NovelToon NovelToon

Ex-Husband'S Secret

Perceraian

PADA TENGAH malam di musim dingin, pertengkaran sepasang suami istri menggema di ruang kerja. Baik isak tangis, teriakan marah seorang wanita dan juga perkataan dingin seorang pria, semuanya tak terkecuali.

Pasangan muda Hayler Johnson Del dan Yuki Sconava yang menikah dua tahun lalu, kini benar-benar bertengkar hebat untuk kali pertamanya. Hingga setelah waktu berlalu, suasana di ruang kerja akhirnya mereda.

"Yuki, tolong tanda tangani ini."

Selembar kertas diletakkan di atas meja oleh Hayler. Pria itu memakai kemeja putih dengan dasi yang berantakan, rambutnya agak acak-acakan dan sedikit parfum wanita masih tercium di tubuhnya.

Hayler berasal dari keluarga Johnson Del yang terpandang baik di masyarakat. Keluarganya memiliki banyak bisnis dengan ribuan karyawan yang tersebar di berbagai kota dan luar negeri. Hayler sendiri adalah anak tunggal yang akan mewarisi posisi ayahnya sebagai CEO di perusahaan utama.

Awalnya, pernikahan Hayler dengan Yuki untuk mempererat hubungan bisnis dan juga persahabatan keluarga. Hayler tidak pernah menolak dan secara alami Yuki juga mengira pernikahan ini akan berjalan dengan lancar.

Tapi baru dua tahun, Hayler menyerah pada wanita itu—hanya karena Yuki tak bisa memiliki anak. Selembar surat perceraian di atas meja membuat Yuki kedinginan. Hatinya bergetar dan mencoba untuk tidak menangis detik itu juga.

"Hayler, bisakah kita membicarakan ini? Apakah kamu menceraikanku hanya karena aku tidak bisa hamil? Hayler, kumohon ... Tolong jangan ceraikan aku." Suara Yuki sedikit tersendat dan nafasnya agak berat.

Namun Hayler sepertinya tidak mendengarkan perkataan wanita itu dan menatapnya dengan dingin.

"Tanda tangani saja. Aku sudah lelah dengan pernikahan ini. Sekarang Lita sedang hamil empat bulan, aku tidak mungkin membiarkannya melahirkan anak tanpa status yang jelas. Yuki, kamu harus jelas selama ini jika aku menginginkan seorang anak," jelas Hayler tidak berperasaan.

"Kenapa tidak membiarkanku membesarkan anak itu setelah lahir nanti? Selama kamu tidak menceraikanku, aku rela membesarkan anak wanita itu. Tapi aku mohon, jangan tinggalkan aku demi wanita lain." Yuki masih memohon, berharap jika pria itu akan berubah pikiran kali ini.

"Yuki! Aku sudah berkata dengan jelas bahwa aku lelah denganmu! Lita adalah pacarku saat ini dan dia wanita yang begitu baik. Kami ingin mengambil anak itu dan biarkan aku meninggalkannya, apakah hatimu begitu kejam? Kamu juga seorang wanita, bisakah kamu memahaminya?"

Hayler sudah muak dengan permohonan wanita di depannya ini dan langsung memotong dua harapan terakhirnya.

Yuki merasa pusing dan dia mundur selangkah dengan telinga berdengung. Jelas dia adalah orang yang paling tersakiti di sini. Di mana dia harus menyerah demi wanita yang merusak pernikahannya?

Wanita bernama Lita itu jelas ingin membiarkan Hayler menikahinya karena mengandung anak. Tapi karena Yuki masih berstatus istrinya, Lita memilih untuk membesarkan anaknya sendirian.

Kemudian Hayler merasa bahwa Lita sangat baik dan akan melahirkan keturunannya. Tapi pria itu lupa jika istrinya ada di rumah. Karena merasa istri di rumah tidak bisa mengandung seorang anak, Hayler memutuskan untuk mengakhiri pernikahan ini dan membawa wanita itu ke rumah.

