Kerajaan Dark Moon. Sebuah kerajaan di mana para penyihir pemegang elemen kegelapan menetap di sana. Tidak seperti Kerajaan kegelapan lainnya yang memiliki kesan menakutkan, Kerajaan Dark Moon justru sebaliknya.
Semua warga hidup dengan tentram, bahkan saling berdampingan dengan berbagai ras lainnya. Bukan hanya penyihir, tapi ras lain seperti beast-kin, elf dan vampir pun juga hidup dengan tentram di sana, di bawah kepemimpinan Raja Lordon Moonlight Dan Ratu Bercalia Moonlight.
Di balkon istana, seorang pemuda ber iris perak terlihat memejamkan mata nya, menikmati angin pagi yang berhembus lembut, membuat rambutnya hitam nya bergoyang terkena angin.
Pangeran Rio Moonlight, putra kedua dari Kerajaan Dark Moon. Di sampingnya, pemuda seusia nya bersandar di dinding sambil menatap wajah tenang saudara nya itu. Ia adalah Ren Moonlight. Kakak kembar Rio. Sebagai putra mahkota, kelak ialah yang akan menggantikan posisi sang ayah untuk menjadi Raja.
"Kau tidak latihan?" Tanya Rio tiba tiba. Mata nya masih terpejam menikmati hembusan angin.
Ren menggeleng singkat. "Malas. Lagipula, Kerajaan damai seperti ini buat apa terus berlatih?"
Rio membuka mata nya. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskan nya, lalu memandang wajah sang kakak yang menatapnya balik dengan ekspresi datar. "Ada benarnya. Mungkin karena takdir kita?" Ujar Rio sambil menunjuk sebuah tanda lahir berbentuk sayap burung berwarna hitam di lengan kanan nya.
Menurut legenda, anak keturunan keluarga Moonlight yang memiliki simbol sayap hitam di lengan nya, merupakan keturunan terpilih yang mendapatkan kekuatan besar dari dewa kegelapan.
Kekuatan itu nantinya akan melindungi Kerajaan dari kehancuran, tapi juga bisa menjadi boomerang jika tidak di kendalikan dengan baik, atau jatuh ke tangan yang salah.
Tapi ketahuilah, memiliki kekuatan besar bukanlah hal yang mudah bagi Ren dan Rio. Di tuntut untuk terus melatih kekuatan mereka demi melindungi Kerajaan Dark Moon tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan anak berusia 15 tahun seperti mereka.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi... Aku harap dunia tetap damai seperti ini." Ujar Ren. Pandangan nya terarah pada tiga anak kecil yang sedang asik bermain di dekat halaman istana.
Mereka terlihat begitu bahagia, bercanda dan tertawa seakan tak memiliki masalah dalam hidup mereka. Senyuman kecil terbentuk di wajah Rio kala itu.
Sementara Ren hanya memperhatikan dalam diam. Pandangan nya justru teralih pada dua remaja seusianya yang sedang asik mengobrol.
"Hey, kau tau berita tentang kebangkitan pahlawan itu? Apa itu sungguhan?"
"Ku dengar seperti itu. Tapi dimana dia muncul, tidak ada yang tahu."
"Apa sama seperti legenda sang pengendali elemen tanah itu? Yang hanya muncul saat ada bahaya mendekat?"
"Entahlah. Jika begitu, apa akan ada bencana yang melanda dunia ini?"
Rio menyipitkan mata nya. Apa yang dua orang itu katakan ada benarnya. Tak mungkin pahlawan akan muncul tanpa alasan. Pasti akan ada yang terjadi.
"Jangan terlalu serius memikirkan nya." Ren menepuk pundak Rio, membuat pemuda itu sedikit terkejut.
Rio menepis pelan tangan sang kakak. "Tentu saja tidak. Aku hanya penasaran saja." Ia melangkah memasuki istana. "Bagaimana ya... Pahlawan itu?" Lanjutnya.
Ren tidak menjawab. Ia pun memikirkan pertanyaan yang sama. Namun, saat memasuki istana, mereka justru di sambut oleh keributan di sana. Para pengawal terlihat panik mencari sang raja.
"Ada apa ini? " Tanya Ren pada salah satu pengawal istana.
