NovelToon NovelToon

Terjebak Obsesi

Bab 1

🌾🌾

Aku, Karina Sekar. usiaku dua puluh satu tahun dan memiliki dua orang sahabat bernama Lulu dan Tari. panggil saja aku Rina, lebih simple dan praktis. Suatu hari, Aku dan kedua sahabatku memesan makanan di kantin kampus. Ku lihat Lulu terlihat wajahnya yang sangat murung. Ingin ku bertanya ada apa, tetapi sahabatku satu lagi lebih duluan memberi pertanyaan padanya.

"Kenapa Lu kok murung?" tanya Tari.

"Gue kesal, Dimas udah jarang banget bagiin waktu buat gue" ucapnya memanyunkan bibir. Lalu aku pun menimpali keluhan sahabatku itu,

"Mungkin dia sibuk sama kerjaannya kali Lu" ucapku.

"Semoga sajalah" ucapnya sedikit memaksakan senyum. Tari pun sedikit menggodanya agar sahabatku itu terhibur. Aku tertawa mendengar godaan Tari membuat kami tertawa sedang Lulu terkekeh. bagiku, Pria itu sangat egois dan mendatangi kita disaat ada maunya sehingga aku tidak ingin merasakan cinta lagi apalagi sebuah pengkhianatan, sangat sakit, perih bagai ditusuk jarum.

Kuliah hari ini sangat melelahkan bagiku, Aku segera pulang untuk beristirahat. ku lempar tasku dan ku baringkan tubuhku diatas kasur. Kasur yang kecil, hanya muat untuk satu orang. ya,.Aku disini mengekos, rumah kos keduaku di Jakarta. Aku merantau hanya untuk menimba ilmu dan menulis sambil rebahan di laptopku. ya, Aku menulis novel disalah satu platform yang bisa membayarku tinggi. Aku punya imajinasi yang tinggi dan menuangkannya dalam sebuah cerita. Aku tidak hebat, tapi berusaha untuk menjadi orang hebat karna mendapat hasil keringat hanya dengan rebahan, hebat bukan?? rebahan, mengetik tapi mendapat uang yang cukup besar. hahaha.. setidaknya bisa menyambung hidupku disini tanpa meminta uang lebih pada Orang tuaku di kampung. Mereka hanya bisa mengirim uang yang tidak seberapa, tapi aku harus bersyukur karna itu hasil jerih payah mereka.

Aku melanjutkan menulis ku, berfikir sejenak, menutup mata agar imajinasiku kembali hadir dan dalam sekejap ku buka lagi kedua mataku. langsung menatap layar laptop, mempersiapkan jariku di atas keyboard lalu ku tuangkan imajinasiku. Aku menulis empat cerita sekaligus, membuatku lelah, mengantuk dan tanganku terasa kebas, hingga Aku pun tertidur dipangkuan laptopku.

Zzzzzzz.......

Aku terbangun, ku kerjap-kerjapkan kedua mataku lalu aku terkejut aku tidak melihat apa-apa.

"Kenapa gelap sekali, apa aku buta? oh tidak!" gumamku seketika aku mendudukan tubuh ku. Aku ingat lagi dan lagi, ternyata aku tidur kesorean.

"Astaga.. ini sudah malam!" gumamku. lalu aku beranjak dari kasur dan berjalan seperti orang buta, ku cari kontak lampu setelah mendapatkannya segera ku tekan kontaknya.

"Hidup juga. aaaah lelahnya" ucapku meregangkan otot-ototku yang kaku. ku cium ketiakku, terasa bau sekali segera ku ambil handuk warna merah muda kesukaanku dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dapur.

Byuur.. byuur.. byuur..

Air bersih itu ku guyurkan ke seluruh tubuhku, sangat segar sekali. ku ambil shampo rejoice ku oleskan ke seluruh rambut panjangku.

"Wanginya..." gumamku menghirup busa ditanganku lalu ku tiup hingga busa itu menghilang. tak lupa juga ku sabuni tubuhku dengan sabun cair lalu ku guyur kembali air ke seluruh tubuhku.

Aku kembali ke kamar, menghampiri lemari yang terdapat didalamnya pakaianku. segera ku ambil baju tidur namun tiba-tiba tanganku terhenti sebab ada sesuatu yang membuyarkanku.

Tralalala.. tralalala...

