NovelToon NovelToon

Backdoors : Survival Guide

Prolog

Nalan Arche atau pria yang biasa dipanggil Lan, ia seorang pria dewasa berumur 27 tahun. Semua aspek dari pria ini tampak cukup normal, pria ini bekerja di kantor selayaknya orang biasa dan menjalani kehidupan seperti orang biasa.

Setelah selesai jam kantor, Lan pulang seperti biasa. Sore hari adalah waktu yang cukup sibuk, karena ramainya orang yang pulang dari kerja atau memiliki aktifitas tertentu. Ada juga beberapa keluarga dan pasangan yang siap untuk menikmati waktu istirahat atau bersenang-senang bersama di taman.

Udara kota dapat dikatakan cukup buruk apalagi di jam sibuk-sibuk seperti ini, dikarenakan betapa mudahnya masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi sehingga angkutan umum jarang digunakan dan ditambah polusi udara dari pabrik yang terus meningkat menjadi faktor utama buruknya udara di kota ini.

Karena hal tersebut juga, pemerintah mulai membangun investasi besar-besaran pada pembudidayaan terhadap lingkungan dan memulai program reboisasi besar-besaran serta beberapa proyek lainnya.

Sayangnya, jika hanya proyek tapi tidak mengatasi faktor utama penyebab polusi bukankah hasilnya akan sama saja tidak peduli seberapa besar usaha yang coba diterapkan. Yah itu adalah urusan lain.

Tapi kembali ke saat ini, melihat ke arah jam, waktu sudah menunjukkan pukul 17.25 dan matahari juga mulai tenggelam di sisi barat.

Melewati jalan yang sama setiap harinya, Lan berjalan ke rumah dengan cepat sebelum hari semakin gelap. Untungnya letak kantor dan rumah sewaannya tidak terlalu jauh karena persiapan yang dia lakukan sebelumnya.

Setelah berjalan sekitar 10 menitan Lan tiba di rumah sewaannya, tempat ini tidak terlalu besar tetapi karena dia tinggal sendiri itu saja sudah cukup untuk dirinya.

Tidak banyak orang di sekitar mungkin dikarenakan hari yang menjelang petang. Walaupun rumah sewaan Lan di daerah pusat, hanya saja letak rumah sewaan nya cukup terjepit di antara beberapa bangunan yang membuat suasana di lingkungan ini tampak sepi.

Ruangan Lan ada di lantai 3, karena tidak ada lift disini jadi ia harus menaiki tangga kesana. Saat sampai di lantai 3 ia melihat tetangganya yang seumuran dengannya juga seperti baru pulang dan membuka pintu.

Melihat dia, Lan sedikit tersenyum karena tetangganya itu adalah kenalannya juga.

Mungkin karena diperhatikan olehnya, tetangga Lan juga menghadap ke samping dan melihat Lan. Tidak ada ekspresi yang berarti di wajahnya seolah-olah ini bukanlah hal yang harus menarik kepentingannya. Tapi mungkin sebagai rasa sopan, dia menganggukkan kepalanya sebelum masuk dan menutup pintu.

Lan hanya tersenyum canggung sambil menggaruk kepalanya. Entah kenapa setelah lulus orang-orang yang dulunya akrab sekarang tampak asing, apakah karena mereka sudah cukup sibuk dengan kepentingan lain atau merasa canggung setelah lama tidak bertemu?? yah ini juga berlaku dengan dirinya saat ini.

Menghela nafas Lan mengambil kunci di tasnya sebelum memasukan nya ke lubang pintu dan memutarnya. Memegang gagang pintu Lan mendorong pintu hanya untuk dikejutkan pada pemandangan di depannya.

Ruangan Lan cukup sederhana, hanya berisi satu tempat tidur, lemari es, meja, toilet, wastafel dan beberapa kebutuhan rumah tangga lainnya.

