Saat matahari menampakkan sinarnya, Ferdi sudah terlihat rapih dengan pakaian dinas milik nya. Dengan santai ia berjalan menghampiri ranjangnya, atau lebih tepatnya adalah ranjang Ferdi dan Syarla.
Ferdi berdiri memperhatikan Syarla yang masih terlelap dengan mulut menganga cukup lebar, Ferdi hanya bisa pasrah akan hidupnya saat ini. Alih-alih mendapatkan gadis pujaan yang di idam-idamkan Ferdi malah menikah dengan wanita setengah jadi-jadian itu pikir Ferdi.
"Syarla bangun, mau berangkat bareng tidak?" tanya Ferdi sambil menggoyangkan tangan Syarla.
"Eughhh___bentar lagihh Masih ngantuk nih." gumam Syarla masih dengan mata tertutup sepertinya ia enggan untuk bangun dari kasur empuknya itu.
"Yasudah, aku berangkat duluan."
Syarla yang mendengar hal tersebut tentu langsung membuka kelopak matanya dan turun dari ranjang.
"Tunggu bentar napa!" kata syarla lalu melesat kedalam kamar mandi.
Ferdi hanya bisa memutar bola matanya, 2 Bulan menikah dengan Syarla hidupnya terasa hancur berantakan. Karena Syarla memang bukan wanita yang rapih, dia sangat ceroboh dan manja.
Setiap hari semua pekerjaan rumah Ferdi yang lakukan, sedangkan Syarla selalu asyik dengan gadget nya. Entah harus marah atau bagaimana Ferdi sudah kehabisan akal untuk menghadapi Syarla.
Ferdi mencoba untuk mengerti karena ia tahu bahwa Syarla masih berumur 17 tahun sedangkan di umur itu ia harus menikah dengan nya, perbedaan umur Ferdi dan Syarla cukup jauh. Sekarang saja umur Ferdi sudah hampir 28 tahun tapi Ferdi memang memiliki wajah tampan yang sangat di idam-idamkan oleh kaum perempuan, siapa yang tak suka dengan lelaki setampan Ferdi selain itu dia juga seorang guru tentu para murid di sekolahnya juga sangat mengidam-idamkan sosok Ferdi.
20 menit beralalu Ferdi masih terlihat menunggu Syarla di meja makan. Sampai akhirnya terdengar suara langkah kaki dari arah belakang Ferdi, sontak Ferdi langsung menoleh dan melihat sosok Syarla yang berdiri dengan seragam sekolahnya. Ferdi memicingkan matanya melihat rok sekolah Syarla, sangat pendek dan menampakkan paha mulus Syarla pikir Ferdi.
Sexy seperti itulah penampilan Syarla, wajahnya yang begitu imut dan tubuhnya yang mungil membuat Syarla memang cukup menarik perhatian.
"Apa tak ada rok yang lebih panjang?" tanya Ferdi dengan wajah datar.
"Memang nya kenapa? Aku rasa ini sudah cukup panjang." jawab Syarla dengan wajah acuhnya.
"Itu terlalu pendek Syarla Evita! Cepat ganti aku tidak mau tau!" kata Ferdi dengan penuh penekanan saat menyebut nama Syarla.
Sedangkan Syarla yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mendengus sebal, sambil melenggang masuk ke dalam kamarnya berniat untuk mengganti rok sekolahnya itu.
'Huuh dasar om-om rewel banget, bilang aja dia takut cowok-cowok pada ngelirik' batin syarla menggerutu.
Tak berselang lama akhirnya Syarla keluar mengenakan rok yang lumayan panjang sampai menutupi paha mulusnya, ia berjalan menuju pintu keluar dan sudah terlihat Ferdi yang menunggu di dalam mobil avanza berwarna biru miliknya itu.
Syarla melenggang masuk dan duduk di sebelah Ferdi.
Sontak Ferdi langsung menoleh ke arah syarla dan melihat rok yang Syarla kenakan, lalu ia kembali melihat kedepan dan tanpa berkata-kata lagi ia melajukan mobilnya.
Diperjalanan hanya keheningan yang di rasakan oleh keduanya, sampai akhirnya Syarla memutuskan untuk fokus kepada gadget miliknya. Syarla terlihat asyik sambil senyum-senyum sendiri membaca setiap pesan yang tertera di layar ponsel nya itu.
"Dasar remaja labil." Celetuk Ferdi sambil tersenyum meremehkan.
Tentu Syarla langsung menoleh dan menatap tak suka mendengar ucapan Ferdi.