Aaah ternyata ponselku berbunyi, segera ku hampiri kasurku untuk mengambil ponsel ku lihat siapa yang memanggilku ternyata orang yang aku rindukan.

"Hallo bu, assalamualaikum" ucapku.

"Waalaikumsalam, hallo nak.. bagaimana kabarmu Rin?" tanya Ibuku.

"Alhamdulillah baik bu, bagaimana Ibu dan Bapak?" tanya ku balik sambil melihat kuku-ku yang mulai panjang.

"Alhamdulillah baik juga nak, kapan kamu libur Rin?" tanya Ibu.

"Sebentar lagi bu, nanti Rina pulang kok" jawabku.

"Syukurlah sayang, Ibu rindu sama kamu. jangan lupa makan dan sekolah yang benar yaa" ucap Ibu menasihatiku.

"Pasti bu, Ibu juga disana jaga kesehatan" sahutku kembali.

"Baiklah, Ibu tutup dulu telepon yaa. Assalamualaikum" pamit Ibu.

"Waalaikumsalam bu" balasku hingga panggilan pun terhenti. Ku taruh lagi ponselku di kasur dan mengambil pakaian ku yang sempat tadi ku urungkan. Aku memakainya dengan kilat dan pergi ke dapur untuk memasak apa saja yang ada di kulkasku.

"Ya tidak ada apa-apa lagi" gerutuku saat ku lihat hanya ada telur, daun bawang dan bumbu-bumbu lainnya. Aku pun berfikir apa yang akan aku olah.

"Ahaaa.. nasi goreng saja dan telur ceplok. eh tapi, nasi goreng sajalah. telurnya untuk besok" ucapku yang tadinya semangat lalu sudah tidak lagi karna melihat telur hanya sisa satu. ah aku benar-benar harus berhemat.

Aku membuat nasi goreng dengan tanganku yang lihai ini, aku harus bisa sendiri dan mandiri tidak menyusahkan siapapun apalagi sahabatku. dalam sekejap aku selesai bertempur di dapur dan ini saatnya aku menyantap makan malamku yang seadanya ini dengan penuh nikmat dan tentunya dibarengi dengan rasa syukur.

"Alhamdulillah, kenyang juga." gumamku mengelus perut datarku. segera ku kembali ke dalam kamar, ku buka laptopku dan mengecek novelku untuk melihat komentar netizen.

"Wadidaaaw... sudah banyak yang minta update" ucapku terpukau.

"Oke baiklah guys, aku akan melanjuti nulisnya untuk kalian tercinta" gumamku kembali dan segera ku lanjuti tulisanku yang sempat ku tinggal tadi.

Send

Akhirnya terkirim juga, jari jemariku rasanya sudah mau rontok sekali. ku lihat jam di dinding sudah pukul dua belas malam, aku memilih tidur karna juga sudah mengantuk.

**

Triing.. triiing... triing..

Tring.. tring...

"Aah ribut sekali" ucapku dengan suara khas bangun tidur. ku raih jam waker yang ada di nakas, segera ku matikan namun sebelumnya ku lihat jam sudah pukul tujuh pagi.

"Sial, aku kesiangan!" gumamku terkejut. langsung ku kibaskan selimut, berlari secepat kilat mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi. tidak sampai lima menit aku telah selesai membersihkan badan, cukup mengguyurkan tubuhku saja menyabuni asal-asalan. bisa dibilang seperti mandi itik, hehe.

Tiba di kamar, ku ambil dressku sebetis, dress yang cukup sopan karna aku tak suka pakaian yang terbuka apalagi dress mini, bukan tipeku sekali. segera ku pakai, mengolesi bedak dan lipstik seadanya. ku raih tas dan segera menuju pintu.

"Mas, ojek.. seperti biasa yaa" ucapku pada tukang ojek yang pas sekali pangkalannya dekat dengan kos-ku.

"Baik neng" ucapnya.

Setiba di kampus, aku segera berlari menuju kelas. sialnya aku telat tapi tetap berlari secepat mungkin hingga dengan nafas ngos-ngosan aku berdiri di depan pintu. menarik nafasku pelan, lalu ku ketuk.

tok tok

Lalu ku buka pintu, sial sekali dosen ini cepat sekali datang, pikirku. semua orang menatapku, sepertinya mereka tengah serius. ku lihat Tari dan Lulu sedang menepuk jidat mereka.

