NovelToon NovelToon

Keturunan The Indigo

Episode 1

Hai teman teman, supaya nyambung ceritanya, Othor sarankan untuk membaca Khairunisa anak indigo dulu ya, biar tidak bingung.

🌹🌹 Selamat membaca 🌹🌹

____________________________

Hihihi...

Hihihihi...

Hihihihi...

Suara itu selalu terdengar malam ini saat kedua bersaudara itu menginap di rumah kakek dan neneknya di desa.

Tok tok tok...

Suara ketukan di jendela dari luar menambah seramnya suasana malam ini, dan suara itu cukup mengganggu gadis berusia sembilan belas tahun yang bernama Marisa anak kedua Nissa dan Aditia, Dan juga Angga putra pertama mereka yang berusia dua puluh satu tahun.

" Astaga... Haah... malam - malam begini senang banget sih tu Kunti nangis, ganggu saja " kata Angga putra pertama Nissa dan Aditya, yang terusik tidurnya .

" Kakak ga takut, iiiiiii serem ka suaranya merdu banget " kata gadis yang akrab di panggil Risa itu yang membungkus dirinya dengan selimut karena takut dan berbaring di sebelah kakak laki-lakinya.

" Bukankah ayah bilang kita tidak perlu takut dengan apa dan siapa pun, jadi ngapain takut " kata Angga lagi yang juga berbaring di sebelah adik perempuannya itu.

BRAAKH...

BRAAKH...

" Astaga... Suara apa lagi itu kak ?" tanya Risa sambil terkejut sekaligus takut mendengarnya.

" Sudah biarkan saja, nanti juga berhenti sendiri, yu lanjut tidur lagi " sahut Angga yang sebenarnya sudah biasa mendengar semua itu.

Begitu juga dengan Marisa, sebenarnya gadis itu juga sudah biasa, tapi setiap kali mendengar suara - suara aneh itu tetap saja membuat gadis itu takut.

Setelah berusaha tidur dengan mengabaikan suara - suara yang sebenarnya sangat menggangu, akhirnya kakak beradik itu tertidur, hingga...

Tok tok tok...

Suara ketukan kembali terdengar.

" Angga, Risa bangun sudah subuh nak, ayo bangun " panggil nek Wati

Tok tok tok...

" Iya nek " sahut Angga yang terbangun dan langsung menyahut.

" Ya sudah, ayo cepat bangun, bangunkan sekalian Risa kita sholat subuh bersama. " kata nek Wati lagi.

" Iya nek, tunggu sebentar. " sahut Angga lagi.

Setelah mendengar sahutan dari cucunya itu akhirnya nek Wati langsung ke belakang mengambil air wudhu, sedangkan Angga langsung membangunkan adik perempuannya itu.

" Dek bangun, sudah subuh ayo bangun. " kata Angga sambil menggoyang tubuh adiknya itu.

" Eeeggghh... Iya ka sebentar, masih ngantuk ini. " sahut Risa yang masih memejamkan matanya.

" Ayo bangun, kakek dan nenek sudah menunggu kita sholat subuh bersama. " kata Angga lagi yang mulai bersiap.

" Iya kak " sahut Risa yang langsung membersihkan dirinya lalu mengambil air wudhu dan langsung bergabung bersama dengan yang lainnya.

Setelah berkumpul bersama, mereka langsung melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama, setelah selesai Risa langsung membantu neneknya ke dapur untuk membuat sarapan, sedangkan Angga langsung ikut bersama kakek Agus menyiapkan alat untuk berkebun.

" Nek, tadi malam Risa mendengar suara yang mengerikan, apa nenek mendengarnya juga ?" tanya Risa sambil memotong sayuran membantu neneknya memasak.

" Nenek dan kakek, termasuk ibumu sudah biasa mendengar suara begitu Risa, apa ibumu tidak pernah bercerita ?" tanya nek Wati lagi.

" Tidak nek, ibu tidak pernah mengatakan apapun. " sahut Risa lagi sambil menyerahkan sayur yang sudah ia potong untuk di masak.

" Apa ibumu juga tidak pernah bilang kalau ia juga sudah terbiasa dengan mahluk yang tak kasat mata ?" tanya nek Wati lagi pada cucu perempuannya itu.

" Tidak nek, ibu tidak pernah bilang, apa ibu seorang Indigo nek ?" tanya Risa setelah di tanya seperti itu.

" Benar ibumu itu Indigo, dia bisa melihat bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus. " jawab nek Wati.

" Benarkan, kenapa ibu tidak pernah bilang padaku kalau ibu melihat mereka. " kata Risa yang kelihatan bingung.

" Mungkin ada alasan tersendiri sehingga ibumu tidak pernah mengatakannya. Ya sudah jangan di pikirkan, kalau memang kemampuan itu menurut pada kalian berdua, syukuri saja, itu adalah kelebihan yang Allah berikan pada kalian. " kata nek Wati lagi yang sudah selesai dengan masakannya.

