Semua orang menunduk hormat pada CEO mereka yang sengaja datang langsung ke Mall hari ini, seperti biasanya dia datang untuk mengecek keadaan Mall. Dia tampak cantik dengan pakaian mewah bermerek yang melekat di tubuhnya, dengan santai dan elegan dia berjalan memasuki Mall.
Mereka biasa memanggilnya dengan sebutan Queen, tidak ada yang salah karena dia bagaikan ratu. Wajahnya sangat cantik dan tubuhnya juga sangat terawat putih bersih, tidak heran juga karena kecantikanya banyak laki-laki yang mau dengan nya.
Walaupun CEO mereka seorang wanita tapi jangan salah, kalau masalah pekerjaan dia adalah bos yang sangat tegas. Bahkan jika orang yang pertama bertemu dengan nya akan tertipu dengan wajah polos dan imutnya, tapi aslinya dia sangat galak dan pemarah.
"Selamat datang Queen! kami sangat senang sekali Queen datang hari ini" sapa Pak Rendi, dia adalah menajer Mall.
"Tidak perlu basa basi dengan ku, bagaimana penjualan bulan ini?" tanya nya sambil berjalan mengelilingi Mall.
"Penjualannya meningkat dari bulan lalu Queen, saya akan memberikan laporanya nanti" jawab Pak Rendi sambil tersenyum.
"Kerja bagus, tapi kenapa Mall ini makin norak ya. Aku tidak mau dekorasi yang ada di depan sana, hari ini juga kamu ganti" ucapnya marah karena sebuah dekorasi pada pintu masuk Mall.
" Kamu sebagai manajer harus memperhatikan semua nya!" sambungnya marah, dia masih tetap saja mengomel mencari kesalahan Pak Rendi.
"Iya saya tau Queen, kenyamanan pelanggan adalah yang paling utama. Saya akan menyuruh pegawai untuk menggantinya" Pak Rendi mengangguk cepat.
"Nah itu kamu tau, saya saja tidak suka melihatnya bikin sakit mata tau. Apa lagi para pelanggan!" omelnya lagi dan pak Rendi hanya menganggukan kepalanya.
"Semua nya sudah bagus, cuma kebersihan tolong di perketat lagi. Lihat lantainya masih kotor dan licin" ucapnya sambil memperhatikan sekeliling.
"Baik Queen, saya akan lebih memperhatikan bagian kebersihan" jawab Pak Rendi.
"Queen...!" panggil Madam Lulu, dia adalah laki-laki lemah lembut yang menjadi asisten pribadinya.
"Iya ada apa Lu?" tanya nya sambil melihat kearah Lulu yang berjalan di belakang mereka.
"Kita masih ada jadwal bertemu dengan klien sebentar lagi" jawabnya memperlihatkan jadwal hari ini.
"Kamu benar juga, aku harus pergi sekarang. Ini klien penting dari singapore itu kan?" ucapnya karena dia sudah janji ingin menemui klien itu untuk menawarkan beberapa perhiasaan di toko milik nya.
"Kamu dengar aku ada janji dan harus pergi, jangan lupa kirim laporanya ke kantor!" perintahnya pada Pak Rendi.
"Baiklah Queen, saya pastikan sebelum Queen kembali laporanya sudah ada di meja" jawab Pak Rendi.
"Ayo kita pergi Lu..." ucapnya lalu mereka pergi dari sana.
Sepanjang jalan para pegawai menunduk hormat pada nya, sebenarnya Karine Vandela bukan lah orang yang gila kehormatan. Hanya saja dia sedikit angkuh dan tegas pada semua orang yang bekerja dengan nya, wajar karena sikap pemimpin memang harus begitu.
"Apa Queen sudah pergi Pak?" tanya Della salah satu pegawai toko pakaian disana.
"Iya seperti biasa dia cuma mampir sebentar, kamu tau sendiri dia banyak kerjaan. Oh iya apa kamu melihat Rahmat?" tanya Pak Rendi menanyakan Rahmat kepala kebersihan disini.
"Saya juga nggak tau Pak, pakai monitor saja" jawab Della memberikan monitor yang ada di meja kasir pada Pak Rendi.
"Queen bilang jika semua nya masih kotor dan harus di optimalkan lagi. Dia mengomeli saya, padahal yang mengerjakan ini adalah Rahmat" jawab Pak Rendi kesal sambil menekan tombol untuk tersambung dengan bagian kebersihan.
"Monitor kebersihan...!!" ucapnya tapi tidak ada sautan.
"Apa ini rusak?" tanya Pak Rendi sambil membolak balik benda itu.
"Sudah lah kamu saja yang cari dia, suruh keruangan ku" suruh Pak Rendi pada Della.
"Tapi Pak, bagaimana jika ada pelanggan yang datang?" tanya Della karena dia malas harus keliling mencari Pak Rahmat.
"Jangan banyak alasan, itu ada Rita disana" tunjuknya pada Rita yang duduk di kasir.
