NovelToon NovelToon

GADIS CANTIK TAWANAN CEO LUMPUH

AYESHA NAURA PUTRI

Di sebuah rumah sederhana berukuran tipe 21 sepasang Ayah dan Putri tercintanya kini bersiap-siap menuju kampus untuk menghadiri wisuda sang putri.

"Ayesha. Sudah siap Nak?" Ayah mengetuk pintu kamar Ayesha memastikan Ayesha sudah rapi.

"Sebentar Ayah." Ayesha mematut diri sekali lagi memastikan dirinya sudah rapi.

Ayesha membuka pintu kamarnya dan terlihat sang Ayah sudah berdiri di hadapannya dengan senyuman sehangat sinar mentari pagi.

"Cantik sekali putri Ayah." puji Pak Ridwan pada putri satu-satunya.

"Siapa dulu Ayahnya. Anak Ayah kan cantik," Ayesha meniru gaya bahasa salah satu Bapak dari penyanyi dangdut yang sedang populer saat ini.

"Iya. Memang benar. Putri Ayah cantik sekali. Ayah jadi teringat Almarhumah Ibu Kamu."

Ayesha melihat sudut mata Ayahnya mulai berkaca-kaca.

"Ayah, jangan sedih dong. Oh Iya nanti setelah acara wisuda kita sekalian nyekar ke makam Ibu ya Yah. Ayesha ingin kasih tahu Ibu Ayesha sudah lulus." Ayesha menggandeng Ayahnya menuju ruang makan rumah mereka.

"Iya Nak. Nanti Kita akan kesana. Sekalin kita bawakan bunga Anggrek kesukaan Ibu."

Pak Ridwan masih ingat bunga favorit mendiang istrinya, Ibu Ayesha.

"Duh, andai saja ada pria sebaik dan sesetia Ayah, Aku mau menikah saat ini juga." Ayesha berseloroh.

Bagi anak perempuah, Ayah adalah sosok cinta pertamanya.

"Aamiin. Insha Allah Kamu akan mendapat jodoh bahkan lebih baik dari Ayah. Ayah selalu mendoakan kebahagiaan Kamu termasuk soal jodoh."

"Sekarang Kita makan dulu ya, Ayah sudah buatkan nasi goreng buat Kamu. Kamu paling suka nasi goreng ikan teri buatan Ayah kan?"

"Ayah memang terbaik! Ayesha sayang Ayah!"

Ayesha memeluk Ayahnya. Begitupun Pak Ridwan, ia begitu menyayangi Ayesha buah cintanya dengan mendiang Rania, Ibu Ayesha.

"Sudah, jangan nangis dong, nanti riasan Kamu hilang. Ayo segera makan nanti Kita berangkat. Ayah gak mau telat datang diwisuda Kamu Nak."

Ayesha menerima piring dari Ayahnya yanh sudah berisi nasi goreng ikan teri makanan favorit Ayesha buatan Ayah Ridwan.

"Makasi Ayah. Eumh. Masakan Ayah memang paling enak!" Ayesha memuji masakan Ayah Ridwan.

"Makanlah Nak. Kelak Ayah tidak bisa selalu memasakan makanan untuk Kamu."

"Loh Kok Ayah bicara begitu. Memang Ayah mau kemana?" Ayesha menatap Ayah Ridwan sambil menikmati nasi goreng buatan Ayah Ridwan.

"Ya Kamu nanti akan menikah dan di bawa suami Kamu Nak. Saat itu tentu Kamu yang harus masak makanan untuk keluargamu." Ayah Ridwan bahagia Ayesha menyukai masakannya.

"Oh begitu, Ayesha pikir Ayah mau kemana. Pokoknya kalau Ayesha nikah, Ayah ikut sama Ayesha ya. Ayesha ga mau Ayah sendirian." Ayesha menggenggam tangan Ayahnya.