"Suka-suka, Dasar om-om bawel!!" Balas Syarla sambil memanyunkan bibirnya.
Ferdi terlihat menahan tawa melihat tingkah menggemaskan istri kecilnya itu.
"Sudah sampai cepat keluar!" ucap Ferdi lalu menghentikan mobilnya.
"Aku malas jalan, aku ikut turun di parkiran saja ya? Aku mohon hari ini saja." Ucap Syarla dengan memasang wajah memelas.
"Tidak bisa! nanti anak-anak lain curiga." Ujar Ferdi datar.
"Huuh, jahat sekali! Kalo kau malu mempunyai istri seperti aku kenapa kau nikahi aku." Kata Syarla sekenanya.
"Ini semua karena orang tua mu, seenaknya menuduh orang!"
"Faktanya kau memang terlihat seperti orang mesum."
"Jadi kau juga ingin menuduh ku memperkosa mu?" Kata Ferdi sambil memicingkan matanya.
"Mana ku tau, aku kan pingsan saat itu. "
"Kau mau bukti bahwa aku tak melakukan apa-apa padamu?" tanya Ferdi dengan seringai liciknya.
*Srett*
'CUP'
"Kyaaaaaaaa, dasar mesum"
*Bletakkk*
"Aw." Erang Ferdi sambil memegangi kepalanya yang di pukul oleh syarla.
"Berani nya kau mencuri ciuman pertama ku!!" Kata Syarla sambil meninggikan suaranya.
"Kau bilang aku memperkosa mu, jadi akan ku buktikan bahwa aku masih waras mana mungkin aku memperkosa gadis remaja bebadan lurus seperti mu." Kata Ferdi dengan santai
'APA!! DIA BILANG AKU BERBADAN LURUS! BENAR-BENAR MESUM!' Batin Syarla menggerutu dengan wajah cemberut khas dirinya.
Syarla langsung berbalik dan keluar dari mobil ferdi.
*Brakkkk*
Syarla dengan sengaja membanting pintu mobil Ferdi lalu melangkah pergi.
Ferdi tersenyum geli melihat Syarla marah terlihat semakin cantik batin Ferdi memuji.
Ferdi memegangi bibirnya yang dengan nakal mencium Syarla seenaknya.
Syarla berjalan santai masuk kedalam gerbang sekolah nya itu.
"Hey Syarla!" panggil seseorang dari arah belakang.
Syarla langsung menoleh ke Sumber suara "Eh, Dino. "
Lelaki yang tidak lain adalah teman satu kelas Syarla bernama Dino albert, dia adalah anak dari seorang pengusaha properti dan berdarah campuran antara Indonesia & Belanda. Wajahnya yang terlihat tampan berkulit putih dan berambut pirang membuat ia di gilai para gadis di sekolah nya.
"Kamu berangkat sendiri la?" tanya Dino dengan sangat sopan.
"Hehehe, iya nih." jawab Syarla sambil tersenyum kecil.
Didalam hati Syarla menggerutu karena faktanya ia berangkat berdua bersama Ferdi suami sekaligus gurunya.
Dino tersenyum mendengar jawaban Syarla, mereka berdua berjalan beriringan sambil berbincang-bincang. Walau dari luar Dino terlihat cuek tapi faktanya dino sangatlah ramah dan banyak bicara. Syarla bahkan baru tau semua itu karena selama hampir 3 tahun sekelas ia tak pernah berbincang-bincang banyak dengan Dino.
Dilain tempat terlihat Ferdi yang memperhatikan kedua orang yang terlihat asyik bicara itu, Ferdi memasang wajah yang sulit untuk di artikan.
Syarla dan Dino masuk kedalam kelas bersama, kebetulan mereka berdua memang duduk bersebelahan sehingga mereka masih bisa asyik berbincang-bincang.
"Cieeee, akrab banget nih kalian." Teriak dua teman Syarla yang bernama Yolla dan Adel.
"Apaan sih so tau nih kalian!" Elak Syarla dengan wajah sedikit malu.
Dino hanya tersenyum manis mendengar ucapan teman-teman Syarla.
"Oh ia pelajaran siapa sekarang?" tanya Syarla kepada kedua temannya itu.
"Pelajaran Fisika La, kamu udah ngerjain PR belum? Minggu lalu kan pak Ferdi ngasih PR dan soalnya berbeda-beda setiap anak. " Ucap adel pada Syarla.
''****** deh! Lupa belum di isi." Jawab Syarla lalu kelimpungan mencari-cari buku fisika miliknya.
