NovelToon NovelToon

AKBAR

01

Hari ini adalah hari dimana para MABA alias Mahasiswa Baru bisa bernafas lega. Kenawhy? Karena setelah beberapa hari belakangan ini mereka mengikuti yang namanya 'ospek' atau 'mos' dikampusnya. Bagi sebagian orang ospek yang kemarin mereka jalanin adalah ospek yang lumayan kejam tetapi bagi sebagian orang juga itu adalah hal biasa dan bahkan wajar. Dimana pun juga kalian akan menemukan yang namanya 'senior' paling benar atau paling berkuasa bukan?

"Alhamdulillah hari ini kita sudah bisa menghirup udara segar." ucap Raka saat mereka sedang berada di kantin kampus barunya.

"Emang dari kemarin lo gak ngirup udara?" tanya Akbar kesal. Terlalu berlebihan sekali sahabatnya itu.

"Yah bukan gitu. Tapi kan karena acara gak jelas itu jadi ngebuat gue sama Kayla berantem." kesal Raka.

Yah selama ospek berlangsung mereka memang tidak selalu dipertemukan tapi beberapa kali Kayla melihat Raka dikelilingi cewek entah dari kakak tingkatnya atau bahkan mahasiswa baru seperti dirinya. Yang membuat Kayla kesal Raka hanya diam saja malah memberikan senyum terbaiknya pada mereka.

"Yah siapa yang gak kesel lihat pacarnya asik-asikan sama cewek-cewek sedangkan pacarnya lagi berjuang biar gak kena bully!" kesal Kayla.

"Yah tapi kan kamu juga digodain sama kakak tingkat kamu tuh, siapa Len namanya?" balas Raka tak mau kalah.

Lena mengangkat bahunya ia tidak ingin memperpanjang masalah sahabatnya. Benar sih Kayla juga sempat digodain oleh beberapa kakak tingkatnya yang memang ganteng tetapi lebih gantengan Raka menurutnya. Lagi siapa sih yang bakal ngebully Kayla? kecuali kakak tingkatnya yang iri karena kecantikan serta kelembutan Kayla.

"Kaya pacar gue dong gak cemburuan, iya kan yang?" tanya Akbar bangga pada Lena.

"Kalo gak cemburu artinya gak sayang." celetuk Raka membuat kepalanya di toyor oleh Akbar.

"Ah kata siapa gak cemburu. Lo gatau aja kuping gue sampe panas dengerin dia curhatin lo njirr." sahut Kayla juga yang tak mau kalah. Dan saat itu juga Lena menoyor kepala Kayla seperti apa yang dilakukan Akbar pada Raka.

Ah kompak sekali. Apakah kalian saling jodoh? Ayo kita amin kan semuanya.

"Emang iya yang?" tanya Akbar pada Lena.

"Pikir aja sendiri." sahut Lena acuh.

Yaps keduanya sudah menunjukkan rasa sayangnya satu sama lain. Memang benar cinta itu datang karena terbiasa. Kalian ingat saat Akbar ditanya apakah dia sayang dengan Lena? Akbar menjawab sayang namun masih sedikit. Dan lihat sekarang sepertinya semua sudah berubah bahkan keduanya saling sayang. Keduanya berusaha mengikuti jejak para sahabatnya yaitu kisah Raka dan Kayla. Meskipun mereka tak ingin jalan ceritanya sama seperti mereka yang rumit.

"Mau makan apa?" tanya Akbar pada ketiganya.

"Siomay sama es jeruk." sahut Kayla cepat.

"Ih kamu belom boleh minum es Kay, ganti minumnya air mineral gak dingin Bar, gue samain aja sama Kayla." ujar Raka perhatian pada kekasihnya.

"Kamu?" Tanya Akbar pada Lena.

"Samain aja sama kamu."sahut Lena.

Akbar berjalan menuju stand makanan disana. Akbar menyamakan semuanya agar tidak terlalu repot. Tetapi tetap saja ia repot membawanya sendiri. Di kampus nya belum terlalu banyak yang kenal dirinya, jadi belum bisa minta bantuan oleh siapapun. Tidak seperti di SMA waktu itu, seluruh warga sekolah pasti mengenalnya.

"Bu nanti saya balik lagi ya." ucap Akbar yang terlihat kesusahan.

"Mau dibantuin bawa mas?" tanya ibu penjual.

"Gausah Bu nanti saya balik lagi aja, ibu kan lagi rame juga."