"Kami mendapat laporan jika ada yang penyerangan di bagian selatan Kerajaan. Sosok itu memiliki kekuatan besar yang bahkan bisa mengalahkan prajurit dengan mudah." Jelas sang pengawal.
Mata Ren dan Rio membulat seketika. Keduanya langsung berlari menuju ruang tahta, dimana Raja dan Ratu berada.
"Kerahkan semua prajurit dan penyihir istana untuk mengalahkan sosok itu!" Perintah sang raja.
"Siap yang mulia!" Sahut para prajurit dan langsung berbalik keluar istana.
Ren dan Rio berjalan mendekati Raja dan Ratu. " Ada apa ini ayah?" Tanya Rio dengan raut wajah khawatir.
"Ras Inimicus, sebuah ras iblis telah menyerang Kerajaan. Dia juga sudah menyerang kerajaan kerajaan lain untuk mendapat kekuatan dari penguasa nya." Sang Raja menepuk pundak kedua putra nya. "Kemungkinan yang selanjutnya kalian."
Rio mengernyitkan dahi nya. " Kami?"
Ratu Bercalia mengangguk. " Karena kalian pemegang sihir kegelapan terkuat."
Lagi lagi karena takdir mereka yang memiliki kekuatan besar. Kedua pemuda itu saling bertatapan satu sama lain. Seakan ber telepati, keduanya mengangguk. "Kami akan melindungi kerajaan ini."
"Tidak sekarang." Raja Lordon mencegah.
"Tapi kenapa?"
"Ras Inimicus bukanlah ras yang bisa di anggap remeh. Jangan memandang rendah kemampuan nya. Kalian juga masih belum cukup melatih kekuatan kalian." Lordon menatap kedua putra nya khawatir. Jujur saja, ia takut harus kehilangan kedua putra nya itu jika membiarkan mereka melawan ras Inimicus.
BLAR!!
Sebuah ledakan besar terjadi, menghancurkan dinding istana. Debu dan asap mengebul menutupi bekas reruntuhan dinding itu. Sebuah sosok hitam dengan mata kuning keemasan muncul dari balik ke bulan asap itu.
Di sekitarnya, rantai rantai hitam bermunculan, bergerak seperti ular yang sedang mencari mangsa, meliuk di sekitar tubuh sosok itu.
"Cepat serahkan kekuatan kalian padaku atau aku akan hancurkan kerajaan kalian!" Seru sosok itu sambil menunjukkan jari nya pada Ren dan Rio.
"Tak akan ku biarkan kau menyentuh anak anak ku!" Sang Raja mengarahkan tangan nya ke depan dan memunculkan lingkaran sihir berwarna hitam perak, lalu menembakkan serangan pada sosok itu.
Kling...
Rantai rantai bergerak di sekitar sosok hitam itu dan berkumpul menjadi perisai yang mematahkan serangan sang raja.
"Serangan tak berguna seperti itu tak akan bisa mengalahkan ku!"
Sang Raja berdecak kesal. Sementara sang ratu terlihat ketakutan. Ia menoleh ke belakang memandang kedua putra nya.
"Cepat pergi dari kerajaan ini dan selamatkan diri kalian!" Perintah sang ratu.
"Tapi bu-"
"Cepat! Kekuatan kalian tak boleh jatuh ke tangan ras kejam seperti nya. Menurut ramalan, akan ada pahlawan yang datang ke dunia ini untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Cari pahlawan itu dan selamatkan kerajaan ini."
Kedua pangeran itu mengangguk. "Kami akan kembali dan menyelamatkan kerajaan Dark Moon. "
Sebenarnya berat harus meninggalkan kerajaan dan kedua orang tua mereka. Namun, ini harus mereka lakukan untuk melindungi kerajaan mereka.
Keduanya berlari menuju belakang istana, dimana seekor Black Mist Dragon, naga kegelapan sudah menunggu. Keduanya langsung menaiki naga itu yang kemudian mengepakkan sayapnya pergi.
"Kami pasti akan kembali..."
DUAR!!
Sesaat setelah mereka pergi, ledakan besar terjadi, menghancurkan seluruh kerajaan kegelapan. Ratusan monster berdatangan menangkap dan memangsa para warga di kerajaan itu. Darah bercucuran di mana mana, teriakan dan tangisan pilu terdengar hampir di setiap sudut kerajaan.
