NovelToon NovelToon

Because Of The CEO

CEO Adinata Company

Banyak sekali yang mengatakan perusahaan Adinata Company mempunyai seorang CEO yang sangat ramah dan murah tersenyum. Tetapi di balik itu semua siapa saja yang ingin masuk tidak semudah yang mereka bayangkan, karena perusahaan Adinata Company membutuhkan orang-orang yang berkualitas, multi tasker, sangat pekerja keras, memiliki rasa penasaran yang tinggi, dan yang lebih penting tidak hanya pintar namun dapat mengendalikan emosi.

Hari ini seorang wanita, baru saja menyelesaikan setengah pekerjaannya dan masih banyak dokumen-dokumen yang menunggu untuk di selesaikan. Saat dilihat jam di pergelangan tangan sudah menunjukan pukul 12:00, ia langsung menyuruh sang asisten ke dalam ruangannya.

"Ada yang bisa saya bantu, bu?" tanya Friska.

Friska adalah sekretaris Aileen plus asisten pribadinya. Dia sudah bekerja sebagai sekretaris selama lima bulan, bersama almarhum Ayah Aileen dan Aileen sendiri sudah menganggap Friska sebagai sahabat nya.

"Sudah masuk jam makan siang, sebaik nya kita makan terlebih dahulu." ucap Aileen.

Aileen Tiarani Adinata adalah seorang CEO Adinata Company yang memiliki sifat manja, ceria, dan mudah bergaul dengan siapa saja. Semenjak ayahnya sudah tiada Aileen sangat bekerja keras untuk mengurus perusahaan, menjadikan dia tidak mengenal berpacaran atau dekat dengan seorang cowok kecuali sang abang.

"Mau pesan atau keluar saja Bu?" tanya Friska.

"Kita makan di luar saja ya dan jangan panggil dengan sebutan formal, nama saja karena kita sedang jam makan siang."

"Maaf Leen, aku lupa," Jawab sekretaris nya sambil cengengesan.

Aileen dan Friska keluar dari ruangan CEO dan akan menuju parkiran. Ia jarang sekali menggunakan supir pribadi, karena Aileen lebih suka mengendarai mobil sendiri. Tidak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai di restoran yang dituju.

"Pesan yang kamu mau, jangan lihat harga nya, aku yang bayar kok," Ucap Aileen.

"Tapi gak enak Leen, aku selalu saja di bayarin," tolak Friska

"Gak usah merasa tidak enak, santai saja kaya di pantai."

Aileen berbicara seperti itu, karena saat pertama kali makan bersama dengan Friska di sebuah restoran, yang mungkin cukup mahal bagi Friska menjadikan dia memilih makanan sangat lama, meskipun itu di bayarkan oleh Ibu bos.

Saat itu Aileen yang memang penasaran dengan Friska dan sempat menanyakan juga, tidak membuahkan hasil, hanya gelengan kepala saja yang ia dapat. Dan pada akhirnya diri nyalah yang mencari tahu sendiri.

Flashback On

Sore hari Aileen yang sedang berada di luar rumah melihat Friska di pinggir jalan, membantu orang tuanya berdagang dan itu membuat hati kecil Aileen tergerak untuk menemui nya.

"Fris!" panggil Ailee.

"Bu bos," Ucap Friska dengan kaget nya.

Aileen tersenyum "Kebiasaan deh, kita lagi gak di kantor, ohya kamu jualan juga?"

"I--iya Leen, aku bantu orang tua," jawab Friska.

"A---," ucap Aileen langsung terpotong.

"Tapi tidak seperti Aileen pikirkan, bukan karena gaji yang di berikan perusahaan dikit, itu sudah cukup menurut aku. Ini hanya untuk tambahan saja," sanggah Friska.

Aileen mengerutkan kening. Aku kan bukan mau ngomong itu batin Aileen

"Friska ini tolong antarkan," ucap Ibu nya Friska.

"Ya, Bu," jawab Friska.

"Leen sebentar ya, aku antarkan dulu makanan," tambah nya

"Iya silakan."

Mata Aileen tertuju pada Ibu Friska dan ia langsung mendekati.

"Assalamu’alaikum, Tante," ucap Aileen sambil mencium telapak tangan.

"Waalaikumsalam, mau ketemu Friska, sebentar ya neng dia lagi nganterin makanan dulu," ucap Ibu Wardah.