Lebih menyedihkannya lagi, keluarga Johnson Del juga sudah tidak menyukai pernikahan ini dan telah lama meminta keduanya bercerai. Sekarang Hayler memiliki wanita yang sedang hamil anaknya. Seharusnya keluarga Johnson Del senang.

"Lita tinggal di rumah ibuku hari ini untuk melihat anggota keluargaku. Mereka setuju untuk perceraian ini. Jangan khawatir, aku akan memberimu beberapa aset sebagai kompensasi sehingga kamu bisa hidup dengan baik. Sekarang tanda tangani saja surat perceraian itu." Hayler menegaskan kembali semuanya.

Yuki akhirnya menebak semuanya dengan baik. Keluarga Johnson Del telah mengakui wanita lain untuk menggantikannya. Dengan air mata dan hati yang tersayat berkali-kali, Yuki akhirnya mengambil pena. Tangannya agak gemetar. Dia sangat berat untuk menandatangani surat perceraian itu dan menulis namanya.

Setelah itu, dia benar-benar kehilangan tenaga dan terduduk di lantai dengan air mata berderai. Hayler tidak peduli. Setelah melihat surat perceraian itu ditandatangani, dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

"Kamu bisa berkemas besok dan kembali ke rumah orang tuamu." Setelah berkata demikian, Hayler meninggalkan ruang kerja.

Usia keduanya juga masih muda. Yuki berusia 21 tahun dan Hayler berusia 24 tahun. Keduanya bisa dikatakan cocok satu sama lain dan tidak memiliki banyak perbedaan. Hanya saja entah sejak kapan Hayler memilih untuk berselingkuh dan mengambil wanita lain untuk melahirkan anak. Apakah memiliki anak begitu terburu-buru?

Rasanya tidak mungkin. Hayler yang dikenal Yuki tidak seperti ini pada awalnya. Dan dia bingung saat ini. Namun apa boleh buat, semuanya sudah terjadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya, Yuki telah mengemas semua barang yang perlu dibawa dan membuang sisanya dengan berat hati. Dia tak membutuhkan barang-barang yang dibelikan pria itu padanya. Lagi pula, masa lalu mungkin tidak bisa kembali.

Ketika dia menyeret kopernya ke ruang utama, Yuki tertegun melihat pemandangan di depannya. Setelah menandatangani surat perceraian, pria itu sudah tidak sabar untuk membawa wanita selingkuhannya ke rumah.

Yuki menahan hatinya yang merasa dicengkeram oleh sesuatu dan tidak mau memedulikan keduanya.

"Aku sudah mengemasi barang-barang yang ingin aku bawa. Sisanya, kamu buang saja," ujarnya.

Hayler yang saat ini merangkul seorang wanita bergaun cukup seksi, meliriknya dengan ringan. Pandangannya sedikit dalam dan pada akhirnya mengangguk.

"Jangan lupa untuk datang ke pengadilan bulan depan," balasnya.

Tangan Yuki yang memegang tas bahu sedikit mengencang. "Aku tahu."

Hubungan yang Hancur

Lita yang merasa sangat nyaman di samping Hayler pun tersenyum sedikit bersalah. Tapi tidak merasa bersedih atas perceraian mereka. Lagi pula, dia mengandung anak pria ini dan keluarga Hayler puas dengannya.

"Nona Yuki, ini semua salahku. Tapi aku telah mengandung anak Hayler saat ini dan tidak mungkin dibiarkan tanpa sosok ayah ketika dia lahir. Aku harap Nona Yuki akan memberkati anakku. Dan aku yakin kamu juga akan menemukan pria yang lebih baik di masa depan," kata Lita dengan ekspresi permintaan maaf dan wajahnya memang terlihat sangat lembut.

Mendengarkan ini, tentu saja Yuki bahkan lebih tidak ingin lagi tinggal di sini. "Tidak apa-apa, sebagai sesama wanita, aku tidak bisa kejam dan egois untuk seorang wanita yang sangat beruntung sepertimu. Semoga kalian bahagia."

