NovelToon NovelToon

Pembalasan Manis Tuan & Nona Muda

Prolog

Pistol itu mengarah ke salah satu dari ketiga orang yang ada di depan gadis muda, Clarie adalah nama gadis muda itu. Tatapan yang tenang namun mengerikan, aura membunuhnya tidak pernah hilang dari dirinya. Dia benci melihat ketiga orang di hadapannya itu tersenyum bahagia sementara dirinya tidak pernah merasakan kebahagiaan yang dia inginkan selama ini.

"Kenapa kamu berbuat seperti ini Clarie? Apa yang ingin kamu ketahui lebih jauh? Kami akan memberitahukannya, tapi tolong jangan berbuat seperti ini, jangan bunuh kami," pinta seorang wanita paruh baya, Nita, mantan mamanya. Dulu dia wanita yang cantik, tapi tidak sekarang. Tulangnya hampir terlihat, dia sangat kurus sekarang.

Clarie mendengus kesal, kemudian menjawab Nita, "Nyonya Lin, Anda menyembunyikan banyak hal dari saya. Terlalu banyak, dan Anda tidak pernah memberi tahu saya yang sebenarnya, saya kecewa, sangat. Saya membenci kalian semua,"

"Kakak dengar, Kak Dean akan kembali ke Kak Clarie, Renata akan pergi, dan Papa Mama akan memberikan seluruh harta dan kasih sayang ke Kakak. Tapi tolong jangan membunuh, Renata mohon, jangan bunuh kami," pinta Renata, dengan nada yang lemah dan suara isakan. Tidak pernah bisa mengubah keputusan Clarie, hatinya sudah mati untuk keempat orang di depannya.

......................

"Cla Cla Clarie ha ha ha ha ha. Lihat bagaimana penampilannya? Seperti orang gembel, ha ha ha,"

Debu menempel erat di pakaian Clarie, bukan karena terjatuh. Tapi, dia didorong hingga jatuh oleh Renata dan teman-temannya. Renata, atau yang biasa dipanggil Rena. Dia adalah adik dari Clarie, seorang adik angkat.

"Heh, berani-beraninya mata jelekmu itu menatapku!" Bentak Renata.

Buakh!

Renata menendang perut Clarie, membuat Clarie harus merintih kesakitan. Bagi Clarie, Renata adalah seorang iblis yang merenggut semua kebahagiaannya, harta, kasih sayang, dan perhatian. Clarie kembali menerima tendangan bertubi-tubi dari Rena dan teman-temannya.

Ini sakit, seandainya aku bisa membalas perbuatan mereka. Aku akan membalasnya 10 juta kali lipat. Pikir Clarie.

Clarie membersihkan mukanya di toilet. Dia memandangi wajahnya yang tidak terlalu cantik, mata sipit dan kulitnya yang kusam.

"Apa aku ditakdirkan seperti ini?" tanyanya pada diri sendiri. "Apa ini diriku?"

Drrt... Hp Clarie berbunyi, Dean Zou. Nama yang terpampang di layar Hp membuat Clarie tersenyum. Cepat-cepat dia mengangkat telepon dari pacarnya.

"Halo," katanya.

"Halo Clarie, kamu baik-baik saja? Aku dengar dari temanku kamu ditendangi oleh adikmu. Apa itu benar?"

Clarie tersentuh dengan pertanyaan yang dilontarkan Dean. Aku memang beruntung bertemu dengan Dean. Dia laki-laki baik, sopan, dan juga tampan.

"Clarie...kamu masih di sana kan?"

"Oh...ya, aku masih di sini. Dean, terima kasih sudah bertanya. Aku baik-baik saja, mungkin akan segera hilang rasa sakitnya,"

"Baguslah, ngomong-ngomong bagaimana kalau nanti malam kita belajar bersama? Kebetulan Papaku sedang berada di kantor."

