NovelToon NovelToon

Tanpa Rasa Cinta

Rencana perjodohan

" Adinda......... " Teriak Salah satu temannya saat di sekolah

Pagi pagi sosok Yanti teman dekat Dinda itu sudah teriak teriak memanggil Dinda dengan suara cemprengnya yang menembus gendang telinga

Bahkan para murid di SMA 2 Cemara itu menutup telinganya karena kebisibgan dengan teriakan Yanti

" Pagi pagi udah pasang toa aja tuh orang" Ucap salah satu murid yang merasa terganggu

" Masyaallah...." Kesal Dinda yang baru berangkat sekolah dan menoleh ke arah Yanti

Yanti masih berlari mendekat ke arahnya yang masih menutupi telinganya

" Apaan, ?" tanya Dinda sambil melepas tangannya dari telinganya

" Loe tau gak?" tanya Yanti lagi

" Enggak.." jawab Dinda singkat

" Huh... Kok gitu sih" kesal Yanti

" Lha kan emang gak tau on, apaan sih, sampe teriak teriak gitu" Ucap Dinda sambil jalan

Yanti hanya nyengir dan garuk kepalanya sambil berjalan beriringan dengan Dinda

Dinda sudah terbiasa memanggil On karena menurutnya Yanti terlalu heboh dan terlihat begitu oon, Yantipun gak keberatan dengan panggilan kesayangan dari Dinda itu

" Loe di calonin sebagai ketua OSIS " ucap Yanti memberi tau

" Bodo amat" jawab Dinda gak peduli

" Loe gak bangga dengan diri Elo sendiri?" tanya Yanti lagi

" Apa yang mau di banggain?" jawab Dinta cuek

" Elo nih, mau jadi ketua OSIS aja gak ada bangga bangganya" jawab Yanti kesal dan percuma udah teriak teriak manggil Dinda.

" Heh On..." Ucap Dinta meyela Yanti

" Bangga itu kalau udah jadi ketua OSIS kemudian bisa kerja dengan baik, kalau cuman jadi calon dan belum apa apa, apaan dong yang mau di banggakan?" tambah Dinda yang benar adanya

Dinda itu anak yang ceria tapi kadang juga cuek, dia gak mau sepeeti tong kosong yang nyaring bunyinya, dia hanya ingin seperti orang orang yang benar benar sukses tanpa pamrih

Bisa ngerjakan apa yang menjadi kewajiabannya, dengan tulus dan bijak sana, tanpa pamrih apa apa, karena menurut Dinda sekarang musimnya orang cari muka, seolag bekerja dapi hanya cari perhatian semata dan sering menyalahkan orang lain

" Iya sih, semoga elo jadi kerua OSIS beneran ya Din" jawab Yanti nyengir

" Biar si Icah aja yang jadi ketua OSIS, dia yang gila jabatan" jawab Dinda santai

Icha adalah teman mereka juga ,cuman beda ruangan, Dinda di IPA 2, Icha anak IPS, jau memang, tapi sejak SMP mereka sering bersaing karena Icha merasa iri dengan Dinda anak orang biasa tapi selalu jadi juara

" Elo gak pengen emangnya?" tanya Yanti lagi

" Enggak... Hisabnya makin panjang" jawabnya singkat hingga mereka sampai ke kelas

Dans aat masuk kelas teman temannya sudah bikon jargon untuk kemenangan Dinda

" Pilih Dinda... Pilih Dinda ... Pilih Dinda" Ucap semua temannya saat Dinda Dan Yanti masuk kelas mereka

" Heh.... Kalian pada, kayak kampanye mau calon jadi DPR aja" ucap Dinda pada taman temannya

" Harus menang harus menang, harus pilih harus pilih" Ucap teman Dinda lagi

" Gak apa apa, dari pada punya ketua OSIS seperti Icha Sosis tuh" Ucap Salah satu temannya