Yuki tak bisa melihat keduanya lagi dan akhirnya segera menyeret kopernya meninggalkan rumah itu.

Hayler tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengeluarkan sebatang rokok dan korek api gas elektrik. Lita sedikit tidak nyaman melihat pria ini mulai merokok lagi.

"Hayler ... Asap rokok tidak baik untuk bayi kita. Apakah kamu ingin anak kita kenapa-napa?" Lita mulai bersikap manja di depannya. Setelah mengusir wanita itu, dia akhirnya bisa hidup dengan nyaman di rumah ini.

Ini adalah kehidupan yang telah dia nanti-nantikan. Siapa suruh wanita itu memiliki rahim yang tidak subur. Akhirnya, Hayler masih peduli dengan anak yang dikandungnya.

Lagi pula, Hayler adalah pria pertama yang berhasil menarik perhatiannya selama dua tahun terakhir ini.

"Kamu di sini dulu, aku akan mengemas sisa barang di atas agar kamu bisa merapikan semua pakaianmu di sana," kata Hayler seraya bangkit dari duduknya.

Lita sedikit aneh dengan pria itu saat ini. "Kenapa tidak meminta pelayan saja untuk membersihkan kamar?" tanyanya.

Hayler yang baru saja mencapai beberapa anak tangga berhenti sebentar dan menoleh pada Lita. Ekspresinya masih datar tanpa memiliki pengaruh apa pun.

"Pelayan mungkin akan melewati beberapa barang wanita itu di sana. Kamu juga akan menempati kamar itu, tentu saja aku harus memastikan semuanya bersih. Kamu di sini dulu ..." Hayler berkata dengan nada acuh tak acuh.

Lita yang melihatnya tidak memiliki reaksi aneh pun langsung menghela napas lega. "Oke, kalau begitu, aku akan menunggumu." Dia tersenyum lembut dan mulai makan beberapa potong buah.

Hayler tidak tahu apa yang dipikirkannya. Dia segera pergi ke kamar dan melihat keheningan di sana. Aroma parfum Yuki masih tercium di udara. Dia segera membuka jendela sedikit lebih lebar dan menatap halaman depan ekspresi samar.

Setelah itu, Hayler mengeluarkan koper dari lemari dan mengemasi semua perhiasan, pakaian, sepatu dan barang-barang yang pernah dia beli untuk Yuki sebelumnya. Ada album foto yang sudah lama tidak dia lihat. Isinya tentang dirinya dan Yuki dari awal pernikahan. Hayler melihat sebentar beberapa foto itu dan mau tidak mau hanya bisa menutupnya dengan kejam.

Pernikahan ini sudah berakhir tapi hatinya tidak setuju. Yuki memang cantik, dia patuh dan juga sangat perhatian. Wanita itu juga menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Sayangnya Yuki tidak bisa memiliki anak saat diperiksa ke rumah sakit. Saat itulah harapan Hayler hancur untuk memiliki anak.

Sebenarnya beberapa perawatan bisa saja dilakukan namun Hayler tidak memikirkan hal itu. Dia mengenal Lita di luar dan jatuh cinta saat pertama kali melihatnya.

Lagi pula, dia dan Yuki hanya pernikahan bisnis. Perasaan jatuh cinta pada pandangan pertama itu tidak ada sama sekali. Tapi Lita berbeda, Hayler merasa bahwa dirinya adalah seorang pria yang memperjuangkan cinta.

Oleh karena itu, dia dan Lita berkumpul satu malam dan menjadi kecanduan. Dia mulai mengkhianati istrinya di rumah dan kadang pulang terlambat. Yuki selalu mengira dia lembur dan sibuk kerja tapi sebenarnya berada bersama Lita. Dia memang salah pada awalnya. Namun anak adalah keinginan orang tuanya untuk mewarisi perusahaan.

