam uang perusahaan untuk kepentingan pribadi akan di berikan" sahut pak chen pada rekan kerja sarah.
"saya hanya berfikir perusahaan ini bisa membantu karyawannya pak, lagi pula sarahkan karyawan kontrak tidak mungkin juga sarah menghilang, mereka tinggal memotong gajih sarah saja" sahut rekan kerja sarah lagi, dan pak chen hanya diam.
Sarah pun diam mendengar itu.
"pak chen, bisakah bapak sarankan itu untuk saya, saya minta tolong" ucap sarah meminta bantuan atasannya
"sarah perusahaan ini tidak mudah, terlebih pak jung kook itu terkenal karna arogannya, cfo pasti meminta persetujuannya juga, dia tidak mungkin kasihan pada rakyat seperti kita"
"pak tolong sampaikan saja dulu, syukurlah jika di setujui, tapi ya sudah jika tidak, saya tidaak bisa mengandalkan siapapun lagi pak, tolong saya" pintaa sarah lagi sambil memohon.
"baiklah, saya akan coba bicara nanti"
Dua hari berlalu selesai melakukan pekerjaan di kedai makannya sarah ke rumah sakit menemui sang anak. Tangannya perlahan membuka pintu ruangan tempat dimana anaknya fi rawat.
"cleo sayang, ibu datang bawa ayam goreng" ucap sarah perlahan karna cleo terbaring sambil menutup matanya
"ibu kok sekarang jarang nemenin cleo si, datangnya malem terus, terus paginya langsung kerja lagi" keluh cleo.
"maafin ibu sayang, ibu harus cari banyak uang untuk pengobatan cleo, sementara itu bersabarlah ya sayang, kan ada bibi yang nemenin kamu'' mengelus rambut cleo
''bibi tu nemenin cleo dari pagi sampe sore aja bu, setelah itu dia pergi, seharusnya kan nggu ibu datang dia baru boleh pergi" kesal cleo, karna perjanjian dengan bibi yang merawat cleo memang begitu jika di sore hari saat sarah kembali bekerja dari kantor bibi itu akan pulang, jika minta di tambahkan waktunya akan di tambah juga biaya gajihnya.
"kan ada pak dokter yang nemenin kamu, kamu tinggal pencet bell ini nanti dokter akan menemui kamu" ucap dokter tiba tiba datang membuat sarah menoleh ke arahnya.
Dokter memberikan senyuman pada sarah seperti memberikan semangat baru bagi pasien2nya.
"bu sarah ada kabar baik" ucap dokter itu lagi sembari tersenyum.
"apa kita menemukan pendonor yg cocok?" tanya sarah penuh harap
"iyaa, beberapa orang melakukan tes dan ada salah satu di antaranya cocok dengan cleo, sudah kami hubungi dan pendonor bersedia mendonorkannya untuk cleo"
sarah terkejut bahagia ia menutup separuh wajahnya dengan tangannya terharu, kini cleo mempunyai peluang besar untuk sehat.
"tapi untuk melakukan operasi ini ibu setidaknya membayar setengah dari total biaya operasi sebelum di mulainya tranplantasi sumsum tulang belakang ini"
sarah kembali terdiam.
"ini sudah satu2nya cara yang bisa saya bantu untuk meringankan ibu" ucap dokter lagi karna melihat raut wajah bingung sarah.
"saya akan usahakan mencarinya dok, jadi tolong bantu saya sebisa dokter ya" ucap sarah tegas ingin menyemangati dirinya sendiri.
Semalaman sarah tidak tidur karena memeriksa ponselnya tentang menjual apartemennya, beberapa orang menginginkannya tapi tidak ada yg mau langsung membelinya secepat sarah menginginkan uangnya.
"bagaimana ini, dari mana aku harus dapatkan uang sebanyak ini" batin sarah kembali kebingungan sambil melihat surat untuk pembayaran awal operasi cleo.
Ke esokan harinya sarah kembali bekerja, karena pendonor sedang melakukan beberapa tes sarah harus bekerja sebelum operasinya di mulai.