" Betul...." jawab Semuanya kompak

Karena merekalah yang memajukan Icha sebagai calon ketua OSIS

" Ini semua karena kalian, nanti kalau gue beneran jadi, kalian yang kerja kalin yang nyalonin" Ucap Dinda lagi

" Gak masalah.. Aman itu" jawab semuanya kompak

Dinda mendengus dan membuang nafasnya kasar lalu duduk di bangkunya

" Pokoknya loe harus jadi OSIS Din, kita bantu kampanye" Ucap mereka gak di peduliin sama Dinda

" Gass.... Kita kampanye..." Teriak Faiz paling semangat

" Setuju...." Teriaknya dan mambawa rombongannya keluar

" Pilih Dinda Pilih Dinda..." teriak mereka keluar kelas dan Mulai kampanye

Hari Ini di SMA Cemara gak ada pelajaran karena akan di adakan pemilihan ketua OSIS

Apa lagi persaingan makin ketat karena Lawannya Kaya sama Cerdas,

Dinda yang memang musuh bebuyutannya Icha yang semuanya bisa di beli dengan uang

Para tim sukses Dinda dari kelas 11 IPA 2 sampai beberapa kelas ikutan kampanye ke masing masing kelas, bahkan beberapa anak kelas lain yang salut dengan Dinda ikut berkampanye juga

Icha melihat hal itu langsung mulai panas dan gak terima dia yakin akan kalah telak dengan Dinda kalau caranya seperti itu

" Loe gak boleh kalah Cha, Elo harus ambil sikap, untuk gagalkan Dinda" kompor temannya

" Gue harus gimana??" bingung Icah karena insecure

" Uang.... Uang segalanya Cha, loe kasih semua anak sama uang biar pada pilih elo dan gak milih tuh anak songong itu" jawab Sanis teman Icha

" Loe bener...." jawab Icha langsung telfon ajudan ayahnya untuk kirim uang buat menyuap teman temannya

Tak lama ajudan ayahnya datang dan membawa apa yang dia minta ,

Icah memerintah pada teman teman gengnya untuk membagikan hal itu, sedangkan dia ke kelas Dinda untuk memeperingati Dinda

Dinda sudah tau kalau Icha datang untuk nyamperin dia dan nyinyir sama Dia, tapi Dina kan cuek jadi bodoh amat pikirkan

" Heh... Jangan harap loe bisa menang, Loe pasti kalah telak dengan gue" Ucap Icha menggebrak meja

" Bodo amat... Gue gak gila jabatan seperti elo" jawab Dinda santai

" Hahaha... Bilang aja miskin gak bisa modal, nih... Lihat gue bawa apa?" ucap Icha pamer uangnya

Ngelirik aja enggak dan Dinda tetap santai menghadapi Icha dan lanjut memainkan ponselnya

" hahahaha Gak berani melihat takut kalah ya" ucap Sanis sambil tertawa

" Karena uang itu ratu, uang itu bisa mengalahkan segalanya" rambah Imelda teman mereka juga

" Untung ya... Gue gak tertarik dan gak ketularan gila seperti kalian, yang di perbudak sama Uang" jawab Dinda santai sama sekali gak mau melihat mukanya

" Heh.. Orang Miskin loe tau apa tentang uang, loe gak pernah melihat kan uabg sebanyak ini" selak Imelda agak pedes

" Iya kenapa?? Gue gak tau dan gak mau tau" jawab Dinda tanpa meluhat muka mereka

