NovelToon NovelToon

Rahim Milik CEO Tampan

Bab 1

Diatas panggung yang gemerlap, Dreeyana atau nama panggungnya Lily tengah menyanyikan lagu terbarunya yang baru saja rilis tiga pekan yang lalu. Lily adalah seorang idol dengan penjualan album terbanyak tahun ini. atau bisa dibilang ia tengah berada di puncak kariernya. Para fans yang tersebar di hampir seluruh dunia, menjadi brand ambasador global, dan masih banyak lagi. Setiap hari ia selalu disibukkan dengan kariernya, tak pernah sedetikpun terbersit pikiran soal percintaan. Hingga di malam ini, sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya terjadi.

Ia tengah membawakan lagu favoritnya, para fans meneriakkan namanya bahkan ikut bernyanyi. Dan tanpa diduga seluruh lampu tiba-tiba mati total. Semua berubah menjadi gelap gulita. Keadaan yang tadinya ramai berubah menjadi sangat hening. Sayup-sayup terdengar suara alunan biola yang diputar dari salah satu sudut panggung. Dan bum! Tiba-tiba salah satu lampu menyala dan menyoroti ke salah satu kursi penonton. Lily kini dapat melihat dengan jelas siapa orang yang tengah disoroti oleh lampu itu. Sesosok laki-laki dengan tampang klinis mengenakan setelan kemeja formal sambil membawa seikat bunga mawar. Lagi lupa siapa yang akan menghadiri konser idol dengan mengenakan kemeja kantor? Fikir Lily.

Pria kitu kemudian menyalakan mic. Kini kata-katanya terdengar jelas.

“Kalian tak perlu tahu siapa aku, begitupun kamu Lily.” Ucap pria itu dengan ekspresi dingin dan datarnya.

Lily tambah kaget saat melihat layar panggung yang kini tengah menampilkan wajah pria itu dengan jelas. Ia masih bingung, apakah ini bagian dari rencana konser atau bagaimana. Kemudian pria itu kembali menyambung ucapannya.

“Kau mungkin bertanya-tanya ada apa ini, biar kujelaskan. Maksud dan tujuanku melakukan ini adalah....” kini semua orang tengah menandangi pria itu dengan ekspresi terkejut. Tampak ketegangan tengah dirasa saat pria itu kembali menghentikan perkataannya.

“Kepada ananda, Tuan Puteri Lily, wanita cantik pujaan semua insan. Aku, pria yang tak pernah kau kenal sebelumnya bermaksud ingin melamarmu, detik ini juga. Bersediakah kau menjadi pasangan hidupku?” kini semua orang benar-benar dibuat terkejut dan tak bisa berkata apapun. Lily masih diam terpaku, nampaknya gadis itu benar-benar terguncang dengan kejadian ini. ia masih tak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.

Tiba-tiba kursi penonton kembali berisik, nampaknya para penonton tengah berbisik dengan yang lainnya. Melihat situasi yang mulai memanas, tim penanggung jawab konser pun mulai mengambil alih.

“Perhatian! Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang terjadi. Untuk itu, konser kami tunda selama 2 jam. Terima kasih.” Tim penanggung jawab kemudian membawa Lily untuk turun dari panggung. Seketika seluruh penonton berteriak “BOOOOOO” Mereka tampaknya kecewa dan tak puas karena drama penting yang mereka tonton tiba-tiba berhenti.

“Apa ini semua bagian dari rencana konser?” Tanya Lily kepada staff.

“Bukan.” Jawab Staff dengan singkat.

“Lalu apa?” Kini Lily sedikit panik.

“Managermu akan menjelaskannya. Sekarang kau hanya perlu menunggunya. Nah! Itu dia.” Staff itu kemudian menunjuk kepada seorang laki-laki yang datang menghampiri.

“Ikut aku sekarang.” Manager Lily tanpa basa basi langsung menyeret Lily.

“Tunggu, kau berhutang sebuah penjelasan kepadaku atas kejadian di atas panggung tadi.” Lily melepaskan tangannya dari tarikan managernya.