Jadi saat Lita hamil, Hayler senang dan benar-benar berencana menceraikan Yuki agar tidak menyakitinya lebih dalam lagi.

Hayler memasukkan album foto itu ke koper bersama barang-barang lainnya. "Maafkan aku, Yuki ...," gumamnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, Yuki yang meninggalkan rumah Hayler segera berkendara menuju rumah orang tuanya. Musim dingin tahun ini tidak terlalu ekstrem. Rutinitas orang-orang di negara A tidak pernah berubah, kesibukan di mana-mana.

Ketika dia pulang, ibunya heran melihat Yuki datang dengan kopernya.

"Putriku, kenapa kamu datang ke sini?" tanya Nyonya Elisa terkejut melihat putrinya mulai menangis. "Nak, ada apa denganmu? Ayo, masuk ..." Dia segera membawa putrinya ke dalam rumah agar tidak tertiup angin dingin.

Yuki mulai menangis di pelukan ibunya dan menceritakan segalanya dari awal hingga akhir. Nyonya Elisa terkejut dan marah saat mendengar itu semua. Bahkan ayah Yuki yang tak lain adalah Tuan Franky Sconava, langsung memukul meja dengan keras. Keluarga Hayler berani memperlakukan putrinya dengan kejam seperti ini, bagaimana mungkin dia menerimanya.

"Ayah, Ibu ... Putrimu tidak berguna. Tidak bisa memiliki anak. Aku memang pantas diperlakukan seperti ini," kata Yuki dengan suara yang sedikit tersendat.

Nyonya Elisa juga mulai menangis dan memeluk putrinya dengan tangan gemetar. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kamu adalah putri kesayangan kami. Kamu bisa berobat, teknologi kedokteran sudah canggih saat ini. Jangan menangis lagi, bercerai maka bercerai saja. Akan ada pria baik lain untukmu di masa depan."

Tuan Franky mengembuskan napas berat dan tidak tega melihat putrinya menangis seperti ini. Dia tidak tahu bagaimana cara menenangkan putrinya hingga Nyonya Elisa mengantar Yuki ke lantai atas untuk istirahat.

Tak lama, Nyonya Elisa kembali ke ruang keluarga dan mulai menyalahkan suaminya.

"Ini akibatnya jika pernikahan bisnis dilakukan. Putri kita jadi korbannya. Kenapa aku tidak tahu bahwa putriku sendiri tidak bisa memiliki anak? Kamu harus mencari dokter terbaik untuk bisa mengobati kemandulannya." Nyonya Elisa duduk dengan kedua tangan yang beberapa kali saling meremas.

Tuan Franky juga tahu ini adalah salahnya. "Jangan khawatir, aku tahu masalah ini dan akan memutuskan semua kerja sama dengan keluarga Johnson Del. Kapan sidang perceraiannya dilakukan?"

"Yuki bilang satu bulan lagi," jawab istrinya.

"Bagus. Aku bisa mengurus semuanya dalam satu bulan," kata Tuan Franky sambil mengangguk.

Pulang Dengan Sepasang Anak Kembar

Satu bulan kemudian, sidang perceraian antara Yuki dan Hayler tiba. Keluarga kedua belah pihak datang untuk menjadi saksi perceraian ini. Meskipun keluarga Johnson Del memiliki hubungan kerja sama bisnis yang baik dengan keluarga Sconava, hubungan itu kini menjadi canggung.

Baik Yuki ataupun Hayler tidak saling menyapa dan melewati proses perceraian tanpa hambatan. Beberapa properti dan kekayaan ditransfer atas nama Yuki dari Hayler tapi wanita itu tidak menginginkannya.

Pada akhirnya, pembagian harta dari Hayler disumbangkan ke lembaga pendidikan dan panti asuhan. Yuki sama sekali tidak menginginkan barang atau harta darinya. Keluarga Sconava juga tidak kekurangan uang.

