NovelToon NovelToon

Jodoh Dokter Cantik

Eps 01.

Assalamu'alaikum guys... jika sudah sampai membuka bab ini, jangan lupa favoritkan dan beri dukungannya ya....

Happy reading 😘😘😘

......................

Di sebuah Restoran mewah, terlihat sepasang anak manusia yang terlihat serasi melangkah masuk ke ruangan VIP di Restoran tersebut. Keduanya di jamu dengan begitu baik oleh para pelayan handal Restoran. Setelah memutuskan menu pilihannya, kedua anak manusia itu kembali berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga akhirnya...

"Kenapa kau terlihat sangat gelisah? tenanglah! aku pasti akan mengantarmu setelah ini!" Ucap Viky yang tak lain pria yang saat ini sedang menemani seorang Dokter kandungan cantik bernama Lusi.

"Tidak perlu! aku akan memesan taksi saja! kau bisa pulang setelah kita selesai makan!" Sanggah Lusi.

"Jangan sungkan, aku sangat bebas hari ini, jadi aku akan mengantarmu kemana pun kau mau!" Ucap Viky tak mau di bantah.

Lusi tak bisa membantah atau pun beralasan lagi, sepertinya rencananya untuk menghindari Viky telah gagal total. Setelah perbincangan singkat itu, suasana pun kembali hening. Hingga akhirnya para pelayan Restoran menghampiri mereka dengan makanan yang telah di pesan Lusi dan Viky tadi.

"Selamat menikmati hidangannya Tuan, Nona!" Tutur sang pelayan Restoran setelah menghidangkan makanan pesanan Viky dan Lusi.

"Terimakasih!" Sahut Viky.

Sementara, Lusi terlihat sudah sangat tak sabar melahap makanannya. Gadis cantik itu ternyata benar-benar sangat lapar setelah seharian ini mempercantik diri demi menghadiri sebuah pesta pernikahan temannya. Apalagi, tujuannya menghadiri pesta hari itu bukan hanya sekedar untuk memberi ucapan selamat saja pada kedua mempelai.

Selain menghadiri acara pernikahan temannya, Lusi juga berencana membuktikan jika dirinya bisa move on dari sang mantan tunangan yang sama-sama di undang di pesta pernikahan tersebut.

"Astaga... makanan ini benar-benar terlihat lezat, apa aku sudah boleh memakannya?!" Batin Lusi seraya meraih alat makan yang tertata di atas meja di hadapannya.

"Kau benar-benar sudah tidak tahan ya?" Ucap Viky.

"Aku ingin segera pergi dari sini, jadi aku akan makan lebih cepat!" Sahut Lusi seraya menyuap satu sendok makanan yang sudah dia ayunkan ke depan mulutnya.

Viky hanya terkekeh melihat aksi bar-bar gadis cantik di depannya itu. Dia benar-benar merasa terhibur dengan tingkah uniknya Lusi. Dengan lahap, gadis cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan itu menyantap makanannya. Lusi bahkan tidak menghiraukan Viky yang sedari tadi memandang ke arahnya.

"Cantik... meski tingkahnya sedikit unik, tapi dia benar-benar membuat jantungku berdegup kencang," Gumam Viky dalam hatinya seraya menatap kagum wajah Lusi yang sedang mengunyah makanannya.

"Tuan! kenapa kau hanya memandang makanannya saja? apa kau tidak akan memakan makanan enak ini? kalau kau tidak suka, biar aku saja ya yang menghabiskan! sepertinya perutku masih banyak ruang kosong untuk menampungnya," Tutur Lusi menyadarkan Viky dari lamunannya.

Pria tampan itu bahkan sampai tak sadar jika Lusi sudah menghabiskan makanannya sendiri, dan kali ini gadis itu hendak menggeser piring berisi makanan milik Viky.

"Apa kau begitu menyukai makanannya?! makanlah! sepertinya kau sangat kelaparan ya?!" Ucap Viky membantu Lusi menggeser piringnya ke arah gadis cantik itu.

"Hm... sudah dua bulan ini aku tidak berselera makan seperti ini, terimakasih ya Tuan! berkat kau, aku bisa menunjukkan jika aku bisa melupakan pria brengsek tadi!" Seru Lusi seraya menusuk kencang sepotong steak yang berada di atas piringnya.