"Ayesha, tugas seorang Ayah dan kewajiban Ayah akan berpindah setelah ada pria yang kelak akan menjadi suami Kamu Nak. Setelah akad nikah maka Kamu sepenuhnya menjadi tanggung jawab suamimu. Ayah doakan kelak Kamu akan berjodoh dengan laki-laki yang baik, bertanggung jawab dan menyayangimu melebihi Ayah sayang padamu." sambil menatap putrinya yang kini telah berusia 22 tahun.

"Ayah itu cinta pertamaku. Ayah tidak akan tergantikan. Ayah tetap nomor satu di hati Ayesha." Ayesha tak kuasa sudut matanya mulai berkaca-kaca.

"Tuh kan, jangan nangis. Ayo segera habiskan. Setelah ini Kita berangkat."

"Oke Ayah. Ayah belum ganti baju?"

"Setelah ini Ayah ganti baju, tadi habis masak, jadi takut bajunya kotor."

"Ayesha pilihkan ya baju yang Ayah mau pakai."

"Iya, Kamu pilihkan."

"Siap Ayah, pokoknya tenang saja. Ayesha akan buat Ayah terlihat tampan."

"Ayah sudah tua Nak."

"Tapi Ayah awet muda dan masih tampan."

"Kamu ini paling bisa menyenangkan hati Ayah."

"Buktinya Ibu yang rumahnya di sudut jalan selalu curi-curi pandang dengan Ayah."

"Kamu ini pintar ya menggoda Ayah. Buat Ayah cuma Ibu Kamu yang selalu ada dalam hati Ayah."

"Uh, So Sweet. Ya Allah titip jodoh 1 yang seperti Ayah." Ayesha mengangkat kedua tangannya.

"Sudah, lanjutkan makannya. Kamu ini selalu saja bikin Ayah ceria setiap hari. Mungkin karena itu Ayah jadi awet muda, karena memiliki putri yang selalu bikin Ayah tersenyum setiap hari."

"Nah bagaimana, Ayah suka kan sama batiknya?" Ayesha kini menghadapkan Ayah Ridwan di cermin lemari pakaian.

"Masya Allah, Kamu belikan batik baru untum Ayah? Kenapa tidak simpan saja Nak uang Kamu untuk keperluan Kamu."

"Ayah, tak apa. Ayesha kemarin habis dapat order lumayan. Jadi Ayesha belikan batik ini senada dengan kain kebaya Aku."

"Ya Allah tampan sekali. Ayahnya siapa sih?"

"Tentu Ayahnya Ayesha Naura Putri anaknya Pak Muhammad Ridwan."

"Kita berangkat sekarang Ayah?"

"Bismillahirahmahnirahim."

Ayesha dan Ayah Ridwan kini masuk mobil yang biasa Ayah Ridwan gunakan untuk narik taxi online.

Jalanan pagi hari sangat padat merayap.

Namun tak menyurutkan kebahagiaan keduanya.

Bagi Ayah Ridwan, Ayesha adalah putrinya yang sangat ia sayangi.

Sejak kecil mereka hidup berdua setelah kepergian Ibu Ayesha.

Meski Ayah Ridwan bekerja sebagai sopir dengan keterbatasan ekonomi, namun Ayah Ridwan sangat menyayangi Ayesha dan berjuang sekuat tenaga agar Ayesha bisa mengenyam pendidikan.

Ayesha anak yang cerdas. Sejak dulu Ayesha seding mendapat beasiswa.

Begitupun saat kuliah hingga lulus, Ayesha mendapatkan beasiswa dan kini lulus dengan predikat cumlaude.

Ayesha juga diterima sebagai pegawai dari perusahaan yang memberikan ia beasiswa atas prestasinya yang membanggakan.

Betapa bahagia hati Ayesha dan Ayah Ridwan.

"Selamat ya Nak, Ayah bahagia sekali. Ayah bangga padamu."

Ayah Ridwan memeluk Ayesha sambil memberikan bunga dan boneka khas wisudawan dan wisudawati yang biasa dijual dipintu masuk kampus saat ada acara wisuda seperti saat ini.

