NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Alzam & Azkia

" Alzam "

Alzam Abqory Zhafar atau sering sapa Alzam. seorang anak berparas tampan dan mempesona. Siapa saja yang melihat Alzam akan benar-benar jatuh cinta dengan lelaki itu. apalagi Alzam terlahir dari keluarga terkaya dan sangat terpandang di kota itu bernama Abraham Zhafar. Seorang CEO yang memiliki banyak anak cabang perusahaan di berbagai sudut kota maupun luar negara.

Abraham hanya memiliki seorang anak yang sangat ia sayangi. Sejak kematian istrinya saat melahirkan Alzam Abraham merawat Alzam dengan sepenuh hati walau dengan kesibukannya dalam mengurus perusahaan.

Jika dalam novel kalian mengenal seorang laki-laki kaya dan berparas tampan pasti memiliki sifat fake boy atau mempunyai kepercayaan diri tinggi. Namun itu semua tidak berlaku untuk Alzam. Sejak kecil Alzam mengurung dirinya sendiri tidak ingin bergaul dengan siapapun.

Awalnya Alzam tidak seperti itu, saat usia Alzam masih menduduki bangku sekolah Dasar, Alzam terkenal dengan anak yang begitu aktif dan pintar dan selalu mendapatkan prestasi di sekolahnya. Namun di balik itu semua Alzam ternyata selalu di bully oleh teman sekelasnya, Alzam yang begitu lembut tidak pernah mengalami kekerasan hanya bisa pasrah saat teman-temannya membully nya. mengatai Alzam seorang pembunuh.

Bahkan pernah satu kelas saat Alzam masuk mereka mengatai bahwa tubuh Alzam begitu busuk bagaikan bangkai yang bintang yang sudah membusuk.

Sejak kejadian itu Alzam mengurung dirinya dan meminta kepada Abraham untuk melakukan home schooling. Abraham yang memang mengetahui anaknya di bully sudah melakukan tindakan kepada anak-anak yang melakukan hal itu kepada anaknya. Tapi sepertinya semua itu percuma karena saat ini mental Alzam sudah benar-benar sangat hancur.

Anak itu sangat tidak percaya diri untuk keluar rumah, dalam benaknya bahwa sebenarnya ia tidak pantas untuk hidup atau merasa bahwa orang tidak akan nyaman berada di dekatnya karena bau tubuhnya.

Saat home schooling pun Alzam menyuruh guru yahh mengajarkannya untuk menggunakan masker agar Alzam bisa belajar dengan tenang. Entah apa tujuan Alzam mungkin di dalam pikirannya sudah tertanam bahwa dirinya busuk hingga menyuruh gurunya untuk menutup wajahnya dengan masker.

Kekhawatiran yang berlebihan dan ketidakpercayaan diri Alzam menimbulkan rasa bersalah Abraham. Lelaki paruh baya itu merasa gagal menjadi seorang ayah dalam menjaga Alzam.

Saat Alzam memasuki usia 15 tahun. anak remaja itu mencoba untuk membunuh dirinya sendiri. Untung saja saat itu sepupunya Kenzo yang selalu menemani Alzam di rumah walau Alzam tak pernah menanggap Kenzo ada di sekitarnya. Tetapi Kenzo begitu peduli dengan keadaan Alzam.

Kenzo melihat aliran darah mengalir dari arah kamar Alzam. Dengan usaha keras Kenzo mendobrak pintu kamar Alzam akhirnya terbuka. Alzam sudah terbaring tak berdaya dengan pisau yang tak jauh dari Alzam terbaring.

Kenzo segera menghubungi Abraham dan meneriakkan para pelayan untuk membantu Kenzo mengangkat tubuh Alzam dan membawanya di rumah sakit.

Sejak kejadian itu Abraham benar-benar menjauhkan Alzam dari benda-benda tajam dan mengawasi anaknya dengan CCTV tersembunyi yang Abraham simpan di sudut kamar Alzam.

Sudah beberapa kali Abraham mengantar Alzam ke psikiater tetapi sama sekali tidak membuahkan hasil apapun.