“Maka dari itu ikut aku sekarang, kau akan mengetahuinya segera.” Manager itu kembali menarik lengan Lily.

“Ouch!” Keluh Lily.

Lily dan manager itu kemudian berjalan dengan terburu-buru. Ternyata ia dibawa ke sebuah ruangan. Tanpa basa-basi managernya langsung membuka pintu. Saat pintu terbuka Lily dapat melihat orang yang ada di ruangan itu.

“Kau!” Ucap Lily dengan mata terbelalak.

“Duduklah.” Managernya menuyuruhnya duduk.

“Tidak mau! Ini sebuah penolakan. Kau tidak bisa bertindak semaumu. Meski kau managerku tapi tetap saja, ini hidupku! Kau tak bisa mengaturku semaumu.” Lily membantah.

“Duduklah, atau fansmu akan datang memergoki kita.” Pria itu akhirnya bersuara. Ia tak sendirian, ada dua orang pria yang menemaninya di kana dan kiri. Nampaknya pria itu bukan orang yang sembarangan.

“argh!” meski mengeluh, Lily tetap saja duduk menuruti ucapan pria itu.

“Oke, langsung saja ke intinya. Kau juga pasti tak mau basa-basi. Lily, saat ini kau pasti tengah bertanya soal kejadian tadi. Dan tentang pria ini, aku akan jelaskan semuanya.” Manager Lily lalu duduk dengan serius.

“Sepekan yang lalu ia menemuiku, dengan amat sangat rahasia tentunya. Tentu, seperti yang kau duga, aku kaget, dan aku juga tak mengenali pria ini sebelumnya. Tidak ada hubungan apapun diantara kami berdua. “

“Dia datang menemuiku dengan maksud ingin membawamu.” Manager lalu menatap Lily dengan tatapan serius.

“Apa?” Lily tersentak saat mendengar penjelasan dari managernya.

“Maksudku dia ingin menikahimu.” Manager membetulkan ucapannya.

“Kau sudah gila.” Lily langsung menggelengkan kepala.

“Tidak, aku tidak gila. Dia bukan pria sembarangan. Dia juga bukan dari salah satu fansmu. Dia adalah Alexius Kai, pemilik Cassablanka Group. Agensi kita tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengannya, kau pasti tau itu.” Manager kemudian melirik ke pria yang bernama Alexius itu.

“Lalu? Apa hubungannya denganku? Mengapa kau mau menyetujui permintaanya? Apakah kau tidak bertanya dahulu kepadaku sebelumnya? Dia ingin melamarku! Bukan kau!” Lily malah tambah dibuat emosi.

“Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia menyodorkan ini padaku. Ambilah, katanya ini untukmu. Dan itu, dan yang lainnya.” Manager kemudian menyodorkan sebuah kartu, bukan sembarang kartu, american Express Centurion Black Card. Tak hanya itu, asisten manager kemudian menyodorkan sekoper uang, beberapa kotak perhiasan, tas mewah dan kunci mobil. Melihat hal itu Lily langsung dibuat ternganga.

“Seluruh pencapaian kariermu tidak ada bandingnya dengan semua ini.” Manager itu mengatakan yang sebenarnya.

“Kenapa kau begitu merendahkanku dihadapannya.” Lily setengah tersenyum sembari menringis.

“Intinya, aku melakukan semua ini karena aku sayang padamu. Jika kau menikah dengannya, kau tak perlu lagi capek-capek mencari uang, menari, bernyanyi, konser sana sini, menjadi idol di agensi yang kecil ini. kau hanya perlu melayaninya dan uang akan mengalir di rekeningmu tanpa batas.” Rayu manager itu.

“Kau terlalu merendah, bilang saja kau sudah disuap banyak oleh pria itu.” Lily curiga pada gelagat dan perkataan managernya.

“Lily! Kau ini punya otak tidak? Lihatlah! Ada pria tampan, kaya raya yang ingin menikahimu, lalu kau ingin apa lagi?” Manager tampaknya hampir putus asa untuk membujuk Lily.