" Heh... Tatap gue, gue tabok mulut loe pake Uang" ucap Sanis ijut emosi

Dinda hanya tersenyum tipis tanpa menghiraukan mereka,

Icha sendiri semakin kesal dengan sikap Dinda yang sok songong seperti itu

" Heh.... Gembel" ucapnya lagi dan Dinda gak merespon sama sekali

Karena Dinda merasa namanya bukan gembel jadi Dinda tetap diam aja

" Heh.... Dinda, lihat gue" Ucapnya lagi

Dinda masih gak menjawab dan masih sibuk dengan ponselnya sendiri

" Woy..." teriak Yanti yang menantang mereka bertiga yang mengeroyok Dinda

Suara khas dengan toa power dobel membuat mereka kaget dan menoleh ke asal suara

" Dinda gak mau lihat muka kalian semua, karena muka muka kalian itu bikin muntah Dinda.." Jawab Yanti teramg terangan

" Cakep dan 100 untuk loe On" jawab Dinda memberi acungan jempol pada Yanti

Sedangkan di rumah Dinda, Pakde dan Budenya Dinda datang, sebelumnya mereka akan membahas tentang perjodohan Dinda dengan Sosok laki laki dari pakde bude yang Dinda kenal

Mereka orang lain tapi sudah seperti saudara, dan mereka sudah lama ingin menjodohkan Dinda dengan anak pertama mereka agar tetap raket kekeluargaannya

" Jadi gimana Mas Edi? Kelanjutan pembahasan kita kala itu, Dimas sudah bersedia dan sore nanti langsung ke sini" Tanya Pak Rahmat menanyakan rencananya

Mereka berencana untuk menjodohkan Dinda dan Dimas, karena Dimas anak pertama dan sudah berumur

" Nanti kalau semakin lama Dimas malah makin sulit, ini munpung bersedia" tambah Bu Tri meyakinkan

" Dinda masih sekolah eg bude, gimana? kan dulu kalau Dinda menginjak umur 20 tahun" jawab Ana karena ini jauh dari perencanaan

" Ya kami juga belum tau Dindanya mah gak kalau sekarang" jawab Pak Edi karena cukup mendadak

" Kalau sekarang kita nikahkan dulu, biar mereka berpacaran dulu setelah menikah, dan Dinda tetap bisa sekolah mas, toh Domas juga kan guru di SMA nanti biar satu sekolah sama Dimas, masalah pindahan gampang nanti Dimas yang urus" jawab Bu Tri meyaki kan orang tua Dinda

Ana dan Edi berfikir sejenak dan agak deg degan takut kalau anak satu satunya marah dan menolak keras masalahnya mereka belum pernah membahas sama sekali, berbeda denga kedua orang tua Dimas yang sudah lama membahas dengan Dimas

" Nanti sore saat bang Dimas kesini pakde, biar langsung tanya ke Dinda gimana, soalnya mereka yang menjalani, dan kalau Dinda mau nanti sore langsung saja ijabkanz nikah sirri dulu" Jawab Edi dan di setujui oleh pak rahmat dan bu Tri

Calon Menantu

Brak.....

Meja langsung di Gebrak sama Icha dengan begitu keras

" Apa loe pikir gue menjijikkan?" kesal Icha

" Syukur lah kalau sadar" jawab Yanti paling gokil dan gak takut sama siapapun

" Heh.... Tengkorak, diam loe" ucap Icha membungkam Yanti

" Tubuh kerempeng kayak tengkorak bangga" ucap Sanis teman Icha

" Yang penting sehat dan gak blagu sombong dan bodoh kayak kalian semua" jawab Yanti des des des....

" Udah On.. Loe jangan kotori mulut loe untuk meladeni mereka On, mereka itu kurang 1 Ons, " ucap Dinda santai dan berdiri menarik Yanti

" Toilet yuk, pengen Mual gue lama lama dekat mereka, selain mulutnya bau kebanyakan makan bangkai, tengok tuh keteknya jadi bubur semua, basah" ucap Dinda menarik Yanti untuk keluar dari kelasnya

In the Geng Icha langsung naik darah mendengar ucapan Dinda yang cukup pedas

Selanjutnya mereka kini semua berada di lapangan sekolah dan pemilihan ketua OSIS

Dinda yang terpaksa di calonkan tetao duduk santai di kursinya yang jejer dengan kursi Icha