"Baiklah saya akan pergi sekarang" jawab Della lalu pergi.
"Tunggu...!" ucapnya dan Della pun menghentikan langkah nya.
"Ada apa lagi Pak?" tanya nya sambil berbalik menghadap Pak Rendi.
"Apa menurut kamu hiasan di pintu masuk Mall sangat norak?" tanya Pak Rendi yang membuat Della bingung dan dia akhirnya mengatakan pendapatnya.
"Menurut saya sedikit norak sih Pak, semua nya bewarna merah dan imlek pun sudah lewat bulan lalu" jawab Della sambil sedikit berpikir.
"Begitu ya? pantas saja" jawabnya sambil mengingat kata-kata Queen tadi.
"Saya sudah selesai, pergi lah" Pak Rendi mengarahkan tanganya agar Della pergi.
Della pun pergi untuk mencari Pak Rahmat, kebetulan juga dia tidak punya nomor hp nya. Sedangkan Pak Rendi kembali keruanganya, dia ingin mempersiapkan laporan untuk di antar ke kantor.
.
.
Sedangkan di tempat lain, Karine dan Lulu sedang duduk bersama dengan seorang wanita paru baya yang berpenampilan modis. Sepertinya dia dari kalangan istri pejabat, dia sengaja datang jauh-jauh hanya untuk membeli perhiasan dari toko Karine.
Karine terlihat menawarkan bermacam-macam perhiasan dan berlian, dia sangat tertarik dengan kalung mutiara. Sehingga dia memborong semua perhiasan mutiara yang mereka bawah, Karine sangat senang karena dia mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
"I am very happy that Mrs. Ema really likes all her jewelry, I hope we can meet again in the future"
(Saya senang sekali jika Nyonya Ema sangat menyukai semua perhiasannya, saya berharap nanti kita bisa bertemu lagi) ucap Karine tersenyum ramah pada klien nya itu.
"yes, I am also very happy because the jewelry you sell is very good, I don't regret coming all the way here"
(iya saya juga sangat senang karena perhiasan yang anda jual sangat bagus, saya tidak menyesal jauh-jauh datang kesini) jawabnya menggunkan bahasa ingris, dari raut wajah nya dia terlihat sangat senang.
"Next time I also want to go to your jewelry shop, it's a shame I'm in a hurry right now because my husband has an urgent job and has to go back to Singapore"
(Lain kali saya juga ingin pergi ke toko perhiasan kamu, sayang sekali saat ini saya buru-buru karena suami saya ada kerjaan mendadak dan harus pulang ke singapore) sambungnya mengatakan ke inginannya untuk berkujung ke toko Karine.
"Just let me know that if Mrs. Ema goes to Indonesia, I will personally show you around my shops"
(Kabari saja kalau Nyonya Ema ke indonesia, saya sendiri yang akan mengajak Nyonya berkeliling ke toko-toko saya) jawab Karine yang berusaha ramah agar kilen nya juga senang.
"Thank you, See you next time Miss Karine"
(Terima kasih, sampai bertemu di lain waktu Nona Karine) ucapnya pada Selvia.
"Yes, see you again Mrs. Ema"
(Iya sampai berjumpa lagi Nyonya Ema)
Karine mengulurkan tanganya tapi Nyonya Ema malah memeluknya, tentu saja Karine membalas pelukanya. Baru lah setelah itu Nyonya Ema pergi, terlihat sebuah mobil mewah sedang menjemputnya.
Karine dan Lulu memutuskan untuk makan siang dulu di restoran ini, kebetulan juga sudah waktunya jam makan siang.
"Kamu mau makan apa Lu? kita makan dulu sebelum kembali ke kantor" tanya Karine sambil melihat buku menu.
"Aku makan steak dengan minumanya jus jeruk" jawabnya sambil menatap Karine.
"Ada lagi Lu, kenapa kamu makan sedikit sekali?" tanya Karine lagi sambil tersenyum kecil.
"Queen akan mengejek aku lagi, aku sedang diet sekarang" jawab Lulu dan Karine pun langsung tertawa.
"Ada-ada saja kamu, kalau mau kurus jangan diet aja tapi olaraga juga Lusma!!" ucap Karine mengatkan nama aslinya Lulu.
"Jangan panggil aku begitu!! aku tidak suka Queen" teriaknya kesal.
"Hahaha...bukan kah itu nama kamu? kenapa kamu kesal?" Karine tidak berhenti tertawa.
"Andai saja aku bisa memutar waktu, aku mau merubah nama ku agar lebih keren" jawab Lulu sambil cemberut.
"Baiklah aku tidak akan menggoda kamu lagi" ucap Karine sambil mengelus kepala Lulu.
"Permisi Mas..!" panggil Karine pada pelayan yang tidak jauh dari mereka.
Tapi yang datang bukan lah pelayan itu, melainkan Mas berjas rapi dan lumayan tampan. Dia membawah kertas pesanan dan pena ditanganya, dia terus tersenyum memandangi Karine.