Karena masalah ini juga, hubungan bisnis kedua pihak berakhir dan keluarga Johnson Del harus menanggung kerugian perusahaan yang cukup besar. Setelah meninggalkan gedung pengadilan, Yuki dan orang tuanya tidak menyapa keluarga Johnson Del.

Sementara Hayler sedikit linglung ketika keluar dari tempat itu dan diam sepanjang perjalanan pulang. Dia memikirkan perkataan Yuki yang menyerahkan semua properti sebagai sumbangan amal. Segera, Hayler menelepon seseorang.

"Periksa semuanya tentang properti yang disumbangkan Yuki. Aku ingin informasinya sebelum siang hari." Setelah berkata demikian pada seseorang di seberang telepon, Hayler segera menutupnya.

Hayler memutar mobilnya ke perusahaan dan tinggal di kantornya selama setengah hari. Dia tidak banyak bicara hari ini dan menjadi orang yang gila kerja. Segera, setelah anak yang dikandung Lita lahir nanti, perusahaan akan menjadi miliknya. Dia akan menjadi pemimpin baru perusahaan Johnson Del.

Dengan segera, masalah ini pasti akan segera berlalu dan pernikahan lama hanyalah sebuah kenangan. Hingga dia tidak menyadari jika seseorang sudah memasuki ruangannya.

"Hayler, apakah kamu benar-benar bercerai dengan Yuki?" tanya Brim, seorang pria berjas biru tua dengan rambut kecokelatan dan mata biru laut. Dia datang sambil membawa dokumen penting.

Hayler melirik asistennya yang juga merupakan sahabat lama. Brim mungkin berasal dari keluarga kaya tapi lebih suka mencurahkan hidupnya sebagai asisten pria itu karena beberapa alasan tersembunyi.

"Ya. Sudah selesai hari ini," jawabnya.

"Apakah kamu gila? Yuki sangat baik untukmu, kenapa kamu menceraikannya? Dua tahun, apakah tidak berarti sama sekali?"

"Dia tidak bisa memiliki anak."

"Apakah ini alasannya?" Brim merasa curiga.

"Orang tuaku ingin segera memeluk seorang cucu dan mewarisi perusahaan Johnson Del. Aku hanya bisa mempertahankan Lita." Hayler mengembuskan napas kesal.

"Aku lihat kamu sama sekali tidak menginginkan perceraian ini," kata Brim dengan mata menyipit.

Gerakan tangan Hayler saat menandatangani dokumen yang dibawa Brim pun segera terhenti. "Benarkah?"

Benarkah Hayler tidak ingin bercerai dengan Yuki?

Faktanya, dia tidak mencintai wanita itu. Semuanya hanya hubungan kerja sama bisnis. Meski kini perusahaan Johnson Del mengalami beberapa kerugian, semuanya akan tertutupi lagi setelah dia menstabilkan saham di kamar dagang.

Dia terus menyangkal dalam hatinya bahwa dia tidak menginginkan Yuki, hanya anak yang penting untuk dirinya bisa mewarisi perusahaan. Setelah mewarisi perusahaan, mari pikirkan lagi masalah lain.

"Jadi ... Apakah kamu benar-benar menikahi Lita?"

"Dia akan menjadi sekretarisku di masa depan. Masalah pernikahan, itu bisa diurus." Hayler berkata dengan mudah seolah-olah pernikahan dan perceraian adalah hal yang biasa.

Brim kesal dengan sikapnya yang acuh tak acuh tapi tak bisa berbuat banyak. "Aku harap kamu tidak menyesalinya di masa depan."

"Heh, penyesalan itu tidak akan pernah ada," gumam Hayler. Tapi entah kenapa hatinya merasa diremas sesuatu ketika mengatakan ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa bulan setelah perceraian antara Yuki dan Hayler, tidak ada persimpangan apapun lagi. Ketika Yuki mendengar kabar jika menantu keluarga Johnson Del melahirkan seorang anak laki-laki, dia meninggalkan negara A dan pergi ke negara J untuk memulai hidup barunya.