Ini bener bener persaingan panas antara keduanya, susah di pastikan mereka bisa saja kalah telak,

Dinda kalah dengan uangnya, sedangkan Icah kalah dengan.dukungannya dan kecerdasannya

Berawal dari penawaran diri menyalonkan diri untuk menjadi ketua OSIS, membuat semua warga SMA 2 Cemara itu memajukan nama Dinda untuk menjadi lawan Icha

Karena mereka tau Icha gak akan bermutu saat jadi Ketua OSIS

Pihak sekolah memberi kesempatan mereka, karena memberi kesempatan bagi para siswi untuk mengwmbangkan sekolah dengan organisasi

Pengumuman suara sudah di lakukan, dan benar Icha kalah telak dari Dinda yang selisihnya sangat buanyak

Dinda 70% , sedangkan Icha Cuman 30% jelas kalah telak banget

Icha langsung turun panggung dan marah besar apa lagi sama gengnya

" Kalian gimana sih , bisa kampanye gak? Cuman bagi duit aja repot" Marah Icha pada gengnya

" Mereka gak mau Cha " jawab Bayu teman se gengnya Icha

" Kenapa?? Mereka bodoh semua" kesal Icha lagi

" Karena kami gak mau, bobrok 1 tahun kedepan hanya dengan uang 50 ribu doang" jawab salah satu pendukung Dinda

Kini Dinda di persilahkan memberi sambutan atas terpilihnya dia sebagai ketua OSIS

Dinda menerima Mic dari penitia penyelenggara

" Assalamualaikum wr wb" Ucap Icha tanpa grogi apa lagi deg degan

" Waalaikumsalam wr wb" jawab semua murid di hadapannya

" Gue bingung mau ngomong apa" Ucap Dinda terus terang

" Gue gak punya cita cita jadi ketua OSIS eg, cita citanya jadi pemain ML doang" jawab Dinda nyeleneg yang hobinya main ML

" Gue gak tau mau kasih janji apa, takut jadi tukang PHP," tambah Dinda dan semuanya tertawa

" Intinya gue kerjain semampu gue aja, gue gak mau banyak janji, gue hanya mau ayo sama sama kita kembangkan sekolah ini dengan organisasi yang kita miliki ini" jawab Dinda simpel tapi cukup dalam

" Setuju..." jawab semuanga dan mereka bertepuk tangan

Dinda mengakhiri sambutannya dan dia menuruni tangga dan kembali bersama teman temannya

" Ih Beb. Selamat ya akhirnga loe jadi ketua OSIS juga" ucap Farisyang agak lemah gemulai

" idih..... Makacih bebek..." jawab Dinda malah bercanda

" Potong Bebek angsa angsa di wajan.." saut Andra yang juga sekelas dengannya

Dinda mendapat sambutan dan ucapan selamat dari semua murid dan juga para guru atas jabatan barunya..

_____

Karena sekolah Dinda adalah Full day scool, jadi Dinda pulang di jam 4 sore,

Seperti saat ini dia pulang dengan mengendarai mobil bebeknya, dan mebelusuri jalan yang mengarah kerumahnya

Sesampainya di rumah seperti biasa, Dinda memarkirkan motornya di halaman rumahnya

Dan ternyata di rumahnya ada tamu juga, Dinda gak tau tamunya itu siapa, karena dia juga baru pulang sekolah

" Assalamualaikum..." Ucap Dinda saat masuk

" Waalaikumsalam..." jawab semuanya yang ada di sana

" Bude.. Pakde.." Ucap Dinda baru mengerti kalau tamunya adalah teman dekat ibunya yang sudah seperti saudara

" Baru pulang nak?" tanya Mereka lembut

" Iya pakde bude, " jawab Dinda saat bersalaman dengannya

" Bang... " Sapa Dinda yang belum kenal siapa dia

Dimas, dia sosok anak pertama pakde bude yang Dinda kenal, tapi Dinda belum pernah mengenal sosok lelaki tersebut