"Astaga... gadis ini menyeramkan juga jika sedang kesal, tapi... dia semakin cantik," Batin Viky.

"Apa dia mantan pacarmu?!" Tanya Viky kembali ke mode santainya.

"Tepatnya mantan tunangan, kami sudah hampir menikah beberapa bulan lalu, tapi ternyata Tuhan tidak mengizinkan kami bersatu dan menunjukkan sosok dirinya yang begitu menjijikan di malam itu," Lusi menghentikan kegiatan makannya. Gadis itu sejenak mengingat pengkhianatan mantan tunangannya.

"Apa kau memergokinya berselingkuh? apa wanita yang tadi bersamanya itu selingkuhannya?" Cecar Viky penasaran.

"Ya, wanita tadi itu memang selingkuhannya. Selingkuhan sekaligus partner nya di perusahaan maupun di atas ranjang!" Tutur Lusi bernada sinis.

"Astaga! pria itu benar-benar bodoh. Dia membuang berlian demi memungut kerikil," Gumam Viky berkomentar.

"Tapi sekarang aku sadar, Tuhan ternyata sangat sayang padaku, sehingga dia menunjukkan betapa bejatnya kelakuan mantan tunangan ku itu!" Sahut Lusi lirih.

"Astaga, kenapa aku jadi curhat padamu seperti ini, maaf ya! pasti kau merasa terganggu ya dengan cerita tak penting ku?!" Ucap Lusi kembali.

"Sudahlah, habiskan lah makanannya! kau ini seperti anak kecil, makan begini pun belepotan!" Sahut Viky seraya mengusap ujung bibir Lusi dengan lembut.

Deg.

"Kenapa dengan jantungku?" Batin Lusi saat merasakan perhatian Viky yang begitu tulus dan lembut.

"Apa kau baik-baik saja?!" Tanya Viky membuat lamunan Lusi buyar.

"A...aku baik-baik saja, iya baik-baik saja ko!" Jawab Lusi terbata.

"Benarkah? tapi kenapa pipi mu sampai merah begitu? sebaiknya kita ke Rumah Sakit sekarang saja! aku akan membawa mu untuk memeriksa diri sebelum kau bertugas!" Tutur Viky.

"Ti...tidak perlu Tuan, aku benar-benar baik-baik saja ko, aku hanya sedikit merasa... pedas, iya! sepertinya aku terlalu banyak menambahkan saus cabainya tadi," Elak Lusi. Gadis itu sebisa mungkin mencari alasan agar rasa gugupnya tertutupi.

"Hm... baguslah, ya sudah kalau begitu, aku akan membayar makanan kita dulu, kau tunggu sebentar ya! jangan kemana-mana," Ucap Viky memberi peringatan seraya menunjuk wajah Lusi.

"Baiklah, aku akan menunggu di sini!" Sahut Lusi seraya mengangkat kedua jari tangannya ke udara tanda berjanji.

Sementara itu, di Negara V. Dua pasangan suami istri paruh baya tengah menikmati waktu kebersamaan mereka setelah berziarah ke makam Nenek Martha. (Cerita Nenek Martha ada di novel Kedua mom ya guys "Love me please Jenny"). Kedua pasangan suami istri yang tak lain orangtua Viky dan orangtua Lusi itu menyempatkan mengisi perut mereka setelah melepas rindu sekian lama tak bertemu.

"Lin, bagaimana kabar putri mu? apa dia sudah bisa melupakan tunangannya itu?" Tanya Mom Regina yang tak lain Mommy nya Viky.

"Sepertinya masih sama Re, tapi akhir-akhir ini dia berusaha menunjukkan sikap yang berbeda, sepertinya dia mulai mencoba hal baru agar tak terlalu mengingat pengkhianatan tunangannya," Sahut Alina yang tak lain Mamah nya Lusi.

"Lin, aku terpikirkan untuk menjodohkan putraku dengan putrimu lagi, aku rasa mereka berdua akan sangat cocok jika bersama! bagaimana menurutmu?" Usul Mom Regina.

"Aku juga pernah berpikir begitu Re, tapi aku tidak begitu yakin jika Ana mau menerima perjodohan ini!" Sahut Mam Alina.

"Kita coba dulu saja Lin, semoga mereka berdua mau!" Seru Mom Regina antusias.