"Makasi Ayah. Uh, Ayah so sweet banget, Sekali lagi makasi Ayah. Berkat doa Ayah Ayesha bisa seperti sekarang." Ayesha memeluk erat Ayah Ridwan.

"Ayo Nak, Kita foto dulu, itu disana ada jasa foto. Buat kenang-kenangan." ajak Ayah Ridwan pada Ayesha.

Ayah Ridwan dan Ayesha kini terlihat sangat bahagia.

Tak kurang 5 jepretan mereka abadikan dalam balutan toga yang Ayesha kenakan bersama Ayah Ridwan disisinya.

"Ayah, Ayesha mau foto dengan teman-teman dulu ya. Ayah jangan kemana-mana. Tunggu disini."

"Iya. Sana Nak. Tuh teman-temanmu sudah menunggu."

Ayah Ridwan tersenyum melihat kegembiraan Ayesha bersama teman-temannya sedang berfoto bersama.

"Nak, terima kasih sudah menjadi kebahagiaan Ayah. Ayah tidak tahu sampai kapan Ayah bisa mendampingimu. Ayah hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupmu." batin Ayah Ridwan sambil menatap Ayesha.

"Ay, Kamu hebat ih. Udah Cumlaude, langsung diterima kerja di AFR CORPORATE." ujar salah satu teman Ayesha yang sama-sama di wisuda hari ini.

"Alhamdulillah. Aku bersyukur. Paling tidak Aku bisa membantu Ayah mencari uang mulai kini. Kasihan Ayahku sudah tua dan selama ini sudah bekerja keras untukku. Sekarang gantian Aku ingin berbuat lebih untuk membahagiakan Ayahku." Ayesha sambil menatap ke arah Ayah Ridwan melambaikan tangan.

ADAM RAZKA ALFAREZEL

Seorang pemuda bertubuh atlethis, berparas tampan, tinggi dan gagah tengah mematut diri di cermin memastikan tampilannya sempurna.

Semua yang melekat ditubuhnya bernilai mahal dan mewah.

Terakhir sang pemuda tampan rupawan menyemprotkan parfum mahal sebagai pelengkap kesempurnaannya.

Adam Razka Alfarezel. CEO muda. Pemilik ARF CORPORATE. Lajang dan tentu saja kaya raya.

Menuruni lift menuju ruang makan yang tentu saja sudah ditunggu oleh sang Mommy.

"Pagi Mom." Adam menyapa Mom Hawa sambil tersenyum tipis.

"Pagi Dam. Btw hari ini Kamu jadi ke Bali?" Mam Hawa tampak menuangkan nasi dan lauk pauknya dipiring Adam.

Tentu saja selagi anak laki-laki belum menikah pasti seorang Ibu masih merasa perlu melayani putranya.

Begitupun Mom Hawa, meski putranya kini sudah menjelma sebagai seorang pria dewasa tetap saja bagi Mom Hawa, Adam adalah putra kecilnya.

"Ya, ada apa Mom?" Ada menikmati sarapannya sambil melirik pada sang Ibu.

"Tidak apa-apa. Apakah Bella ikut bersamamu?"

Isabella Clara. Pacar Adam. Wanita cantik berprofesi sebagai Model. Kesibukkan tak hanya dalam namun merambah ke kancah international.

Bella, wanita yang sudah menjadi kekasih Adam selama 2 tahun namun di hati kecil Mom Hawa kuranh sreg dengan pilihan putranya tersebut.

"Ya, Bella akan menemaniku. Kami disana sekitar 2 hari." Adam melihat raut tak suka dari Ibunya.

"Dam, apakah Kamu yakin akan melanjutkan hubunganmu dengan Bella?"Mom Hawa menghentikan makannya.

"Sudahlah Mom. Sepertinya sudah sering Adam membahas soal Bella pada Mom. Adam mencintai Bella." Adam kurang suka bila sang Ibu angkat bicara soal hubungan mereka.

"Mom ingin Kamu berpikir ulang Dam. Profesi Bella dan -" kata-kata Mom Hawa terhenti disela Adam.