“Kau yang bodoh Pak Manager. Aku sedang berada di puncak karierku, mungkin uangku belum sebanyak miliknya. Tapi saat ini, berada di titik ini, adalah impian dan hasil perjuanganku selama bertahun-tahun. Dan semua itu tak bisa dihitung dengan uang. Sudah kubilang biarkan aku yang memutuskan jalan hidupku!” Lily ngotot dengan keyakinannya.

“Dengar Nona! Aku tidak punya waktu banyak. Aku telah melakukan riset terhadapmu, semua informasi tentangmu telah ku ketahui. Kau sudah ditinggalkan oleh ayahmu sejak kau berusia empat tahun dan ibumu terpaksa menikahi seorang pria tua kaya raya demi bisa menghidupimu. Ayah sambungmu sudah tidak bekerja dan sekarang kau tulang punggung bagi keluargamu. Kau tidak memiliki rumah, hanya apartemen dengan sewa tahunan di tengah kota. Kau juga punya banyak cicilan jadi kau tidak punya alasan untuk menolakku dan uangku.” Pria yang bernama Alexius itu berdiri tepat dihadapan Lily. Dengan postur angkuh dan ekspresi yang dingin, pria itu berbicara pada Lily.

“Apa? Beginikah cara kau melamar setiap gadis? Pantas saja.” Lily mendengus dan mengejek pria itu degan tatapannya.

Pria itu tampak marah, ia kemudian mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan lagi dua kartu ajaib miliknya.

“Aku tak pernah bisa ditolak, dengar aku beri tawaran dua kali lipat dari sebelumnya. Kau mau ambil atau tidak? Ini kesempatan terakhirmu.” Pria itu menyodorkan dua black card kepada Lily.

Lily langsung diam terpaku. Ia bingung harus memutuskan apa. Manager dans emua orang yang ada di ruangan itu tercengang. Wanita mana yang dilamar dengan tiga black card dan harta sebanyak ini.

Bab 2

“Sial! Aku akhirnya harus menerima pria semacam kau!” Lily akhirnya mengambil kedua black card itu.

“Yes!” Manager meloncat saking girangnya.

“Bagus. Kalau begitu kau akan kunikahi bulan depan.” Ucap Pria itu.

“Apa? kau sudah gila ya! mana mungkin secepat itu. Kau tidak sedang menikahi gadis biasa, kau akan menikahi seorang idol! Apa kata fans ku jika mereka mengetahui kalau aku akan menikah bulan depan? Bisa didepak aku dari dunia keartisan. Belum lagi rumor yang akan menyeruak, itu juga akan membuat namamu tercemar. Kau juga bukan pria sembarangan, apa kau tidak takut dengan nasib bisnismu?” Lily menyerocos karena tak terima dengan keputusan pria itu.

“Mereka semua tak perlu tahu.” Pria itu menjawab dengan santai.

“Hah? Apa maksudmu?” Lily tak paham.

“Pernikahan ini akan berjalan secara tertutup dan rahasia, hanya keluarga inti yang akan hadir. Kau dan aku masih akan bisa berkarier dengan leluasa setelah menikah, selama rahasia ini tertutup rapat. Sejujurnya aku tak perlu merahasiakannya, toh tidak akan berpengaruh juga terhadap bisnisku. Malah aku sering ditanya kapan akan menikah. Tetapi karena tadi aku mendengar kau telah berusaha keras untuk kariermu saat ini, jadi aku akan mebiarkanmu tetap dengan duniamu, kau puas?” Pria itu kemudian tersenyum tipis pada Lily.

“Oke, aku paham. Tapi, kenapa kau begitu ingin menikahiku? Dan secepat ini?” Lily menatap dalam sorot mata pria itu.

“Aku tidak akan mengatakannya saat ini. oh, soal kejadian tadi, kau tenang saja, manager dan staff mu sudah mengurus semuanya. Jadi kau tak usah khawatir. Bukan begitu Pak Manager?” Pria itu lalu menatap manager.

“Oh, ya. tentu! Tentu Tuan, sudah kami urus.”Manager tampak gelagapan dalam menjawabnya.