"Eh gimana sih La, buruan kerjain. "Kata Adel dengan wajah ikutan cemas karena anak-anak di kelas tau bahwa Ferdi adalah guru yang tegas ia tak segan-segan untuk menghukum siapapun yang tak mau bahkan tak bisa mengerjakan soal darinya.
"Selamat Pagi Anak-anak."
Mata Syarla membelalak sempurna mendengar suara Ferdi masuk kedalam kelas.
"Selamt pagi pak. " jawab semua anak di kelas tersebut.
Ferdi tersenyum mendengar anak-anak muridnya duduk dengan rapih dan tampak lengkap satu kelas tanpa satu orang pun yang membolos maupun sakit.
"Oh iya hari ini saya ingin, kalian mengumpulkan PR yang saya berikan minggu lalu. " Ujar Ferdi sontak Syarla langsung berkeringat dingin mendengar ucapan Ferdi.
Satu persatu anak mengumpulkan buku mereka kedepan meja Ferdi, sedangkan Syarla hanya diam di tempatnya. Ferdi mengecek satu persatu buku milik muridnya itu namun ia tak menemukan buku milik Syarla.
"Syarla!" Panggil ferdi dengan wajah mengintimidasi.
Syarla menoleh ke arah ferdi "Iyah pak." jawab Syarla pelan.
"Kenapa disini tak ada buku milik kamu?" tanya Ferdi.
"Aaa, sebenarnya aku lupa tak mengerjakan pak."
Ferdi menghela nafas mendengar jawaban yang keluar dari mulut manis istrinya itu.
"Kemarilah!" titah ferdi dengan nada tegasnya.
Syarla langsung berdiri dan menghampiri Ferdi dengan rasa cemas sambil memegang buku fisika miliknya.
"Tulis soalnya dan kerjakan di papan tulis!" Kata Ferdi sontak mata Syarla semakin membelalak karena ia benar-benar tak bisa mengerjakan soal yang di berikan oleh Ferdi.
Namun Syarla tak mau Ferdi semakin marah akhirnya ia mengambil spidol yang di berikan oleh Ferdi dan menulis kembali soal yang di berikan Ferdi minggu lalu.
Syarla terlihat kebingungan setelah selesai menulis soalnya karena ia tak tau harus menulis apa lagi. Ferdi tentu tau bahwa Syarla tak mengerti dengan soal yang ia beriakan padahal soal nya begitu mudah tapi memang sudah dasarnya Syarla tak mau belajar sehingga soal semudah itupun ia tak bisa mengerjakan nya.
Ferdi berdiri berniat menghampiri Syarla dan ingin membantunya namun ia didahului oleh Dino yang tanpa aba-aba datang menghampiri Syarla lalu mengambil spidol yang ada di tangan Syarla, sontak Syarla sedikit terkejut atas perlakuan Dino kepada nya itu.
"Eh, "
"Biar aku saja pak yang mengerjakan!" ujar Dino lalu mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
Syarla diam dan memperhatikan Dino yang terlihat sangat cepat mengerjakan soalnya.
Sedangkan Ferdi terlihat semakin tak suka dengan sikap Dino yang berusaha menjadi pahlawan kesiangan itu.
"Selesai!" Ucap Dino sambil tersenyum ke arah Syarla lalu memberikan spidol yang berada di tangannya.
Syarla membalas senyuman Dino dan seluruh anak bersorak sambil bertepuk tangan.
"Cieee sungguh serasi. " Kata seluruh anak dikelas itu.
Syarla hanya tersenyum sambil tersipu malu.
"Ini Pak Ferdi! " ucap Syarla dengan seringai kemenangan nya sambil menaruh spidol itu di atas meja Ferdi.
Syarla berjalan dengan penuh percaya diri menuju tempat duduk nya
"Syarla!" panggil ferdi lagi membuat Syarla menoleh ke arahnya itu.
"Apa?" tanya syarla dengan wajah acuhnya.
"Jam istirahat datanglah ke ruangan ku!" titah Ferdi lalu kembali duduk di tempat duduk nya sambil merapihkan buku-buku milik murid-murid nya tersebut, Sedangkan Syarla hanya bisa mendengus sebal mendengar perintah dari Ferdi.
Bersambung..
Syarla berjalan dengan langkah gontai menuju ruangan ferdi, sampai di rasa ia telah berada tepat di depan pintu ruangan ferdi ia langsung menggenggam knop pintu itu.
*Kriettt*
Syarla melihat ferdi yang sedang duduk di meja kerjanya sambil membaca buku.