"Tidak Tante, tadi saya sudah bertemu dengan Friska di depan," jawab Aileen.

"Aduh neng jangan panggil tante, paggil Ibu saja ya!"

"Leen maaf lama," ucap Friska yang datang dari arah belakang.

"Tidak lama kok."

"Ibu, ini kenalkan bos Friska di kantor, anak nya Almarhum Pak Adrian dan Bu Helena nama nya Aileen," ucap Friska memperkenalkan bos nya.

"Ya ampun ini anak nya Almarhum Pak Adrian dan Bu Helena, maaf Ibu tidak tahu, karena pada saat itu ibu tidak ikut melayat. Terima kasih nak, atas kebaikan Ayah dan Ibu neng Aileen, sudah mengajak Friska bekerja di kantor. Mungkin kalau saja Ayah dan Ibu neng tidak menolong kita saat itu, kita tidak tahu harus bagaimana lagi." Ucap Bu Wardah.

"Kalau boleh tau memang apa yang dilakukan Ayah dan Bunda?" tanya Aileen yang memang dia tidak mengetahui.

"Saat itu kita sedang membutuhkan uang yang lumayan banyak, karena Ayah Friska harus segera dioperasi. Pada saat itu mungkin Allah sedang memberikan pertolongan melalui Pak Adrian dan Bu Helena, dan selain itu juga menawarkan Friska untuk bekerja di kantor. Sekali lagi terima kasih kita sangat berhutang budi sekali, atas kebaikan keluarga neng Aileen," tutur Bu Wardah.

"Sama-sama Bu, tidak usah di pikirkan bagaimana cara membalasnya cukup doakan Almarhum Ayah dan Bunda." Ucap Aileen

"Alhamdulillah kita selalu mendoakan Almarhum, kedua nya orang yang sangat baik."

Flashback Off

Ulat Bulu

Selesai dengan makan siang mereka langsung menuju perusahaan kembali, karena satu jam lagi akan diadakan rapat bulanan dengan dewan direksi, manajer, kepala divisi dan beberapa staf lain nya.

"Bu, hanya mengingatkan, satu jam lagi akan di adakan rapat bulanan," ucap Friska yang melihat Aileen akan masuk kedalam ruangan nya.

"Ok ... terima kasih,"

Saat Aileen masuk kedalam ruangan nya, dia langsung duduk di kursi ke sayangan nya dan melihat foto keluarga yang tersimpan di meja kerja nya.

"Ayah Bunda ... Aileen kangen, seandai nya kalian tidak pergi untuk memenuhi undangan pernikahan rekan bisnis, yang berada di luar Negri ... mungkin itu semua tidak akan terjadi." gumam Aileen yang memandang foto keluarga nya, dan tidak terasa Aileen menitikan air mata.

"Astagfirullah, Aileen kenapa kamu jadi seperti ini. Aileen ingat, kamu tidak boleh menyalahkan siapa-siapa, itu semua sudah takdir Allah. Kamu pasti kuat Leen semangat," lanjut Aileen

Huft

"Lebih baik aku salat dulu, agar hati tenang juga"

Aileen mengambil air wudhu di dalam ruangan nya dan menuju ruangan dimana Aileen selalu beristirahat. Lima menit sudah Aileen melaksanakan salat tiba-tiba pintu di ketuk dari arah luar.

Tok ... tok .... tok

"Masuk!" ucap Aileen.

"Bu, rapat akan segera di mulai," ucap Friska

"Baik, kita langsung ke ruangan rapat sekarang," jawab Aileen

Aileen dan Friska langsung menuju ke ruangan rapat yang sudah ada beberapa karyawan. Saat Aileen masuk semua yang berada di dalam berdiri dan menundukkan kepala.

"Semua sudah masuk ke dalam ruangan?" tanya Aileen.

Di waktu bersamaan pada saat Aileen bertanya, satu orang laki-laki tiba.

Tok ... tok ... tok

"Maaf bu saya telat." ujar laki-laki tersebut.

"Baik ... silahkan duduk," ucap Aileen.

"Untuk mempersingkat waktu kita mulai saja," lanjut nya

Tidak terasa rapat telah selesai mereka semua kembali ke dalam ruangan nya masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan. Aileen yang teringat besok akan meeting di kantor Moon Company menelfon sang sekretaris untuk datang kedalam ruangan nya.

