NovelToon NovelToon

CAKRASENJANA

PROLOG

..."Bukan gua yang terlalu kuat, tapi lo yang terlalu lemah."...

...-Arkana Cakra Shareef-...

...Ketua geng BLACK DRAGON...

...*********...

"Maju lo semua!" teriak seorang pemuda mengenakan sebuah jaket berlogo naga hitam dengan warna sisik kuning keemasan, sebut saja BLACK DRAGON, geng motor paling ditakuti seantero Rajawali.

Di sekitaran raga anak itu, sudah terdapat banyak sekali tubuh yang berceceran, dimana luka lebam hampir seluruh menghiasi diri mereka. Yah, seorang Cakra tengah menggila malam ini.

"Banci lo!" sarkasnya seraya terus menerus melayangkan pukulan kepada musuh, yang semakin banyak berdatangan ke arah dirinya. "Kalau gak bisa tawuran, pulang aja!"

Suasana semakin dibuat seru, ketika rintikan hujan mulai turun, sejenak Cakra menengadahkan kepalanya menghadap langit, membiarkan setiap tetes air membasahi wajah tampannya. Darah segar yang semula melekat di antara jari-jemari, perlahan luntur karena bilasan air.

"Cak," panggil Alvaro Nugraha wakil ketua geng BLACK DRAGON, kepada Cakra. Iris mata elang laki-laki itu melirik ke arah remaja yang berdiri di sebelahnya.

"Hm," deham Cakra tersenyum smirk, melihat hanya tertinggal anggota geng BLACK DRAGON saja yang masih bertahan. Sedangkan geng musuh, sudah tumbang.

"time for the last step," ujar Cakra menghampiri sebuah bendera geng berlogo serigala, dan merobeknya menjadi dua bagian. "You lose loser," pungkasnya kepada anak laki-laki yang tengkurap di atas tanah, seraya memasang muka dendam kepada Cakra.

"KITA MENANG!!!" teriak Alvaro mengumumkan kemenangan geng motor mereka, dan dibalas sorak teriakan dari anggota-anggota BLACK DRAGON lainnya.

...********...

Sekali lagi geng BLACK DRAGON berhasil memenangkan pertempuran. Seusai mengikuti pesta yang dipenuhi oleh hal berbau kekerasan, Cakra meminta kepada seluruh anak buahnya untuk pulang, sebab malam yang semakin larut.

Cakra bersama sepeda motor ninja hitamnya, memasuki pintu gerbang rumah putih yang cukup tinggi. Memarkirkan kendaraan tersebut di dalam garasi. Dan segera masuk ke dalam rumah melalui pintu depan yang tidak terkunci.

Cakra sengaja membuka pintu itu dengan perlahan, agar tidak menimbulkan suara decitan. Ia juga berjalan mengendap-endap layaknya seorang maling.

"Kenapa baru pulang?" tanya Aden, laki-laki tampan bertubuh tinggi Kakak kandung dari Cakra. Aden sengaja menunggu di dekat pintu rumah, menanti kepulangan Adiknya. Wajahnya nampak datar, seraya bersedekap dada.

"Abang," kejut Cakra melihat Aden berada di sana. Biasanya jam segini anak itu sudah tidur.

"Habis darimana?" tanya Aden masih dengan sikap dinginnya.

"Maafin Cakra Bang," balas Cakra menunduk, kedua tangannya memegang bagian bawah jaket. "Cakra habis main dulu tadi," sambung Cakra, sikap anak itu berubah seratus delapan puluh derajat. Di hadapan semua orang, Cakra seperti sosok dingin yang kejam. Tapi bagi Aden, dia tidak lebih dari seorang bayi.

"Main apa sampai telat pulangnya?"

"Cu-cuman main perang-perangan," balas Cakra.

"Main perang-perangan apa tawuran? Kan Abang sudah bilang jangan tawuran Cakra, mau jadi apa kamu kalau berkelahi terus kerjaannya. Nanti kalau kamu ada apa-apa gimana?" cemas Aden, mengucapkan semua kata itu secara beruntun. Di mata Cakra, dirinya tidak merasa memiliki seorang Kakak laki-laki, melainkan Kakak perempuan yang super cerewet.

"Ck, aku bisa jaga diri kok," jawab Cakra mengerucutkan bibir.

