Entah mengapa hati ini terasa kosong dan hampa, perasaan sepi menghantui setiap hari, dan setiap sesuatu yang aku lakukan akan terasa sangat membosankan, hari-hari berlalu dengan cepat tanpa ada sesuatu yang spesial, semua yang aku lihat terlihat sama dan tanpa warna, begitulah hari-hariku.... berlalu.
Perkenalkan namaku adalah Stefandy, hanya seorang anak laki-laki biasa yang terlalu banyak mimpi tetapi malas berusaha, umurku hanya baru melewati 16 tahun, ini hanya awal masa puber, saat ini Aku kelas 2 SMA, Aku bersekolah di SMAN 1 Parung sekolah yang cukup terkenal di sekitar sini, jika kau bertanya bagaimana anak laki-laki biasa ini bisa memasuki sekolah favorit di sini, Aku sepertinya tidak tahu jawabannya, Aku hanya merasa diriku memang sudah di sini sejak awal.
Bagaimanakah hari sekolahku berlalu? Hariku berlalu seperti biasa bagaimana orang menjalani kehidupan sekolah mereka, tidak jauh berbeda. Pagiku diawali oleh omelan orang tuaku yang memarahi adikku karena malas untuk bangun, dan aku hanya terbangun karenanya, setelah bangun aku pun langsung tidur kembali, karena belum waktuku untuk bangun, itu masih terlalu awal bagiku, setelah beberapa saat berlalu barulah aku kemudian langsung bergegas untuk pergi mandi, air dikamar mandi sanggatlah dingin di pagi hari, itu dapat membekukanmu jika kau tidak siap, setelah mandi aku pun memakai seragam sekolah sesuai hari tersebut sambil menyisir rambutku di kaca lemari dan memastikan diriku tetap tampan seperti biasanya.
Setelah rapi aku pun merapikan tempat tidurku yang tidak sempat aku rapikan sesaat setelah aku bangun, setelah itu aku menyiapkan buku untuk jadwal pelajaran hari ini dan sekalian mengecek apakah ada pekerjaan rumah atau tidak, Kau bertanya kenapa aku baru mengecek pekerjaan rumah dan merapikan buku sekarang? Karena aku terlalu malas untuk melakukannya di siang atau malam hari, dan juga aku sekolah hampir sehari penuh dari pagi hingga sore, setelah itu aku berpikir untuk menghabiskan sisa waktuku untuk bermain video game dan istirahat.
Setelah merapikan buku, Aku pun pergi ke dapur untuk menyiapkan bekal yang akan aku bawa ke sekolah, Ayahku telah memasaknya pagi-pagi hari, jadi aku hanya memasukkannya ke kotak bekal dan menaruhnya di tas, tak lupa aku pun juga mengisi botol minum dengan air untuk dibawa. Kenapa aku harus repot-repot seperti ini untuk menyiapkan bekal dan air minum? Itu karena program Adiwiyata sekolahku yang mewajibkan bagi setiap siswa untuk membawa hal tersebut, jika tidak ada program seperti itu mana mau diriku yang malas ini menyiapkan hal seperti ini.
Setelah semuanya siap aku pun langsung bergegas untuk berangkat ke Sekolah, tak lupa aku berpamitan dengan ayahku dan teman ayahku yang menginap di sini. Bagaimana dengan adikku? Adikku telah berangkat lebih awal bersama dengan temannya beberapa saat yang lalu, Aku tidak bersamanya karena kami berbeda arah.
Ngomong-ngomong hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya, mengapa hal itu bisa terjadi? Itu karena ada Pekerjaan Rumah yang belum aku selesaikan, dan aku berencana untuk menyelesaikannya di Sekolah nanti, sengaja aku tidak sarapan untuk menghemat waktu.
Aku berangkat dengan berjalan kaki sampai depan gang rumahku, lalu aku pun menunggu Angkutan Umum yang lewat di depan jalan Raya, hari ini hari Senin jadi cukup ramai dari biasanya, Aku tidak tahu mengapa hal itu terjadi. Setelah menunggu cukup lama dari sekian banyaknya angkutan umum penuh yang lewat akhirnya ada satu angkutan umum yang kosong tiba, Aku pun lekas melambaikan tanganku ke depan untuk memberhentikannya, dan akhirnya perjalanan ke sekolah di mulai.