Nyonya Elisa dan Tuan Franky mendukung keinginan putri mereka untuk memulai kehidupan baru sambil mencari dokter yang mampu menyembuhkan kemandulannya.

Hingga, waktu tak terasa, lima tahun lebih pun berlalu dengan cepat.

Yuki hidup dengan nyaman di negara J dan baru saja kembali ke negara A setelah musim semi berakhir. Saat tiba di bandara internasional, hari sudah malam. Wanita itu tumbuh semakin mempesona dan lebih dewasa tapi auranya sebagai wanita karier tidak bisa lepas dari sosok rampingnya yang berisi.

Yuki melepaskan kacamata hitamnya saat tiba di bandara internasional. Dua sahabatnya, Mirain dan Nobu sudah menunggu sejak awal dan sangat senang melihat Yuki kembali. Ketiganya segera saling berpelukan dan melepaskan rindu dengan cium pipi kanan dan kiri.

"Oh My God, Yuki! Kamu tumbuh sedikit lebih tinggi kali ini dan oh ... Lihat ini, apakah kamu menjalani operasi?" tanya Mirain saat melihat dada wanita itu lebih menonjol dari pada tahun sebelumnya.

Nobu segera menyikutnya dengan kejam. "Kamu hanya iri!" katanya.

"Oh, ayolah, kita sudah saling kenal sejak lama. Beri tahu rahasianya," balas Mirain benar-benar penggosip. Berbeda dengan Nobu, wanita blasteran negara J yang lebih pendiam. "Dadaku tidak sebesar itu," katanya cemburu.

Yuki menggelengkan kepala dengan perasaan geli saat bertemu dua wanita yang telah bersahabat sejak SMA ini. "Aku tidak melakukan operasi atau suntik apapun. Ini murni tumbuh sendiri. Mungkin setelah melahirkan anak," jelasnya.

"Oh, omong-omong tentang ini, aku hampir lupa. Kamu memiliki si kembar. Di mana keduanya?"

"Dia masih di belakang dengan Daleon," jawabnya.

"Daleon ... Apakah dokter kandungan yang kamu ceritakan itu?" tanya Nobu.

"Ya."

"Ishh ... Kapan kamu menikah dengannya dan memiliki anak? Si kembar sangat lucu di foto, aku ingin mencubit pipinya." Mirain terkekeh.

Yuki tidak menjawabnya kali ini dan tersenyum masam. Tak lama, seorang pria berkemeja putih berjalan ke arah mereka sambil menggandeng dua anak kembar.

Pria jangkung itu memiliki hidung mancung, rambut disisir rapi, kulitnya putih, tubuhnya juga ideal. Pria tersebut seperti model majalah fashion harian. Awalnya Nobu dan Mirain mengagumi ketampanan Daleon. Tapi saat melihat si kembar, perhatian keduanya teralihkan.

Si kembar Valley dan Shirley langsung menghampiri ibunya. “Bu!”

“Oke, mari berkenalan dengan teman-teman Ibu. Panggil bibi,” kata Yuki pada keduanya.

Nobu yang pertama membungkuk dan mencubit pipi Valley. “Panggil Bibi Nobu,” ujarnya meminta.

“Halo Bibi Nobu,” kata Valley sangat cerdas.

“Bagus! Oh My God! Kamu sangat lucu!” Nobu ingin mencubitnya lagi tapi kali ini Valley lebih pintar untuk menghindar.

Sementara itu, Mirain berjongkok di depan Shirley, gadis kecil kembaran Valley. “Kamu bisa memanggilku Bibi Mira,” katanya.

“Halo, Bibi Mira.” Shirley sedikit pemalu.

Daleon tidak bisa terus melihat keduanya menggoda si kembar. “Mereka lelah, mari kembali dulu dan bicarakan nanti.”

“Oh, aku hampir lupa ini karena terlalu ingin bertemu si kembar.” Nobu meminta maaf dan segera mengajak keduanya untuk kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!