"Kalian sedang membicarakan apa sih?! sepertinya seru sekali?!" Tegur Papih Kevin yang tak lain Papih nya Viky

"Ini loh Pih, Mommy lagi bahas perjodohan Misa sama putrinya Alina, Papih setuju, kan?!" Tanya Mom Regina.

"Jadi kalian mau menjodohkan anak-anak kita lagi ya?!" Sahut Papah Adrian yang tak lain Papah nya Lusi.

Sebenarnya, dulu Viky sudah bertunangan dengan Kakak nya Lusi yang bernama Liana Emila. Namun ternyata nasib percintaan mereka harus kandas kala Liana kecelakaan setelah pulang mengantar adiknya yang kembali Universitas.

Viky yang begitu mencintai Liana sangat terpukul dengan kabar duka yang dia terima. Dia benar-benar terpuruk dan sedih. Gadis yang rencananya akan dia nikahi 3 bulan mendatang itu harus dia relakan kembali ke hadapan sang pencipta.

"Iya Pah, Mamah ingin Ana bisa sepenuhnya lupa pada Daniel," Ucap Mam Alina.

"Hm... Papah setuju saja dengan rencana ini, tapi apa Mamah yakin kedua anak-anak kita setuju dengan perjodohan ini?!" Tanya Papah Adrian.

"Mamah juga sebenarnya masih ragu Pah, tapi benar yang di katakan Regina. Jika kita tidak mencobanya, kita tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya, semoga saja mereka benar-benar cocok hidup bersama," Tutur Mam Alina.

Saat Viky menjalin hubungan bersama Liana dahulu, Lusi tak pernah sekali pun bertemu dengan Viky. Apa lagi, karena Viky dan Liana tinggal di Negara yang berbeda membuat mereka tak pernah mengunjungi rumah masing-masing meski kedua orangtua mereka saling bersahabat. Seringnya, Viky bertemu dengan Liana di sebuah tempat yang sudah dia pesan sebelumnya. Bahkan saat pertunangan Oun mereka adakan di Negara P.

Negara P adalah Negara yang menjadi saksi kisah cinta Viky dan Liana. Pertunangan sederhana yang mereka gelar di Negara P tersebut pun hanya di hadiri oleh kedua orangtua mereka saja. Lusi yang baru saja masuk perguruan tinggi, sayangnya tidak bisa ikut menghadiri acara bahagia Kakaknya itu, sehingga sampai sekarang Lusi tak pernah tau jika Viky adalah mantan tunangan Kakaknya.

.

.

.

.

.

Semoga suka dengan karya ketiga Mom ini ya guys...

Jangan lupa dukungannya dan see you next episode 😘😘😘

Eps 02.

Negara P adalah Negara yang menjadi saksi kisah cinta Viky dan Liana. Pertunangan sederhana yang mereka gelar di Negara P tersebut pun hanya di hadiri oleh kedua orangtua mereka saja. Lusi yang baru saja masuk perguruan tinggi, sayangnya tidak bisa ikut menghadiri acara bahagia Kakaknya itu, sehingga sampai sekarang Lusi tak pernah tau jika Viky adalah mantan tunangan Kakaknya.

"Semoga saja, mereka benar-benar berjodoh kali ini!" Ucap Papah Adrian.

Di sebuah halaman Rumah Sakit, Viky terlihat bergegas menuruni mobilnya untuk membukakan pintu di samping Lusi duduk dalam mobilnya. Pria tampan itu segera mengulurkan tangan hendak membantu Lusi untuk beranjak dari duduknya.

"Terimakasih!" Ucap Lusi seraya menapakkan kaki jenjangnya di atas tanah.

"Aku antar sampai dalam ya, aku ingin memastikan kau selamat sampai di dalam!" Seru Viky seraya menggiring Lusi masuk ke lobi Rumah Sakit.

"Astaga, pria ini kenapa selalu seenaknya sih?!" Gerutu Lusi dalam hatinya.

Setibanya di lobi, Lusi menyuruh Viky segera pergi. Dia benar-benar tidak nyaman menjadi pusat perhatian seperti saat ini. Selain gaun pesta yang masih dia kenakan, ternyata Viky juga salah satu alasan mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di lobi Rumah Sakit tersebut.

"Tuan sebaiknya anda pulang saja sekarang, aku harus segera bertugas sebentar lagi!" Seru Lusi.