Syarla sedikit tertegun memperhatikan wajah tampan suaminya itu, selama 2 Bulan menikah dengannya syarla memang tak terlalu memperdulikan penampilan ferdi hingga ia tak sadar bahwa suaminya itu memang lelaki yang tampan dan gagah.
"Aku tau aku tampan tapi tak usah kau tatap seperti itu!" Cibir ferdi membuat lamunan syarla buyar entah kemana.
"Cih percaya diri sekali!.."
"Duduklah! Aku ingin memberi mu pelajaran karena tak mau mengerjakan PR dariku.. "
Syarla melotot tak percaya mendengar ucapan suaminya itu.. "Aku tidak mau!" tukas syarla dengan cepat.
Ferdi menyeringai licik.."Kalau begitu kamu siap aku adukan pada ayah mu, bahwa nilai-nilai mu selalu kecil!.. "
Syarla memasang wajah tak suka mendengar ancaman dari ferdi
Dengan langkah enggan akhirnya syarla menghampiri ferdi..
"Begitu dong! Jadilah murid yang baik.. " ucap ferdi sambil tersenyum.
Ferdi mulai menerangkan satu persatu rumus fisika dasar yang paling mudah, ferdi terkekeh geli melihat wajah gelisah syarla yang tak mengerti semua yag di ajarkan oleh ferdi. 'Dia memang bodoh, tapi cukup manis' batin ferdi berbicara.
•
Lama ferdi mengajari syarla akhirnya syarla mulai mengerti apa yang di ajarkan oleh ferdi. Ferdi memperhatikan wajah syarla dengan seksama..
"Aku tak mengerti bagian ini__" ucap syarla dengan sangat polos membuat ferdi berdiri dan duduk di sebelah syarla.
'DEG'
Ferdi duduk di sebelah syarla tanpa ada jarak sedikit pun, hal tersebut membuat syarla sedikit tak nyaman. Detak jantungnya jadi tak beraturan, bahkan ia jadi tak fokus mendengarkan ferdi berbicara..
"Hey! Apa kau mengerti?__" tanya ferdi
"Eh, tadi apa yah??__" cicit syarla kebingungan.
Ferdi mendengus pelan dan sedikit memutar bola matanya karena susah payah ia panjang lebar menerangkan namun ternyata tidak di dengarkan oleh istri kecilnya itu..
"Dasar bodoh!.. " ucap ferdi sambil mengacak pelan rambut syarla. Syarla memanyunkan kembali bibir mungilnya atas perlakuan menyebalkan suaminya tersebut..
"Kembalilah ke kelas, nanti malam kita lanjutkan lagi!" titah ferdi dan di balas anggukan oleh syarla.
Syarla dengan cepat keluar dari ruangan ferdi, dan berjalan menuju kelasnya.
"Syarla!.. " teriak adel dan yolla, sontak yang di panggil langsung menoleh dan menghampiri kedua temannya itu.
"Aku minta minum nya Del! _" ucap syarla lalu mengambil minuman yang di genggam oleh adel..
'Glek glek glek'
Dengan cepat minuman tersebut di teguk habis oleh syarla.
"Kesurupan apa kamu la?" tanya adel pada syarla.
"Haus banget,," jawab syarla.
"Emangnya tadi kamu di suruh apa sama pak ferdi?" tanya yolla dengan nada penasaran.
Syarla menghela nafasnya dalam-dalam.. "Dia memberiku pelajaran tambahan__"
"Wahh,, beruntung banget sih kamu la.. Pasti seneng banget belajar berdua sama pak ferdi!" celetuk yolla..
Syarla mendengus sebal "senang apa nya! Dia itu menyebalkan.. " Bagi syarla belajar dengan Ferdi rasanya sangat tersiksa, apalagi kalau ia salah mengerjakan soal pasti Ferdi akan mengatakan bahwa dirinya bodoh. Hal tersebut sangat menyebalkan pikir syarla.
Yolla dan Adel tertawa geli melihat ekspresi wajah lucu syarla ketika marah..
•
Bel pulang berbunyi, semua anak membereskan buku-bukunya dan berhamburan keluar dari kelas.
Sedangkan syarla dengan santai memasukan satu persatu bukunya itu.
"La mau pulang bareng kagak?" tanya adel pada syarla.
"Ah tidak usah aku sudah ada yang jemput.. " jawab syarla
"Kalau begitu aku dan yolla pulang duluan ya la? __"
"Ah,, iya hati-hati ya.. " kata syarla sambil tersenyum ramah.
Setelah semua beres akhirnya syarla memutuskan untuk keluar dari kelasnya dan berjalan menyusuri lorong sekolahnya.
