NovelToon NovelToon

PESONA CALON ADIK IPAR

Mabuk Berat

Suara musik club malam yang berdentum dengan begitu kerasnya membuat para pengunjung asik berjodeg di bawah lampu disko. Berbeda halnya dengan seorang pria yang tengah duduk sendiri di kursi pojok club tersebut. Di menunduk dalam dengan tangan yang memegangi kedua sisi kepalanya.

Seorang gadis yang merupakan pelayan di tempat tersebut sedikit khawatir dengan keadaan pria tersebut. Sedati tadi ia sudah memperhatikan pria yang minum banyak alkohol tanpa henti. Ia yakin, jika pria itu pasti sedang memiliki masalah serius. Oleh karena itu di sampai datang ke tempat ini dan mabuk.

Melihat pria tersebut hampir jatuh tersungkur dari duduknya, ia bergegas menghampiri dan menahan tubuh kekar itu agar tidak sampai terjatuh.

"Tuan, kau baik-baik saja?" tanya gadis itu seraya membantu pria tersebut untuk duduk kembali.

Kedua mata pria itu memicing menatap gadis yang baru saja menolongnya saat hampir tidak sadarkan diri.

"Kau pelayan di sini?" tanya pria itu dan mendapat anggukan dari gadis tersebut.

"Iya, ada yang bisa aku bantu?"

"Ambilkan minuman sebanyak dua botol lagi. Aku ingin minum lebih banyak lagi dari ini," pinta pria itu.

Gadis tersebut memandang ke arah meja, pria itu sudah menghabiskan sebanyak satu botol minuman dan kondisinya sekarang mabuk berat. Sementara dia meminta dia botol lagi. Bisa-bisa dia kehilangan kewarasannya.

"Tuan, kau sudah mabuk berat. Baru saja kau hampir jatuh tersungkur. Aku rasa kau mabuk berat. Lebih baik jika kau istirahat di kamar yang tersedia di kamar ini. Bagaimana?" tanya gadis itu.

"Tidak, aku hanya ingin minum untuk saat ini. Aku tidak perduli berapa banyak aku minum, yang terpenting aku bisa melupakan sejenak pikiranku."

Kalimat terakhir pria itu membuat gadis tersebut semakin yakin jika dia tengah memiliki masalah yang tidak biasa.

"Ada apa, Ar?" tanya mami Olin, pemilik club malam tersebut yang tiba-tiba datang dan melihat dirinya masih memegangi kedua bahu pria tersebut.

Dengan cepat gadis yang di panggil dengan Ar yaitu Ara melepaskan tangannya.

"Mami, dia mabuk berat dan tadi hampir jatuh tersungkur. Aku hanya berusaha membantunya. Itu saja," jelas Ara.

"Kalau begitu bawa dia ke kamar untuk beristirahat saja," perintah mami Olin.

"Aku sudah menawarinya demikian, mami. Tapi dia tidak mau."

Mami Olin memandang ke arah pria yang merupakan pengunjung tempat bisnis malamnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran mami Olin, Ara melihat wanita paruh baya dengan pakaian sekksinya tengah berpikir sesuatu.

"Mami yakin dia butuh istirahat. So, bawa ke kamar untuk istirahat, ya," perintah mami Olin sebelum kemudian pergi dari hadapan Ara.

Ara melihat kepergian mami Olin sampai wanita itu hilang dari jangkauan matanya, tertutup oleh pengunjung lain yang sedang asik berjodeg menikmati setiap hendakan musik yang di mainkan oleh seorang dj.

"Tuan, sebaiknya kau beristirahat di kamar saja, ya," tawar Ara lagi dan kali ini tidak mendapat sahutan.

Rupanya pria itu benar-benar sudah berada di alam bawah sadar. Tanpa menunggu jawaban pria tersebut, Ara berusaha memapah pria itu dan membawanya ke kamar sesuai perintah mami Olin.

"Astag .. Berat sekali dia .." Ara membawa pria tersebut sedikit kesulitan.

_Bersambung_

Halo teman-teman. Ini novel baruku yang ke enam belas. Mohon dukungannya dengan like, komen, dan tekan love untuk menambahkan ke rak favorit. Happy Reading.

