Pagi dengan cahaya mentari yang hangat menyinari kota Arifu di Kerajaan Belgets. Dari rumah yang berada di tepi sungai Mili yang merupakan sumber pengairan kota Arifu. Seorang ibu bernama Eliza dan suaminya yang bernama Felix bingung melihat anaknya yang baru lahir tidak menangis seperti anak pada umumnya.
Anak itu diberinama Misa, dan Misa sekarang baru lahir berada tepat dipangkuan ibunya. " Nye-nye-nye nya-nya-nya-nya. " Seperti itulah Misa terdengar oleh ibunya.
" Bukankah dia lucu sayang, dia tidak menangis. Tapi seolah dia sedang bernyanyi. " Eliza tersenyum melihat tingkah Misa.
" Ah, suatu hari dia akan kujadikan penyanyi yang hebat. " Felix memegang pipi Misa dengan telunjuknya.
Sementara itu Misa yang sedang berbicara dengan bahasanya yang tidak dipahami oleh orang tuanya. " Hah, penyanyi? Hah? Aku tidak sedang bernyanyi. Hoe-hoe! Apa kalian tidak bisa mengerti apa yang sedang aku ucapkan? Hah, sepertinya kemampuan berkomunikasiku memang perlu dipelajari lagi. Apalagi ini adalah dunia yang berbeda dari duniaku sebelumnya. Atau mungkin karena aku masih bayi jadi kemampuan komunikasiku seperti bayi. Hah, baiklah. Meski aku terlihat seperti bayi tapi, aku memiliki kesadaran penuh atas diriku ini, Eh sekarang namaku adalah Misa ya? hem, tidak buruk juga. Bisa aku terima. "
" Nya-nya-nya nye-nye-nye ... " Terlihat Misa hanya sedang mengomel oleh ibunya.
Seoang anak yang terlahir dengan kesadaran penuh ini apakah hanya itu kemampuannya. Lalu dengan dunianya yang sekarang apakah hanya dengan kesadaran tersebut dia akan menjadi anak yang hebat? Tentu saja tidak hanya itu. Misa memiliki kemampuan yang istimewa lainnya yang dia dapat karena kebaikannya di kehidupannya sebelumnya.
Misa yang dulunya adalah seorang perempuan cantik yang bernama Emili. Dia yang gemar bermain game RPG dalam kehidupannya sebelumnya. Dia lulus kuliah dan tidak bekerja, melainkan main game kesukaannya yang bertemakan sebuah dunia sihir. Bisa dibilang dia sudah menjadi Master dalam game tersebut, dan dia dapat keuntungan dari setiap game atau misi yang dia selesaikan, yang bisa ditukarkan dengan uang. Menjelaskan kenapa dia tidak bekerja. Tapi, suatu hari Dia terkena serangan jantung karena sering bergadang dan lupa makan, dia ditemukan tewas oleh orang tuanya masih memakai alat untuk bermain game.
Emili sadar semua berubah menjadi gelap dan dia berfikir semuanya telah berakhir. Tapi, semua baru akan dimulai dari sini.
Sebuah cahaya perlahan mulai menerangi sekitar Emili. Dan dia bertemu dengan dewa yang mengatur kehidupan. Emili diperlihatkan sebuah cuplikan video proyeksi tentang banyaknya anak yatim yang tertawa dan bahagia.
" Betapa senangnya, ada orang yang begitu peduli kepada kita. " Seorang anak yang tersenyum bahagia sedang menikmati makan bersama anak yatim lainnya.
" Iya, semoga orang tersebut mendapatkan yang terbaik buat dia. Entahlah, katanya orang itu adalah kakak cantik yang selalu memberi kita donasi uang untuk keperluan kita. Tapi, kenapa dia tidak pernah kesini ya. Padahal aku ingin memeluknya dan berterimakasih padanya. " Seorang anak perempuan yang senang sekali dan terlihat bahagia saat membahas tentang Emili.