Pak chen menghampiri sarah yg baru tiba di ruangan ''sarah saya sudah tanya pada cfo kemarin, karna dia ingin membantu jadi dia berusaha untuk mendapatkan ijin dari pak jung kook dulu" ucap pak chen
"benarkah pak, astaga terima kasih banyak pak, semoga pak jung kook menyetujui ini, karna anak saya sudah menemukan pendonor yg cocok sekarang" ucap sarah kegirangan merasa ia punya harapan.
"syukurlah sarah, semoga anakmu cepat sembuh" pak chen ikut tersenyum melihat raut wajah sarah.
...****************...
"sarah kamu di suruh ke ruangan pak jung kook sekarang" ucap rekan sarah seusai menerima telepon.
"benarkah" sarahpun bergegas berdiri menuju ruangan pak jung kook.
Di sepanjang lorong sarah antara takut dan bahagia, ia takut harus bertemu atasannya untuk meminjamkan uang, tapi ia juga senang karna uang ini sangat penting bagi sarah.
tok tok tok
"masuklah !!" ucap pria itu dengan suara berat.
"permisi pak" tunduk sarah takut
"aaa,, jadi kamu sarah aldiba yg ingin meminjam uang ya" ucapnya dengan nada sinis.
Meskipun begitu sarah tetap mengangguk, ia tidak perduli apa yg di perlakukan orang lain padanya asalkan ia bisa membayar biaya pengobatan cleo.
"apa jaminan untuk saya jika kamu ingin meminjam uang sebanyak ini" ucap jung kook sambil menatap sinis sarah yg masih berdiri sembari memainkan jari jemarinya karna gugup.
"saya sudah tanda tangan kontrak pak selama tiga tahun, bapak bisa memotong setengah gajih saya setiap bulannya" ucap sarah
"yang lain ?" tanya jung kook lagi tapi dengan tatapan yg mengerikan membuat sarah semakin gugup
"saya ada apartemen sebagai jaminannya pak" sahut sarah cepat.
"tapi saya tidak ingin apartemen kumuhmu" ucapnya berdiri lalu melangkah perlahan mendekati sarah
"apa,,?" sarah terkejut mendengar penuturan bosnya itu.
Jung kook pun berjalan memutari sarah ia melihat badan sarah dari bawah hingga ke atas perlahan senyumnya muncul dari bibir tipiisnya.
"bagaimana jika satu jaminannya tidur dengan saya" ia pun memberhentikan langkahnya tepat di depan sarah
Mendengar itu sarah mengangkat kepalanya berusaha berani untuk menatap mata bosnya.
"maksud bapak?" tatap sarah
"kamu tau maksud saya"
sarah terdiam terpaku, matanya memerah mendengar pelecehan yg di lontarkan bosnya itu, tapi ia tidak bisa melawan.
"jika kamu ingin sekali uang itu maka temui saya di hotel malam ini sebagai persetujuan saya meminjamkanmu uang" ucap jung kook lalu memalingkan wajahnya dari sarah.
"maafkan saya pak, saya tidak bisa menerima penawaran itu, saya ingin meminjam uang dan di kembalikan dengan gajih saya, jika saya menerima itu saya akan merasa sangat di rugikan" tegas sarah dengan mata berkaca kaca.
"jangan berpura pura, saya tau yang kalian wanita murahan inginkan adalah mendekati saya dengan berbagai alasan" ucap jung kook lagi dengan nada yang benar2 menghina.
"saya bukan wanita murahan, karna itu saya membatalkan permintaan saya" ucap sarah dengan suara bergetar menahan air matanya.
"maaf mengganggu, kalau begitu saya permisi" ucap sarah lagi lalu bergegas keluar.
melihat itu jung kook menahan sarah yg hampir membuka pintu.
"ini untukmu, siapa tau kau akan berubah pikiran" ucap jung kook dengan wajah menghina sambil menaruh sebuah kertas yg berisikan nama hotel ke saku celana sarah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!