"Tentu, aku bisa membantumu menjelaskan beberapa materi,"

"Bagus, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya. Sampai jumpa nanti malam, bye,"

"Bye,"

Telepon terputus, Clarie mematung sejenak. Dean Zou, murid tampan yang populer. Dia idola seluruh siswi, dan dia adalah pacarnya. Keberuntungan Clarie tingkat berapa?

......................

Kelas selesai pada sore hari, Clarie lebih memilih pulang dari pada pergi ke warnet atau berbelanja di mall. Di perjalanan pulangnya, Clarie selalu memasang headset. Mendengarkan lagu-lagu yang ada di dalam Hpnya.

Ting

Mama : Clarie, bisa tolong belikan mama satu kaleng bir? Dan bawa secara diam-diam ke kamar mama jika kamu sudah sampai di rumah. Papamu selalu marah jika tau mama minum satu tengguk saja.

Mama : Mama mohon sayang😢

Clarie menghela napas, apa mama tidak bisa berhenti minum bir? Padahal kan, mama sudah berhenti sejak 11 bulan lalu.

......................

...Halo semua, ini karya saya yang baru yah. Semoga kalian suka, dan jangan ragu untuk memberikan komentar kalian....

...Jangan lupa untuk like, comment, dan vote...

...Happy Reading ❤...

1. Club Malam Saat Untuk Melepas Kesedihan

...Halo semua, terima kasih sudah mampir ke karya ini. Happy Reading❤...

...****************...

"Berani-beraninya kamu!!!" Bentak papa Clarie dengan nada suara lantang.

"Hiks hiks hiks hiks hiks. Papa...tadi Mama benar-benar mengirim pesan ke Clarie kok untuk membeli, hiks," Isak Clarie, papanya belum pernah sampai membentak sampai selantang ini.

Tatapan yang garang, tidak percaya putrinya akan membelikan barang yang jelas-jelas dia larang untuk diberikan kepada istrinya. "Tidak usah banyak alasan, pergi kamu. Sebagai anak tertua seharusnya kamu memberi contoh yang baik Clarie,"

"Papa, aku tidak mengada-ada. Hiks,"

Clarie sudah tidak tahan dengan semua tuduhan yang diarahkan kepadanya, permohonannya yang tidak pernah dikabulkan, dan penjelasannya yang tidak pernah diterima. Padahal, Clarie lah yang dijebak, dia adalah seorang korban, bukan pelaku.

"Papa menyuruhku untuk pergi, aku akan pergi. Hiks, tidakkah dari sekian banyak orang ada yang berbaik hati tidak menuduhku?! Kenapa harus aku!!!!" Teriak Clarie di tengah jalan yang sepi, mirip orang gila.

"Sekarang aku harus kemana?? Hari semakin malam, dan aku kabur dari rumah," Clarie menengok ke belakang, berharap papa mengejarnya. Tapi, tak ada seorangpun yang terlihat. Dia merasa kecewa, seakan dirinya memang tidak pernah ada dalam keluarga itu. Clarie hanya sebuah alat, itukah pendapat mereka?

"POKOKNYA AKU MAU MINUM-MINUM DI CLUB MALAM KOTA. AKU BENAR-BENAR MERASA DIHIANATI PACARKU!!!"

Sedikit terkejut, Clarie malah mendapat sebuah ide. Club malam kota?? Apa aku bisa ke sana?? Clarie merasa bimbang, gadis cupu sepertinya memang bisa masuk ke dalam club malam?? Jika ya, apa yang akan dilakukannya di dalam sana?

Mayoritas orang yang ada di dalam club malam kota merupakan orang-orang dari kalangan elite. Yah, Clarie akui, dia juga dari kalangan elite. Ayahnya adalah pemilik L Group, tapi bukan berarti dirinya akan dianggap ada bukan. Jadi itu sedikit mengganggu pikiran.

Tapi, Clarie seorang gadis cupu yang kutu buku. Sedangkan, yang ada di club malam, mereka semua orang yang keren, gaul, dan mereka punya banyak teman. "Renata, ini semua karena kamu datang ke dalam keluargaku. Jika kamu tidak ada nasibku tidak akan seperti ini. Aku membencimu, aku membenci kalian!!!!"