Karena Dimas sudah kerja jauh dan Dinda hanya kenal adeknya Dimas saja karena mereka berteman sejak kecil

Karena Keramahannya membuatnya menyapa Dimas walaupun tanpa tanggapan sama sekali

" Pak Buk" ucap Dinda bersalaman pada orang tuanya

" Mandi dulu gih, nanti kesini lagi" Ucap Ibu Dinda dan dinda mengangguk

" Dinda kebelakang dulu ya bude pakde" ucap Dinda dan pakde Budenya mengangguk

Dinda menyelonjorkan kakinya di kamarnya dan tidak langsung mandi karena mau ngilangin kringetnya dulu

5 menit kemudian baru mandi ganti baju rapi dan kembali ke depan

Di ruang tamu , mereka membahas tentang perjodohan antara Dimas dan Dinda

Itu tujuan mereka, dan Dimas ngikut aja apa kemauan orang tuanya

Toh penolakan dia sama sekali gak di terima dan gak di respon lagi

Tak lama Dinda masuk ke sana dan ikut gabung bersama mereka

Ekspresi wajah Dimas sama sekali gaj enak di pandang karena mungkin dia di paksa dan TANPA RASA CINTA terhadap Dinda

" Dinda.... Kenalkan ini Bang Dimas, Anak pertama Pakde Bude, Abangnya Bang Nizam" Ucap Ana, ibunya Dinda

" Bang...." sapa Dinda dan Dimas tanpa respon malah melengos

" Eh.... Eh.... Kayak burung belok aja tuh anak, melengas melengos, emang gue sudi kenalan sama Elo? Blas gak mau punya teman seperti elo yang kayak kulkas 7 pintu" Batin Dinda kesal

" Diingin ya bude? " Dinda Coba bergurau

" Kenapa nak?" tanya bapaknya Dimas pak Rahman

" Deket kulkas 7 pintu" jawab Dinda sengaja dan sontak Dimas langsung menatapnya tajam

" Gila tuh anak, berani beraninya nyindir gue secara terang terangan " Batin Dimas kesal

" Hehe... Maafkan Dinda pakde" Ucap Ana gak enak

" Alah... Dinda mah, kami juga hafal mbak Ana, tau sendiri selalu bergurau" jawab ibu Tri pada Ana

" Makanya saya tuh seneng kalau punya Manti seperti Dinda, Pakde sama Bude jadi gak sepi ada yang ngajak gurau, biar makin rame rumahnya" jawab Pak Rahman menyanjung Dinda

" Iya mbak Ana, kami juga sudah tau seluk beluk keluarga mbak Ana, apa lagi Dinda sudah seperti anak saya sendiri mbak Ana, mas Edi jadi kami faham dan gak perlu seleksi lagi" tambah Buk Tri

" Wah bude... Nih, tepatin janji aja sepertinya, mewujudkan cita cita Dinda menjadi menantu bude" Jawab Dinda belum faham kalau itu serius dan menganggapnya masih bergurau seperti biasanya

Pasalnya selama ini Dinda selalu bercanda kalau sama Bu Tri dan pakde Rahman untuk menjadi menantunya

SAH

Bu Tri dan pak Rahman tersenyum dengan Bu Tri yang mengelus kepala Dinda

" Nak Dinda, mau kan sama Bang Dimas, " Ucap Ibu Tri lembut

" Abang kulkas 10 pintu ini bude?" langsung tunjuk Dinda tanpa filter

" Dinda..." Sela ibu Ana gak enak

" Maaf Bude, pak de bercanda" sambung Dinda nyengir

" Gak apa apa, mau kan?" tanyanya lagi

" Gimana bang?? Loe mau sama gue? Bocil lho bang" jawab Dinda santai

Dimas diam tak menjawab justru semakin Ilfeel sama Dinda yang terlihat santai bar bar kayak gak punya otak