Terjebak Di Kamar

"Tuan, sebaiknya kau beristirahat di kamar saja, ya," tawar Ara lagi dan kali ini tidak mendapat sahutan.

Rupanya pria itu benar-benar sudah berada di alam bawah sadar. Tanpa menunggu jawaban pria tersebut, Ara berusaha memapah pria itu dan membawanya ke kamar sesuai perintah mami Olin.

"Astag .. Berat sekali dia .." Ara membawa pria tersebut sedikit kesulitan.

Sampai di kamar, ia menjatuhkan pria itu ke atas tempat tidur dengan sprei putih polos. Ia mengangkat kaki pria itu yang masih menggantung ke atas tempat tidur. Ia juga membukakan alas kakinya.

Huff ..

Ara menghembuskan napas usai berhasil membawa tamu yang merepotkan itu ke kamar untuk beristirahat. Paling tidak sampai efek mabuk nya mereda.

Kedua tangan Ara berkacak pinggang, ia memandangi pria yang saat ini tidak sadarkan diri akibat mabuk berat. Bukan untuk pertama kalinya ia mendapati pengunjung dalam keadaan mabuk parah seperti ini. Bukan hanya pria, kebanyakan justru wanita yang baru menenggak satu gelas saja sudah tepar. Tentu saja itu menambah pekerjaan baru untuknya.

"Aku harus segera kembali ke depan untuk melayani para pengunjung lain."

Ara hendak melangkah pergi dari sana, namun langkahnya terhenti saat pergelangan tangannya di tarik oleh seseorang.

"Jangan pergi!" Terdengar suara seseorang kemudian.

Ara melihat pergelangan tangannya yang di pegang lalu membalikan badan.

"Aku mohon jangan pergi, temani aku di sini."

Iris mata Ara seketika melebar saat pria itu mengatakan hal tersebut padanya. Meski ia tahu dia hanya sedang dalam keadaan mabuk dan itu tidak berarti ia harus benar-benar menuruti permintaannya.

Perlahan Ara melepaskan tangan pria itu dari pergelangan tangannya. Ia sampai menahan napas agar tangannya bisa secepatnya terlepas. Beberapa detik kemudian usahanya berhasil. Ia menghela napas lega.

"Hhhh .. Aku pikir dia sudah sadar, ternyata dia masih dalam keadaan mabuk."

Ara bergegas pergi dari sana dengan langkah mengendap. Baru saja satu langkah, pergelangan tangannya sudah di tarik kembali sampai ia jatuh ke atas tubuh pria itu.

Ara memelotot seketika, napasnya tertahan dan ia merasa ketakutan sekarang. Kedua mata pria itu yang semula terpejam kini terbuka. Wajah keduanya sangat dekat, bahkan seluruh napasnya kini terhempas ke wajah pria yang tidak ia ketahui namanya.

"Mau kemana? Sudah kubilang jangan pergi. Temani aku. Kenapa kau pergi?" tanya pria tersebut namun dengan nada bicara masih seperti orang mabuk.

Aroma alkohol yang keluar dari mulut pria itu menyengat begitu menusuk hidung. Ara menelan salivanya dengan sudah payah, pasalnya saat ini ia sedang berada di atas tubuh pria itu dalam keadaan menindih.

"Ak-aku ..." Belum sempat Ara melanjutkan kalimatnya, dengan kurang ajarnya pria itu memagut bibirnya.

"Mmpp .." Ara berusaha menarik diri dan melepaskan bibirnya dari tautan bibir pria tersebut. Sialnya pria itu malah mengubah posisi menjadikan ia kini tertindih di bawah.

"Mmmppp .. Mmmppp .." Ara berusaha meminta pria itu melapaskan ciumannya, tapi sayang pria itu justru tambah ganas.

"Arrghh ..." Ara berhasil mendorong tubuh pria itu untuk menjauh dan membuat tautan bibirnya terpelas.

"Kurang ajar! Kenapa kau melakukan itu padaku?" maki Ara.

Pria itu tersenyum menyeringai. "Bukankah ini yang kau mau dariku?"

_Bersambung_

Tinggalkan like, komen, dan tekan love sebagai dukungan kalian, ya. Selamat membaca bab berikutnya.

Terenggut Pria Asing

Ara berusaha menarik diri dan melepaskan bibirnya dari tautan bibir pria tersebut. Sialnya pria itu malah mengubah posisi menjadikan ia kini tertindih di bawah.