"Tapi sama aja Cakra, lo itu masih bocil, masih SMA, jangan tawuran terus kerjaan lo, belajar dulu yang bener!" cubit Aden pada kedua pipi Cakra, rasanya seperti sepasang mochi yang kenyal.

"Udah sana mandi dulu!" titah Aden melihat sekujur tubuh Cakra lumayan basah akibat hujan.

"Hm," deham Cakra kesal, seraya memegang kedua pipinya yang sakit.

"Dasar anak jaman sekarang, perasaan dulu gua gak senakal itu deh," pikir Aden menatap punggung sang adik yang mulai menjauh. "Gua kan anak sholeh."

Aden dan Cakra, sepasang saudara yang tak pernah akur. Selalu saja ada masalah yang dapat membuat mereka berdua bertengkar. Belum lama ini, lebih tepatnya dua bulan yang lalu, kedua orang tua mereka harus bekerja ke luar negeri. Bunda dan Ayah memberikan kepercayaannya kepada Aden untuk menjaga Cakra.

Itulah sebabnya, sesekali Aden harus bisa bersikap tegas kepada Cakra, terlebih lagi sang adik memiliki sikap keras kepala, dan susah diatur.

"BANG ADEN BONEKA HIU GUA MANAAA!!!" teriak Cakra menggelegar seisi rumah, Aden yang posisinya tengah bersantai di ruang tengah pun bisa mendengar jelas suara itu.

"Apa sih dek, lo gak tahu ini sudah malam? Tetangga pada tidur jangan berisik!" balas Aden yang telah sampai di dalam kamar Cakra.

Aden dibuat syok, melihat kondisi kamar Cakra berantakan total, semua benda tidak berada pada tempatnya. "Gua baru selesai bersih-bersih rumah Cakra!"

"Yah makanya boneka hiu gua mana?!" tagih Cakra tanpa rasa bersalah, setelah mengacak-acak isi kamarnya. Tanpa boneka hiu kesayangannya itu, ia tidak bisa tidur nyenyak.

"Gua jadikan tumbal boneka santet," celetuk Aden.

"Abang!"

"Gua cuci Cak, boneka hiu lo bau busuk, emang lo gak nyadar kalau tidur air liur lo suka kemana-mana? Kasihan gua sama itu boneka, setiap tidur sama lo selalu kena air surgawi."

"Lagian lo cowok, mana ada cowok tidur sama boneka? Katanya ketua geng."

"Terserah gua lah, mau tidur pakai boneka atau enggak, suka-suka gua selama itu gak aneh-aneh," balas Cakra.

"Gua jadi heran sama anak yang suka bilang Cakra cowok cool, dingin. Padahal kalau sebenarnya dia tahu, adik gua itu bocil, bayi!" batin Aden.

...°•••CAKRASENJANA•••°...

EPS 1

..."Jangan berikan senyuman indah itu pada orang lain, berjanjilah hanya untuk ku."...

...*********...

"SENJA LARI NAK! LARI!" teriak seorang wanita begitu histeris, memaksa kepada anak perempuannya itu agar segera pergi.

"Tapi Mama, hiks," tolak gadis berkepang dua tersebut menitikkan air mata. Si jago merah semakin membara, sebentar lagi api besar itu akan melahap habis seisi rumah.

Senja Aileen Putri, hanya seorang anak kecil, yang harus rela menyaksikan kedua orang tuanya terjebak di dalam rumah dengan ribuan api menyala mengelilingi mereka. Tak banyak yang bisa ia lakukan, selain menjerit tangis tidak berdaya.

"MAMA AYAH! TIDAAKKK!!!!!"

//Kriiiingg// bunyi nyaring berasal dari jam alarm, berhasil mengejutkan seorang gadis yang semula terlelap tidur, ia seketika terbangun dengan kondisi keringat bercucuran membasahi pelipis juga tubuhnya.

"Hah hah hah," napasnya ngos-ngosan, sungguh mimpi yang mengerikan.

"Senja sayang!" Nyonya Madam, Nenek kandung dari Senja. Wajah tua dengan sedikit kerutan, namun tetap terlihat cantik. Langkahnya dibuat terburu-buru selepas mendengar suara teriakan dari anak tersebut.

"Hiks, Nenek," tangis Senja membuat Nyonya Madam berlari lalu memeluk cucu kesayangannya. Tangisan Senja langsung pecah, dalam dekapan sang Nenek.