Pemandangan itu adalah yang biasa ia lihat sehari-hari setelah pulang ke rumah. Tapi, bukannya ruangan yang biasa ia lihat, pemandangan di depannya saat ini adalah kegelapan total bahkan cahaya sendiri tidak bisa menerangi ruangan.

Saat Lan masih terkejut dengan pemandangan aneh di depannya, ruangan itu sendiri tampak memancarkan aura aneh yang seperti tentakel menarik Lan dengan kuat untuk masuk ke dalamnya.

Lan cepat sadar dan berusaha mencari pegangan, tetapi daya tarik dari ruangan semakin kuat hingga Lan tidak mampu lagi dan masuk ke ruangan gelap tersebut dengan paksa.

Hal yang terakhir ia bisa lihat adalah pintu rumahnya tertutup sendiri meninggalkan cahaya terakhir dari senja sebelum semuanya menjadi gelap total.

Chapter 1 : Ruangan Putih

*POV orang pertama

Saat aku mencoba membuka mataku, aku hanya bisa melihat warna putih dimana-mana. Melihat kembali sepertinya aku jatuh tertidur di sebuah ruangan aneh.

Aku bangun dari lantai putih dengan wajah penuh kebingungan, saat kesadaran ku perlahan-lahan pulih tiba-tiba pikiran ku dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab.

" Tunggu! tapi bukan itu masalahnya?! sebenarnya apa yang terjadi?? bukankah aku seharusnya ada di rumah? kenapa aku bisa ada disini? dan ruangan hitam sebelumnya apa itu?? "

Yah sebanyak apapun aku bertanya tidak akan ada jawaban atau memberikan jawaban dimana situasi kali ini benar-benar diluar nalar.

*Menghela Nafas

Menenangkan diriku, aku mencoba berdiri untuk mendapatkan pemandangan yang lebih jelas dari lingkungan sekitar. Melihat ke sekeliling, sangat sepi di tempat ini seolah-olah di ruangan ini hanya ada aku dan dinding putih.

Karena pikiran ku saat ini sedang buntu, akku memutuskan berjalan untuk melihat-lihat sekitar karena diam saja tidak akan membantu.

Hanya ada aku sendiri disini, jika bukan aku yang menolong diriku sendiri maka siapa lagi?

Mengikuti ruangan ini aku berjalan tidak tentu arah, ruangan ini sangat besar dan memiliki banyak belokan seperti labirin. Bahkan cukup sulit untuk melihat belokan di kejauhan karena semua warna putih ini, aku sangat yakin jika aku berlarut-larut di tempat ini pikiran ku mulai akan menjadi tidak tenang.

Lagipula warna putih menggambarkan kekosongan dan kepolosan. Tidak hanya itu di ruangan ini kinerja panca indera akan berkurang dan lama-kelamaan akan merusak psikologi seseorang itu sendiri.

Aku berjalan kemana saja, tidak ada arah pasti, karena aku sendiri tidak tau dimana pintu keluar dari labirin putih ini. Aku bahkan tidak bisa menemukan petunjuk apapun yang dapat menuntunku untuk sampai di pintu keluar.

Hanya ruangan apa ini, apakah ada seseorang yang membangun ruangan ini untuk bersenang-senang atau penyiksaan di suatu tempat? Tapi tidak mungkin ini penculikan, Aku ingat dengan jelas kalau hal yang menarikku kesini ialah ruangan hitam yang muncul di rumahnya.

Sebenarnya apa ruangan hitam itu? bahkan memikirkannya saja membuatku pusing, tidak mungkin manusia bisa membuat hal seperti itu kan?

Semua pikiran ini hampir membuatku stres, tapi untungnya aku memiliki kontrol diri yang baik.

* Menghela Nafas

Menenangkan pikiran kacau ku, aku memutuskan untuk fokus pada tujuan saat ini.