***

Setelah pertemuan itu, Alexius, atau orang-orang memanggilnya dengan nama belakangnya, Kai meninggalkan ruangan. Sementara Lily kembali naik ke atas panggung untuk melanjutkan konsernya. Beberapa staff juga ikut naik ke atas panggung untuk menjelaskkan kejadian tadi.

“Hai, Lily is back!” Sapa Lily kepada fansnya.

Melihat kemunculan Lily kembali, fansnya langsung berteriak histeris.

“Ouh, aku sangat menyesal atas kesalahan teknisnya. Padahal aku sudah berharap semuanya akan berjalan lancar. Lilius pasti akan senang jika aku memberikan sedikit kejutan di tengah konser, tapi malah tidak berjalan dengan baik.” Lily memasang muka kecewa imutnya. Para fans jadi ikutan bersedih.

“Ya, kami dari tim kreatif berencana ingin membuat sedikit pertunjukan romansa untuk konser kali ini. pertunjukan romansa itu dibuat sesuai tema album terbarunya Lily yakni you are my destiny. Tapi karena kurangnya persiapan dan beberapa kesalahan teknis lainnya pertunjukan malah tidak berjalan lancar. Jadi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.” Ucap salah satu tim kreatif yang maju ke depan panggung.

Serentak penonton berkata “yaaaah.” Melihat reaksi penonton Lily langsung kembali menyambung perkataanya.

“jangan sedih dulu, Lily punya kejutan lain untuk kalian.” Ucap Lily dengan antusias.

“Yeeeaaay.” Penonton berteriak secara serentak.

“Aku akan menandatangani album terbaruku dan memberikannya kepada 100 orang yang beruntung yang telah datang di konser ini.” Ucap Lily dengan senyum lebarnya.

“Yeaaaay.” Penonton semakin girang. Konser pun kembali berjalan seperti sebelumnya dan kejadian tadi berhasil mereka lupakan.

Saat konser telah usai Lily kemudian hendak kembali ke hotel tempatnya menginap. Tetapi manager melarangnya.

“Kau harus pergi ke suatu tempat, dan kau akan menginap di tempat lain.” Ucap Manager sambil membawa beberapa bawaan Lily.

“Kemana? Apa lagi? Bukankah konsernya sudah selesai? Aku sudah sangat lelah, aku ingin tidur.” Lily mengeluh.

“Kau akan ku antar hingga ujung jalan kota ini, lalu kau akan menemui seseorang, dan kau akan dibawa pergi oleh orang itu.” Jelas manager sambil menenteng barang-barang Lily.

“Siapa? Apa aku ada acara penting? Apa ya?” Lily coba mengingat-ingat lagi.

“Lihat saja nanti, kau akan mengetahuinya.” Manager lalu menaruh beberapa tas yang ia bawa ke bagasi mobil. Lily lau naik ke mobil.

Sesuai dengan apa yang telah managernya jelaskan, Lily dianter hingga ke ujung jalan kota. Tanpa rasa curiga sedikitpun Lily hanya diam dan menuruti apa yang managernya ucapkan. Saat tiba di ujung jalan kota, nampak sebuah mobil mewah telah menunggu kedatangan mereka. Manager kemudian turun duluan dari mobil.

“Dengar, kau jangan keluar dari mobil dahulu, aku harus menemuinya terlebih dahulu.” Ucap manager kepada Lily.

“Ya, aku tahu.” Ucap Lily sambil terkantuk.

“Baiklah.” Manager lalu keluar dari mobil.

Lily melihat manager menghampiri mobil itu dari jendela. Nampak seorang pria keluar dari mobil, gawat! Ternyata pria itu adalah Kai.Lily sontak ingin membuka pintu untuk kabur, tapi pintu ternyata sudah dikunci oleh manager. Nampaknya manage tahu bahwa Lily akan kabur.

“Sial!” Lily menyerah, ia hanya bisa duduk dan pasrah akan nasibnya.

Tak lama, manager kemudian kembali dengan pria itu.