Sedangkan Risa hanya mengangguk mengiyakan apa yang neneknya itu katakan.

Berbeda dengan Angga, saat ini ia begitu terkejut karena tiba-tiba...

Episode 2

Berbeda dengan Angga, saat ini ia begitu terkejut karena tiba-tiba...

" Astaghfirullah... " kata Angga yang melihat makhluk hitam besar dengan mata merah menyala berdiri di sebelah pohon mangga di sebelah rumah kakeknya itu.

" Ada apa Ngga ?" tanya kek Agus yang mondar mandir menyiapkan keperluan berkebun nya.

" Tidak apa-apa kek. " jawab Angga sambil berusaha menyembunyikan apa yang ia lihat.

" Tidak perlu kau katakan pun kakek juga mengerti. " kata kakek Agus lagi lalu masuk ke dalam rumahnya dan langsung di susul Angga dari belakang.

Mendengar yang kek Agus katakan barusan membuat Angga terkejut dan bingung, karena tidak mengerti apa yang di maksud kakeknya itu.

Sesampainya mereka didalam, mereka semua langsung sarapan bersama, tidak ada percakapan saat mereka makan, sampai setelah selesai sarapan baru Angga memberanikan diri bertanya.

" Maaf kek, kalau boleh Angga tahu apa maksud dari perkataan kakek tadi ?" tanya Angga yang sudah sangat penasaran dan tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

" Ya seperti yang kamu katakan, kakek tahu apa yang sudah kamu lihat, meskipun kamu tidak mengatakannya. " jawab Agus lagi dengan santainya setelah sarapan.

" Memangnya kakek juga melihatnya ?" tanya Angga

Sedangkan Risa dan nek Wati hanya mendengarkan saja apa yang kakek dan Angga bicarakan.

" Kakek tidak bisa melihatnya, tapi ibumu bisa, dan ibumu yang bilang kalau di situ ada sesuatu " Jawab kek Agus lagi sambil merokok duduk santai.

" Ibu, maksud kakek ibu juga bisa melihatnya, apa ibu indigo ?" tanya Angga juga yang memang tidak mengetahui tentang itu dari ibu mereka, karena Bu Nissa tidak pernah mengatakan apapun tentang itu.

" Yah begitulah, dan mungkin kemampuan yang ibumu miliki sekarang menurun pada kalian berdua " kata nek Wati yang menjawabnya.

" Benar, dan kalian harus menerimanya, biar bagaimanapun itu sudah takdir dari yang maha kuasa. " kek Agus menambahkan.

Mendengar itu Angga dan Risa saling pandang lalu mengangguk mengiyakan.

" Pantas saja aku bisa melihat dan mendengar mereka, ternyata ibu juga begitu, tapi kenapa ibu tidak pernah bilang ya " kata Angga lagi

" Ada alasan tersendiri kenapa ibu kalian tidak mengatakannya, tapi sekarang kalian sudah tahu jadi terima saja ya, dan katakan semuanya pada ibu kalian, biar ibu kalian mengatakan alasannya.

" Iya kek, nek nanti setelah kita pulang ke kota kita akan langsung tanyakan pada ibu tentang semua ini " kata Angga lagi yang langsung di anggukan oleh kedua orang tuanya itu.

Setelah sarapan dan membahas semua itu, mereka bersiap untuk ke kebun belakang rumah, kecuali Risa yang di tugaskan untuk membersihkan rumah terlebih dahulu baru boleh menyusul ke belakang.

Setelah siap kakek nenek dan Angga langsung menuju kebun belakang rumahnya, sedangkan Risa memulai membersihkan rumah.

Ya Angga dan Marisa sedang menikmati liburan di kampung halaman kelahiran ibunya itu, Angga yang liburan di sela sibuknya rutinitas pekerjaan nya, sedangkan Risa liburan karena baru saja menyelesaikan kuliahnya.

Dan saat Risa sedang sibuk membersihkan halaman rumah neneknya itu, tiba - tiba beberapa tetangga terlihat sedang bingung dan cemas lewat di depan rumah itu.

" Ada apa ya Bu, apa yang sudah terjadi ?" tanya Risa yang bingung melihatnya dari memberanikan diri bertanya.

" Itu neng, Bu Siti dari tadi nangis terus karena kehilangan anaknya, makanya kami mau kesana untuk melihatnya. Eh neng ini siapa, cucunya nek Wati ya ?" tanya orang itu lagi

" Iya Bu, saya Risa cucu nek Wati, ya sudah Risa ikut ya Bu, Risa mau melihat juga. " jawab Risa

" Oh, Ya sudah ayo kita kesana sekarang " ajak orang itu dan langsung di anggukan oleh Risa.