Hingga usia alzam memasuki 18 tahun. Alzam sudah selesai menamatkan pendidikan SMA nya walau hanya belajar home schooling. Otak Alzam termaksud sangat cerdas hingga mendapatkan nilai yang luamyan tinggi.

sementara Kenzo sepupu Alzam tetap berada di rumah itu. sering kali Kenzo mengajak Alzam berbicara tapi Alzam hanya diam tidak merespon apapun.

Abraham sudah sangat frustasi melihat sikap Alzam yang sangat tertutup hingga Kenzo menyarankan kepada Abraham untuk menguliahkan Alzam bersama dirinya di sekolah ternama di kota itu. Pasalnya setelah 3 tahun Alzam menamatkan ijazah SMA nya. lelaki itu tak ingin melanjutkan studinya.

Mungkin seiring berjalannya waktu Alzam bisa berubah dan tentu Kenzo akan selalu berada di samping Alzam.

Abraham mempertimbangkan apa yang di katakan oleh Kenzo. Yang menjadi pikiran Abraham sekarang adalah Alzam. apakah dia mau mengikuti apa yang Abraham katakan. Selama 10 tahun Alzam hanya mengurung dirinya. sesudah beberapa kali Abraham mengajak Alzam untuk jalan menghirup udara negara lain tetapi Alzam tetap kekeh untuk tidak meninggalkan kamarnya.

Entah harus bagaimana Abraham membujuk putranya untuk berkuliah sementara ia tahu bagaimana kondisi Alzam saat ini.

Kenzo membantu Abraham untuk berpikir hingga satu ide terlintas di benak Kenzo.

"Paman! aku memiliki ide! " ucap Kenzo dengan semangat.

"Apa itu Kenzo?," tanya Abraham.

Kenzo membisikan sesuatu di telinga Abraham. saat mendengar ide gila Kenzo Abraham seidkit takut dengan ide nya dari ponakannya itu. apakah Alzam akan benar-benar bisa melakukan permintaannya untuk berkuliah dengan ide dari Kenzo.

" apa kamu yakin Alzam akan mau jika aku melakukan hal itu ?," tanya Abraham.

"Kenzo yakin paman ! Alzam hanya kehilangan percaya diri dan sedikit gangguan mental akibat bully yang di alaminya! Tetapi tidak dengan rasa kasih sayangnya kepada Paman! Kenzo yakin rencana kita berhasil," Jelas Kenzo dengan penuh percaya diri.

Akhirnya mereka melakukan aksinya. Semua pata pelayan rumah ikut adik dalam melaksanakan rencana Kenzo dan Abraham. semua berteriak memanggil Abraham yang tiba-tiba jatuh pingsan.

Alzam yang mendengar dari kamar segera berlari membuka pintu kamarnya , melihat ke bawah Abraham sudah tak sadarkan diri terbaring di sofa.

Alzam segera berlari ke bawah. Air mata Alzam seketika jatuh membasahi pipinya.

"Jangan! Ayah enggak boleh pergi! Alzam tidak bisa sendiri di dunia ini," Batin Alzam.

langkah Alzam perlahan mulai mendekat ke arah Abraham air matanya tidak bisa membohongi kesedihan Alzam saat melihat kondisi ayahnya seperti itu.

Kenzo tersenyum menang. sepertinya rencananya sangat membuahkan hasil tinggal bagaimana akting Abraham untuk meyakinkan anaknya.

Dokter pribadi keluarga Abraham yang ikut masuk dalam rencana mereka menggelengkan kepalanya saat memeriksa kondisi Abraham. sungguh semua orang dalam rumah ini memiliki bakat akting yang sangat luar biasa.

"sepertinya serangan jantung yang di derita Abraham semakin memburuk! jika ia mengalami serangan jantung untuk kedua kalinya aku tidak akan menjamin keselamatan nya," jelas dokter pribadi keluarga Abraham.

Alzam mendengar perkataan dokter pribadi mereka sangat sedih. lelaki muda itu duduk bersandar memandang lekat wajah Abraham yang smekain tua.