"Masuklah, besok jangan telat lagi" ucap dosen itu. segera ku masuk dan menunduk hormat pada dosenku hingga berlalu menuju kursiku yang berada dibelakang sahabatku.

🌾🌾

Bab 2

🌾🌾

Aku duduk bersama pria banci disampingku, pria ini sangat kaku pernah kami ajak berteman namun ia tidak mau. entah kenapa, aku pun tidak tau. Lulu menoleh kebelakang menghadapku, ia seolah mau mengintrogasiku.

"Rin, kenapa bisa telat?" tanyanya.

"Gue kesiangan. tadi malam bantai buat novel" jawabku yang memang benar adanya.

"Walah-walah Rin, untung saja ini dosen gak killer" timbal Tari. pak dosen pun kembali menerangkan setelah membolak-balikkan buku yang sempat ku lihat tadi. kami bertiga kembali kedepan, menatap serius dosen parubaya itu yang menerangkan. Aku sangat menyukai kelas bapak ini, ia tidak pernah marah sama sekali, selalu sabar menghadapi kami. hingga hampir dua jam belajar, akhirnya kelas bapak ini pun selesai.

"Baiklah Anak-anak, berhubung sebentar lagi libur semester, Bapak mau bertanya kemana kalian akan liburan?" tanya Bapak itu. seketika aku teringat kedua orang tuaku, aku termenung namun aku juga senang untuk segera pulang ke Semarang.

"Ke Candi Borobudur, pak" jawab seseorang sontak lamunanku pun buyar. ku lihat pemilik suara itu ternyata Ridho mahasiswa terpintar di kelasku ini.

"Saya liburan ke Bali, pak. cuci mata biar segar" timpal Gabriel si lelaki yang kecentilan di kelas ini. Aku yang mendengar jawabannya pun sedikit mendelik. cuci mata apaan? melihat bule seksi? eiyuuuuh.. norak banget, pikir gue. jawabannya pun langsung mendapat sorakan dari semua mahasiswa mahasiswi di kelasku ini.

"Dasar kamu! Lulu, kemana kamu akan menghabiskan libur semester?" tanya bapak itu kepada sahabatku.

"Ngapelin pacar pak" jawab Lulu tapi sepertinya Lulu tidak sengaja mengatakan itu. ah pasti dia barusan mikirin Dimas yang jarang sekali menghubunginya, pikirku.

"Wah mantap, dunia benar-benar terbalik" sahut bapak itu mengacungi jempol. Ku lihat semua orang, melongo mendengar jawaban Lulu. bagaimana bisa seorang wanita ngapelin pria, mungkin itu yang ada dipikiran mereka. hingga beberapa menit kemudian pak dosen pun pamit dan keluar dari ruangan ini. Anak-anak kelas langsung berhamburan menghampiri pintu begitupun juga kami bertiga, segera menuju kantin untuk makan siang.

Di kantin, kami sedang menunggu Mbak pelayan menbawa pesanan kami, sembari menunggu, aku membuka suara untuk bertanya kepada sahabatku yang satu itu.

"Lu, lo benaran mau datangi Dimas kesana?" tanyaku menatap wajahnya yang sedang memandang ponsel.

"Tadinya sih gak ada pikiran kesitu, reflek aja gue jawabnya gitu ke Pak Firman" jawabnya menatapku.

"Tapi ada bagusnya lho kesana, tapi jangan bilang-bilang ke do'i. suprise dong" saran Tari yang ikut nimbrung. Aku pun tersenyum dan setuju dengan sarannya.

"Iya bener. sekalian menghabiskan waktu berdua. secara kalian kan sudah jarang banget bersama" ucapku tersenyum. ku lihat Lulu seperti memikirkan sesuatu akan saran kami.

"Benar juga. oke deh, terima kasih ya sahabatku" ucap Lulu dengan rasa girangnya. lalu ia pun memeluk kami berdua. aku senang melihat sahabatku kembali ceria, aku berdoa dari dalam hati semoga Dimas disana tidak macam-macam dibelakang sahabatku ini.

"Kalau kalian kemana rencana liburan?" tanya Lulu menatapku dan Tari secara bergantian.

"Gue ke lombok" jawab Tari tampaknya tak sabar lagi. ya, disana ada keluarganya makanya Tari berencana kesana sambil berliburan. aku memikirkan kota Lombok saja sudah membuatku kegirangan melihat pantai dan alamnya.