"Cukup Mom. Adam yang menjalani. Adam tahu Bella mencintai Adam dan begitupun sebaliknya. Jadi Mom tak usah khawatir."

"Ya sudah. Mom doakan yang terbaik bagimu Dam. Mom hanya menginginkan Kamu bahagia."

Mom Hawa tahu benar sikap keras kepala sang putra.

Adam memang berubah sejak kematian sang Daddy.

Adam berubah menjadi lebih pendiam dan kaku.

Hingga saat ia dekat dengan Bella, Mom Hawa sedikit melihat Adam lebih bahagia.

Walaupun dalam keseharian Adam tetap dingin dan lebih banyak diam.

"Adam pergi dulu. Telpon Adam jika ada apa-apa." Adam pamit dengan Mom Hawa.

"Mom selalu mendoakanmu Dam. Hati-hati diperjalanan. Semoga segala yang Kamu kerjakan berjalan lancar."

Begitulah seorang Ibu, meski hatinya kecewa namun tak ada ucap selain doa dalam tiap helaan nafas yang ia ucapkan untuk sang putra.

"Pak PJ sudah siap. Non Bella juga sudah menunggu disana." Assisten pribadi Adam menginfotmasikan.

Adam tak bergeming langkahnya masuk ke dalam mobil menuju tempat dimana sang kekasih hati sudah menunggu.

Selama perjalanan Adam hanya berdiam diri.

Ia terlintas kata-kata sang Mommy perihal Bella.

Namun Adam tak mempersoalkan. Menurut Adam wajar jika kekasihnya yang seorang TOP Model dekat dengan dunia kemewahan dan hidup glamour.

Adam tak keberatan, toh ia kaya raya, ia sanggup memberikan setiap keinginan Bella.

Saat sampai di landasan Bella tersenyum ceria menyambut kedatangan Adam.

"Morning Baby." Belle mengecup sekilas bibir Adam menyambut kekasih tampan dan kaya rayanya dengan wajah sumbringah.

"Sudah lama euhm?" Adam menampilkan senyum tipis.

"Tidak ada kata lama bila menunggumu honey. Ayo!" Bella mengalungkan tangannya di lengan Adam membawa kekasih pujaannya duduk disebelahnya dalam Jet Pribadi milik Adam tentunya.

"Baby, Aku ingin membeli Tas Kremes edisi terbaru. Hanya ada 10 diseluruh dunia. Aku ingin Sayang."

Sudah biasa bila Bella merajuk meminta ini dan itu kepada Adam.

Tentu saja keinginan Bella tak pernah ada yang murah.

Seperti kali ini, Assisten Adam yang mendengarkan diam-diam membuka situs belanja dan betapa terkejutnya Tas yang diminta Bella berada di angka 3M.

Adam tak mau pusing, seperti biasa ia menuruti permintaan kekasihnya.

"Sayang, thank you. Baby Kamu memang yang terbaik. I Love You more."Bella kembali memberikan ciuman kali ini lebih dalam dan menuntut.

"Sayang, sudah. Disini ada orang." Adam melepaskan pagutan Bella.

Adam sering tak nyaman bila Bella terlalu vulgar dengannya terutama dihadapan orang.

"Memang kenapa? Aku mencintaimu Sayang." Bella menempel maksimal di lengan Adam dengan manja.

"Pak, kali ini perusahaan Rival Company juga ikut lelang. Sepertinya mereka tak mau kalah saing dari Kita." jelas Asisten Adam.

"Biarkan saja. Mereka pasti tidak akan menang. Tentu ARF CORPORATE yang akan memenagkan tender itu seperti biasa." Adam dengan jumawa sambil meneguk minuman hingga tandas.

"Betul sekali Sayang, Jody tidak akan menang melawanmu. Pacarku yang terbaik pokoknya!" Bella sangat bisa mengambil hati Adam.

Jody Danu Atmaja. Saingan bisnis Adam. Ia selalu berusaha menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan Adam selama ini. Meski tak pernah berhasil tak gentar Jody selalu mencari celah dan kelemahan Adam agar bisa membuat Adam dan AFR CORPORATE tumbang.

