Semua ruangan rumah sudah bersih, makanan sudah di sajikan,serta membuat juz jeruk kesukaan Erik.
Hari ini Arumi sengaja mengambil cuti dari pekerjaan nya,demi menyambut kedatangan erik.
Arumi Bekerja disebuah rumah sakit,bagian dokter kandungan,kadang bekerja setengah hari,dan terkadang sampai lembur.
Kebetulan anak nya sudah remajanya jadi Arumi tak begitu repot mengurus rumah dan pekerjaan.
Retno adalah putra satu-satunya Arumi bersama Erik Iskandar.
Hari sudah sore,arumi duduk diruang tamu sambil memain kan handphone nya, menunggu kedatangan putra dan suami nya,Retno memang sering pulang sore karna ada les private diluar sekolah.
"assalamualaikum ma"ucapan salam Retno sambil mengetuk pintu dari luar.
"wa'alaikumussalam"sahut Arumi sambil membuka kan pintu.
"sudah pulang sayang, lansung ganti baju ya,siap ganti baju langsung turun untuk makan"ucap Arumi pada anak tunggal nya itu.
rumah Arumi memang lumanya luas,terdiri dari dua lantai,khusus kamar ada di lantai dua,dan kamar Retno ada di sebelah kiri paling ujung sementara kamar Arumi dan Erik berada di sebelah kanan paling ujung,di tengah-tengah kamar ada ruang belajar dan musholla kecil.
lantai bawah adalah untuk dapur dan ruang tamu,serta Arumi membuat khusus satu kamar tamu di lantai dasar dan unik nya disamping kamar tamu Arumi membuat sebuah ruang perpustakaan kecil.
Erik tak pernah mempermasalahkan seperti apa dekorasi rumah,karna setiap susunan dekorasi yang Arumi buat,hasil nya selalu disukai oleh Erik dan Retno.
"ma,ayah belum pulang"tanya Retno sambil berlalu ke meja makan.
"belum sayang"jawab Arumi singkat dan kembali pokus ke handphone nya.
tak butuh waktu lama Retno yang selesai makan pun lansung masuk kekamar nya.
Erik yang diam-diam masuk ingin memberi kejutan untuk Arumi, perlahan-lahan berjalan ke arah ruang tamu,Erik pun langsung tersenyum mendapati Arumi yang sedang tertidur di sofa sementara tv yang menyala dan handphone yang sudah terjatuh di lantai.
"sayang"panggil Erik dengan lembut kearah Telinga Arumi.
"mas Erik,mas sudah pulang,maaf ya mas Arumi ketiduran''jawab Arumi terbangun sambil mengucek-gucek matanya.
"ini baru sampai"jawab Erik sambil memperlihatkan koper ditangan nya.
"mas belum makan kan, makanan nya sudah dingin Arumi panas kan dulu ya"ucap Arumi yang lansung berdiri ingin kedapur.
"ngk usah sayang,mas mau bersih-bersih dulu,ganti baju,udah bau keringat"jawab sambil mencium ketiak dan kerah baju nya.
"ya sudah kalau gitu ayok kita kekamar"sahut Arumi sambil memegang tangan Erik.
Erik menghidup kan lampu kamar,terlihat bunga mawar di atas meja yang masih segar,ruang kamar yang rapi dan bersih,raugan yang wangi dan suasana malam yang sejuk membuat Erik selalu merindukan rumah.
Erik pun lansung membersihkan diri di kamar mandi, sementara Arumi membereskan pakaian yang ada di dalam koper suaminya, selesai memilah-milah pakaian bersih dan kotor,Arumi pun memasuk kan pakaian kotor ke keranjang cucian.
ketika mengangkat pakaian kotor ke keranjang,tiba-tiba sebuah lipstik terjatuh dari jas milik erik,Arumi pun mengambil nya dari lantai dan memperhatikan model lipstik.
ternyata lipstik itu sama dengan merek lipstik Arumi,Arumi pun lansung ke meja rias nya dan mencari lipstik milik nya.
Arumi menemukan lipstik milik nya masih utuh di tempat"jika lipstik ku disini jadi ini milik siapa"lirih Arumi.