"Aku akan pergi setelah mengantarmu sampai ruangan mu!" Sahut Viky.

"Tidak bisa! di sana banyak para Ibu yang akan melahirkan, apa kau tidak malu ya?!" Cegah Lusi.

"Astaga, kau benar! aku hampir lupa dengan profesi Dokter kandungan mu, kalau begitu mana ponsel mu?" Tutur Viky seraya menengadahkan tangannya ke hadapan Lusi.

"Untuk apa?!" Tanya Lusi.

"Cepat berikan saja!" Sahut Viky.

Mau tak mau Lusi pun memberikan ponselnya pada Viky agar pria itu segera pergi dari Rumah Sakit. Dengan lihainya Viky memasukkan nomor ponselnya sendiri di ponsel Lusi dan menggunakannya untuk menghubungi ponselnya sendiri agar nomor ponsel Lusi muncul di layar ponselnya. (pinter kan bang Viky 😅✌🏻).

"Sudah! aku akan menghubungimu lagi nanti setelah kau selesai bekerja, semangat ya!" Ucap Viky seraya mengacak pucuk kepala Lusi.

"Haist! rambutku jadi berantakan tau!" Omel Lusi.

"Suruh siapa kau begitu menggemaskan, ya sudah aku pergi ya, jangan merindukan aku, ok!" Seloroh Viky sebelum bergegas pergi meninggalkan Lusi.

"Dasar narsis!" Rutuk Lusi menatap nanar kepergian Viky.

"Si, siapa pria tampan tadi? kau juga dari mana sih? kenapa memakai gaun pesta seperti ini? kau habis kencan, ya?!" Cecar Ariana, rekan Lusi.

"Hei Ari-ari, kalau bertanya itu satu persatu, jangan di borong seperti gerbong kereta begitu dong," Keluh Lusi seraya memasuki ruangan kerjanya.

"Ish, jutek banget Dokter cantik yang satu ini! aku tuh penasaran banget tau, Si! tinggal jawab aja kenapa sih?!" Sahut Ariana tak gentar mengikuti Lusi untuk mendapat jawaban dari Dokter cantik itu.

"Ha... punya teman satu saja ko repot nya sampai begini ya?!" Ucap Lusi seraya membuka loker pribadi miliknya dan mengambil satu set baju prakteknya.

"Lusi... aku serius!" Kesal Ariana.

"Ok-ok, aku akan menjawabnya, tapi setelah aku mengganti pakaian, ok!" Sahut Lusi seraya masuk ke dalam toilet di ruangan kerjanya.

"Haist! kenapa gak langsung jawab aja sih?!" Gerutu Ariana yang masih tetap setia menunggu temannya berganti pakaian.

Sepuluh menit kemudian, Lusi terlihat sudah berganti pakaian dan menghapus jejak make up yang dia pakai khusus untuk menghadiri pesta pernikahan temannya tadi.

Ceklek...

"Astaga! kau benar-benar menungguku ya?!" Tanya Lusi setelah melihat Ariana yang masih asik menunggunya sambil memainkan ponsel.

"Tentu saja, bahkan aku akan mengintrogasi mu sampai tuntas!" Jawab Ariana.

"Ha... dasar tukang kepo!" Ejek Lusi seraya meluncurkan bokongnya di atas kursi kebesarannya.

"Biar saja! tapi aku benar-benar serius dengan pertanyaan-pertanyaan ku yang tadi Si, siapa pria tadi, sepertinya dia sangat menyukaimu?! kalian berkencan ya?!" Lagi-lagi Ariana mencecar Lusi dengan pertanyaannya.

"Ish... kumat lagi kan bawel nya!".

"Si... jangan beralasan lagi, jawab saja pertanyaannya!".

"Ok... ok, jadi aku dan pria tadi itu hanya kebetulan bertemu di pesta pernikahan temanku, dan dia juga sempat menolong ku tadi," Lapor Lusi menjelaskan.

"Lalu apa kau tau siapa dia?!" Tanya Ariana lagi.

"Namanya?! tadi sih dia bilang Viky! memangnya kenapa? apa kau menyukainya?!" Sahut Lusi balik bertanya.

"Astaga, wanita mana yang tak menyukainya Si, kau tau tidak, dia itu pebisnis sukses! selain itu, dia juga sepupunya Tuan Kenny Alvaro, pewaris perusahaan Alva corp yang terkenal itu," Tutur Ariana.