Lalu Emili bertanya kepada Dewa tersebut. Dan dewa menjawab bahwa sumber kebahagiaan anak-anak yatim itu adalah dari dana yang Emili selalu sisihkan dari pendapatannya bermain game dan di salurkan kepada yayasan yatim piatu. Tanpa sadar ternyata Emili sudah sangat membantu sampai dia sendiri tidak tahu berapa banyak dana yang dia selondorkan untuk membantu anak-anak itu. Itu seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya. Dan karena hal tersebut. Emili diberi kesempatan untuk hidup kembali dan menjalani masa kecilnya lagi. Karena masa bersenang-senang adalah waktu kecil. Tapi Emili diberi keistimewaan oleh dewa untuk memilih apa keistimewaan tersebut.
Sementara Dewa itu menjelaskan bahwa Emili tidak bisa dihidupkan di dunia yang sama seperti sebelumnya. Tapi, Emili akan dihidupkan didunia sihir yang orang-orang disana memakai sihir sebagai suatu energi dalam keseharian maupun untuk hal lain. Lalu, Emili memikirkan sebuah hal yang bisa dia minta kepada sang Dewa. Akhirnya Emili meminta untuk mengcopy skill bahkan atribut yang dia miliki di game sihir yang dia sering mainkan untuk menjadi skill miliknya di dunianya yang baru. Dewa mengabulkan itu. Dan kehidupannya didunia yang baru dimulai.
Misa lahir di keluarga yang bukan bangsawan dan juga bukan keluarga yang miskin juga. Ayahnya yang bernama Felix adalah seorang pedagang di pusat kota Arifu di kerajaan Belgets dan ibunya Elizabeth juga merupakan ibu yang baik bagi Emili. Setelah lahir kembali dan sekarang Emili diberinama oleh Felix dengan nama Misa. Sejak lahir, Misa sudah memiliki kesadaran bukan seperti bayi pada umumnya. Dia memiliki kesadaran dari ingatan masalalunya dan dia mengerti bahwa dia tidak benar-benar menjadi bayi yang sesungguhnya dengan kesadarannya. Tapi dia bersikap layaknya bayi pada umumnya.
" Ternyata sudah Enam bulan sejak aku lahir didunia ini. Ternyata disini membosankan. Karena tidak ada game untuk dimainkan. Aku terkurung di bok bayi yang membuatku tidak bisa berkeliaran. Mungkin bagiku mudah saja untuk terbang dan meloncat dari sini. Tapi, apa yang akan dipikirian oleh orang tuaku nantinya. Hah, sudahlah. Aku sudah mempelajari tentang dunia ini selama Enam bulan dari sejak aku lahir. Baik itu kota Arifu tempat aku terlahir, dan Kerajaan Belgets serta orang-orang di Kerajaan. Dan sepertinya anak dari Raja Elfuia, Raja kerajaan Belgets lahir seminggu setelah kelahiranku didunia ini. Mungkin suatu hari aku akan bertemu dia karena kita seumuran. " Misa yang duduk memperhatikan sekitarnya.
Dari semua yang Misa pelajari merupakan hasil pengamatan makhluk panggilan yang Misa panggil menggunakan sihir pemanggilan. Misa memanggil beberapa monster yang bisa berkamuflase dan tidak terlihat oleh orang-orang sekitar, supaya tidak menimbulkan kekacauan. Dan semua telah di beri mata batin yang terhubung ke Misa. Jadi, semua infomasi yang didapatkan oleh monster-monster kecil yang berkeliaran di Kerajaan Belgets memberikan informasi lewat mata batin yang Misa tanam kepada para monster kecil yang bisa terbang itu. Bahkan Misa memanggil beberapa monster merayap untuk mengumpulkan informasi dari sisi lebih dekat dari manusia.