Ibu itu mengangguk.

"Butuh bantuan?" tanya seorang perempuan di samping Akbar. Akbar tidak asing dengan wajah gadis itu. Ah ya Akbar ingat dia adalah teman sekelasnya waktu ospek kemarin.

"Gak usah nanti aja balik lagi." tolak Akbar halus.

Ohmygod bagaimana setiap wanita tidak meleleh saat dekat dengan Akbar. Suaranya yang ngebass namun lembut ditelinga para gadis seperti tadi, membuat semua kaum hawa susah menelan ludah.

"Gapapa, masa orang mau dapat pahala dihalangin?" ucap wanita itu sambil terkekeh pelan.

"Hm oke deh kalo emang maksa hahaha." ucap Akbar dengan nada bercanda.

Dan akhirnya perempuan tadi membantunya membawakan nampan satunya lagi kemeja dimana ada sahabat dan kekasihnya. Sebenarnya Akbar takut Lena marah karena hal ini. Tuh kan benar baru saja Akbar bilang, wajah Lena sudah berubah saat melihat Akbar jalan bersama gadis lain.

"Disini?" tanya gadis itu.

Akbar mengangguk, "thank you" ucapnya.

"Okey, oh ya kenalin nama gue Bianca Clarissa kalian bisa panggil Bianca atau lebih singkatnya Bi." perkenalan cewek tadi yang membuat keempatnya bengong.

"Bar itu kak Bi?" tanya Raka polos.

"Yah bukanlah oon, masa iya kak Bi ada disini ngaco banget dah." sahut Kayla gemas pada pacarnya itu.

"Why?" tanya Bianca.

"Eh enggak nama lo sama kaya nama kakak gue cuma nama belakangnya aja yang beda." jelas Akbar membuat Bianca kaget.

"Serius? Ah bisa kali kapan-kapan temuin gue sama kakak lo itu. Pasti cantik banget." ujar Bianca dengan senyuman.

"Iya kaya lo." bukan Akbar yang jawab tapi Raka dan itu langsung mendapatkan tatapan tajam dan mematikan dari Kayla.

"Tapi tetep cakepan ini lah." lanjut Raka sambil mencubit pipi Kayla.

"Ehkmmm." dehem Lena yang dari tadi memandang wajah wanita didepannya, tak suka.

Akbar langsung menoleh ke arah Lena. Tatapan Lena sangat tajam membuat Akbar ngeri sendiri. Aduh dia salah mengapa tidak membiarkan ibu pedagangnya saja yang membantu, mengapa ia harus memilih perempuan lain sih.

"Kay anter ke toilet yuk, mau cuci muka panas banget!" ajak Lena pada Kayla dengan nada kesal.

"Ayo sama gue juga panas banget disini!" sahut Kayla juga kesal. Membuat kedua cowok badboy tadi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Eh tunggu gais kalian belum ngenalin diri kalian sama gue, siapa tau kita bisa berteman baik." cegat Bianca.

"Nanti aja kapan-kapan, atau lo tanya aja sama mereka. Kita duluan ya, have fun boy." sahut Lena lalu melangkah menjauh dari sana bersama dengan Kayla.

Sedangkan Akbar dan Raka bingung harus apa. Masa iya mereka harus meninggalkan Bianca kan tidak sopan. Tapi bagaimana dengan nasib pacar mereka. Ayolah para reader bantuin kitaa......

**bersambung.....

Halo guys, kembali lagi dengan cerita aku yang selanjutnya...

Cerita ini adalah lanjutan kisah Akbar dan Lena yang sebelumnya menjadi peran pendamping di cerita sebelumnya.

Cerita ini akan melanjutkan kisah mereka yang penuh dengan konflik dalam hubungannya. Apakah Lena dan Akbar bisa melewati fase ini? atau mereka akan menyerah begitu saja?

Semua tergantung pada mereka, eh salah pada author yang menulis cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita aku yang ini yaaa

02

Dari kejauhan Kayla dan Lena memperhatikan kedua laki-laki yang baru saja ditinggalkannya dengan alasan ke toilet. Lena kira keduanya bakal menghampiri mereka, ternyata tidak. Malah sepertinya para laki-laki itu sedang asik berbincang dengan cewek bernama Bianca tadi.

"Ish ngeselin banget sih!!" gerutu Kayla.

"Gue kira mereka bakal ngejar kita, eh ternyata malah asik ngobrol sama tuh cewek." gerutu Lena juga.