......................

Satu langkah, telinga Clarie langsung mendapat tekanan dari suara musik yang keras. Aku harus menyesuaikan diri dengan musik ini. Clarie menuju ke bar, dia merasa sedikit aneh. Pakaian yang dia pakai sekarang, celana jeans, sweater, dan sepatu bertali. Seperti orang bodoh saja.

"Selamat datang, nona manis mau memesan apa?" Sapa pramutama bar dengan senyum lebar.

Clarie sedikit terkejut dengan sikap ramah pramutama bar itu. Keterkejutannya itu bahkan membuat tubuhnya membeku sejenak.

"Hei, jangan tiba-tiba berhenti." Tegur salah satu orang yang hampir jatuh.

"Maaf, aku tidak bermaksud..."

"Sudahlah, jangan dipikirkan." Orang itu pergi, walau bersikap acuh orang itu lebih baik daripada orang-orang yang selama ini ditemuinya.

"Nona, anda jadi memesan sesuatu?" Tanya pramutama bar tadi. Clarie segera duduk di kursi dan memesan bir.

Beberapa gelas kemudian...

"Nona, ini sudah gelas yang ke tujuh. Dan anda sudah mabuk berat, tolong jangan memesan lagi,"

Clarie mengkibas-kibaskan tangannya dan tertawa. "Seharusnya kamu senang aku memesan banyak bir bukan?? He he he," Dia benar-benar sudah mabuk berat. "Apa aku terlihat seperti gadis cupu yang mudah diganggu?" tanya Clarie tiba-tiba.

Pramutama bar sedikit terkejut dengan pertanyaan pelanggan barunya yang mabuk, lalu dia tersenyum. "Nona sedang patah hati?"

"Haha memang aku sedang patah hati, aku patah hati pada diriku sendiri, aku patah hati pada orang tuaku, aku membenci saudariku Ups maaf meluapkan emosi kepadamu. Aku benar-benar tak tahu malu, sangatlah bodoh,"

"Hah, nona, saya selalu mendengarkan masalah orang lain. Saya sudah terbiasa, ceritakan maka beban Anda, maka akan sedikit berkurang. Benar bukan? Lagipula sinar Anda masih redup, tapi Anda terlihat bersinar di mata saya. Anda adalah permata yang ada di antara tumpukan batu, permata yang sangat berharga,"

2. Apa Dia Kurang Waras?

...Halo semua, terima kasih sudah mampir ke karya ini. Happy Reading❤...

...****************...

"Jangan...kumohon, kumohon...hentikan..." bisik Clarie, dia masih terbaring di ranjang. Jarinya menggenggam erat seprai.

Ben, Deo, Martin, Diena, dan Lena berada di sekeliling ranjang, melihat tingkah Clarie yang sungguh sangat aneh. Apa yang ssda2ng gadis ini mimpikan? Seberapa buruk mimpi itu?

"Kurasa dia sedang bermimpi buruk," kata Ben masih dengan menatap Clarie tajam.

"Jangan...jangan...kumohon," rintih Clarie semakin menjadi-jadi.

"Kakak, gadis ini semakin menjadi-jadi. Apa yang harus kami lakukan?"

"Biar aku yang urus, gadis seperti dia...akan sangat menarik bukan?" Senyuman miring terukir di wajah tampan milik Ben. "Nona, anda harus bangun sekarang."

"JANGAN!!"

PLAK...

Clarie kaget bukan main, dia barus sadar bahwa dia baru saja menampar pipi seseorang. "Ya ampun...ma...maafkan aku. Aku tidak sengaja sungguh, tolong maafkan aku," pinta Clarie dengan kepanikan tingkat tinggi.

😧😧😧

"Hah, sudahlah nona. Aku tidak apa-apa," kata Ben sambil memegang pipi kanannya yang sedikit memerah.