"Mau pesan apa cantik?" tanya nya pada Karine sambil tersenyum.
"Apa kamu pelayan disini?" Lulu balik bertanya pada laki-laki itu.
"Bukan, lebih tepat nya saya pemilik restoran ini. Nama saya Bram" jawabnya terlihat bangga dan Karine yang mendengar ucapnya hanya tersenyum kecil.
"Kalau kamu siapa?" tanya nya pada Karine sambil mengulurkan tanganya.
"Karine..." jawab Karine singkat dan enggan membalas uluran tangan Bram, Bram pun langsung menarik tanganya kembali.
"Nama kamu cantik sesuai dengan orang nya, jujur saja aku terpesona sama kamu dan aku sudah memperhatikan kamu dari tadi" Dia memuji kecantikan Karine.
"Boleh minta nomor ponsel kamu?" ucapnya sambil memberikan kertas dan pena kepada Karine untuk menulisakan menu yang mau mereka pesan dan nomor Karine juga tentunya.
Karine melirik ke arah Lulu, Lulu pun mengedipkan mata nya. Itu tanda nya dia harus memberikan nomor acak pada Bram, begini lah nasip jadi orang cantik selalu saja ada menganggunya ucap Karine dalam hatinya.
"Aku harap kita bisa bertemu lagi Karine" ucapnya dengan tatapan yang sangat genit.
"Iya tentu saja Bram, jika Tuhan mengizinkan" jawab Karine sambil memberikan kertas itu.
"Jangan lupa balas pesan ku, nanti aku akan menghubungi kamu" laki-laki itu mengedipkan matanya.
"Tunggu pesanannya ya cantik!" ucapnya pada Karine sebelum pergi dari sana.
Karine sudah tidak terkejut lagi karena ini sudah sering terjadi, menurutnya laki-laki itu semua sama saja giliran ketemucewek cantik aja langsung jiwa playboy nya kelihatan.
Tapi bagi Karine itu pengecualian untuk Fedro William, laki-laki dingin yang tidak pernah bicara saat bertemu dengan nya. Bahkan dia tidak pernah melirik Karine sama sekali dan itu membuat Karine sangat kesal, karena Karine sudah lama mengaguminya.
Karine merasa tertantang untuk mendekati asisten Papa nya itu, Karine sempat berpikir apa laki-laki itu tidak normal karena dia juga tidak pernah melihat Fedro pergi bersama wanita.
.
.
.
Hallo teman-teman selamat datang di Novel aku yang baru 🖐
Terima kasih sudah mampir jangan lupa dukung aku dengan meninggalkan jejak kalian like dan komen ya 😊❤
Malam hari nya Karine baru pulang bekerja, dia langsung membersihkan diri ke kamar. Sedangkan Lulu belum pulang, dia sedang mengobrol dengan Mama Helna. Mereka memang sudah lama akrab, dari sebelum Lulu menjadi asisten Karine.
Lulu memang sangat dekat dengan keluarga mereka, Karine dan Lulu bertemu saat Lulu bekerja di salah satu butik milik Mama. Mama juga memang sangat percaya pada Lulu karena dia salah satu karyawan terbaik di butik, oleh sebab itu lah Mama mengenalkan nya pada Karine.
Karine pun sudah menyelesaikan mandi nya, dia mengganti pakaianya dan tidak lama kemudian ponselnya bebunyi. Itu adalah sebuah notifikasi pesan, dengan malas Karine mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.
"Ahhhkk......!!!" dia berteriak saking senang nya.
Setelah sekian purnama dan penantian panjang Karine, akhirnya Fedro mengirim pesan pada nya. Walaupun isi nya hanya bertanya tentang keberadaan Papa, dia bilang nomor Papa tidak aktif dan dia sungkan untuk menelpon Mama Helna malam-malam begini.
Tok
Tok
Tok
"Queen kamu tidak apa-apa?" teriak Lulu dari luar sambil mengetuk pintu kamar itu.
"Queen...!!"
Karine pun membuka pintu, Mama dan Lulu terlihat khawatir. Mereka berdua sampai memperhatikan Karine dari kepala sampai ujung kaki, Mama terlihat sangat takut Karine kenapa-napa.
"Kenapa kamu teriak, kamu nggak papa kan sayang?" tanya Mama yang sangat khawatir.
"Tadi ada kecoa Ma, disana" tujuk Karine asal.
"Benarkah? biar Mama panggilkan Mbok untuk mencari nya" jawab Mama lalu pergi dari sana untuk memanggil Mbok.
Mama pun pergi dari sana, tinggal lah mereka berdua. Saat memastikan Karine baik-baik saja, Lulu pun berpamitan pulang karena sudah malam juga dan dia besok harus menjemput Karine agar tidak terlambat datang ke kantor.
"Kamu bikin kaget aja Queen, aku kira kamu kenapa-napa tau" sambung Lulu lega.