"apa jangan-jangan ini milik perempuan lain"terka Arumi dengan dada yang mulai sesak, berkali-kali Arumi menarik napas,berusaha menahan emosi.
pintu kamar mandi terbuka,Erik yang baru siap mandi pun lansung menghampiri Arumi yang tengah duduk di meja rias.
"sayang,mas sangat merindukan kan mu"ucap Erik sambil memeluk Arumi dari belakang.
Arumi hanya tersenyum,berusaha tenang seperti tak tau apa-apa,Arumi memutuskan untuk memendam kecurigaan nya dulu.
"mas mau makan"tanya Arumi lembut.
"iya sayang,udah lapar, cacing-cacing nya udah demo ni"sahut Erik memegang perutnya sambil nyengir.
Arumi pun langsung Siagap menemani suami nya turun kebawah untuk makan.
"mas"
"emm,kenapa sayang"tanya Erik sambil duduk
"gimana kerjaan mas,apa lancar"tanya Arumi lembut sambil meletakkan sepiring nasi dan lauknya didepan Erik.
"Alhamdulillah lancar"sahut Erik dan mulai menyuap nasinya
"Alhamdulillah,oyaa mas,dari kantor berpa orang yang ditugas kan keluar kota"tanya Arumi kembali dengan wajah tenang
Arumi mulai mencari tau,siapa pemilik lipstik itu,dia berharap kecurigaan nya hanya salah paham,dan berharap lipstik itu milik rekan perempuan nya Erik agar menghilangkan kecurigaan nya.
"ngk banyak kok,cuma tiga orang"sahut Erik tanpa curiga
"OOO...cuma tiga orang"ulang Arumi sambil menuangkan air putih ke gelas.
"kalau yang pergi perempuan kasihan juga ya mas, ninggalin anak sama suami,aduh pasti repot suami nya ngurusin anak"ucap Arumi memancing
"iya juga sih,tapi Alhamdulillah yang pergi semua nya laki-laki"jawab Erik sambil menyuap kan nasi ke mulut nya lagi.
"OOO..jadi ngk ada yang perempuan"ulang Arumi kembali dengan meneguk air putih yang dia pegang.
hati Arumi kembali panas, mengingat lipstik yang jatuh dari jas suaminya sendiri.
"mas,apa mas perlu apa-apa lagi,kalau tidak ada,boleh Arumi tidur duluan"tanya Arumi yang sudah tak sanggup menahan air mata.
"ya sudah kamu tidur duluan,nanti mas nyusul,mas masih mau ngopi"
Arumi pun langsung naik ke atas menuju kamar, pikiran nya bercampur aduk kemana-mana.
bagaimana tidak hancur kalau suami yang selama ini dia cintai dan hormati telah mengkhianati nya dari belakang.
setelah beberapa menit,Arumi pun kembali menenangkan pikiran nya, berusaha memejamkan mata nya untuk tidur,karna besok pagi-pagi sekali Arumi harus bangun memasak untuk anak dan suaminya,baru setelah itu dia akan pergi kerumah sakit.
cuti yang di ambil Arumi cuma satu hari,jadi dia harus kembali bekerja, sementara Erik masih belum kembali ke kamar.
Arumi terbangun dan melihat jam sudah setengah enam,malam ini Arumi memang susah tidur karna itu dia harus bangun lambat, buru-buru Arumi kekamar mandi dan whudu' untuk sholat subuh.
keluar dari kamar mandi, Arumi pun lansung membangun kan suaminya untuk sholat.
"mas,bangun,udah pagi"ucap Arumi membangun kan Erik
"iya sayang,bentar lagi bangun"sahut Erik dengan mata yang masih terpejam.
"cepatan mas,nanti ngk sempat subuhnya"ucap Arumi kembali.
Erik yang ngantuk berat pun berusaha bangun dan mengucek-gucek mata nya yang masih ngantuk.
Arumi yang melihat Erik sudah bangun ,dia pun lansung sholat.
selesai sholat Arumi pun menuju kamar Retno"Retno kamu sudah bangun sayang"panggil Arumi dari depan pintu.
"sudah ma,ini lagi siap-siap"sahut Retno dari dalam.