Tiba-tiba seseorang mendobrak pintu dan masuk kekamar Misa. " Hoe, tuan Putri. Kerajaan sedang dalam bahaya. Tapi, tenang. Aku adalah kesatria Kerjaan Belgets yang akan melindungimu dari marabahaya. Aku Marchel, Eh. Hah, tuan Putri tertidur. Yah, aku akan berjaga diluar gerbang istana saja. " Marchel adalah kakak laki-laki Misa. Dia bercita-cita menjadi seorang Ksatria Kerajaan.
" Hah, untung aku tahu dia akan datang. Jadi, aku berpura-pura tidur biar dia pergi. Meski dia kakak yang baik. Tapi, lebih banyak menyebalkannya. " Misa yang pura-pura tidur kembali duduk dan memejamkan matanya sembari melihat kota dengan mata batin yang dia tanam kepada monster panggilannya.
Esok hari di kediaman Tuan Felix, ayah dari Misa. Sisa embun yang masih melekat di dedaunan memancarkan secerca pelangi kecil yang berasal dari terpaan sinar matahari.
"Wush ... Cring ... cring ... . " Suara hantaman pedang yang saling mengikis satu sama lain terlihat indah dengan tekhnik berpedang yang Felix ajarkan kepada Marchel.
Latihan berpedang dipagi hari yang selalu jadi rutinitas Felix dan Marchel saat akan memulai hari. Felix sangat lihai dalam mengayunkan setiap hunus pedang yang dia arahkan sebagai sebuah serangan. Dan lebih hebatnya, Marchel yang bisa mengimbangi tekhnik Felix dan memberikan serangan balasan.
" Oh, Baiklah. Calon Ksatria ini tidak akan kalah dari pensiunan Ksatiria Kerajaan. Karena akulah yang akan menjadi Ksatria terhebat kerajaan Arifu. Hiyah ... . " Marchel melancarkan serangan kepada Felix.
Felix merupakan pensiunan Ksatria kerajaan Arifu. Dulunya dia juga merupakan seorang Ksatria di kerajaan Arifu, dan dia berhenti dari profesinya itu karena lebih memilih waktunya bersama Elizabeth istrinya. Dan kini dia sudah memiliki dua anak yaitu Marchel dan adiknya Misa.
Misa tidak terlalu semangat setiap kali dia harus menonton pertarungan antara Felix dan Marchel dipagi hari. Meski itu cuma latih tanding. Misa lebih berkeinginan untuk ikut berlatih. Tapi ibunya selalu bilang bahwa Misa anak perempuan. Tidak boleh arogan seperti anak laki-laki. Itu membuatnya sangat bosan. Tapi, Misa selalu menuruti kata-kata ibunya.
" Hah, pagi yang membosankan karena aku harus menonton kakak yang menyebalkan sedang latih tanding dengan ayah. Kalau aku jadi ayah, aku pasti sudah menendang bokong si Marchel itu." Misa berbicara sendiri.
Tanpa disadari Ibunya mendengar itu. Misa sekarang berusia Empat tahun, dia tumbuh menjadi gadis imut yang cantik. Dan kemampuan memahami bahasanya sudah berkembang. Dia sudah sangat kelihatan seperti orang dewasa saat berbicara. Karena ada penyesuaian bahasa di dunia Misa sekarang. Dia juga mempelajarinya dari orang-orang sekitarnya.
" Oh, ada yang sedang bergumam disini. Ayo, ingatkan kata-kata ibu? " Misa dipeluk ibunya dari belakang.
" Iya, aku ingat itu ibu. " Misa tersenyum menengok keatas karena posisi wajah ibunya berada di atasnya.
" Dan apakah kamu tahu sayang? Bahwa kita sebagai perempuan itu merupakan sumber kekuatan bagi laki-laki kita. Seperti ayahmu yang akan bersemangat saat ibu sedang ada untuk dia. Dan itu akan membuatnya lebih bahagia. Membuat kabahagiaan orang yang kita sayangi juga merupakan hal yang mulia, ingat ya itu! " Eliza mengelus-elus kepala Misa.