"Syarla!" terdengar suara seseorang memanggil nama syarla, sontak syarla langsung menoleh kebelakang.
"Eh Dino.. "
"Pulang sendiri la? Aku antar ya?__" kata dino dengan sangat sopan.
Syarla terlihat sedikit bingung harus menjawab apa karena ferdi pasti susah menunggu nya..
"Eh,, se-sebenarnya___" Kata-kata syarla terhenti ketika seseorang memanggilnya dari arah belakang.
"Syarla!..."
Satu suara begitu lantang terdengar memanggil nama syarla membuat dua orang yang tengah berbincang-bincang tersebut langsung menoleh ke Sumber suara.
Dengan langkah cepat ferdi mendekati dua orang tersebut, wajahnya begitu datar sehingga sulit untuk mengartikan ekspresi macam apa itu.
"Eh pak ferdi__ " pekik syarla
"Ayo pulang.. " ucap ferdi datar
Dino terlihat sedikit kebingungan atas tingkah gurunya itu..
"Bapak pulang bersama syarla?" tanya dino.
Ferdi melirik ke arah dino "Iyah," jawab ferdi dengan singkat.
Dino mengernyit bingung..
"Rumah kita searah. " tukas syarla
Mendengar ucapan syarla dino langsung tersenyum tanda mengerti.. ''Ah kalo begitu syukurlah, padahal tadinya aku ingin mengajak syarla pulang bersama ku.. '' ucap dino
Ferdi menaikan sebelah halisnya mendengar ucapan dino muridnya itu.
"Ayo cepat pulang.. " ucap ferdi lagi lalu berjalan meninggalkan dino dan syarla.
Syarla melihat kearah dino "Aku pulang duluan ya dino.. "
Dino tersenyum "iyah la, hati-hati ya__"
Syarla hanya mengangguk lalu berjalan mengejar ferdi yang sudah duluan meninggalkan nya..
"Tunggu aku!!" jerit syarla
Ferdi seolah tak menghiraukan ucapan syarla dan terus melangkah. Sampai akhirnya ia tepat di depan mobilnya, ia buka pintu mobilnya dan masuk kedalam.
Tak lama kemudian datanglah syarla dengan nafas sedikit terengah-engah.. Syarla masuk kedalam mobil dan duduk di sebelah ferdi, ia melihat kearah ferdi dengan tatapan sinis..
"Ada apa?" tanya ferdi.
"Aku kan sudah bilang tunggu! Kenapa berjalan sangat cepat.. " gerutu syarla
Ferdi menyalakan mesin mobilnya. "Kau ingin orang lain curiga hn?" tanya ferdi sambil melajukan mobilnya dan memandang lurus ke depan.
Syarla mendengus kesal mendengar jawaban dari ferdi,, 'Menyebalkan!!' maki syarla dalam hati..
"Kau tau kan aku sudah menunggu mu, kenapa kau malah asik-asikan ngobrol bersama anak itu.. "
Syarla terdiam sejenak.. "Aku minta maaf, dia yang menghalangi jalanku__ " ucap syarla membela diri.
"Seperti nya dia menyukai mu.. "
Syarla tersentak mendengar ucapan ferdi.. "Mana mungkin dia menyukai ku, dia itu terlalu tampan dan baik__"
"Kalau begitu kau yang menyukainya?" tanya ferdi lalu melihat ke arah syarla..
Syarla menarik nafasnya dalam-dalam "Kau gila, aku ini gadis yang sudah mempunyai suami mana mungkin aku menyukai lelaki lain.. "
Ferdi tersenyum kecil mendengar jawaban dari syarla "Kalau begitu kau menyukai ku?"
Syarla membelalakan matanya mendengar pertanyaan dari ferdi, dia terdiam seolah tak bisa menjawab pertanyaan dari ferdi..
"Kenapa diam?"
"Aku lapar, ya aku lapar.. Aku sangat lapar__" jawab syarla sengaja mengalihkan pembicaraan..
Ferdi mengernyit mendengar jawaban dari syarla.. "Sebentar lagi kita sampai__"
°°°°
Tak berselang lama akhirnya mereka dua sampai di rumah mereka, ferdi keluar dari mobil lalu berjalan masuk kedalam rumah tanpa menoleh sedikitpun pada syarla..
Syarla terlihat kesal karena sikap ferdi, ia melihat ferdi berjalan kearah dapur..
"Kau mau apa?..'' tanya syarla keheranan melihat ferdi yang mengeluarkan bahan-bahan makanan yang ada di dalam kulkas.