Keduanya masih terus memperhatikan gerak gerik para cowok mereka. Sudah hampir 10 menit mereka berdiri disana tetapi tidak ada pergerakan sama sekali pada kedua cowok itu dan malah asik dengan obrolannya.

Emang ya dasar cowok, jarang bersyukur. Sudah dapet yang sempurna tapi masih saja tidak puas!

"Samperin aja yu Kay, kesel gue liatnya!" usul Lena.

Kayla mengangguk. Namun saat mereka ingin berjalan keduanya dihampiri seorang cowok, yang kayanya itu kakak tingkat deh. Sekedar info Lena sekarang berubah menjadi gadis cantik dan anggun meskipun kalau bersama Kayla tetap ia kalah namun setidaknya ada perubahan. Dan ini semua juga karena Kayla.

"Hai." sapa cowok itu.

Keduanya saling pandang seolah bertanya 'dia nyapa siapa' dan akhirnya keduanya memutuskan membalas sapaan itu bersamaan.

"Hai juga kak." sahut keduanya.

Cowok itu mengangkat alisnya sepertinya dia bingung.

"Kok tau gue kakak tingkat kalian?" tanya cowok itu.

Lena dan Kayla bingung harus jawab apa.

"Bukan karena muka gue udah keliatan tua kan?" lanjut cowok tadi yang membuat Lena dan Kayla akhirnya tersenyum kikuk. Bukan tua tetapi lebih dewasa, ganteng juga.

"Kenalin nama gue Arga Renaldo anak jurusan Ekonomi, kalian?" perkenalan Arga membuat kedua wanita itu bingung. Di tanggapin gak ya, kalau di tanggapin mereka sama aja dong dengan yang duduk di meja sana. Berkenalan juga dengan lawan jenis.

"Gue Kayla" ujar Kayla. Takut di kira sombong apalagi ini kakak tingkat takut nantinya jadi masalah, makanya Kayla memperkenalkan diri saja lah. Cuma memperkenalkan diri, bukan mengobrol seperti orang akrab kan.

"Gue Lena dan kita jurusan ekonomi juga kak." sahur Lena.

Arga tersenyum manis sangat manis membuat Kayla dan Lena terpukau dengan senyum itu. Eh astaga gak boleh kita udah ada yang punya Kay batin Lena.

"Kalian mau kemana, kantin? Mau bareng?" tawar Arga.

"Hm iya kak, tapi kita mau ketemu sama temen kita disana. Jadi kita duluan ya." jawab Kayla cepat lalu melangkah pergi. Bisa kacau kalau Akbar dan Raka lihat mereka.

Tetapi mereka salah, dari tadi Akbar dan Raka sudah memperhatikan mereka dari jauh. Dan bodohnya kenapa keduanya tidak sadar sih. Aduh alamat ribut ini mahh. Lihat saja wajah mereka sudah merah padam sedang menahan emosinya.

"Bar"

"Ka"

Untung gak jadi BAKAR!

Panggil Lena dan Kayla bersamaan saat mereka sudah berdiri didekat mejanya. Bianca yang melihat itu bingung. Apa yang terjadi? Dan ada hubungan apa sebenarnya mereka?

"Ngapain kesini lagi? Bukannya lagi asik ngobrol sama cowok ganteng?" sindir Raka. Kalian kan tau Raka mulutnya kaya apa.

"Ka dengerin dulu." bela Kayla.

"Ka ke toilet yuk disini panas!" ajak Akbar pada Raka seperti tadi Lena mengajak Kayla.

Astaga ini cowok kenapa sihhhh...

"Ih Bar jangan egois dong! Kamu aja asik banget tuh ngobrol sama cewek masa kita gak boleh." ucap Lena.

"Jadi mau bales dendam?" tebak Akbar.

Lena dan Kayla menggeleng. Aduh harusnya kan cewek yang selalu benar dan cewek yang selalu menang, tapi lihatlah sekarang. Loh bukannya dari dulu mereka tidak pernah menang kalau melawan Akbar ataupun Raka?

"Udah deh, mending makan dulu tuh." ucap Akbar dengan sabarnya.

Akbar memang begitu dia selalu sabar tidak dengan Raka.

Akhirnya Lena dan Kayla makan dalam diam sambil memperhatikan para cowok yang melanjutkan ngobrol bersama Bianca dengan topik jurusan mereka. Keduanya sudah selesai makan, tetapi Akbar dan Raka masih asik dengan obrolan mereka.