“Lily, malam ini kau akan menginap di kediaman keluarganya. Tenang, kau tidak akan diapa-apakan, kau hanya akan diperkenalkan pada keluarga besarnya.” Ucap Manager sambil mengeluarkan beberapa barang bawaan Lily.

“Apa? Malam ini? bagaimana mungkin? Ini terlalu cepat. Aku tidak mau! Aku ingin pulang!” Lily tampak memberontak. Tetapi lengannya berhasil dipegang oleh Kai. Lily akhirnya diseret masuk ke mobil Kai. Manager kemudian meletakkan beberapa barang bawaan Lily di mobil Kai.

“sampai jumpa besok Lily, aku akan menjemputmu pukul sebelas. Kau ada pemotretan pada pukul dua siang, jadi jangan sampai telat ya.” Ucap manager. Ia kemudian pergi meninggalkan Lily.

“Tidak! Manager! Kumohon! Aku ingin ikut pulang!” Lily meronta-ronta.

“Tenanglah, aku hanya akan membawamu ke keluargaku! Tidak lebih dari itu.” Ucap Kai sambil mengenakan sabuk pengaman untuk Lily.

“Aku tidak mau! Lagi pula kau masih asing bagiku!” Lily masih berusaha memberontak.

“Panggil aku Kai. Setelah ini tidak akan ada kecanggungan langi diantara kita.” Ucap Kai lalu mengendarai mobilnya.

“Dengar Kai, kenapa kau berbuat seperti ini padaku? Apa salahku?” Lily tak memberontak lagi, sebaliknya ia malah menangis.

“Aku butuh kau.” Ucap Kai singkat. Matanya melirik ke wajah Lily dengan dalam. Lily seakan terhipnotis setelah mendengar perkataan dari Kai. Mereka saling bertatapan satu sama lain.

“Untuk apa?” Lily akhirnya tersadarkan dari lamunannya.

“Kau adalah wanita yang sempurna untuk melahirkan calon anak-anakku. Dari catatan medis yang berhasil aku ketahui, kau wanita yang sehat dan subur. Ditambah kau juga cantik. Aku butuh kau untuk meneruskan keturunanku. Aku anak tunggal, kedua orang tuaku telah tiada, aku hanya punya seorang Nenek, dan permintaanya kali ini sangat aneh. Dia menderita kanker stadium akhir, tiba-tiba dia berkata ingin melihat aku menikah dan memiliki keluarga yang bahagia.” Ucap Kai dengan penuh arti.

“Tapi kenapa harus aku? Banyak wanita lain yang lebih baik dariku! Wanita biasa, kau tak uah repot dengan urusan rumor, fans dan lain sebagainya.” Sanggah Lily.

“Aku.....” Kai tak bisa melanjutkan perkataanya. Kata-katanya seakan tercekat.

Bab 3

“Lupakan saja. Yang jelas, semua ini hanya bisa dilakukan olehmu. Jangan banyak tanya lagi.” Ucap Kai dengan datar.

Mereka pun tiba di sebuah Komplek Villa mewah. Bukankah hunian ini adalah hunian para konglomerat? Tanya Lily dalam hatinya. Ia tampak tak yakin, ia pun menatap wajah Kai dengan penasaran.

“Tak usah menatapku seperti itu. Aku memang tinggal di sini.” Nampaknya Kai sudah tahu isi pikrian Lily.

“Sial, dia sudah mengetahuinya.” Lily mendengus pelan.

Tiba-tiba Kai mencondongkan badannya ke arah Lily. Lily tampak kaget, apa yang sebenarnya pria ini mau perbuat? Kai semakin mencondongkan tubuhnya hingga Lily dapat merasakan embusan napas pria itu.

“Heh! Kau jangan berbuat yang tidak-tidak ya!” Lily tiba-tiba berubah posisi menjadi waspada.

“Dasar wanita aneh. Kau jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku hanya ingin melepaskan sit belt mu.”

“Ouh.” Lily tampak malu.