Ferdi diam tak menjawab pertanyaan dari syarla.. "Huuh menyebalkan.. " cibir syarla.
Ferdi melirik kearah syarla "Kau bilang, kau lapar.. "
Syarla terdiam sejenak 'Jadi dia akan memasak untuk ku__' syarla membatin lalu senyum-senyum sendiri.
Syarla berjalan menghampiri ferdi yang sedang memotong-motong bahan makanan yang akan ia masak..
"Sini ku bantu___" ucap syarla
"Eh tidak!! Jangan sentuh itu kau bisa terluka, sebaiknya kau duduk saja.. "
Hati syarla tiba-tiba menghangat mendengar ucapan ferdi, syarla memperhatikan ferdi dalam-dalam kadang ferdi terlihat sangat manis pikir syarla.
"Aku bisa melakukan ini __" ucap syarla karena merasa tak enak hati merepotkan ferdi.
Ferdi melihat kearah syarla lalu menuntun syarla untuk duduk di meja makan.. "Kau ingin membantu ku?" tanya ferdi pada syarla.
Syarla mengangguk pelan,,
"Duduk dan lihat aku itu sudah cukup membantu__" kata ferdi sambil tersenyum.
Syarla tersenyum manis mendengar perintah ferdi, sungguh lelaki yang romantis pikir syarla.
Syarla diam melihat ferdi dengan lihai nya memasak sebanyak itu, syarla sedikit malu karena dirinya tak bisa melakukan semua itu dan malah ferdi yang mengerjakan.
"Aku kekamar dulu sebentar, jangan sentuh ini ! Aku sedang membuat sup ayam.. " ucap ferdi memperingatkan lalu melenggang masuk kedalam kamarnya.
Syarla tak mendengar ucapan ferdi dan malah berdiri menghampiri sup yang sedang di masak itu..
Dikamar ferdi malah terlihat sedang membuka satu persatu kancing pakaian nya dan mengganti pakaian nya dengan kaos polos yang biasa ia kenakan di dalam rumah, saat ia mengenakan kaos polos berwarna putih itu tiba-tiba Indra penciuman nya mencium bau yang tak sedap.. Langsung saja ia teringat akan masakan yang ia tinggalkan..
"Syarla awassss jangan sentuh itu!!!!!!.... "
Ferdi berlari sambil membawa kain yang entah dari mana asalnya itu, lalu mencoba memadamkan api yang menyala dari kompor miliknya..
"Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Mana yang sakit? Sini aku lihat... " ucap ferdi dengan wajah cemasnya, sedangkan syarla terlihat mengerang kesakitan di bagian tangannya itu..
"Aku minta maaf tak mendengarkan mu..hiks..hiks__"
Ferdi terdiam melihat syarla menangis, hatinya entah kenpa ikut merasa sesak..
"Ini bukan salah mu,, aku yang bodoh.. Berhenti menangis, akan aku obati__" ucap ferdi dengan sangat lembut mencoba untuk menenangkan perasaan syarla.
Ferdi menuntun tubuh ringkih syarla menuju meja makan..
Setelah itu ferdi dengan cepat mencari kotak obat yang ia simpan di lemari..
Syarla terlihat duduk sambil menundukan kepalanya..
"Mana tangan mu.. "
Syarla dengan pelan menunjukkan tangan nya yang luka itu.. Ferdi dengan lembut mengobati tangan syarla, mata syarla tak henti-hentinya melihat kearah ferdi yang dengan lembutnya mengobati dirinya.
"Apa sangat sakit?" tanya ferdi dengan suara pelan
Syarla menatap mata ferdi "Sudah mendingan.. " ucap syarla meyakinkan.
"Maafkan aku, karena kecerobohan ku. Kau jadi terluka." ucap ferdi dengan nada menyesal.
"Ti-tidak ini seutuhnya salahku yang tak mau mendengarkan mu." ucap syarla lalu kembali menundukkan kepalanya..
Ferdi terdiam sejenak tangan nya dengan cepat merengkuh tubuh syarla membuat gadis yang ada di dekapannya itu tersentak dan tak percaya.
"A-a-apa yang kau lakukan?.. " tanya syarla dengan gugup karena pelukan tiba-tiba itu..
Ferdi melepaskan pelukannya. "Kita makan di luar sebaiknya kau siap-siap..." ucap ferdi.
Syarla masih terdiam, sedangkan Ferdi sudah pergi lebih dulu ke kamar untuk mengganti pakaian nya.
"Kenapa dia melakukan itu." gumam syarla pelan, ia memegangi dadanya yang berdetak kencang.
Bersambung..