Kerajaan Dark Moon yang damai telah hancur di tangan ras Inimicus.
Seekor naga kegelapan, Black Mist Dragon mengepakkan sayapnya melintasi perbukitan menjauh dari Kerajaan Dark Moon. Di atasnya, dua orang pemuda kembar duduk sambil memandu arah terbang sang naga.
Kerajaan mereka telah hancur di tangan Ras Inimicus. Dari yang mereka lihat, Ras itu memiliki kekuatan besar yang jelas tak bisa di anggap remeh. Entah sudah berapa banyak Kerajaan yang iblis kejam itu hancurkan sebelum sampai di Kerajaan Dark Moon.
Beruntung mereka bisa selamat kali ini. Namun sayang nya tidak dengan kedua orang tua dan para warga kerajaan Dark Moon. Mereka semua sudah tiada. Padahal baru tadi mereka melihat senyuman dan canda tawa anak anak di halaman istana. Senyuman manis di wajah mereka kini tergantikan oleh air mata yang mengalir, menunjukkan kesedihan yang mereka rasakan. Bahkan Ren dan Rio tidak tahu apakah mereka masih hidup atau sudah di makan para monster yang datang bersama ketua ras Inimicus itu.
"Sekarang... Kita harus pergi kemana?" Tanya Rio. "Kita bahkan tidak tau dimana pahlawan itu."
Ya, benar juga. Kemana mereka harus pergi? Mereka tak lagi memiliki tempat untuk tinggal. Mereka juga tak tau banyak tentang kerajaan lain.
Yang mereka tau hanyalah mereka harus mencari sang pahlawan yang di takdirkan untuk menyelamatkan dunia. Tapi dimana keberadaan sang pahlawan itu bahkan tak ada yang tau. Entah kemana mereka harus mencari pahlawan itu. Jika saja ada sedikit petunjuk, itu tentu akan sangat membantu untuk mereka. Namun, hanya berbekal rumor dan ramalan, apa mungkin mereka menemukan nya?
Namun, seperti nya tak ada pilihan lain.
Ren menepuk pundak sang adik. "Dimanapun itu, kita pasti bisa menemukan nya. Kita pasti bisa merebut kembali kerajaan Dark Moon."
Rio nampak ragu. Namun tentu ia tak bisa menyerah sekarang. Benar yang Ratu Bercalia katakan, hanya mereka harapan kerajaan Dark Moon.
"Maaf mengganggu, tapi aku merasakan tekanan sihir dari belakang kita. Mungkin itu ketua ras Inimicus itu yang mengikuti kita!" Ujar Aru, sang Black Mist Dragon tiba tiba. Ren dan Rio terkejut. Mereka menengok ke belakang. Benar saja, beberapa bola kabut hitam terlihat mengikuti mereka.
Ren berdecak kesal. "Sial. Kita di ikuti!"
"Tenang saja tuan, aku akan melindungi kalian sebaik mungkin!" Aru memasang ekspresi serius. Ia merentangkan sayapnya. Kabut berwarna hitam mulai muncul menyelimuti sayap naga itu, mengumpulkan energi sihir pada kedua sayapnya.
Ren dan Rio yang menyadari itu langsung mengeratkan pegangan mereka pada tubuh Aru. Seketika, Aru mengepakkan sayapnya dan terbang melesat secepat kilat meninggalkan bola bola hitam itu di belakang.
Kling...
Namun tanpa di sangka, sebuah portal muncul di hadapan mereka, membuat Aru terkejut dan nyaris kehilangan keseimbangan. Aru terbang berbalik menghindari portal yang mulai bermunculan di sekitar nya.
Rio berdecak kesal. "Dia benar benar keras kepala. Apa dia tak akan menyerah sebelum menangkap kita?"
Ia menoleh ke belakang, dimana rantai rantai mulai mengejarnya mencoba untuk mengikat tubuh Aru. Namun, dengan gesit Aru menghindari setiap serangan dari ras Inimicus itu.