Mereka pun keluar dari mobil. Lily berjalan sambil berdecak kagum tak henti-hentinya. Seumur hidupnya, ia belum pernah menginjakkan kaki di tempat yang seperti ini. sebuah hunian mewah, lihatlah gagang pintunya saja terbuat dari emas. Dan lantainya, tampak seperti pantulan air. Lampu kristal yang menghiasi setiap sudut ruangan, dan tangga serta perabotan lain yang berlapis emas. Lily benar-benar dibuat silau.

Lily tersadarkan dari bius kemewahan itu oleh kedatangan seorang wanita tua dengan badan kurus. Wanita itu tengah duduk di kursi roda ditemani oleh tiga oang yang menjaganya. Nampaknya itu adalah perawat pribadinya.

“Apa dia wanita yang telah kau ceritakan itu Kai?” Tanya wanita tua itu.

“Nenek.” Kai langsung menyalami neneknya dan memeluknya dengan erat.

“Apa nenek sudah minum obat?” Tanya Kai dengan ekspresi cemas.

“Nenek belum...” Seorang perawat hendak menjawabnya tetapi keburu dihentikan oleh Nenek.

“Sssshh! Kau tak usah khawatirkan soal itu. Sekarang nenek ingin tahu tentang wanita ini.” Nenek mendekati Lily dengan antusias.

“Kau sangat cantik.” Puji nenek kepada Lily.

“Nek, dia baru pertama kali melihatku. Dan mungkin baru kenal denganku juga.” Jelas Kai.

“Ah, sudahlah. Kau tak usah kahwatirkan itu. Bukankah cinta tumbuh seiring dengan berjalannya waktu? Betulkan nak?” Nenek menatap wajah Lily.

“Eee---iiya mungkin.” Jawab Lily dengan ragu.

“Akh, gadis yang pemalu.” Ujar Nenek.

“Kai, ajak dia duduk di meja makan. nenek sudah siapkan hidangan yang istimewa untuknya.” Kata Nenek.

“Apa? Makan? di tengah malam seperti ini? apa dia sedang bercanda?” gumam Lily dalam hatinya.

“Nek, ini sudah larut malam. mungkin dia juga ingin istrahat. Dan seharusnya nenek juga begitu. Nenek seharusnya sudah tidur sejak jam sembilan malam tadi.” Kini Kai mendikte neneknya seperti kepada anak kecil.

“Nenek bukan anak kecil lagi Kai. Jangan dikte nenek!” Nenek tampak tak senang.

“Nak, nenek sudah menyiapkan hidangan itu sejak sore. Setidaknya kau cicipi sedikit ya. kau mau kan?” Nenek tampak memaksa.

“Neeek...” Kai mencoba mengehntikan neneknya.

“Biarkan gadis ini yang menentukan!” Nenek tak mau kalah dengan cucunya.

“Aduh, bagaimana ini. aku sudah lelah, aku rindu kasur empukku dan Tunyong. Arrgghh aku lupa tentang Tunyong. Kasihan, anak itu pasti tidur sendirian malam ini.” Gumam Lily dalam hatinya.

“Emmm, baiklah.” Ucap Lily mengiyakan permintaan dari nenek.

“Tuhh kan Kai!” Nenek tampak mengejek cucunya.

“Hdeuuh.” Kai tampak pusing dengan ulah neneknya.

Mereka pun duduk melingkari meja makan yang luasnya sama dengan luas ukuran kasur king size. Meja itu terbuat dari batu giok dengan sentuhan emas. Lily merasa sudah kenyang dengan melihat meja dan kursinya saja. Belum lagi gelas kristal, piring dan guci dari Cina dan benda mewah lainnya. Dan hidangannya, tentu saja menjadi artis utamanya. Kalkun, wagyu, tenderloin, salmon, cavier, lobster, daging unta, dan masih banyak lagi. Belum lagi kudapan manisnya yang juga tak kalah mewah. Lily yang tadinya merasa kenyang kini mendadak lapar saat melihat hidangan yang ada di depannya.

“Ayo cicipi nak.” Ucap Nenek.