Selama lelang berlangsung Bella tak ikut bersama Adam.

Bella sudah mengatakan ia akan shopping selagi menunggu Adam bisnis.

Begitulah Bella kesempatan menemani perjalanan bisnis bersama Adam ia manfaatkan untuk menghabiskan uang Adam dengan shopping apapun yang ia inginkan.

Lelang kali kembali perusahaan Adam memenangkannya.

Adam melewati Jody dengan jumawa.

Tentu saja hal itu membuat Jody murka dan berniat melakukan rencananya.

"Pak, sepertinya Saya melihat Jody begitu marah." Rian berbisik kepada Adam.

"Biarkan saja. Hanya itu yang bisa ia lakukan melihat kemenanganku." Adam memasang kacamatanya melangkahkan kaki dengan begitu jumawa melewati Jody yang berwajah merah padam.

"Kita susul Bella. Ikuti alamat ini."

"Baik Pak."

Adam memasuki sebuah restoran yang tak lain adalah miliknya di Bali.

Memang jiwa bisnis Adam menurun dari Daddy dan Opanya.

Berbagai jenis bisnis yang mereka miliki sukses di kancah international.

Adam melihat banyaknya paper bag dari brand ternama yang kini ada bersama Bella.

Ya Adam memang memberikan Bella Black Card, tentu saja Bella bisa dengan mudah memenuhi keinginannya dengan uang Adam.

"Sayang, apakah semua itu milikmu?"Adam serinh dibuat tak percaya meski bukan soal uang namun Adam pikir mungkin semua wanita seperti itu.

"Tentu Honey. Aku perlu semua ini. Apalagi lusa Aku ada gala dinner dengan oara TOP Model international, tentu Aku harus berpenampilan terbaik." begitulah Bella dengan jawaban klisenya.

"Pak, maaf. Kantor di Jakarta mengalami kebakaran. Sepertinya Kita harus kembali." Rian mendaoat informasi dari pegawai dan langsung menyampaikan pada Adam.

"Kita kembali sekarang." Adam langsung bangkit.

Tenru saja sebagai pemilik Adam sudah harus berada disana.

Adam akan mencari tahu apa penyebab terjadinya hal tersebut.

AFR Corporate

"Ayesha, sudah bangun Nak?" Ayah Ridwan mengetuk pintu kamar Ayesha.

Ayesha membuka pintu kamar menyambut Ayah Ridwan dengan senyum merekah di wajah cantiknya.

"Anak Ayah cantik sekali. Sudah pakai baju rapi. Siap bekerja. Ayo sarapan dulu."

"Ah Ayah selalu memuji, Naura bisa terbang kalau dipuji terus!" Ayesha mengikuti Ayah Ridwan duduk di meja makan.

"Nak, Ayah antar ya. Sekalian Ayah mau lihat kantor Kamu." Ayah Ridwan menuangkan nasi dan lauk ke piring Ayesha.

"Ayah, harusnya Ayesha yang melayani Ayah makan." Ayesha tak enak selalu saja Ayahnya memperlakukan Ayesha layaknya putri raja.

"Ayah senang melakukannya. Kelak Ayah ga bisa lagi begini kalau Kamu sudah menikah." Senyum Ayah Ridwan sambil menatap bahagia putri kecilnya yang kini sudah dewasa.

"Ayah bikin melow aja pagi-pagi. Pokoknya kalau Ayesha menikah, Ayah tinggal sama Ayesha ya." Ayesha menggenggam tangan Ayah Ridwan.

"Mana bisa begitu. Kamu haris ikut kemanapun suami Kamu nanti. Karena istri yang baik itu menuruti perintah suami selama perintahnya tidak bertentangan agama dan norma."

"Iya Ayah. Ayesha paham. Yuk sarapan Yah."

Ayah Ridwan mengantar Ayesha sampai di tempat kerja Ayesha.