"Kalian tak akan bisa lari dari ku!!" Suara menggema terdengar, semakin banyak portal muncul di sekitar mereka. Kini mereka benar-benar terkepung.
"Awas Aru!!" Seru Ren. Di hadapan mereka, sebuah portal besar muncul yang mengejutkan naga itu. Karena terkejut, sang naga dengan cepat mengubah arah terbang ke atas, membuat pegangan Ren dan Rio yang tak siap terlepas dan mereka pun terjatuh.
"Aru tolong!!" Seru Rio. Tubuhnya melayang bebas mendekati tanah.
Melihat saudara nya dalam bahaya, dengan cepat Ren mengaktifkan sihir nya. "[Sihir kegelapan: sayap kegelapan]!"
Sepasang sayap burung berwarna hitam muncul di punggung nya, membuat Ren mampu terbang di udara. Dengan cepat pemuda ber iris mata perak itu melesat meraih tangan sang adik sebelum tubuh Rio menyentuh tangan.
Ren mengepakkan sayapnya, terbang menuju sebuah pohon dan mendarat di salah satu dahan nya. "Terimakasih Ren." Ucap Rio. Ren pun mengangguk sebagai jawaban.
Kini mereka memandang ke arah Black Mist Dragon yang sedang berusaha melepaskan diri dari ikatan rantai ketua ras Inimicus itu. Ren mulai mengambil ancang ancang untuk terbang dan menolong Aru, namun dengan cepat di cegah oleh Rio.
"Aku akan mencoba meneleport nya ke tempat lain. Itu akan lebih baik." Ucap Rio sambil mengulurkan tangan nya ke depan. "[Sihir kegelapan]" Lingkaran sihir berwarna keunguan muncul di hadapan Rio. "[Teleportasi]!!"
Lingkaran sihir itu bersinar redup, bersamaan dengan tubuh Aru yang juga terselimuti cahaya keunguan.
Pandangan Aru seketika tertoleh pada kedua tuan nya "Tuan?"
"Pergilah ke tempat yang aman!" Ujar Rio. Belum sempat Aru mengucapkan apapun lagi, tubuh nya sudah lebih dulu ber teleportasi ke tempat lain.
Rio menarik nafas lega. "Aru selamat, cepat kita pergi dari sini!"
Ren mengangguk dan melompat turun dari pohon. Keduanya berlari memasuki hutan, berharap ketua ras Inimicus itu tak mengejar mereka. Namun, sayang nya keberuntungan tidak berpihak pada mereka sekarang.
Rantai rantai milik ketua ras Inimicus itu terus mengejar mereka bahkan sampai masuk ke dalam hutan.
"Apa tidak ada cara menghindar dari nya?" Tanya Rio sambil terus berlari.
Ren menggeleng singkat. "Mana kutau? Andai saja aku tau apa yang iblis itu takuti, atau kelemahan nya, itu akan lebih mudah."
Namun sayangnya, bukan hanya ketua ras Inimicus itu bahaya yang harus mereka hadapi.
ROARR!!!
Auman keras terdengar membuat mereka sontak melambatkan lari mereka. Dari atas pohon, seekor Harimau setinggi tiga meter dengan sepasang tanduk hitam dan punggung nya di penuhi duri menatap tajam ke arah nya. Di kaki harimau itu ada cakar panjang berwarna perak yang terlihat berkilau seperti pisau. Hanya dengan melihatnya, mereka sudah mengetahui jika cakar itu sangat tajam.
"Satu masalah belum selesai, masalah lainnya muncul. Menyebalkan!" Keluh Rio kesal.
"Biar ku hadapi rantai rantai nya, kau urus monster harimau itu." Perintah Ren. Rio pun langsung mengangguk setuju.
"[Sihir kegelapan: pedang sihir]" Sebuah lingkaran sihir muncul di sebelah Ren. Pemuda itu langsung memasukkan tangan nya ke dalam dan mengeluarkan sebuah pedang perak dengan ukiran hitam yang terlihat indah. Gagang nya berwarna hitam dengan sebuah permata biru berbentuk bulan sabit di sana.
TRING!
Rantai hitam dan pedang milik Ren saling beradu. Terlihat sedikit percikan api saat kedua benda itu saling bertemu. Sebisa mungkin Ren mencoba menahan dan menyerang balik rantai itu.