Jalan cukup macet, jadi butuh waktu lebih banyak dari biasanya untuk sampai ke sekolah, setelah sekitar 10 menit berlalu, gang di seberang jalan yang merupakan tempat sekolahku berada terlihat, tetapi karena jalan depan gang tersebut macet akibat aktivitas kendaraan yang ramai, Aku pun memberhentikan Angkutan Umum dan memutuskan untuk berjalan kaki sampai ke sekolah.
Karena jalan cukup macet, sulit bagiku untuk menyeberang jalan, terlihat seorang pengatur lalu lintas sibuk untuk mengatur kendaraan yang banyaknya tidak terhitung, jalan penuh dengan suara klakson dari kendaraan yang tidak sabar untuk melewati macet, bahkan pejalan kaki pun juga terkena macet akibat kendaraan yang memenuhi trotoar, sungguh tidak masuk akal di mana seorang pejalan kaki mengalami macet. Aku yang berada di seberang jalan hanya bisa menahan tawa melihat pemandangan tersebut, tak lama kemudian saat aku sedang berusaha untuk menyeberang ada angkutan umum yang lewat menurunkan penumpangnya, terlihat penumpang yang turun merupakan siswi dari sekolahku, setelah itu terlihat Dia juga kesulitan untuk menyeberang.
Pengatur lalu lintas yang melihat itu pun bergegas untuk memberhentikan kendaraan di sekitar jalan dan menuju ke seberang jalan tempatku berada, ia datang bagaikan pahlawan yang memberhentikan semua musuh di sekitarnya dan menuju ke arah sang Putri, dan membantu sang Putri tersebut untuk menyeberangi pasukan musuh, ya... Dia baru saja membantu siswi yang baru saja datang untuk menyeberang, sedangkan Aku yang telah datang sejak tadi tidak ia pedulikan, padahal Aku melihatnya menatap aku dan ia tidak peduli dan melanjutkan pekerjaannya untuk mendapatkan uang dari kendaraan yang memberikannya saat lewat.
'Terkutuk kau Pak Ogah sialan', ucapku di dalam hati. Aku pun bergegas mengikuti siswi tersebut yang akan di seberangkan oleh pak Ogah, tidak lupa aku juga mengucapkan terima kasih, meskipun itu terasa tidak adil.
Setelah menyeberang aku langsung bergegas berjalan menuju ke sekolahku tentu saja aku mendahului siswi tadi, tidak jauh dari depan gang terlihat seorang bapak-bapak yang sedang duduk di sebuah tempat di pinggir jalan sambil mengobrol satu sama lain, saat sampai di depannya tidak lupa aku mengucapkan kata "Permisi", itu salah satu bagian dari keseharianku saat masuk SMA, bahkan sampai orang tersebut mengenalku.
Aku melanjutkan perjalananku sambil bersenandung dan melamun cara untuk menyelesaikan tugas yang belum aku selesaikan. Saat aku berjalan sambil melamun terdengar seseorang yang memanggilku, saatku lihat ternyata itu temanku dari kelas yang terletak di samping kelasku, terlihat dia mengendarai kendaraan bernama 'motor' yang memenuhi jalan di depan, kemudian ia berhenti dan menawarkan tumpangan kepadaku sampai ke sekolah, Aku pun langsung menerima tawaran tersebut tanpa pikir panjang, lagi pula aku juga sedang terburu-buru menuju sekolah agar aku bisa mengerjakan Pekerjaan Rumahku, lebih tepatnya Pekerjaan Rumah yang akan diselesaikan di sekolah sungguh lucu, dan lebih buruknya lagi itu adalah Pekerjaan Rumah pada jam pertama pelajaran, entah apa yang akan menungguku nanti.
Aku sampai di sekolahku tepat saat bel berbunyi, sesudah berterima kasih kepada temanku Aku pun langsung berlari menuju ke dalam sekolah, setelah melewati pemeriksaan dari OSIS yang berjaga di depan gerbang sekolah Aku pun kembali berlari menuju ke arah kelasku di lantai dua.
Aku pun sampai di kelas, tepat setelah itu ada kegiatan pembiasaan di mana semua siswa siswi bernyanyi lagu nasional dan setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan keagamaan.