"ya sudah, lansung turun ya kalau udah siap"ucap Arumi sambil melangkah untuk turun kebawah.
karna sudah telat,Arumi pun mengambil telur untuk didadar saja.
selain menjadi wanita karir,Arumi pun lihai dalam mengurus pekerjaan rumah tangga nya,tanpa pernah mengeluh.
selesai memasak dan bersih-bersih dapur,Arumi pun menyempatkan diri nya untuk mencuci pakaian kotor.
"ma..."panggil Retno yang berjalan ke arah dapur.
"iya sayang,kenapa"tanya Arumi dari kamar mandi
"Retno makan duluan ya ma"ucap Retno yang sudah di dapur
"bentar,biar mama siap kan,sekalian panggil kan ayah biar sarapan bareng"ucap Arumi yang lansung mengehentikan kegiatan nya.
belum sempat Retno panggi tiba-tiba Erik pun lansung muncul.
"good morning sayang"sapa Erik pada putra tunggal nya itu.
"good morning ayah"sahut Retno sambil pergi ke Meja makan.
Retno memang tidak terlalu harmonis dengan ayah nya,mungkin Karana Erik yang sibuk bekerja jadi kurang waktu bersama.
Retno lebih cenderung dekat dengan Arumi ibunya, seperti mengobrol dan bercanda dengan arumi.
"jam berapa tadi malam ayah pulang"tanya Retno memulai obrolan di meja makan
" ayah pulang sekitar jam 9"sahut Erik sambil meletakkan hp nya di atas meja makan.
"iya pas ayah pulang Retno udh tidur"timpal Arumi sambil meletakkan telur dadar dan ikut makan.
"OOO ..iya ma,tadi malam Retno tidur cepat"jelas Retno.
"hari ini mama kerja''tanya Retno sambil memasukkan kan nasi kemulut nya.
"iya sayang,kemaren mama cuma ngambil cuti satu hari"sahut Arumi santai.
di tengah aktivitas makan, tiba-tiba handphone nya Erik berdering,ada panggilan masuk dari seseorang.
sempat sekilas Arumi melihat layar ponsel milik erik,dengan panggilan masuk dari no baru,ponsel Erik diletakkan memang tidak jauh dari nya.
spontan dengan cepat Erik lansung mengambil hp nya dan langsung mematikan nya.
"mas,kok ngk di angkat"ucap Arumi dengan santai.
"ngk usah sayang,no ngk di kenal"sahut Erik berusaha santai.
"iya siapa tau penting mas"timpal Arumi kembali.
Belum sempat Erik menjawab ucapan Arumi, tiba-tiba handphone Erik berbunyi kembali.
Retno dan Arumi spontan kembali melihat ke arah Erik.
dengan terpaksa Erik mengangkat panggilan tersebut.
"hallo mas'' ucap suara perempuan yang masih bisa di dengar Arumi.
"sebentar ya sayang ,mas angkat telepon dulu"ucap Erik yang langsung berdiri sedikit menjauh dari meja makan.
Arumi pun cuma menganggukan kepala nya dan melanjutkan kan makan nya.
"ma, Retno sudah siap, Retno berangkat dulu ya"ucap Retno kemudian bangkit dan langsung menyalami tangan Arumi.
"iya sayang, udah ngk usah nunggu ayah pamitan,ayah masih nelfon,biar mama bilang nanti sama ayah"jelas Arumi .
setelah Retno pergi, sekali-kali Arumi melirik suami nya dan berusaha mendengar percakapan suami nya.
namun Arumi tak bisa mendengar apa-apa,suara Erik benar-benar pelan,dada Arumi mulai sesak,penuh curiga,"seperti nya itu telepon dari perempuan itu"gumam Arumi di dalam hati dengan berusaha menahan air mata.
Erik mulai mengarah ke meja makan,terdengar jelas dia mengakhiri telpon nya,dengan cepat Arumi berusaha tenang dan berusaha ceria tanpa mengetahui apa-apa.
"sudah siap mas,dari siapa?"tanya Arumi dengan santai
"OOO...itu,tadi teman dari kantor,katanya ngk bisa datang karna sakit"sahut Erik sambil mengaduk sisa makanan nya,tanpa melihat wajah arumi.