Selama ini Alzam benar-benar tidak terlalu memperhatikan Abraham. semua itu karena mentalnya yang tidak Alzam taklukan.

"Ayah! maafkan Alzam ayah! hiks...hiks..! Alzam mohon ayah bangun! Alzam minta maaf belum bisa menjadi anak yang baik untuk ayah," ucap Alzam dengan tangisannya memegang tangan Abraham.

Hingga perlahan mata Abraham melihat wajah Alzam yang begitu menyayangi dirinya. seperti apa yang di katakan Kenzo, Alzam hanya mengalami gangguan mental tetapi rasa sayangnya kepada Abraham begitu dalam hanya Alzam masih bingung bagaimana cara menunjukan hal itu.

"Alzam!," panggil Abraham.

"Ayah!," ...

Bersambung....

jangan lupa untuk :

👍 like

💬 komentar

❤️ favorit

🎟️ vote

☕🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini

" Aku Tau!"

Abraham bagaikan Atris Hollywood sangat lihai dalam memerankan karakternya, semua orang ikut terharu saat perkataan Abraham semua tulus dari hati. Alzam ikut terhanyut dalam perkataan Abraham saat lelaki paru baya itu baru melanjutkan kata-katanya Alzam tersenyum menatap sang ayah.

Abraham mengerut kan keningnya menatap anaknya. Ada rasa takut tersendiri dalam diri Abraham saat menatap senyum Alzam yang memiliki banyak banyak makna.

"Cut, akting ayah sangat payah," ucap Alzam dengan lantang.

Alzam bangkit dari duduknya menatap ayahnya dengan wajah mengejek, Alzam tak lupa meilirik ke arah sepupunya dengan senyumnya seketika pudar. Alzam tau semuanya yang di lakukan orang-orang ini hanyalah sebuah sandiwara.

sebenarnya saat Alzam menuju Kamar beberapa hari yang lalu Alzam mendengar pembicaraan Kenzo dan Abraham. Alzam tersenyum kecut mendegar ide konyol Kenzo.

"Aku tau niat ayah baik untukku! Tapi dunia luar begitu kejam padaku ayah," lirih Alzam lalu pergi meninggalkan semua orang di sana.

Mendengar penuturan Alzam Abraham dan Kenzo hanya terdiam. sepertinya memang sangat susah untuk membujuk seorang Alzam keluar dari kesendiriannya. Entah apa yang harus Abraham lakukan untuk putra kesayangannya bisa berbaur dengan dunia luar.

Kenzo menatap kepergian Alzam berkilau pergi hingga menghilang dari pandangannya. Kenzo tau penderitaan yang di lalui Alzam begitu menyakitkan. Kenzo sudah berapa kali mengulurkan tangannya untuk membantu Alzam mana tetapi lelaki itu sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Kenzo di rumah itu.

"Alzam, bagaimana pun kau harus bisa menyapa dunia luar! aku akan membantu mu," gumam Kenzo.

Di dalam kamar Alzam menatap ke arah luar jendelanya selam 10 tahun ini tertutup dengan gorden yang begitu tebal. selama 10 tahun Alzam tidka membuka gorden itu, jika para pelayan membersihkan kamar Alzam, lelaki itu memilih masuk kamar mandi dan berdiam selam para pelayan berada di sana.

Sebenarnya dalam diri Alzam sangat ingin menjadi orang seperti biasa. Bekerja, memiliki banyak teman dan menikmati indahnya dunia luar. Tapi rasa takut selalu saja menghantuinya. Dalam pikiran Alzam orang-orang tidak akan merasa nyaman berada di sekitarnya, mencium aroma tubuhnya yang begitu bau.

"Kau tidak pantas berteman Alzam, kau hanya bangkai busuk yang akan membuat orang tidak nyaman berada di sekitar mu," gumam Alzam.

Lelaki itu berlari kecil masuk ke kamar mandi membuka bajunya berlari ke arah shower lalu membersihkan tubuhnya dengan bermacam-macam sabun yang Abraham belikan untuknya. Di bawah shower yang deras Alzam menangis, Rasa takut yang begitu menghantui nya. seakan ejekan teman-temannya yang dulu selalu menghantui pikiran Alzam.