Saat Ben melepaskan tangannya, Clarie semakin merasa bersalah. "Tuan, pi...pipi anda merah karena tamparan saya. Maafkan saya maafkan saya,"

"Nona sudah kukatakan bukan? Aku baik-baik saja, lagi pula tingkat ketampananku tidak akan berkurang,"

...

"Tidak ada yang tertawa? Barusan aku bercanda...ah sudahlah. Lena, sudah kamu siapkan bukan?" Lena mengangguk. "Baiklah nona, segera bersihkan tubuh anda lalu datanglah ke ruang makan. Kita akan sarapan," Setelah mengatakan hal itu, Ben dan yang lain kecuali Lena meninggalkan Clarie.

"Nona Clarie, mari saya antarkan Anda ke kamar mandi, saya sudah menyiapkan pakaian Anda." kata Lena dengan sopan. Clarie melakukan hal yang tadi diperintahkan oleh Ben dengan patuh.

Sementara itu...

"Kakak, apa kamu yakin tidak membuat keputusan yang salah? Aku merasakan ada kejanggalan pada diri Clarie," Diena memprotes keputusan Ben.

"Hah..." Ben menghela napas, lalu berkata, "Diena, apa kamu tidak lihat betapa dalamnya rasa benci yang Clarie miliki? Bahkan tuan muda dari perusahaan besar bisa kalah hanya dengan pukulan dari seorang gadis. Aku yakin tidak membuat keputusan yang salah,"

"Wow!!! Lihat siapa yang datang, apa aku akan dibawa ke surga? Kenapa malaikat mendatangi kita?" kata bocah berusia 14 tahun, membuat seluruh pandangan menuju ke satu arah, Clarie.

Clarie yang kurang percaya diri dengan penampilannya menjadi semakin menciut ketika semua orang melihat ke arahnya. "Apa...aku terlihat aneh...dengan baju ini?" Tanyanya gugup sambil menggaruk leher bagian belakangnya.

"Nona Clarie anda terlihat seperti malaikat, bahkan jantungku berdetak cepat sekali. Saya merasa akan segera kehilangan kesadaran," Gombal bocah 14 tahun tadi yang dapat membuat pipi Clarie merona. Jika kalian tahu, gombalan yang baru saja kalian baca itu membuat orang-orang disana merasa geli.

"Martin, kurasa mulutmu semakin lihai. Tapi jangan sembarangan menggunakannya, tindakanmu barusan termasuk kurang sopan. Apa ini yang aku ajarkan kepadamu selama ini?" kata Ben dengan nada dingin.

"Hehehe kakak, kumohon jangan marah. Barusan aku hanya bercanda, aku benar-benar minta maaf,"

"Baguslah, Lena dan nona Clarie silahkan duduk. Makanan sudah menunggu kalian,"

Lena dan Clarie duduk lalu mulai menyantap sarapan. Sarapan berlangsung dengan canggung bagi Clarie. Bagaimana tidak?! Saat baru saja membuka matanya dia sudah menampar pipi seorang lelaki tampan. Setelah itu dia diundang untuk sarapan bersama dengan keluarga yang sama sekali belum dia kenal. Apalagi, Clarie memakai baju yang khusus disiapkan untuknya, seakan-akan kedatangannya memang sangat dinanti-nantikan.

......................

Clarie masih seperti orang linglung, bahkan sekarang saja dia sedang berada di dalam mobil pria tadi. Ya, mobil milik Ben, pria yang sama sekali belum dia kenal. "Ja...jadi tuan, kemana kalian akan membawaku?" tanya Clarie lirih. Mendengar pertanyaan lirih dari Clarie, Ben sengaja tidak menjawab. Dan membuat wajah gadis itu semakin pucat.

20 menit, 20 menit lamanya wajah Clarie pucat dan terdapat beberapa keringat di dahinya. Melihat itu, Ben merasa sedikit bersalah.

"Nona, kau sakit? Atau tidak biasa menaiki mobil? Atau kau lebih suka mengendarai motor? Wajahmu pucat sekali,"

"Ah...ti...tidak, saya hanya bingung kemana anda akan membawa saya? Tidak ada niatan jahat bukan?" jawab Clarie masih dengan suara yang lirih.