" Ya udah aku pulang dulu. Besok aku jemput, jangan bangun kesiangan lagi ya Queen" ucap Lulu sebelum pergi.
"Iya Lu, hati-hati dijalan ya" jawab Karine setelah itu dia kembali ke kamar nya untuk membalas pesan Fedro tadi.
Karine duduk di atas kasur sambil mengetikan pesan untuk membalas Fedro, dia tidak bisa tersenyum karena senang. Entah dia yang terlalu senang atau dia benar-benar menyukai Fedro, pesan singkat ini membuat dia punya sedikit harapan.
Setelah itu Karine mengatakan kalau Papa nya ada di rumah, dia sedang mandi karena baru pulang mungkin tidak memegang ponselnya. Jika Fedro ada ke petingan datang ke rumah saja suruh Karine, Fedro hanya membalas pesan Karine dengan mengucapkan terima kasih.
"Apa aku punya harapan? Ahhh aku sangat senang" ucapnya sambil melihat ponselnya.
"Sebaiknya aku cari Papa ke bawah" sambung Karine yang sudah memakai baju tidur dan kapala nya masih menggunkan handuk kecil, dia belum sempat memgeringkan rambutnya.
Di tangga dia bertemu dengan Mbok, mungkin ingin membersihkan kamar nya. Mama benar-benar memanggilnya, Karine pun menyuruh Mbok kembali ke bawah dan Karine bilang dia sudah menemukanya dan membuang nya.
"Mbok mau kemana?" tanya Karine saat melihat Mbok tergesah-gesah menaiki tangga.
"Nyonya bilang di kamar Non ada kecoa, padahal tadi siang Mbok sudah membersihkan semua nya sampai kolom-kolom juga" jawabnya berhenti berjalan.
"Oh kecoa nya sudah Karine buang, kembali lah kebawah" ucap Karine sambil menarik tangan Mbok untuk ikut turun ke bawah.
"Kok bisa? bukanya Non takut. Biarkan Mbok lihat kembali" Mbok memaksa untuk melihat kamar nya.
"Nggak usah ayo, besok saja Mbok bersihkan kamar nya" Karine pun menarik tangan Mbok dan terpaksalah Mbok pun ikut turun.
"Tapi apa Non benar-benar membuang kecoa nya? rasa nya tidak mungkin" sambung Mbok lagi sambil mengikuti Karine dari belakang.
"Iya Mbok, aku sudah tidak takut lagi sekarang. Oh iya Mbok tau dimana Papa?" tanya Karine sambil melihat ke arah belakang.
"Tuan ada di gazebo taman belakang bersama Nyonya, mereka sedang minum teh bersama" jawab Mbok memberitahu keberadaan Mama dan Papanya.
"Baiklah terima kasih info nya Mbok yang manis, aku akan menyusul mereka" ucap Karine lalu berjalan kearah taman belakang.
"Non Karine ada-ada saja" Mbok hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Rumahnya memang memiliki fasilitas mewah seperti hotel bintang lima dan semua nya ada di rumah mereka, sekeliling rumah di penuhi dengan taman bunga mereka sangat indah. Apa lagi di tambah gazebo mereka berbentuk kastil kecil ala eropa, disana juga ada kolam renang yang luas sekali.
Karine melihat Mama dan Papa nya sedang tertawa bersama, mereka terlihat sangat romantis sekali. Selama ini Karine juga sangat beruntung karena kedua orang tua nya sangat menyayanginya, mereka adalah orang tua yang sangat luar biasa dan selalu memberikan yang terbaik untuk Karine.
"Mama...!! Papa" panggil Karine sedikit berlari kearah mereka.
"Sayang sini, kamu mau ikut minum teh bersama kami?" jawab Mama dan Karine pun langsung duduk di dekat Mama nya lalu memeluknya.
"Anak gadis Papa manja sekali" ejek Papa melihat mereka sedang berpelukan.
"Biarin, bilang saja Papa mau di peluk juga" jawab Karine sambil sedikit mengejek Papa nya.
"Kenapa kamu turun nggak pakai jaket? mana belum mengeringkan rambut lagi" ucap Mama setelah Karine melepaskan pelukanya.
"Aku cuma mau bilang tadi asisten Papa kirim pesan, dia tanya di mana Papa dan kenapa nomor Papa tidak aktif" jawab Karine santai sambil mengambil buah apel menggunakan sendok garpu lalu memakannya.
"Siapa? maksud kamu Fedro?" tanya Papa dan Karine pun hanya menganggukan kepalanya.
"Tumben dia ngirim pesan sama kamu, sepertinya penting sekali. Papa ambil ponsel di kamar dulu" sambung Papa lalu pergi dari sana.
Tinggalah Mama dan Karine, mereka bedua melanjutkan minum teh dan makan kue. Mama juga bertanya tentang Fedro tadi pada Karine, Karine pun berusaha santai menjawab pertanyaan Mama nya.