Tok ... tok ... tok

"Masuk!" ucap Aileen.

"Ada yang bisa saya bantu Bu?" Tanya Friska.

"Begini Fris, besok kita meeting di kantor Moon Company. Apa sudah di siapkan berkas-berkas nya?" Tanya balik Aileen.

"Sedang di persiapkan Bu," jawab Friska.

"Baiklah kalau begitu tidak usah terburu-buru dan kalau sudah selesai segera simpan di meja saya."

Aileen selalu bersikap seperti itu terhadap orang di sekitar nya. Contoh nya saja pada saat berkas-berkas masih di persiapkan, dia tidak pernah meminta untuk terburu-buru menyelesaikan. Meskipun ini dalam hal pekerjaan, yang terpenting semua urusan akan terselesaikan.

Tak terasa waktu telah menunjukan sore hari waktu nya untuk pulang, meskipun Aileen bisa pulang kapan saja karena dia adalah CEO tapi dia harus memberikan sebuah contoh kepada bawahannya.

...🍂 🍂 🍂...

Malam hari selepas dengan meeting di sebuah restoran. Tiba-tiba ada yang memeluk seorang CEO Addison Company dari arah belakang dan itu membuat sang CEO terjingkat kaget yang mendapatkan serangan mendadak.

"Arman!" panggil cewe itu dengan nada manja.

Sang sekertaris plus asisten nya sangat jijik melihat cewek itu, meskipun sang atasan sudah melakukan berbagai cara agar ulat bulu menjauh dan tidak menempel lagi.

"Lepas!" ucap Arman dengan nada dingin nya.

"Tidak mau, sebelum kamu menerima cinta aku," ucap Cheryl

Sampai kapan pun Tuan tidak akan menerima cinta dari ulat bulu. Batin Alex sang asisten Arman.

"Tidak mau dan tidak akan pernah!" Seru Arman, "Lepas!"

Arman Fareel Addison dia adalah CEO Addison Company yang memiliki sifat dingin dan selalu irit berbicara kepada orang lain sedangkan kepada adik nya dia selalu tegas. Tetapi ia bisa menjadi seseorang yang sangat manja saat bersama orang yang dia sayangi termasuk keluarganya.

"Kalau begitu aku tidak akan melepaskan kamu." jelas Cheryl.

"Lex!" panggil Arman.

Alex yang paham dengan perintah atasannya langsung melepaskan Cheryl dari pelukan Arman.

"Iss jangan pegang-pegang!" seru Cheryl.

"Anda yang jangan pegang-pegang tuan Arman, dasar ulat bulu," ucap Alex.

"Lo bilang apa barusan? Ulat bulu, hey ... bersihin tuh mata, cantik-cantik gini dibilang ulat bulu!"

"Mata gue baik-baik aja, lo seharusnya ngaca jelas-jelas ulat bulu!"

Arman yang sedari tadi badan nya sudah letih di tambah tiba-tiba datang Cheryl rasa nya kepala akan meledak.

"Diam!" Ucap Arman dengan menaikan satu oktaf.

"Dengar Cheryl, lo mau dengan cara apapun untuk mendapatkan gue itu tidak akan mempan, dan perlu lo tahu gue tidak mempunyai perasaan apapun terhadap diri lo! Ayo Lex," lanjut Arman.

"Dengar tuh ulat bulu," ucap Alex meninggalkan Cheryl.

"Gue tidak peduli yang jelas gue akan dapetin apa yang gue mau. Kita tunggu permainan akan segera di mulai." gumam Cheryl.

Cheryl dia memiliki sifat ambisius dan tidak memikirkan orang lain. Apapun yang dia inginkan harus tercapai salah satu nya untuk mendapatkan hati Arman dan menjadikan dia ke kasih nya. Alasan Cheryl untuk mendapatkan hati Arman bukan karena cinta melainkan ingin menguasai hartanya.

...🍂 🍂 🍂...

Di dalam mobil menuju kediaman Addison hanya ada keheningan saja, tidak ada yang berbicara jika tidak Alex yang memulai nya terlebih dahulu.

Benar-benar sepi banget nih mobil, si Tuan gak pegal apa bibir nya diam terus! Jika berbicara hanya ada butuh nya saja. Kenapa gue harus punya bos yang seperti ini sih batin Alex.