Syarla melangkahkan kaki nya menuju kamar pribadi ia dan ferdi, syarla membuka lemari pakaian nya dan memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk makan malam bersama ferdi.
"Ah__yang ini seperti nya Bagus__" gumam syarla lalu membawa satu dress putih dan atasan berbahan lepis pendek.
Ferdi berbeda dengan syarla ia hanya mengenakan jaket bomber berwarna abu-abu dan terlihat sangat cocok dengan tubuh atletis nya itu..
Ferdi terlihat duduk di ruang tamu sambil sesekali melihat kearah jam tangannya. Namun tak lama kemudian terdengar langkah kaki menghampiri ferdi.
"Aku sudah siap.. " ucap syarla dengan suara sangat pelan..
Ferdi menoleh kearah syarla mata nya melihat dari bawah kaki syarla sampai ujung rambutnya. Sangat cantik batin ferdi tak henti-hentinya memuji.
Cantik menggunakan dress berwarna putih, dress nya tidak terlalu pendek bahkan menutupi bagian lututnya.
"Kalau begitu cepat keluar__ Nanti keburu malam__"
Syarla mengangguk dan mengikuti langkah ferdi dari belakang. Tiba-tiba saja ferdi berhenti dan membukakan pintu mobilnya membuat syarla sedikit bingung namun ia tetap masuk karena tak ingin membuat ferdi tak nyaman.
Didalam mobil seperti biasa hanya ada keheningan, syarla fokus melihat kedepan dan ferdi juga fokus menyetir. Namun ferdi sedikit gelisah melihat dress pendek yang di kenakan oleh syarla, paha mulus syarla terlihat jelas karena dress tersebut sedikit tersingkap keatas.
'Kenapa gerah sekali.. ' Batin ferdi menggerutu.
Walau mereka telah menikah, ferdi memang tak pernah menyentuh syarla. Bukan karena ia enggan namun ia tau bahwa istrinya itu masih remaja dan belum siap untuk melakukan hubungan semacam itu, lagipula hubungan keduanya memang belum terlalu dekat sehingga ferdi tak ingin hal tersebut dilakukan nya tanpa Cinta. Bahkan ferdi sedikit bingung akan perasaan nya, ia memnag nyaman bersama syarla tapi ia belum berani untuk menyebut rasa nyaman nya itu dengan sebutan Cinta.
Syarla juga sama ia memang nyaman bersama ferdi, tapi ia belum merasa bahwa rasa nyamannya itu adalah perasaan Cinta.
•
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam akhirnya mereka sampai disehuah restoran, walau bukan restoran berbintang tapi tetap saja restoran tersebut cukup mewah dan ramai pengunjung..
Mereka berdua berjalan dengan langkah beriringan, Ferdi memilih tempat duduk yang paling dekat dengan kaca depan restoran tersebut. Dalam hati ia sengaja memilih tempat duduk tersebut karena kebanyakan orang enggan memilih duduk di sebelah kaca restoran, karena mereka akan lebih fokus kejalanan yang ramai membuat makan mereka menjadi terganggu berbeda dengan ferdi yang memang ingin duduk di situ karena menurutnya ia akan kehabisan kata-kata jika duduk di himpit banyak orang.
"Permisi, ini menu'nya.. " kata seorang pelayan sambil menyodorkan sebuah daftar menu makanan yang ada di restoran itu.
Syarla terlihat bingung akan memilih makanan yang mana karena makanan yang ada di restoran tersebut benar-benar banyak dan terlihat menggiurkan.
"Hn__aku pesan lemon tea dan steik sapi__ " ucap ferdi
"A-aku disamakan saja dengannya__ " kata syarla dengan suara pelan.
"Kalau begitu tungggu sebentar, pesanan kalian akan segera datang__ "Ucap pelayan tersebut lalu pergi meninggalkan syarla dan ferdi.
Ferdi tau bahwa syarla bingung akan memilih makanan apa karena ini memang pertama kalinya ferdi membawa syarla makan di luar dan di restoran ini pula..
"Kau sering kesini?" tanya syarla membuka suara.
"Sering, biasanya guru-guru lain juga sering pergi kesini.. " jawab ferdi..
"Ohh begituh.." gumam syarla yang terlihat kehabisan kata-kata.
Tak berselang lama akhirnya datanglah seorang pelayan membawakan pesanan ferdi dan syarla.
"Selamat Menikmati.. " ucap si pelayan tersebut lalu kembali ke tempat kerjanya..
Ferdi mulai memotong kecil steik yang ia pesan, begitupun dengan syarla..