Lily, yang lupa diri, langsung lupa dengan table manner nya. ia langsung saja melahap makanan yang ada di hadapannya. Melihat Lily yang rakus makan Kai mulai merasa menyesal karena telah mebawa wanita itu untuk makan bersama neneknya.

“Wanita itu makan seperti tak pernah menemukan makanan sebelumnya.” Gumama Kai pelan.

“Biarkan saja, nenek senang melihat dia makan dengan lahap.” Ucap Nenek yang ternyata medengar gumaman Kai.

“Nenek tidak apa-apa? Bukankah sebelumnya, pada wanita lain nenek...”

“Sudahlah, lupakan waktu itu. Nenek sudah jatuh hati pada wanita ini. dia akan menjadi istri yang baik untukmu Kai. Dan dia akan memberimu banyak keturunan. Lihat saja, panggulnya yang besar, dadanya, dan...”

“Nenek tak usah menerangkannya sejelas itu.”

“Hehe, maksud nenek, dia wanita yang subur.”

“Ya, ya. sudahlah. Aku mulai tercemari oleh nenek.”

“Hey, kau jangan bersikap sok polos seperti itu Kai. Kau sudah sangat dewasa untuk mengerti hal ini. lagi pula kau sendiri yang akan merasakannya, hehe.” Nenek terkekeh.

“Nenek...” Kai benar-benar tak habis pikir pada neneknya.

Lily mulai kekenyangan. Ia tak sanggup lagi menghabiskan makanan yang ada di hadapannya. Rasanya perutnya sudah sangat penuh.

“Kau sudah kenyang Nak?” Tanya Nenek sambil tersenyum hangat.

“Hehe, sudah. Terimakasih atas jamuannya.” Jawab Lily.

“AAArrrggg.” Lily bersendawa dengan sangat kencang. Melihat kelakuan LILY Kai tampak tak senang.

“Hehe, maafkan aku.” Lily merasa malu.

“Tak apa nak. Itu tandanya kau menikmati makanannya.” Bela nenek.

“Lihatlah nek! Wanita ini yang akan menajdi calon istriku? Dia bahkan tak yahu adab makan.” Kai tampak tak senang.

“Hey. Jangan asal bicara ya! aku tahu soal adab makan. aku hanya....hanya....hanya kelepasan.” Lily malah semakin malu.

“Sudahlah jangan bertengkar, tidak baik calon suami istri banyak bertengkar. Kalian seharusnya semakin mengakrabkan diri satu sama lain. Agar semakin cepat rasa cinta timbul diantara kalian berdua.” Nenek menengahi mereka.

“Aku tidak akan jatuh cinta pada gadis semacam itu.” Ucap Kai.

“Siapa yang kau sebut wanita semacam itu? Kau lupa ya kalo aku seorang idol? Kau akan menyesali kata-katamu.” Timpal Lily.

“Dan kau lupa siapa aku ya? apa semua yang ada di tempat ini tak kunjung menyadarkanmu?” Kai tampak arogan.

“Sudah! Sudah! Nenek tak mau mendengar lagi kalian bertengkar. Nenek sudah putuskan. Kalian akan menikah minggu depan!” Ucap nenek dengan serius.

“Apa?” tanya mereka bersamaan.

“Nenek harus mengurus semuanya dengan cepat. Sebelum semuanya menjadi berantakan.” Ucap nenek.

“Tapi Nek, tidak secepat itu juga.” Kai tampak tak setuju.

“Kau jangan banyak alasan, kau sendiri yang sudah menyetujuinya. Kau sudah memabwanya kemari berarti kau sudah setuju.” Jawab nenek.

“Tapi Nek, saya masih terikat kontrak dengan agensi saya. Dan amsih banyak hal lainnya.” Lily juga ikut membantah.

“Agensi itu? mereka tak akan berani menghalangimu. Nenek bisa membeli agensi itu malam ini juga jika mereka berani menghalangimu. Kau tak usah khawatir soal hal-hal semacam itu. Semuanya sudah diatur.” Ucap Nenek dengan sangat serius.

“Tapi neeeeek!” Mereka berdua menolak bersamaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!