" Mungkin aku akan suka rela untuk menyemangati Ayah, tapi untuk si Marchel. " Sebelum Misa menyelesaikan kalimatnya, Eliza menyela untuk membuat hubungan putrinya dan kakaknya tidak menjadi lebih buruk karena perlakuan jahil Marchel yang sering membuat Misa menjadi marah setiap hari ada-ada saja.
" Eh, jangan begitu! Marchel juga kan kakakmu. Kita sebagai perempuan suatu hari akan membutuhkan seorang pria. Karena dikeluarga kita Ayahmu dan Marchel adalah seorang pria. Terkadang ada beberapa pekerjaan yang kita sebagai perempuan ada batasnya. Karena itu kita memerlukan mereka juga. Jadi, meskipun kakakmu sering jahil, tapi ingat ya! Kita itu satu keluarga yang harus saling menolong. Begitupun Marchel. Dia akan menolongmu karena dia tahu kamu adik perempuannya yang imut. " Eliza mencoba meluruskan hubungan antara Misa dan Marchel.
" Iya Ibu, akan aku ingat itu. Maaf untuk yang barusan? " Misa sedikit menundukkan kepalanya.
Saat sebuah serangan yang akan dihunuskan kepada Felix. Tanpa sadar Marchel menendang batu yang berada didepan kakinya.
" Hiyah ... uah ... . " Marchel tidak bisa mengendalikan gerakannya yang spontan itu. Sementara Felix yang tidak menyadari gerakan spontan yang jauh dari prediksinya berada dalam bahaya tertusuk pedang.
Misa yang melihat itu dengan sigap langsung menggunakan kekuatan sihirnya membuat barier yang menahan serangan Marchel. Akhirnya serangan Marchel meleset karena terkena barier buatan Misa.
" Apa itu tadi? Sebuah penghalang. Siapa yang membuat penghalang itu? hah. " Felix melihat kearah Misa yang dengan posisi membuat posisi tangannya yang seolah dia merapalkan sihir kepada Felix.
" Misa? " Marchel kaget melihat Misa yang di usianya sedini itu bisa merapalkan sihir pertahanan kepada Ayahnya.
" Hah? Itu ... . " Misa tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Setelah semua hal yang terjadi dipagi hari tadi. Misa ikut Ayahnya yang berdagang di pusat kota Arifu.
Felix merupakan pedagang yang cukup terkenal dikalagan penduduk Arifu. Dia merupakan pedagang yang hampir semua barang yang masyarakat butuhkan bisa didapatkan padanya. Seperti toko serba ada di sebuah kios kecil milik Felix. Setiap hari Marcel dan Misa ikut membantu pekerjaan Felix. Meski Misa kecil dan dia sekarang masih empat tahun. Tapi dia cukup cerdas dan mengerti tentang apa pekerjaan Ayahnya dan membantunya. Meski sudah dilarang oleh Felix. Tapi, Misa bersikeras mau membantu.
Pada awalnya Misa tidak diberikan tugas untuk melakukan apapun, dia cuma diauruh Felix membantu bersih-bersih. Tapi, selang beberapa waktu Misa bisa membantu lebih dari itu dengan menerima tamu. membantu di kasir bersama Felix dan ketika anak seusianya dia sedang asik bermain. Misa tidak terlalu tertarik dengan itu. Misa lebih memilih di kios Ayahnya. Karena menurutnya dia bahagia karena setiap hari bertemu banyak orang. Dan dia bisa mengenal banyak orang dikios saat mereka berbelanja. Itu menjadi keasikan tersendiri bagi Misa bisa berinteraksi dengan banyak orang. Karena dikehidupannya sebelumnya. Dia sangat sibuk dengan tugas kuliah sampai tidak sempat banyak berinteraksi dengan sesama manusia. Sampai dia lulus kuliah pun menemukan game yang dia senangi dan malah tambah jarang keluar rumah. Hidupnya tidak jauh dari game dan kasur. Dengan begitu setiap kadar kebahagiaan orang berbeda dari setiap apa yang benar mereka butuhkan.