"Eheemm .... Man si ulat bulu gak akan ngejar Lo lagi?" Tanya Alex yang sudah gatal ingin berbicara.

"Gak taulah gue cape, gak bisa mikir," jawab Arman.

"Om Arya tahu tentang Cheryl?"

"Mungkin."

Setelah sampai di rumah Addison, Alex langsung memarkirkan mobil ke garasi dan mereka turun bersama menuju pintu utama.

"Assalamu'alaikum,"

"Orang rumah pada kemana?" Tanya Alex.

"Mana saya tau, saya kan baru pulang," jawab Arman langsung pergi meninggalkan Alex yang berdiri.

"Gue salah ngomong!" gumam Alex.

Di dalam kamar Arman yang baru saja merebahkan tubuh nya di kasur, tiba-tiba handphone nya berbunyi pertanda ada telpon masuk. Saat di lihat nomor yang tidak di kenal, jika tidak di jawab takutnya penting. Arman segera menggeserkan icon yang berwarna hijau.

"Arman!" Ucap seseorang di balik telfon.

Arman yang mendengar langsung mematikan sambungan nya, ia sudah mengetahui siapa di balik telfon itu.

"Dari mana Cheryl dapat nomor gue," ucap Arman sambil memblokir nomor yang tadi menghubungi nya.

Arman melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi karena sedari tadi dia belum membersihkan diri.

Manis

Tidak terasa matahari sudah muncul. Aileen merasakan cahaya yang masuk kedalam kamarnya segera bangun, karena setelah subuh tadi dia tertidur lagi. Aileen melihat ke arah dinding ternyata sudah pukul 07:00.

"Ya ampun, sudah jam 07:00 aku harus cepat-cepat ini." gumam Aileen sambil melangkah ke arah walk in closet dan segera menuju kamar mandi.

Selesai dengan ritual mandi nya Aileen langsung memoles wajah di depan cermin dan tidak butuh waktu lama Aileen telah selesai.

"Ok ... semuanya sudah, tidak ada yang terlewatkan waktu nya sarapan dulu" Aileen turun ke bawah menuju meja makan.

"Pagi bi!" panggil Aileen.

"Pagi non, silahkan sarapan dulu," ucap bi Asri.

"Terima kasih bi."

Aileen hanya sarapan dengan roti dan segelas susu saja karena waktu yang sudah mendesak.

"Bi ... Aileen berangkat ke kantor dulu," ucap Aileen

"Iya non, hati-hati di jalan," jawab bi Asri.

Karena sang abang tidak pernah ada di rumah utama, Aileen selalu berpamitan dengan bi Asri. Beliau adalah pembantu di rumah keluarga Adinata. Setelah berpamitan Aileen sudah di tunggu oleh mang Bayu, karena hari ini Aileen sedang tidak mau mengendarai mobil.

...🍂 🍂 🍂...

Untung saja di perjalanan tidak terlalu macet menjadikan Aileen datang hanya sedikit terlambat. Saat masuk ke dalam ruangannya mata Aileen sudah melihat berkas-berkas yang akan dibawa meeting hari ini. Sebelum ia mempelajari berkas-berkasnya Aileen meminta Friska untuk membacakan jadwal hari ini.

"Jadwal hari ini apa saja Fris?" tanya Aileen.

"Hari ini mencek laporan keuangan yang sudah di revisi lalu pukul 13:00, ada meeting di kantor Moon Company setelah itu membaca dan menandatangani berkas-berkas yang akan bekerja sama dengan perusahaan Adinata Company." jawab Friska.

"Baik, terima kasih" ucap Aileen.

"Kalau begitu saya permisi bu," ucap Friska.

Saat Friska akan membuka pintu, Aileen baru teringat malam nanti ia harus hadir di acara pernikahan rekan bisnisnya dan ia berencana mengajak sang sekretaris sekaligus asisten untuk ikut dengannya.

"Ohya ... Fris, nanti malam kamu tidak ada kegiatan?" tanya Aileen.

"Tidak ada, Bu," jawab Friska.

"Bisa temani saya ke acara pernikahan pak Zidan?"

"Bisa, Bu."

"Kalau begitu nanti saya jemput ya, pukul 19:00."

"Tidak usah, biar saya saja yang ke rumah Bu Aileen."