"Kamu mimpi buruk itu lagi sayang?" ujar Nyonya Madam masih memeluk hangat tubuh Senja.

Senja Aileen Putri, perempuan spesial yang berbeda dari gadis pada umumnya. Setelah peristiwa kebakaran tersebut, sebuah dentuman besar sempat terjadi, dan setelah hal itu tidak ada suara lagi yang bisa Senja dengar. Ia menjadi tuna rungu wicara sampai sekarang.

...°•••CAKRASENJANA•••°...

SMA Gajah Mada, salah satu tempat sekolah menengah atas terbaik di kota Rajawali. Bukan murid sembarangan yang bisa bersekolah di sana, selain dari golongan orang kaya, otak pintar juga menjadi alasan utama.

Arkana Cakra Shareef, si most-wanted terkenal SMAGADA. Memangnya siapa sih, yang tidak mengenal laki-laki berparas tampan dengan ciri khas sifat sedingin kulkas dua pintu ini?

Suara deru puluhan mesin motor memasuki area sekolah, mereka semua nampak mengenakan jaket hitam berlogokan naga hitam sebagai lambang geng BLACK DRAGON. Cakra, memimpin di barisan paling depan sambil menaiki sepeda motor ninja hitamnya, serta helm full face dengan kaca terbuka.

Mereka semua terlihat gagah dan juga badas, terutama Cakra si kapten geng BLACK DRAGON. Suara teriakan dari para siswa-siswi terutama golongan ciwi-ciwi, begitu antusias menyambut kedatangan 'sang pangeran' sekolah itu.

"Parkir di sini aja deh," pikir Senja sembari memarkirkan sepeda kayuh nya di dekat sebuah pohon.

Baru saja ia berbalik badan, sudah ada seorang pemuda berjaket hitam, dengan sebuah tas ransel yang menggantung di bahu kanannya.

"Minggir!" titah Cakra kepada Senja.

Sebelah alis Senja tertarik ke atas, ia dibuat bingung dengan keberadaan Cakra yang tiba-tiba. "Kenapa?" tanya Senja bingung dengan menggunakan bahasa isyarat.

"Minggir! Gua mau parkir motor," balas Cakra naik satu oktaf.

"Tapi di sini sudah ada sepeda kayuh aku," ucap Senja menggunakan bahasa isyarat.

"Ck lo ngomong apaan sih hah? Gua enggak paham," sebal Cakra, sebab sama sekali tidak mengerti perkataan dari Senja. "Sekarang cepet singkirin sepeda butut lo itu! Sepeda motor gua mau diparkir di situ."

Selang beberapa detik namun Senja masih tidak mau menuruti kemauan dari Cakra, ia tetap bersikukuh memarkirkan sepeda kayuh nya di sana. Yah, walaupun dia sendiri juga tahu kalau tempat parkir itu sakral sifatnya. Tidak ada siswa yang berani mengotori ataupun sampai menaruh kendaraan mereka di sana, karena semua orang tahu siapa pemilik tempat parkir tersebut.

Benar, Cakra. Dia yang telah mengeklaim bahwa itu adalah miliknya.

"Ah," desah Cakra tidak kuat, laki-laki itu langsung mengambil langkah menghampiri sepeda kayuh Senja, dan mendorongnya dengan kasar hingga sepeda itu jatuh ke tanah. "Gua sudah peringatkan lo berkali-kali. Ada dua hal yang perlu lo catat, pergi atau rusak," dingin Cakra, manik mata lelaki itu menjadi tajam, menghunus dalam iris mata Senja.

//BRAK//

Bukannya takut atau menyerah, Senja malah bergantian mendorong sepeda motor milik Cakra. Senyuman puas merekah sempurna di bibir Senja, saat melihat kendaraan itu jatuh bercampur debu tanah.

"Dasar, maksud lo apa hah! Lo gak tahu harga motor gua berapa?!" belungsang Cakra, emosinya semakin tersulut ketika mendapati ada beberapa lecet di bagian body motornya.

"Ck argh," untuk meluapkan amarah, Cakra memukul sangat keras sebuah pohon di dekat mereka berada, bahkan sangking kuatnya beberapa dedaunan sampai jatuh akibat pukulan dari laki-laki tersebut.