"Pergi...! sialan..!" pekik Alzam menutup kedua telinganya di bawah derasnya shower yang terus mengalir membasahi tubuhnya.

seperti itulah yang alzam rasakan setiap harinya. Bagiamana caranya Alzam berbaur jika traumanya trus menghantui dirinya selama 10 tahun ini.

"Ayah...! Tolong Alzam, Alzam tidak sekotor itu!," lirih Alzam. Hingga seseorang dari arah belakang memeluk Alzam. Yah, Kenzo memberikan kekuatan untuk sepupunya. Kenzo sangat tau penderitaan Alzam selama ini.

"Kau tidak seburuk itu Alzam! Percayalah padaku! Kau tidak seburuk seperti yang ada dalam pikiran mu," lirih Kenzo. Alzam menghempas tangan Kenzo dari tubuhnya. lelaki itu berbalik menatap Kenzo dengan wajah begitu dingin.

"Kau tau apa tentang penderitaan ku! Jangan pernah menyentuh ku sekalipun! aku tau kau dan ayah ku hanya berpura-pura seolah aku bukan manusia buruk tetapi kenyataannya aku hanya manusia yang paling terburuk di dunia ini Kenzo! mereka semua menghina ku apa kau tau itu! selama 10 tahun semua apa yang mereka katakan terngiang dalam benakku," ucap Alzam dengan lirik suara nya begitu bergetar menatap pedih wajah Kenzo.

Kenzo mendengar omong kosong yang di lontarkan Alzam langsung melayangkan Bogeman mentah untuk sepupunya itu. Darah keluar dari sudut bibir Alzam akibat pukulan Kenzo.

"Dasar pengecut! kau pengecut Alzam, lihat lah ayah mu selama ini berkorban untuk mu Alzam! Apa keinginan mu untuk bersekolah home schooling ayah mu tetap menuruti itu semua!," pekik Kenzo dengan darah yang sudah membaik ke atas wajahnya.

Rasanya Kenzo ingin memukuli sepupunya itu agar bisa sadar bahwa dirinya sangat egois. Yah Alzam egois semua orang hanya bisa mengerti dengan keadaannya tapi tidak mengerti dengan orang di sekitarnya. Bagaimana pun Alzam adalah satu-satunya penerus perusahaan yang di miliki ayahnya. Jika Alzam tidak bisa sembuh dari penyakitnya maka semua orang yang berambisi ingin mengambil Ahli kedudukan Alzam.

Kenzo berikan mendekati ke arah Alzam, selama 10 tahun ini Kenzo hanya berdiam dengan sikap Alzam. Namun hari ini Alzam benar-benar kelewatan. Hanya sebuah ejekan dan ucapan membuat dirinya terpuruk seperti ini.

"Hidup lah seperti ini sampai kau mati Alzam!," bisik Kenzo lalu pergi meninggalkan Alzam di kamar mandi sendiri.

Tidak ada sekata pun terucap dari bibir Alzam lelaki itu terpaku diam membisu melihat Kenzo sudah berlalu pergi dari pandangannya.

"Apa aku egois! " gumam Alzam.

...****************...

Malam yang begitu dingin seidkit masuk ke dalam jendela Alzam. Lelaki itu menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. memikirkan apa yang dikatakan Kenzo semua benar. selama ini Abraham mengikuti semua keinginannya dan membantu kesembuhan dirinya.

Tapi di satu sisi, Alzam begitu takut, takut membuat orang merasa tidak nyaman saat berada di sampingnya. Alzam takut akan di bully saya dirinya masih kecil dulu. Alzam sangat takut memikirkan hal itu.

Hingga hembusan Angin semakin kencang membuat gorden Alzam berterbangan seidkit Alzam melihat langit malam yang begitu indah.