"Gue ke Semarang, mesti pulang ke rumah orang tua gue" jawabku teringat Ibu dan Bapak.

"Benar sekali, keluarga adalah segalanya" sahut mereka berdua. ah aku merasa beruntung memiliki mereka. kami pun berpelukan namun Mbak pelayan kantin pun menghampiri kami yang sedang membawa nampan berisi pesanan kami. ah rasanya cacingku sudah tidak sabar lagi menikmatinya.

"Silakan" ucapnya. melihat makanan itu membuatku tergiur tak terasa air liurku sudah hampir menetes namun aku segera sadar dan menyesapnya kembali. Ku ambil sendok dan garpu, tanpa menunggu lama segera ku lahap habis kebetulan tadi pagi aku tidak sempat untuk sarapan.

Kuliah pun selesai, hanya ada dua mata kelas yang aku selesaikan hari ini. Aku segera pulang untuk melanjutkan menulis ceritaku di laptop. Tari mengajakku pulang bersama seperti biasa karna rumah kami yang searah, tentu aku mau mana mungkin ku tolak, hehe.

"Terima kasih Tari, byeee" ucapku melambaikan tangan, setelahnya mobil yang membawa Tari pun telah pergi. Aku segera masuk ke rumah, langsung ku rebahkan tubuh ku di kasur itu.

"Nyamannya... huwaaaaa.." gumamku setelahnya aku menguap, merasa kantuk yang sangat hebat hingga dalam sekejap aku pun tertidur.

Aku terbangun, ku lihat jam di waker sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. ternyata aku hanya tertidur satu setengah jam. rasanya masih sangat mengantuk, ku kucek mataku untuk melepas rasa kantuk ini. Aku terfikir akan novelku, segera ku buka laptop dan mulai menulis imajinasiku. rasanya setelah bangun tidur otakku kembali fresh setelah buntu dari pulang kuliah. Aku ketik beribu-ribuan kata sampai jariku terasa ingin rontok, mataku sudah mulai lelah namun tanggung, tinggal sedikit lagi.

Klik

Akhirnya selesai juga. perasaanku lega, tugas pencarian nafkahku telah selesai. Aku membanting stir hingga delapan episode yang ku tuaikan. Ku kibas-kibaskan tanganku agar jari jemariku tidak terasa sakit lagi. setelahnya ku ambil handuk dan segera mandi membersihkan tubuhku.

Aku selesai mandi, ku keramas rambutku yang terasa sudah sangat apek hingga menghabiskan banyak shampo. setelah berpakaian, aku berbaring menonton drama korea di laptopku. Aku cekikikan melihat ada adegan yang membuatku sangat lucu.

"Aduh Lee min ho, kau lucu sekali. hahaha" ucapku pada layar laptop itu. ketika sedang asyik-asyiknya menonton, ponselku berdering pertanda ada panggilan masuk. Ku lihat siapa yang menggangguku malam begini ternyata Lulu.

"Ah Lulu, kau menggangguku saja" rengekku bicara pada ponsel itu namun segera ku angkat panggilan video-call sahabatku itu. dengan wajah yang malas ku tunjukkan pada sahabatku yang telah mengganggu diriku dan oppa Lee Min Ho.

"Hai guys, ke Mall yuk" ucap Lulu.

"Ngapain?" ketusku memasang wajah datar.

"Ya jalanlah bego" timpal Tari membuatku kesal sekali.

"Betul, sekalian belanja temani gue cari barang buat ayang beb nih" sahut Lulu membuatku menggeleng-gelengkan kepala.

"Ciyeee ciye, yang mau ketemuan. ehem-ehm" sahutku menggodanya.

"Apaan sih, garing deh" ucap Lulu yang sepertinya tampak malu karna ku goda. Aku pun tertawa diikuti oleh Tari hingga kami tertawa cekikikan melihat tampang sahabatku itu.

"Woi ada lalat masuk tuh" ucap Lulu segera ku tutup mulutku setelah ku terkejut dengan ucapannya.

"Pokoknya kalian harus siap-siap ya, dandan yang cantik biar jodoh nyamperin" perintah Lulu. segera ingin ku jawab eh dia malah langsung mematikan panggilan.

"Kurang asem ni Lulu, Oppa.. ku tinggal dulu ya" ucapku menatap wajah Oppa Lee min ho.