Setelah kegiatan pembiasaan barulah kegiatan pembelajaran dimulai, sebelum guru memasuki kelas Aku pun terburu buru mengerjakan PR dan PR yang aku kerjakan adalah pelajaran Matematika, 'Itu tidak akan sempat' . Pikirku.
Aku pun meminjam buku teman sekelasku sebagai pilihan terakhir untuk kusontek. 'Ya... daripada Aku tidak mengerjakannya sama sekali dan Aku dihukum karena itu.' Pikirku.
Guru pun masuk setelah 5 menit kegiatan pembiasaan tepat setelah Aku selesai mengerjakan PR. 'Sangat beruntung'.
Lalu kegiatan pembelajaran pun dimulai. Tidak ada yang spesial saat pembelajaran, ini berjalan seperti biasa, kecuali ada beberapa mata pelajaran yang mengadakan ulangan harian dan beberapa lagi melakukan presentasi di depan kelas.
[Teng-Tong-Teng-Tong] Suara bel pun terdengar yang menandakan waktu istirahat di mulai.
"Arghh, Aku lapar, ayo ke kantin."
"Hei, apa kau mengerti apa yang tadi di jelaskan?"
"Ha.. akhirnya selesai juga."
"Apa yang kau jawab di soal nomor 22?"
Kelas dipenuhi keluh kesah para murid yang lelah sehabis pembelajaran, sedangkan Aku?
Aku sibuk dengan latihan soal yang guru berikan, di saat orang-orang istirahat ,aku masih sibuk belajar, teman-teman ku yang di barisan belakang pun ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Saat ini aku duduk di barisan paling depan di kanan, dan teman sebangku aku merupakan orang yang tidak terlalu dekat denganku, sebelumnya bukan Dia yang duduk di sini tetapi temanku yang di barisan belakang, entah karena apa Dia pindah ke belakang, ya mungkin Aku tahu alasannya, mungkin terdengar konyol tetapi mungkin alasannya adalah karena Aku tidak menjawabnya saat Dia menanyakan sesuatu saat ulangan harian. Setelah itu Dia pindah ke barisan belakang tanpa berkata apa pun, ya walaupun Dia masih berinteraksi denganku.
Aku tidak terlalu peduli dengan itu, saat ini Aku hanya fokus mengerjakan latihan soal sambil mendengarkan musik.
Bel masuk pun berbunyi tanpa terasa sama sekali, teman-temanku yang ke kantin tadi pun mulai kembali satu persatu. Guru pun masuk tidak lama setelah itu, dan kegiatan pembelajaran yang membosankan pun dimulai kembali.
Kimia, Biologi, Fisika, Matematika Wajib, pelajaran itu berada pada hari yang sama yaitu hari ini, itu hampir membuat kepalaku meledak hari ini.
Dengan sangat-sangat penuh kesadaran, bel pulang pun berbunyi, itu menandakan bahwa neraka ini sudah berakhir.
Ketua Murid pun langsung menyiapkan satu kelas dan berdoa sebelum pulang serta tidak lupa memberi salam kepada guru.
Tepat sebelum Aku akan pulang, Ketua mengingatkanku untuk piket, lalu Aku pun dengan secepat kilat mengambil penghapus papan tulis dan menghapus tulisan-tulisan di papan tulis dengan bersih 'ini adalah pekerjaan paling mudah.'
Aku pun pulang setelah piket, sama seperti bagaimana aku datang ke sekolah, Aku pulang menaiki Angkutan Umum di depan gang sekolah.
Biasanya aku tidak akan pulang seperti ini sebelumnya aku pasti akan bermain video game bersama temanku terlebih dahulu sebelum pulang dan barulah setelah itu temanku akan mengantarkanku pulang 'itu dapat menghemat uang jajanku.' Tetapi saat ini HandPhoneku tidak kuat lagi memainkan game yang terus melakukan pembaharuan tersebut, jadi Aku pulang lebih awal karena itu, ya... walaupun terkadang temanku masih mengantarkanku pulang bila aku menunggunya, tetapi minggu-minggu ini Aku cukup sibuk.
Angkutan Umum pun datang dan Aku menaikinya, melamun dalam perjalanan dan tanpa sadar tujuan sudah dekat.
Aku pun pulang sampai ke rumah.
Apa yang menungguku setalah Aku sampai ke rumah? Sambutan hangat? Makanan yang menunggu?