" Hei, Misa? Aku akan mendaftarkanmu di Akademi Sihir. " Felix yang tiba-tiba mengagetkan Misa yang sedang asik bercanda dengan Marchel.
" Hah, Ayah bercanda ya? Misa kan masih kecil." Marchel menatap bingung pada Ayahnya.
" Apa kau tidak mengingat tadi pagi? " Felix mencoba mengingatakan kejadian dipagi hari saat mereka sedang latih tanding.
" hem, iya aku tahu Misa membuat barier kepada ayah. Entah itu dia sadari atau tidak. Tapi, dia memang yang sudah membuat barier itu. Aku hanya tidak mau dia nanti disana dikucilkan karena dia bukan seorang bangsawan dan aku tahu bagaimana sikap mereka terhadap orang biasa seperti kita ini. Aku sebagai kakaknya tidak akan terima jika adik perempuanku ini sampai diperlakukan seperti itu. " Marchel yang menunduk karena dia sendiri tahu bahwa Akademi Sihir adalah tempat para anak bangsawan yang terkenal lebih tidak memanusiakan terhadap warga biasa.
Misa tersenyum mendengar penjelasan Marchel. Dalam hati yang tenang Misa bergumam. " Hem, ternyata Marchel menghawatirkanku ya. Tidak seperti kelihatannya. Ternyata dia merupakan kakak yang baik. Meski kadang suka menjahili aku tapi, dia sebenarnya cuma ingin bermain denganku. Jadi, pantas saja jika ada orang yang bersikap kepadaku tidak baik, dia akan marah untukku. "
" Kau benar. Tapi, semua tergantung Misa. Aku tidak akan memaksanya. Karena dia yang akan memilih akan menjadi apa suatu hari nanti. " Felix mengelus kepala Misa.
" Tenang saja Marchel, aku sudah belajar darimu saat kamu jahil terhadapku. Dan mereka bukanlah tandingan bagi kakakku. Mereka hanya akan malu sendiri saat mencoba bersikap tidak baik padaku. Ayah, aku akan memilih pergi ke Akdemi Sihir. Yah, mungkin aku akan jarang kesini membantu Ayah, tapi aku akan selalu mengingat rumah kalau aku berada disana. Dan terlebih lagi aku sayang kalian. Ayah, Ibu, dan juga Kakak Marchel. " Misa memegang tangan ayahnya yang tadi mengelus kepalanya. Mencoba meyakinkan ayahnya bahwa Misa siap untuk ke Akademi Sihir.
" Aku sendiri sedang bingung karena melihat respon dari anak sekecilmu menjawab pernyataan itu seperti orang dewasa. Kalian memang kebanggaanku. " Felix memeluk Misa dan Marchel sembari terharu.
Waktu berlalu begitu cepat, setelah Satu tahun. Misa sekarang siap masuk ke Akademi Sihir. Ada beberapa batasan dalam masuk yaitu harus berusia maksimal Dua tahun lebih dari persyaratan usia yang ditentekan yaitu Tujuh tahun. Tapi, tidak ada yang menerangkan bahwa usia dibawah Tujuh tahun tidak dizinkan masuk. Jadi, Misa dapat masuk ke Akademi Sihir melewati seleksi yang dilakukan dengan surat pengantar dari Raja kerajaan Belgets. Ayah Misa yang merupakan sahabat Raja menjadikannya bisa meminta surat pengantar itu. Pasti dengan persyaratan bahwa Misa mampu melewati tes masuk Akademi tersebut. Baru raja memberikan surat pengantarnya. Karena bagi rakyat biasa yang ingin masuk ke Akademi Sihir harus meminta surat pengantar pada raja.
Misa yang ditemani oleh Felix dan Marchel ke Akademi untuk seleksi masuk pun bersiap untuk ujian masuknya.