"Dapat dari mana dia nomor kamu? kenapa nggak menghubungi Mama saja" tanya Mama sambil melirik Via yang asik menikmati buah nya.
"Telpon rumah juga ada, aneh!" sambung Mama.
"Mana Karine tau Ma, mungkin dia mau bicara penting banget dan nggak berani menghubungi Mama. Santai saja Ma, dia cuma ngirim pesan kok dan nggak ngelakuin kejahatan juga" jawab Karine santai tanpa melihat Mama nya.
"Kenapa Mama sepertinya tidak suka dengan dia?" Karine berusaha mencari tahu.
"Dia itu sudah seperti anak Papa kamu saja, kemarin dia dibelikan apartemen sama Papa. Belum lagi bulan lalu dia mendapatkan mobil baru dari Papa" cerita Mama yang kurang suka pada Fedro karena Papa nya sangat menyanyangi Fedro seperti anak nya.
"Oh jadi Mama cemburu karena Papa nggak membelikan hadia buat Mama?" tanya Karine sambil tertawa kecil mengejek Mama nya.
"Mama tu serius sayang, kita nggak boleh terlalu percaya sama orang asing" jawab Mama sambil mengelus lembut pundak Karine.
"Biarin aja Ma, bukan kah dia juga yang membantu Papa mengurus perusahan. Kinerjanya juga bagus, pantas saja jika Papa memberikan hadia untuk dia. Kita juga sudah punya banyak barang dan hadia dari Papa, belum lagi uang yang dia berikan. Jika di bandingkan dengan hadia yang di berikan Papa, malahan tidak ada apa-apa nya Ma" Karine berusaha memberikan pengertian pada Mama nya.
"Benar juga, tapi tetap saja Mama agak tidak suka sama dia. Kita juga nggak tau asal usul nya dari mana" sambung Mama mengingat asal usul dari Fedro.
"Memang nya dia berasal dari mana Ma? kenapa bisa ketemu dengan Papa?" tanya Karine penasaran karena kedua orang tua nya jarang sekali membahas Fedro.
"Mama juga nggak tau dari mana asal dia, tapi dia bertemu dengan pada saat dia lagi di kejar permen di kota S. Saat itu Papa sedang mengurus bisnis disana, mungkin karena kasihan Papa membawah nya kesini" jawab Mama menceritakan secara singkat.
"Sudah lah jangan bahas dia lagi" sambung Mama terlihat kesal.
"Baiklah Karine tidak akan bertanya lagi" ucap Karine sambil menganggukan kepalanya.
"Sini Mama keringkan rambut kamu, tunggu Mama panggil Mbok dulu untuk ambil pengering rambut" Mama melihat Karine yang masih menggunkan handuk.
"Mbok...!" panggil Mama.
"Iya Nyonya? Mbok Nem sedang menyetrika pakaian" tanya Tina, dia adalah salah satu asisten rumah tangga juga yang bekerja dirumah mereka.
"Iya tidak apa-apa, kamu saja. Tolong ambilkan pengering rambut di kamar" jawab Mama menyuruh Tina mengambil pengering rambut.
"Baik Nyonya" ucap Tina menundukan kepalanya lalu pergi dari sana.
Setelah Tina pergi tidak lama kemudian Papa datang sambil memegang ponselnya, dia kembalu bergabung bersama dengan Mama dan Karine. Mungkin dia sudah selesai menghubungi Fedro, dari muka nya dia terlihat agak kesal.
"Kenapa Papa terlihat kesal begitu?" tanya Mama sambil meliha Papa yang baru saja duduk.
"Fedro bilang, Pak Bambang melakukan korupsi. Itu lah akibatnya perusahan cabang mengalami kerugian yang besar Ma" jawab Papa yang memang terlihat kesal, lebih tepatnya kecewa karena Pak Bambang adalah manajer kepercayaan Papa.
"Bukan kah Papa selalu memuji Pak Bambang itu! tapi tega banget dia sama Papa. Sudah Mama bilang jangan terlalu percaya dengan orang lain." sahut Mama dan Karine hanya menyimak pembicaraan Mama dan Papa nya.
"Entah lah mungkin aku tertipu dengan sikap dia yang ternyata bermuka dua, bikin kesal saja bahkan sudah dua tahun belakang ini dia mulai melakukan korupsi. Untung saja Fedro cepat bertindak, kami akan melaporkannya ke polisi besok" ucap Papa menyampaikan bahwa dia akan bertindak karena Pak Bambang sangat merugikan.
"Iya itu tepat sekali, jangan beri ampun pada nya" jawab Mama sambil menganggukan kepalanya.
Tina datang membawah pengering rambut, lalu pergi dari sana. Mama mengerikan rambut Karine, dia seperti anak kecil yang cukup maja dengan Mama nya.
"Ini Nyonya" ucap Tina memberikan pengering rambut itu dan menyelakan colokan listrik disana.