Sampai pada suara seseorang membuat mereka berhenti berbicara, "Ekhmm." dehem Arga yang ternyata sudah berada disamping meja mereka dan otomatis semuanya menoleh.

Raka dan Akbar memasang muka waspada. Sedangkan ketiga cewek tersenyum melihat Arga. Ketampanan dan kedewasaan Arga membuat ketiga tidak beekedip.

"Kalian disini ternyata, belum juga selesai bicara udah main pergi aja." ucap Arga.

"Hehe iya kak sorry." jawab Lena sambil terkekeh pelan. Akbar menatap Lena tajam tetapi diabaikan oleh Lena. Awas aja ya kamu batin Akbar.

"Boleh gabung?" tanya Arga pada semua orang yang ada di meja itu.

"Gak!" sahut Raka dan Akbar kompak.

"Boleh!" Sahut ketiga wanita itu kompak.

"So 3 lawan 2 jadi gue boleh gabung." ucap Arga sambil duduk tepat disamping Bianca.

"Kalian dulunya satu sekolah?" Tanya Arga lagi.

"Iya." jawab keempatnya kompak. Bisa di lihat juga kan bagaimana persahabatan mereka. Ada yang penasaran gak sih tentang kisah mereka waktu SMA dulu.

"Lo?" tanya Arga pada Bianca.

"Bukan. Gue baru aja kenalan sama mereka." jelas Bianca.

"Lebih tepatnya sama cowoknya aja kali." sindir Lena pelan.

Arga mengangguk-angguk. Tak terasa jam berlalu begitu cepat, hari ini memang mereka belum dapat jadwal kelas hanya saja mereka disuruh datang untuk absen.

"Udah jam 3, balik yuk?" ajak Raka pada kekasih dan sahabatnya.

Ketiganya mengangguk tapi tidak dengan Bianca dan Arga.

"Kalian balik bareng?" tanya Bianca.

"Ada yang salah?" sahut Lena. Jujur, Lena kesal banget sama Bianca karena sejak tadi Bianca selalu curi pandang ke Akbar meskipun Akbar tidak tahu, tapi tetap saja bikin hatinya panas.

"Santai kali gue kan cuma nanya." bela Bianca dengan nada sedikit tak suka.

Lena dan Kayla bangkit dari duduknya begitu juga Akbar dan Raka. Saat akan melangkah sebuah suara membuat mereka kembali menoleh.

"Eh tunggu, gue boleh minta nomer lo?" tanya Arga pada Lena.

Akbar menatap Lena begitu juga sebaliknya. Lena harus apa? Kalau ia kasih nomer ponselnya berarti ia sama saja dong dengan Bianca yang kegenitan. Ih ogah di samain pikir Lena.

"Hm gue lupa kak, next ya." ucap Lena dengan cengiran, basa-basi Lena. Tidak mau jadi masalh berkepanjangan, karena author ingatkan lagi. Tidak akan pernah menang melawan Raka ataupun Akbar.

Arga menggaruk tengkuknya lalu matanya beralih ke arah Kayla. Dengan senyum mengembang ia menyodorkan langsung ponselnya pada Kayla.

"Buat gue?" tanya Kayla polos.

"Hahaha bukanlah, maksudnya minta nomer lo." ucap Arga. Entah maksud dan tujuannya apa meminta nomer ponsel orang dengan mudahnya.

Kayla menoleh ke arah Raka. Kasih gak ya.

"Nomer gue aja mau gak?" sahut Raka cepat.

Arga menatap Raka tak suka, begitu juga sebaliknya. Ah dia gak tau bagaimana kisah cintanya bersama Kayla. Sekarang dengan mudahnya meminta nomer kekasihnya, dan berharap di kasih? Jangan mimpi.

"Kelamaan udah sore nih, mau balik gak?" celetuk Akbar yang sudah gerah melihat kakak tingkat pacarnya.

Akhirnya Akbar melangkah lebih dulu lalu diikuti oleh Raka. Lena dan Kayla berpamitan dulu pada Arga dengan senyum tetapi pada Bianca tidak. Biar bagaimanapun Arga adalah kakak tingkatnya nanti di kampus. Cuma tidak ingin jadi masalah nanti ke depannya karena tak sopan.

"Ganteng padahal Len." bisik Kayla pada Lena dan membuat keduanya cekikikan.

Bersambung.....