"Cantik,"lirih Alzam.

lalaki beranjak dari tempat tidurnya, berjalan pelan menuju jendela yang terhubung dengan balkon kamarnya Sleman 10 tahun itu tertutup dengan rapat. Alzam membuka gorden kamarnya dengan pelan, begitu takjubnya Alzam melihat langit malam bertaburan bintang. selama 10 tahun Alzam hanya melihatnya di Handphone tetapi sekarang Alzam bisa melihat dengan kedua matanya

Alzam berjalan pelan, langkahnya terus berjalan hingga Alzam bisa merasakan hembusan angin malam. begitu sejuk dan sangat nikmat. Alzam menutup kedua matanya menikmati setiap hembusan angin menerpa kulitnya.

Saat Alzam sedang menikmati hembusan angin malam, seseorang dari arah belakang memegang pundak Alzam sampai lelaki itu terkejut berbalik mendapatkan Abraham yang tersenyum manis padanya.

" Ayah..!" ucap Alzam.

"Kau menikmati ya hembusan angin malam ini?," tanya Abraham sambil memegang pundak anak nya itu.

Alzam hanya terdiam tanpa membalas ucapan Abraham.

"Apa kau tau Alzam! Saat Ibu mu melahirkan dirimu penuh dengan perjuangan dan harus mempertaruhkan nyawanya! Ayah sangat sedih tapi Ibu mu selalu berpesan kepada ayah untuk menjaga dirimu dan mendidik mu dengan baik," ucap Abraham dengan suara yang bergetar.

" Tetapi Ayah gagal menjagamu Alzam! Ayah gagal, Kau menjadi seperti ini karena kesalahan ayah! Maafkan ayah Alzam," Abraham memeluk putranya dengan erat. mendengar ucapan Abraham, Alzam tersentuh dan ikut menangis bersama ayahnya.

"Alzam minta maaf Ayah, ini semua bukan salah ayah! Tapi aku pengecut seperti apa yang Kenzo katakan padaku," lirih alzam di tengah tangisannya.

Abraham melepaskan pelukannya menatap putranya dengan sepenuh hati. Hampir 10 tahun Abraham tidak menatap putranya seperti ini dan berbicara berdua. Sepertinya apa yang Kenzo sarankan kali ini begitu tepat.

"Ayah mohon pada mu Alzam! Berkuliah agar bisa menggantikan posisi ayah kelak! Ayah tidak akan tau umur ayah akan bertahan berapa lama! Ayah hanya tidak ingin pergi meninggalkan mu seperti ini," pinta Abraham dengan tulus menatap Alzam.

Alzam hanya terpaku diam menatap mata Abraham. Alzam bari menyadari saat menatap wajah Abraham yang ternyata semakin tua dengan berbagai keriput terlihat di kening dan sudut matanya.

Kenzo yang berada di balik gorden ikut terharu melihat Alzam dan Abraham. Kenzo sangat tau bagaimana perjuangan Abraham untuk kesembuhan anaknya dan rasa trauma yang dimilki Alzam.

" Semoga alzam bisa berubah! Berikan lah keajaiban Mu ya Tuhan," ....

bersambung...

Jangan lupa untuk:

👍 like

💬 komentar

❤️ favorit

🎟️ vote

☕🥀 berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini

" Mencoba Lembaran Baru"

Alzam Tidak bisa memejamkan matanya mengingat ucapan Abraham, seakan semau perkataan sang ayah terngiang-ngiang di kepala Alzam. Selama kelulusannya tiga tahun Alzam hanya berkurung diri di dalam kamar. Tidak ada niat Alzam untuk melanjutkan studinya.

Bukannya Alzam tak ingin, hanya saja rasa takutnya terhadap orang dan keramaian memicu timbulnya rasa insicure dalam dirinya. Ingatan masa saat usianya 11 tahun berputar dalam memory otaknya seperti roller coaster seakan tak pernah pergi.

Lelaki itu menghela nafas panjangnya. apakah dia harus membuka lembaran untuk kehidupannya tetapi Alzam bingung bagaimana caranya. Rasa takut itu seakan masih saja menghantui Dalma dirinya.

Saat Alzam sedang berpikir, terdengar ketukan pintu dari kamar Alzam.

"masuk," ucap Alzam.