"Terima kasih Tina, kamu boleh kembali ke kamar. Bilang sama Mbok Nem untuk melajutkan pekerjaan nya besok, suruh dia istirahat" jawab Mama karena dia memang sangat mengistimewakan Mbok Nem yang sudah menemani Mama dari dia masih gadis dulu.
"Baiklah Nyonya, kalau begitu saya pergi dulu" Tina menganggukan kepalanya lalu pergi.
"Ayo duduk disini sayang" sambung Mama menyuruh Karine duduk didepan nya.
"Apa kamu tidak perawatan minggu ini? rambut kamu terlihat kusam" ucap Mam sambil memegang rambut Karine.
"Minggu ini aku lumayan sibuk Ma, besok ayo kita pergi ke salon?" jawab Karine sambil tersenyum dan Papa hanya bisa mengelengkan kepalanya.
"Kalau soal menghabiskan uang kalian memang nggak ada tandinganya, ya ampun!" sahut Papa sambil melihat kearah mereka berdua.
"Kalau istri dan anak nya cantik, Papa juga yang senang" jawab Mama tak mau kala dan Karine hanya tertawa kecil.
.
.
TBC
Pagi ini saat Karine keluar dari rumah nya, dia bertemu dengan Fedro yang sedang berjalan menuju pintu rumah. Mungkin dia ingin menjemput Papa, pikir Karine dalam hati nya. Tapi seperti biasanya dia sangat cuek dan dingin pada Karine, saat mereka berpapasan Fedro hanya menundukkan kelapanya tanpa ekspresi dan lewat begitu saja.
"Kamu..." belum selesai Karine bicara, Fedro menundukan kepalanya lalu pergi begitu saja.
"Apa? barusan dia mencueki aku" Karine sangat kesal.
"Ayo Queen, nanti kita telat!!" teriak Lulu yang sudah duduk di dalam mobil.
Karine pun berjalan kearah mobil lalu naik kedalam mobil, setelah itu Lulu langsung melajukan mobilnya keluar dari rumah. Mereka akan pergi kekantor hari ini, Karine harus menyelesaikan pekerjaan nya agar lebih cepat selesai karena sore nanti dia ada acara reuni bersama dengan teman-teman SMA nya dulu.
Belum lagi dia harus membeli gaun untuk datang sore nanti, dia tidak mau terlihat kucel didepan teman-teman nya karena dia mau penampilanya sempurna.
"Sebaiknya kita cari gaun dia butik Mama kamu aja Queen, kata nya kemarin banyak barang baru" ucap Lulu saat mereka masih di perjalanan.
"Ide yang bagus, bilang saja kalau Mama nanya nanti kita pergi ke acara reuni biasa dan hanya makan-makan aja" jawab Karine.
"Tunggu...sepertinya kamu nggak perlu ikut Lu. Aku akan pergi sendiri" sambung Karine.
"Tapi Queen aku harus ikut, bagaimana kalau terjadi sesuatu sama kamu?" tanya Lulu yang berusaha merayu Karine agar mau mengajaknya.
"Nggak Lu, ini acara khusus cewek-cewek. Kamu nggak boleh ikut, jangan bilang sama Mama kalau aku nanti ke klub Malam juga. Kalau Mama tau habis kamu!" ancam Karine sambil mengarahkan tanganya ke leher.
"Sebaiknya jangan pergi ke klub malam, ini sangat bahaya Queen. Apa lagi kalau Papa kamu tau?" Lulu terlihat khawatir.
"Stop!! jangan bicara lagi" Karine menutup mulut Lulu yang masih fokus menyetir.
"Dia tidak akan tau kalau kamu tidak memberitahu mereka" sambung Karine dan Lulu pun terpaksa menganggukan kepalanya.
Karine memang sudah berencana untuk makan malam bersama nanti di sebuah restoran, lalu malam hari nya mereka akan pergi ke klub malam. Karine yang memang belum pernah kesana tentu saja mau, bukan belum pernah tapi ada beberapa kali itu pun bersama bodyguard Papa kali ini dia juga ingin tau bagaimana rasa nya datang kesana dengan bebas seperti orang normal lainya.
Selama ini dia memang selalu di ikuti oleh bodyguard kemana-mana, baru dua tahun belakangan ini Papa memberikan Karine bebas pergi kemana hanya bersama dengan Lulu karena Papa menganggap Karine sudah cukup dewasa.
.
.
Sore hari nya, pekerjaannya masih belum selesai. Karine menyuruh Lulu mengerjakan semua nya, dia langsung pergi sendirian menggunkan taksi. Lulu kembali memaksa untuk ikut tapi pekejaanya masih banyak, dia hanya berdoa semoga Karine selamat kali ini.
Dengan senang Karine pergi dari sana, Lulu yang bisa melihat kepergian Karine. Masalahnya kalau orang tua Karine tau, tidak hanya Karine yang dapat masalah tapi dia juga.