Di sisi lain, Rio menatap mata coklat monster harimau di hadapan nya. "Yeah, lawan mu adalah aku, kucing besar."
Ren menahan sabetan dari rantai di hadapan nya. Portal portal kecil mulai bermunculan, menjadi tempat rantai lainnya muncul. Ren terlihat cukup kewalahan menghadapi nya sendiri. Ia berlari menghindari rantai yang mengejarnya seperti seekor ular.
Ia menggunakan batang pohon sebagai pijakan dan melompat menghindari serangan rantai rantai itu.
Tring!
Ren mengayunkan pedang nya, menebas rantai yang menyerang nya dari samping sekuat tenaga hingga terputus. Begitu terputus, rantai itu langsung berubah menjadi kabut hitam yang kemudian menghilang di tiup angin.
Namun, belum sempat dirinya beristirahat, dari belakang nya, rantai lainnya bermunculan dan kembali menyerang Ren. Dengan lincah pemuda itu menghindar dan menangkis setiap serangan dari rantai rantai itu.
"[Sihir kegelapan:tebasan pedang bulan]!"
Tring!
Kilatan cahaya muncul di pedang miliknya yang ia ayunkan menghancurkan rantai rantai di sekitar nya. Beberapa portal mulai tertutup, tapi portal lain juga mulai bermunculan.
"Menyebalkan. Jika seperti ini terus tak akan selesai."
Roaar!!!
Di sisi lain, Rio melompat di antara dahan dahan pohon sambil menembakkan panah yang ia buat dari sihir nya. Di bawah nya, harimau itu menggeram kesal. Harimau itu mengaum keras, bersamaan dengan di tembakkan nya duri duri di punggung nya pada Rio.
Dengan cepat Rio menghindar dan bersembunyi di balik batang pohon. Ia mengambil sebuah anak panah di punggung nya dan menarik busur, membidik pada kepala monster harimau itu.
Mata nya terpejam sebelah, menatap fokus monster harimau di bawahnya. Di rasa bidikan nya sudah tepat, ia langsung melepaskan anak panah nya yang melesat cepat ke arah harimau itu. Namun sayangnya, sang monster mampu menghindari nya dengan baik.
Monster itu berlari ke arah Rio, melompati dahan pohon mencoba menyerang Rio. Dengan cepat pemuda itu melompat menghindar. Ia menggerakkan tangan nya ke samping, bersamaan dengan hilangnya busur dan panah yang tadi di pegang nya.
"[Sihir kegelapan:pedang bulan]!" Lingkaran sihir muncul di dekat nya yang mengeluarkan sebuah pedang perak dengan ukiran bulan sabit berwarna hitam. Gagang nya berwarna hitam dengan permata berbentuk bulan sabit berwarna ungu lavender.
Roaar!!
Harimau itu mengayunkan tangan nya, mencoba menyerang Rio dengan kuku kuku nya yang setajam pisau.
Tring!
Pedang dan kuku tajam harimau itu saling berbenturan menimbulkan percikan api. Namun tak cukup sampai di situ, duri duri di punggung harimau itu berdiri dan di tembakkan seperti tombak ke arah Rio.
Rio berdecak kesal. Ia mengerahkan tenaga nya untuk mendorong tubuh harimau itu. Kemudian mengayunkan pedang nya menangkis semua duri duri yang mengarah kepadanya.
Rio melangkah ke belakang, bertepatan dengan Ren yang juga mendekat ke arah nya. "Ini tak akan berhasil. Harimau itu terlalu kuat." Ujar Rio yang sudah mulai kelelahan.
"Rantai itu juga. Setiap kali ku potong, rantai lainnya akan muncul. Tidak ada habisnya... Bagaimana jika kita bekerjasama?" Usul Ren.
Rio mengernyit. "Ha? Melawan satu saja sudah susah, apalagi dua?"
"Aku punya rencana. Kita buat saja rantai itu mengenai harimau nya, di saat ada kesempatan, kita akan kabur. Kemampuan kita masih belum cukup untuk ini."
Rio mengangguk mengerti. Ia sadar diri, kemampuan nya masih belum siap menghadapi monster dan rantai itu. Walau memiliki kekuatan besar, ia masih belum bisa mengendalikan nya dengan baik. "Baiklah, aku setuju."