Kalaupun mau, bisa saja dia menjadikan tubuh Senja sebagai samsak tinju nya sekarang. Tapi ia tidak melakukannya, sebab Cakra tahu Senja hanyalah gadis SMA yang tuna rungu wicara.

"Seandainya lo cowok, gua bakal bikin lo tersiksa, jika perlu meninggal sekarang juga," tekan Cakra seraya mencengkram erat lengan Senja, gadis itu merintih kesakitan. Pandangan Senja menunduk, dirinya benar-benar takut.

"Hmp, lo bakal ganti rugi dengan apa yang sudah lo perbuat," pungkas Cakra menghempaskan cengkraman nya kasar, membuat tubuh Senja sedikit terdorong ke belakang.

"Senja Aileen Putri," ujar Cakra membaca name tag yang tersemat di baju seragam putih Senja, sebelum akhirnya pergi meninggalkan gadis itu seorang diri di sana.

"Hm, dasar orang kaya," batin Senja tersenyum miring.

...********...

"Habis darimana aja lo bambang, parkir motor kayak ke Mesir aja, lama banget. Berak tadi lo yah?" ucap Alvaro Nugraha, yang sedari tadi sudah lama menunggu kemunculan Cakra di koridor sekolah.

"Iyah," angguk Cakra sembari berjalan menghampiri temannya.

"Itu jokes Bang jokes, gak paham jokes lo?" kesal Alvaro.

"Yaudah ayo ke kelas!" ajak Cakra, lalu berjalan bersama-sama dengan Alvaro menuju ke kelas sebelas A, yang tempatnya memang tidak jauh dari area koridor sekolah.

"Eh cakar ayam, gua punya meme baru loh, mau lihat gak?" tawar Alvaro yang baru saja mengeluarkan benda pipih tersebut, dari dalam saku celananya.

"Meme terus otak lo! Nama gua Cakra yah, cakar ayam lo bilang, pagi-pagi jangan bikin gua pukul orang yah," sebal Cakra seraya menonyor dahi sahabat nya. Sebenarnya dia juga heran, bagaimana bisa dia menemukan spesies manusia seperti Alvaro ini.

"Gak asik, bukan anak meme lo."

"Oh yah, tadi di parkiran lo ngapain aja? Gua tungguin lama banget gak dateng-dateng, malu asoy di lihatin anak-anak yang lewat, dikira orang ilang gua."

"Adalah," balas Cakra tidak mau memberitahu hal tersebut kepada Alvaro.

"Ck, pakai rahasia-rahasia an segala sama temen sendiri, spoiler dikit lah, kalau gak dikasih tahu sampai malam gua gak bisa tidur nih."

"Gua habis ketemu sama Tuan putri gua," jawab Cakra dengan dua sudut bibir mengembang.

"Siapa-siapa? Oh, si Mirna? Kayla? Titin? Belva? Mmm apa Yuyun?" sebut Alvaro menyebutkan semua nama itu secara beruntun.

"Dasar!" umpat Cakra mendorong tubuh Alvaro. "Kenapa lo malah ngabsen nama janda di perumahan gua asoy!"

"Yah terus siapa! Jangan main tebak-tebakan lah, sudah tahu sendiri gua gak suka mikir, ngerjain tugas aja masih lihat google. Owh gue tahu, si Senja?" tebak Alvaro sekali lagi, dan kini disetujui oleh Cakra.

"Astaga Cak, udahlah boy, lo bisa cari cewek lebih cakep daripada dia, walau anaknya emang cantik sih. Tapi kan-"

"Dia tuli?" potong Cakra, "Dia itu spesial Al, lo tidak akan pernah tahu, karena lo cuman lihat sisi luarnya saja. Itulah kekurangannya manusia," sambungnya.

"Tapi bagi gua, dia adalah Tuan putri yang sempurna," batin Cakra tersenyum simpul.

Menurut kalian, apakah seorang Arkana Cakra Shareef si pemimpin geng motor terkenal paling ditakuti seantero Rajawali, menyukai gadis bernama Senja Aileen Putri? Jawabannya adalah yah.

Tetapi mengapa, perilaku Cakra malah menjadi kasar saat berada di hadapan Senja? Karena gengsi yang besar masih tumbuh di diri Cakra, anak itu belum tahu bagaimana caranya untuk menunjukkan rasa sukanya pada perempuan tersebut.