" Gak usah gengsi gitu bang.. Slow aja" jawab Dindan masyaallah tanpa grogi dan kaget sama sekali

Bagi dia hidup memang banyak pilihan, tapi dia gak mau milih, dia terlalu pasrah dalam hidupnya

Apapun yang terjadi jalani aja, penting tetap manfaat bagi orang lain, dan bahagia, tentunya di Ridhoi oleh Allah

Apa lagi untuk pakde dan budenya ini yang luar biasa baik sama dia, mereka bukan siapa siapanya, bahkan tidak ada ikatan darah sama sekali, tapi mereka sangat sayang padanya, bahkan seperti anak sendiri

" Saya ikut apa kata bapak mamak" jawab Dimas terpaksa

Sebelumnya di rumah bahkan dari beberapa bulan yang lalu

Flas back On .

Suatu hari Dimas pulang ke kampung karena selama ini Dimas kerja di kota besar yang mana jadi ibu kota provinsi tersebut

Dia seorang dosen sekaligus guru di salah satu SMA favorid disana, dia jarang pulang dan mungkin beberapa kali atau pas waktu liburan semester anak didiknya atau kalau ada acara

Dimas sudah memiliki kekasih yang beda agama, dan membuat kedua orang tuanya menolak keras akan hal itu

Dimas masih sangat mengengkang sampai akhirnya hari ini bapak dan mamaknya ambil tindakan

" Gimana Dim? Masih gak mau lepas dari tuh orang nasrani?" ucap Mamaknya menentang Dimas

Dimas sama sekali tidak menjawab, dan tetap diam, karena Dimas tau sampai kapanpun orang tuanya sama sekali tidak setuju

" Jawab Dim.." kesal mamaknya

" Mamak maunya Dimas gimana?" jawab Dimas mencoba sabar

Karena bertahun tahun selalu seperti ini, bahkan sampai di Umur 29 tahun saat ini Dimas belum menikah karena belum dapat Restu dari orang tuanya

" Cari yang lain kalau gak bisa mamak carikan" jawab bu Tri tegas

" Nikah sama Si bocil itu? Yang bener aja, lagian dia kan juga bukan orang berada kenapa sih harus di paksakan seperti itu" jawab Dimas seolah menolak keras

Karena sudah sering kali bapak mamaknya mangajukan pada Dimas soal perjodohannya dengan Dinda

" Jaga ucapanmu Dim, Jodoh Rezeki mati Itu Allah yang menentukan, jangan pandang jodoh karena Rezeki dan harta, semua gak di bawa mati, " jawab Pak Rahmat mengingatkan

Seketika Dimas terdiam itu bukan hal yang baru di telinga Dimas, bahkan sudah sering kali Dimas dengar dan bahkan sudah Hafal

" Mau gak mau harus mau, akhur bulan kalau kamu gak pulang bapak jemput, kita kesana melamar" jawab pak Rahmad tanpa koma langsung titik

Hingga akhirnya Dimas hari ini pulang, dan menepati janjinya, soalnya semalam bapak dan mamaknya sudah mengancamnya kalau gak pulang surat izinnya untuk kerja di cabut, dan meminta dari pihak kampus untuk memecat dia, karena kebetulan tantenya adalah rektor di sana

Flas back Off

Kembali ke Dinda

" Pakde Bude, tapi gak sekarang kan Nikahnya, Dinda baru menjabat jadi ketua OSIS lho bude, sayang dong" Ucap Dinda yang mana orang tuanya sendiri belum tau

" Masyaallah... Selamat nak" ucap Bu Tri bangga

Ana dan Edi hanya tersenyum karena dia masih bingung dengan permintaan pak Rahmat dan Bu Tri

" Tapi maaf Nak Dinda, pakde takut Bang Dimas ini keburu tua, jadi takut gak bisa beri cucu untuk pakde dan bude" jawab Pak Rahmat