"Lalu kalau dia sukses dan sepupunya seorang pengusaha terkenal, kenapa? apa aku harus memuja-muja nya begitu? kau ini seperti tidak ada kerjaan lain saja Ri, sudahlah! sebaiknya kau kembali ke ruangan praktek mu sekarang! bisa-bisa pasien-pasien mengomel nanti!" Seru Lusi seraya mendorong punggung Ariana agar keluar dari ruangannya.

"Haist! sepertinya gadis ini harus aku ajari trik merayu seorang pebisnis," Gumam Ariana setelah berhasil di usir dari ruangan Lusi.

Viky yang semenjak tadi meninggalkan Rumah Sakit pun memilih mengunjungi Mansion keluarga Alvaro untuk beristirahat. Pria bertubuh kekar itu segera merebahkan tubuhnya setelah bercengkrama dengan Mom Bella dan Papah Oscar.

"Liana, apa kau akan marah jika aku jatuh cinta lagi?" Gumam Viky seraya menatap foto almarhum kekasihnya.

"Gadis tadi benar-benar mengingatkanku pada wajah cantik mu sayang. Dan entah mengapa jantungku selalu berdetak lebih kencang saat berada di dekatnya, sama seperti saat aku selalu dekat dengan mu, dulu!" Gumamnya lagi.

Sejurus kemudian, Viky memejamkan kedua matanya. Pria tampan itu kembali mengingat saat-saat bahagia bersama sang kekasih. Kepergiannya yang tiba-tiba, sungguh membuat luka yang begitu dalam di hatinya.

Kring...

Kring...

Kring...

Ponsel Viky terdengar nyaring berdering, dilihatnya nama yang tertera di layar datar benda canggih itu. Setelah tau siapa sang penelepon, Viky segera menggeser gambar hijau pada layar ponselnya untuk menjawab panggilan telepon tersebut.

"Ada apa Rey?!" Tanya Viky via telepon.

"Maaf Tuan, sepertinya ada sedikit masalah di gedung baru yang akan kita resmikan bulan depan! salah seorang pekerja bilang, sebagian bangunan yang akan di gunakan untuk kepentingan masyarakat tersebut tiba-tiba ambruk," Tutur Rey asisten Viky yang tak lain si penelepon yang sudah mengganggu Viky beristirahat.

"Astaga! kenapa bisa begitu?! apa ada korban juga?!" Tanya Viky panik.

"Sampai sejauh ini tidak Tuan, beruntungnya saat bangunannya ambruk para pekerja sedang istirahat semua!" Lapor Rey.

"Syukurlah, kalau begitu sekarang juga kau siapkan pesawat untuk ku terbang ke sana sekarang juga!" Seru Viky tegas.

"Baik Tuan!" Sahut Rey seraya memutuskan sambungan teleponnya.

.

.

.

.

.

See you next episode guys 🤗🤗🤗

Eps 3.

"Baik Tuan!" Sahut Rey seraya memutuskan sambungan teleponnya.

Malam itu juga Viky bergegas menuju tempat kejadian ambruknya gedung yang sedang dia bangun. Dia sampai melupakan jika dia berjanji pada Lusi akan menjemputnya setelah pulang bertugas.

Tepat pukul 11.00 malam. Lusi baru saja selesai membantu dua orang Ibu muda yang baru saja melahirkan. Setelah membersihkan diri, Lusi beristirahat sejenak di ruangannya.

Tok...tok...tok...

"Masuk!" Seru Lusi dari dalam ruangannya.

Ceklek...

"Si, kau pulang sendiri kah?" Tanya Ariana seraya menghampiri.

"Entahlah! tadi sih Viky bilang ingin menjemput ku, tapi sampai sekarang aku tidak berani menghubunginya, aku takut di cap wanita gampangan jika harus lebih dulu mengirim pesan," Tutur Lusi.

"Haist! kenapa harus gengsi sih kalau memang butuh, coba saja hubungi dia, jika kau tidak mencobanya bagaimana kau bisa tau reaksi pria tampan itu?!" Saran Ariana.

"Hm... tapi aku takut mengganggunya!" Sangkal Lusi beralasan.

"Astaga! sini! biar aku yang menghubunginya!" Sahut Ariana seraya merebut ponsel Lusi dari genggamannya.