...°•••CAKRASENJANA•••°...

Eps 2

..."Don't call me baby!"...

...-Arkana Cakra Shareef-...

...********...

..."Jangan ajari aku untuk kuat. Jika tak percaya, coba tanyakanlah kepada rembulan, seberapa banyak bulir air mata yang ku tumpahkan sepanjang malam."...

...-Senja Aileen Putri-...

...°•••CAKRASENJANA•••°...

Di depan kelas sebelas C, netra Senja mengedar ke arah dalam ruangan bernuansa cat biru putih itu. Kedua kakinya terasa ragu, hanya sekedar untuk melangkah masuk. Bagaimana tidak, setiap kali gadis itu datang, sorot mata kebencian dari anak-anak selalu saja tertuju kepada Senja. Padahal ini adalah kelasnya, bukan neraka.

Senja berjalan masuk seraya menundukkan kepala, memegang kuat tali tas ransel yang ia pakai. Seperti sudah menjadi hal wajib yang harus dia lakukan.

"Ih apaan sih pakai masuk segala, bosen gua lihat muka dia," sindir salah satu siswi sengaja mengeraskan suara.

"Gua setuju sama lo Sin, cewek cacat macam dia gak pantes ada di kelas kita," tambah Liona.

"Ssshhttt, eh jangan keras-keras ngomongnya, nanti kalau dia denger gimana?" sahut Melva berbisik.

"Halah ngapain gua harus takut? Dia gak bakalan denger suara kita kok, si Senja kan tuli," jawab Sindi tersenyum sinis.

"Oh iyah gua lupa." Ketiga perempuan itu tertawa keras, sepuluh detik Senja melirik ke arah mereka dengan merasakan sakit di dalam hatinya.

Senja bisa mendengar semuanya, sebuah alat BTE atau behind the ear, yang digunakan untuk membantu pendengaran bagi penderita tuna rungu yang terpasang di telinga kiri Senja. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Mencoret-coret asal di selembaran kertas.

"Andai Senja bisa sembuh Ma, pasti sekarang aku punya banyak teman," batin Senja sedih, mengingat kembali almarhumah Mamanya.

...°•••CAKRASENJANA•••°...

Bel istirahat akhirnya berbunyi, suara nyaring bagaikan aungan surgawi itu sangatlah merdu. Seluruh murid SMAGADA, langsung bergegas berlari menuju kantin sekolah, tak sabar cepat-cepat mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.

"Lo tahu gak sih Al, kalau kentut itu bau?" tanya Nolan Gentala Langit, kepada Alvaro yang duduk di hadapannya, dengan Cakra di sebelah kanan.

"Gua lagi makan Lan, jangan cari gara-gara," peringat Cakra yang baru saja memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Nolan memicingkan matanya, "gua ngomong sama si Al kok, bukan sama lo," sinis Nolan. "Ayo Al jawab pertanyaan gua!"

"Yah bau lah, namanya juga gas beracun, kalau kentutnya wangi berarti dia hobi minum parfum," balas Alvaro tak kalah anehnya. Cakra hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat tingkah absurd kedua temannya itu.

"Kalau kentut gua kira-kira bau gak?"

"Hah maksud lo?" balas Alvaro bingung, dan tiba-tiba terdengar suara seperti getaran muncul lalu disusul dengan bau busuk yang menyiksa hidung.

"Lo kentut yah Lan!" kesal Alvaro seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung, berharap supaya bau busuk itu segera hilang.

"Dasar gua lagi makan woy!" sahut Cakra seketika mau muntah. "Kurang ajar lo!"

"Yeee kan gua sudah bilang, kentut itu bau apa enggak," balas Nolan memasang raut wajah tidak bersalah. "Tapi, karena lo berdua kelihatannya kayak mau pingsan, maka dari itu gua tahu kalau kentut emang bau."

"Sialan," batin Alvaro ingin sekali menonjok muka Nolan.

"Kalau lo bukan temen gua sudah gua mutilasi Lan, beneran," ujar Cakra sudah tidak lagi berselera makan.

"Hehehe iyah-iyah guys, gitu aja marah," balas Nolan cengengesan.

"Masalahnya kentut lo mirip bau bangkai bambang," sebal Alvaro menatap tajam.