Saat pintu itu terbuka menampakkan Kenzo, membawa selembar kertas yang berada di tangannya. Alzam melihat itu merasa bingung. Kenzo menjatuhkan bokongnya di samping Alzam memberikan Alzam sebuah browser berisi keterangan kampus di mana Kenzo berkuliah.

"Kuliah lah di sini! aku akan menemanimu, jika ada yang mengusik dirimu beritahu padaku," terang Kenzo sambil mengacak rambutnya Alzam, entah keberanian dari mana. Selama 10 tahun ini Kenzo baru berani mengacak rambut atau menyentuh Alzam. Walau wajah Alzam kini berubah menjadi kepala karena ulah Kenzo.

"Itu yang terkahir! Jangan pernah menyentuh ku lagi!," ujar Alzam dengan begitu dingin. wajahnya benar-benar datar seperti jalan trotoar. Entah kapan terakhir lelaki itu tersenyum, Kenzo sama sekali belum pernah melihatnya.

"Jangan pernah takut untuk memulai semuanya! Tidak ada kata terlambat! Hilangkan lah pikiran yang menghantui mu itu secara pelan-pelan! Aku tau itu susah tapi semuanya bisa di mulai dari dirimu sendiri Alzam!" jelas Kenzo melirik ke arah sepupunya.

"Jadikan cemoohan orang-orang menjadi motivasi untuk mu," tambah Kenzo.

mendengar penjelasan Kenzo, Alzam hanya terdiam membisu. Tidak ada stau katapun terlontar dari mulutnya itu.

"Apakah kamu tidak merasa aneh berada di sekitar ku?, Apa kamu tidak merasa Bau dengan tubuh ku?," tanya Alzam menatap ke arah sepupunya.

Mendegar pertanyaan Alzam, Kenzo benar-benar bahagia. Akhirnya Alzam bisa berbicara kepadanya.

"Aku tidak merasa aneh berada di samping mu! lagian aku suka dengan bau tubuh mu!," balas Kenzo sambil mengedipkan matanya ke arah Alzam.

Melihat Kenzo melakukan itu, Alzam berbalik. Rasanya dalam perut Alzam ingin memuntahkan isi perutnya. Alzam hanya kekurangan kepercayaan dirinya. Tetapi tetap saja Alzam hanya seorang laki-laki normal pada umumnya.

"aku masih normal!," Ujar Alzam. Mendengar perkataan Alzam Kenzo terkekeh. walau jawaban Alzam begitu datar seperti robot tetapi setidaknya Alzam merespon ucapannya.

Malam semakin larut Kenzo berpamitan untuk tidur, Alzam hanya mengangguk dan menyuruh Kenzo untuk tidak lupa menutup pintu kamarnya kembali saya keluar nanti. Saat kepergian sepupunya, Alzam membaca browser yang di bawa Kenzo Dalam lubuk hati Alzam yang paling dalam sangat ingin berkuliah seperti ini.

Tapi Apakah dirinya bisa melakukan hal seperti ini. Hampir 10 tahun Alzam sudah terbiasa sendiri dan rasa traumanya akan kah bisa hilang?.

"Apa aku bisa melakukannya! aku tidak memercayai diriku sendiri," lirih Alzam.

Malam itu Alzam terhanyut dalam pikirannya. lelaki itu sangat dilema, antara memilih mengikuti jalan pikirannya atau memilih permintaan Abraham. Jika ingin berkata sejujurnya Alzam sangat ingin menjadi seperti orang normal pada umumnya. Perlahan tapi pasti Alzam akhirnya terlelap dalam tidurnya, Masuk ke alam mimpi yang sangat indah.

"Alzam sini! Alzam!" suara seorang wanita memanggil Alzam. Alzam tak bisa melihat wajahnya hanya saja wnaita itu tiba-tiba menarik tangan Alzam sambil terus tertawa. Saat wanita itu berbalik Alzam tidak bisa melihat jelas wajah wanita itu.

"kamu siapa!," gumam Alzam.

...****************...