03

Sekarang menunjukkan pukul 7malam. Dan sekarang pula Akbar sudah berada didepan rumah Lena, rumah yang sudah direnovasi jadi lebih bagus dan luas. Kehidupan Lena berubah sejak ayahnya bekerja di perusahaan orangtua Kayla. Sedikit demi sedikit ekonomi nya terpenuhi meskipun kemarin ada masalah dengan keluarganya dan untung saja dengan kebaikan Kayla lagi semua teratasi.

Kalau ada kata yang lebih dari terimakasih Lena akan pakai kata itu untuk diberikan ke Kayla, karena menurut Lena kata terimakasih saja tidak cukup.

"Aku didepan" ucap Akbar lewat telepon.

"Iya tunggu"

Bip

Bukan karena Akbar tidak ingin minta izin pada ayahnya Lena, hanya saja tadi Lena memberi tahu bahwa ayahnya belum pulang dari kantor. Tak lama Lena masuk ke dalam mobil Akbar, setelah pintunya dibukakan oleh Akbar. Saat ini mereka akan menuju rumah Akbar karena mami nya yang meminta Akbar untuk menjemput Lena.

Yah, berjalannya waktu semua juga berubah bagi hubungan mereka. Keluarga Akbar sangat sayang pada Lena, semenjak melihat Akbar yang sangat bucin jika bersama Lena. Haha sorry Bar, gue buka karto lo ujar author.

"Emang ada apa? Kok tumben mendadak?" tanya Lena saat mobil sudah melaju menuju rumah Akbar.

"Gak tau aku juga. Cuma bilang suruh jemput kamu ajak makan malem dirumah" jelas Akbar.

Lena mengangguk atas jawaban yang dia terima. Biasanya Citra tidak akan mendadak jika mengajak Lena untuk pergi atau sekedar makan malam bersama. Lena jadi khawatir saat ini, apa jangan-jangan maminya Akbar jadi gak suka karena tadi ada kating yang godain dia trus Akbar ngadu? Ah gak mungkin.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi antara mereka karena Lena sibuk bernyanyi dengan lagu yang beralun diradio mobil. Akbar hanya tersenyum melihat tingkah Lena. Yah seenggaknya tidak mendapatkan berlian seperti Kayla dirinya tidak rugi juga sudah mendapatkan emas seperti Lena bukan? Atau ada kata yang pas untuk perbandingan keduanya coba komen. Asal jangan buat Lena sakit ya hehehe.

Tak terasa perjalanannya telah usai. Keduanya sudah sampai ke pelaminan eh salah maksudnya sampai di rumah Akbar. Akbar turun lebih dulu untuk membukakan pintu penumpang. Lena sudah paham dengan kelakuan Akbar seperti ini, karena jika dirinya membukanya sendiri Akbar bisa ngambek gak jelas entah kenapa toh Lena juga masih punya tangan untuk membuka pintu mobil. Dan berarti memang benar kan Akbar sudah menjadi bucinnya Lena??

Lena tersenyum setelah mengucapkan terimakasih pada Akbar dan dibalas dengannya dengan genggaman tangan lalu keduanya berjalan menuju kedalam rumahnya. Pasti keluarganya sudah menunggu.

"Assalamualaikum." seru keduanya serentak saat sudah masuk kedalam rumah Akbar.

"Waalaikumsalam." sahut Citra yang sedang menata makanan di atas meja makan.

Lena dan Akbar berjalan mendekat lalu menyalimi tangan Citra bergantian. Dan jangan lupakan Citra pasti selalu mencium pipi Lena dan Kayla saat mereka bertemu. Cepika cepiki lah ya bahasanya..

"Apa yang perlu dibantu mi?" tanya Lena.

"Enggak usah ini udah selesai kok."jawab Citra lembut.

"Bar panggil kakak mu dikamar sana." lanjut Citra.

Baru Akbar akan membalas ucapan maminya tetapi Lena lebih dulu menjawab "aku aja mi yang panggil kak Bi." Citra mengangguk sambil tersenyum.

Lena berjalan ke arah kamar Bianca yang berada dilantai dua sebelahan dengan kamar Akbar. Pasti Bianca sedang mengerjakan tugas kampusnya.

Tok.tok.tok

Lena mengetuk pintu itu dan dapat jawaban dari dalam "siapa? Aku lagi ngerjain tugas,masuk aja." teriak Bianca.

Lena membuka pintu itu dan yang dilihat banyak sekali buku-buku berserakan dikamar Bianca. Sepertinya Bianca sedang pusing karena sebentar lagi dia akan skripsi.