Tidak ada satu pun dari itu, itu terlalu baik untuk orang sepertiku, ya.. Aku juga tidak mengharapkan seperti itu.
Setelah pulang banyak pekerjaan rumah dan sekolah yang menunggu, pekerjaan rumah yang aku maksud bukan tugas dari sekolah atau latihan soal tetapi tugas seperti mencuci piring, menyapu, mengepel, membuang sampah, memberi makan hewan peliharaan, merapikan cucian piring, mengangkat jemuran, melipat pakaian, bahkan terkadang mencuci pakaian.
Terkadang Aku malas karena Aku lelah sehabis sepulang sekolah, tetapi yang menunggu hannyalah omelan dari Ayahku.
Adikku? Dia tidak akan membantuku dan terkadang setelah di omeli Ayahku, Dia tidak akan mendengarkannya, itu yang membuat Ayahku malas menyuruhnya.
Adikku adalah seorang perempuan, tetapi Dia malas dalam segala hal, Aku juga mempunyai seorang kakak perempuan tetapi Aku sebagai adiknya sepertinya tidak semalas Adikku ini, dan terkadang Aku masih membantu kakakku dan orang tuaku.
Adikku malas dan cukup jorok, setelah pulang sekolah saat siang Dia justru langsung bermain telepon genggamnya di saat tubuhnya bau keringat. 'Kenapa kau tidak mandi sialan.'
Ayahku sakit, tubuhnya lumpuh hanya sebagian, yaitu bagian kiri tubuhnya tidak bisa di gerakkan tetapi bagian kanannya bisa Dia gerakkan. Itu terlihat seperti 'Stroke', tetapi Ayahku bercerita bahwa dokter mendiagnosis penyakitnya sebagai penyempitan pada saraf. Saat berjalan Ayahku menggunakan tongkat saat di luar rumah, dengan tangannya yang menahan tubuhnya dengan tongkat, Dia melangkah ke depan menggunakan kaki kanannya, dan kemudian kaki sebelah kirinya terlihat seperti di seret oleh panggulnya. Itu terlihat berat untuk Aku lihat.
Walaupun seperti itu Ayahku tidak patah semangat, dan bahkan bangun pagi-pagi untuk menyiapkan bekal untukku bawa ke sekolah, Aku sudah menyuruhnya untuk tidak melakukannya, tetapi Dia tidak menghiraukannya.
Tetapi terkadang emosi Ayahku tidak stabil, Dia cukup sering marah hanya karena hal sepele, dan kata-kata yang Dia keluarkan saat marah cukup menusuk ke dalam batin.
Setelah bercosplay menjadi kakak rumah tangga cukup lama akhirnya Aku telah selesai mengerjakan semua tugas - tugas rumah. Aku pulang jam 4 sore dan sekarang sudah jam 7 malam, itu memakan waktu 3 jam. Tubuhku sudah berkeringat dan bau, Aku pun bergegas untuk segera mandi.
Air pada malam hari juga cukup dingin tetapi tidak sedingin air tadi pagi, ini cukup menyegarkan.
Setelah mandi dan memakai pakaian, Aku pun memutuskan untuk makan karena Aku sudah cukup lapar setelah hari yang melelahkan ini. Aku berpikir untuk menggoreng telur dan membuka kulkas untuk mengambilnya.
Dan itu kosong, ya.. kosong, tidak ada apa-apa di kulkas kecuali air dingin..
Semua keluargaku sudah makan kecuali aku, beruntung masih ada nasi sedikit di penanak nasi.
Aku memutuskan untuk membeli mie goreng dan pergi ke warung untuk membelinya.
Aku pun berjalan keluar rumah, di luar sanggatlah gelap, Aku hampir tidak melihat apa pun, walaupun begitu aku tetap berjalan dengan penglihatanku yang seadanya.
Selang beberapa lama, setelah aku melewati sebuah rumah, tiba-tiba saja ada anjing yang menggong-gong ke arahku.
[GUK GUK GUK]
Karena cukup terkejut aku pun berteriak.
"HUAA!". 'Anjing sialan, mengagetkanku saja.'
[GUK GUK GUK] Anjing tersebut terus menggong-gong ke arahku untuk waktu yang cukup lama.
(Blekk) Aku menjulurkan lidahku dan mengejeknya.