"Eh lo lama banget sih! Kalau bisu gak perlu datang ke kantin, nyusahin orang aja! Kita semua kelaperan cuman gara-gara nungguin lo tahu gak!" dari arah tempat memesan makanan, sudah terjadi kerumunan cukup ramai di sana. Cakra dibuat penasaran, akhirnya laki-laki itu ikut berdiri, lalu menghampiri ke arah sumber suara.

Cakra meminta beberapa anak untuk menyingkir, memberinya jalan supaya bisa melihat apa yang sedang terjadi.

Kedua bola mata Cakra membulat, setelah mengetahui siapa seseorang yang tengah menjadi bahan tontonan. "Se-Senja."

"Minggir lo!" ucapnya marah, seraya mendorong kasar tubuh mungil Senja. Raga gadis itu mundur ke belakang, kakinya tak sanggup lagi menjaga keseimbangan. Hampir saja Senja akan jatuh, namun ada sepasang tangan kekar yang sigap menolongnya.

"Lo gak kenapa-kenapa?" tanya Cakra, dan dibalas anggukan kepala oleh Senja, raut wajah anak itu masih syok dengan kedatangan Cakra tiba-tiba.

"Kalau kasar jangan ke cewek dong, banci banget gaya lo," ujar Cakra ditujukan kepada siswa yang baru saja bersikap buruk terhadap Senja.

"Ma-maksud gua," belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, bogem mentah langsung Cakra berikan kepada wajahnya, menciptakan luka lebam kebiruan di pipi kanan laki-laki tersebut.

//BUGH//

Tubuh anak itu tersungkur, seisi kantin dibuat terkejut dengan perilaku brutal yang barusan Cakra lakukan. "Sekali lagi lo sentuh dia, gua patahkan tangan lo itu," kecam Cakra mengerikan.

"DENGERIN GUA SEMUANYA!" teriak Cakra kepada semua orang yang berada di sana.

"MULAI SEKARANG, JIKA SENJA BELUM SELESAI PESAN MAKANAN DI KANTIN, JANGAN ADA YANG BERANI GANGGU DIA BAHKAN SAMPAI BERSIKAP KASAR!"

"Ini adalah peraturan baru di kantin sekolah SMAGADA, kalau ada yang sampai berani melanggar kalian bakal berhadapan sama gua," pungkasnya lalu menarik lengan Senja, mengajak gadis itu pergi menjauh.

Tepatnya di taman sekolah dekat air mancur, Cakra masih saja menggenggam tangan Senja hingga sekarang, laki-laki itu bingung harus membawa Senja kemana, sebab sejak kepergian mereka dari kantin, kedua remaja tersebut berhasil mencuri perhatian semua murid.

Sampai, Senja melepas paksa genggaman tangan Cakra. Gadis itu menatap kesal kepada laki-laki di hadapannya.

"Apa?" tanya Cakra, lalu melihat Senja segera mengeluarkan buku catatan kecil serta sebuah bolpoin dari dalam saku roknya, dan sibuk menuliskan sesuatu di sana.

"Kamu mau bawa aku kemana?" tulis Senja.

"Ya-yah kemana aja," balas Cakra kikuk, "emang lo mau kemana?"

"Aneh!" tulis Senja lagi.

"Sialan! Gua sudah tolongin lo! Berani-beraninya lo katain gua aneh," sebal Cakra, ish Senja benar-benar tidak menghargai usahanya.

"Iyah makasih," tulisnya lagi, dan untuk yang satu ini berhasil membuat Cakra tersenyum.

"Cuman makasih doang?" balas Cakra nampak seperti mengharapkan sesuatu.

Alis Senja tertekuk, kedua bahunya terangkat. "Terus apa dong?" tulis Senja.

"Yah, karena gua sudah bantu lo tadi. Jadi boleh dong, gua cubit pipi lo sebagai balasannya?" jawab Cakra menatap gemas ke arah pipi chubby Senja, ia sudah bisa membayangkan, pasti rasanya seperti dua mochi yang kenyal.

"GAK!!!" tulis Senja menolak keras, dengan huruf kapital terpampang jelas di lembar kertas buku catatannya. Lalu berlari begitu saja, meninggalkan Cakra sendirian di taman sekolah.

"Dasar cewek aneh gak tahu terima kasih!"

...°•••CAKRASENJANA•••°...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!