Ren tersenyum puas. "Baiklah!"
Keduanya langsung berlari ke dua arah yang berlawanan. Ren memancing rantai rantai di sekitar nya untuk mengikuti nya. Beberapa rantai mulai menyerang nya seperti ekor kalajengking yang mencoba menyengat lawan nya. Dengan cepat Ren menghindari serangan itu, memancing nya ke sela sela pepohonan di dekat nya.
Sedangkan Rio terlihat menebaskan pedang nya pada harimau itu. Monster harimau mencoba menghindar. Mata nya menatap tajam ke arah Rio yang memasang ekspresi mengejek sambil menjulurkan lidah nya, membuat monster harimau itu terpancing emosi.
"Kemari kau kucing besar berduri... Kau pasti tidak akan bisa menangkap ku!" Ejek Rio sambil menjulurkan lidah nya, memancing emosi harimau itu yang langsung berlari kencang ke arah nya.
Rio menghindar. Harimau itu lagi lagi menggunakan cakar nya sebagai senjata. Hampir saja cakaran makhluk itu mengenai Rio, namun beruntung ia isa menghindari nya tepat waktu.
Cakaran harimau itu mengenai batang pohon, membuat goresan yang cukup dalam di sana. Rio menatap takut, bulu dukuknya seolah berdiri karena merinding. Bagaimana jika serangan itu mengenainya tadi? Sudah jelas itu akan sangat menyakitkan.
Harimau itu berbalik, kembali menatap Rio dengan mata tajam nya. Ia mengambil ancang ancang, kemudian berlari kencang ke arah Rio. Dengan cepat Rio berbalik dan berlari menghindari monster harimau itu.
"Pegang tangan ku Rio!"
Wush!
Rio mengangkat tangan nya. Dari arah depan, dengan kecepatan tinggi Ren datang dengan sayap bayangan nya, terbang melesat menarik Rio menjauh dari sana.
Brug!
Roaarr!!!
Auman keras terdengar saat rantai rantai dan harimau itu saling bertubrukan. Rantai ketua ras Inimicus itu menembus tubuh monster harimau yang langsung mati seketika. Darah mengalir dari luka luka di tubuh nya. Terlihat mengerikan.
"Fuuh... Tepat waktu..." Ujar Ren sambil menghembuskan nafas lega. Terlambat sedikit saja, ia dan Rio pasti yang sudah tertusuk seperti harimau itu nanti nya.
Rio mengaktifkan sihirnya, membentuk sayap burung hitam di punggung nya, sama seperti sihir yang Ren gunakan. "Kita pergi dari sini sekarang."
Ren mengangguk. Ia mengulurkan tangan nya ke depan, dan mengucapkan mantra sihir "[Sihir kegelapan:teleportasi]"
Portal terbentuk, mereka langsung terbang memasuki nya. Setidak nya untuk kali ini mereka bisa lolos, tapi entah apa yang akan terjadi nanti, mereka berharap akan baik baik saja.
*****
Ren dan Rio keluar dari portal, kini mereka berada di tepi sebuah desa kecil. Desa yang terletak di tepi hutan yang lebat dan di kelilingi perbukitan. Desa yang terlihat cukup indah.
Tak terlalu banyak rumah di sana. Jika di hitung hitung, mungkin hanya ada 20 rumah di desa kecil itu. Di tepi nya, sebuah sungai dengan air yang jernih mengalir, menuju sebuah danau yang luas. Bunga bunga teratai bermekaran di atasnya dan sebuah air terjun yang tidak terlalu tinggi menambah keindahan danau itu.
"Tempat yang begitu indah..." Ucap Rio tanpa sadar. Ren mengangguk setuju.
"Tolong!!!"
Namun, suara seorang anak kecil meminta tolong itu mengejutkan mereka seketika. Ren dan Rio mengedarkan pandangan nya ke sekitar, mencari keberadaan sosok yang meminta bantuan itu. "Ada yang minta tolong!" Ucap Rio.
"Sepertinya dari dalam hutan! Ayo kita cari!"
Ren dan Rio langsung berlari mencari sumber suara anak itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!