"Eh... dasar teman gak ada akhlak! awas saja ya kalau kau bicara sembarang!" Ancam Lusi.

"Biarin, wew..." Ledek Ariana seraya mencari kontak Viky di ponsel Lusi.

Begitu menemukan kontak yang dia cari, Ariana segera menekan gambar untuk memanggil kontak tersebut, namun setelah beberapa kali di coba, nomor Viky tidak dapat di hubungi.

"Astaga! nomornya benar-benar tidak bisa di hubungi! sepertinya dia sedang sibuk deh, atau jangan-jangan dia sedang mencari wanita lain yang lebih bening darimu lagi!" Ucap Ariana mengompori.

"Kau jangan bercanda, katamu kan dia pebisnis sukses! jadi dia pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya saat ini!" Sangkal Lusi.

Entah mengapa hatinya merasa sakit saat Ariana mengatakan jika Viky sedang mencari wanita yang lebih baik dari dirinya. Bayangan penghianatan sang mantan kekasih pun kembali berputar di kepalanya. Lusi menjadi murung dan tak bersemangat jika sudah seperti itu.

"Si, apa kau baik-baik saja?!" Tegur Ariana yang sedari tadi melihat Lusi berubah murung.

"Entahlah! sepertinya aku masih sulit untuk melupakan penghianatan Daniel, RI! hatiku masih saja selalu sesak jika mengingat hal menyakitkan itu!" Lirih Lusi.

"Yang sabar ya Si! aku tau kau wanita yang kuat! kau pasti bisa melupakan pria brengsek itu!" Seru Ariana memberi semangat seraya memeluk Lusi dari samping.

"Tenanglah! aku sudah jauh lebih baik sekarang! sebaiknya aku memesan taksi saja sekarang, kau tugas sampai pagi ya?!" Ucap Lusi seraya meraih kembali ponselnya dari tangan Ariana.

"Hm... jika saja aku berjadwal sama denganmu! pasti aku akan menemani kau pulang saat ini, kau hati-hati di jalan ya, hubungi aku jika terjadi sesuatu, ok!" Sesal Ariana yang tak dapat menghibur temannya yang sedang bersedih.

"Terimakasih Ri, aku benar-benar sudah jauh lebih baik ko sekarang, aku pulang ya! semangat bertugas!" Seru Lusi memberi semangat pada temannya sebelum bergegas pulang.

"Semangat!" Sahut Ariana seraya mengudarakan kepalan sebelah tangannya.

Setibanya di rumah, Lusi segera beristirahat di kamarnya. Rumahnya yang sepi semakin membuat dirinya kesepian dirundung sedih. Kedua orangtuanya masih berada di luar Negeri, sedangkan para asisten rumahnya sudah tertidur semua. Karena tadi sore dia terburu-buru menghadiri pesta pernikahan Tian, Lusi tak sempat menggunakan mobil pribadinya sendiri. Sehingga dia pun pulang dengan memesan taksi.

Tiga hari kemudian, Lusi sama sekali tidak mendengar kabar dari Viky lagi. Pria itu benar-benar menghilang tanpa jejak. Sedangkan kedua orangtuanya, rencananya hari itu akan kembali pulang setelah selesai menuntaskan kepentingan mereka di luar Negeri.

"Sayang, apa hari ini jadwal mu padat?" Tanya Mam Alina via telepon.

"Sepertinya tidak Mam, ada apa? apa Mamih dan Papih pulang hari ini?!" Sahut Lusi balik bertanya.

"Iya sayang, rencananya Papih ingin mengajak makan makan malam nanti, kau harus ikut ya!" Tutur Mam Alina.

"Baiklah, nanti akan Ana usahakan Mam!" Sahut Lusi yang jika di hadapan kedua orangtuanya sering di panggil Ana.

Malam pun tiba, Lusi yang sudah bersiap makan malam bersama kedua orangtuanya segera menuruni tangga rumahnya.

"Sudah siap sayang?! ayo kita berangkat sekarang!" Seru Papih Adrian.

Dengan senyum merekah dan langkah yang lebar, Lusi pun menghampiri sang Papih yang sudah menunggunya di lantai bawah rumah mereka bersama Mam Alina.

"Kau terlihat semakin cantik sayang, Mam semakin sayang padamu!" Sanjung Mam Alina seraya mengusap lembut sebelah pipi Lusi.