[GUK GUK GUK GUK GUK] Anjing tersebut lantas menggong-gong lebih kencang.
'Hahaha'. Aku merasa sudah cukup waktu bermainnya, mari kita ke warung segera.
Dari jauh sudah terlihat, lampu dari warung yang menyala remang-remang dengan dikelilingi oleh laron-laron.
Setelah sampai di warung, terlihat seorang nenek-nenek yang menjaga warung tersebut. Setelah melihatku Dia pun menanyakanku sambil tersenyum.
"Mau beli apa Nak?"
"Mie gorengnya satu Bu." Meski terlihat seperti nenek-nenek, Aku tetap memanggilnya dengan sebutan 'Bu'.
"Mie goreng ya... mau yang orisinal atau yang rasa daging bumbu?"
"Yang orisinal saja."
"Baik, tunggu sebentar ya Nak."
"Ok."
Dia pun pergi mencari mie goreng yang Aku butuh kan, terlihat ia sedikit kesulitan mencarinya karena Dia menggunakan sebuah kursi roda sebagai alat bantu berjalan.
Meskipun seperti itu, tidak lama kemudian Dia datang membawa mie goreng yang aku maksud.
"Ini mie gorengnya, ada tambahan yang lain tidak?"
"Tidak Bu, ini saja."
"Harganya jadi Rp 5.000,-."
Aku pun merogoh kantung celanaku dan mengambil uang ku.
"Ini Bu, terima kasih." Tidak lupa tentunya Aku mengucapkan kata terima kasih kepadanya.
"Sama-sama."
"....."
"Hmm? Kenapa nak?" Dia menatapku dengan tatapan bingung.
"Erm... kembaliannya?"
"Itu uang pas..."
(///) "Er-uang pas ya, hehe... Te-te-rimakasihhhh...."
"Y-ya." Nenek-nenek penjaga warung terlihat heran melihat diriku yang langsung keluar setelah kejadian tersebut. "Ada-ada saja anak muda sekarang."
Di luar terlihat Aku yang sedang berlari karena malu karena hal tersebut.
"Hah...hah...hah..." i-itu sangat memalukan! Aku tidak akan mengulanginya lagi.
Setelah menenangkan hatiku sebentar, Aku mulai berjalan seperti biasa lagi dan akan pulang ke rumah, tapi Aku harus melewati rumah tersebut terlebih dahulu, rumah yang memelihara anjing, Aku dengar anjingnya ada lebih dari satu ekor.
Selang beberapa waktu setelah meninggalkan warung, sekarang sudah mulai terlihat rumah yang di terangi cahaya lampu yang remang-remang di bawah sinar rembulan yang menerangi gelapnya langit malam.
Berkat cahaya tersebut Aku masih dapat melihat jalan yang akanku lewati termasuk rumah tersebut.
Tapi ada yang terlihat aneh dari rumah tersebut, rumahnya terlihat cukup sepi dan tidak ada suara gonggongan anjing seperti sebelum Aku akan pergi ke warung membeli mie.
Setelah Aku akan sampai tepat di depan rumah tersebut...
"Hmm?"
Terlihat pagar dari rumah tersebut yang tidak tertutup dengan rapat.
'Bukankah sebelumnya pagarnya tertutup?' Kataku dengan wajah bingung.
"Jangan bilang..." 'Pagar yang tidak tertutup rapat, rumah yang sepi, dan dengan anjing yang menggong-gong sebelumnya...'
[GUK GUK GUK GUK GUK]
Terdengar suara anjing yang lebih dari satu bergema dari dalam rumah tersebut. Kemudian satu persatu anjing tersebut berlari keluar melewati celah pada pagar yang tidak tertutup rapat.
Anjing yang keluar berjumlah tiga ekor, dengan warna yang berbeda-beda, anjing pertama yang paling besar berwarna hitam, kira-kira hampir setinggi 60 Cm, anjing yang kedua berwarna coklat dengan ukuran yang sedikit lebih kecil, dan anjing yang terakhir berwarna putih kekuningan.
Setelah melihatku, anjing tersebut seperti menghadang jalan yang akan Aku lewati. Dengan menunjukkan gigi mereka yang tajam, dan sedikit menggeram seakan mengancam agar Aku tidak berjalan lebih jauh.