Matahari seidikit malu untuk menunjukan dirinya pagi ini, walau seperti itu berkas-berkas cahayanya masih sedikit memancar. berkas cahayanya seidkit masuk ke dalam cela jendela kaca Alzam akibat semalam akhirnya matahari bisa mengenai wajah Alzam di lagi hari.

Lelaki itu merasa terganggu, membuka matanya. mata coklat, hidung mancung dan bibir tipis merahnya terlihat sangat indah saat ini. Jika saja wnaita yang melihat Alzam bangun lagi seperti ini pasti akan langsung melahap Alzam.

Alzam mengusap wajahnya lalu melihat ke arah nakas terdapat jam deker yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dengan langkah gontai Alzam masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual paginya sebelum melakukan aktivitas apapun. walau itu hanya di dalam kamar bukan.

Cukup lama Alzam berada di bawah shower akhirnya lelaki itu keluar memakai handuk yang melilit di pinggang nya. Rambutnya yang basah benar-benar menambah paras wajah tampan Alzam saat ini.

Alzam Tak menyimpan kaca ataupun cermin walau di kamar mandi nya. Hanya satu alasan Alzam melakukan hal itu. Alzam sangat jijik melihat dirinya sendiri hingga Alzam sama sekali tidak pernah bercermin atau berfoto di handphone miliknya.

Jika kalian melihat isi ponsel Alzam hanya berisikan gambar anime favorit nya yang sering ia nonton di waktu senggangnya.

Perut tengah Alzam tidka bersahabat, lelaki itu sudah memakai baju kaos oblong dengan celana sebatas lutut berjalan keluar kamar menuju meja makan yang sudah di tepati oleh Abraham dan Kenzo.

Abraham menatap putranya, wajah alzam sama saja seperti biasanya tidak ada perubahan yang terjadi. Di meja makan pun itu tidak ada yang berbicara. semuanya tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hingga Alzam membuka suaranya. memanggil Abraham.

"ayah!," panggil Alzam.

"iya sayang!," jawab Abraham semangat.

"Apakah Alzam pantas untuk melanjutkan studi Alzam?," tanya Alzam menatap Abraham dengan sendu.

"Sangat pantas nak! kamu sangat pantas untuk melanjutkan studi mu! ayah tau kamu cerdas Alzam! Ayah yakin jika kamu berkuliah kamu pasti banyak memiliki teman," Jawa Abraham dengan penuh semangat.

Mendengar ucapan sang ayah Alzam hanya tersenyum pahit. Lelaki itu berpikir apa yang Abraham katakan hanya ingin membuat Alzam tenang tapi sebenernya Alzam tidak sebaik apa yah di katakan oleh Abraham.

"Aku tidak seperti itu ayah! Aku tau Ayah hanya untuk membuat ku tenang bukan," ujar Alzam menaruh sarapan rotinya di atas meja.

"Tidak Alzam paman mengatakan hal sebenarnya dan aku merasa kamu lantas untuk berkuliah," sambung Kenzo.

Mendengar ucapan Alzam semalam dan permintaan sang ayah. Alzam sedikit membuka pikirannya walau itu agak sedikit rumit tapi sepertinya Alzam harus melakukan itu.

"Aku akan melanjutkan studiku di kampus Kenzo! Tetapi aku ingin saat keluar wajahku harus tertutup masker! Aku hanya tidak ingin terlihat aneh ," terang Alzam.

Bahagia, yah Abraham sangat bahagia mendengar ucapan Alzam. selama 10 tahun akhirnya Alzam mengatakan hal seperti ini. setidaknya perjuangan Abraham dan Kenzo membuahkan hasil.

"benarkah Alzam! Aku dan Paman akan mendaftar kan mu ke kampus ku!" seru Kenzo bahagia.

Alzam melihat wajah Abraham yang begitu bahagia sedikit membuat hati Alzam tersentuh. Tetapi dalam pikiran Alzam rasa takut itu masih saja menghantuinya.

"Apa kau benar-benar bisa melupakannya?,"....

Bersambung...

jangan lupa untuk:

👍 Like

💬 Komentar

❤️ Favorit

🎟️ Vote

☕🥀 Berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!