Mereka berdua langsung menuju ke rumah Bu Siti, dan disana semua orang sudah berkumpul menenangkan bu Siti yang terus menangis karena kehilangan anaknya yang entah kemana.

Tapi berbeda dengan Risa ia langsung terdiam dan terpaku saat melihat kearah Bu Siti.

Episode 3

Berbeda dengan Risa yang langsung terdiam terpaku melihat ke arah Bu Siti.

" Huuuaaa... Tolong anak saya, tolong Carikan anak saya pak Bu hiks hiks hiks... " kata Bu Siti sambil menangis karena putra semata wayangnya hilang entah kemana.

" Memangnya kemana Andre Bu ko bisa hilang ?" tanya salah satu tetangga yang ada di situ

" Dia tidak kemana-mana, saat saya meninggalkan Andre, ia hanya duduk di depan rumah dan setelah saya kembali anak saya itu sudah menghilang, hiks hiks hiks... Saya sudah mencari kemana - mana tapi tidak menemukannya juga hiks hiks hiks... Andre dimana kamu nak " jawab Bu Siti sambil memanggil nama putranya yang sudah berumur dua puluh dua tahun itu.

" Sabar Bu kita akan coba membantu mencarinya lagi " kata salah satu warga lagi.

" Coba saja Nissa ada di sini pasti dia bisa membantu " kata seorang ibu yang berdiri di sebelah Risa.

Mendengar nama ibunya di sebut menyadarkan Risa dari ke terkejutnya yang dari tadi hanya menatap Bu Siti.

" Ibu, apa dulu ibu suka membantu orang yang sedang kesulitan seperti ini, dan aku kan anaknya, apa aku juga bisa membantu ya... Coba dulu Risa, siapa tahu berhasil kasian ibu itu. " kata Risa dalam hati sambil menatap ke arah Bu Siti dengan tatapan yang berbeda.

" Siapa kamu, kenapa kamu berada di sebelah Bu Siti ?" tanya Risa dalam hati pada sosok yang ada di sebelah Bu Siti dan hanya ia yang bisa melihatnya.

" Apa kau bisa melihatku, apa kau Indigo ? Kalau begitu aku minta bantuan mu, katakan pada ibuku kalau aku baik - baik saja. " kata sosok yang ada di sebelah Bu Siti itu.

" Iya aku bisa melihatmu, apa kau anak ibu yang hilang itu, kenapa kau bisa sampai seperti ini ?" tanya Risa lagi dalam hati sambil diam berdiri di antara para warga yang lainnya.

" Aku tidak tahu kenapa aku bisa seperti ini, yang aku ingat sebelum aku seperti ini ada sebuah angin kencang yang menerpa ku, lalu menyeret ku kedalam sebuah gumpalan angin yang besar itu sampai aku tak sadarkan diri, setelah aku sadar aku sudah seperti ini. Tolong bantu aku, aku tidak tahu harus bagaimana " kata sosok itu lagi.

Ketika Risa ingin berbicara lagi pada sosok itu tiba-tiba sesosok makhluk hitam tinggi besar yang mengeluarkan taring dan matanya yang memerah menyala tiba - tiba muncul di sebelah sosok pemuda yang mengaku sebagai anak Bu Siti itu, lalu membawa sosok pemuda itu menghilang pergi dari sana.

Risa yang melihat itu begitu sangat takut tapi jeritan sosok pemuda itu menimbulkan keberanian dalam diri Risa.

" Tolong jangan bawa aku, tolong aku, ibu tolong Andre Bu, aku tidak mau ikut dengan mu lepaskan aku tolong... " jerit sosok pemuda itu.

Melihat dan mendengar jeritan sosok Andre Sebelum di bawa makhluk menyeramkan itu, seketika membuat Risa menghampiri Bu Siti dan langsung duduk bersila dan memejamkan matanya di hadapan Bu Siti.

Bu Siti pun berhenti menangis dan langsung bingung melihat seorang gadis yang tiba-tiba duduk bersila dan memejamkan matanya di hadapannya.

Semua warga juga sangat terkejut melihat Risa begitu.

" Siapa gadis itu, kenapa tiba-tiba seperti itu di hadapan Bu Siti ?" tanya salah satu warga yang berada di situ

" Kita lihat saja apa yang akan ia lakukan, kita tunggu saja sebentar " kata salah satu warga yang lainnya.

" Melihat gadis itu seperti ini, mengingatkan ku pada mu nisaa, apa jangan-jangan dia putrimu " kata orang yang datang bersama Risa tadi ke rumah Bu Siti.

Sedangkan Risa saat ini setelah duduk bersila dan memejamkan matanya di hadapan Bu Siti, seketika jiwa Risa keluar dari tubuhnya dan seketika itu juga langsung mengejar sosok yang sudah membawa sosok Andre tadi ke suatu tempat yang terlihat aneh menurut Risa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!