"Aku pergi dulu Lu, kalau aku nggak pulang bilang saja menginap di rumah Rere" ucap Karine benar-benar pergi.
"Iya hati-hati Queen, jangan membuat masalah!!" teriak Lulu.
Setelah itu Karine pergi ke butik Mama nya untuk mengambil gaun dan baru lah dia pergi ke salon, mereka hanya berlima nanti. Ini bukan reuni teman satu kelas, tapi hanya gengs mereka saja.
Beberapa menit kemudian dia sudah sampai, semua yang ada di butik menunduk hormat pada nya. Dia masuk dengan anggun, beruntung tidak ada Mama nya disini.
"Selamat datang Non Karine, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ike salah satu pegawai butik.
"Aku mau cari gaun untuk acara reuni, dimana gaun-gaun yang baru?" tanya Karine sambil melihat-lihat sekeliling nya.
"Ayo ikut saya, gaun terbaru ada di sana" tunjuknya Karine pun mengikuti Ike dari belakang.
"Apa Mama ada disini?" tanya Karine sambil menatap Ike yang berjalan di samping nya.
"Hari ini Nyonya nggak datang Non, kata nya dia juga ada acara di luar" jawab Ike dan Karine pun langsung teringat kalau Mama nya memang ada acara arisan setiap hari sabtu dan minggu.
Tidak butuh waktu lama dia sudah menemukan gaun yang dia mau, setelah itu Karine pergi dari sana. Dia menuju salon yang tidak jauh dari butik Mama nya, bahkan Rere dan Cia sudah menunggu di restoran saat ini. Mereka bilang akan mendekorasi tempat nya nanti, sekalian ini untuk merayakan kepulangan Bianca dari Jepang.
Satu jam kemudian Karine sudah siap dengan gaun cantiknya yang berwarna biru muda, gaun itu sedikit terbuka dan mengekspos bahu indah nya. Setelah itu dia pergi ke resto, dari tadi Rere selalu saja menghubungi Karine karena dia belum datang.
Saat sampai di sana, hari terlihat sudah gelap. Karine pun masuk kedalam resto. Mereka memesan ruangan khusus, saat Karine masuk Rere dan Cia terlihat duduk sambil mengobrol.
"Sore gais, maaf aku telat tadi banyak kerjaan" sapa Karine setelah sampai di sana.
"Nah akhirnya datang juga kamu Karine, ayo duduk sini" jawab Rere sambil menyuruh Karine duduk.
"Biasa lah pekerjaan aku banyak banget!" ucap Karine lalu duduk di depan Rere.
"Apa Bianca dan Lisa belum datang?" sambung Karine bertanya pada teman-teman nya.
"Mereka lagi di jalan, Lisa kayak nya nggak ikut nanti malam. Soalnya dia bawah Anabel kesini" jawab Cia karena tadi Lisa sudah bilang kalau anaknya nggak mau di tinggal.
Dari mereka berlima, Lisa yang sudah menikah. Dia menikah setelah tamat kuliah dan mempunyai putri yang cantik bernama Anabel, menikan muda tidak jadi hambatan bagi Lisa karena suami nya adalah CEO salah satu Bank Swasta.
Sedangkan Rere adalah wanita yang bebas, dia bahkan menjalin hubungan dengan banyak laki-laki. Dia tidak mau terikat dengan hubungan karena trauma, orang tua nya bercerai beberapa tahun lalu karena Papa nya selingkuh. Saat ini dia tinggal dengan Mama nya dan adik perempuanya yang masih kuliah.
Kalau Cia itu orang nya sangat polos sekali, dari kuliah sampai saat ini dia hanya pacaran dengan satu laki-laki. Cia terlihat sangat bucin pada pacaranya, itu terkadang membuat Karine dan teman-teman lain nya tidak suka. Apa lagi pacarnya sering minta uang pada Cia dan terkesan memanfaatkan Cia, belum lagi saat laki-laki itu belum mendapatkan kerja. Cia lah yang membiayai hidupnya, Via atau pun Rere sangat sering menasehatinya.
Dan Bianca adalah wanita yang pintar sehingga dia melanjutkan S2 di Jepang, dia juga sudah mendapatkan pekerjaan di perusahan jepang yang berada di Indo saat ini. Kabarnya dia akan menikah dengan pacarnya orang Jepang, mereka akan menetap di Indo.
"Hay semuanya..!!" teriak Bianca yang baru masuk bersama dengan Lisa dan Anabel.
"Akhirnya kalian datang, kami udah lama nunggu nih" jawab Rere.
"Maaf jalanan macet" ucap Bianca lalu memeluk mereka satu-satu.
"Kalian pergi barengan?" tanya Cia melihat Lisa dan Bianca datang bersama.
"Nggak kok, kami ketemu di parkiran tadi jadi barengan masuk kedalam. Beri salam pada tante sayang" ucap Lisa menyuruh putrinya untuk menyapa.
"Selamat malam tante" ucapnya sopa sambil sedikit menundukan kepalanya.