"Mmmppp .. Mmmppp .." Ara berusaha meminta pria itu melapaskan ciumannya, tapi sayang pria itu justru tambah ganas.

"Arrghh ..." Ara berhasil mendorong tubuh pria itu untuk menjauh dan membuat tautan bibirnya terpelas.

"Kurang ajar! Kenapa kau melakukan itu padaku?" maki Ara.

Pria itu tersenyum menyeringai. "Bukankah ini yang kau mau dariku?"

"Apa maksudmu?" seru Ara tidak paham.

"Kau memberi sejumlah uang pada momy dan memintanya agar memaksaku untuk menikahimu dan kau pikir aku mau?"

Ara semakin tidak paham dengan arah bicara pria itu.

"Kau terobsesi padaku sampai-sampai melakukan berbagai cara, termasuk menyogok momy. Apa yang kau inginkan dariku, hah? Sentuhan?" Pria itu kembali melayangkan senyum seringat yang mengerikan.

Ara menggeleng. "Aku tidak paham apa maksudmu. Tolong minggir, beri aku jalan untuk keluar." pinta Ara memohon.

"Baiklah jika kau begitu menginginkan hal itu dariku, maka aku akan memberikannya. Tapi kau harus berjanji, setelah ini jangan pernah mengusik kehidupanku lagi. Sebab aku hanya akan menikah dengan Kirana."

"Kirana?" batin Ara usai mendengar nama yang pria itu sebut di akhir kalimat.

Ara melihat pria yang duduk di atas perutnya itu kini mulai membuka satu persatu kancing kemeja putih yang dia kenakan. Di sertai dengan senyum mengerikan, pria itu melayangkan tatapan yang teramat menakutkan.

"Jangan, jangan lakukan itu padaku. Kau salah orang. Hei, sadarlah. Aku bukan wanita yang kau maksud barusan."

Ara berusaha untuk melepaskan diri dari sana.

"Tolooong ... Tolooonggg .." Ara berteriak dengan begitu kencangnya. Tapi ia sadar jika kamar ini berada di bagian paling belakang. Dan tidak akan ada satu orang pun yang mendengar teriakannya, lantaran begitu kerasnya dentuman musik club.

"Jangan lakukan itu, please. Jangan lakukan itu, aaaaaaa ..."

Ara memekik saat pria itu dengan kurang ajarnya merremmas buah dadanya dengan sangat kasar. Tidak hanya itu, pria itu kini mencium dan menjillati bagian bawah telinga dan lehernya hingga menimbulkan sensasi geli dan dengar di sekujur tubuh.

Tidak sampai di sana saja, pria itu merobek pakaiannya hingga memperlihatkan buah dadanya yang besar. Pria itu seperti kerasukan settan, dia menenggelamkan wajahnya di belahhan dada tersebut kemudian menggigit kecil boba miliknya yang menyebabkan perasaan ngilu.

"Aaaaa ..."

Ara menjerit kesakitan. Namun, pria itu sama sekali tidak memberi ampun padanya.

Pria yang tidak di ketahui namanya itu terus melucuti seluruh pakaian yang menempel di tubuh Ara tanpa menyisakan sehelai benangpun.

"Tolong jangan lakukan itu." pinta Ara dengan nada parau.

Pria itu membuka kaki Ara dengan begitu lebarnya, hingga pemiliknya merasa kesakitan. Setelah itu dia membuka sabuk dan celana. Memperlihatkan naga besar nan panjang yang membuat Ara tidak dapat berkata-kata.

"Please, jangan lakukan itu." Hanya itu yang bisa Ara katakan di sertai dengan gelengan.

"Ini kan yang kau inginkan?" tanya pria itu lekas mencapkan benda pusaka tersebut pada gua Ara.

Mulut Ara terbuka lebar, air mata yang semula hanya mengumpul di bagian pelupuk mata kini terjatuh ke samping. Pria itu benar-benar melakukan hal kurang ajar itu padanya. Merenggut kehormatannya secara tidak langsung.

Kini tidak ada lagi yang bisa Ara lakukan, ia hanya bisa diam dan pasrah juga menangis menerima serangan ganas dari pria asing.

_Bersambung_

Tekan love nya, ya❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!