"Tidak apa-apa biar saya saja, lagian jalurnya searah."

...🍂 🍂 🍂...

Di lain tempat yaitu perusahaan Addison Company, Arman sedang kedatangan client yang akan bekerja sama dengan perusahaannya. Dan ternyata clientnya itu sahabat Arman sendiri.

Tok ... tok .. tok

"Masuk," ucap Arman.

"Maaf bos, clientnya sudah datang," ucap Alex.

"Suruh masuk saja."

"Silahkan tuan, pak bos sudah menunggu." ucap Alex mempersilahkan masuk.

"Terima kasih," jawab orang itu.

"So sibuk, lo, Man," ucap sahabat Arman.

Arman yang sedang menundukkan kepalanya, karena sedang mengecek dokumen-dokumen merasa aneh dengan client yang satu ini. Saat Arman mendongakkan kepala, benar saja itu sahabatnya.

"Rasya, jadi client gue itu lo," ucap Arman menghampiri.

"Ya iyalah, memang lo nggak lihat berkas-berkas nya?" tanya Rasya.

"Gue baca, tapi di dalamnya tidak tertera nama lo." jawab Arman sambil menatap ke arah sekretarisnya.

Alex yang takut saat ditatap oleh bosnya langsung berbicara.

"Maaf bos, kata Tuan Rasya biar surprise," ucap Alex.

"Ya sudahlah, karena saya lagi baik, saya maafkan. Silahkan duduk Tuan Rasya." Ucap Arman dengan formal.

"Man meskipun lagi di kantor tapi jangan formal sama sahabat sendiri. Aneh rasanya." ucap Rasya sambil duduk.

"Satu-satunya client yang nawar itu cuma lo, tau gak!" seru Arman.

"Oh ya bukan nya lo mengurus perusahaan di luar negeri kok ada di sini" lanjut Arman.

"Gue di pindahin daddy buat ngurus yang di sini."

Arman hanya ber oh ria.

...🍂 🍂 🍂...

Waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba, Aileen dan Friska sedang menuju perusahaan Moon Company. Saat mereka sudah berada di lobby Friska langsung menanyakan kepada resepsionis.

"Selamat siang, kami dari perusahaan Adinata Company. Apa CEO-nya ada, kami sudah membuat janji sebelumnya?" tanya Friska.

"Sebentar saya tanyakan kepada sekretaris nya," jawab resepsionis itu.

"Baik."

"Mohon maaf pak Rasya sedang dalam perjalanan, sekretarisnya berpesan agar tunggu di ruangannya saja. Mari saya antar."

Resepsionis itu mengantarkan Aileen dan Friska menuju ruangan CEO perusahaan Moon Company. Saat berada di depan pintu ruangan, sudah ada sekretaris Rasya yang menunggu.

"Silahkan masuk bu," ucap sekretaris itu mempersilahkan masuk.

"Terima kasih," ucap Aileen.

Lima menit menunggu, akhirnya sang CEO pun muncul dari balik pintu.

"Mohon maaf bu Aileen dan mbak Friska atas keterlambatan saya," ucap Rasya sambil berjabat tangan.

Aileen tersenyum, "Tidak apa-apa."

Manis sekali batin Rasya.

"Silahkan duduk." ucap Rasya.

"Baik kita mulai saja."

Waktu sudah menunjukan pukul 15:00, mereka baru saja selesai dengan meeting yang singkat ini, untuk bekerja sama membuat sebuah proyek yang cukup besar.

"Terima kasih ... senang ber bisnis dengan perusahaan Adinata Company," ucap Rasya.

"Terima kasih kembali, kami juga sangat senang bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan ini." ucap Aileen membalas jabat tangan.

"Sama-sama, untuk tanda terima kasih apa bu Aileen bersedia untuk makan malam bersama."

"Emm ... maaf sebelum nya bukan saya menolak tapi saya tidak bisa. Saya sudah ada acara."

"Ok ... tidak apa-apa lain kali kita bisa makan bersama saat survei tempat."

"Kalau begitu pak Rasya kami permisi dulu," pamit Aileen.

"Iya hati-hati di jalan."

Mata Rasya terus melihat ke arah Aileen yang sedang menuju pintu hingga punggungnya tidak terlihat lagi.

"Demi apa cantik banget, kira-kira sudah punya pacar belum, ya?" gumam Rasya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!