Ben tersenyum sebentar lalu berkata; "Bicaralah lebih keras sedikit, telingaku tidak bisa mendengar apa yang diucapkan oleh bibir mungil milikmu,"

"Kak, sejak kapan kamu bisa mengatakan hal semanis itu dari bibir pahitmu?" Diena berkata tiba-tiba dengan penuh penekanan.

"Sejak dulu, kalau tidak tau jangan asal bicara," jawab Ben ketus tanpa mengalihkan pandangannya. Dan Diena langsung melegoskan wajahnya ke arah Lena yang sedang asik bermain ponsel. "Lena, kamu tau sejak kapan kakak bisa berkata semanis itu?" bisik Diena pada Lena.

"Hem, entahlah. Singkirkan wajahmu, jangan dekat-dekat," jawab Lena sama ketusnya seperti Ben. Diena pun mendengus kesal mendapat perlakuan seperti itu.

Keadaan kembali tenang. Lalu, tiba-tiba...

"Kakak!!! Lihat apa yang Martin lakukan!!!" teriak Diena sambil menunjuk ke arah luar jendela mobil. Sontak seluruh pandangan mengarah ke arah yang ditunjuk oleh Diena. Terkecuali Ben, dia sedang menyetir saat ini.

"Katakan padaku apa yang bocah kecil itu lakukan," perintah Ben dengan nada tenang.

"Dia sedang melakukan sebuah atraksi mungkin. Anak laki-laki itu sedang berdiri di tempat duduk bagian belakang motor," kata Clarie kepada Ben, tapi malah dibalas dengan sebuah anggukan kecil.

"Tuan, anda tidak khawatir dengan adik anda? Itu perbuatan yang berbahaya, anda harus menghentikannya segera. Sebelum dia jatuh dan terluka," ucap Clarie, kali ini dengan lantang dan tegas.

Ben tersenyum, jadi gadis ini bisa setegas saat ini? Ketika dia mengkhawatirkan sesuatu? Sangat menarik, sebaiknya aku harus mendapatkan gadis ini, secepatnya.

"Tuan kenapa anda hanya tersenyum?! Cepat suruh mereka berhenti!! Siapapun yang ada di sini, bisa buat mereka berhenti sebentar?"

"Nona, anda terlalu khawatir. Kenapa anda mengkhawatirkan bocah itu? Apa karena dia memujimu tadi?"

"Anda tidak mengerti, jika dia jatuh mungkin dia bisa tiada,"

"Asalkan pakai helm tidak apa-apa bukan?"

"Tuan tapi..."

"Suruh Deo berhenti," Ben memotong perkataan Clarie yang belum selesai.

Setelah Diena mengatakan kepada Deo untuk berhenti sebentar, Clarie buru-buru turun dari dalam mobil.

"Namamu Martin bukan? Jangan ulangi hal barusan ok? Kalau kamu jatuh..."

"Wow kakak cantik mengkhawatirkanku? Aku sangat tersanjung, oh, jantungku akan meledak sebentar lagi," Potong Martin. Semua yang mendengar, hanya bisa melakukan satu hal. Menghela napas.

"Sudah merasa baikan nona? Lihat dia bahkan merasa senang," ucap Ben sambil melirik ke arah Martin.

Bagaiman bisa sebagai kakak dia sangat santai saat melihat adiknya melakukan hal yang berbahaya? Kurasa dia kurang waras. Kata Clarie dalam hati. "Bisakah Martin ikut di dalam mobil? Aku..."

"Tidak," tolak Ben mentah-mentah. "Dia akan membuat kacau seisi mobil, dan bisa membuat mobil itu mengalami kecelakaan," tambahnya.

"Martin, kamu tau bukan barusan kakak cantik itu mengkhawatirkanmu? Jadi jangan ulangi lagi," ucap Lena tiba-tiba.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!