" Hehehe, Ayah. Terimakasih untuk semuanya. Aku akan berjuang. " Misa berbalik dan masuk ke dalam kelas untuk menjalani tes tertulis.
" Hah, dia anak kecil yang hebat dimataku. Bukan begitu Marchel? " Felix menepuk pundak Marchel.
" Iya, aku tahu dia akan bisa menjalani ini dengan mudah. Tenang saja Misa. Aku sebagai kakakmu pun tak akan kalah denganmu. Seminggu lagi akan di adakan ujian masuk kemiliteran. Aku pasti bisa masuk." Marchel tersenyum melihat Misa yang masuk kedalam kelas.
" Oh-oh-ho, kau tidak mau kalah dengan Misa ya? Pertahankan semangatmu itu. Oh iya, kita akan menunggu Misa di ujian prakteknya. Eh, dimana ya tempat ujian prakteknya dilakukan? " Saat sedang melihat-lihat Felix tiba-tiba dikejutkan dengan tepukan dipundaknya.
" Oh, sepertinya Wiliam akan memiliki teman dari anak sahabatku ini ya. " Raja Elfuia. Raja kerajaan Belgets membuat kaget Felix yang tidak menyadari keberadaannya saat dibelakang Felix.
" Oh, maaf yang mulia. Aku tidak tahu kalau anda berada dibelakangku. Oh, hoe Marchel beri penghormatan kepada Raja Elfuia! " Felix gugup karena terkejut.
Marchel yang dengan spontan langsung memberikan hotmat dan sopan santun yang seharusnya dilakukan saat ada keluarga kerajaan didepannya.
" Heh, tidak usah terlalu formal begitu. Kita sedang tidak berada didalam istana. Jadi, anggap aku sebagai sahabatmu seperti dulu saja. " Raja Elfuia tersenyum dan memeluk Felix.
" Oh, tapi kenapa yang Mulia berada disini? " Felix heran karena tidak biasanya Raja berada di tempat seperti Akademi Sihir kalau tidak ada keperluan yang penting.
" Hahaha, Sepertinya ini adalah cerita menarik yang akan kuceritakan padamu. Ayo kita mencari tempat duduk untuk bercerita. " Raja Elfuia dan Felix menuju ke tempat dilaksanakan ujian praktek sihir nantinya setelah ujian tertulis.
Sementara itu. Misa yang sedang mengerjakan ujian tulisnya ternyata sudah selesai lebih cepat dari para siswa lainnya. " Seiertinya ini tidak terlalu sulit. Tapi, kenapa aku yang hanya menyelesaikan ini dengan cepat. Tapi, aku tidak mau terlalu mencolok dengan mengumpulkan lemabar ujian ini pertama kali."
Misa yang sudah menyelesaikan ujian tulisnya menunggu ada beberapa orang yang menyelesaikan dulu. Dia melihat sekitar dan mengasi setiap anak yang berada diruangan itu. hanya untuk mengecek dia akan berada diposisi berapa. Karena, dia yakin semua jawaban yang dia tulis benar semua. Sebelum masuk Akademi, Misa sudah memanggil beberapa monster kecil yang bisa kasap mata untuk melihat semua siswa yang sedang menjalani ujian tulis. Dengan begitu, dia bisa merekayasa nomer berapa dia akan lulus ujian ini.
Alasannya adalah dia tidak mungkin terlalu mencolok dengan berada diposisi Satu. Dan dia menyadari akan sericuh apa nanti jika ada rakyat biasa yang menduduki urutan nomer Satu di ujian tulis ini.
" Hah, kenapa mereka lama sekali. Aku sudah bosan menunggu ada yang menyelesaikan ini. " Saat Misa yang sudah bosan menunggu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang telah menyelesaikan ujian tulis itu.
" Oh, kau sepertinya hebat juga, eh. Sepertinya aku tahu anak itu. Tapi dimana ya aku pernah melihatnya? " Yang dimaksud Misa adalah Wiliam. Putra raja Elfuia.