"Kak Bi dipanggil mami suruh makan malam." ucap Lena saat sudah berada didalam kamar Bianca.

Bianca yang tidak menyadari itu Lena lalu menoleh ke arah Lena dengan cengiran cantiknya.

"Eh Lena kapan dateng? Maaf ya kamar aku berantakan." ucap Bianca.

Lena berjalan menghampiri Bianca lalu mencium tangan Bianca seperti biasa. Bianca juga bersyukur ternyata Lena tak jauh beda dengan Kayla. Meskipun yaa kalian tau jawabanya.

"Tadi tiba-tiba Akbar telepon katanya mami ngajak dinner , mau aku bantuin beresin?" Jawab Lena sekalian bertanya pada Bianca.

Bianca menggeleng lalu menarik tangan Lena untuk pergi kebawah sekarang.

"Gausah aku masih banyak tugasnya. Kalau diberesin sekarang nanti berantakan lagi mending sekarang kita makan." ajaknya lalu keduanya melangkah kebawah.

Keduanya sampai diruang makan. Lena melihat sosok laki-laki yang baru pertama kali Lena lihat dirumah Akbar. Begitu juga Bianca namun Bianca langsung berhambur memeluk laki-laki itu.

"Papiii kapan pulang? Aku kangen banget." ucap Bianca manja yang masih dalam pelukan orang itu.

Papi?

Lena menatap Akbar, dan hanya dibalas anggukan dan senyuman dari Akbar. Lena bingung harus apa, Lena takut papi nya Akbar tidak menyukai Lena karena sekarang mereka baru kali ini bertemu. Sebelumnya hanya titipan salam yang Lena terima karena yang Lena tau papinya Akbar ini memang jarang pulang karena mengurusi pekerjaannya. Kalaupun pulang keduanya belum sempat bertemu.

Lena menghampiri sosok itu setelah Bianca melepaskan pelukannya. Seperti kepada Citra dan Bianca,Lena mengambil tangan itu lalu menciumnya.

"Malam om." sapa Lena sedikit gugup. Mengapa Akbar atau Citra tidak bilang sih kalau ada papinya di sini, kan Lena bisa nyiapin mental dulu kalau tau.

Lena belum berani memanggilnya papi karena kan belum jadi mertuanya eh bukan, maksudnya belum dapat izin dari orangnya. Kalau memanggil Citra dengan sebutan mami karena Citra sendiri yang memintanya.

"Malam juga Lena." jawab Devan sambil tersenyum, Lena membalas senyuman itu dengan canggung.

"Udah, udah perkenalkannya nanti aja sekarang kita makan dulu, perut mami udah bunyi nih." celetuk Citra membuat mereka tertawa.

Dimeja makan ada suara dentingan sendok dan garpu beraduan dengan piring. Setelah acara makan selesai Lena membantu citra untuk membereskan semuanya, begitu juga Bianca. Sedangkan Akbar dan Devan sudah berada diruang keluarga.

"Dek, cantik juga pacar kamu." celetuk Devan membuat Akbar menoleh kearah papinya.

"Siapa dulu dong, Akbar" ucap Akbar bangga.

"Tapi dek kata mami mantan gebetan kamu lebih cantik, temuin dong sama papi" pinta Devan.

Akbar tidak kaget dengan omongan Devan tadi, dari awal ia sudah mengira kalau Citra pasti akan cerita semuanya pada Devan.

"Jangan pi yang punya galak kaya anjing" celetuk Akbar.

"Hustt dek bahasa kamu tuh, masa orangtua dibilang begitu" tegur Devan.

Akbar menggeleng, "Bukan orangtuanya pi tapi pacarnya" jelas Akbar karena Devan salah tanggap dengan omongan Akbar barusan.

"Raka maksud kamu? Wah parah papi aduin ke dia ah nanti." membuat keduanya tertawa.

Beginilah sosok Devan saat berada ditengah keluarganya. Jadi gak heran kan kalau Akbar itu homuris. Yah mami papi nya aja begitu gimana anaknya enggak termasuk Bianca. Keluarga yang sangat harmonis sama seperti keluarga Raka dan Kayla. Mungkin kalau ibu Lena masih ada, keluarganya juga harmonis.

Bersambung....

Lanjut gak nih? Baru awal udah lemes aja nihh yang vote dikit yang komen juga dikit huaaaa

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!