" Tidak masalah selama aku masih hidup, pada akhirnya aku pasti akan menemukan jalan "

Saat aku mengatakan itu, tiba-tiba ruangan di labirin putih ini bergerak seolah-olah labirin ini sendiri hidup. Pergerakan labirin itu tidak acak, semuanya dalam pola dan membentuk sebuah jalan lurus panjang yang dimana pada ujung jalan ini terdapat sebuah pintu coklat.

Aku tidak bisa percaya pada apa yang kulihat, apakah aku secara tidak sengaja menginjak atau menekan sesuatu? dan pintu di ujung, itu jalan keluar bukan?

Menjernihkan pikiran ku aku berlari dengan kuat untuk mencapai pintu takut ruangan ini akan bergerak membentuk labirin lagi. Tapi untungnya hingga sampai ke pintu, ruangan ini masih tidak bergerak.

Sesampainya disana aku mencoba memutar gagang pintu dengan pikiran kacau kembali. Apakah pintu ini akan membawaku keluar? atau pintu ini akan mengisap ku kembali sama seperti sebelumnya.

Lagipula bayangan pintu rumahku yang membawanya ke ruangan sangat gelap masih meninggalkan beberapa kepanikan.

Menelan ludahku, aku membuka pintu dengan pelan. Saat pintu terbuka, aku terkejut pada pemandangan yang ada di depanku.

Tidak, Pintu ini tidak mengarah ke dunia luar atau rumahku seperti yang kukira.

Tapi pintu ini menunjukkan pemandangan yang sangat berbeda dari apa yang kubayangakan.

Chapter 2 : Gudang

Sesaat setelah aku membuka pintu ini, bukannya jalan keluar yang ketemui, tapi pintu ini mengarahkan ku ke sebuah tempat seperti gudang dengan banyak rak kosong mengisi tempat ini.

...

...

" Tempat ini cukup sepi, tapi setidaknya ini lebih baik daripada ruangan putih itu " Pikir ku.

Saat aku melangkah ke dalam gudang, pintu dari ruangan putih itu secara otomatis tertutup sendiri yang membuatku sedikit terkejut.

" Karena sudah seperti ini lebih baik kita menjelajah saja terlebih dahulu "

Berjalan di gudang kosong ini, pikiran ku cukup berkeliaran dimana-mana. Tempat ini mirip dengan banyak tempat-tempat horor yang biasanya ia lihat di TV ataupun Studio.

Dan ia juga tidak bisa melihat ujung dari gudang yang sangat luas ini. Di perjalanan aku juga melihat banyak jalan yang mengarah ke lorong, ruang isolasi, bahkan ada tangga yang mengarah entah itu lantai bawah atau lantai atas.

Karena tidak yakin dengan jalan yang benar, aku hanya terus melanjutkan untuk berkeliling di gudang. Pada beberapa tempat, aku menemukan rak yang memiliki paket kardus.

Saat aku mencoba membukanya, aku cukup beruntung untuk menemukan paket Ramen Cup. Saat survei sebelumnya, aku menemukan kalau tempat ini memiliki sumber air dan sumber listrik yang cukup. Air disini juga cukup bersih sehingga menurutku aman untuk diminum.

Tapi sayangnya, aku tidak memiliki kompor disini untuk membuat paket Ramen Cup ini. Aku juga tidak memiliki tas atau apapun untuk membawa makanan ini, untuk menghemat sumber makanan dan juga antisipasi kalau aku tidak akan menemukan paket makanan yang lain, aku membawa paket kardus itu keliling bersama ku.

Beberapa saat kemudian aku terus berkeliling saat tiba-tiba aku mendengar langkah kaki seseorang dari lingkungan sekitar.

Reflek, aku dengan cepat menyembunyikan diri dan mengambil sepotong besi yang secara acak ada di salah satu rak.

Memegang besi dengan erat, aku terus menunggu untuk melihat siapa yang datang.

Ketika sumber suara semakin dekat, dari balik-balik rak kosong aku melihat seorang remaja SMA yang berjalan dengan takut-takut melihat ke sekeliling sambil membawa tongkat besi. Dari ekspresinya saja, aku bisa tau kalau orang ini sepertinya korban seperti diriku.