🌾🌾

Bab 3

🌾🌾

Aku bersiap-bersiap untuk memakai dress yang anggun. aku lebih suka yang anggun dengan dress yang sederhana walau tampak polos tanpa pernak-pernik yang melekat. Tentu saja sesuai dengan harganya yang murah karna aku tidak ingin membeli yang mahal. bagiku uang itu sangat berharga dan hidup itu sangat keras sekali.

Ku lihat jam waker telah menunjukkan pukul tujuh malam, segera ku kenakan dressku sebetis berwarna biru tua membuatku terkesan anggun. Aku bercermin didepan benda yang menampilkan diriku, Aku tersenyum memandang wajahku yang ayu tetapi ada yang kurang dan ini belum terlalu membuatku puas. ya, Aku belum memoleskan wajahku dengan bedak dan sedikit lipstick. aku cuma memiliki bedak tabur bermerek Marcks, aku tidak perlu bedak mahal karna kulitku juga sudah putih. menurutku, terlalu banyak macam make-up membuat kulitku menjadi sensitif dan terlihat tampak tua. ah Aku hanya ingin menjadi wanita sederhana tanpa banyak neko-neko yang membuatku menjadi serakah dan kurang bersyukur.

Aku menyukai diriku, hidup sederhana, memiliki sahabat yang menyayangiku dan mereka juga tidak suka berfoya-foya. Aku wanita yang beruntung di dunia ini. hanya saja perihal pria, aku tidak seberuntung itu. tapi aku senang hidup tanpa pria yang membuat pikiranku pusing.

Tiiit tiiiit tiiiit....

"Pasti Tari menjemputku" gumamku segera ku raih tas dan memakai sepatu pansusku. aku berlari menuju pintu, membukanya lalu menguncinya hingga rapat. segera ku langkahkan kakiku menuju mobil berwarna merah milik Tari.

"Are you ready?" tanya Tari.

"Ready" jawabku. segera Tari menekan pedal gas mobil dan melajukannya menuju rumah Lulu untuk menjemput sahabatku yang sedang kasmaran itu.

"Rin, kau cantik sekali, mau ketemu cowo yang akan terpikat padamu ya?" ledek Tari membuatku sedikit mendelik.

"Ih, gaklah. buat apa mereka, gue gak butuh" ucapku yang memang benar. kali ini aku tidak mau menginginkan sosok pria manapun.

"Sok deh" ucapnya lagi.

Hening,

Kami membisu tidak ada percakapan lagi, beberapa menit kemudian kami telah tiba dirumah Lulu, kebetulan sekali ia sudah menunggu didepan gerbangnya. segera saja ia menghampiri mobil dan membuka pintu belakang tepat belakang Tari.

"Lama amat sih" gerutunya.

"Lama mukamu! baru saja sepuluh menit" ucap Tari membuatku sedikit jengah.

"Sudah ah, yang sabar dong lu, ga akan tutup kok mallnya baru aja pukul setengah delapan" lerai ku.

"Iya, gue gak sabar saja. jangan marah dong ya" ujar Lulu menguyel-uyel pipi Tari yang sedang duduk dibelakang kemudi.

"Iya-iya siapa juga yang marah, lepas ih sakit tau" gerutu Tari. aku hanya bisa tertawa melihat pipinya yang diunyel gitu sama Lulu, sangat menghiburku sekali.

"Ketawa kamu Rin?" ucap Tari menatapmu tajam seakan ingin memangsaku. aku menatap Lulu dan juga sebaliknya, kami tertawa menertawakan Tari yang kesal.

"Hahahahahahaha, lucu banget sih" ucapku meledeknya. keasikan tertawa tiba-tiba badanku terhuyung kedepan, ternyata Tari menekan pedal gas dengan sengaja membuat kami terhuyung.

"Aaw, Tariiiiii!!!" rintih kami lalu berteriak.

"Hahahahahaha, rasain" ketusnya lalu mobil berjalan meninggalkan kediaman Lulu.

Selama diperjalanan, kami bercanda tawa untuk melepaskan penat sejenak. merefshingkan pikiran dengan tawa yang menggelegar didalam mobil ini. Aku tidak tau apakah orang diluar akan mendengar tawa kami atau tidak, namun Aku tak peduli yang penting kami senang menikmati moment ini. tak terasa akhirnya kami bertiga telah tiba di Mall yang terkenal di Jakarta.