"tadi suara perempuan ya mas"tanya Arumi
"iya sayang,itu tadi istri nya,dia nelfon tadi lewat handphone istrinya"jawab Erik sedikit gugup
"OOO..ya sayang,kamu mau mas antar atau gimana"
"ngk usah mas,Arumi bawa mobil sendiri aja"sahut Arumi lalu tersenyum.
"ya sudah mas mau berangkat dulu,ooya..mungkin hari ini mas pulang sedikit terlambat"jelas Erik sambil mengulurkan tangannya ke Arumi.
"iya mas"sahut Arumi sambil mencium punggung tangan suaminya.
mereka berdua pergi dengan kendaraan masing-masing,Arumi mengunakan mobil milik nya sedangkan Erik juga mengunakan mobil pasilitas dari kantornya.
dalam perjalanan pikiran Arumi bercampur aduk kemana-mana, sesekali air mata nya jatuh, bagaimana mana tidak, rumah tangga yang selama ini dia banggakan kini memiliki celah.
tak terasa kini Arumi sudah sampai di depan rumah sakit,Arumi pun menarik napas panjang berkali-kali dan berusaha untuk tenang.
Arumi melangkah kan kaki nya kedalam rumah sakit dengan wajah yang pura-pura ceria seperti tidak ada duka ataupun masalah.
sebagai seorang dokter kandungan Arumi harus profesional dalam bekerja,dia tak ingin membawa masalah pribadinya dalam pekerjaan nya.
"selamat pagi mbak"ucap suster dina dari belakang menyapa.
"eh Dina, selamat pagi juga"sahut Arumi dengan tersenyum.
"mbak Arum sudah sarapan,kalau belum ayok mampir kek Kantin dulu yuk"ajak Dina sambil menunjuk kantin
"mbak sudah sarapan dirumah Din,lain kali saja ya"sahut Arumi lembut.
"ya sudah,aku ke kantin dulu ya mbak"ucap Dina lalu pergi
Arumi pun lansung menuju ruangan nya "selamat pagi buk dokter"sapa buk Siti yang sedang mengepel lantai,tiap pagi buk Siti memang datang lebih awal,karna pekerjaan buk Siti sebagai petugas kebersihan di rumah sakit,jadi sebelum rumah sakit ramai pagi-pagi sekali buk Siti sudah mengepel.
"selamat pagi juga buk"jawab Arumi dengan senyuman
sampai diruangan, seperti biasa Arumi membuka almamater milik nya dan mengantungkan nya lalu merebahkan tubuh nya di kursi milik nya.
satu hari libur banyak berkas sudah menumpuk di mejanya,satu persatu dia buka kemudian dibaca,namun sesekali pikiran nya masih terlintas dengan lipstik dan kejadian tadi pagi Erik yang menelfon.
Arumi pun menarik napas kasar lalu membuangnya"aku harus menyelesaikan pekerjaan ku lebih awal lalu pergi ke kantor mas Erik"gumam Arumi sambil membuka-buka berkas.
di tengah kesibukan Arumi tiba-tiba masuk lah sebuah pesan di handphone nya,Arumi pun membuka kotak masuk, ternyata Pesan dari Erik"selamat hari pernikahan kita yang ke 20 tahun sayang,mas sudah siap kan kado spesial,sampai jumpa di rumah"mata Arumi lansung berkaca-kaca membaca pesan dari Erik.
Arumi tak menyangka kalau Erik mengingat ulang tahun pernikahan mereka,seketika hati Arumi luluh"apakah aku hanya salah paham saja dengan mas Erik, apakah dugaan ku salah"ucap Arumi lirih
"ya aku pasti salah, mungkin saja mas Erik tidak selingkuh,mas Erik cuma ingin membuat kejutan untuk ku"timpal Arumi kembali lalu tersenyum bahagia.
Arumi pun langsung membalas pesan Erik"terimakasih ya mas,Arumi sangat bahagia"pesan pun langsung dikirim dengan perasaan bahagia.