Menghela nafas, aku memutuskan untuk keluar, setidaknya di dunia aneh ini aku cukup beruntung untuk bertemu manusia lain.

Keluar dari persembunyianku, aku kemudian memanggil bocah itu, " Hei bocah, kemarilah "

Bocah SMA yang mendengarku tampak seperti sangat terkejut saat dia dengan sangat waspada melihatku sambil menggenggam erat tongkat besi di tangannya. Ini adalah reaksi yang alami, di tempat dan situasi dimana kau tidak tau apa yang terjadi, jelas kau akan sangat waspada dan curiga saat bertemu orang lain.

Menjatuhkan tongkatku, aku memutuskan untuk menenangkan bocah itu, " Tenanglah, apakah kau juga ditarik masuk oleh ruangan hitam itu? "

Bocah itu masih waspada tetapi masih mengangguk pada apa yang kukatakan.

" Baiklah, aku juga dalam situasi yang sama dimana kita dipindahkan ke tempat misterius ini. Mungkin karena kita saling bertemu seperti ini, kita dapat bekerja sama untuk menemukan jalan keluar. Tapi jika kau masih merasa waspada kau bisa tetap melanjutkan perjalananmu, dan kita akan berjalan di jalan masing-masing bagaimana? " Ucapku sambil mengulurkan tangan.

Bocah itu masih diam, tetapi tampak berpikir sangat dalam tentang apa yang kutawarkan. Pada akhirnya bocah itu mengangguk dan menjawab, " Aku masih tidak mempercayaimu, tetapi lebih baik berdua daripada sendiri di tempat seperti ini. " 

Setelah mengatakan itu, bocah itu berjalan dengan waspada ke arahku dan meraih jabat tanganku. 

" Keputusan yang sangat pintar " Ucapku sambil tersenyum, " Jadi Siapa namamu nak? " ucapku sambil mengambil kardus yang berisi Ramen Cup.

" Jangan panggil aku nak, namaku Park Hyunsuk "

" Park Hyunsuk? apakah kau orang korea? " Ucapku, saat diperhatikan lebih lanjut orang ini memiliki ciri asia yang khas juga. Aku tidak terlalu memperhatikannya karena Gudang ini memiliki pencahayan yang tidak stabil, ada tempat yang memiliki pencahayaan terang ada juga tempat yang memiliki pencahayaan remang-remang. Dan tempat ini adalah jenis yang terakhir, juga ditambah situasi tegang sebelumnya aku sendiri fokus untuk menenangkan bocah itu.

Jika dipikir lagi, bagaimana kita berdua bisa saling mengerti? Jelas aku bertanya pada bocah itu dengan bahasa negaraku, apakah bocah itu dapat berbicara bahasa negaraku?

" Benar, paman sendiri? sepertinya paman bukan orang korea? "

" Aku orang Indonesia walaupun bukan keturunan murni. Apakah kau dapat berbahasa indonesia? "

" Tidak, bukankah saat ini kita sedang berbicara bahasa korea? "

Aku menggelengkan kepala ku, " Aku berbicara bahasa indonesia dari tadi, sepertinya tempat ini meniadakan keterbatasan antar bahasa " ucapku.

" Apakah begitu, yah jika itu tempat ini... itu mungkin begitu... " Ucap Hyunsuk dengan pelan di akhir.

" Ngomong-ngomong aku akan memanggil mu Hyun, kau dapat memanggil ku Lan. " ucap ku.

" Apa-apaan itu, memutuskan memanggil nama seseorang seenaknya. Tapi karena kita akan bersama untuk sementara waktu, mohon kerja samanya. "

Tampaknya percakapan sebelumnya sedikit meredakan rasa waspada dari bocah ini, dengan senyum kecil aku juga menjawab, " Mohon kerja sama nya juga "

 

*Pict Park Hyunsuk

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!