Saat sedang berjalan mengumpulkan selembarannya. William berhenti sebentar disamping Misa. " Misa ya? Salam kenal. Namaku William. Mungkin kita seusia. Dan semoga kita bisa menjadi teman. " Semua anak dikelas kaget.
Wajah Misa memerah karena dia merasa malu dan keadaan seperti ini membuatnya gugup. " Eh, iya. ah, berteman ya. Hehe. "
Misa yang terkejut dan gugup tidak bisa berkata banyak, karena dalam hatinya beribu pertanyaan sedang menggelayutinya. " Eh siapa dia. Kok kenal aku? Dan kenapa dari ekspresi semua orang seperti itu? Apa yang salah? Eh, apanya? "
William melanjutkan mengumpulkan selembarannya. Dan Misa masih bingung.
Sementara saat yang bersamaan di tempat ujian praktek sihir. Felix dan Raja Elfuia duduk dan sedang menceritakan sebuah hal yang menurut Raja Elfuia itu juga merupakan sebuah kejutan.
" Hahaha, kau tahu Felix. Putraku mungkin tertarik dengan putrimu. " Raja Elfuia memegang pundak Felix seolah seperti sedang berbicara dengan sahabatnya yang sangat akrab.
" Hah, tidak aku sangka. Misa menjadi alasan pangeran William untuk masuk kedalam Akademi Sihir ini. Tapi sejak kapan dia tahu kalau Misa ingin masuk ke Akademi Sihir ini? " Felix penasaran.
" Apa kau ingat saat kau pergi ke Istana kerajaan? " Raja Elfuia mencoba mengingat kejadian di Istana kerajaan.
Saat Felix mencoba masuk kedalam istana dan di hentikan oleh penjaga disana.
" Hoeh, aku ingin bertemu Raja Elfuia. Kenapa kalian tidak seperti biasanya? " Felix sedikit kesal karena dia sudah ada janji dengan raja dan dia sudah melihatkan surat pengantar dari raja kepada para penjaga. Tapi yang tidak diketahui adalah para penjaga itu adalah para penjaga baru yang baru bekerja beberapa hari lalu. Jadi mereka kurang tahu tentang surat pengantar dari raja. Dan tugas mereka adalah menghentikan orang-orang yang mencurigakan masuk ke istana. Dan Felix termasuk orang yang mencurigakan itu.
" Kalau kau masih mengeyel. Kami akan menahanmu tuan. Hoe! Para penjaga. Tangkap orang ini! " Para penjaga yang sedang bertugas berkumpul dan jumlahnya ada dua belas orang yang mencoba menangkap Felix.
Misa yang melihat itu dari jarak sekitar lima meter pun bereaksi seperti seolah Ayahnya akan membunuh semua penjaga itu. " Hah, kalau aku jadi kalian. Aku tidak akan melawan orang itu. "
Dengan cepat Felix menyelesaikannya dengan mudah. Semua penjaga terkapar tidak berdaya melawannya. Dan saat itu Raha Elfuia datang. " Ada keributan apa ini? Hah ... pantas saja para penjaga kualahan menghadapimu. "
" Apakah anda mengenal orang ini yang Mulia? " Seorang penjaga yang babak belur tapi masih bisa menghampiri Raja Elfuia bertanya.
" Yah, biarkan dia masuk dan segera obati luka kalian, jadi ingat untuk kalian. Kalian tidak akan bisa menang melawan orang ini. Dia adalah sahabatku. Dia mantan Ksatria Kerajaan atau lebih tepatnya dia adalah mantan Komandan Ksatria kerajaan ini dulunya. Dan pada masanya dia telah mengalahkan beribu musuhnya dengan tangannya. " Raja menerangkang masalalu Felix pada penjaga itu.
" Hah, jadi dia adalah mantan komandan ksatria Felix itu. Maaf yang mulia. Karena kami masih beberapa hari kerja. Jadi, tolong maafkan kami. " Penjaga itu menunduk meminta maaf.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!