"Masya Allah, bagus sekali kantormu Nak. Ayah bangga sama Kamu. Kerja yang rajin ya Nak. Jangan neko-neko. Ayah doakan Allah berikan kelancaran dan keberkahan." Ayah Ridwan saat menerima salim Ayesha sambil ia mengusap lembit kepala putrinya.

"Aamiin. Ayesha kerja dulu ya Ayah. Ayah juga hati-hati bawa mobilnya. Assalamualaikum Ayah." Ayesha mengucap salam saat hendak keluar dari mobil Ayah Ridwan.

"Waalaikumsalam. Ya Allah jaga Ayesha selalu dalam lindunganmu. Aku tidak bisa selalu bersama putriku setiap waktu." Batin Ayah Ridwan sesaat sebelum meninggalkan pelataran kantor Ayesha.

Ayesha menuju bagian reseptionis. Menyampaikan maksud kedatangannya.

Setelah mendapat access card Ayesha menuju ruang personalia.

Tok,Tok,Tok!

"Selamat pagi Pak. Saya Ayesha Naura Putri. Saya yang kemarin dihubungi oleh perusahaan untuk bekerja disini." Ayesha memperkenalkan dirinya dihadapan Kepala HRD&GA AFR Corporate.

"Oh Ayesha. Silahkan duduk."

"Terima kasih Pak."

"Ok. Ayesha, Kami mendapat rekomendasi dari kampus Kamu untuk menerima Kamu disini karena prestasi Kamu. Untuk posisi yang akan Kamu tempati adalah sebagai sekretaris CEO. Saya harap Kamu bisa mulai mempelajari tugas apa saja tang menjadi tanggung jawab Kamu sebagai sekretaris Pak Adam. Kamu bisa bertanya pada Bu Widya. Bu Widya adalah sekretaris Pak Adam saat ini." Jelas Kepala HRD&GA pada Ayesha.

"Terima kasih Pak. Kalau begitu Saya akan keruang Bu Widya. Mari Pak."

Ayesha pamit keluar dan menuju ruang Bu Widya sesuai arahan Kepala HRD&GA.

Ayesha sudah sampai di lantai tertinggi gedung perusahaan itu.

Ayesha mengucap salam dan memperkenalkan diri kepada Bu Widya.

Bu Widya pun sangat welcome dan enak diajak berkomunikasi.

"Ok Ayesha. Kalau ada yang masih ingin Kamu tanyakan, tanyakan saja. Saya masih ada waktu sampai satu minggu ini. Semoga Kamu bisa cepat menyesuaikan diri ya dengan pekerjaan ini. Oh ya satu lagi. Nanti saat bertemu Pak Adam Kamu tak perlu kaget jika sikap Pak Adam sedikit kaku dan cenderung tak banyak bicara. Jadi sebagai sekretaris Kamu harus banyak inisiatif karena beliau tidak suka mengulangi kata-katanya."

"Baik Bu Widya. Saya akan berusaha." Ayesha betul-betul mendengarkan dengan cermat setiap arahan Bu Widya.

Hari pertama kerja Ayesha memang belum bertemu langsung dengan CEO karena sedang ke Bali.

Suasana kantor lumayan nyaman dan Ayesha sedikit banyak mendengar tentang CEO perusahaan tersebut.

Maklumlah, setiap kantor selalu saja ada gosip-gosip yang beredar dari mulai seputar pekerjaan hingga pribadi sang CEO.

Ayesha juga jadi tahu bahwa Boss nya ternyata menjalin hubungan dengan model terkenal Isabella Clara.

"Naura, Kamu harus hati-hati ya. Pacarnya Pak Adam itu cemburuan banget. Kamu pokoknya tebal kuping aja kalo di jutekin sama pacarnya." Pesan salah seorang karyawati.

"Sekarang aja tahu gak, Pak Adam kan lagi ada tander di Bali nah Bella juga menemani. Aku lihat di Instagramnya mereka begitu romantis!" Karyawati lain sambil memperlihatkan sosial media Isabella Clara kepada karyawati lain termasuk Ayesha.