" Weh... Emang umurnya berapa pakde, maaf Dinda tanya pakde Aja ya, kulkasnya penuh Es batu beku" jawab Dinda sekaligus menyindir Dimas

Dimas mengerutkan keningnya karena calon istri pilihan bapak mamaknya itu terlalu transparan dia yang kalem takut kalah telak

" Hehehe.... Maaf nak, emamg gitu, udah mau kepala 3, sekarang udah 29 tahun, makanya bapak sama ibuk mau nikahkan sekarang, biar cepet kasih cucu" ucap Pak Rahmat lembut

" Gimana Bang??" tanya Dinda pada Dimas dengan gaya sok kenalnya

Dinda pasrah aja gitu walaupun TANPA RASA CINTA

Dimas tidak menjawab, dan masih diam aja

" Terus kalau sudah menikah Dinda masih bisa sekolah kan bude? Masih tinggal sama bapak ibuk kan bude" tanya Dinda lagi

" Kalau sekolah harus lanjut dong nak, tapi harus pindah kan harus ikut suami, bang Dimas ini kerja di PKU , jadi kamu nanti sekolahnya pindah di mana bang Dimas mengajar" jawab Ana menjelaskan

" Wih Di PKU, healing tiap hari dong Buk, kota lho" jawab Dinda sok norak karena memang gak pernah keluar kota kalau gak perlu

" Iya Nak, kamu mau?" tanya Bu Tri lagi

" Bapak Ibuk?" tanya Dinda pada Kedua orang tuanya dengan wajah mulai serius

" Nak... Sebenarnya rencana ini sudah lama, semenjak kamu masih duduk di bangku SMP , bapak dan Ibuk sudah setuju sejak dulu" jawab pak Edi yang memang sudah berencana dengan pak Rahmat

" Terus kalau mau nikah kapan? Dan di bawa ke PKU kapan?" tanya Dinda memastikan

" Sekarang, malam nanti tak bawa ke PKU" jawab Dimas cepat

Semua langsung menoleh ke Dimas karena sedari tadi hanya diam

Bahkan di tanya Dinda beberapa kali aja tetap Diam

" Ciee bang Dimas, gak sabar aja" Ucap Dinda seneng kali kalau garahin orang

Semua yang di sana tertawa, dan selanjutnya semuanya menyepakati apa yang Dimas mau, mumpung saja Itu ucapan Dimas sendiri dan untuk senjata mereka juga akhirnya

" Kalau mau di laksanakan ijab qobul sekarang, saya butuh saksi, 1 lagi, " ucap pak Edi saat mau ijab di laksanakan

" Nizam aja pak, jangan lama lama" ucap Dimas yang sebenarnya pengen keluar dari penjara ini

" Sabar bang sabar... " jawab Dinda seneng kali mengejek Dimas

Kemudian Dimas menelfon Nizam untuk segera menyusul ke sana

Karena jaraknya dekat, jadi tak sampai 5 menit Nizam sudah sampai

" Assalamualaikum.." Ucap Nizam saat masuk

Dan Nizam bersalaman pada semuanya, dan duduk di sana

Ijab qobul atau nikah sirri akan segera di mulai, dengan pak Rahmat sebagai saksi bersama Nizam adek Dimas

" Saya terima nikah dan kawinnya Dinda Ayu binti bapak Edi, dengan maskawin tersebut Tunai" ucap Dimas begitu lancar seolah sudah belajar lama sebelumnya

" SAH..." ucap Nizam dan pak Rahmat yang mana ijab qobuk singkat terlaksana

Syarat ijab qobul

Adanya mempelai laki laki

Ada mempelai perempuan

Wali nikah /pengantin putri, putra tidak butuh wali

2 saksi

Cukup dengan adanya ijab dan qobul sudah SAH menjadi suami istri, secara agama

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!