Dilantai dua, butik-butik berjejeran, toko baju, sepatu, tas, semua barang brandad yang ada disana. tentunya juga ada harga yang ekonomis untuk rakyat yang seperti diriku. aku berniat ingin membeli baju ditempat yang harganya ekonomis tentunya murah namun bukan murahan. Kami berjalan memutari Mall untuk mencari kado ingin dibeli Lulu, tetapi mataku seketika kecantol pada Mannequin yang mengenakan dress berwarna pink pekat. Aku terpukau, aku menyukainya, aku jatuh cinta pada baju itu. namun sayang, itu hanya angan-anganku untuk mendapatkannya. baju itu pasti mahal tidak mungkin aku membelinya apalagi mengemis pada kedua sahabatku, itu bukan Aku.

"Guys, ke butik itu yuk.. bajunya bagus-bagus banget" ucap Tari pada kami berdua. Aku melirik butik itu yang ditunjukkin Tari oleh jarinya seketika aku senang akhirnya aku segera memasuki butik itu. kesempatanku untuk menyentuhnya dan melihat harganya yang tercantum dileher baju itu.

"Ayo.." ucapku girang.

Kami memasukinya, aku celingak celinguk menatap satu persatu koleksi baju milik butik itu. Aku terpana, disana memiliki baju yang.super cantik dan anggun. ku lirik kedua sahabatku sedang sibuk melihat incaran mereka. begitupun aku, segera kujumpai dress yang membuatku jatuh hati.

"Woow, ini modelnya bagus banget, nyaman lagi bahannya. kira-kira harganya berapa yaa??" gumamku tersenyum mengelus lembut kain itu.

segera ku lihat harganya yang tercantum dileher baju itu dan alangkah kagetnya aku bahwa harganya tidak mencukupi uangku.

"Astaga....."

"Tujuh ratus ribu???? mana ada uangku sebanyak itu" gumamku pada patung itu.

Aku tercengang dibuatnya, aku patah hati, tak bisa ku bawa pulang. hingga aku terkejut sebuah tangan menyentuhku dan segera ku menoleh kebelakang.

"Ada apa Rin??? kelihatan bingung gitu" ucap Lulu yang ternyata memerhatikanku.

"Eh, tidak apa-apa" jawabku gugup.

"Kalian beli apa?" sambungku agar mereka tidak menanyakan tentangku.

"Kami ambil ini, kalau kamu??" jawab Tari menunjukkan baju pilihannya yang ada ditangan kemudian ia bertanya padaku.

"Aku tidak ambil. tidak ada yang cocok sih, Ayolaaah..." ajakku menarik tangan mereka.

Lulu dan Tari segera membayar belanjaan mereka terlebih dahulu. Aku terus memandang baju yang ada dimannequin itu membuatku sangat sedih.

"Ayo Rin" ajak Tari lalu kami pun keluar dari butik tersebut. baru beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba Lulu menghentikan langkahnya.

"Guys, gua masuk dulu ya ada yang tertinggal" ucapnya.

"Aaah... oke" ucap Tari. kami pun menunggu Lulu yang entah mengambil apa, ku lihat ada sebuah kursi dan ku mengajak Tari untuk duduk dulu disana sembari menunggu Lulu.

Beberapa menit kemudian, Lulu datang menghampiri kami sambil membawa paperbag ditangan kanannya. mungkin itu yang tertinggal tadi.

"Rin, ini untukmu" ucap Lulu memberikan paperbag itu kepadaku.

"Apaan nih?" tanyaku mengambilnya.

"Buka saja" suruh Lulu. segera ku membuka paperbag itu untuk melihat isinya namun alangkah terkejutnya aku, ini adalah dress yang ku inginkan sedari tadi.

"Ya ampun Luuu.. gak mestilah beliin gue" ucapku terharu menatap wajah yang tersenyum itu.

"Tidak apa-apa, gue tau lo suka itu sebelum kita masuk" ujarnya tersenyum.

"Aah.... terima kasih banyak ya beb" ucapku terharu lalu ku memeluknya dengan perasaan yang penuh rasa syukur. ah aku malu sekali sudah menyusahkan temanku ini. Lulu memang tau sekali apa yang dilihat olehnya. Lulu memiliki perasaan yang sangat peka.

"*Aku menyayangimu sahabatku"

🌾🌾

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!