"Ya ampun imut sekali, mana pintar lagi" Karine menghampiri Anabel dan mencubit pipi nya yang lucu dan menggemaskan.
"Ayo kita duduk dan mulai makan" jawab Rere sambil menepuk tanganya.
Beberapa menit yang lalu semua pesanan mereka sudah datang, ini juga sudah hampir jam tujuh malam. Dari tadi Via, Rere dan Cia hanya mengobrol santai membahas tentang kabar semua teman-teman mereka.
"Kalau ada yang mau tambah, tambah aja. Nanti CEO kita yang bayar semua nya" ucap Rere sambil menatap Karine yang duduk didepan nya.
"Sialan loh Re..!" jawab Via terlihat kesal.
"Ya nggak papa lah, loh kan banyak duit. Apa daya kita cuma karyawan biasa" canda Lisa sambil tersenyum.
"Iya nih, lihat lah yang baru masuk kerja hanya minta uang orang tua" ucap Bianca sambil menghembuskan nafas dalam.
"Serasa beban banget ya Bun?" canda Cia sambil tertawa mendengar perkataan Bianca.
"Baiklah aku traktir, kalian puas kan?" jawab Karine sambil tersenyum.
"Nah gitu dong, Karine memang yang terbaik deh" Cia dan Rere mengancungkan jempolnya.
"Ngomong-ngomong loh sendiri yang nggak pernah cerita masalah percintan di sini, cerita sama kita loh pasti punya pacar kan?" tanya Bianca penasaran.
"Aku nggak punya pacar dan belum tertarik juga" jawab Karine singkat dan selalu itu alasan yang dia berikan dari dulu.
"Sudah bisa di tebak jawabnya, dia ni tertutup banget. Saat sering main kerumah juga begitu" sahut Rere menceritakan masalah percintaan Karine.
"Bukan kah yang aku dengar banyak anak konglomerat yang deketin loh, loh kan cantik. Jangan-jangan loh yang terlalu pemilih kali" sambung Lisa.
"Iya itu memang kenyataanya dan aku juga sering di jodohkan Mama, tapi aku belum menemukan laki-laki yang tepat" jawab Karine lagi dan semua nya pun berhenti membahas soal ini.
"Itu nama nya kamu terlalu pemilih" jawab Cia menyimpulkan apa yang di katakan Karine.
"Sudah lah berhenti membahas masalah Karine, mungkin dia sangat menikmati waktu sendirian. Sekarang kita ke Bianca dulu, kapan kamu akan menikah?" tanya Rere sangat bersemangat.
"Aku juga yang kena, itu masih cukup lama karena kami baru mau mempersiapkan nya sekarang. Mungkin 4 atau 5 bulan lagi karena mau mengurus kepindahan dia juga" jawab Bianca, dia bilang agak repot karena harus mengurus data pindah negara dulu dan berkas-berkas lain nya.
"Agak repot juga ya menikah dengan orang luar, kapan-kapan ajak lah dia kumpul sama kita. Sekalian kenalan juga" ucap Lisa.
"Iya aku akan mengajak dia nanti kalau dia udah ikut balik ke Indo" jawab Bianca sambil menganggukan kepalanya.
"Kapan-kapan kita nginap bareng yuk, kayaknya seru seperti kuliah dulu" ucap Karine sambil mengingat kenangan mereka dulu.
"Ide yang bagus tu, tapi kanyak nya yang ini nggak bisa. Dia kan sudah punya suami" Bianca melirik kearah Lisa.
"Tenang saja, nanti aku akan luangkan waktu untuk kalian. Suami ku juga tidak pernah mempermasalahkan itu" jawab Lisa sambil tersenyum.
"Lihat tu Cia, cari suami yang kayak Rigo. Lisa selalu bahagia karena suaminya sangat menyayanginya dan yang jelas dia sangat bertenggung jawab, mana banyak uang nya lagi" ucap Rere agar Cia sedikit tersinggung.
"Ya kan bedah Re, Dio baru lulu kuliah tahun lalu dan lagi usaha untuk lulus PNS tahun ini" jawab Cia yang selalu membela pacarnya.
"Sudah lah jangan bahas ini, ayo lanjutkan makan nya" sambung Karine, jangan sampai mereka bertengkar disini pikir Karine dalam hati nya.
"Apa kamu mau tambah cantik?" tanya Karine pada Anabel yang dari tadi hanya diam saja.
"Tidak usah tante, Ana sudah kenyang" jawabnya dengan lembut.
"Jadi pengen punya anak kaya Lisa, imut banget" ucap Karine sambil mengelus kepala Anabel.
"Makanya pacaran lalu nikah, apa kamu mau aku kenalin dengan Abang sepupu ku? dia ganteng banget" Rere mempromosikan sepupunya.
"Nggak lah, gila kali aku harus sepupuan sama kamu" jawab Karine sepontan dan membuat semua yang ada disana tertawa mendengar ucapnya.
.
.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!