Arumi mengurungkan niat nya pergi ke kantor Erik,Arumi memutuskan untuk kembali percaya kepada suami nya.
hari ini Arumi tidak ada jadwal operasi,jadi Arumi memutuskan pulang lebih awal,dalam perjalanan pulang Arumi pun mampir ke sebuah toko jam tangan,Arumi ingin membeli kado untuk Erik.
"mas,saya mau lihat jam tangan laki-laki yang tahan air ya mas"ucap Arumi sambil melihat-lihat.
"iya mbak,ini mbak, semuanya tahan air,mbak pilih saja"ucap karyawan toko dengan mengeluarkan berbagai jenis pilihan.
Arumi pun memilih sebuah jam tangan warna hitam.
keluar dari toko jam, Arumi pun memutuskan untuk pergi ke sekolah Retno, kebetulan Retno hari ini tidak les,jadi Arumi ingin sekalian menjemput nya.
mobil melaju sedikit kencang,karna ini jam siang Arumi takut macet dan keburu Retno naik ojek online.
Arumi tiba dengan tepat waktu,anak sekolah sedang ramai keluar dari gerbang,Arumi memperhatikan satu persatu siswa dan mencari sosok Retno.
tak lama Retno pun keluar dengan mengenakan jaket abu-abu milik nya.
"Retno... Retno"panggil Arumi kemudian mendekat.
Retno yang melihat Arumi pun langsung mendekat.
"mama kok bisa disini"tanya Retno heran
"iya mama mau jemput kamu"sahut Arumi dan langsung menggandeng tangan Retno.
"Ma,retno kan udah besar,malu lah dilihatin teman -teman"ucap Retno berusaha melepaskan tangannya dari Arumi.
"sudah besar! masa sih"goda Arumi sambil mencubit pipi Retno dengan manja dan semakin menguat kan penganan nya.
"siang ini mama belum sempat masak,gimana kalau kita makan di luar aja"ucap Arumi memberi ide sambil melajukan mobil nya
"iya ma, terserah mama aja"sahut santai sambil melihat ke arah luar dari kaca mobil.
Arumi pun lansung membelokkan mobilnya ke arah sebuah tempat makan yang lumanya besar dan pengunjung yang ramai.
"kita makan disini ya,disini makanan nya enak -enak,kamu pasti suka"ucap Arumi sambil memarkirkan mobilnya.
setelah turun dari mobil Arumi dan Retno pun langsung mencari tempat duduk yang kosong,karna dari luar hampir semua kursi sudah terisi.
"kita duduk di paling ujung yuk sayang,di sini sudah pada penuh"ucap Arumi sambil menunjuk ke arah kursi yang kosong.
Retno pun hanya mengikuti kemana ibu nya arah kan tanpa membantah.
"selamat siang buk,ini menu nya buk,mau langsung dipesan atau pilih-pilih dulu buk"ucap seorang pria menyodorkan daftar menu dengan ramah.
"nanti aja ya mas,kita pilih dulu"sahut Arumi
"baik buk, silahkan dipilih,kalau begitu saya tinggal dulu"sahut pria muda itu.
"kamu mau makan apa sayang"tanya Arumi sambil menunjuk daftar menu ke Retno.
"Retno mau ayam geprek ajalah ma,sama minuman nya jus jeruk"ucap Retno tanpa berlama-lama.
"ya udah mama pesan dulu"ucap Arumi sambil memanggil pelayan
tak lama datang lah seorang pria muda yang pertama tadi.
"iya buk,sudah ada yang mau di pesan"tanya nya sambil tersenyum.
"sudah mas,saya mau pesan ayam geprek nya satu,nasi goreng pakek telur mata sapi satu dan minuman nya jus jeruk dua sama air putih"ucap Arumi lalu tersenyum kecil.
setelah pelayan pria itu mencatat semua pesanan Arumi,dia pun lansung pergi.
tak lama kemudian pesanan mereka pun datang.
"ini pesanan nya buk"ucap pelayan perempuan paruh baya meletakkan nasi goreng dan ayam geprek di atas meja.
"minuman nya sebentar ya buk,saya ambil dulu"timpal nya lagi lalu pergi.