Ayesha bisa melihat keduanya pasangan yang serasi, satu ganteng yang satunya cantik.

Mendengar semua cerita tentang CEO Ayesha jadi penasaran bagaimana saat bertemu langsung dan bekerja dengan CEO.

"Semoga saja, lancar dan ga ada drama." Ayesha melirik ke jam tangan nyatanya jam kerjanya sudah selesai.

Namun seketika ia mendengar suara alarm dan beberapa pegawai sudah berlarian menuruni tangga.

"Bu Widya!"

"Ayesha cepat turun, ada kebakaran!"

Tentu saja Ayesha yang mendengar hal itu mengikuti langkah Bu Widya dan lainnya bergerak melewati tangga darurat dan waspada.

Syukur Allah masih memberikan perlindungan kepada seluruh pegawai AFR Corporate.

Meski kerugian tidak sedikit namun tak ada korban jiwa.

Ruang yang menyimpan data elektonik ludes terbakar.

Tentu saja pihak kepolisian datang memeriksa penyabab kejadian itu bisa terjadi.

Beruntung petugas pemadam kebakaran begitu sigap dan cekatan sehingga tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Ayesha dan pegawai lain dievakusi dan dimintai keterangan.

Tentu saja pegawai di Divisi Data center yang banyak dimintai keterangan karena memang titik kebakaran berasal dari sana.

Kesimpulan sementara adanya korsleting listrik sebagai penyebab terjadinya kebakaran.

Disisi lain Adam dan Rian yang sudah landing segera berbagi tugas.

"Rian Kamu antar Bella, Aku akan segera ke kantor. Setelah itu Kamu menyusul."

"Baik Pak." Jawab Rian.

"Baby, hati-hati ya. Hubungi Aku." Bella dengan wajah sedih melepas kepergian Adam yang membawa mobil sendiri.

Tentu saja Adam sudah menerima laporan dari bawahannya mengenai kebakaran perusahaannya.

Adam mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin bisa terjadi hal demikian.

Padahal Adam betul-betul sangat memperhatikan bagaimana proteksi kantornya saat dibangun.

Adam tentu tak sabar ingin segera sampai dan memastikan sendiri.

Ayesha menelpon Ayahnya ingin meminta dijemput namun ponsel sang Ayah tak diangkat.

"Mungkin Ayah sedang membawa penumpang." Ayesha memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memutuskan kembali dengan ojol saja.

Ayesha sampai dirumah sebelum Isya. Ia mandi dan tentu menunaikan ibadah terlebih dahulu.

Ayesha juga menyempatkan membuat makan malam agar saat Ayah Ridwan pulang mereka bisa makan malam bersama.

Ayesha bahagia sekali, betapa bersyukur ia bisa bekerja dan Ayesha berjanji saat gajian pertama akan memberikan gajinya kepada Ayah Ridwan

Masakan Ayesha telah siap dan Ayesha akan menunggu Ayah Ridwan pulang untuk makan malam bersama.

Sambil menunggu Ayesha menonton TV.

Kemudian ponsel Ayesha berdering.

Semula Ayesha menduga kalau Ayah Ridwan yang menghubungi.

"Selamat Malam. Dengan Ibu Ayesha." Seorang pria diseberang sana.

"Malam. Maaf dengan siapa?" Ayesha bingung karena nomor tidak dikenal.

"Kami dari kepolisian, betul Ibu Ayesha mengenal Bapak Muhammad Ridwan?"

"Saya putrinya. Ada apa ya dengan Ayah Saya." Ayesha tentu saja panik.

"Sebaiknya Ibu Ayesha datang ke RS Tiara Medika. Kami akan menjelaskan langsung kondisi Bapak Ridwan."

Ayesha seketika langsung mengambil tas dan segera bergegas menuju ke alamat yang dimaksud.

"Ya Allah, ada apa dengan Ayah?" Batin Ayesha bertanya-tanya dengan perasaan entah seperti apa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!