Mungkin mereka sedikit dendam terhadapku, karena Aku mengejek mereka sebelumnya, dan mengira bahwa Aku adalah ancaman yang akan memasuki rumah tuannya dan akan menyakitinya. Sepertinya anjing ini dilatih untuk menjaga rumah tuan mereka dengan baik, mungkin terlalu baik.
'Baiklah, bagaimana caraku melewati mereka?'
Aku hanya bergerak sedikit dan mereka akan segera menggonggongiku. Aku memutuskan untuk memanggil orang di rumah tersebut untuk meminta pertolongan agar mengurung anjing mereka dengan baik, tapi tidak ada jawaban dari dalam.
Setelah Aku melihatnya dengan baik, rumah cukup sepi, dan pintu depan tertutup rapat beserta jendela, dan tidak ada lampu yang menyala dari dalam rumah, sepertinya orang di rumah tersebut sedang pergi.
Saat Aku melamun sambil melihat ke arah rumah, tiba-tiba anjing-anjing tersebut menggonggong dan langsung berlari menuju ke arahku.
Aku pun terkejut dan akan mulai lari, tapi tepat saat aku akan melangkah menjauh, salah satu dari anjing tersebut menggigit celanaku dan membuatku terjatuh ke tanah.
Mie goreng dari tanganku terlepas, dan wajahku membentur aspal jalan yang keras, itu cukup sakit sehingga membuatku kesakitan, tapi Aku tidak punya waktu untuk merengek.
Aku berusaha untuk bangun kembali dan melawan, Aku menarik salah satu ekor anjing hingga membuat anjing tersebut meringis, tetapi salah satu anjing menggigit tanganku yang sedang memegangi ekor tersebut.
Lalu kemudian salah satu anjing menggigit leher belakangku, hingga membuatku melepaskan genggaman dari ekor anjing. Aku berusaha melepaskan gigitan di leher belakangku, tetapi anjing yang lain tidak tinggal diam dan mereka mulai menggigit dan mencakar satu persatu hingga membuatku kewalahan.
Terlihat darah yang mengalir akibat gigitan dan cakaran anjing, mulai dari kaki, wajah, kepala, lengan, bahu, kaki, paha, hingga perut.
Darah yang mengalir dari tubuhku, membuat anjing-anjing mulai semakin ganas, mereka menyerangku dengan membabi buta.
Kemudian anjing hitam yang paling besar mencakar dan menggigit perutku, hingga merobek keluar isi perutku.
Aku masih sadar saat itu, tetapi hampir kehilangan kesadaran...
"ARGHHHHH!!!!" Aku berteriak kesakitan dengan sekuat tenaga, untuk melampiaskan rasa sakit ini.
Anjing-anjing yang lain juga melakukan hal yang sama, mereka menggigit dan menarik keluar isi perutku.
Isi perutku berceceran dan darah mulai mengalir dengan deras.
Sunggu keajaiban Aku masih sadar setelah mereka menarik keluar isi perutku, tetapi saat ini Aku hanya berharap bisa mati lebih cepat agar Aku tidak merasakan rasa sakit ini lagi.
Kemudian Aku pun mulai akan kehilangan kesadaran, semuanya mulai menjadi lebih gelap, suhu menjadi lebih dingin, sesak nafas, dan Aku mulai takut dengan apa yang aku alami dan apa yang akan terjadi setelahnya.
Sebelum Aku kehilangan kesadaran terlihat cairan berwarna merah yang sudah menggenangi tubuhku, serta mie goreng yang berwarna merah akibat cipratan dari darahku yang keluar.
Aku menatap ke atas langit, terlihat sinar rembulan yang berwarna merah akibat mataku yang terkena darah.
Aku sudah tidak merasakan apa pun, tidak ada rasa sakit seperti sebelumnya, tetapi rasa dingin yang kurasakan semakin kuat.
Mataku semakin berat, dan akan mulai memejamkan mata, tepat sebelum memejamkan mata terlihat anjing-anjing tersebut masih menggigiti dan mencakarku, mungkin mereka juga memakan beberapa bagian tubuhku.
Kemudian cakar dari anjing besar tersebut menerjang ke arah mataku yang akan mulai terpejam.
[Crekk] Terdengar sesuatu yang lepas dari tubuhku.
Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi.
Tepat setelah itu Aku kehilangan kesadaran.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!