Arumi dan Retno pun lansung menyantap makanan mereka tanpa menunggu jus Karna air putih sudah duluan di sediakan.
ketika Arumi dan Retno sedang pokus menikmati makanan mereka, tiba-tiba mereka berdua di kejutkan dengan suara gelas yang jatuh.
"maaf mbak...maaf ..."ucap seorang perempuan paruh baya yang mengantar pesanan mereka tadi"
"kamu itu gimana sih,kalau jalan itu pakek mata, lihat baju saya jadi kotor kan"ucap seorang perempuan berambut pirang dengan kesal.
"sekali lagi saya minta maaf mbak,saya tidak sengaja "ucap pelayan itu kembali.
"maaf...maaf...kamu pikir baju saya bisa langsung bersih"sahut perempuan berambut pirang tersebut.
Arumi yang tak tega melihat pelayan perempuan itu di marahi,Arumi pun menghentikan makan nya dan mendekati perempuan rambut pirang yang dari tadi Arumi tak melihat wajah nya karna berdiri membelakangi meja Arumi.
jujur saja Arumi tak tega melihat pelayan itu di bentak,apa lagi banyak pelanggan yang menonton mereka tanpa mau melerai.
"maaf mbak ini ada apa ya"sapa arumi mendekat.
perempuan berambut pirang itu pun menoleh mendengar sapaan Arumi
"Arumi!,ucap perempuan berambut pirang itu kaget.
Arumi yang merasa nama nya di panggil lansung mengerutkan keningnya.
"kamu Arumi kan"tanya nya kembali, sementara Arumi pun menganggukkan kepalanya.
"sudah mbak kamu pergi saja,kali ini kamu saya maaf kan"ucap nya pada pelayan tersebut.
"Arumi kamu ngk kenal aku,Risma"ucap nya meyakinkan,namun Arumi masih terdiam.
sementara Retno hanya memperhatikan ibunya yang tengah berbincang dengan wanita tak ia kenal dari meja makannya.
"saya Risma anak nya pak jalal,tetangga kamu dari kampung cempaka"jelas nya Risma lagi
cempaka adalah nama kampung halaman Arumi dan orang tua nya 20 tahun yang lalu,sejak meninggal nya kedua orang tua nya serta menjual rumah nya yang dikampung, Arumi pun jarang pulang.
"Risma anaknya pak jalal"ulang Arumi sambil memperhatikan risma dari ujung kaki sampai kepala.
"Ya ampun Risma!!! Ini kamu"timpal Arumi kembali sambil membolak-balikan badan Risma dengan raut wajah heran.
Namun Risma hanya tertawa melihat tingkah Arumi pada nya.
"Kamu udah berubah,Sampek aku nggak kenal"ucap Arumi dengan tatapan yang lekat.
"Kamu sendiri,kita ngobrol -ngobrol dulu yok,udah lama ngk jumpa"ucap Risma sambil mengajak Arumi ke tempat duduk.
"Disana aja ya ris, tadi aku bareng sama Retno kesini"ajak arumi sambil menunjuk ke arah Retno.
"Itu baby yang dulu masih di dalam kandungan"ucap Risma kaget sambil menutup mulut nya.
Heheh....sudah ayok kesana"balas Arumi sambil melangkah pergi ke meja Retno,yang diikuti Risma.
"Risma pun lansung duduk di samping Retno, Retno yang tak kenal dengan Risma merasa heran
"Retno kenalin ini Tante Risma ,teman mama"ucap Arumi memperkenalkan
"Retno Tante"ucap Retno kemudian menyalami tangan risma
"Kamu udah besar ya"ucap Risma sambil mengacak rambut Retno, Retno yang merasa rambut kepalanya di acak-acak mulai merasa risih.
"Kamu kok udah berubah gini Ris"ucap Arumi memulai obrolan.
Risma pun menurun kan tangannya dan menarik napas kasar.
"Panjang ceritanya"sahut Risma singkat
Risma yang Arumi kenal dulu dengan Risma yang Arumi lihat sekarang memang jauh berbeda,dulu Risma memakai hijab, pakai kacamata kemana-mana,baju longgar,kulit kusam,beda dengan sekarang Risma terlihat lebih glowing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!