"Terimakasih Mam... andai saja Kak Liana masih ada. Dia juga pasti berkata yang sama dengan Mamih, dia yang selalu memujiku selain kalian berdua jika sedang berkumpul seperti ini!" Ucap Lusi sendu.

Lusi kembali teringat mendiang sang Kakak, disaat berkumpul makan malam seperti saat ini, dirinya sering sekali bercengkrama dan bercanda ria dengan sang Kakak. Hubungannya dengan sang Kakak terbilang sangat dekat, bahkan saking dekatnya, mereka tak pernah mau terpisah kamar sejak mereka kecil. Hanya setelah pertunangan Liana saja mereka akhirnya tidur terpisah. Itu pun atas instruksi sang Papih yang menyarankan agar Liana terbiasa tidur tanpa adik kesayangannya.

"Kakak mu juga pasti bangga padamu, sayang! Papih yakin, Liana saat ini tengah berbahagia di alam sana, karena dia memiliki adik yang sangat cantik seperti kamu!" Tutur Papih Adrian.

"Papih benar sayang, Kakak mu pasti sangat melihat kau semakin cantik seperti sekarang, apa lagi jika kau juga bisa melupakan tunangan mu itu," Sahut Mam Alina.

"Sebenarnya, Mamih dan Papih ingin mengatakan sesuatu padamu, sayang!" Ucap Man Alina seraya menggenggam sebelah tangan putrinya.

"Ada apa? kenapa kalian terlihat begitu serius?!" Tanya Lusi penasaran.

"Sayang, Papih dan Mamih sudah tak lagi muda, kami semakin tua, An! kami ingin saat kami tak bisa menjaga mu lagi, kau sudah ada yang melindungi, menaungi dan menyayangi seperti kami menyayangimu, nak!" Tutur Papih Adrian angkat bicara.

"Maksud Papih apa sih?! kenapa Papih bicara seperti ini?! Mam, kalian tidak sedang mengidap penyakit serius, kan?!" Cecar Lusi yang malah mengkhawatirkan kesehatan kedua orangtuanya.

"Bukan itu maksud Papih, An! kami berdua ingin kamu segera menikah lagi! tapi kali ini biar kami yang memutuskan calonnya! Mamih ingin pernikahan mu kali ini yang terakhir seumur hidupmu, sayang! dan Mamih yakin, jika pria pilihan Mamih dan Papih kali ini tidak akan mengecewakan kamu! jadi..." Tutur Mamih Alina menggantung ucapannya.

"Jadi... Mamih dan Papih ingin menjodohkan Ana, begitu?!" Sahut Lusi.

"Kau masih berhak menolaknya jika kau sudah menemui calon suami mu sayang, Mamih dan Papih tidak akan terlalu memaksa, hanya saja kami berdua sangat berharap jika kamu dan putra sahabat Mamih bisa berjodoh!" Tutur Mamih Alina.

Hening. Untuk sekian menit suasana di meja makan tersebut berubah menjadi sunyi dan sepi. Lusi masih mencerna perkataan-perkataan dari kedua orangtuanya tadi. Lusi tak ingin membantah, tapi entah mengapa hatinya menjadi sesak dan teringat pada Viky. Pria yang tiga hari ini tidak dia jumpai, pria yang membuatnya sulit tidur dan pria yang selalu mengusik pikirannya.

"Sayang, apa kau setuju?!" Tegur Mam Alina menyadarkan Lusi dari lamunannya.

"Ana masih ingin sendiri Mam, Ana masih ingin mengabdikan diri pada masyarakat yang membutuhkan. Apa lagi rencananya Ana akan mengikuti jejak relawan di Negara x atas usulan dari Rumah Sakit untuk membantu para Ibu yang hendak melahirkan di daerah perbatasan sana!" Tutur Lusi menyampaikan isi hatinya.

"Hm... begitu ya sayang, tapi Mam mohon temui lah dulu putra sahabat Mamih itu nanti, setelah kalian berkenalan, Mam akan serahkan semua keputusannya padamu sayang, benar kan, Pih?!".

"Benar sayang! kami tidak akan memaksakan kehendak, semuanya terserah padamu, kami hanya ingin berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Sahut Papih Adrian.

"Terimakasih Pih, Mam... Ana akan usahakan nanti!" Jawab Ana.

.

.

.

.

.

See you next episode guys 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!