"PAK FERDI!!!" Terdengar suara seorang wanita memanggil nama ferdi membuat ferdi dan syarla langsung menoleh.
"Ah, benar pak ferdi.. Aku kira aku salah lihat ternyata benar bapak.. " ucap si wanita muda yang berwajah cukup cantik tersebut. Tanpa dipersilakan wanita tersebut duduk disebelah ferdi, sontak hal tersebut membuat ferdi dan syarla kaget..
"Bapak lupa sama aku? Ini aku Nia__"
Ferdi terlihat seperti mengingat wanita itu, "Ah__ Nia maaf saya sedikit lupa karena penampilan mu sangat berbeda__"
Syarla terlihat tak suka melihat keakraban suaminya dan wanita itu.
"Bapak bisa saja, ini siapa pak? Pasti adik bapa ya? __" ucap Nia seenaknya.
"Hay salam kenal ya, aku Nia mantan murid pak ferdi.. " ucap Nia sambil menjulurkan tangannya.
Syarla dengan enggan membalas uluran tangan Nia "Iya salam kenal.. "
"Wah beruntung sekali kamu mempunyai kakak setampan pak ferdi.. " puji Nia sambil tersenyum.
Syarla terdiam mendengar perkataan wanita yang ada di hadapan nya itu.. Ferdi juga terlihat tak bisa menjawab pertanyaan dari mantan muridnya itu..
"Bapak makin tampan saja,, bapak belum menikah bukan?"
Syarla memicingkan matanya, ferdi menarik nafasmya dalam-dalam mencoba untuk tenang. Ia memiliki firasat buruk setelah melihat ekspresi syarla..
"Kenapa bapak diam saja? Aku padahal masih ingin berbicara banyak sama bapak tapi sayang banget aku buru-buru.. Ini aku tinggalkan nomor telepon ku saja, jangan lupa telpon aku yak pak! ___" ucap Nia lalu keluar dari restoran itu..
Ferdi melirik kearah syarla.. "Dia itu mantan murid ku dulu.. " ucap ferdi.
Mendengar hal tersebut syarla akhirnya menatap ferdi.. "Aku ingin pulang __"
Ferdi menghela nafas nya " Baiklah... "
•
Di dalam mobil syarla hanya diam dengan wajah kesalnya, ia sengaja membuang muka nya kesebelah kiri agar tak melihat ferdi yang sedang mengemudi..
"Apa kau marah tentang masalah tadi?__"
"...."
"Aku tak mengerti jika ada perkataan ku yang salah sebaiknya kau bicara jangan hanya diam___"
Mendengar perkataan itu syarla langsung berbalik dan menghadap ferdi "Kau tau apa kesalahan mu? Kau menyebalkan! Kenapa kau tak bilang aku istrimu!"
Ferdi diam sejenak dan mencoba agar tak terpancing emosi.. "Aku tak bisa berkata seperti itu, lagi pula dari awal kau yang ingin pernikahan ini di rahasiakan.. " tutur ferdi mencoba membela diri.
"Alasan! Aku tau kau suka wanita itu kan! __"
"Kau ini kenapa? Dia mantan murid ku tak lebih.. "
"Pembohong!"
Syarla melirik kearah tangan ferdi,,"Kemana cincin pernikahan kita?"
Ferdi melihat kearah tangannya "Aku lupa tak memakai nya.. "
"Kau memang tak pernah memakai nya! Kau pikir pernikahan ini lelucon!.. "
"Aku minta maaf, aku memang lupa tak memakainya.. "
Syarla terdiam dan mengacuhkan perkataan ferdi..
"Syarla,, kumohon jangan seperti ini__"
"...."
"Besok aku akan memakai nya.. "
Hati syarla sedikit senang mendengar bahwa ferdi akan memakai cincin pernikahan mereka, selama ini syarla selalu menjadikan cincin pernikahan mereka sebagai liontin di kalungnya agar teman-teman nya tak curiga..
Selama perjalanan keheningan dan hawa pertengkaran mereka sangat terasa, ferdi terlihat menyesal karena membuat syarla marah. Namun ia memang tak tahu bahwa jadinya akan seperti ini..
•
Sesampainya di rumah syarla langsung melesat masuk kedalam kamarnya, dan disusul oleh ferdi..
Didalam kamar ferdi tak mencari-cari sosok istrinya itu, sampai akhirnya terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan sosok cantik syarla yang telah berubah mengenakan pakaian tidur miliknya. Tanpa berkata-kata syarla melangkahkan kakinya menuju ranjang dan berbaring membelakangi ferdi.
Bersambung..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!